Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
2. TINJAUAN TEORITIS MODEL KONSEP SELF CARE
KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT DORTHEA OREM
Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah
meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk
dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara
mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Konsep self care ini juga merupakan suatu landasan bagi
perawat dalam memandirikan individu/keluarga sesuai tingkat
ketergantungannya bukan menempatkan individu atau
keluarga dalam posisi dependent. Karena menurut Orem, self
care itu bukan proses intuisi, tetapi merupakan suatu perilaku
yang dapat dipelajari melalui proses belajar.
3. Tujuan keperawatan orem’s yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah
Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk
keperawatan mandiri secara teraupetik.
Menolong klien bergerak kearah tindakan –
tindakan asuhan mandiri.
Membantu anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
4. Focus asuhan keperawatan pada model orem’s
yang diterapkan pada praktek keperawatan
keluarga/komunitas adalah :
Aspek interpersonal : hubungan didalam
keluarga.
Aspek social : hubungan keluarga dengan
masyarakat disekitarnya.
Aspek procedural : melatih ketrampilan dasar
keluarga sehingga mampu mengangtisipasi
perubahan yang terjadi.
Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga
tentang teknis dasar yang dilakukan dirumah
misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.
5. Karakteristik yang perlu diperhatikan
oleh perawat, diantaranya adalah:
Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam
menghadapi masalah kesehatan para anggotanya.
Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari
berbagai segi: pola komunikasi, pengambilan keputusan,
sikap dan nilai-nilai dalam keluarga, kebudayaan dan gaya
hidup.
Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga
di daerah pedesaan.
Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan
yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat
meningkatkan produktifitas dan kemandirian keluarga,
sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga
meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan
meningkat pula .
6. Menurut Orem fungsi utama keluarga
adalah:
sosialisasi pada seluruh anggota keluarga
agar dapat mandiri (self care) dan dependent
care agents
pemenuhan therapeutic self care demand
pada individu anggota keluarga dan strategi
perkembangan untuk memenuhi kebutuhan:
menyadari perubahan-perubahan dalam individu-
individu dan lingkungan
pengetahuan terhadap dampak dari kondisi
perubahan status kesehatan pada anggota
keluarga.
7. Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self
care demand pada anggota keluarga dan
ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.
Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan
hubungan anggota keluarga dalam therapeutic
self care demand dan kemampuan self care pada
masing-masing individu anggota keluarga.
8. memiliki upaya untuk mengontrol dan
mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk
memenuhi therapeutic self care demand dan
kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap
anggota keluarga.
mengintegrasikan aspek-aspek dari self care
dan dependent care dalam perencanaan yang
memuaskan pada kehidupan dan
perkembangan keluarga.
9. KONSEP SELF CARE DOROTHEA
OREM
Orem mengembangkan teori Self Care
meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu :
1). Self Care,
2). Self care defisit dan
3). nursing system.
Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh
enam konsep sentral yaitu; self care, self
care agency, kebutuhan self care
therapeutik, self care defisit, nursing agency,
dan nursing sistem, serta satu konsep perifer
yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi
dasar).
10. 1. Self care
Self care adalah performance atau praktek
kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk prilaku mereka dalam memelihara
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika
self care dibentuk dengan efektif maka hal
tersebut akan membantu membentuk
integritas struktur dan fungsi manusia dan erat
kaitannya dengan perkembangan manusia.
11. Self care agency adalah kemampuan manusia
atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan individu untuk melakukan self
care dipengaruhi oleh basic conditioning
factors seperti; umur, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi
sosial budaya, sistem perawatan kesehatan
(diagnostik, penatalaksanaan modalitas),
sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan
serta ketersediaan sumber.
12. Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic
self care demand) adalah merupakan totalitas
dari tindakan self care yang diinisiatif dan
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care
dengan menggunakan metode yang valid
yang berhubungan dengan tindakan yang
akan dilakukan.
13. Konsep lain yang berhubungan dengan teori self
care adalah self care requisite. Orem
mengidentifikasikan tiga katagori self care
requisite yaitu :
1. Universal Self Care Requisites (kebutuhan
universal manusia yang merupakan kebutuhan
dasar),
Developmental Self Care Requisites (kebutuhan
yang berhubungan perkembangan indvidu) dan
Health Deviation Requisites (kebutuhan yang
timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
14. 2. Teori Self Care Deficit
Sel care deficit merupakan hubungan
antara self care agency dan therapeutic
self care demand dari individu – individu
yang kemampuan self carenya terbatas
atau tidak dapat memenuhi semua
komponen therapeutic self care demand.
15. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area
aktifitas keperawatan yaitu:
Membina hubungan dengan Keluarga dan
memelihara hubungan perawat keluarga dengan
individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat
melegitimasi perencanaan keperawatan.
Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat
dibantu melalui keperawatan.
Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien,
keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan
dibantu perawat.
Menjelaskan, memberikan dan melindungi
keluarga secara langsung dalam bentuk
keperawatan.
Mengkoordinasikan dan mengintegrasi
keperawatan dengan kehidupan sehari-hari
keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika
dibutuhkan serta pelayanan sosial dan
edukasional yang dibutuhkan atau yang akan
diterima. Bantuan yang diberikan : nursing agency
dengan menggunakan nursing system.
16. 3. Teory Nursing System
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan
pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien
melakukan self care. Jika ada self care defisit, self
care agency dan kebutuhan self care therapeutik
maka keperawatan akan diberikan. Nursing
agency adalah suatu properti atau atribut yang
lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah
didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat
melakukan, mengetahui dan membantu orang lain
untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik
mereka, melalui pelatihan dan pengembangan
self care agency.
17. Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing
system yaitu:
1. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory
System ) Contoh: pemberian bantuan pada pasien
koma.
2. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory
System) Contoh: perawatan pada pasien post operasi
abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan perawatan luka.
3. Sistem Supportif dan Edukatif. Contoh: pemberian
sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang
memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.
18. Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan
Keluarga / Komunitas
Operasional Praktek keperawatan
dalam keluarga menurut tipe situasi
perawatan
Langkah pertama dalam disain nursing
system untuk unit multiperson pelayanan
harus ditentukan apakah: peran anggota,
eksistensi, hubungan perubahan, elemen-
elemen dan system self care yang
adekuat, dan komunikasi antara system
individu dan aspek lain dalam kehidupan
sehari-hari dan integrasi struktur dan
fungsi dalam unit
19. Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan,
pengkajian utama yang berhubungan dengan
elemen system keluarga adalah apakah dan
bagaimana kondisi factor-faktor requisite
pasien, metode untuk memenuhi self care
requisite dan self care agency? Dapatkah,
haruskah dan akankah keluarga merawat
pasien?.
20. Dependent Care Unit sebagai unit
pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai
sumber faktor-faktor kondisi dasar yang
berdampak terhadap keduanya dan saling
ketergantungan dan respon anggota
keluarga terhadap caregiver. Ini penting
untuk membedakan keluarga sebagai factor
yang merupakan kondisi system dependent
care dari keluarga sebagai unit servis,
karena sasaran utama perawatan dalam
dependent care system adalah therapeutic
self care demand pada seseorang yang
bergantung bukan terhadap semua anggota
keluarga.
21. Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit
pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai
fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen
care pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal
) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi
yang menjelaskan identifikasi unit multi person
meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah
regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi
lingkungan, kebutuhan terhadap sumber – sumber.
Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan
therapeutic self care demand untuk masing-masing
anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan
dependen care agency untuk masing – masing
anggota keluarga dan system searah ( adekuat ),
dalam memenuhi therapeutic self care demand
keluarga dalam konteks system keluarga.
22. Asuhan Keperawatan Keluarga
menurut Dorthea Orem
1. Pengkajian / Riwayat keperawatan
Pengkajian yang harus dilakukan menurut
Orem diawali dengan pengkajian personel
keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi
badan, berat badan, budaya, ras, status
perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga.
23. Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori
perawatan diri keluarga yang meliputi :
Universal self care
Kebutuhan yang berkaitan dengan proses
hidup manusia, proses mempertahankan
integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia
selama siklus kehidupan berlangsung yang
meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan,
udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik,
pendidikan pada anak, komunikasi dalam
keluarga, standard kepercayaan dan perilaku,
solitude dan interaksi social.
24. Developmental self care
Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses
perkembangan, kebutuhan akibat adanya suatu kondisi
yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu
kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal,
perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk
mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan
pola kriminalitas, lingkungan yang tidak
mendukung/berbahaya, konflik keluarga,
perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi
yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam
keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola,
perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi
yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam
keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola
25. Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya
penyimpangan status kesehatan seperti:
kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang
dapat menurunkan kemampuan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik
secara permanen maupun temporer, sehingga
keluarga tersebut memerlukan bantuan orang
lain.
26. Kebutuhan ini meliputi :
Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga.
Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk
mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga.
Menyadari dampak dari patologi penyakit
Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi
yang tepat dan efektif
Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima
status kesehatannya dan mengatasi hal tersebut.
Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak
dari kondisi patologis, efek pengobatan, dan
diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan.
27. 2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berfokus pada empat
fungsi keluarga yang telah diidentifikasi dan
dampak dalam memenuhi therapeutic self
care demand pada individu anggota keluarga
dan pada struktur dan fungsi keluarga. Contoh
: komunikasi antara suami istri, komunikasi
pada anak, perilaku interpersonal anggota
keluarga.
28. 3. Perencanaan
Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan :
Membina dan menjaga hubungan perawat – keluarga (individu,
keluarga dan kelompok) sampai keluarga pulang.
Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh
perawat.
Berrespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga
akan kontrak dan asistennya.
Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan langsung
pada keluarga
Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan sehari-
hari kien, perawatan kesehatan lain, pemberian pelayanan
sosial dan pendidikan yang di butuhkan atau yang sedang
diterima.
29. 4. Implementasi
Orem memandang implemenatasi
keperawatan sebagai asuhan kolaboratif
dengan saling melengkapi antara keluarga
dan perawat, dengan kata lain perawat
bertindak dalam berbagai cara untuk
meningkatkan kemampuan keluarga.
Dalam implementasi rencana keperawatan,
perawat dan keluarga bersama-sama
melakukan aktivitas dalam membantu
mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri
keluarga.
30. 5. Evaluasi
Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan
tetapi ia mengemukakan bahwa keluarga membutuhkan
kemandirian dalam hal mengatai masalah kesehatannya. Oleh
karena itu evaluasi difokuskan pada tingkat :
Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self
care-nya.
Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care deficit-nya dan
sampai sejauh mana perkembangan kemandirian keluarga
Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika
keluarga tidak mampu.
Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian
keluarga dalam perawatan dirinya yang dapat dilihat dari
kontribusi / keterlibatan keluarga dan keluarga dalam pemberian
asuhan keperawatan.
31. KEKUATAN DAN KELEMAHAN
TEORI SELF CARE OREM’S
Kekuatan yang paling utama dari teori
Orem ini adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dilakukan dengan
efektif dan efisien karena terlebih dahulu
melihat kemampuan self care yang dimiliki
oleh keluarga tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah perlu
adanya pengetahuan dan teknologi
keperawatan yang baik dan
terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini
secara komprehensif dan holistik.