SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
PENERAPAN TEORI DOROTHEA E. OREM
DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN
*Siti Munawaroh S.Kep Ners., M.Kep

*Fakultas Ilmu Kesehatan, UNMUH Ponorogo

Abstrak
Penerapan praktek keperawatan yang terus berkembang, tentunya perawat akan semakin
dihargai sebagai profesi dan memiliki ilmu tersendiri, dalam arti bukan ilmu kedokteran atau ilmu
medis tetapi sudah ilmu keperawatan yang dapat diterapkan pada klien.dan produk jasa yang
dikeluarkan berupa asuhan keperawatan akan dapat dirasakan oleh masyarakat selaku penerima
jasa keperawatan. Salah satu teori yang sedang dikembangkan adalah teori keperawatan Dorothea
E.Orem yaitu teori Self Care.
Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan
self-care klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem keperawatan
dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-care dan kemampuan klien dalam menampilkan
aktivitas self-care. Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (selfcare agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care
demand), disinilah keperawatan diperlukan.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengacu pada teori Self
Care berprinsip pada usaha menolong atau membantu pasien individu yang tidak mampu untuk
terlibat dalam tindakan self-care yang memerlukan kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta
pergerakan manipulatif atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas-aktivitas,
perawat dan klien melakukan tidakan care atau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau
ambulasi di mana baik klien maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan
tindakan perawatan, seseorang mampu melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan
tindakan self-care terapeutik yang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa
melakukannya tanpa bantuan.
Hasil akhir dari tindakan keperawatan menurut Orem adalah adanya peran perawat sebagai
pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai self-care agent sehingga diharapkan
kemandirian pasien berangsur-angsur dapaat terwujud.
Kata Kunci: Penerapan, Teori D.E.Orem, Asuhan Keperawatan

PENDAHULUAN
Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu, telah memotivasi pakar-pakar
keperawatan melakukan berbagai penelitian untuk menemukan sebuah konsep keperawatan dalam
rangka memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dengan memandang bahwa kebutuhan
manusia adalah holistik yang mencakup biopsikososiospiritual dan cultural serta memperhatikan
bahwa manusia adalah makhluk yang unik. Salah satu model konseptual keperawatan yang terus
berkembang dan selalu diujicobakan pada pemberian pelayanan keperawatan adalah

self-care
deficit yang dikenalkan pertama kali oleh Dorothea E.Orem. Teori Orem ini merupakan suatu
pendekatan yang dinamis dimana perawat memberikan bantuan hanya apabila klien tidak mampu
merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi yang selalu tergantung. Teori
Orem tetap berorientasi pada manusia /person, lingkungan, kesehatan dan keperawatan yang saling
mempengaruhi. Berdasarkan pada pemikiran di atas penulis ingin mencoba melakukan analisa
model konseptual self-care deficit sesuai dengan penerapan proses keperawatan Penulis berharap
teori Orem dapat dijadikan salah satu alternative atau modifikasi dalam merawat klien. Dengan
adanya penerapan praktek keperawatan yang terus berkembang ini, tentunya perawat akan semakin
dihargai sebagai profesi dan memiliki ilmu tersendiri, dalam arti bukan ilmu kedokteran atau ilmu
medis tetapi sudah ilmu keperawatan yang dapat di terapkan pada klien.dan produk jasa yang
dikeluarkan berupa asuhan keperawatan akan dapat dirasakan oleh masyarakat selaku penerima
jasa keperawatan. Implikasi pelayanan keperawatan di masa mendatang hendaknya memperhatikan
empat aspek yaitu : (1) memahami dan menerapkan peran perawat, (2) komitmen terhadap identitas
keperawatan, (3) perhatian terhadap perubahan dan trends pelayanan kesehatan kesehatan kepada
masyarakat, dan (4) komitmen dalam memenuhi tuntutan tantangan system pelayanan kesehatan
melalui upaya yang kreatif dan inovatif1.

TEORI KEPERAWATAN UMUM OREM
Orem mengembangkan Teori Keperawatan Self-Care Deficit (teori umum) terdiri dari 3
teori yang saling berhubungan, yaitu : (1) Theory Self-Care (2) Theory Self-Care Deficit (3) Theory
of nursing systems. Didalam 3 teori tersebut dimasukkan 6 konsep sentral dan satu konsep
tambahan. Konsep sentral tersebut adalah: konsep self-care, unsur self-care, kebutuhan self-care
yang terapeutik, self-care deficit, unsur keperawatan dan system keperawatan, sebagaimana konsep
tambahan dari faktor-faktor kondisi dasar yang paling penting untuk memahami teori umum Orem.
TEORI SELF-CARE
Untuk memahami teori self-care perlu difahami terlebih dahulu tentang konsep self-care,
unsur self-care, faktor-faktor kondisi dasar dan kebutuhan akan self-care yang terapeutik. Self-care
adalah penampilan atau aktivitas praktek berdasarkan keinginan individu dan dilaksanakan untuk
mempertahankan hidup, sehat dan kesejahteraan. Bila self-care dilaksanakan secara efektif, itu akan
menolong untuk memelihara integritas dirinya dan fungsi kemanusiaan serta berkontribusi terhadap
perkembangan kemanusian2.
Unsur self-care adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau kekuatan untuk terlibat
di dalam self-care. Kemampuan individu untuk terlibat dalam self-care dipengaruhi oleh faktorfaktor kondisi dasar. Yang termasuk faktor-faktor kondisi dasar adalah : umur, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosio-kultural, faktor system pelayanan kesehatan
(diagnostik dan pengobatan), faktor system keluarga, pola hidup (aktivitas secara teratur), faktor
lingkungan serta sumber-sumber yang adekuat dan terjangkau. Secara normal, orang dewasa secara
sukarela memelihara dirinya sendiri. Bayi, anak-anak, orang tua, orang sakit dan orang cacat
membutuhan perawatan secara menyeluruh atau bantuan dalam aktivitas self-care.
Kebutuhan Self-Care yang terapeutik adalah totalitas dari tindakan self-care yang
diperlihatkan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan self-care yang
sudah diketahui dengan menggunakan metode yang valid dan seperangkat kegiatan dan tindakan
yang berhubungan2. Kebutuhan self-care yang terapeutik dijadikan model pada tindakan yang
disengaja, yaitu tindakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang untuk menghasilkan
peristiwa dan hasil yang memberikan keuntungan kepada orang lain secara spesifik.
Persayaratan self-care yang Universal dihubungkan dengan proses kehidupan dan
pemeliharaan integritas kemanusiaan beserta fungsi-fungsinya. Hal tersebut umum pada setiap
manusia selama seluruh siklus kehidupan dan harus dipandang sebagai faktor yang saling
berhubungan, saling mempengaruhi satu sama lain. Istilah umum untuk persyaratan tersebut adalah
aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living). Orem (1991) mengidentifikasi persyaratan
self-care sebagai berikut : (1) Pemeliharaan terhadap kecukupan udara, (2) Pemelihraan teradap
kecukupan air, (3) Pemeliharaan terhadap kecukupan makanan, (4) Perlengkapan yang berhubungan
dengan proses eliminasi dan sisa eliminasi, (5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat, (6) Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social, (7) Pencegahan
terhadap bahaya kehidupan, fungsi manusia dan kesejahteraan manusia, (8) Peningkatan fungsifungsi manusia dan perkembangan dalam kelompok social yang sejalan dengan potensi manusia,
tahu keterbatasan manusia, dan keinginan manusia untuk menjadi normal. Penyimpangan
kesehatan self-care ditemukan dalam kondisi sakit, injuri, penyakit atau yang disebabkan oleh
tindakan medis yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi. Penyakit atau injuri tidak hanya
mempengaruhi struktur tubuh tertentu dan fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga
mempengaruhi fungsi sebagai manusia.

TEORI SELF-CARE DEFICIT
Teori self-care deficit merupakan inti dari teori umum keperawatan Orem. Keperawatan
dibutuhkan untuk orang dewasa atau orang-orang yang ada dibawah tanggungannya dalam keadaan
tidak mampu atau keterbatasan dalam memberikan self-care yang efektif secara terus menerus.
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan self-care yang sebenarnya sudah diketahui atau kemampuan self-care atau kemandirian
berlebihan atau sama dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan self-care tetapi dimasa yang
akan datang dapat diperkirakan kemampuan merawat akan berkurang baik kualitatif maupun
kuantitatif dalam kebutuhan perawatan atau kedua-duanya. Orem mengidentifikasi lima metode
bantuan: (1) Tindakan untuk berbuat untuk orang lain, (2) Membimbing dan mengarahkan, (3)
Memberikan dukungan fisik dan psikologis, (4) Memberikan dan mempertahankan lingkungan
yang mendukung perkembangan individu, (5) Pendidikan. Perawat dapat membantu individu
dengan menggunakan semua metode ini untuk memberikan bantuan self-care.
Aktivitas yang melibatkan perawat saat mereka memberikan asuhan keperawaran dapat digunakan
untuk menggambarkan domain keperawatan. Lima area aktivitas untuk praktek keperawatan, yaitu : (1)
Masuk ke dalam dan mempertahankan hubungan perawat-klien dengan individu, keluarga atau kelompok
sampai klien secara sah dikeluarkan dari keperawatan, (2) Menentukan apakah dan bagaimana klien dapat
ditolong melalui keperawatan, (3) Berespons terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak dan bantuann keperawatan, (4) Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien
dan orang-orang terdekat dalam bentuk bantuan keperawatan, (5) Mengkoordinasi dan mengintegrasikan
keperawatan dengan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan lain yang dibutuhkan atau diterima
dan pelayanan sosial dan pendidikan yang dibutuhkan dan diterima klien3.

TEORI TENTANG SISTEM-SISTEM KEPERAWATAN
Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care
klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem keperawatan dirancang oleh perawat
berdasarkan kebutuhan self-care dan kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada
self-care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu dilakukan
untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care demand), disinilah keperawatan diperlukan.
Unsur keperawatan (nursing agency) adalah suatu atribut yang kompleks dari orang yang dididik dan
dilatih sebagai perawat yang memampukan mereka untuk bertindak, mengetahui dan membantu orang lain
memenuhi kebutuhan self-care yang terapeutik dengan melaksanakan dan mengembangkan self-care agency
mereka sendiri2.
Klasifikasi sistem keperawatan untuk memenuhi persyaratan self-care klien ada 3 yaitu sistem
kompensatori penuh (wholly compensatory system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory
system) dan sistem dukungan-pendidikan (supportive-educative system).

Sistem keperawatan kompensatori penuh (wholly compensatory nursing system) digambarkan
oleh sebuah situasi dimana individu tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan self-care yang
memerlukan kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta pergerakan manipulatif atau
penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas. Seseorang dengan keterbatasan ini secara
sosial tergantung dengan orang lain untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraannya2. Kelompok
orang dengan kondisi ini dibagi lagi menjadi : (1) tidak mampu terlibat dalam berbagai bentuk
tindakan yang disengaja, contoh : klien koma; (2) waspada dan mampu untuk melakukan observasi,
penilaian dan keputusan tentang self-care serta hal-hal lain tapi tidak bisa atau tidak boleh tindakan
yang memerlukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, contoh : klien dengan fraktur C3 – C4; (3)
tidak mampu menghadirkan dirinya sendiri dan membuat penilaian yang tepat serta keputusan
tentang self-care serta hal-hal lain tapi bisa melakukan ambulasi dan mungkin mampu melakukan
beberapa tindakan self-care dengan supervisi dan bimbingan yang terus menerus, contoh : klien
Retardasi Mental.
Sistem keperawatan kompensatori sebagian (partly compensatory nursing system) digambarkan
oleh situasi dimana baik perawat dan klien melakukan tidakan care atau tindakan lain yang bersifat
manipulatif atau ambulasi. Baik klien maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam
pelaksanaan tindakan perawatan2. Contoh: klien yang pasca operasi abdomen, yang mampu
mencuci wajah dan menggosok gigi tapi memerlukan bantuan perawat dalam mobilisasi dan
merawat luka.
Sistem keperawatan dukungan-pendidikan (supportive-educative nursing system) adalah suatu kondisi
dimana seseorang mampu melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan tindakan self-care
terapeutik yang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa melakukannya
tanpa bantuan. Dalam sistem ini klien melakukan semua self-care. Peran perawat adalah sebagai pendidik
atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai self-care agent.

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI OREM
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan, orientasi
sosio-kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem keluarga); Pola hidup;
Faktor lingkungan.
2. Observasi status kesehatan klien
Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self-care defisit,maka perawat perlu
melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat
ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total Care4.
3. Pengembangan teori Orem dengan

masalah fisiologis 2 yang terdiri dari pemenuhan

kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,, gangguan mengunyah,
gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan eliminasi /pergerakan bowel, urinary,
excrements, menstruasi,

pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Secara rinci

pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pemenuhan kebutuhan Oksigen
A. Saluaran Pernafasan
1. sumbatan pada saluran pernafasan oleh benda asing
2. kelaianan pada saluran pernafasan daaan peningkatan resistensi jalan pernafasan
B. Pengembanagan kapasitas vital paru
1. restriksi paru
2. penurunan pengembangan paru
3. perubahan jaringan paru terhadap pemenuhan kapasitas vital paru
4. keterbatasan ekspansi dada
5. pengaruh muskuler dan neuro terhadap pengembangan paru
C. Ventilasi alveolar optimal
1. alveoli yang terganggu
2. penurunan jumlah alveolus
3. kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal
D. Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru
1. hipoventilasi elveolar
2. penebalan alveolar dan membran kapiler
3. rendahnya aliran darah paru terhadap ventilasi
4. penurunan kapsitas oksigen
E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral
1. Aktifitas ritme otomatis di medula oblongata
2. Reseptor regulasi kimia (kemoreseptor)
F. Terhentinya pernafsan sementara
1. Kekejangan umum
2. Tangis anak-anak
G. Tidak ada respirasi
1. Apneu yang muncul pada bayi normal
2. Apneu dengan pasien preterm
3. Apneu pada 24 jam pertama
4. Apneu pada penyakit kardiorespiratori
5. Apneu akibat gangguan metabolik
H. Distres respiratori
1. Ansietas
2. Histeria dan gangguan emosional
3. Patologi pada jantung dan paru
4. Pernafasan periodik pada bayi preterm
5. Dispneu dan sianosis pada bayi baru lahir
I. Penurunan respiratory rate dan kapasitas vital
1. Kaheksia
2. malnutrisi
J. Peningkatan kerja pernafasan
1. Injuri
2. Penyakit akut
Tabel 2. Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
A. Keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan cairan dan nutrisi
1. kemampuan / ketidak mampuan
2. jenis komunikasi yang tidak dimengerti
3. kegagalan mengkomunikasikan kebutuhannya
4. kondisi pemasukan / input asupan nutrisi
B. Jenis makanan dan cairan yang tidak disukai dan mempengaruhi
1. yang berbeda dengan kebiasaan
2. yang berbeda dari standar
3. yang bnertentangan dengan kondisi individu
C. Kondisi internal dan eksternal pemasukan makanan dan cairan
1. hal-hal yang perlu diperhatiakn
2. manfaat asupan cairan makanan
a. kondisi fisik
b. stimulasi fisik
c. perilaku yang tidak biasa
d. kondisi lingkungan yang mempengaruhi asupan
D. Kondisi natural terkait dengan asupan cairan dan makanan ke dalam mulut
1. satus / tingkat perkembangan
2. abnormalitas pada mulut dan wajah
3. obstruksi-inflamasi dan lesi pada mulut
4. pengeluaran sekresi dari mulut dan hidung
5. kesul;itan untuk membuka dan menutup mulut
6. prosedur pembedahan pada mulut, rahang dan lidah yang mempengaruhi
pemasukan cairan dan nutrisi
7. pertukaran jaringan lunak di mulut
a. efek dari kekurangan nutrisi dan adanya pembatasan asupan
b. atropi mukosa mulut pada orang tua sehingga kemampuan merasakan
menurun dan adanya sensasi terbakar pada mulut
8. posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum
tidak mampu membuka mulut

Tabel 3. Gangguan mengunyah
A. Kondisi gangguan mengunyah
1. kondisi gigi dan rahang
2. kondisi otot untuk mengunyah
3. nyeri saatmengunyah akibat lesi pada jaringan lunak dan tulang
4. berurangnya jumlah saliva
5. kebiasaan toidak mengunyah makanan
B. Kondidi dan keadaan gangguan mengunyah
1. kondisi yang berhubungan dengan berkurangnya jumlah saliva
a. berkurangnya atau tertahannya sekresi saliva
b. adanya peradangan, tumor atau gangguan pada kelenjar yang memproduksi
saliva.
2. kondisi otot lidah dan pipi / wajah yang terganggu
3. kurang dalam mengunyah makanan
Tabel 4. Gangguan menelan
A. Kondisi dan keadaan gangguan mengunyah
1.Ketidakmampuan pada vase volunter akibat stupor dan koma
2. Gangguan pada fase involunter
a. kekacauan fungsi motorik
b. Penyimpangan pada bibir, palatum dan lidah
c. Paralisis total
d. Nyeri dan adanya obstruksi
B. Kondisi dan keadaan gangguan sampainya makanan dan minuman ke oesofagus
1.Obstruksi dan nyeri faring
2.Kekacauan reflek menelan
3.Lesi pada cranial yang mengganggu
4.ukuran makanan yang menggangu
C. Keadaan yang mengganggu masuknya makanan ke lambung
1.Obstruksi
2.Penyimpangan oesofagus
3.Nyeri pada oesofagus
a. Radang
b. Lesi
c. Varises
d. Perforasi
e. Ruptur
4.Kekacauan syaraf menelan
5.Gangguan disfungsi motorik
6.refluk dari oesofagus ke lambung

Tabel 5. Pemenuhan kebutuhan eliminasi/pergerakan bowel
A. Perubahan pergerakan bowel dan Faeces
1.konstipasi-diare
2.Perubahan kepadatan, warna dan karakteristik faeces
3.Perubahan intregitas bowel, fungsi, dan perubahan struktur
B. Perasaan dan emosi yang mempengaruhi
1.Ketidaknyaman atau nyeri
2.Kecemasan atau ansietas akibat gangguan
C. Tingkah laku selama perawatan
1.Pergerakan yang sulit
2.Tidak nyama atau nyeri pada saat pergerakan
D. Lingkungan
1.Jamban
2.Sanitari lingkungan
3.Privacy pada saat B A B
4.Berbeda setiap individu
Tabel 6. Urinary
A. Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ
1. Perubahan pola urinary
2. Perubahan kualitas dan kuantitas urine
3. Perubahan struktur dan fungsi integritas organ
B. Perasaan dan emosi yang mempengaruhi
1. Ketidaknyamanan atau nyeri
2. Kecemasan atau ansietas akibat gangguan
C. Tingkah laku selama perawatan
1. Pergerakan yang sulit
2. Tidak nyaman atau nyeri pada saat pergerakan
D. Lingkungan
1. Jamban
2. Sanitari lingkungan
3. Privasi pada saat BAK
4. Berbeda setiap individu

Tabel 7. Excrements
Keringat
A. Perubahan pola
1. Keringat berkurang
2. Keringat meningkat
B. Reaksi klien
1. Keringat berkurang
2. Keringat meningkat
C. Tingkah laku selama perawatan
1. Pergerakan tubuh yang sulit
2. Nyeri
3. lingkungan

Tabel 8. Menstruasi
A. Perubahan pola
1. Waktu, durasi, jumlah
2. Supresi menstruasi
B. Perasaan dan emosi yang berhubungan
1. Tidak nyaman, nyeri
2. Cemas, ansietas
C. Tingkah laku selama perawatan
1. Pergerakan tubuh yang sulit
2. Nyeri
D. Lingkungan
1. Tempat tinggal yang kurang nyaman
2. Therapi keperawatan setiap individu berbeda
Tabel 9. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat
Faktor manusia
A. Gangguan dengan keseimbangan aktivitas dan istirahat
1. Kekurangan dan kelemahan
2. Emosi, keputusasaan, kegembiraan
3. Terjaga sepanjang malam
4. Narkosis, komposmentis
5. Menolak perhatian, konsentrasi pada persoalan di kehidupannya
6. Ketidakmampuan
7. Ketidak aktifan, immobilitas
B. Gangguan khusus aktifitas dan istirahat
1. Dispneu
2. Nyeri
3. Ketidaknyamanan
4. Sensori
5. Kecemasan, ansietas
Faktor lingkungan
A. Lingkungan sosial sesuai dengan keinginan
B. Penggunaan tempat dan waktu
1. Kerjs produktif, rekreasi, aktifitas berlebihan
2. Perubahan jenis aktifitas
3. Perubahan dari aktif ke istirahat
4. Cukup istirahat
5. Memelihara kondisi fisik yang sesuai
Lingkungan fisik
A. Kondisi yang menghalangi aktifitas atau istirahat
B. Hidung yang terganggu pada saat istirahat
C. Tidak biasa dengan suara tidur orang lain
D. Lampu kamar saat tidur
Situasi lingkungan
A. Situasi kritis pada keluarga dan tempat tinggal
B. Bencana alam
C. Peperangan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori
Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke
masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan Maslow 5.

C. TINDAKAN KEPERAWATAN
Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang
dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Teori Orem
mengidentifikasi beberapa metode bantuan, yaitu: (1) Merumuskan,memberikan dan mengatur
bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan, (2)
Membimbing dan mengarahkan, (3) Memberi dukungan fisik dan psikologis, (4) Memberikan dan
mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu, (5) Pendidikan, (6)
Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan,
(7) Kolaburasi, pelimpahan wewenamg, (8) Melibatkan anggota masyarakat, (9) Lingkungan.

D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah dilakukan
sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Masalah self care defist ditemukan karena klien tidak mempunyai kemauan, kemampuan dan
ketidaktahuan terhadap perawatan diri
2. Peran perawat adalah membantu yang tidak mampu, memberi motivasi bagi yang tidak mau dan
memberikan pengetahuan terhadap klien yang memang tidak mengetahui akan self care,
sehingga akan tampak peran perawat sebagai pelaksana, pendidik dan pengelola asuhan
keperawatan
3. Teori Orem sangat mungkin dikembangkan karena masalah keperawatan semakin kompleks dan
bantuan keperawatan sangat dibutuhkan, sehingga klien diharapkan tidak selalu bergantung
pada perawat dalam self care.
Saran
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat dapat memodifikasi berbagai konsep teori
sehingga lebih fleksibel, kreatif dan inovatif tetapi tetap memandang bahwa klien adalah
manusia yang unik dengan masalah keperawatan yang komperhensif serta disesuaikan dengan
hukum, kode etik dan moral sehingga praktek keperawatan akan berperan dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
2. Pengkajian psikologis, sosial, spiritual dan kultural dapat dilakukan untuk menemukan masalah
keperawatan pada klien yang komperhensif, sehingga klien dapat mandiri.
3. Perawat hendaknya mendokumentasikan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan
praktek keperawatan baik asuhan keperawatan yang di Rumah Sakit atau yang dilakukan di
rumah, sehingga perawat mempunyai bukti apabila adanya permasalahan lanjut pada klien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek. Jakarta:
Salemba Medika
2. Orem, DE. (2001). Nursing Concept of Pratical . St. Louis: The CV Mosby Company.
3. George, J.B (1995). Nursing Theoris: The Base for Profesional Nursing Practice. Fourth
edition,appleton & Lange,Connecticut
4. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
5. Fitzpatrik J.J and Whall A.L. (1989). Conseptual Models of Nursing: Analysis and Application.
second Edition. California: Appleton and Lange.

More Related Content

What's hot

Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasNoveldy Pitna
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger aris munandar
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatanCahya
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanUwes Chaeruman
 
Konsep teori jean watson update
Konsep teori jean watson updateKonsep teori jean watson update
Konsep teori jean watson updateSyaiful Susanto
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanAmalia Senja
 

What's hot (16)

Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
 
Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Model kep. para ahli
Model kep. para ahliModel kep. para ahli
Model kep. para ahli
 
Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
 
Holistik in nursing
Holistik in nursingHolistik in nursing
Holistik in nursing
 
Teori model keperawatan doretea orem 3
Teori model keperawatan doretea orem 3Teori model keperawatan doretea orem 3
Teori model keperawatan doretea orem 3
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatan
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
 
Konsep teori jean watson update
Konsep teori jean watson updateKonsep teori jean watson update
Konsep teori jean watson update
 
Model konsep florence nightingale
Model konsep florence nightingaleModel konsep florence nightingale
Model konsep florence nightingale
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatan
 

Viewers also liked

Jbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-i
Jbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-iJbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-i
Jbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-iOperator Warnet Vast Raha
 
Turquie : appel pour la défense des avocats membres du CHD
Turquie : appel pour la défense des avocats membres du CHDTurquie : appel pour la défense des avocats membres du CHD
Turquie : appel pour la défense des avocats membres du CHDJLMB
 
I’m getting nuttin’ for christmas lyrics
I’m getting nuttin’ for christmas lyricsI’m getting nuttin’ for christmas lyrics
I’m getting nuttin’ for christmas lyricsICamarillo
 
Software Developer in JAVA with 1 Year of Experience
Software Developer in JAVA with 1 Year of ExperienceSoftware Developer in JAVA with 1 Year of Experience
Software Developer in JAVA with 1 Year of ExperienceVijay Malusare
 
Productive Programming in Groovy
Productive Programming in GroovyProductive Programming in Groovy
Productive Programming in GroovyGanesh Samarthyam
 
合同報告会スライド
合同報告会スライド合同報告会スライド
合同報告会スライドYuta Kimoto
 
Power point Mini-TED Estrés
Power point Mini-TED EstrésPower point Mini-TED Estrés
Power point Mini-TED EstrésIzaps
 
Launch with caption
Launch with captionLaunch with caption
Launch with captionChandni_k
 
Side effects of different drugs
Side effects of different drugsSide effects of different drugs
Side effects of different drugsfareeha Awan
 

Viewers also liked (20)

Jbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-i
Jbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-iJbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-i
Jbptunikompp gdl-antoniusta-22992-2-unikom a-i
 
Turquie : appel pour la défense des avocats membres du CHD
Turquie : appel pour la défense des avocats membres du CHDTurquie : appel pour la défense des avocats membres du CHD
Turquie : appel pour la défense des avocats membres du CHD
 
Bryant May 2015
Bryant May 2015Bryant May 2015
Bryant May 2015
 
I’m getting nuttin’ for christmas lyrics
I’m getting nuttin’ for christmas lyricsI’m getting nuttin’ for christmas lyrics
I’m getting nuttin’ for christmas lyrics
 
2015 11 30 Zeugnis SC
2015 11 30 Zeugnis SC2015 11 30 Zeugnis SC
2015 11 30 Zeugnis SC
 
Software Developer in JAVA with 1 Year of Experience
Software Developer in JAVA with 1 Year of ExperienceSoftware Developer in JAVA with 1 Year of Experience
Software Developer in JAVA with 1 Year of Experience
 
Productive Programming in Groovy
Productive Programming in GroovyProductive Programming in Groovy
Productive Programming in Groovy
 
Diapositivas de ensayo
Diapositivas de ensayoDiapositivas de ensayo
Diapositivas de ensayo
 
Jkptumpo gdl-sitimunawa-173-1-penerapa-m
Jkptumpo gdl-sitimunawa-173-1-penerapa-mJkptumpo gdl-sitimunawa-173-1-penerapa-m
Jkptumpo gdl-sitimunawa-173-1-penerapa-m
 
合同報告会スライド
合同報告会スライド合同報告会スライド
合同報告会スライド
 
Power point Mini-TED Estrés
Power point Mini-TED EstrésPower point Mini-TED Estrés
Power point Mini-TED Estrés
 
La ode jarisding_24_feb_2006
La ode jarisding_24_feb_2006La ode jarisding_24_feb_2006
La ode jarisding_24_feb_2006
 
Tasca ciutadania
Tasca ciutadaniaTasca ciutadania
Tasca ciutadania
 
Anaphylaxis
AnaphylaxisAnaphylaxis
Anaphylaxis
 
Jadwal kapal-pelni-2013
Jadwal kapal-pelni-2013Jadwal kapal-pelni-2013
Jadwal kapal-pelni-2013
 
Launch with caption
Launch with captionLaunch with caption
Launch with caption
 
Natysoc06
Natysoc06Natysoc06
Natysoc06
 
Empresa coca cola expo
Empresa coca cola expoEmpresa coca cola expo
Empresa coca cola expo
 
Side effects of different drugs
Side effects of different drugsSide effects of different drugs
Side effects of different drugs
 
Elastics in orthodontics
Elastics in orthodontics Elastics in orthodontics
Elastics in orthodontics
 

Similar to TEORI OREM

Filosofi teori orem
Filosofi teori oremFilosofi teori orem
Filosofi teori oremNoviTiara1
 
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptxTeori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptxazhp49
 
2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx
2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx
2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptxSITIURIFAHFIK1
 
TEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptx
TEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptxTEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptx
TEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptxNatasyaAlBaihaqi1
 
Model konsep dan teori keperawatan
Model konsep dan teori keperawatanModel konsep dan teori keperawatan
Model konsep dan teori keperawatanmiftahul ulum
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
BAB II model orem.pdf
BAB II  model orem.pdfBAB II  model orem.pdf
BAB II model orem.pdfANITAHUTAURUK
 
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okewAde Rahman
 
analays 1 progres with ensabilop shlllay s
analays 1 progres with ensabilop shlllay sanalays 1 progres with ensabilop shlllay s
analays 1 progres with ensabilop shlllay sjuwitajambi114
 
TUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf l
TUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf lTUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf l
TUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf ljuwitajambi114
 
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docx
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docxAPLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docx
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docxTeisyAngaraKasih
 
Model Konsep Keperawatan
Model Konsep KeperawatanModel Konsep Keperawatan
Model Konsep KeperawatanVerar Oka
 
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.ppt
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.pptTEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.ppt
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.pptferdiriansyah4
 

Similar to TEORI OREM (20)

Filosofi teori orem
Filosofi teori oremFilosofi teori orem
Filosofi teori orem
 
Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Teori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea oremTeori model keperawatan doretea orem
Teori model keperawatan doretea orem
 
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptxTeori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
 
2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx
2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx
2.-Teori-Konsep-dan-Model-Keperawatan.pptx
 
TEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptx
TEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptxTEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptx
TEORI_MODEL_KEPERAWATAN_konsep_keperawatan_pptx.pptx
 
askep
askepaskep
askep
 
Model konsep dan teori keperawatan
Model konsep dan teori keperawatanModel konsep dan teori keperawatan
Model konsep dan teori keperawatan
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
BAB II model orem.pdf
BAB II  model orem.pdfBAB II  model orem.pdf
BAB II model orem.pdf
 
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
 
analays 1 progres with ensabilop shlllay s
analays 1 progres with ensabilop shlllay sanalays 1 progres with ensabilop shlllay s
analays 1 progres with ensabilop shlllay s
 
TUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf l
TUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf lTUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf l
TUGAS JUWITA 233001090101.pdf tugas pdf l
 
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docx
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docxAPLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docx
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN.docx
 
Model Konsep Keperawatan
Model Konsep KeperawatanModel Konsep Keperawatan
Model Konsep Keperawatan
 
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.ppt
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.pptTEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.ppt
TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_KEPERAWATAN_ppt.ppt
 
gordon
gordongordon
gordon
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

TEORI OREM

  • 1. PENERAPAN TEORI DOROTHEA E. OREM DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN *Siti Munawaroh S.Kep Ners., M.Kep *Fakultas Ilmu Kesehatan, UNMUH Ponorogo Abstrak Penerapan praktek keperawatan yang terus berkembang, tentunya perawat akan semakin dihargai sebagai profesi dan memiliki ilmu tersendiri, dalam arti bukan ilmu kedokteran atau ilmu medis tetapi sudah ilmu keperawatan yang dapat diterapkan pada klien.dan produk jasa yang dikeluarkan berupa asuhan keperawatan akan dapat dirasakan oleh masyarakat selaku penerima jasa keperawatan. Salah satu teori yang sedang dikembangkan adalah teori keperawatan Dorothea E.Orem yaitu teori Self Care. Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem keperawatan dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-care dan kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (selfcare agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care demand), disinilah keperawatan diperlukan. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengacu pada teori Self Care berprinsip pada usaha menolong atau membantu pasien individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan self-care yang memerlukan kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta pergerakan manipulatif atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas-aktivitas, perawat dan klien melakukan tidakan care atau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau ambulasi di mana baik klien maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan, seseorang mampu melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan tindakan self-care terapeutik yang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa melakukannya tanpa bantuan. Hasil akhir dari tindakan keperawatan menurut Orem adalah adanya peran perawat sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai self-care agent sehingga diharapkan kemandirian pasien berangsur-angsur dapaat terwujud. Kata Kunci: Penerapan, Teori D.E.Orem, Asuhan Keperawatan PENDAHULUAN Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu, telah memotivasi pakar-pakar keperawatan melakukan berbagai penelitian untuk menemukan sebuah konsep keperawatan dalam rangka memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dengan memandang bahwa kebutuhan manusia adalah holistik yang mencakup biopsikososiospiritual dan cultural serta memperhatikan bahwa manusia adalah makhluk yang unik. Salah satu model konseptual keperawatan yang terus berkembang dan selalu diujicobakan pada pemberian pelayanan keperawatan adalah self-care
  • 2. deficit yang dikenalkan pertama kali oleh Dorothea E.Orem. Teori Orem ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis dimana perawat memberikan bantuan hanya apabila klien tidak mampu merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi yang selalu tergantung. Teori Orem tetap berorientasi pada manusia /person, lingkungan, kesehatan dan keperawatan yang saling mempengaruhi. Berdasarkan pada pemikiran di atas penulis ingin mencoba melakukan analisa model konseptual self-care deficit sesuai dengan penerapan proses keperawatan Penulis berharap teori Orem dapat dijadikan salah satu alternative atau modifikasi dalam merawat klien. Dengan adanya penerapan praktek keperawatan yang terus berkembang ini, tentunya perawat akan semakin dihargai sebagai profesi dan memiliki ilmu tersendiri, dalam arti bukan ilmu kedokteran atau ilmu medis tetapi sudah ilmu keperawatan yang dapat di terapkan pada klien.dan produk jasa yang dikeluarkan berupa asuhan keperawatan akan dapat dirasakan oleh masyarakat selaku penerima jasa keperawatan. Implikasi pelayanan keperawatan di masa mendatang hendaknya memperhatikan empat aspek yaitu : (1) memahami dan menerapkan peran perawat, (2) komitmen terhadap identitas keperawatan, (3) perhatian terhadap perubahan dan trends pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat, dan (4) komitmen dalam memenuhi tuntutan tantangan system pelayanan kesehatan melalui upaya yang kreatif dan inovatif1. TEORI KEPERAWATAN UMUM OREM Orem mengembangkan Teori Keperawatan Self-Care Deficit (teori umum) terdiri dari 3 teori yang saling berhubungan, yaitu : (1) Theory Self-Care (2) Theory Self-Care Deficit (3) Theory of nursing systems. Didalam 3 teori tersebut dimasukkan 6 konsep sentral dan satu konsep tambahan. Konsep sentral tersebut adalah: konsep self-care, unsur self-care, kebutuhan self-care yang terapeutik, self-care deficit, unsur keperawatan dan system keperawatan, sebagaimana konsep tambahan dari faktor-faktor kondisi dasar yang paling penting untuk memahami teori umum Orem.
  • 3. TEORI SELF-CARE Untuk memahami teori self-care perlu difahami terlebih dahulu tentang konsep self-care, unsur self-care, faktor-faktor kondisi dasar dan kebutuhan akan self-care yang terapeutik. Self-care adalah penampilan atau aktivitas praktek berdasarkan keinginan individu dan dilaksanakan untuk mempertahankan hidup, sehat dan kesejahteraan. Bila self-care dilaksanakan secara efektif, itu akan menolong untuk memelihara integritas dirinya dan fungsi kemanusiaan serta berkontribusi terhadap perkembangan kemanusian2. Unsur self-care adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau kekuatan untuk terlibat di dalam self-care. Kemampuan individu untuk terlibat dalam self-care dipengaruhi oleh faktorfaktor kondisi dasar. Yang termasuk faktor-faktor kondisi dasar adalah : umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosio-kultural, faktor system pelayanan kesehatan (diagnostik dan pengobatan), faktor system keluarga, pola hidup (aktivitas secara teratur), faktor lingkungan serta sumber-sumber yang adekuat dan terjangkau. Secara normal, orang dewasa secara sukarela memelihara dirinya sendiri. Bayi, anak-anak, orang tua, orang sakit dan orang cacat membutuhan perawatan secara menyeluruh atau bantuan dalam aktivitas self-care. Kebutuhan Self-Care yang terapeutik adalah totalitas dari tindakan self-care yang diperlihatkan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan self-care yang sudah diketahui dengan menggunakan metode yang valid dan seperangkat kegiatan dan tindakan yang berhubungan2. Kebutuhan self-care yang terapeutik dijadikan model pada tindakan yang disengaja, yaitu tindakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang untuk menghasilkan peristiwa dan hasil yang memberikan keuntungan kepada orang lain secara spesifik. Persayaratan self-care yang Universal dihubungkan dengan proses kehidupan dan pemeliharaan integritas kemanusiaan beserta fungsi-fungsinya. Hal tersebut umum pada setiap manusia selama seluruh siklus kehidupan dan harus dipandang sebagai faktor yang saling berhubungan, saling mempengaruhi satu sama lain. Istilah umum untuk persyaratan tersebut adalah aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living). Orem (1991) mengidentifikasi persyaratan
  • 4. self-care sebagai berikut : (1) Pemeliharaan terhadap kecukupan udara, (2) Pemelihraan teradap kecukupan air, (3) Pemeliharaan terhadap kecukupan makanan, (4) Perlengkapan yang berhubungan dengan proses eliminasi dan sisa eliminasi, (5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, (6) Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social, (7) Pencegahan terhadap bahaya kehidupan, fungsi manusia dan kesejahteraan manusia, (8) Peningkatan fungsifungsi manusia dan perkembangan dalam kelompok social yang sejalan dengan potensi manusia, tahu keterbatasan manusia, dan keinginan manusia untuk menjadi normal. Penyimpangan kesehatan self-care ditemukan dalam kondisi sakit, injuri, penyakit atau yang disebabkan oleh tindakan medis yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi. Penyakit atau injuri tidak hanya mempengaruhi struktur tubuh tertentu dan fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga mempengaruhi fungsi sebagai manusia. TEORI SELF-CARE DEFICIT Teori self-care deficit merupakan inti dari teori umum keperawatan Orem. Keperawatan dibutuhkan untuk orang dewasa atau orang-orang yang ada dibawah tanggungannya dalam keadaan tidak mampu atau keterbatasan dalam memberikan self-care yang efektif secara terus menerus. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan self-care yang sebenarnya sudah diketahui atau kemampuan self-care atau kemandirian berlebihan atau sama dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan self-care tetapi dimasa yang akan datang dapat diperkirakan kemampuan merawat akan berkurang baik kualitatif maupun kuantitatif dalam kebutuhan perawatan atau kedua-duanya. Orem mengidentifikasi lima metode bantuan: (1) Tindakan untuk berbuat untuk orang lain, (2) Membimbing dan mengarahkan, (3) Memberikan dukungan fisik dan psikologis, (4) Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu, (5) Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan semua metode ini untuk memberikan bantuan self-care. Aktivitas yang melibatkan perawat saat mereka memberikan asuhan keperawaran dapat digunakan untuk menggambarkan domain keperawatan. Lima area aktivitas untuk praktek keperawatan, yaitu : (1)
  • 5. Masuk ke dalam dan mempertahankan hubungan perawat-klien dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien secara sah dikeluarkan dari keperawatan, (2) Menentukan apakah dan bagaimana klien dapat ditolong melalui keperawatan, (3) Berespons terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak dan bantuann keperawatan, (4) Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bentuk bantuan keperawatan, (5) Mengkoordinasi dan mengintegrasikan keperawatan dengan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan lain yang dibutuhkan atau diterima dan pelayanan sosial dan pendidikan yang dibutuhkan dan diterima klien3. TEORI TENTANG SISTEM-SISTEM KEPERAWATAN Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem keperawatan dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-care dan kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care demand), disinilah keperawatan diperlukan. Unsur keperawatan (nursing agency) adalah suatu atribut yang kompleks dari orang yang dididik dan dilatih sebagai perawat yang memampukan mereka untuk bertindak, mengetahui dan membantu orang lain memenuhi kebutuhan self-care yang terapeutik dengan melaksanakan dan mengembangkan self-care agency mereka sendiri2. Klasifikasi sistem keperawatan untuk memenuhi persyaratan self-care klien ada 3 yaitu sistem kompensatori penuh (wholly compensatory system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory system) dan sistem dukungan-pendidikan (supportive-educative system). Sistem keperawatan kompensatori penuh (wholly compensatory nursing system) digambarkan oleh sebuah situasi dimana individu tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan self-care yang memerlukan kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta pergerakan manipulatif atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas. Seseorang dengan keterbatasan ini secara sosial tergantung dengan orang lain untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraannya2. Kelompok orang dengan kondisi ini dibagi lagi menjadi : (1) tidak mampu terlibat dalam berbagai bentuk tindakan yang disengaja, contoh : klien koma; (2) waspada dan mampu untuk melakukan observasi,
  • 6. penilaian dan keputusan tentang self-care serta hal-hal lain tapi tidak bisa atau tidak boleh tindakan yang memerlukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, contoh : klien dengan fraktur C3 – C4; (3) tidak mampu menghadirkan dirinya sendiri dan membuat penilaian yang tepat serta keputusan tentang self-care serta hal-hal lain tapi bisa melakukan ambulasi dan mungkin mampu melakukan beberapa tindakan self-care dengan supervisi dan bimbingan yang terus menerus, contoh : klien Retardasi Mental. Sistem keperawatan kompensatori sebagian (partly compensatory nursing system) digambarkan oleh situasi dimana baik perawat dan klien melakukan tidakan care atau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau ambulasi. Baik klien maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan2. Contoh: klien yang pasca operasi abdomen, yang mampu mencuci wajah dan menggosok gigi tapi memerlukan bantuan perawat dalam mobilisasi dan merawat luka. Sistem keperawatan dukungan-pendidikan (supportive-educative nursing system) adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan tindakan self-care terapeutik yang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa melakukannya tanpa bantuan. Dalam sistem ini klien melakukan semua self-care. Peran perawat adalah sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai self-care agent. PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI OREM A. PENGKAJIAN 1. Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem keluarga); Pola hidup; Faktor lingkungan. 2. Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self-care defisit,maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total Care4.
  • 7. 3. Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis 2 yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,, gangguan mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan eliminasi /pergerakan bowel, urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Secara rinci pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis adalah sebagai berikut: Tabel 1. Pemenuhan kebutuhan Oksigen A. Saluaran Pernafasan 1. sumbatan pada saluran pernafasan oleh benda asing 2. kelaianan pada saluran pernafasan daaan peningkatan resistensi jalan pernafasan B. Pengembanagan kapasitas vital paru 1. restriksi paru 2. penurunan pengembangan paru 3. perubahan jaringan paru terhadap pemenuhan kapasitas vital paru 4. keterbatasan ekspansi dada 5. pengaruh muskuler dan neuro terhadap pengembangan paru C. Ventilasi alveolar optimal 1. alveoli yang terganggu 2. penurunan jumlah alveolus 3. kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal D. Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru 1. hipoventilasi elveolar 2. penebalan alveolar dan membran kapiler 3. rendahnya aliran darah paru terhadap ventilasi 4. penurunan kapsitas oksigen E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral 1. Aktifitas ritme otomatis di medula oblongata 2. Reseptor regulasi kimia (kemoreseptor) F. Terhentinya pernafsan sementara 1. Kekejangan umum 2. Tangis anak-anak G. Tidak ada respirasi 1. Apneu yang muncul pada bayi normal 2. Apneu dengan pasien preterm 3. Apneu pada 24 jam pertama 4. Apneu pada penyakit kardiorespiratori 5. Apneu akibat gangguan metabolik H. Distres respiratori 1. Ansietas 2. Histeria dan gangguan emosional 3. Patologi pada jantung dan paru 4. Pernafasan periodik pada bayi preterm 5. Dispneu dan sianosis pada bayi baru lahir I. Penurunan respiratory rate dan kapasitas vital 1. Kaheksia 2. malnutrisi J. Peningkatan kerja pernafasan 1. Injuri 2. Penyakit akut
  • 8. Tabel 2. Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit A. Keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan cairan dan nutrisi 1. kemampuan / ketidak mampuan 2. jenis komunikasi yang tidak dimengerti 3. kegagalan mengkomunikasikan kebutuhannya 4. kondisi pemasukan / input asupan nutrisi B. Jenis makanan dan cairan yang tidak disukai dan mempengaruhi 1. yang berbeda dengan kebiasaan 2. yang berbeda dari standar 3. yang bnertentangan dengan kondisi individu C. Kondisi internal dan eksternal pemasukan makanan dan cairan 1. hal-hal yang perlu diperhatiakn 2. manfaat asupan cairan makanan a. kondisi fisik b. stimulasi fisik c. perilaku yang tidak biasa d. kondisi lingkungan yang mempengaruhi asupan D. Kondisi natural terkait dengan asupan cairan dan makanan ke dalam mulut 1. satus / tingkat perkembangan 2. abnormalitas pada mulut dan wajah 3. obstruksi-inflamasi dan lesi pada mulut 4. pengeluaran sekresi dari mulut dan hidung 5. kesul;itan untuk membuka dan menutup mulut 6. prosedur pembedahan pada mulut, rahang dan lidah yang mempengaruhi pemasukan cairan dan nutrisi 7. pertukaran jaringan lunak di mulut a. efek dari kekurangan nutrisi dan adanya pembatasan asupan b. atropi mukosa mulut pada orang tua sehingga kemampuan merasakan menurun dan adanya sensasi terbakar pada mulut 8. posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum tidak mampu membuka mulut Tabel 3. Gangguan mengunyah A. Kondisi gangguan mengunyah 1. kondisi gigi dan rahang 2. kondisi otot untuk mengunyah 3. nyeri saatmengunyah akibat lesi pada jaringan lunak dan tulang 4. berurangnya jumlah saliva 5. kebiasaan toidak mengunyah makanan B. Kondidi dan keadaan gangguan mengunyah 1. kondisi yang berhubungan dengan berkurangnya jumlah saliva a. berkurangnya atau tertahannya sekresi saliva b. adanya peradangan, tumor atau gangguan pada kelenjar yang memproduksi saliva. 2. kondisi otot lidah dan pipi / wajah yang terganggu 3. kurang dalam mengunyah makanan
  • 9. Tabel 4. Gangguan menelan A. Kondisi dan keadaan gangguan mengunyah 1.Ketidakmampuan pada vase volunter akibat stupor dan koma 2. Gangguan pada fase involunter a. kekacauan fungsi motorik b. Penyimpangan pada bibir, palatum dan lidah c. Paralisis total d. Nyeri dan adanya obstruksi B. Kondisi dan keadaan gangguan sampainya makanan dan minuman ke oesofagus 1.Obstruksi dan nyeri faring 2.Kekacauan reflek menelan 3.Lesi pada cranial yang mengganggu 4.ukuran makanan yang menggangu C. Keadaan yang mengganggu masuknya makanan ke lambung 1.Obstruksi 2.Penyimpangan oesofagus 3.Nyeri pada oesofagus a. Radang b. Lesi c. Varises d. Perforasi e. Ruptur 4.Kekacauan syaraf menelan 5.Gangguan disfungsi motorik 6.refluk dari oesofagus ke lambung Tabel 5. Pemenuhan kebutuhan eliminasi/pergerakan bowel A. Perubahan pergerakan bowel dan Faeces 1.konstipasi-diare 2.Perubahan kepadatan, warna dan karakteristik faeces 3.Perubahan intregitas bowel, fungsi, dan perubahan struktur B. Perasaan dan emosi yang mempengaruhi 1.Ketidaknyaman atau nyeri 2.Kecemasan atau ansietas akibat gangguan C. Tingkah laku selama perawatan 1.Pergerakan yang sulit 2.Tidak nyama atau nyeri pada saat pergerakan D. Lingkungan 1.Jamban 2.Sanitari lingkungan 3.Privacy pada saat B A B 4.Berbeda setiap individu
  • 10. Tabel 6. Urinary A. Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ 1. Perubahan pola urinary 2. Perubahan kualitas dan kuantitas urine 3. Perubahan struktur dan fungsi integritas organ B. Perasaan dan emosi yang mempengaruhi 1. Ketidaknyamanan atau nyeri 2. Kecemasan atau ansietas akibat gangguan C. Tingkah laku selama perawatan 1. Pergerakan yang sulit 2. Tidak nyaman atau nyeri pada saat pergerakan D. Lingkungan 1. Jamban 2. Sanitari lingkungan 3. Privasi pada saat BAK 4. Berbeda setiap individu Tabel 7. Excrements Keringat A. Perubahan pola 1. Keringat berkurang 2. Keringat meningkat B. Reaksi klien 1. Keringat berkurang 2. Keringat meningkat C. Tingkah laku selama perawatan 1. Pergerakan tubuh yang sulit 2. Nyeri 3. lingkungan Tabel 8. Menstruasi A. Perubahan pola 1. Waktu, durasi, jumlah 2. Supresi menstruasi B. Perasaan dan emosi yang berhubungan 1. Tidak nyaman, nyeri 2. Cemas, ansietas C. Tingkah laku selama perawatan 1. Pergerakan tubuh yang sulit 2. Nyeri D. Lingkungan 1. Tempat tinggal yang kurang nyaman 2. Therapi keperawatan setiap individu berbeda
  • 11. Tabel 9. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat Faktor manusia A. Gangguan dengan keseimbangan aktivitas dan istirahat 1. Kekurangan dan kelemahan 2. Emosi, keputusasaan, kegembiraan 3. Terjaga sepanjang malam 4. Narkosis, komposmentis 5. Menolak perhatian, konsentrasi pada persoalan di kehidupannya 6. Ketidakmampuan 7. Ketidak aktifan, immobilitas B. Gangguan khusus aktifitas dan istirahat 1. Dispneu 2. Nyeri 3. Ketidaknyamanan 4. Sensori 5. Kecemasan, ansietas Faktor lingkungan A. Lingkungan sosial sesuai dengan keinginan B. Penggunaan tempat dan waktu 1. Kerjs produktif, rekreasi, aktifitas berlebihan 2. Perubahan jenis aktifitas 3. Perubahan dari aktif ke istirahat 4. Cukup istirahat 5. Memelihara kondisi fisik yang sesuai Lingkungan fisik A. Kondisi yang menghalangi aktifitas atau istirahat B. Hidung yang terganggu pada saat istirahat C. Tidak biasa dengan suara tidur orang lain D. Lampu kamar saat tidur Situasi lingkungan A. Situasi kritis pada keluarga dan tempat tinggal B. Bencana alam C. Peperangan B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan Maslow 5. C. TINDAKAN KEPERAWATAN Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Teori Orem
  • 12. mengidentifikasi beberapa metode bantuan, yaitu: (1) Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan, (2) Membimbing dan mengarahkan, (3) Memberi dukungan fisik dan psikologis, (4) Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu, (5) Pendidikan, (6) Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan, (7) Kolaburasi, pelimpahan wewenamg, (8) Melibatkan anggota masyarakat, (9) Lingkungan. D. EVALUASI Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Masalah self care defist ditemukan karena klien tidak mempunyai kemauan, kemampuan dan ketidaktahuan terhadap perawatan diri 2. Peran perawat adalah membantu yang tidak mampu, memberi motivasi bagi yang tidak mau dan memberikan pengetahuan terhadap klien yang memang tidak mengetahui akan self care, sehingga akan tampak peran perawat sebagai pelaksana, pendidik dan pengelola asuhan keperawatan 3. Teori Orem sangat mungkin dikembangkan karena masalah keperawatan semakin kompleks dan bantuan keperawatan sangat dibutuhkan, sehingga klien diharapkan tidak selalu bergantung pada perawat dalam self care. Saran 1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat dapat memodifikasi berbagai konsep teori sehingga lebih fleksibel, kreatif dan inovatif tetapi tetap memandang bahwa klien adalah manusia yang unik dengan masalah keperawatan yang komperhensif serta disesuaikan dengan
  • 13. hukum, kode etik dan moral sehingga praktek keperawatan akan berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 2. Pengkajian psikologis, sosial, spiritual dan kultural dapat dilakukan untuk menemukan masalah keperawatan pada klien yang komperhensif, sehingga klien dapat mandiri. 3. Perawat hendaknya mendokumentasikan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan praktek keperawatan baik asuhan keperawatan yang di Rumah Sakit atau yang dilakukan di rumah, sehingga perawat mempunyai bukti apabila adanya permasalahan lanjut pada klien. DAFTAR PUSTAKA 1. Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba Medika 2. Orem, DE. (2001). Nursing Concept of Pratical . St. Louis: The CV Mosby Company. 3. George, J.B (1995). Nursing Theoris: The Base for Profesional Nursing Practice. Fourth edition,appleton & Lange,Connecticut 4. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 5. Fitzpatrik J.J and Whall A.L. (1989). Conseptual Models of Nursing: Analysis and Application. second Edition. California: Appleton and Lange.