SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
KONSEP DASAR KENYAMANAN
(NYERI)
DEFINISI NYERI
Mc Caffery [1968]
Mendefnisikan nyeri sebagai apa pun yang dikatakan orang
yang mengalami, kapan saja dia mengatakan hal tersebut.
Definisi ini menekankan bahwa nyeri merupakan pengalaman
subjektif yang tidak disertai dengan ukuran objektif.
Nyeri ditentukan oleh PASIEN bukan DOKTER
DEFINISI NYERI
International Association for the Study of Pain (IASP)
Sensasi ketidaknyamanan dan PENGALAMAN EMOSI
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik
potensial maupun aktual.
Pernyataan atau keluhan pasien tentang nyeri merupakan
alat paling akurat dalam menentukan nyeri
KOMPONEN NYERI
• Sensori
• Afektif
• Kognitif
• Perilaku
• Fisiologis
KOMPONEN NYERI
• Sensori merupakan presepsi dari
beberapa karakteristik nyeri
MELIPUTI : INTESITAS
LOKASI
KUALITAS
KOMPONEN NYERI
Afektif meliputi EMOSI NEGATIF yang
menyertai nyeri
Kecemasan
Ketakutan
Kewaspadaan
KOMPONEN NYERI
Kognitif interpretasi atau arti nyeri bagi
seseorang yang mengalaminya
POSITIF
NEGATIF
KOMPONEN NYERI
Perilaku strategi yang digunakan seseorang
untuk mengekspresikan
MENGHINDAR
MENGHADAPI / MENGATASI
Fisiologis mengacu pada respons fisiologis
tubuh
Nociception
Stress
KLASIFIKASI NYERI
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu:
1. Nyeri somatik luar
Perasaan tidak nyaman dengan rangsangan dari kulit, jaringan subkutan dan
membran mukosa. Keluhan yang timbul berupa seperti sensasi terbakar,
tajam, dan dapat dilokalisasi.
2. Nyeri somatik dalam
Digambarkan sebagai nyeri tumpul (dullness) akibat stimulus pada otot,
jaringan ikat, sendi, tulang sehingga tidak dapat dilokalisasi dengan baik.
3. Nyeri viseral
Respon yang timbul akibat adanya rangsangan pada organ somatik yang
menutupinya seperti pleura, parietalis, pericardium, dan peritoneum.
KLASIFIKASI NYERI
b. Klasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya (Anitescu, Benzon, & Wallace,
2017) :
1. Nyeri nosiseptif
Nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan somatic ataupun visceral.
Stimulasi nosiseptor akan mengakibatkan tersekresinya mediator inflamasi
dari jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan simpatik.
2. Nyeri neurogenik
Nyeri akibat adanya disfungsi primer pada sistem saraf perifer seperti lesi
pada daerah sekitar saraf perifer. Umumnya penderita akan merasakan
seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas dan tidak mengenakkan pada
fungsi perabaan.
3. Nyeri psikogenik
Nyeri yang berkaitan dengan adanya gangguan pada kejiwaan seseorang yang
direpresentasikan dengan kasus depresi maupun kecemasan.
KLASIFIKASI NYERI
c. Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu:
1. Nyeri akut
Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan dengan kerusakan jaringan
dengan durasi mendadak dengan intensitas nyeri ringan hingga berat dan
telah dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016)
2. Nyeri kronik
Pengalaman nyeri berkaitan dengan kerusakan aktual maupun fungsional,
yang terjadi secara lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan konstan
yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI, 2016)
KLASIFIKASI NYERI
d. Klasifikasi nyeri berdasarkan derajatnya :
1. Nyeri ringan dirasakan secara hilang timbul dan pada umumnya terjadi
saat melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Nyeri sedang timbul secara terus menerus dan menyebabkan
terganggunya aktivitas dan dapat hilang saat penderita beristirahat.
3. Nyeri berat dapat terjadi secara menerus sepanjang hari dan
menyebabkan penderita tidak mampu beristirahat.
TEORI NYERI
Menurut Asmadi (2008) Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme
nyeri. Teori tersebut diantaranya :
• Teori Spesifik
Otak menerima informasi mengenai objek eksternal dan struktur tubuh
melalui saraf sensoris. Saraf sensoris untuk setiap indra perasa bersifat
spesifik, artinya saraf sensoris dingin hanya dapat diransang oleh sensasi
dingin. Menurut teori ini, timbulnya sensasi nyeri berhubungan dengan
pengaktifan ujung-ujjung serabut saraf bebas oleh perubahan mekanik,
ransangan kimia atau temperature yang berlebihan, persepsi nyeri yang
dibawa serabut saraf nyeri diproyeksikan oleh spinotalamik ke spesifik
pusat nyeri di thalamus.
TEORI NYERI
• Teori Intensitas
Nyeri adalah hasil ransangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap ransangan
sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup kuat.
• Teori gate control
Teori ini menjelaskan mekanisme transisi nyeri. Kegiatannya tergantung pada
aktifitas saraf afferen berdiameter besar atau kecil yang dapat memengaruhi
sel saraf di substansia gelatinosa. Aktivitas serat yang berdiameter besar
menghambat transmisi yang artinya pintu ditutup sedangkan saraf yang
berdiameter kecil mempdermudah transmisi artinya pintu diobuka.
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Usia
Usia merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada individu.
Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri dan prosedur
pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak kecil yang belum dapat
mengucapkan kata-kata juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan nyeri
yang dialami, takut akan tindakan keperawatan yang harus di terima nantinya
(Potter & Perry, 2006).
Pada pasien lansia, perawat harus melakukan pengkajian lebih rinci ketika seorang
lansia melaporkan adanya nyeri. Seringkali lansia memiliki sumber nyeri lebih dari
satu. Terkadang penyakit yang berbeda-beda yang diderita lansia menimbulkan
gejala yang sama, sebagai contoh nyeri dada tidak selalu mengindikasikan
serangan jantung, Nyeri dada dapat timbul karena gejala arthritis pada spinal dan
gangguan abdomen. Sebagai lansia terkadang pasrah terhadap hal yang
dirasakan, menganggap bahwa hal tersebut merupakan kopnsekuensi penuaan
yang tidak bisa dihindari (Nugroho, 2010).
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon
terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap bahwa seorang anak laki-
laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan anak perempuan
dalam situasi yang sama ketika merasakan nyeri. Akan tetapi dari penelitian
memperlihatkan hormon seks pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi
terhadap nyeri. Hormon seks testosteron menaikkan ambang nyeri pada percobataan
binatang, sedangkan estrogen meningkatkan pengenalan/sensitivitas terhadap nyeri.
Pada manusia lebih komplek, dipengaruhi oleh personal, sosial, budaya dan lain-lain
(Nugroho, 2010).
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Budaya
Petugas kesehatan seringkali berasumsi bahwa cara yang dilakukan dan
hal yang diyakini adalah sama dengan cara dan keyakinan orang lain.
Dengan demikian, mencoba mengira klien akan berespon terhadap nyeri.
Misalnya, apabila seorang perawat yakin bahwa menangis dan merintih
mengindikasikan suatu ketidakmampuan untuk mentolerasi nyeri,
Akibatnya pemberian terapi mungkin tidak cocok untuk klien. Seorang
klien yang menangis keras tidak selalu mempersepsikan pengalaman nyeri
sebagai sesuatu yang berat atau mengharapkan perawat melakukan
intervensi (Potter & Perry, 2006).
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri, mungkin
tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu
hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa
pelatihan pengurangan stress praoperatif menurunkan nyeri saat pasca operatif.
Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan
persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat
mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara
umum, cara yang efektif untuk nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri
ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2003).
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Pengalaman masa lalu dengan nyeri
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya tidak
selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada
masa yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian
episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat maka ansietas
atau bahkan rasa takut dapat muncul. Sebaliknya, apabila individu mengalami nyeri
dengan jenis yang sama berulang-ulang, tetapi kemudian nyeri tersebut berhasil
dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu tersebut untuk menginterpretasikan
sensasi nyeri. Akibatnya, klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk menghindarkan nyeri (Potter & Perry, 2006).
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Efek plasebo
Efek placebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan atau tindakan
lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar-benar bekerja.
Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif. Harapan
positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan keefektifan medikasi atau
intervensi lainnya. Seringkali makin banyak petunjuk yang diterima pasien tentang
keefektifan intervensi, makin efektif intervensi tersebut nantinya. Individu yang
diberitahu bahwa suatu medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hampir pasti
akan mengalami peredaan nyeri dibanding dengan pasien yang diberitahu bahwa
medikasi yang didapatnya tidak mempunyai efek apapun. Hubungan pasien perawat
yang positif dapat juga menjadi peran yang penting dalam meningkatkan efek plasebo
(Smeltzer & Bare, 2003).
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
• Keluarga dan Support Sosial
Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran dari
orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung
pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran
keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah.
Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam
menghadapi nyeri (Potter & Perry, 2006).
• Pola koping
Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit adalah hal
yang sangat tak tertahankan. Secara terus- menerus klien kehilangan kontrol dan tidak
mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien sering menemukan jalan
untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Penting untuk mengerti
sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber koping ini seperti
berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat digunakan sebagai
rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien. (Potter & Perry, 2006).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN
DAN KENYAMANAN
Menurut Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
keamanan dan keselamatan meliputi :
 Emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
 Status Mobilisasi
Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko cedera
 Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan
yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN
DAN KENYAMANAN
 Keadaan Imunitas
Daya tahan tubuh kurang memudahkan terserang penyakit
 Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan responterhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
 Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menimbulkan informasi tidak diterima dengan baik.
 Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEAMANAN DAN KENYAMANAN
 Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
 Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
 Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
 Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak- anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN
DAN KENYAMANAN
 Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
 Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN
DAN KENYAMANAN
 Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
 Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
THANK YOU

More Related Content

Similar to KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx

Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxnovithaputri2
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriWidya Marwah
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxdenjow87
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacayohanes meor
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Nesha Mutiara
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfpapahku123
 

Similar to KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx (20)

Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Jhon
JhonJhon
Jhon
 
Asmariana
AsmarianaAsmariana
Asmariana
 
Chapter ii 9
Chapter ii 9Chapter ii 9
Chapter ii 9
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdfBerbagai Jenis Nyeri.pdf
Berbagai Jenis Nyeri.pdf
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx

  • 2. DEFINISI NYERI Mc Caffery [1968] Mendefnisikan nyeri sebagai apa pun yang dikatakan orang yang mengalami, kapan saja dia mengatakan hal tersebut. Definisi ini menekankan bahwa nyeri merupakan pengalaman subjektif yang tidak disertai dengan ukuran objektif. Nyeri ditentukan oleh PASIEN bukan DOKTER
  • 3. DEFINISI NYERI International Association for the Study of Pain (IASP) Sensasi ketidaknyamanan dan PENGALAMAN EMOSI yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik potensial maupun aktual. Pernyataan atau keluhan pasien tentang nyeri merupakan alat paling akurat dalam menentukan nyeri
  • 4. KOMPONEN NYERI • Sensori • Afektif • Kognitif • Perilaku • Fisiologis
  • 5. KOMPONEN NYERI • Sensori merupakan presepsi dari beberapa karakteristik nyeri MELIPUTI : INTESITAS LOKASI KUALITAS
  • 6. KOMPONEN NYERI Afektif meliputi EMOSI NEGATIF yang menyertai nyeri Kecemasan Ketakutan Kewaspadaan
  • 7. KOMPONEN NYERI Kognitif interpretasi atau arti nyeri bagi seseorang yang mengalaminya POSITIF NEGATIF
  • 8. KOMPONEN NYERI Perilaku strategi yang digunakan seseorang untuk mengekspresikan MENGHINDAR MENGHADAPI / MENGATASI Fisiologis mengacu pada respons fisiologis tubuh Nociception Stress
  • 9. KLASIFIKASI NYERI a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu: 1. Nyeri somatik luar Perasaan tidak nyaman dengan rangsangan dari kulit, jaringan subkutan dan membran mukosa. Keluhan yang timbul berupa seperti sensasi terbakar, tajam, dan dapat dilokalisasi. 2. Nyeri somatik dalam Digambarkan sebagai nyeri tumpul (dullness) akibat stimulus pada otot, jaringan ikat, sendi, tulang sehingga tidak dapat dilokalisasi dengan baik. 3. Nyeri viseral Respon yang timbul akibat adanya rangsangan pada organ somatik yang menutupinya seperti pleura, parietalis, pericardium, dan peritoneum.
  • 10. KLASIFIKASI NYERI b. Klasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya (Anitescu, Benzon, & Wallace, 2017) : 1. Nyeri nosiseptif Nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan somatic ataupun visceral. Stimulasi nosiseptor akan mengakibatkan tersekresinya mediator inflamasi dari jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan simpatik. 2. Nyeri neurogenik Nyeri akibat adanya disfungsi primer pada sistem saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar saraf perifer. Umumnya penderita akan merasakan seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas dan tidak mengenakkan pada fungsi perabaan. 3. Nyeri psikogenik Nyeri yang berkaitan dengan adanya gangguan pada kejiwaan seseorang yang direpresentasikan dengan kasus depresi maupun kecemasan.
  • 11. KLASIFIKASI NYERI c. Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu: 1. Nyeri akut Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan dengan kerusakan jaringan dengan durasi mendadak dengan intensitas nyeri ringan hingga berat dan telah dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016) 2. Nyeri kronik Pengalaman nyeri berkaitan dengan kerusakan aktual maupun fungsional, yang terjadi secara lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan konstan yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI, 2016)
  • 12. KLASIFIKASI NYERI d. Klasifikasi nyeri berdasarkan derajatnya : 1. Nyeri ringan dirasakan secara hilang timbul dan pada umumnya terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari. 2. Nyeri sedang timbul secara terus menerus dan menyebabkan terganggunya aktivitas dan dapat hilang saat penderita beristirahat. 3. Nyeri berat dapat terjadi secara menerus sepanjang hari dan menyebabkan penderita tidak mampu beristirahat.
  • 13. TEORI NYERI Menurut Asmadi (2008) Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri. Teori tersebut diantaranya : • Teori Spesifik Otak menerima informasi mengenai objek eksternal dan struktur tubuh melalui saraf sensoris. Saraf sensoris untuk setiap indra perasa bersifat spesifik, artinya saraf sensoris dingin hanya dapat diransang oleh sensasi dingin. Menurut teori ini, timbulnya sensasi nyeri berhubungan dengan pengaktifan ujung-ujjung serabut saraf bebas oleh perubahan mekanik, ransangan kimia atau temperature yang berlebihan, persepsi nyeri yang dibawa serabut saraf nyeri diproyeksikan oleh spinotalamik ke spesifik pusat nyeri di thalamus.
  • 14. TEORI NYERI • Teori Intensitas Nyeri adalah hasil ransangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap ransangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup kuat. • Teori gate control Teori ini menjelaskan mekanisme transisi nyeri. Kegiatannya tergantung pada aktifitas saraf afferen berdiameter besar atau kecil yang dapat memengaruhi sel saraf di substansia gelatinosa. Aktivitas serat yang berdiameter besar menghambat transmisi yang artinya pintu ditutup sedangkan saraf yang berdiameter kecil mempdermudah transmisi artinya pintu diobuka.
  • 15. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Usia Usia merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada individu. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata-kata juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan nyeri yang dialami, takut akan tindakan keperawatan yang harus di terima nantinya (Potter & Perry, 2006). Pada pasien lansia, perawat harus melakukan pengkajian lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya nyeri. Seringkali lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Terkadang penyakit yang berbeda-beda yang diderita lansia menimbulkan gejala yang sama, sebagai contoh nyeri dada tidak selalu mengindikasikan serangan jantung, Nyeri dada dapat timbul karena gejala arthritis pada spinal dan gangguan abdomen. Sebagai lansia terkadang pasrah terhadap hal yang dirasakan, menganggap bahwa hal tersebut merupakan kopnsekuensi penuaan yang tidak bisa dihindari (Nugroho, 2010).
  • 16. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Jenis kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap bahwa seorang anak laki- laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan anak perempuan dalam situasi yang sama ketika merasakan nyeri. Akan tetapi dari penelitian memperlihatkan hormon seks pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri. Hormon seks testosteron menaikkan ambang nyeri pada percobataan binatang, sedangkan estrogen meningkatkan pengenalan/sensitivitas terhadap nyeri. Pada manusia lebih komplek, dipengaruhi oleh personal, sosial, budaya dan lain-lain (Nugroho, 2010).
  • 17. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Budaya Petugas kesehatan seringkali berasumsi bahwa cara yang dilakukan dan hal yang diyakini adalah sama dengan cara dan keyakinan orang lain. Dengan demikian, mencoba mengira klien akan berespon terhadap nyeri. Misalnya, apabila seorang perawat yakin bahwa menangis dan merintih mengindikasikan suatu ketidakmampuan untuk mentolerasi nyeri, Akibatnya pemberian terapi mungkin tidak cocok untuk klien. Seorang klien yang menangis keras tidak selalu mempersepsikan pengalaman nyeri sebagai sesuatu yang berat atau mengharapkan perawat melakukan intervensi (Potter & Perry, 2006).
  • 18. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Ansietas Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stress praoperatif menurunkan nyeri saat pasca operatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2003).
  • 19. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Pengalaman masa lalu dengan nyeri Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat maka ansietas atau bahkan rasa takut dapat muncul. Sebaliknya, apabila individu mengalami nyeri dengan jenis yang sama berulang-ulang, tetapi kemudian nyeri tersebut berhasil dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu tersebut untuk menginterpretasikan sensasi nyeri. Akibatnya, klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menghindarkan nyeri (Potter & Perry, 2006).
  • 20. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Efek plasebo Efek placebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan atau tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar-benar bekerja. Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif. Harapan positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan keefektifan medikasi atau intervensi lainnya. Seringkali makin banyak petunjuk yang diterima pasien tentang keefektifan intervensi, makin efektif intervensi tersebut nantinya. Individu yang diberitahu bahwa suatu medikasi diperkirakan dapat meredakan nyeri hampir pasti akan mengalami peredaan nyeri dibanding dengan pasien yang diberitahu bahwa medikasi yang didapatnya tidak mempunyai efek apapun. Hubungan pasien perawat yang positif dapat juga menjadi peran yang penting dalam meningkatkan efek plasebo (Smeltzer & Bare, 2003).
  • 21. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI • Keluarga dan Support Sosial Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter & Perry, 2006). • Pola koping Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus- menerus klien kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Penting untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien. (Potter & Perry, 2006).
  • 22. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN Menurut Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi keamanan dan keselamatan meliputi :  Emosi Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah mempengaruhi keamanan dan kenyamanan  Status Mobilisasi Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera  Gangguan Persepsi Sensori Adanya gangguan persepsi sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan
  • 23. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN  Keadaan Imunitas Daya tahan tubuh kurang memudahkan terserang penyakit  Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan responterhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.  Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi dapat menimbulkan informasi tidak diterima dengan baik.  Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
  • 24. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN  Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.  Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok  Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.  Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak- anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
  • 25. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN  Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.  Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
  • 26. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN  Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.  Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi