SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
KONSEP DASAR
 Manusia adalah mahluk berpotensi yaitu memiliki
kemampuan berpikir rasional dan irasional
Ketika berpikir dan bertingkah-
laku rasional individu akan
bahagia, sejahtera, berkembang dan dapat
beraktualisasi diri
Ketika berpikir dan bertingkah-
laku irasional individu akan tidak bahagia
serta mengalami gangguan emosional
 Manusia adalah mahluk berpikir, merasa, dan
berbuat
• Manusia adalah mahluk yang mudah terpengaruh
• Sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai atau
ide-ide
• Manusia memiliki kemampuan indoktrinasi dan
konfrontasi
• Manusia adalah mahluk yang unik
 Hambatan psikologis atau emosional adalah
akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan
irasional.
 Berpikir irrasional diawali dengan belajar
secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua
dan budaya tempat dibesarkan.
 Berpikir secara irasional akan tercermin dari
verbalisasi yang digunakan.
 Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara
berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat
menunjukkan cara berpikir yang tepat.
 Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri
harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional
dan logis yang dapat diterima menurut akal
sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang
rasional.
 Teori ABC dari Albert Ellis :
Tiga pilar yang membangun tingkah laku
individu
Antecedent event (A)
Belief (B)
Consequence (C)
Antecedent event (A)
• Segenap peristiwa yang dialami individu
• Berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap
orang lain.
Perceraian
Kematian orang yang disayangi
Tidak lulus UAN
Belief (B)
Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi
individu terhadap suatu peristiwa
Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
Consequence (C)
Konsekuensi emosional sebagai akibat atau
reaksi individu dalam bentuk perasaan
senang atau tidak senang dalam
hubungannya dgn antecendent event (A).
Konsekuensi emosional ini bukan akibat
langsung dari A tetapi disebabkan oleh B,
baik yang rB maupun yang iB.
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
• Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang dikendalikan
oleh cara berpikir yang irrasional (iB)
• Ciri-ciri iB :
- Tidak dapat dibuktikan
- Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan)
yang sebenarnya tidak perlu
- Menghalangi individu untuk berkembang
Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :
Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan
datang, antara kenyataan dan imajinasi
Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang
lain
Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir
irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai
media.
12 keyakinan irrasional :
1. Tuntutan selalu dicintai dan didukung
2. Tuntutan kompetensi secara sempurna
3. Tuntutan menghukum orang lain
4. Ketidaksenangan atas kejadian yang tidak diharapkan
5. Tuntutan penyebab eksternal
6. Perhatian pada hal-hal berbahaya
7. Lari dari kesulitan dan tanggungjawab
8. Keharusan bergantung
9. Kebahagiaan didapat dari kemalasan
10.Melebihkan kontrol masa lalu
11.Terlalu peduli atas ulah orang lain
12.Tuntutan jawaban harus selalu tepat atas
suatu masalah
Pribadi Sehat
• Pribadi sehat dapat berfikir secara rasional
mengatasi dorongan-dorongan emosi/perasaan
sehingga pribadi itu dapat mengatasi masalah
dan mengatasinya secara ilmiah
• Pribadi sehat ditandai kontrol emosi dan tidak
terlalu banyak menuntut
• Pribadi sehat dapat bertindak menuju tujuan
hidup secara berencana, bertambah maju dan
bukan justru mengurusi pengalaman masa lalu.
TUJUAN KONSELING
• Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara
berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
klien yang irrasional dan tidak logis menjadi
pandangan yang rasional dan logis
• Menghilangkan gangguan-gangguan emosional
yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa
bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-
was, rasa marah.
• Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu
pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara-
cara berpikirnya sendiri
• Tiga tingkatan insight /pemahaman :
1. Klien klien memahami tingkah laku
negatif/penolakan diri peristiwa yang
disebabkan oleh sistem keyakinan yang
irasional
2 Klien memahami bahwa yang menganggu
klien pada saat ini adalah karena keyakinan
irrasional terus dianutnya
3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain
untuk keluar dari hambatan emosional yang
dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan
melawan keyakinan yang irrasional.
KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI
PENINGKATAN DALAM HAL :
• Self interest - social interest
• Self-direction
• Tolerance
• Acceptance of uncertainly
• Flexible
• Commitment
• Scientific thinking
• Risk-thinking
• Self-acceptance
DESKRIPSI PROSES KONSELING
• Konseling rasional emotif dilakukan dgn
menggunakan prosedur yang bervariasi dan
sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk
mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan
yang disusun secara bersama-sama oleh konselor
dan klien.
 Tugas konselor menunjukkan bahwa
» masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak
rasional
» usaha untuk mengatasi masalah adalah harus
kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu
menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak
rasional.
 Operasionalisasi tugas konselor :
1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan
cara banyak memberikan cerita dan penjelasan,
khususnya pada tahap awal
2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung
3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi
semangat dan memperbaiki cara berpikir klien,
kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik
dirinya sendiri
4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
hambatan emosional pada klien
5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional
dari pada emosinya
6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan
mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
 Karakteristik Konseling RE
• Aktif-direktif :
dalam hubungan konseling konselor lebih aktif
membantu mengarahkan klien dalam menghadapi
dan memecahkan masalahnya.
• Kognitif-eksperiensial
proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari
klien dan berintikan pemecahan masalah yang
rasional.
• Emotif-ekspreriensial
proses konseling memfokuskan pada aspek emosi
klien dengan mempelajari sumber-sumber
gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-
akar keyakinan yang keliru yang mendasari
gangguan tersebut.
• Behavioristik
proses konseling yang dikembangkan hendaknya
menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan
tingkah laku klien.
TEKNIK KONSELING
• Teknik-teknik Emotif (Afektif)
1. Assertive training
Yaitu teknik yang dipakai untuk
melatih, mendorong, dan membiasakan klien
agar secara terus menerus menyesuaikan
dirinya dengan pola perilaku tertentu yang
diinginkan. Misalnya, seorang klien yang
pemalu diberikan latihan diskusi, dan
sebagainya.
2. Teknik sosiodrama
Yaitu teknik yang digunakan untuk
mengepresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan klien (terutama perasaan-perasaan
negatif) melalui suatu suasana yang
didramatisasikan sehingga klien bebas
mengungkapkan dirinya sendiri secara
lisan, tulis maupun melalui gerakan-gerakan
dramatis.
3. Teknik self-modelling
Yaitu teknik yang digunakan dengan meminta
klien berjanji atau mengadakan komitmen
dengan konselor untuk menghilangkan perasaan
atau perilaku tertentu. Dalam teknik modelling ini
klien diminta terus-menerus menghindarkan
dirinya dari perilaku negatif.
4. Teknik imitasi
Yaitu teknik yang digunakan dimana klien diminta
untuk menirukan secara terus menerus suatu
model perilaku tertentu dengan maksud
mengkonter perilakunya sendiri yang negatif.
Teknik-teknik Behavioristik
1. Reinforcement
Yaitu teknik yang digunakan untuk mendorong
klien ke arah perilaku yang lebih rasional dan logis
dengan jalan memberikan pujian (reward) ataupun
hukuman (punishment).
Teknik ini dimaksudkan membongkar sistem
keyakinan irasional klien dan menginternalisasikan
dengan sistem nilai yang positif.
Dengan ganjaran dan hukuman maka klien akan
menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan
kepadanya.
2. Social Modelling
Yakni teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku
perilaku baru klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup
dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
mengimitasi, mengobservasi, menyesuaikan diri dengan sosial
model yang dibuat itu.
Ada beberapa macam, yaitu:
- Filmed Models
- Live Models
- Audio-Tape Recorder Models
• Teknik-teknik Kognitif
1. Home work assigments
Dalam teknik ini klien diberi tugas-tugas
rumah untuk berlatih membiasakan diri serta
menginternalisasikan sistem nilai tertentu
yang menentukan pola perilaku yang
diharapkan.
• Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu,
melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan
untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan
irasional
• Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam
suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
• Teknik ini bertujuan untuk mengembangkan tanggung
jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan
mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
2.Teknik Bibliotherapy
Teknik ini digunakan untuk membongkar akar-
akar keyakinan yang irasional dan ilogis dalam
diri klien serta melatih klien berfikir rasional
dan logis dengan mempelajari bahan-bahan
yang dipilih dan ditentukan oleh konselor.
Teknik ini dilakukan dengan menugaskan klien
ke perpustakaan atau mempelajari bahan
bacaan yang tersedia di rumah.
3.Teknik diskusi
Teknik ini hampir sama dengan teknik di atas,
namun dilakukan dalam satu kelompok
diskusi.
Melalui teknik ini klien dapat mempelajari
pengalaman-pengalaman orang lain serta
dapat menimba berbagai informasi yang
dapat mempengaruhi dan mengubah
keyakinan serta cara berfikir yang irasional
dan tidak objektif.
4.Teknik simulasi
Teknik ini digunakan untuk memberi
kemungkinan kepada klien mempratikkkan
perilaku-perilaku tertentu melalui suatu
kondisi simulatif yang mendekati kenyataan.
5.Teknik gaming
Teknik ini digunakan untuk melatih klien
menempatkan pada peran tertentu.
6.Teknik paradoxical intention
Teknik ini mempunyai karakteristik yang
hampir sama dengan teknik counter
conditioning. Teknik ini didasarkan pada
asumsi bahwa seseorang yang mulai
memperlihatkan keinginan atau hasrat yang
tidak baik dengan sendirinya akan menjadi
“jera” dengan jalan menciptakan kondisi yang
hiperintention, yakni mempertinggi hasrat
atau keinginan itu sehingga dalam titik
kulminasi tertentu orang tersebut pasti akan
bisa menghilangkan keinginannya sama sekali.
7. Teknik assertive
Teknik ini digunakan untuk melatih keberanian diri
klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan.
Sedang maksud utama teknik ini adalah untuk
(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan
seluruh hal yang berhubungan dengan emosinya,
(b) membangkitkan kemampuan klien dalam
mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak
atau memusuhi hak orang lain,
(c) mendorong kepercayaan serta kemampuan diri
sendiri,
(d) meningkatkan kemampuan untuk memilih perilaku-
perilaku assertive yang cocok untuk dirinya sendiri.
Teknik-teknik counter-conditioning
1.Teknik systematic desensitization
Dalam teknik ini konselor menciptakan kondisi
yang secara potensial merupakan penyebab dari
munculnya perasaan negatif klien, namun kondisi
tersebut merupakan keadaan yang rileks bagi
klien.
2.Teknik relaksasi
Teknik ini relevan dengan yang digunakan oleh
REB, bila kondisi klien sedang berada pada tahap
disputing, yakni dalam diri klien terjadi
pertentangan antara keyakinan-keyakinan
irasional dan menimbulkan ketegangan.
3.Teknik self-control
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi
perilaku klien dengan jalan membangkitkan
dan mengembangkan kontrol dirinya. Inti dari
teknik ini adalah bagaimana klien dapat
mengendalikan diri berdasar pemikiran-
pemikiran yang rasional untuk menghilangkan
keinginan-keinginan ataupun dorongan
negatif.

More Related Content

What's hot

terapi rasional emotif tingkah laku
 terapi rasional emotif tingkah laku terapi rasional emotif tingkah laku
terapi rasional emotif tingkah lakuzakwan azhar
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)zakariaye
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konselingBoyolali
 
Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkbaeniikhwati
 
Pendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling BehavioristikPendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling BehavioristikLanggeng Prayogo
 
Pendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifPendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifFATHATUL FIKRIYAH
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi roseixora
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralmisbakhulfirdaus
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Teori pemusatan klien
Teori pemusatan klienTeori pemusatan klien
Teori pemusatan kliensiewling1988
 
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunselingninasweet
 

What's hot (19)

terapi rasional emotif tingkah laku
 terapi rasional emotif tingkah laku terapi rasional emotif tingkah laku
terapi rasional emotif tingkah laku
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konseling
 
Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bk
 
5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling
 
Pendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling BehavioristikPendekatan Konseling Behavioristik
Pendekatan Konseling Behavioristik
 
Pendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifPendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotif
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Teknik rebt
Teknik rebtTeknik rebt
Teknik rebt
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Ppt makalah
Ppt makalahPpt makalah
Ppt makalah
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Pendekatan bk
Pendekatan bkPendekatan bk
Pendekatan bk
 
Teori pemusatan klien
Teori pemusatan klienTeori pemusatan klien
Teori pemusatan klien
 
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
122256451 fatin-azimah-jusoh-perbandingan-teori-teori-kaunseling
 

Similar to Rational emotif terapy

Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp015 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01Azmi & Sharifah Legacy
 
Tugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotiveTugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotivemayangfeby
 
jawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BKjawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BKbkupstegal
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaRinatun4e
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisLanggeng Prayogo
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01onnel_91
 
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moralzulazrimadin
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisafaisunufir
 
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)Indah Fatmawati
 
5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moralSafiah Sulaiman
 

Similar to Rational emotif terapy (20)

7
77
7
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp015 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
 
7. ret hans
7. ret hans7. ret hans
7. ret hans
 
Tugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotiveTugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotive
 
jawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BKjawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BK
 
pendekatan client centered
pendekatan client centeredpendekatan client centered
pendekatan client centered
 
Gestalt
GestaltGestalt
Gestalt
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 
Gestalt
GestaltGestalt
Gestalt
 
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
Teorikaunseling 090910112241-phpapp01
 
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)
 
Harbang gestalt
Harbang gestaltHarbang gestalt
Harbang gestalt
 
5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
5 kemahiran berfikir dalam pendidikan moral
 
Bab 2 Kaunseling
Bab 2    KaunselingBab 2    Kaunseling
Bab 2 Kaunseling
 
Pendekatan Client centered BK/3C UPS Tegal
Pendekatan Client centered BK/3C UPS TegalPendekatan Client centered BK/3C UPS Tegal
Pendekatan Client centered BK/3C UPS Tegal
 
(korem)
(korem)(korem)
(korem)
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Rational emotif terapy

  • 1.
  • 2. KONSEP DASAR  Manusia adalah mahluk berpotensi yaitu memiliki kemampuan berpikir rasional dan irasional Ketika berpikir dan bertingkah- laku rasional individu akan bahagia, sejahtera, berkembang dan dapat beraktualisasi diri Ketika berpikir dan bertingkah- laku irasional individu akan tidak bahagia serta mengalami gangguan emosional
  • 3.  Manusia adalah mahluk berpikir, merasa, dan berbuat • Manusia adalah mahluk yang mudah terpengaruh • Sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai atau ide-ide • Manusia memiliki kemampuan indoktrinasi dan konfrontasi • Manusia adalah mahluk yang unik
  • 4.  Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional.  Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan.  Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan.
  • 5.  Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.  Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
  • 6.  Teori ABC dari Albert Ellis : Tiga pilar yang membangun tingkah laku individu Antecedent event (A) Belief (B) Consequence (C)
  • 7. Antecedent event (A) • Segenap peristiwa yang dialami individu • Berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian Kematian orang yang disayangi Tidak lulus UAN
  • 8. Belief (B) Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi individu terhadap suatu peristiwa Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
  • 9. Consequence (C) Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang dalam hubungannya dgn antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB maupun yang iB.
  • 10. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH • Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang dikendalikan oleh cara berpikir yang irrasional (iB) • Ciri-ciri iB : - Tidak dapat dibuktikan - Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan) yang sebenarnya tidak perlu - Menghalangi individu untuk berkembang
  • 11. Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional : Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyataan dan imajinasi Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
  • 12. 12 keyakinan irrasional : 1. Tuntutan selalu dicintai dan didukung 2. Tuntutan kompetensi secara sempurna 3. Tuntutan menghukum orang lain 4. Ketidaksenangan atas kejadian yang tidak diharapkan 5. Tuntutan penyebab eksternal 6. Perhatian pada hal-hal berbahaya 7. Lari dari kesulitan dan tanggungjawab 8. Keharusan bergantung 9. Kebahagiaan didapat dari kemalasan
  • 13. 10.Melebihkan kontrol masa lalu 11.Terlalu peduli atas ulah orang lain 12.Tuntutan jawaban harus selalu tepat atas suatu masalah
  • 14. Pribadi Sehat • Pribadi sehat dapat berfikir secara rasional mengatasi dorongan-dorongan emosi/perasaan sehingga pribadi itu dapat mengatasi masalah dan mengatasinya secara ilmiah • Pribadi sehat ditandai kontrol emosi dan tidak terlalu banyak menuntut • Pribadi sehat dapat bertindak menuju tujuan hidup secara berencana, bertambah maju dan bukan justru mengurusi pengalaman masa lalu.
  • 15. TUJUAN KONSELING • Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irrasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis • Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was- was, rasa marah.
  • 16. • Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara- cara berpikirnya sendiri • Tiga tingkatan insight /pemahaman : 1. Klien klien memahami tingkah laku negatif/penolakan diri peristiwa yang disebabkan oleh sistem keyakinan yang irasional
  • 17. 2 Klien memahami bahwa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena keyakinan irrasional terus dianutnya 3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional yang dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irrasional.
  • 18. KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI PENINGKATAN DALAM HAL : • Self interest - social interest • Self-direction • Tolerance • Acceptance of uncertainly • Flexible • Commitment • Scientific thinking • Risk-thinking • Self-acceptance
  • 19. DESKRIPSI PROSES KONSELING • Konseling rasional emotif dilakukan dgn menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.
  • 20.  Tugas konselor menunjukkan bahwa » masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional » usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional.
  • 21.  Operasionalisasi tugas konselor : 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal 2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung 3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri
  • 22. 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien 5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya 6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis 7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
  • 23.  Karakteristik Konseling RE • Aktif-direktif : dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya. • Kognitif-eksperiensial proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
  • 24. • Emotif-ekspreriensial proses konseling memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar- akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut. • Behavioristik proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
  • 25. TEKNIK KONSELING • Teknik-teknik Emotif (Afektif) 1. Assertive training Yaitu teknik yang dipakai untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien agar secara terus menerus menyesuaikan dirinya dengan pola perilaku tertentu yang diinginkan. Misalnya, seorang klien yang pemalu diberikan latihan diskusi, dan sebagainya.
  • 26. 2. Teknik sosiodrama Yaitu teknik yang digunakan untuk mengepresikan berbagai jenis perasaan yang menekan klien (terutama perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang didramatisasikan sehingga klien bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulis maupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
  • 27. 3. Teknik self-modelling Yaitu teknik yang digunakan dengan meminta klien berjanji atau mengadakan komitmen dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu. Dalam teknik modelling ini klien diminta terus-menerus menghindarkan dirinya dari perilaku negatif. 4. Teknik imitasi Yaitu teknik yang digunakan dimana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud mengkonter perilakunya sendiri yang negatif.
  • 28. Teknik-teknik Behavioristik 1. Reinforcement Yaitu teknik yang digunakan untuk mendorong klien ke arah perilaku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian (reward) ataupun hukuman (punishment). Teknik ini dimaksudkan membongkar sistem keyakinan irasional klien dan menginternalisasikan dengan sistem nilai yang positif. Dengan ganjaran dan hukuman maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
  • 29. 2. Social Modelling Yakni teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku perilaku baru klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara mengimitasi, mengobservasi, menyesuaikan diri dengan sosial model yang dibuat itu. Ada beberapa macam, yaitu: - Filmed Models - Live Models - Audio-Tape Recorder Models
  • 30. • Teknik-teknik Kognitif 1. Home work assigments Dalam teknik ini klien diberi tugas-tugas rumah untuk berlatih membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menentukan pola perilaku yang diharapkan.
  • 31. • Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan irasional • Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor • Teknik ini bertujuan untuk mengembangkan tanggung jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
  • 32. 2.Teknik Bibliotherapy Teknik ini digunakan untuk membongkar akar- akar keyakinan yang irasional dan ilogis dalam diri klien serta melatih klien berfikir rasional dan logis dengan mempelajari bahan-bahan yang dipilih dan ditentukan oleh konselor. Teknik ini dilakukan dengan menugaskan klien ke perpustakaan atau mempelajari bahan bacaan yang tersedia di rumah.
  • 33. 3.Teknik diskusi Teknik ini hampir sama dengan teknik di atas, namun dilakukan dalam satu kelompok diskusi. Melalui teknik ini klien dapat mempelajari pengalaman-pengalaman orang lain serta dapat menimba berbagai informasi yang dapat mempengaruhi dan mengubah keyakinan serta cara berfikir yang irasional dan tidak objektif.
  • 34. 4.Teknik simulasi Teknik ini digunakan untuk memberi kemungkinan kepada klien mempratikkkan perilaku-perilaku tertentu melalui suatu kondisi simulatif yang mendekati kenyataan. 5.Teknik gaming Teknik ini digunakan untuk melatih klien menempatkan pada peran tertentu.
  • 35. 6.Teknik paradoxical intention Teknik ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan teknik counter conditioning. Teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa seseorang yang mulai memperlihatkan keinginan atau hasrat yang tidak baik dengan sendirinya akan menjadi “jera” dengan jalan menciptakan kondisi yang hiperintention, yakni mempertinggi hasrat atau keinginan itu sehingga dalam titik kulminasi tertentu orang tersebut pasti akan bisa menghilangkan keinginannya sama sekali.
  • 36. 7. Teknik assertive Teknik ini digunakan untuk melatih keberanian diri klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan. Sedang maksud utama teknik ini adalah untuk (a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan seluruh hal yang berhubungan dengan emosinya, (b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak orang lain, (c) mendorong kepercayaan serta kemampuan diri sendiri, (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih perilaku- perilaku assertive yang cocok untuk dirinya sendiri.
  • 37. Teknik-teknik counter-conditioning 1.Teknik systematic desensitization Dalam teknik ini konselor menciptakan kondisi yang secara potensial merupakan penyebab dari munculnya perasaan negatif klien, namun kondisi tersebut merupakan keadaan yang rileks bagi klien. 2.Teknik relaksasi Teknik ini relevan dengan yang digunakan oleh REB, bila kondisi klien sedang berada pada tahap disputing, yakni dalam diri klien terjadi pertentangan antara keyakinan-keyakinan irasional dan menimbulkan ketegangan.
  • 38. 3.Teknik self-control Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi perilaku klien dengan jalan membangkitkan dan mengembangkan kontrol dirinya. Inti dari teknik ini adalah bagaimana klien dapat mengendalikan diri berdasar pemikiran- pemikiran yang rasional untuk menghilangkan keinginan-keinginan ataupun dorongan negatif.