SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Oleh :
Aqib Ossa E.I
Martin Januar P.
Nur Chakim
Vigi Marna I
Muhammad Alsefta
Risalandi Nugroho S.
SILABUS
1. Pendahuluan sistem penghantaran obat
2. Sediaan Oral pelepasan terkendali (SOPT),
3. penghantaran obat transdermal,
4. penghantaran obat topikal,
5. penghantaran obat pada kolon
ConventionalConventional ControlledControlled
Drug DeliveryDrug Delivery
SustainedSustained
ExtendedExtended
Site-specificSite-specific
PulsatilePulsatile
EnteralEnteral
ParenteralParenteral
OtherOther
SPO
SPO memiliki konsep yang lebih comprehensive
yang meliputi: formulasi obat, interaksi yang
mungkin terjadi antara obat yang satu dengan obat
yang lainnya, matriks, container, dan pasien.
terwujudnya suatu sediaan obat yang ideal atau setidaknya
mendekati ideal yaitu sediaan obat yang:
1. Cukup diberikan satu kali saja selama masa terapi
2. Langsung dapat didistribusikan ke tempat aksinya dan
memiliki adverse effect yang seminimal mungkin
Untuk mencapai
tujuan tersebut:
Perlu
dipertimbangkan
Faktor: seperti
farmakokinetik,
farmakodinamik dan
kenyamanan pasien
sediaan obat konvensional
sediaan obat termodifikasi
(modified – release drug
product).
KARAKTERISTIK
OBAT
Sifat fisika kimia:
1.Suhu lebur
2.pKa
3.Kelarutan
4.Koefisien partisi
5.pH-stabilitas
6.Kristal
Absorbsi obat:
1.Perilaku dalam GIT
2.Jendela absorbsi
3.Transport aktif/pasif
4.Absorbsi limfatik
5.Farmakokinetika
OBAT
SEDIAAN
FARMASI
Suatu sistem yang
menghantarkan obat pada
suatu organisme (manusia)
Parameter yang terkait yaitu:
1.Jumlah obat yang akan dihantarkan
2.Kecepatan penghantaran obat yang merupakan
jumlah obat yang dihantarkan per satuan unit
waktu
Proses yang berlawanan dengan SPO??
ELIMINASI
Meliputi:
1.Metabolisme obat (biotransformasi)
2.Ekskresi obat
Metabolisme dan ekskresi
Tergantung pada:
1.Kondisi fisiologi (umur, jenis kelamin, fungsi
ginjal, dosis obat)
2.Reaksi biokimia (jangka distribudi, ikatan
protein)
Menentukan lamanya waktu kadar obat
bersirkulasi untuk menghasilkan/mencapai efek
farmakologi spesifik.
FAKTA
secara teoritis, untuk memperlama dan menjaga
konsentrasi obat dalam organisme, perlu
mempertimbangkan proses absorbsi dan eliminasi obat
dengan kemungkinan memperpanjang:
1. Proses absorbsi
2. Proses metabolisme
3. Proses ekskresi
1. Jika obat di eliminasi dengan kecepatan rendah, maka ada
bahaya terjadinya akumulasi. Untuk praktisnya sediaan
lepas lambat dirancang utk obat dengan waktu paruh
biologi 2-6 jam
2. Jika jendeka terapi obatsempit, maka hanya ada
perbedaan kecil antara kadar terapeutik dan toksik obat
sehingga akan menimbulkan bahaya keracunan
3. Jika terjadi keracunan atau intoleransi sesudah pemberian
sediaan obat dengan pelepasan diperlama, sulit untuk
menghilangkan efek yang tidak dikehendaki dgn cara
menghentikan pemerian obat.
Beberapa kondisi yang tidak memungkinkan pada
pembuatan sediaan dengan pelepasan diperlama:
4. Jika absorbsi obat dalam salura cerna buruk, maka
bahayanya adalah efek farmakologi tidak efektif atau sama
sekali tidak tercapai
5. Tidak berguna untuk membuat sediaan dengan pelepasan
jika obat diabsorbsi secara transport aktif
6. Dibandingkan dengan sediaan pelepasan dipercepat/segera,
sediaan lepas lama dipengaruhi oleh bbrp faktor fisiologi,
sprti gastric emptying, pH medium, dan keberadaan enzim
dlm saluran cerna
7. Sulit direalisasikan utk obat dengan dosis tunggal lebih dari
500 mg.
Definisi SOPT:
Sistem yang menghasilkan penghantaran obat secara
kontinu untuk periode waktu yang sebelumnya sudah
ditetapkan, dengan kinetika yang sudah diprediksi, bersifat
reprodusibel, dan mekanisme pelepasan sudah diketahui.
KEUNTUNGAN SEDIAAN LEPAS
TERKONTROL
:
1. Mengurangi frekuensi pemakaian
obat
2. Menambah/ lebih mengenakkan
pasien (incompliance)
3. Menghindari/ tidak perlu adanya
pemakaian obat pada malam hari
4. Mengurangi fluktuasi kadar obat
dalam darah
5. Efek obat yang lebih uniform
6. Mengurangi iritasi saluran cerna
7. Mengurangi efek samping
KERUGIAN SEDIAAN LEPAS
TERKONTROL
1. Biaya (harga relative mahal)
2. Korelasi in vitro-in vivo (sering jelek)
3. Dose dumping
4. Mengurangi fleksibilitas pemberian obat
(tidak bisa utk obat dgn dosis besar/obat
indeks terapi sempit)
5. Menaikkan kemungkinan “first-pass effect”
6. Secara umum, bioavailabilitas kurang baik
7. Efektivitas pelepasan obat dipengaruhi dan
dibatasi oleh GI residence time
8. Apabila terjadi keracunan sulit utk
dihentikan
KARAKTERISTIK OBAT YANG TIDAK
COCOK DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT
DALAM SEDIAAN LEPAS TERKONTROL
1. Waktu paro eliminasi pendek
2. Waktu paro eliminasi panjang
3. IT kecil
4. Dosis besar
5. Absorpsi jelek
6. Absorpsi secara aktif
7. Kelarutan yang kecil
8. First-pass effect yang ekstensif
Beberapa factor biologi yang dapat mempengaruhi
kinerja SOPT, antara lain:
1. Motilitas saluran cerna dan waktu transit obat
2. Aliran darah
3. lingkungan saluran cerna, yang meliputi:
a. Isi lumen dan pH
b. mucus
c. Junction ileo-cecal
d. Flora saluran cerna
e. Imunologi saluran cerna
Sistem penghantaran obat secara transdermal atau
transdermal drug delivery (TDD) merupakan salah satu
sistem penghantaran obat non konvensional atau
termodifikasi.
TDD didefinisikan sebagai suatu sistem penghantaran
obat yang mengharuskan obat berdifusi melalui
sejumlah lapisan kulit yang berbeda–beda hingga
akhirnya mencapai sirkulasi sistemik untuk
menimbulkan suatu efek terapi tertentu.
 Adapun jika obat tidak sampai ke dalam sirkulasi
sistemik, maka tidak dikategorikan ke dalam TDD
melainkan hanya sebatas topical drug delivery.
Keuntungan
Durasi yang lebih lama dari tindakan yang mengakibatkan
penurunan frekuensi dosis;
Peningkatan kenyamanan untuk mengelola obat-obatan, yang
tidak akan membutuhkan dosis sering;
Meningkatkan bioavailabilitas;
Mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan
kadar plasma sampai akhir interval pemberian dosis;
Peningkatan kepatuhan pasien dan kenyamanan melalui-
invasif, tanpa rasa sakit dan aplikasi sederhana;
Obat terhindar dari first passed effect;
Terhindar dari degradasi oleh saluran gastro intestinal;
Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan (missal reaksi
alergi, dll) pemakaian dapat dengan mudah dihentikan;
Kerugian
Memliki bobot molekul relatif kecil (kurang dari 500 Da). Hal ini
karena pada dasarnya stratum corneum pada kulit merupakan barrier
yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing masuk ke tubuh
sehingga hanya molekul – molekul yang berukuran sangat kecil
sajalah yang dapat menembusnya;
Memiliki koefisien partisi sedang (larut baik dalam lipid maupun air);
Memiliki titik lebur yang relatif rendah. Hal ini karena untuk dapat
berpenetrasi ke dalam kulit, obat harus dalam bentuk cair, serta;
Memiliki effective dose yang relatif rendah;
Kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit;
Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat – obat
transdermal. Misalnya telapak kaki, dll;
Harus diwaspadai pre-systemic metabolism mengingat kulit juga
memiliki banyak enzim pemetabolisme.
1. Impermeable backing atau lapisan penyangga, biasanya
terbuat dari lapisan polyester, ethylene vinyl alcohol
(EVA), atau lapisan polyurethane. Lapisan ini berguna
untuk melindungi obat dari air dan sebagainya yang dapat
merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas dari pada
lapisan di bawahnya untuk
2. Drug Reservoir atau lapisan yang mengandung obat (zat
aktif) beserta dengan perlengkapannya seperti material
pengatur kecepatan pelepasan obat, dsb. Obat terdispersi
dengan baik dalam eksipien cair yang inert dalam lapisan
ini.
3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan
impermeable back beserta drug reservoir pada kulit.; serta
4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester
digunakan. Lapisan ini berguna untuk mencegah
melekatnya lapisan perekat pada kemasan sebelum
digunakan.
Terkadang, ada pula lapisan tambahan yaitu rate-
controlling membrane yang terbuat dari
polypropylene berpori mikro dan yang berfungsi
sebagai membrane pengatur jumlah dan kecepatan
pelepasan obat dari sediaan menuju permukaan kulit.
Kenapa TDD dipilih sebagai alternatif penghantaran
obat menggantikan sistem penghantaran
konvensional?
Pertama, Obat yang dihantarakan melalui TDD tidak mengalami first
pass effect karena dia tidak melewati portal hepatic sehingga dapat
menghindari problem rendahnya bioavailabilitas.
Kedua, TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan stabil
sehingga dapat mengurangi kebutuhan pengulangan konsumsi obat.
Hal ini dapat ditimbulkan akibat pelepasan obat dari sediaan yang
dikontrol baik dengan sistem reservoir, maupun sistem matriks.
Ketiga, TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp intra
vascular (landai) tanpa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman
seperti dalam pemberian obat secara intra vascular yang invasive.
Landainya profil Cp pada TDD disebabkan oleh panjangnya jarak
tempuh obat dari sediaan menuju sirkulasi sistemik dan adanya fase–
fase yang berbeda. Sehingga perlu diperhatikan onset dan KEM–nya.
Keempat, jika ternyata terjadi side effect yang tidak diinginkan
(adverse effect), maka pemakaian dapat dihentikan dengan
mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada pemberian p.o
maupun pemberian secara invasive.
Kelima, Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti
asalkan patch tidak terlepas dari kulit.
 Keenam, tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal
ini penting mengingat banyak obat dapat terdegradasi oleh cairan
lambung maupun dapat mengiritasi lambung.
Ketujuh, TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro
eliminasi pendek, therapeutics window sempit, serta absorbsi
rendah.
Meskipun TDD dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan
yang muncul dalam sistem penghantaran obat konvensional,
bukan berarti TDD tidak memiliki masalah. Masalah terbesar
dalam TDD adalah terkait dengan fungsi kulit. Sebagaimana
diketahui, kulit berfungsi sebagai “organ protektif” sehingga dia
tidak mudah ditembus oleh zat asing dari luar.
Berdasarkan struktur kulit yang demikian, maka hanya obat–obat
tertentu saja yang dapat dihantarkan melalui TDD. Obat–obat
tertentu tersebut adalah obat–obat yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
Pertama, memiliki koefeisien partisi sedang. Obat dengan koefisisn
partisi tinggi dapat dengan mudah melalui SC akan tetapi akan
mengalami kesulitan untuk melewati lapisan dermis yang hidrofil.
Demikian pula sebaliknya, obat dangan koefisien partisi rendah
mungkin akan dapat dengan mudah melewati lapisan dermis akan
tetapi dia kesulitan untuk melewati lapisan SC.
Kedua, memiliki ukuran yang kecil, direpresentasikan dengan BM
yang rendah (di bawah 500 Da). Ukuran obat yang terlalu besar akan
menyulitkan dalam menembus berbagai lapisan kulit tersebut kecuali
jika digunakan TDD aktif.
Ketiga, harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya kecil.
Bayangkan jika obat dengan dosis besar seperi Amoxicillin (dosis
sekali minum 500 mg) dihantarkan dengan TDD. Mau berapa besar
patch yang akan digunakan? Mau ditempel di bagian tubuh mana
patch sebesar itu?
Keempat, memiliki titik lebur yang rendah. Titik
lebur ini terkait erat dengan BM. Semakin besar BM,
semakin tinggi pula titik leburnya.
Kelima, tidak menimbulkan reaksi yang tidak
diinginkan pada kulit seperti iritasi dan sensitisasi.
Khusus aspek ini, reaksinya sangat individual. Sangat
boleh jadi suatu obat aman bagi individu A tetapi
menimbulkan reaksi alergi yang demikian
mengganggu pada individu B.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum
memutuskan suatu obat akan dihantarkan melalui
TDD adalah bentuk kristalnya terutama untuk obat–
obat yang memiliki beberapa bentuk kristal. Tidak
ada patokan yang pasti bentu kristal seperti apa yang
cocok untuk dihantarkan melalui TDD. Hal ini terkait
permeabilitas yang berbeda–beda pada tiap bentuk
kristal yang berbeda sehingga permeabilitasnya tidak
dapat diprediksi.
Ada empat jenis utama patch transdermal :
Single-layer Obat-in-Adhesive
Multi layer-Drug-in-Adhesive
Reservoir
 Matriks
Preparat topikal digunakan untuk efek lokal
pada tempat aplikasi mereka berdasarkan
penetrasi obat ke dalam lapisan yang mendasari
kulit atau selaput lendir.
Pengiriman topikal mencakup dua tipe dasar
produk:
1. Topikal Eksternal yang tersebar, disemprot, atau
tersebar ke jaringan kulit untuk menutupi daerah
yang terkena.
2.Internal topikal yang diaplikasikan pada membran
mukosa oral, melalui vagina atau pada jaringan
anorektal untuk kegiatan lokal 2.
pengiriman topikal dapat didefinisikan sebagai
penerapan obat yang mengandung formulasi untuk
kulit untuk langsung mengobati gangguan kulit
(misalnya jerawat) atau (misalnya psoriasis) dengan
maksud yang mengandung efek farmakologis atau
lainnya obat ke permukaan kulit atau di dalam kulit.
Formulasi Semi padat mendominasi sistem untuk
pengiriman topikal, seperti aerosol, bubuk obat,
larutan, dan sistem perekat.
Keuntungan Sistem Pengiriman Obat topikal:
1. Menghindari metabolisme lintas pertama.
2. Nyaman dan mudah diterapkan.
3. Menghindari risiko dan ketidaknyamanan terapi intravena
dan kondisi beragam penyerapan, seperti perubahan pH,
kehadiran enzim, waktu pengosongan lambung dll
4. Pencapaian keberhasilan dengan dosis rendah harian total
obat oleh input obat terus menerus.
5. Menghindari fluktuasi kadar obat.
6. Kemampuan untuk dengan mudah mengakhiri obat, bila
diperlukan.
Kekurangan Sistem Pengiriman Obat topikal:
1. Iritasi kulit dermatitis kontak dapat terjadi karena
obat dan / atau eksipien .
2. Miskin permeabilitas dari beberapa obat melalui
kulit.
3. Kemungkinan reaksi alergi.
4. Hanya dapat digunakan untuk obat yang
memerlukan konsentrasi plasma yang sangat kecil
untuk tindakan
5. Enzim dalam epidermis dapat mengubah sifat
sesuatu benda obat
6. Obat dari ukuran partikel yang lebih besar tidak
mudah menyerap melalui kulit
Permeasi melalui kulitSebagian besar preparat topikal dimaksudkan untuk
diterapkan pada kulit. Jadi pengetahuan dasar kulit
dan fisiologi, fungsi dan biokimia sangat penting
untuk merancang topikal. Kulit adalah organ tunggal
terberat dari tubuh, menggabungkan dengan lapisan
mukosa saluran pernapasan, pencernaan dan
urogenital.
PH kulit bervariasi 4-5,6. Keringat dan asam lemak
dikeluarkan dari sebum mempengaruhi pH
permukaan kulit. Disarankan bahwa keasaman kulit
membantu dalam membatasi atau mencegah
pertumbuhan patogen dan organisme lain
Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan
beberapa keuntungan terapeutik.
Pada beberapa penyakit colonic seperti: kanker
kolorektal, penyakit Crohn’s, spastic colon dan lain
sebagainya, terbukti bahwa pengobatan secara local
lebih efektif dari pengobatan sistematik.
Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui
pemberian obat secara oral dan rectal.
Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema)
tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas kadar
obat menurut cara pemberian ini, oleh karena itu
pemberian obat secara oral merupakan alternative
pilihan terbai
Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada
bagian atas salur cerna adalah masalah utama pada
system penghantaran obat melalui rute oral yang
harus diatasi untuk mencapai keberhasilan system
penghantaran obat bersasaran colon (targeted
colonic).
Dalam pengembangan sediaan bersasaran colon ini
ada 4 elemen esensial yang saling terkait, yaitu:
penyakit, obat, tujuan (sasaran) dan system
penghantaran obat
Sasaran SPO spesifik kolon
1. Menurunkan frekuensi pemberian obat
2. Menunda penghantaran obat sampai waktu yang
sesuai dari suatu penyakit
3. Memperlambat penghantaran obat sampai dikolon
untuk mencapai konsentrasi tinggi pada
pengobatan penyakit di bagian akhir saluran cerna
(kolon)
4. Menghantarkan obat ke daerah yang kurang
bersahabat terhadap metabolisme, misal tidak
tahan asam dan enzim.
Salut enterik utk penghantaran kolonik
Secara praktis dapat digunakan suatu polimer yg larut
pd pH 7 atau lebih dalam bentuk dispersi dalam air.
Salut enterik yg melarut pda pH lebih rendah dr 7
digunakan utk salut enterik konvensional.
Pemilihan polimer yg melarut pd pH lebih dr 7 akan
melepaskan obat pada daerah terminal usus halus.
Mekanisme pelepasan obat pada SPO kolon
1. Salut enteric : bagian terluar yang mencegah penetrasi
cairan gastric ke dalam tablet,sehingga mencegah obat
dilepaskan di lambung.
2. Lapisan polimer yang dapat tererosi : ketika obat masuk
ke usus, salut enterik akanlarut dan polimer ini mulai
tererosi. Polimer ini akan mencegah obat untuk
dilepaskanpada usus halus. Polimer ini dapat bertahan 4-6
jam hingga obat mampu mencapaikolon.
3. Inti : inti merupakan tablet konvensional yang yang
berisi zat aktif yang akandilepaskan di dalam kolon. Di
kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida
menjadiasam 1rganic. PH yang rendah di sistem akan
menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat
aktif akan dilepaskan
DRUGS DELIVERY SYSTEM

More Related Content

What's hot

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 

What's hot (20)

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 

Viewers also liked

Sistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obatSistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obatMolinda Damris
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Citra pharmacist
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Fathia Husaini
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014Anna Lisstya
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasiSarah Najib
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatRobby Candra Purnama
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)
INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG  (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG  (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)
INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)ADAM S
 
Konsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiKonsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiSuryadi Khaliq
 
Biotransformation (Drug Metabolism)
Biotransformation (Drug Metabolism)Biotransformation (Drug Metabolism)
Biotransformation (Drug Metabolism)Dr Renju Ravi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Oral & dissolution controlled release system
Oral & dissolution controlled release systemOral & dissolution controlled release system
Oral & dissolution controlled release systemSonam Gandhi
 

Viewers also liked (20)

Sistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obatSistem penghantaran obat
Sistem penghantaran obat
 
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakanPertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
 
Evaluasi sediaan
Evaluasi sediaanEvaluasi sediaan
Evaluasi sediaan
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Jenis jenis obat
Jenis jenis obatJenis jenis obat
Jenis jenis obat
 
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014Makalah farmakologi-  digoksin- analistiana farmasi -2014
Makalah farmakologi- digoksin- analistiana farmasi -2014
 
Farmakokinetik disposisi obat
Farmakokinetik disposisi obatFarmakokinetik disposisi obat
Farmakokinetik disposisi obat
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
Luka bakar sunscreens
Luka bakar sunscreens Luka bakar sunscreens
Luka bakar sunscreens
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)
INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG  (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG  (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)
INTRODUCTION TO BIOTRANSFORMATION OF DRUG (METABOLISM OF PHENYTOIN AND CODEINE)
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Konsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiKonsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologi
 
Biotransformation (Drug Metabolism)
Biotransformation (Drug Metabolism)Biotransformation (Drug Metabolism)
Biotransformation (Drug Metabolism)
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Oral & dissolution controlled release system
Oral & dissolution controlled release systemOral & dissolution controlled release system
Oral & dissolution controlled release system
 

Similar to DRUGS DELIVERY SYSTEM

75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermal75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermalSarah Najib
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi dinana88
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliveryanna maria manullang
 
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...ALLKuliah
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obatNANANG10
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfBiofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfPAHTMAPURNAMASARIDEW
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixRISMIFARMASI
 
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleaseMaulana Sakti
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1apotek agam farma
 

Similar to DRUGS DELIVERY SYSTEM (20)

75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermal75456370 sediaan-transdermal
75456370 sediaan-transdermal
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
 
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfBiofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
 
Farmakokinetik
FarmakokinetikFarmakokinetik
Farmakokinetik
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

DRUGS DELIVERY SYSTEM

  • 1. Oleh : Aqib Ossa E.I Martin Januar P. Nur Chakim Vigi Marna I Muhammad Alsefta Risalandi Nugroho S.
  • 2. SILABUS 1. Pendahuluan sistem penghantaran obat 2. Sediaan Oral pelepasan terkendali (SOPT), 3. penghantaran obat transdermal, 4. penghantaran obat topikal, 5. penghantaran obat pada kolon
  • 3. ConventionalConventional ControlledControlled Drug DeliveryDrug Delivery SustainedSustained ExtendedExtended Site-specificSite-specific PulsatilePulsatile EnteralEnteral ParenteralParenteral OtherOther
  • 4. SPO SPO memiliki konsep yang lebih comprehensive yang meliputi: formulasi obat, interaksi yang mungkin terjadi antara obat yang satu dengan obat yang lainnya, matriks, container, dan pasien. terwujudnya suatu sediaan obat yang ideal atau setidaknya mendekati ideal yaitu sediaan obat yang: 1. Cukup diberikan satu kali saja selama masa terapi 2. Langsung dapat didistribusikan ke tempat aksinya dan memiliki adverse effect yang seminimal mungkin
  • 5. Untuk mencapai tujuan tersebut: Perlu dipertimbangkan Faktor: seperti farmakokinetik, farmakodinamik dan kenyamanan pasien sediaan obat konvensional sediaan obat termodifikasi (modified – release drug product).
  • 6. KARAKTERISTIK OBAT Sifat fisika kimia: 1.Suhu lebur 2.pKa 3.Kelarutan 4.Koefisien partisi 5.pH-stabilitas 6.Kristal Absorbsi obat: 1.Perilaku dalam GIT 2.Jendela absorbsi 3.Transport aktif/pasif 4.Absorbsi limfatik 5.Farmakokinetika
  • 7. OBAT SEDIAAN FARMASI Suatu sistem yang menghantarkan obat pada suatu organisme (manusia) Parameter yang terkait yaitu: 1.Jumlah obat yang akan dihantarkan 2.Kecepatan penghantaran obat yang merupakan jumlah obat yang dihantarkan per satuan unit waktu
  • 8. Proses yang berlawanan dengan SPO?? ELIMINASI Meliputi: 1.Metabolisme obat (biotransformasi) 2.Ekskresi obat
  • 9. Metabolisme dan ekskresi Tergantung pada: 1.Kondisi fisiologi (umur, jenis kelamin, fungsi ginjal, dosis obat) 2.Reaksi biokimia (jangka distribudi, ikatan protein) Menentukan lamanya waktu kadar obat bersirkulasi untuk menghasilkan/mencapai efek farmakologi spesifik.
  • 10. FAKTA
  • 11. secara teoritis, untuk memperlama dan menjaga konsentrasi obat dalam organisme, perlu mempertimbangkan proses absorbsi dan eliminasi obat dengan kemungkinan memperpanjang: 1. Proses absorbsi 2. Proses metabolisme 3. Proses ekskresi
  • 12. 1. Jika obat di eliminasi dengan kecepatan rendah, maka ada bahaya terjadinya akumulasi. Untuk praktisnya sediaan lepas lambat dirancang utk obat dengan waktu paruh biologi 2-6 jam 2. Jika jendeka terapi obatsempit, maka hanya ada perbedaan kecil antara kadar terapeutik dan toksik obat sehingga akan menimbulkan bahaya keracunan 3. Jika terjadi keracunan atau intoleransi sesudah pemberian sediaan obat dengan pelepasan diperlama, sulit untuk menghilangkan efek yang tidak dikehendaki dgn cara menghentikan pemerian obat. Beberapa kondisi yang tidak memungkinkan pada pembuatan sediaan dengan pelepasan diperlama:
  • 13. 4. Jika absorbsi obat dalam salura cerna buruk, maka bahayanya adalah efek farmakologi tidak efektif atau sama sekali tidak tercapai 5. Tidak berguna untuk membuat sediaan dengan pelepasan jika obat diabsorbsi secara transport aktif 6. Dibandingkan dengan sediaan pelepasan dipercepat/segera, sediaan lepas lama dipengaruhi oleh bbrp faktor fisiologi, sprti gastric emptying, pH medium, dan keberadaan enzim dlm saluran cerna 7. Sulit direalisasikan utk obat dengan dosis tunggal lebih dari 500 mg.
  • 14.
  • 15. Definisi SOPT: Sistem yang menghasilkan penghantaran obat secara kontinu untuk periode waktu yang sebelumnya sudah ditetapkan, dengan kinetika yang sudah diprediksi, bersifat reprodusibel, dan mekanisme pelepasan sudah diketahui.
  • 16.
  • 17. KEUNTUNGAN SEDIAAN LEPAS TERKONTROL : 1. Mengurangi frekuensi pemakaian obat 2. Menambah/ lebih mengenakkan pasien (incompliance) 3. Menghindari/ tidak perlu adanya pemakaian obat pada malam hari 4. Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah 5. Efek obat yang lebih uniform 6. Mengurangi iritasi saluran cerna 7. Mengurangi efek samping
  • 18. KERUGIAN SEDIAAN LEPAS TERKONTROL 1. Biaya (harga relative mahal) 2. Korelasi in vitro-in vivo (sering jelek) 3. Dose dumping 4. Mengurangi fleksibilitas pemberian obat (tidak bisa utk obat dgn dosis besar/obat indeks terapi sempit) 5. Menaikkan kemungkinan “first-pass effect” 6. Secara umum, bioavailabilitas kurang baik 7. Efektivitas pelepasan obat dipengaruhi dan dibatasi oleh GI residence time 8. Apabila terjadi keracunan sulit utk dihentikan
  • 19. KARAKTERISTIK OBAT YANG TIDAK COCOK DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT DALAM SEDIAAN LEPAS TERKONTROL 1. Waktu paro eliminasi pendek 2. Waktu paro eliminasi panjang 3. IT kecil 4. Dosis besar 5. Absorpsi jelek 6. Absorpsi secara aktif 7. Kelarutan yang kecil 8. First-pass effect yang ekstensif
  • 20. Beberapa factor biologi yang dapat mempengaruhi kinerja SOPT, antara lain: 1. Motilitas saluran cerna dan waktu transit obat 2. Aliran darah 3. lingkungan saluran cerna, yang meliputi: a. Isi lumen dan pH b. mucus c. Junction ileo-cecal d. Flora saluran cerna e. Imunologi saluran cerna
  • 21.
  • 22. Sistem penghantaran obat secara transdermal atau transdermal drug delivery (TDD) merupakan salah satu sistem penghantaran obat non konvensional atau termodifikasi. TDD didefinisikan sebagai suatu sistem penghantaran obat yang mengharuskan obat berdifusi melalui sejumlah lapisan kulit yang berbeda–beda hingga akhirnya mencapai sirkulasi sistemik untuk menimbulkan suatu efek terapi tertentu.  Adapun jika obat tidak sampai ke dalam sirkulasi sistemik, maka tidak dikategorikan ke dalam TDD melainkan hanya sebatas topical drug delivery.
  • 23. Keuntungan Durasi yang lebih lama dari tindakan yang mengakibatkan penurunan frekuensi dosis; Peningkatan kenyamanan untuk mengelola obat-obatan, yang tidak akan membutuhkan dosis sering; Meningkatkan bioavailabilitas; Mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan kadar plasma sampai akhir interval pemberian dosis; Peningkatan kepatuhan pasien dan kenyamanan melalui- invasif, tanpa rasa sakit dan aplikasi sederhana; Obat terhindar dari first passed effect; Terhindar dari degradasi oleh saluran gastro intestinal; Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan (missal reaksi alergi, dll) pemakaian dapat dengan mudah dihentikan;
  • 24. Kerugian Memliki bobot molekul relatif kecil (kurang dari 500 Da). Hal ini karena pada dasarnya stratum corneum pada kulit merupakan barrier yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing masuk ke tubuh sehingga hanya molekul – molekul yang berukuran sangat kecil sajalah yang dapat menembusnya; Memiliki koefisien partisi sedang (larut baik dalam lipid maupun air); Memiliki titik lebur yang relatif rendah. Hal ini karena untuk dapat berpenetrasi ke dalam kulit, obat harus dalam bentuk cair, serta; Memiliki effective dose yang relatif rendah; Kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit; Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat – obat transdermal. Misalnya telapak kaki, dll; Harus diwaspadai pre-systemic metabolism mengingat kulit juga memiliki banyak enzim pemetabolisme.
  • 25.
  • 26. 1. Impermeable backing atau lapisan penyangga, biasanya terbuat dari lapisan polyester, ethylene vinyl alcohol (EVA), atau lapisan polyurethane. Lapisan ini berguna untuk melindungi obat dari air dan sebagainya yang dapat merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas dari pada lapisan di bawahnya untuk 2. Drug Reservoir atau lapisan yang mengandung obat (zat aktif) beserta dengan perlengkapannya seperti material pengatur kecepatan pelepasan obat, dsb. Obat terdispersi dengan baik dalam eksipien cair yang inert dalam lapisan ini. 3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan impermeable back beserta drug reservoir pada kulit.; serta
  • 27. 4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester digunakan. Lapisan ini berguna untuk mencegah melekatnya lapisan perekat pada kemasan sebelum digunakan. Terkadang, ada pula lapisan tambahan yaitu rate- controlling membrane yang terbuat dari polypropylene berpori mikro dan yang berfungsi sebagai membrane pengatur jumlah dan kecepatan pelepasan obat dari sediaan menuju permukaan kulit.
  • 28. Kenapa TDD dipilih sebagai alternatif penghantaran obat menggantikan sistem penghantaran konvensional? Pertama, Obat yang dihantarakan melalui TDD tidak mengalami first pass effect karena dia tidak melewati portal hepatic sehingga dapat menghindari problem rendahnya bioavailabilitas. Kedua, TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan stabil sehingga dapat mengurangi kebutuhan pengulangan konsumsi obat. Hal ini dapat ditimbulkan akibat pelepasan obat dari sediaan yang dikontrol baik dengan sistem reservoir, maupun sistem matriks. Ketiga, TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp intra vascular (landai) tanpa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman seperti dalam pemberian obat secara intra vascular yang invasive. Landainya profil Cp pada TDD disebabkan oleh panjangnya jarak tempuh obat dari sediaan menuju sirkulasi sistemik dan adanya fase– fase yang berbeda. Sehingga perlu diperhatikan onset dan KEM–nya.
  • 29. Keempat, jika ternyata terjadi side effect yang tidak diinginkan (adverse effect), maka pemakaian dapat dihentikan dengan mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada pemberian p.o maupun pemberian secara invasive. Kelima, Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti asalkan patch tidak terlepas dari kulit.  Keenam, tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal ini penting mengingat banyak obat dapat terdegradasi oleh cairan lambung maupun dapat mengiritasi lambung. Ketujuh, TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro eliminasi pendek, therapeutics window sempit, serta absorbsi rendah. Meskipun TDD dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang muncul dalam sistem penghantaran obat konvensional, bukan berarti TDD tidak memiliki masalah. Masalah terbesar dalam TDD adalah terkait dengan fungsi kulit. Sebagaimana diketahui, kulit berfungsi sebagai “organ protektif” sehingga dia tidak mudah ditembus oleh zat asing dari luar.
  • 30. Berdasarkan struktur kulit yang demikian, maka hanya obat–obat tertentu saja yang dapat dihantarkan melalui TDD. Obat–obat tertentu tersebut adalah obat–obat yang memenuhi syarat sebagai berikut: Pertama, memiliki koefeisien partisi sedang. Obat dengan koefisisn partisi tinggi dapat dengan mudah melalui SC akan tetapi akan mengalami kesulitan untuk melewati lapisan dermis yang hidrofil. Demikian pula sebaliknya, obat dangan koefisien partisi rendah mungkin akan dapat dengan mudah melewati lapisan dermis akan tetapi dia kesulitan untuk melewati lapisan SC. Kedua, memiliki ukuran yang kecil, direpresentasikan dengan BM yang rendah (di bawah 500 Da). Ukuran obat yang terlalu besar akan menyulitkan dalam menembus berbagai lapisan kulit tersebut kecuali jika digunakan TDD aktif. Ketiga, harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya kecil. Bayangkan jika obat dengan dosis besar seperi Amoxicillin (dosis sekali minum 500 mg) dihantarkan dengan TDD. Mau berapa besar patch yang akan digunakan? Mau ditempel di bagian tubuh mana patch sebesar itu?
  • 31. Keempat, memiliki titik lebur yang rendah. Titik lebur ini terkait erat dengan BM. Semakin besar BM, semakin tinggi pula titik leburnya. Kelima, tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan pada kulit seperti iritasi dan sensitisasi. Khusus aspek ini, reaksinya sangat individual. Sangat boleh jadi suatu obat aman bagi individu A tetapi menimbulkan reaksi alergi yang demikian mengganggu pada individu B.
  • 32. Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan suatu obat akan dihantarkan melalui TDD adalah bentuk kristalnya terutama untuk obat– obat yang memiliki beberapa bentuk kristal. Tidak ada patokan yang pasti bentu kristal seperti apa yang cocok untuk dihantarkan melalui TDD. Hal ini terkait permeabilitas yang berbeda–beda pada tiap bentuk kristal yang berbeda sehingga permeabilitasnya tidak dapat diprediksi.
  • 33. Ada empat jenis utama patch transdermal : Single-layer Obat-in-Adhesive Multi layer-Drug-in-Adhesive Reservoir  Matriks
  • 34.
  • 35. Preparat topikal digunakan untuk efek lokal pada tempat aplikasi mereka berdasarkan penetrasi obat ke dalam lapisan yang mendasari kulit atau selaput lendir. Pengiriman topikal mencakup dua tipe dasar produk: 1. Topikal Eksternal yang tersebar, disemprot, atau tersebar ke jaringan kulit untuk menutupi daerah yang terkena. 2.Internal topikal yang diaplikasikan pada membran mukosa oral, melalui vagina atau pada jaringan anorektal untuk kegiatan lokal 2.
  • 36. pengiriman topikal dapat didefinisikan sebagai penerapan obat yang mengandung formulasi untuk kulit untuk langsung mengobati gangguan kulit (misalnya jerawat) atau (misalnya psoriasis) dengan maksud yang mengandung efek farmakologis atau lainnya obat ke permukaan kulit atau di dalam kulit. Formulasi Semi padat mendominasi sistem untuk pengiriman topikal, seperti aerosol, bubuk obat, larutan, dan sistem perekat.
  • 37. Keuntungan Sistem Pengiriman Obat topikal: 1. Menghindari metabolisme lintas pertama. 2. Nyaman dan mudah diterapkan. 3. Menghindari risiko dan ketidaknyamanan terapi intravena dan kondisi beragam penyerapan, seperti perubahan pH, kehadiran enzim, waktu pengosongan lambung dll 4. Pencapaian keberhasilan dengan dosis rendah harian total obat oleh input obat terus menerus. 5. Menghindari fluktuasi kadar obat. 6. Kemampuan untuk dengan mudah mengakhiri obat, bila diperlukan.
  • 38. Kekurangan Sistem Pengiriman Obat topikal: 1. Iritasi kulit dermatitis kontak dapat terjadi karena obat dan / atau eksipien . 2. Miskin permeabilitas dari beberapa obat melalui kulit. 3. Kemungkinan reaksi alergi. 4. Hanya dapat digunakan untuk obat yang memerlukan konsentrasi plasma yang sangat kecil untuk tindakan 5. Enzim dalam epidermis dapat mengubah sifat sesuatu benda obat 6. Obat dari ukuran partikel yang lebih besar tidak mudah menyerap melalui kulit
  • 39. Permeasi melalui kulitSebagian besar preparat topikal dimaksudkan untuk diterapkan pada kulit. Jadi pengetahuan dasar kulit dan fisiologi, fungsi dan biokimia sangat penting untuk merancang topikal. Kulit adalah organ tunggal terberat dari tubuh, menggabungkan dengan lapisan mukosa saluran pernapasan, pencernaan dan urogenital. PH kulit bervariasi 4-5,6. Keringat dan asam lemak dikeluarkan dari sebum mempengaruhi pH permukaan kulit. Disarankan bahwa keasaman kulit membantu dalam membatasi atau mencegah pertumbuhan patogen dan organisme lain
  • 40.
  • 41. Sistem penghantaran obat spesifik colon memberikan beberapa keuntungan terapeutik. Pada beberapa penyakit colonic seperti: kanker kolorektal, penyakit Crohn’s, spastic colon dan lain sebagainya, terbukti bahwa pengobatan secara local lebih efektif dari pengobatan sistematik. Penghantaran obat colonic ini dapat dicapai melalui pemberian obat secara oral dan rectal. Pemerian obat secara rectal (supositoria dan enema) tidak selalu efektif karena besarnya variabilitas kadar obat menurut cara pemberian ini, oleh karena itu pemberian obat secara oral merupakan alternative pilihan terbai
  • 42. Absorpsi dan degradasi bahan aktif (obat) pada bagian atas salur cerna adalah masalah utama pada system penghantaran obat melalui rute oral yang harus diatasi untuk mencapai keberhasilan system penghantaran obat bersasaran colon (targeted colonic). Dalam pengembangan sediaan bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait, yaitu: penyakit, obat, tujuan (sasaran) dan system penghantaran obat
  • 43. Sasaran SPO spesifik kolon 1. Menurunkan frekuensi pemberian obat 2. Menunda penghantaran obat sampai waktu yang sesuai dari suatu penyakit 3. Memperlambat penghantaran obat sampai dikolon untuk mencapai konsentrasi tinggi pada pengobatan penyakit di bagian akhir saluran cerna (kolon) 4. Menghantarkan obat ke daerah yang kurang bersahabat terhadap metabolisme, misal tidak tahan asam dan enzim.
  • 44. Salut enterik utk penghantaran kolonik Secara praktis dapat digunakan suatu polimer yg larut pd pH 7 atau lebih dalam bentuk dispersi dalam air. Salut enterik yg melarut pda pH lebih rendah dr 7 digunakan utk salut enterik konvensional. Pemilihan polimer yg melarut pd pH lebih dr 7 akan melepaskan obat pada daerah terminal usus halus.
  • 45. Mekanisme pelepasan obat pada SPO kolon 1. Salut enteric : bagian terluar yang mencegah penetrasi cairan gastric ke dalam tablet,sehingga mencegah obat dilepaskan di lambung. 2. Lapisan polimer yang dapat tererosi : ketika obat masuk ke usus, salut enterik akanlarut dan polimer ini mulai tererosi. Polimer ini akan mencegah obat untuk dilepaskanpada usus halus. Polimer ini dapat bertahan 4-6 jam hingga obat mampu mencapaikolon. 3. Inti : inti merupakan tablet konvensional yang yang berisi zat aktif yang akandilepaskan di dalam kolon. Di kolon bakteri akan mendegradasi polysakarida menjadiasam 1rganic. PH yang rendah di sistem akan menyebabkan larutnya salut larut asamdan kemudian zat aktif akan dilepaskan