SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
 Hendri adalah seorang siswa kelas 6 SD. Dia
mengalami phobia dengan hantu. Dia
mengalami ketakutan setiap kali ke kamar
mandi, sehingga seringkali meminta ibunya
untuk menemaninya.
 Menurut Anda, kemungkinan apa yang
menjadi penyebab phobia yang dialami
Hendri apabila dilihat dari perspektif
Behavior?
 Bagaimana cara mengatasi phobia yang
dialami Hendri apabila Anda adalah
keluarganya?
HAKIKAT MANUSIA
 Manusia mempunyai kecenderungan positif dan
negatif yang sama.
 Manusia dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan
sosial budaya.
 Manusia bukan agen bebas yang menentukan nasib
sendiri.
 Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi
kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
 Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan
reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian
membentuk kepribadian
 Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan yang diterima
 Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi
dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar :
• Pengkondisian klasik,
• Pengkondisian operan
• Peniruan
 Hakikat kepribadian manusia adalah tingkah
laku
 Kepribadian seseorang merupakan cerminan
dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus
yang diterimanya
TEORI-TEORI BELAJAR
 Teori Pengkondisian Klasik
- Tingkah laku manusia merupakan fungsi
dari stimulus.
- Tingkah laku tertentu dapat terbentuk
dengan suatu respon yang dikondisikan
 Teori Pengkondisian Operan
- Tingkah laku individu terbentuk atau
dipertahankan sangat ditentukan oleh
konsekuensi yang menyertainya.
- Jika konsekuensinya menyenangkan maka tingkah
lakunya cenderung dipertahankan dan diulang,
sebaliknya jika konsekuensinya tidak
menyenangkan maka tingkah lakunya akan
dikurangi atau dihilangkan
 Teori Peniruan
- Asumsi dasar teori ini adalah bahwa tingkah
laku dapat terbentuk melalui observasi model
secara langsung yang disebut dengan imitasi
dan melalui pengamatan tidak langsung yang
disebut dengan vicarious conditioning.
- Tingkah laku yang terbentuk karena
mencontoh langsung maupun mencontoh
tidak langsung akan menjadi kuat kalau
mendapat ganjaran.
KARAKTERISTIK KONSELING BEHAVIORAL :
 Berfokus pada tingkah laku yang tampak
 Cermat dan operasional dalam merumuskan
tujuan konseling
 Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
 Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling
ASUMSI TINGKAH LAKU
BERMASALAH
 Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku
atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah
laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang
tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan
 Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk
dari cara belajar atau lingkungan yang salah
 Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan
merespon tingkah laku secara negatif dari
lingkungannya
 Tingkah laku maladaptif terjadi karena
kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan
dengan tepat
 Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan
cara belajar dan juga dapat diubah dengan
menggunakan prinsip-prinsip belajar
TUJUAN KONSELING
 Menghapus/menghilangkan tingkah laku
maladaptif untuk digantikan dengan
tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif
yang diinginkan klien.
 Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke
dalam perilaku yang spesifik
o Diinginkan oleh klien
o Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai
tujuan tersebut
o Klien dapat mencapai tujuan tersebut
o Dirumuskan secara spesifik
 Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama)
menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus
konseling.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
 Proses konseling dibingkai oleh kerangka
kerja untuk mengajar klien dalam
mengubah tingkah lakunya
 Proses konseling adalah proses belajar,
konselor membantu terjadinya proses
belajar tersebut
 Kerangka kerja konseling :
1.Assesment :
- bertujuan untuk memperkirakan apa
yang diperbuat klien pada waktu itu.
- Konselor membantu klien untuk
mengemukakan keadaan yang benar-
benar dialaminya pada waktu itu.
- Assesment diperlukan untuk
memperoleh informasi model mana
yang akan dipilih sesuai dengan
tingkah laku yang ingin diubah.
2. Goal setting
 Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
langkah assessment konselor dan klien menyusun
dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling
 Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Konselor dan klien mendifinisikan
masalah yang dihadapi klien
b. Klien mengkhususkan perubahan positif
yang dikehendaki sbg hasil konseling
c. Konselor dan klien mendiskusikan
tujuan yang telah ditetapkan klien :
1) apakah merupakan tujuan yang benar-
benar diinginkan klien
2) apakah tujuan itu realistik
3) kemungkinan manfaatnya
4) kemungkinan kerugiannya.
d. Konselor dan klien membuat
keputusan apakah :
1) melanjutkan konseling dengan
memantapkan teknik yang akan
dilaksanakan
2) mempertimbangkan kembali
tujuan yang akan dicapai
3) melakukan referal
3. Technique implementation
menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang
digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan
yang menjadi tujuan konseling
4. Evaluation termination
melakukan penilaian apakah kegiatan konseling yang
telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai
dengan tujuan konseling
5. Feedback
memberikan dan menganalisis umpan balik untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses konseling.
TEKNIK KONSELING
 Teknik konseling behavioral diarahkan
pada penghapusan respon yang telah
dipelajari (yang membentuk tingkah laku
bermasalah) terhadap perangsang, dengan
demikian respon-respon yang baru (sebagai
tujuan konseling) akan dapat dibentuk
 Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
o Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian
penguatan
Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya
penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya
yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis
dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku
klien.
 Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku
yang tidak diinginkan
 Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang
akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan
tingkah laku yang tidak diinginkan
 Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui
pemberian contoh atau model (film, tape recorder,
atau contoh nyata langsung)
 Merencanakan prosedur pemberian penguatan
terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem
kontrak
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
 Latihan Asertif
o Digunakan untuk melatih klien yang mengalami
kesulitan untuk menyatakan diri bahwa
tindakannya adalah layak atau benar
o Terutama berguna di antaranya untuk membantu
individu yang tidak mampu mengungkapkan
perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak,
mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya
o Cara : permainan peran dengan bimbingan
konselor, diskusi kelompok
 Desensitisasi Sistematis
o Memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien
dari ketegangan yang dialami dengan cara
mengajarkan klien untuk rileks
o Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah
laku yang diperkuat secara negatif dan
menyertakan respon yang berlawanan dengan
tingkah laku yang akan dihilangkan
o Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang
tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara
bertahap
o Tingkah laku yang diperkuat secara negatif
biasanya merupakan kecemasan, dan ia
menyertakan respon yang berlawanan dengan
tingkah laku yang akan dihilangkan.
 Pengkondisian Aversi
o Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk
dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengamati
respon pada stimulus yang disenanginya dengan
kebalikan stimulus tersebut
o Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan
tersebut diberikan secara bersamaan dengan
munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki
kemunculannya
o Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara
tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus
yang tidak menyenangkan.
 Pembentukan Tingkah laku Model
o Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada
klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah
terbentuk
o Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah
laku model, dapat menggunakan model audio, model
fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan
dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh
o Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh
ganjaran dari konselor : dapat berupa pujian sebagai
ganjaran sosial.
KETERBATASAN PENDEKATAN
1. Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek
pribadi, bersifat manipulatif, dan
mengabaikan hubungan antar pribadi
2. Lebih terkonsentrasi kepada teknik
3. Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh
konselor
4. Konstruksi belajar yang dikembangkan
dan digunakan oleh konselor behavioral
tidak cukup komprehensif untuk menje-
laskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai
suatu hipotesis
yang harus diuji
5. Perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat
berpindah kepada bentuk tingkah laku yang lain.

More Related Content

What's hot

pendekatan konseling client center
pendekatan konseling client centerpendekatan konseling client center
pendekatan konseling client centerwinarsih_enar
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralmisbakhulfirdaus
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtvarizalamir
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFNur Arifaizal Basri
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioralbkupstegal
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...yayuzuliantini25
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianvarizalamir
 
Model Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi Sistematis
Model Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi SistematisModel Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi Sistematis
Model Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi SistematisUniversitas Pendidikan Ganesha
 

What's hot (20)

pendekatan konseling client center
pendekatan konseling client centerpendekatan konseling client center
pendekatan konseling client center
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebt
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioral
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 
Pendekatan gestalt
Pendekatan gestaltPendekatan gestalt
Pendekatan gestalt
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Peta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client CenteredPeta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client Centered
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
Rational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Rational Emotive Therapy by Dwitias TitiRational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Rational Emotive Therapy by Dwitias Titi
 
Pendekatan konseling behavioristik
Pendekatan konseling behavioristikPendekatan konseling behavioristik
Pendekatan konseling behavioristik
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerian
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
pendekatan Humanistik ppt
pendekatan Humanistik pptpendekatan Humanistik ppt
pendekatan Humanistik ppt
 
Teknik dasar konseling
Teknik dasar konselingTeknik dasar konseling
Teknik dasar konseling
 
Model Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi Sistematis
Model Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi SistematisModel Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi Sistematis
Model Konseling Behavioral teknik Dezensitisasi Sistematis
 

Similar to PHOBIA HENDRI

Pendekatan behavior
Pendekatan behaviorPendekatan behavior
Pendekatan behaviortidalambk
 
Rangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan KonselingRangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan Konselingvarizalamir
 
power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"khomisah
 
Ppt behavioristik kelompok 2
Ppt behavioristik kelompok 2Ppt behavioristik kelompok 2
Ppt behavioristik kelompok 2lindya fatkha
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
Konseling behavioral
Konseling behavioralKonseling behavioral
Konseling behavioralRosalina S
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Shamil Damai
 
Model tingkah laku
Model tingkah lakuModel tingkah laku
Model tingkah lakunajib6766
 
Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuskke1
 
Teori realiti (bentang)
Teori realiti (bentang)Teori realiti (bentang)
Teori realiti (bentang)ridzuangrik
 

Similar to PHOBIA HENDRI (20)

(konbe)
(konbe)(konbe)
(konbe)
 
Pendekatan behavior
Pendekatan behaviorPendekatan behavior
Pendekatan behavior
 
Rangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan KonselingRangkuman Pendekatan Konseling
Rangkuman Pendekatan Konseling
 
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioral
 
power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"power point"teknik konseling behavior"
power point"teknik konseling behavior"
 
behavioristik
behavioristikbehavioristik
behavioristik
 
Ppt behavioristik kelompok 2
Ppt behavioristik kelompok 2Ppt behavioristik kelompok 2
Ppt behavioristik kelompok 2
 
behavior hans
behavior hansbehavior hans
behavior hans
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
Konseling behavioral
Konseling behavioralKonseling behavioral
Konseling behavioral
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002
 
Model tingkah laku
Model tingkah lakuModel tingkah laku
Model tingkah laku
 
Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah laku
 
Teori realiti (bentang)
Teori realiti (bentang)Teori realiti (bentang)
Teori realiti (bentang)
 
Teknik cbt
Teknik cbtTeknik cbt
Teknik cbt
 
Pendekatan bk
Pendekatan bkPendekatan bk
Pendekatan bk
 
Terapi Realitas
Terapi RealitasTerapi Realitas
Terapi Realitas
 
Terapi Realitas
Terapi RealitasTerapi Realitas
Terapi Realitas
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Terapi behavior
Terapi behaviorTerapi behavior
Terapi behavior
 

More from Langgeng Prayogo

Konformitas dalam kelompok dan penyimpangannya
Konformitas dalam kelompok dan penyimpangannyaKonformitas dalam kelompok dan penyimpangannya
Konformitas dalam kelompok dan penyimpangannyaLanggeng Prayogo
 
Ppt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikPpt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikLanggeng Prayogo
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisLanggeng Prayogo
 

More from Langgeng Prayogo (6)

Konformitas dalam kelompok dan penyimpangannya
Konformitas dalam kelompok dan penyimpangannyaKonformitas dalam kelompok dan penyimpangannya
Konformitas dalam kelompok dan penyimpangannya
 
Ppt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikPpt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistik
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan IntrapersonalKecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan Intrapersonal
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 
Psikoanalisis sosial
Psikoanalisis sosialPsikoanalisis sosial
Psikoanalisis sosial
 

PHOBIA HENDRI

  • 1.
  • 2.  Hendri adalah seorang siswa kelas 6 SD. Dia mengalami phobia dengan hantu. Dia mengalami ketakutan setiap kali ke kamar mandi, sehingga seringkali meminta ibunya untuk menemaninya.  Menurut Anda, kemungkinan apa yang menjadi penyebab phobia yang dialami Hendri apabila dilihat dari perspektif Behavior?  Bagaimana cara mengatasi phobia yang dialami Hendri apabila Anda adalah keluarganya?
  • 3. HAKIKAT MANUSIA  Manusia mempunyai kecenderungan positif dan negatif yang sama.  Manusia dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya.  Manusia bukan agen bebas yang menentukan nasib sendiri.  Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
  • 4.  Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian  Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima  Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar : • Pengkondisian klasik, • Pengkondisian operan • Peniruan
  • 5.  Hakikat kepribadian manusia adalah tingkah laku  Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diterimanya
  • 6. TEORI-TEORI BELAJAR  Teori Pengkondisian Klasik - Tingkah laku manusia merupakan fungsi dari stimulus. - Tingkah laku tertentu dapat terbentuk dengan suatu respon yang dikondisikan  Teori Pengkondisian Operan - Tingkah laku individu terbentuk atau dipertahankan sangat ditentukan oleh konsekuensi yang menyertainya. - Jika konsekuensinya menyenangkan maka tingkah lakunya cenderung dipertahankan dan diulang, sebaliknya jika konsekuensinya tidak menyenangkan maka tingkah lakunya akan dikurangi atau dihilangkan
  • 7.  Teori Peniruan - Asumsi dasar teori ini adalah bahwa tingkah laku dapat terbentuk melalui observasi model secara langsung yang disebut dengan imitasi dan melalui pengamatan tidak langsung yang disebut dengan vicarious conditioning. - Tingkah laku yang terbentuk karena mencontoh langsung maupun mencontoh tidak langsung akan menjadi kuat kalau mendapat ganjaran.
  • 8. KARAKTERISTIK KONSELING BEHAVIORAL :  Berfokus pada tingkah laku yang tampak  Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling  Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik  Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling
  • 9. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH  Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan  Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang salah
  • 10.  Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku secara negatif dari lingkungannya  Tingkah laku maladaptif terjadi karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat  Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar
  • 11. TUJUAN KONSELING  Menghapus/menghilangkan tingkah laku maladaptif untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.
  • 12.  Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik o Diinginkan oleh klien o Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut o Klien dapat mencapai tujuan tersebut o Dirumuskan secara spesifik  Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.
  • 13. DESKRIPSI PROSES KONSELING  Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah lakunya  Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut
  • 14.  Kerangka kerja konseling : 1.Assesment : - bertujuan untuk memperkirakan apa yang diperbuat klien pada waktu itu. - Konselor membantu klien untuk mengemukakan keadaan yang benar- benar dialaminya pada waktu itu. - Assesment diperlukan untuk memperoleh informasi model mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
  • 15. 2. Goal setting  Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling  Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien b. Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sbg hasil konseling
  • 16. c. Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien : 1) apakah merupakan tujuan yang benar- benar diinginkan klien 2) apakah tujuan itu realistik 3) kemungkinan manfaatnya 4) kemungkinan kerugiannya.
  • 17. d. Konselor dan klien membuat keputusan apakah : 1) melanjutkan konseling dengan memantapkan teknik yang akan dilaksanakan 2) mempertimbangkan kembali tujuan yang akan dicapai 3) melakukan referal
  • 18. 3. Technique implementation menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling 4. Evaluation termination melakukan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling 5. Feedback memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meningkatkan proses konseling.
  • 19. TEKNIK KONSELING  Teknik konseling behavioral diarahkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk
  • 20.  Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral o Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien.
  • 21.  Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan  Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan  Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung)  Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak
  • 22. TEKNIK-TEKNIK KONSELING  Latihan Asertif o Digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar o Terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya o Cara : permainan peran dengan bimbingan konselor, diskusi kelompok
  • 23.  Desensitisasi Sistematis o Memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks o Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan
  • 24. o Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap o Tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan.
  • 25.  Pengkondisian Aversi o Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut o Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki kemunculannya o Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan.
  • 26.
  • 27.
  • 28.  Pembentukan Tingkah laku Model o Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk o Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh o Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor : dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial.
  • 29. KETERBATASAN PENDEKATAN 1. Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan antar pribadi 2. Lebih terkonsentrasi kepada teknik 3. Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor
  • 30. 4. Konstruksi belajar yang dikembangkan dan digunakan oleh konselor behavioral tidak cukup komprehensif untuk menje- laskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai suatu hipotesis yang harus diuji 5. Perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk tingkah laku yang lain.