Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar berpikir rasional dan irasional dalam psikologi, termasuk teori ABC dari Albert Ellis dan 12 keyakinan irasional. Tujuan konseling adalah untuk mengubah cara berpikir irasional menjadi rasional dengan berbagai teknik seperti diskusi, biblioterapi, dan counter conditioning.
2. KONSEP DASAR
Manusia adalah mahluk berpotensi yaitu memiliki
kemampuan berpikir rasional dan irasional
Ketika berpikir dan bertingkah-
laku rasional individu akan
bahagia, sejahtera, berkembang dan dapat
beraktualisasi diri
Ketika berpikir dan bertingkah-
laku irasional individu akan tidak bahagia
serta mengalami gangguan emosional
3. Manusia adalah mahluk berpikir, merasa, dan
berbuat
• Manusia adalah mahluk yang mudah terpengaruh
• Sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai atau
ide-ide
• Manusia memiliki kemampuan indoktrinasi dan
konfrontasi
• Manusia adalah mahluk yang unik
4. Hambatan psikologis atau emosional adalah
akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan
irasional.
Berpikir irrasional diawali dengan belajar
secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua
dan budaya tempat dibesarkan.
Berpikir secara irasional akan tercermin dari
verbalisasi yang digunakan.
5. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara
berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat
menunjukkan cara berpikir yang tepat.
Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri
harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional
dan logis yang dapat diterima menurut akal
sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang
rasional.
6. Teori ABC dari Albert Ellis :
Tiga pilar yang membangun tingkah laku
individu
Antecedent event (A)
Belief (B)
Consequence (C)
7. Antecedent event (A)
• Segenap peristiwa yang dialami individu
• Berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap
orang lain.
Perceraian
Kematian orang yang disayangi
Tidak lulus UAN
8. Belief (B)
Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi
individu terhadap suatu peristiwa
Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
9. Consequence (C)
Konsekuensi emosional sebagai akibat atau
reaksi individu dalam bentuk perasaan
senang atau tidak senang dalam
hubungannya dgn antecendent event (A).
Konsekuensi emosional ini bukan akibat
langsung dari A tetapi disebabkan oleh B,
baik yang rB maupun yang iB.
10. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
• Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang dikendalikan
oleh cara berpikir yang irrasional (iB)
• Ciri-ciri iB :
- Tidak dapat dibuktikan
- Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan)
yang sebenarnya tidak perlu
- Menghalangi individu untuk berkembang
11. Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :
Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan
datang, antara kenyataan dan imajinasi
Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang
lain
Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir
irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai
media.
12. 12 keyakinan irrasional :
1. Tuntutan selalu dicintai dan didukung
2. Tuntutan kompetensi secara sempurna
3. Tuntutan menghukum orang lain
4. Ketidaksenangan atas kejadian yang tidak diharapkan
5. Tuntutan penyebab eksternal
6. Perhatian pada hal-hal berbahaya
7. Lari dari kesulitan dan tanggungjawab
8. Keharusan bergantung
9. Kebahagiaan didapat dari kemalasan
13. 10.Melebihkan kontrol masa lalu
11.Terlalu peduli atas ulah orang lain
12.Tuntutan jawaban harus selalu tepat atas
suatu masalah
14. Pribadi Sehat
• Pribadi sehat dapat berfikir secara rasional
mengatasi dorongan-dorongan emosi/perasaan
sehingga pribadi itu dapat mengatasi masalah
dan mengatasinya secara ilmiah
• Pribadi sehat ditandai kontrol emosi dan tidak
terlalu banyak menuntut
• Pribadi sehat dapat bertindak menuju tujuan
hidup secara berencana, bertambah maju dan
bukan justru mengurusi pengalaman masa lalu.
15. TUJUAN KONSELING
• Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara
berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
klien yang irrasional dan tidak logis menjadi
pandangan yang rasional dan logis
• Menghilangkan gangguan-gangguan emosional
yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa
bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-
was, rasa marah.
16. • Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu
pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara-
cara berpikirnya sendiri
• Tiga tingkatan insight /pemahaman :
1. Klien klien memahami tingkah laku
negatif/penolakan diri peristiwa yang
disebabkan oleh sistem keyakinan yang
irasional
17. 2 Klien memahami bahwa yang menganggu
klien pada saat ini adalah karena keyakinan
irrasional terus dianutnya
3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain
untuk keluar dari hambatan emosional yang
dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan
melawan keyakinan yang irrasional.
18. KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI
PENINGKATAN DALAM HAL :
• Self interest - social interest
• Self-direction
• Tolerance
• Acceptance of uncertainly
• Flexible
• Commitment
• Scientific thinking
• Risk-thinking
• Self-acceptance
19. DESKRIPSI PROSES KONSELING
• Konseling rasional emotif dilakukan dgn
menggunakan prosedur yang bervariasi dan
sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk
mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan
yang disusun secara bersama-sama oleh konselor
dan klien.
20. Tugas konselor menunjukkan bahwa
» masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak
rasional
» usaha untuk mengatasi masalah adalah harus
kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu
menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak
rasional.
21. Operasionalisasi tugas konselor :
1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan
cara banyak memberikan cerita dan penjelasan,
khususnya pada tahap awal
2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung
3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi
semangat dan memperbaiki cara berpikir klien,
kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik
dirinya sendiri
22. 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
hambatan emosional pada klien
5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional
dari pada emosinya
6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan
mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
23. Karakteristik Konseling RE
• Aktif-direktif :
dalam hubungan konseling konselor lebih aktif
membantu mengarahkan klien dalam menghadapi
dan memecahkan masalahnya.
• Kognitif-eksperiensial
proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari
klien dan berintikan pemecahan masalah yang
rasional.
24. • Emotif-ekspreriensial
proses konseling memfokuskan pada aspek emosi
klien dengan mempelajari sumber-sumber
gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-
akar keyakinan yang keliru yang mendasari
gangguan tersebut.
• Behavioristik
proses konseling yang dikembangkan hendaknya
menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan
tingkah laku klien.
25. TEKNIK KONSELING
• Teknik-teknik Emotif (Afektif)
1. Assertive training
Yaitu teknik yang dipakai untuk
melatih, mendorong, dan membiasakan klien
agar secara terus menerus menyesuaikan
dirinya dengan pola perilaku tertentu yang
diinginkan. Misalnya, seorang klien yang
pemalu diberikan latihan diskusi, dan
sebagainya.
26. 2. Teknik sosiodrama
Yaitu teknik yang digunakan untuk
mengepresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan klien (terutama perasaan-perasaan
negatif) melalui suatu suasana yang
didramatisasikan sehingga klien bebas
mengungkapkan dirinya sendiri secara
lisan, tulis maupun melalui gerakan-gerakan
dramatis.
27. 3. Teknik self-modelling
Yaitu teknik yang digunakan dengan meminta
klien berjanji atau mengadakan komitmen
dengan konselor untuk menghilangkan perasaan
atau perilaku tertentu. Dalam teknik modelling ini
klien diminta terus-menerus menghindarkan
dirinya dari perilaku negatif.
4. Teknik imitasi
Yaitu teknik yang digunakan dimana klien diminta
untuk menirukan secara terus menerus suatu
model perilaku tertentu dengan maksud
mengkonter perilakunya sendiri yang negatif.
28. Teknik-teknik Behavioristik
1. Reinforcement
Yaitu teknik yang digunakan untuk mendorong
klien ke arah perilaku yang lebih rasional dan logis
dengan jalan memberikan pujian (reward) ataupun
hukuman (punishment).
Teknik ini dimaksudkan membongkar sistem
keyakinan irasional klien dan menginternalisasikan
dengan sistem nilai yang positif.
Dengan ganjaran dan hukuman maka klien akan
menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan
kepadanya.
29. 2. Social Modelling
Yakni teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku
perilaku baru klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup
dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
mengimitasi, mengobservasi, menyesuaikan diri dengan sosial
model yang dibuat itu.
Ada beberapa macam, yaitu:
- Filmed Models
- Live Models
- Audio-Tape Recorder Models
30. • Teknik-teknik Kognitif
1. Home work assigments
Dalam teknik ini klien diberi tugas-tugas
rumah untuk berlatih membiasakan diri serta
menginternalisasikan sistem nilai tertentu
yang menentukan pola perilaku yang
diharapkan.
31. • Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu,
melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan
untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan
irasional
• Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam
suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
• Teknik ini bertujuan untuk mengembangkan tanggung
jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan
mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
32. 2.Teknik Bibliotherapy
Teknik ini digunakan untuk membongkar akar-
akar keyakinan yang irasional dan ilogis dalam
diri klien serta melatih klien berfikir rasional
dan logis dengan mempelajari bahan-bahan
yang dipilih dan ditentukan oleh konselor.
Teknik ini dilakukan dengan menugaskan klien
ke perpustakaan atau mempelajari bahan
bacaan yang tersedia di rumah.
33. 3.Teknik diskusi
Teknik ini hampir sama dengan teknik di atas,
namun dilakukan dalam satu kelompok
diskusi.
Melalui teknik ini klien dapat mempelajari
pengalaman-pengalaman orang lain serta
dapat menimba berbagai informasi yang
dapat mempengaruhi dan mengubah
keyakinan serta cara berfikir yang irasional
dan tidak objektif.
34. 4.Teknik simulasi
Teknik ini digunakan untuk memberi
kemungkinan kepada klien mempratikkkan
perilaku-perilaku tertentu melalui suatu
kondisi simulatif yang mendekati kenyataan.
5.Teknik gaming
Teknik ini digunakan untuk melatih klien
menempatkan pada peran tertentu.
35. 6.Teknik paradoxical intention
Teknik ini mempunyai karakteristik yang
hampir sama dengan teknik counter
conditioning. Teknik ini didasarkan pada
asumsi bahwa seseorang yang mulai
memperlihatkan keinginan atau hasrat yang
tidak baik dengan sendirinya akan menjadi
“jera” dengan jalan menciptakan kondisi yang
hiperintention, yakni mempertinggi hasrat
atau keinginan itu sehingga dalam titik
kulminasi tertentu orang tersebut pasti akan
bisa menghilangkan keinginannya sama sekali.
36. 7. Teknik assertive
Teknik ini digunakan untuk melatih keberanian diri
klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan.
Sedang maksud utama teknik ini adalah untuk
(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan
seluruh hal yang berhubungan dengan emosinya,
(b) membangkitkan kemampuan klien dalam
mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak
atau memusuhi hak orang lain,
(c) mendorong kepercayaan serta kemampuan diri
sendiri,
(d) meningkatkan kemampuan untuk memilih perilaku-
perilaku assertive yang cocok untuk dirinya sendiri.
37. Teknik-teknik counter-conditioning
1.Teknik systematic desensitization
Dalam teknik ini konselor menciptakan kondisi
yang secara potensial merupakan penyebab dari
munculnya perasaan negatif klien, namun kondisi
tersebut merupakan keadaan yang rileks bagi
klien.
2.Teknik relaksasi
Teknik ini relevan dengan yang digunakan oleh
REB, bila kondisi klien sedang berada pada tahap
disputing, yakni dalam diri klien terjadi
pertentangan antara keyakinan-keyakinan
irasional dan menimbulkan ketegangan.
38. 3.Teknik self-control
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi
perilaku klien dengan jalan membangkitkan
dan mengembangkan kontrol dirinya. Inti dari
teknik ini adalah bagaimana klien dapat
mengendalikan diri berdasar pemikiran-
pemikiran yang rasional untuk menghilangkan
keinginan-keinginan ataupun dorongan
negatif.