SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
SKOLIOSIS
Presentation by : Noveldi pitna.
DEFINISI
• Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal
ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal
(leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
• Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.
ETIOLOGI
a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu
kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang
rusuk yang menyatu.
b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau
kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
• - Cerebral palsy
• - Distrofi otot
• - Polio
• - Osteoporosis juvenil
e. Faktor hormonal.
Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi
melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan
progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa
progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai
peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan
progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien
dengan growth hormone.
f. Faktor genetik
MANIFESTASI KLINIK
Gejalanya berupa:
• tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
• bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
• nyeri punggung
• kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri
lama
• skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar
dari 60%) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
KLASIFIKASI
• Nonstruktural
• Struktural
Nonstruktural
• Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk
semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung :
a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang
buruk
b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
c. Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik
d. Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau
keganasan
e. Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
f. Perbedaan panjang antara tungkai bawah : Actual shortening dan Apparent
shortening :
1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek
2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
Sruktural
a. Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari
tulang punggung
- Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh
skoliosis
- Bayi : dari lahir – 3 tahun
- Anak-anak : 4 – 9 tahun
- Remaja : 10 – 19 tahun (akhir masa pertumbuhan)
- Dewasa : > 19 tahun
b. Osteopatik
Kongenital (didapat sejak lahir)
1. Terlokalisasi :
• Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)
• Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)
2. General :
• Osteogenesis imperfecta
• Arachnodactily, ditemukan :
 Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma
 Rickets dan osteomalasia
 Emfisema, thoracoplasty
• Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana
dalam Soetjiningsih,2004) :
• Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20”
• Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 – 40”
• Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41”
KOMPLIKASI
• System pernafasan
Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat,
iga akan menekan paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan
bernafas. bengkoknya tulang belakang juga bisa
mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi
berkurang karena sebagian bengkoknya tulang mengambil
ruang atau tempat paru paru. (Ketut, 2007).
• System kardiovaskuler
Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan
bukan hanya pada paru,namun juga pada jantung. Pada
keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru akan
mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran
memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah
mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
• System musculoskeletal
Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan
menimbulkan risiko kehilangan densitas tulang (osteopenia).
Terutama pada wanita yang menderita skoliosis sejak remaja
dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia.
• System pencernaan
sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak
tulang, sehingga kerja peristaltic usus kian menurun
• System neuromuskuler
berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya
adalah menekan saraf yang berseliweran di tulang belakang,
gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit bernafas
(karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat
merasa lelah, susah untuk fokus, dan lain sebagainya
PemeriksaanRadiologis
• Foto polos
Pemeriksaan radiologis terdiri atas pemeriksaan foto polos, AP,
lateral dan oblik. Juga dibuat foto panggul untuk melihat maturitas
tulang dengan melihat sendi lumbosacral dan krista-iliaka.
• CT-Scan dan MRI
Pemeriksaan CT-Scan bermanfaat bila dilakukan bersam-sama
dengan mielografi. Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan non
invasive untuk menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis dan
ruang diskus dan dapat menghindarkan penggunaan mielografi.
PemeriksaanKhusus
• Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui scoliosis yang
berat.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 3 hal
penting :
1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
• Pengobatan
• Tujuan pengobatan :
1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang.
2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih
berat jenis pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab,
onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva dan
progresivitas skoliosis.
PengobatanKonservatif
• Observasi
Merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk
menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan
yang akan dilakukan.
• Fisioterapi
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot
yang tegang, latihan pernapasan serta mobilitas pada jaringan lunak
yang memendek.
• Pemasangan penyangga, seperti penyanggah dari Milwaukee atau
penyangga dari boston.
• Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser  Pada
prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan local
Pengobatan Operatif
Indikasi :
• Operasi dilakukan apabila sudut dari 400 atau terjadi progresivitas
dari sudut sebelum usia penderita mecapai dewasa. Patokan untuk
melakukan operasi ini adalah dengan melakukan follow up secara
teratur.
• Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan
• Pengobatan konservatif yang tidak berhasil
• Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rasional
dan devisiasi lateral serta melakukan arthrodesis pada seluruh kurva
primer. Operasi yang sering dilakukan adalah operasi instrumentasi
menurut Harrington.
Asuhan Keperawatan
• Anamnesis
- menggali riwayat keluarga, riwayat kehamilan, riwayat antenatal, riwayat
Persalinan, riwayat perinatal, persalinan dengan induksi, berat badan
lahir, riwayat pertama kali didapatkan adanya deformitas, dan riwayat
obat-obatan.
- Anamnesis keluhan lain, seperti adanya sesak napas, cepat lelah, dan
gangguan diperlukan untuk menegakan diagnosis.
• Pemeriksaan fisik  dilakukan untuk menggali derajat deformitas spina serta
menganalisa adanya deformitas pada bagian lain.
- Pemeriksaan kurvatura  untuk menilai adanya deformitas spina pada
kongenital skoliosis yang bersifat minor biasanya dapat dilakukan dengan
menganjurkan pasien berdiri kemudian membungkukan badan.
Penyimpangan KDM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Gangguan mobilitas fisik
4. Gangguan harga diri rendah
intervensi
Dx 1. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring
kelateral.
Intervensi :
• Kaji tipe,intensitas dan lokasi nyeri dengan pendekatan PQRST.
• Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi
• Kolaborasi pemberian Analgetik
D2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan
paru.
Intervensi :
a) Kaji status pernafasan setiap 4 jam
b) Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1
jam
c) Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi
paru
D3. Gangguang mobilitas fisik berhubungan dengan postur
tubuh yang tidak seimbang.
Intervensi :
a) Kaji tingkat mobilitas fisik
b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
D4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan postur tubuh
yang miring kelateral.
Intervensi :
a)Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya
b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek
untuk memudahkan pencapaian
Health education
• Latihan sangat dianjurkan untuk mencegah bertambah
besarnya lengkungan. Salah satu contoh latihan tersebut
adalah Tung Mei Massage. Tung Mei Massage adalah terapi
jasmani perpaduan antara gerakan pijat spesifik anmo
massage dan sejenis teknik gerakan chiropatic, seperti
menekuk, menarik, serta meregangkan tubuh.
• Terapi ini tetap memakai panduan medis, seperti hasil
roentgen dari penderita skoliosis. Agar Tak Kembali Bengkok
berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh penderita
skoliosis :
• Bila bangun dari posisi berbaring, dianjurkan memiringkan
tubuh terlebih dulu, barulah bangkit perlahan.
• Tidak boleh membungkukkan badan.
• Jika membungkukkan badan, posisi tubuh harus jongkok--bila
ingin mengambil sesuatu.
• Tidak boleh mengangkat barang atau beban berat selama
menjalani terapi, terutama bila masih ada rasa sakit.
• Saat kondisi sudah membaik, bukan berarti bisa beraktivitas
sembarangan.
• Herniated nucleus pulposus dan skoliosis tidak bisa sembuh
total serta ada risiko terulang lagi bila ada faktor pemicunya,
seperti jatuh, mengangkat beban terlalu berat, atau salah
melakukan gerakan tubuh.
Skoliosis

More Related Content

What's hot

gangguan Psikotik singkat ggn waham
gangguan Psikotik singkat ggn wahamgangguan Psikotik singkat ggn waham
gangguan Psikotik singkat ggn wahamfikri asyura
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok fikri asyura
 
Ppt jurnal reading mata
Ppt jurnal reading mataPpt jurnal reading mata
Ppt jurnal reading mataEcye Tuhusula
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalKp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalAhmad Muhtar
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAlex Susanto
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahfikri asyura
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
cephalgia kronik
cephalgia kronikcephalgia kronik
cephalgia kronikrianast
 

What's hot (20)

gangguan Psikotik singkat ggn waham
gangguan Psikotik singkat ggn wahamgangguan Psikotik singkat ggn waham
gangguan Psikotik singkat ggn waham
 
Tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anakTumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak
 
PPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggungPPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggung
 
Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok Pengaturan pernafasan ok
Pengaturan pernafasan ok
 
Varises tungkai
Varises tungkaiVarises tungkai
Varises tungkai
 
Ppt jurnal reading mata
Ppt jurnal reading mataPpt jurnal reading mata
Ppt jurnal reading mata
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalKp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
 
Hernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udtHernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udt
 
PCOS.pptx
PCOS.pptxPCOS.pptx
PCOS.pptx
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
cephalgia kronik
cephalgia kronikcephalgia kronik
cephalgia kronik
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 

Similar to Skoliosis

kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogyudhasetya01
 
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptxKELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptxGaniDwiCahya2
 
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwAskep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwGhinanurrafidahdinil
 
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshAskep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshGhinanurrafidahdinil
 
Physiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in ScoliosisPhysiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in Scoliosisfauzan adhia
 
Spondylosis cervicalis
Spondylosis cervicalisSpondylosis cervicalis
Spondylosis cervicaliswafo123
 
Skoliosis_REHAB.ppt
Skoliosis_REHAB.pptSkoliosis_REHAB.ppt
Skoliosis_REHAB.pptmantopt61
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisKharima SD
 
Review_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.docReview_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.docSehan9
 
Terapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptxTerapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptxGalihShift2
 
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptxPPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptxyenaharmelayati1
 
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxReferat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxDediKurniawan173037
 
Light Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptx
Light Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptxLight Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptx
Light Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptxMeylisa4
 

Similar to Skoliosis (20)

kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptxKELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL.pptx
 
Scoliosis
ScoliosisScoliosis
Scoliosis
 
Spina bifida
Spina bifidaSpina bifida
Spina bifida
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjwAskep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
Askep Osteoporosis.ppt jdjsjnwjwnwjwbwjwjw
 
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbshAskep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
Askep Osteoporosis.ppt gjkabjbwnjsbsnbbsh
 
Physiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in ScoliosisPhysiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in Scoliosis
 
Spondylosis cervicalis
Spondylosis cervicalisSpondylosis cervicalis
Spondylosis cervicalis
 
Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Skoliosis_REHAB.ppt
Skoliosis_REHAB.pptSkoliosis_REHAB.ppt
Skoliosis_REHAB.ppt
 
PPT_Skoliosis_REHAB.ppt
PPT_Skoliosis_REHAB.pptPPT_Skoliosis_REHAB.ppt
PPT_Skoliosis_REHAB.ppt
 
Blok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosisBlok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosis
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
 
Review_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.docReview_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.doc
 
Terapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptxTerapi Bedah pada CP.pptx
Terapi Bedah pada CP.pptx
 
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptxPPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
PPT PATOBIOLOGI G. MUSKOLUSKELETAL.pptx
 
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxReferat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
 
Light Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptx
Light Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptxLight Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptx
Light Blue and White Bold Simple Presentation (1).pptx
 

More from Noveldy Pitna

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenNoveldy Pitna
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindromeNoveldy Pitna
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueNoveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisNoveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Noveldy Pitna
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenNoveldy Pitna
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasNoveldy Pitna
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiNoveldy Pitna
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenNoveldy Pitna
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasNoveldy Pitna
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamNoveldy Pitna
 

More from Noveldy Pitna (12)

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan waham
 

Recently uploaded

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 

Recently uploaded (20)

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 

Skoliosis

  • 2. DEFINISI • Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). • Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.
  • 3. ETIOLOGI a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu. b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut: • - Cerebral palsy • - Distrofi otot • - Polio • - Osteoporosis juvenil
  • 4. e. Faktor hormonal. Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone. f. Faktor genetik
  • 5. MANIFESTASI KLINIK Gejalanya berupa: • tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping • bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya • nyeri punggung • kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama • skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60%) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
  • 7. Nonstruktural • Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung : a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa : c. Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik d. Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau keganasan e. Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
  • 8. f. Perbedaan panjang antara tungkai bawah : Actual shortening dan Apparent shortening : 1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek 2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
  • 9. Sruktural a. Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari tulang punggung - Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh skoliosis - Bayi : dari lahir – 3 tahun - Anak-anak : 4 – 9 tahun - Remaja : 10 – 19 tahun (akhir masa pertumbuhan) - Dewasa : > 19 tahun
  • 10. b. Osteopatik Kongenital (didapat sejak lahir) 1. Terlokalisasi : • Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae) • Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar) 2. General : • Osteogenesis imperfecta • Arachnodactily, ditemukan :  Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma  Rickets dan osteomalasia  Emfisema, thoracoplasty
  • 11. • Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana dalam Soetjiningsih,2004) : • Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20” • Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 – 40” • Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41”
  • 12. KOMPLIKASI • System pernafasan Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan bernafas. bengkoknya tulang belakang juga bisa mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi berkurang karena sebagian bengkoknya tulang mengambil ruang atau tempat paru paru. (Ketut, 2007).
  • 13. • System kardiovaskuler Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru,namun juga pada jantung. Pada keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru akan mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
  • 14. • System musculoskeletal Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan risiko kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita skoliosis sejak remaja dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.
  • 15. • System pencernaan sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak tulang, sehingga kerja peristaltic usus kian menurun • System neuromuskuler berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya adalah menekan saraf yang berseliweran di tulang belakang, gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit bernafas (karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat merasa lelah, susah untuk fokus, dan lain sebagainya
  • 16. PemeriksaanRadiologis • Foto polos Pemeriksaan radiologis terdiri atas pemeriksaan foto polos, AP, lateral dan oblik. Juga dibuat foto panggul untuk melihat maturitas tulang dengan melihat sendi lumbosacral dan krista-iliaka. • CT-Scan dan MRI Pemeriksaan CT-Scan bermanfaat bila dilakukan bersam-sama dengan mielografi. Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan non invasive untuk menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis dan ruang diskus dan dapat menghindarkan penggunaan mielografi.
  • 17. PemeriksaanKhusus • Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui scoliosis yang berat.
  • 18. PENATALAKSANAAN MEDIS • Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 3 hal penting : 1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan 2. Mempertahankan fungsi respirasi 3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
  • 19. • Pengobatan • Tujuan pengobatan : 1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang. 2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih berat jenis pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab, onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva dan progresivitas skoliosis.
  • 20. PengobatanKonservatif • Observasi Merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan dilakukan. • Fisioterapi Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot yang tegang, latihan pernapasan serta mobilitas pada jaringan lunak yang memendek. • Pemasangan penyangga, seperti penyanggah dari Milwaukee atau penyangga dari boston. • Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser  Pada prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan local
  • 21.
  • 22. Pengobatan Operatif Indikasi : • Operasi dilakukan apabila sudut dari 400 atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum usia penderita mecapai dewasa. Patokan untuk melakukan operasi ini adalah dengan melakukan follow up secara teratur. • Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan • Pengobatan konservatif yang tidak berhasil • Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rasional dan devisiasi lateral serta melakukan arthrodesis pada seluruh kurva primer. Operasi yang sering dilakukan adalah operasi instrumentasi menurut Harrington.
  • 23.
  • 24. Asuhan Keperawatan • Anamnesis - menggali riwayat keluarga, riwayat kehamilan, riwayat antenatal, riwayat Persalinan, riwayat perinatal, persalinan dengan induksi, berat badan lahir, riwayat pertama kali didapatkan adanya deformitas, dan riwayat obat-obatan. - Anamnesis keluhan lain, seperti adanya sesak napas, cepat lelah, dan gangguan diperlukan untuk menegakan diagnosis. • Pemeriksaan fisik  dilakukan untuk menggali derajat deformitas spina serta menganalisa adanya deformitas pada bagian lain. - Pemeriksaan kurvatura  untuk menilai adanya deformitas spina pada kongenital skoliosis yang bersifat minor biasanya dapat dilakukan dengan menganjurkan pasien berdiri kemudian membungkukan badan.
  • 26. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung 2. Ketidakefektifan pola napas 3. Gangguan mobilitas fisik 4. Gangguan harga diri rendah
  • 27. intervensi Dx 1. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring kelateral. Intervensi : • Kaji tipe,intensitas dan lokasi nyeri dengan pendekatan PQRST. • Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi • Kolaborasi pemberian Analgetik
  • 28. D2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru. Intervensi : a) Kaji status pernafasan setiap 4 jam b) Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1 jam c) Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi paru
  • 29. D3. Gangguang mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang. Intervensi : a) Kaji tingkat mobilitas fisik b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
  • 30. D4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan postur tubuh yang miring kelateral. Intervensi : a)Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pencapaian
  • 31. Health education • Latihan sangat dianjurkan untuk mencegah bertambah besarnya lengkungan. Salah satu contoh latihan tersebut adalah Tung Mei Massage. Tung Mei Massage adalah terapi jasmani perpaduan antara gerakan pijat spesifik anmo massage dan sejenis teknik gerakan chiropatic, seperti menekuk, menarik, serta meregangkan tubuh. • Terapi ini tetap memakai panduan medis, seperti hasil roentgen dari penderita skoliosis. Agar Tak Kembali Bengkok berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh penderita skoliosis :
  • 32. • Bila bangun dari posisi berbaring, dianjurkan memiringkan tubuh terlebih dulu, barulah bangkit perlahan. • Tidak boleh membungkukkan badan. • Jika membungkukkan badan, posisi tubuh harus jongkok--bila ingin mengambil sesuatu. • Tidak boleh mengangkat barang atau beban berat selama menjalani terapi, terutama bila masih ada rasa sakit. • Saat kondisi sudah membaik, bukan berarti bisa beraktivitas sembarangan. • Herniated nucleus pulposus dan skoliosis tidak bisa sembuh total serta ada risiko terulang lagi bila ada faktor pemicunya, seperti jatuh, mengangkat beban terlalu berat, atau salah melakukan gerakan tubuh.