081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
1 - Teori Keperawatan Keluarga Menurut Dorothea Orem
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga
yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika tidak
menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau
sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan,
perawat harus memperhatikan nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat
menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di
tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang
melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Karena itu, perawat
dibekali dengan beberapa teori tentang keperawatan keluarga yang berguna sebagai dasar
acuan perawat saat memberikan asuhan kepada keluarga.
.
B. Tujuan
1. Tujuan
Mengetahui teori-teori keperawatan keluarga
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui teori keperawatan Dorothea Orem
b. Mengetahui teori keperawatan Friedmann
c. Mengetahui teori keperawatan Martha Rogers
C. Rumusan Masalah
Bagaimana teori keperawatan dari beberapa ahli di bidang keperawatan mempengaruhi
keperawatan keluarga
2. 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep keperawatan Keluarga Menurut Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah
meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau
anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Dalam konsep keperawatan Orem
mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :
1. Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self
care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency, merupakan suatu
kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat
dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn
diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat
; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi
tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan
mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada
anak atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care,
baik secara kualitas maupun kuantitas. Orem mengidentifikasi lima metode yang
dapat digunakan dalam membantu self care:
a. Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
d. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal.
e. Pendidikan.
3. 3
Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:
a. Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga
dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi
perencanaan keperawatan.
b. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
c. Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk
kontak dan dibantu perawat.
d. Menjelaskan, memberikan dan melindungi keluarga secara langsung dalam
bentuk keperawatan.
e. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari
keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan
edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan :
nursing agency dengan menggunakan nursing system.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori
system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan
diantaranya :
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan
system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas
dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih
dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang
lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan
ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan
pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta
keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan
ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui
bimbingan secara continueseperti pada pasien retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti
cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan perawatan luka.
4. 4
c. System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar
mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat
dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.
4. Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah:
a. sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care)
dan dependent care agents
b. pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan
strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan:
c. menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan
d. pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada
anggota keluarga.
e. Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga
dan ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.
f. Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga
dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-
masing individu anggota keluarga.
g. memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk
memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada
setiap anggota keluarga.
h. mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam
perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.
5. Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek
keperawatan keluarga/ komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
d. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s yang
diterapkan pada praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:
aspek interpersonal : hubungan didalam keluarga
aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
aspek prosedural ; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
5. 5
6. Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga
1. Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan
Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan
harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-
elemen dan system self care yang adekuat, dan komunikasi antara system individu
dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi
dalam unit.
2. Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan
dengan elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-
faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self care
agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien?.
3. Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang
berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon
anggota keluarga terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga
sebagai factor yang merupakan kondisi system dependent care dari keluarga
sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system
adalah therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan
terhadap semua anggota keluarga.
4. Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan
untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care pada
anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat
tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi :
kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk
regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber – sumber. Dasar-dasar
keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-
masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependen care agency
untuk masing – masing anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam
memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks system keluarga.
5. Terdapat empat dimensi yaitu :
a. Individu subsistem : self care individu
b. Pola interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi therapeutic
self care demand anggota keluarga dependen dapat dialkukan dengan
kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care
demand.
c. Karakteristik unik secara keseluruhan : pola – pola interaksi sepanjang hidup
keluarga memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga.
6. 6
d. Lingkungan : pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self
care agency : social cultural, status kesehatan, elemen-elemen system
pelayanan kesehatan dan elemen system keluarga.
B. Konsep keperawatan Keluarga Menurut Friedman
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan,
ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga
(Marilynn M. Friedman, 1998)
1. Tipe atau jenis keluarga
Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan
keluarga non tradisional.
a. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
1) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
2) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi
dan paman.
3) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal
dalam satu rumah tanpa anak.
4) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan
anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
5) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
6) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah lanjut usia.
b. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
1) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup
dalam satu rumah.
2) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
3) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama
dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.
2. Struktur keluarga
Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri dari :
a. Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka,
melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya hierarki
7. 7
kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil jika pengirim
pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas,
dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi
sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan
dengan baik jika dapat menjadi pendengar yang baik, memberi umpan balik dan
dapat memvalidasi pesan yang diterima.
b. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan baik peran formal maupun informal.
c. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate
power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power
(hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
d. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.
3. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
a. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.
8. 8
4. Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus
kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang
menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan
tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
dan merencanakan anak atau KB.
b. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggungjawab,
adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua.
c. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu keluarga dengan anak pertama yang
berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu
membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya
dan membagi tanggung jawab dengan anggota keluarga yang lain.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun.
Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk
anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalam menyelesaikan masalah,
memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertama 13 tahun sampai
dengan 20 tahun. Tugas perkembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas
kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam
bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama,
meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali
sumber dan fasilitas, penataan tagung jawab antar anak, mempertahankan
komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
g. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapun tugas perkembangan, yaitu
mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua
tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan
kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
h. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah
satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak
dengan anak, cucu dan masyarakat.
9. 9
C. Orientasi Sistem dan Perkembangan Menurut Martha E. Rogers.
Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan umat mausia.
Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi simfonis anatara manusia
dan lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun
1970 hingga 1980, roger tidak berbicara tentang keluarga. Tetapi pada tahun1983 Roger
menegaskan bahwa model konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti
pada induvidu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi
keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik, yang menjadi
focus studi dalam keperawatan.Wall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruensi dan
aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan
menggunakan konsep Roger tentang saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk
meguraikan system keluarga. Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan dengan teori
sistem umum dan karena orientasi ini maka ada suatu kesesuaian antara teori keperawatan
dari Roger dan keperawatan keluarga.
1. Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers.
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan
memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari
tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas,
seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas
yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati
nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam
aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas
keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa
berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.
2. Asumsi Dasar
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori
Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara
langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi
mengenai manusia, yaitu :
a. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang
khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
10. 10
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
b. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai
faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh
dari semua hal.
c. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
d. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
e. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia.
Berdasar pada asumsi-asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha
E Roger :
1. Sumber energi.
2. Keterbukaan.
3. Pola-pola perilaku.
4. Ukuran – ukuran 4 dimensi.
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan
membatasi asumsi-asumsi utama Martha E Roger.
Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan
proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan
kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya
Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip
homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.
3. Prinsip-prinsip Hemodinamika
Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika
untuk melayani manusia, yaitu :
11. 11
a. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar
manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
b. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan
yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai
suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari
frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
c. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia
dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan
peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan
kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara
manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
4. Perbandingan dengan Teori Lain
Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada teori sistem pada umumnya. Prinsip
hemodinamika yaitu helicy dibandingkan pada prinsip equifinalli dan negetropi.
Equifinally merupakan sistem terbuka yang mungkin dicapai tergantung pada keadaan
dan ditentukan oleh suatu pengukuran yang mempunyai tujuan.
5. Teori dan Empat Konsep Dasar Roger
Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima
asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh.
Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam
kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada
dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya
seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan
memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat
diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang
berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu
lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi
keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung
pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan
dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal
yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari
dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif dalam arti
umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi
sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses
kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.
12. 12
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu
terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama
dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada
proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat
dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat
untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya
dapat mencapai kesehatan.
a. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada
suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif
dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan
menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan
manusia atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip
helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
b. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan
hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada
prinsip hemodinamika.
c. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan
sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E
Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan
dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem
terbuka yang sangat kompleks.
d. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
e. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu
melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
f. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
g. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi
harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.
6. Komponen dalam proses keperawatan Prinsip Hemodinamik
Integrality Resonancy Helicy
Komponen Pengkajian Keperawatan Mengkaji interaksi antara indvidu dan
lingkungan, bagaimana keduannya saling mempengaruhi Mengkaji kejadian yang
bervariasi selama proses kehidupan Mengkaji ritmisasi pola kehidupan dan
lingkungan perubahan waktu dan perubahan kebutuhan yang terjadi selama terjadinya
perubahan pola kehidupan yang berirama mengkaji tujuan hidup.
Komponen Diagnosa Keperawatan Menggambarkan pengabungan medan energi
antara individu dengan lingkungan Menggambarkan proses kehidupan yang bervariasi
13. 13
sebagai individu yang utuh Menggambarkan pola yang berirama antara individu dan
lingkungan.
Komponen Rencana dan Implementasi Keperawatan Menciptakan lingkungan yang
sebaik baiknya bagi individu Mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan
individu dalam konteks seutuhnya Mendukung terciptanya dinamisasi pola yang
berirama antara individu dan lingkungan. Menerima perbedaan sebagai evolusi yang
cepat
Komponen Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi perubahan di dalam integrasi
lingkungan dan individu Mengevaluasi modifikasi yang diciptakan dalam variasi
proses kehidupan manusia Mengevaluasi pola yang berirama dari individu dan
lingkungan. Mengevaluasi hasil yang di harapkan
7. Menggunakan Prinsip-prinsip Roger dalam Proses Keperawatan
Prinsip – prinsip hemodinamika memberi petunjuk untuk mengetahui hubungan
antara perkembangan individu dengan alam sebagai respon sehat yang berhubungan
dengan masalah yang terjadi.
Kesuksesan menggunakan prinsip hemodinamika perlu pertimbangan perawat dan
melibatkan baik perawat maupun klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu di luar
individu adalah bagian dari lingkungan maka perawat menjadi bagian dari lingkungan
klien.
Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses
keperawatan dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara
keseluruhan, tidak cukup satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan
kebutuhannya saja.
8. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung
memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model
konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut.
Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan.
Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan
menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya
bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan
bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan
dalam aktifitas penelitian keperawatan.
9. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
14. 14
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka
ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.
10. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986)
mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya
berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
a. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
b. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
c. Penyesuaian terhadap pola
d. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
e. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
f. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
g. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup
15. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa teori yang mendukung keperawatan keluarga yang bisa diterapkan di
masyarakat. Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah
meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau
anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Definisi keperawatan menurut martha e. Rogers yaitu:Keperawatan adalah ilmu
humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia
dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga komunikasi dalam keluarga ada yang
berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada
dalam komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan,lingkungan dan penerima.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa keperawatan, semoga makalah ini mampu menambah informasi
tentang teori dalam keperawatan keluarga.
2. Bagi mahasiswa keperawatan, semoga makalah ini mampu membantu mahasiswa
dalam praktik di dalam tatanan keperawatan keluarga sehingga mampu memberikan
asuhan keperawatan keluarga yang baik.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati. Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus.
Mitra Cendikia. Jogjakarta
Setiawaty. Santun. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Trans Info
Media : Jakarta.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta