SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.,
(DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-
KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. NAHI MUNKAR (DALIL, KUTAMAANNNYA, CONTOH KASUSNYA)
5. FITNAH AKHIR ZAMAN (DALIL-DALILNYA, PENJELASANNYA, TANDA-
TANDANYA: BAIK YANG SUDAH NAMPAK ATAUPUN YANG BELUM
NAMPAK), KEMUNCULAN DUKHON, DAJJAL, IMAM MAHDI, NABI ISA A.S,
YAKJUJ-MAKJUJ, KIAMAT QUBRO)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Agus Ripai
NIM : L1C020060
Prodi/Kelas : Sosiologi/B
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……i
BAB 1 ISTIDRAJ……………………….………...……………………..………..……1
A. Pengertian Istidraj…………………………………………………………1
B. Konsep Istidraj…………………………………………….……………….3
C. Dalil-dalil tentang Istidraj………………………………..……………….5
BAB 2 DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA…………………………………...……………….9
A. Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya……………………………………9
B. Contoh Kasus……………………………………………………………..10
BAB 3 BERITA KENABIAN RASULLAH SAW DALAM KITAB-KITAB SUCI
AGAMA LAIN………………………………………………….……………..13
A. Kitab Suci Injil……………………………………………………..……..13
B. Kitab Suci Taurat……………………………………………….………..14
C. Kitab Suci Zabur……………………………………………………...….15
D. Kitab Suci Hindu…………………………………………………..……..16
BAB 4 NAHI MUNKAR…………………………………………………….………..18
A. Dalil-dalil tentang Nahi Munkar………………………………...………18
B. Keutamaan Nahi Munkar…………………………………………..……20
C. Contoh Kasus Nahi Munkar……………………………………………..23
BAB 5 FITNAH AKHIR ZAMAN……………………………………………...……26
A. Dalil-dalil tentang Fitnah Akhir Zaman……………………………...…26
B. Tanda-tanda Fitnah Akhir Zaman………………………...……………28
C. Kemunculan Dukhon……………………………………………….…….29
D. Kemunculan Dajjal…………………………………………...…………..32
E. Kemunculan Imam Mahdi………………………………….……………35
ii
F. Kemunculan Nabi Isa AS………………………………….……………..37
G. Kemunculan Ya’juj-Ma’juj………………………………….…………..39
H. Kiamat Qubro…………………………………………………...………..42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………45
1
BAB 1
ISTIDRAJ
A. Pengertian Istidraj
Ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa
Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah,
istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak
melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan,
ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal
dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya. Hasbi ash-Shiddieqy
menjelaskan istidrāj adalah pemanjaan agar terjerumus kepada kehinaan, secara
berangsur-angsur, setapak demi setapak dan didekatkan dengan azab dalam keadaan
mereka tidak menyadarinya. Sama halnya dengan penjelasan Quraish Shihab, bahwa
istidrāj adalah memindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga mencapai
puncak dengan jatuhnya siksa. Kata tersebut popular, dalam arti perlakuan yang secara
lahiriah baik. Istidrāj bisa terjadi dalam bentuk limpahan nikmat yang diduga kebaikan,
atau merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan
pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih besar.
Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya.
Al-Thabari berpendapat bahwa istidrāj adalah tipuan halus kepada orang yang
diberi tenggang waktu. Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah berbuat
baik kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak disenangi.
Menurut Abu Bakar Jabir, istidrāj berarti menghukum dengan bertahap, setingkat demi
setingkat. Ketika mereka melakukan maksiat yang baru, Allah Swt akan memberikan
nikmat yang baru sehingga saat dihukum mereka tidak menyadarinya. Begitu juga Sayyid
Quthb, ia berpendapat bahwa istidrāj adalah suatu kekuatan yang tidak diperhitungkan
dengan semestinya dan dilupakan oleh orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah
Swt. Begitu juga penangguhan tersebut ditimpakan kepada mereka tanpa diketahui.
Wahbah al-Zuhaili menjelaskan istidrāj adalah penahapan, artinya membawa turun
seseorang dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya karena ingin menjerumus-kannya.
Maksud di sini adalah Allah Swt akan mendekatkan azab kepada mereka secara bertahap
2
dengan bentuk pengabaian, selalu diberi kesehatan, ditambah kenikmatan, di mana
mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah istidrāj.
Al-Syaukani menjelaskan bahwa istidrāj adalah Allah Swt membuat mereka
lupa untuk mensyukurinya sehingga mereka tenggelam dalam kesesatan dan tidak akan
bisa keluar dari kesesatan tersebut kecuali setelah mereka mendapatkan kedudukan di sisi
Allah Swt. Abdurrauf mengatakan istidrāj adalah terpedaya dengan suatu nikmat yang
diberikan oleh Allah Swt, sehingga lupa terhadap pemberi nikmat. Seseorang yang
memandang bahwa nikmat yang diterimanya adalah suatu kelebihan, tetapi ia terkecoh
dengannya, sehingga tanpa mereka menyadari mereka sedang diuji. Akibat dengan
rahmat yang mereka peroleh itu menjadi sebab terperosok mereka ke jalan kebatilan. Ia
menambahkan bahwa mereka diberikan peluang sehingga tidak mengetahui saat tibanya
istidrāj. Menurutnya, Allah Swt menurunkan mereka satu derajat lebih rendah, lalu
menambahkan siksaan dan bencana dan mereka bertambah-tambah dalam Kedurhakaan
yaitu dengan berbuat dosa dan maksiat. Allah Swt mengambil dari mereka sedikit-sedikit
dan tidak memberi balasan yang spontan. Kemudian menambahkan azab sedikit demi
sedikit atau dipertangguhkan azab, lalu mereka bertambah berbuat Kejahatan.
Menurut Jalalain, istidrāj adalah ketika manusia mengabaikan peringatan yang
telah diberikan dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan. Namun, mereka tetap tidak
mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya. Lalu dibukakan kepada mereka pintu-
pintu kesenangan. Apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan dengan
perasaan sombong, maka akan Allah Swt siksa mereka dengan azab yang pedih. Seperti
yang dinyatakan Ali al-Shabuni, Allah Swt memberikan limpahan nikmat Kepada
mereka, lalu mengira bahwa nikmat itu menunjukkan bahwa Allah Swt menyayangi
mereka, sehingga mereka menjadi fasik dan tenggelam dalam kesesatan sehingga
keputusan siksa menimpa mereka. Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki
makar bagi pendosa. Mereka lupa karena dengan kelezatan sesaat atau kemenangan yang
menipu dan kegoncangan negara yang disertai dengan kecongkakan dan kesombongan.
Keadaan seperti ini merupakan dikte Allah Swt kepada orang-orang yang melakukan
kebatilan, kemudian menarik mereka ke jurang kehancuran tanpa mereka sedari. Menurut
Hamka, istidrāj berarti naik dengan berangsur sedikit demi sedikit. Laksana naik tangga,
tangga demi tangga, sehingga sampai ke puncak atau mencapai klimaks. Naik berangsur-
angsur sampai di puncak, atau turun berangsur-angsur sampai ke alas. Semuanya ini
3
dengan tidak disadari oleh yang bersangkutan, sebab mereka telah melupakan Allah Swt,
maka Ia pun menjadikan mereka lupa diri. Hamka menjelaskan lagi, bahwa istidrāj
artinya dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Diperlakukan apa yang
mereka kehendaki dan dibukakan segala pintu kenikmatan, sampai mereka lupa diri.
Mereka umpama lupa bahwa setelah panas pasti adanya hujan, sesudah lautan yang
tenang pasti tibanya gelombang. Mereka berbuat berbagai maksiat dari keinginan hawa
nafsunya yang tidak terkekang. Akhirnya diri mereka sesat dan siksaan Allah Swt datang
kepada mereka. Dari penjelasan di atas, ulama tafsir sepakat bahwa istidrāj merupakan
suatu penangguhan siksaan atau azab dari Allah Swt terhadap mereka yang melakukan
kezaliman dan kemaksiatan. Kapan terlaksana siksaan dan azab yang ditangguh tersebut,
para mufasir berbeda pendapat. Ada yang menafsirkan bahwa azab atau siksaan akan
terjadi di dunia dan akhirat. Siksaan azab diakhirat akan lebih buruk berbanding siksaan
azab di dunia karena seburuk-buruk tempat kembalian adalah di neraka. Ada yang
berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah Swt akan ditimpakan ketika di
akhirat. Ini adalah rencana Allah Swt agar mereka menanggung dosa-dosa secara total
dan datang di padang mahsyar dengan berlumuran dosa .
B. Konsep Istidraj
Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan,
perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan
kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam berbuat
maksiat. Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya
pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan
kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi menyesali
perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk kehidupan hamba
dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan sumber penghidupan
(kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan beranggapan diri mereka di atas
segala-galanya. Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak
mengindahkan ajaran Islam sebagai sebuah istidraj.
Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan peringatan-
peringatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah agama
4
adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya. AlRaghib al-Asfahani
menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah disertai
dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan berarti tidak tahu, tidak
ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap
ajaran Islam itu tidak sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-alasan
sejenisnya.
Kedua, Fatahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua pintu
kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang
hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia. Hamba
tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang
diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat,
tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa
yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati kesenangan
duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di kalangan manusia,
namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari
masjid dan jauh dari majelis ilmu.
Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyong-
konyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah
berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah urusan
Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak
menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam kesenangan.
Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa).
Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah
terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa yang
diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka
dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari
dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia juga terperdaya.
5
Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan
puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat
untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua atau
mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang
dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya
agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki
melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak
pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah
sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena
semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran
oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda
segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan diperbudak
dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah
sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan duniawi dalam ketaatan.
C. Dalil-dalil tentang Istidraj
1. Peringatan untuk Orang Kafir
َ
‫ﻻ‬َ‫ﻭ‬
‫ﻦﱠ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﺴ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻳ‬
َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﺍ‬ ْٓ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻛ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺍ‬
ْ‫ِﻲ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻧ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
ٌ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺧ‬
ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ِ‫ﺴ‬ُ‫ﻔ‬ْ‫ﻧ‬َ ِّ
‫ﻻ‬
ۗ
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬
ْ‫ِﻲ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻧ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
‫ﺍ‬ ْٓ‫ُﻭ‬‫ﺩ‬‫َﺍ‬‫ﺩ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬
‫ﺎ‬ً‫ﻤ‬ْ‫ﺛ‬ِ‫ﺍ‬
ۚ
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
ٌ‫ﺍﺏ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻋ‬
ٌ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻬ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian
tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami
memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka;
dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS.Ali ‘Imran: 178)
2. Siksaan Setelah Kesenangan
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﻧ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ِﺮ‬ّ‫ﻛ‬ُ‫ﺫ‬
ٖ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻓ‬
ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
َ‫ﺍﺏ‬َ‫ْﻮ‬‫ﺑ‬َ‫ﺍ‬
ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬
ٍۗ‫ء‬ْ‫َﻲ‬‫ﺷ‬
‫ﻰ‬ٓ‫ﱣ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺣ‬ِ
‫ﺮ‬َ‫ﻓ‬
ٓ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﺍ‬ ْٓ‫ُﻮ‬‫ﺗ‬
ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺍ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ٰ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺍ‬
ً‫ﺔ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺑ‬
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺴ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
6
sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa.” (QS.Al An’am: 44).
3. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺒ‬َ‫ﺴ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻳ‬َ‫ﺍ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺍ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬‫ﱡ‬‫ﺪ‬ِ‫ﻤ‬ُ‫ﻧ‬
ٖ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬
ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
ٍ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬
َ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﻭ‬ ۙ
ُ‫ﻉ‬ ِ
‫ﺎﺭ‬َ‫ﺴ‬ُ‫ﻧ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
‫ِﻰ‬‫ﻓ‬
ِۗ‫ﺕ‬ ٰ
‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ْ‫ﻞ‬َ‫ﺑ‬
‫ﱠ‬
‫ﻻ‬
ْ‫ﺸ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻌ‬
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami
berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-
kebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun:
55-56)
4. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar
‫ﱠ‬‫ﻢ‬ُ‫ﺛ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺑ‬
َ‫َﺎﻥ‬‫ﻜ‬َ‫ﻣ‬
ِ‫ﺔ‬َ‫ﺌ‬ِّ‫ﻴ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻰ‬‫ﱣ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻋ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬‫ﱠ‬‫ﻭ‬
ْ‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬
‫ﱠ‬‫ﺲ‬َ‫ﻣ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ء‬ۤ‫ﺎ‬َ‫ﺑ‬ٰ‫ﺍ‬
ُ‫ء‬ۤ‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﱠﺮ‬‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬
ُ‫ء‬ۤ‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ٰ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬
ً‫ﺔ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺑ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ ‫ﱠ‬‫ﻭ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻌ‬ْ‫ﺸ‬َ‫ﻳ‬
ْ‫ﻮ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
‫َﻥﱠ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺍ‬
‫ﻯ‬ٰٓ
‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬ٰ‫ﺍ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺗ‬
‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻟ‬
ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
ٍ‫ﺖ‬ٰ‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬
َ‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬
ِ‫ء‬ۤ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
ِ
‫ﺽ‬ْ‫ﺭ‬َ ْ
‫ﺍﻻ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ِﻦ‬‫ﻜ‬ٰ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬َ‫ﻛ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ٰ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﻳ‬
“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan
dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek
moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan
siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.”
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah
mereka kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96).
5. Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaan
َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬َ‫ﻛ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﺘ‬ٰ‫ﻳ‬ٰ‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﺟ‬ ِ
‫ْﺭ‬‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺳ‬
ْ‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬
ُ‫ْﺚ‬‫ﻴ‬َ‫ﺣ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬
7
ْ‫ِﻲ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻣ‬ُ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
ۗ
‫ِﻥﱠ‬‫ﺍ‬
ْ‫ِﻱ‬‫ﺪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻛ‬
ٌ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﻣ‬
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan
menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang
tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku amat teguh.” (QS.Al A’raf: 182-183).
6. Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan
ْ‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻦ‬‫ﱠ‬‫ﻳ‬َ‫ﺯ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
ُ‫ﻦ‬ٰ‫ْﻄ‬‫ﻴ‬‫ﱠ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﺍ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬‫ﺎ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ َ‫ﻭ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ِﺐ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻏ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬
َ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
ِ
‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
ْ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ٌ‫َﺎﺭ‬‫ﺟ‬
ْۚ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬
ِ‫ﺕ‬َ‫ء‬ۤ‫ﺍ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺗ‬
ِ‫ﻦ‬ٰ‫ﺘ‬َ‫ﺌ‬ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ
‫َﺺ‬‫ﻜ‬َ‫ﻧ‬
‫ﻰ‬ٰ‫َﻠ‬‫ﻋ‬
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﺒ‬ِ‫ﻘ‬َ‫ﻋ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬
ٌ‫ء‬ ْۤ
‫ﻱ‬ ِ
‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِّ‫ﻣ‬
ْٓ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬
‫ﻯ‬ ٰ
‫ﺭ‬َ‫ﺍ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻭ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺗ‬
ْٓ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬
ُ‫ﺎﻑ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺍ‬
َ ‫ﱣ‬
›
ۗ
ُ ‫ﱣ‬
›َ‫ﻭ‬
ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﺷ‬
ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ِ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬ِ‫ﻌ‬ ࣖ
“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka
dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu
pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala kedua
pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya
berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada
Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS.Al Anfal: 48).
7. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman
‫ِﻥﱠ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬
ِ‫ﺓ‬َ‫ﺮ‬ ِ‫ﺧ‬ٰ ْ
‫ﺎﻻ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﱠ‬‫ﻳ‬َ‫ﺯ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﺍ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻓ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬ ۗ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami
jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka
bergelimang (dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4)
8. Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk
Kemudian Membinasakan Mereka
ْ‫ِﻲ‬‫ﻧ‬ْ‫ﺭ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻓ‬
ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ِﺏ‬ّ‫ﺬ‬َ‫ﻜ‬‫ﱡ‬‫ﻳ‬
‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬ ٰ‫ﻬ‬ِ‫ﺑ‬
ِۗ‫ﺚ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﺟ‬ ِ
‫ْﺭ‬‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺳ‬
ْ‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬
ُ‫ْﺚ‬‫ﻴ‬َ‫ﺣ‬
َ
‫ﻻ‬
َۙ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬
“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang
mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan
8
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS.Al
Qalam: 44).
9. Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬
‫ﱠ‬‫ﺲ‬َ‫ﻣ‬
َ‫ﺎﻥ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻧ‬ِ ْ
‫ﺍﻻ‬
‫ﱞ‬‫ُﺮ‬‫ﺿ‬
ۖ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻋ‬َ‫ﺩ‬
‫ﱠ‬‫ﻢ‬ُ‫ﺛ‬
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬
ُ‫ﻪ‬ٰ‫ﻨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﻮ‬َ‫ﺧ‬
ً‫ﺔ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﻧ‬
ۙ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ِّ‫ﻣ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
ٓ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬
ٗ‫ُﻪ‬‫ﺘ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺗ‬
ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺍ‬
‫ﻰ‬ٰ‫َﻠ‬‫ﻋ‬
ٍ‫ﻢ‬ْ‫ﻠ‬ِ‫ﻋ‬
ۗ
ْ‫ﻞ‬َ‫ﺑ‬
َ‫ِﻲ‬‫ﻫ‬
ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﻓ‬
‫ﻦﱠ‬ِ‫ﻜ‬ٰ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺜ‬ْ‫ﻛ‬َ‫ﺍ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila
Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya aku diberi
nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi
kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS.Az Zumar: 49).
9
BAB 2
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP
HAMBANYA
A. Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬
َ‫ﺩ‬‫ﺍ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﺃ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻞ‬‫ﱠ‬‫ﺠ‬َ‫ﻋ‬
ُ‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬
َ‫ﺔ‬َ‫ﺑ‬‫ﻮ‬ُ‫ﻘ‬ُ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ِﻰ‬‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻧ‬‫ﱡ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻭ‬
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬
َ‫ﺩ‬‫ﺍ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﺃ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﱠ‬‫ﱠﺮ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻚ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺃ‬
ُ‫ﻪ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻋ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ُ‫ﻳ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬
ِ‫ﺔ‬َ‫ﻣ‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan
hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan
mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari
kiamat kelak.” (HR.Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
َ‫ﻢ‬َ‫ﻈ‬ِ‫ﻋ‬
ِ‫ﺍء‬َ‫َﺰ‬‫ﺠ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻊ‬َ‫ﻣ‬
ِ‫ﻢ‬َ‫ﻈ‬ِ‫ﻋ‬
ِ‫ء‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
َ ‫ﱠ‬
›
‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬
‫ﱠ‬‫َﺐ‬‫ﺣ‬
َ‫ﺃ‬
‫ﺎ‬ً‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺑ‬‫ﺍ‬
ْ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬
َ‫ﻰ‬ ِ
‫ﺿ‬َ‫ﺭ‬
ُ‫ﻪ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬
‫َﺎ‬‫ﺿ‬ِّ
‫ﺍﻟﺮ‬
ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻂ‬ ِ‫َﺨ‬‫ﺳ‬
ُ‫ﻪ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬
ُ‫ﻂ‬َ‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat.
Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk
mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa
siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan
kata Syaikh Al Albani).
Faedah dari dua hadits di atas:
1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan
pahala yang besar.
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
10
‫ﻳﺎ‬
‫ﺑﻨﻲ‬
‫ﺍﻟﺬﻫﺐ‬
‫ﻭﺍﻟﻔﻀﺔ‬
‫ﻳﺨﺘﺒﺮﺍﻥ‬
‫ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ‬
‫ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻦ‬
‫ﻳﺨﺘﺒﺮ‬
‫ﺑﺎﻟﺒﻼء‬
“Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya
dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”
3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang
pedih.
5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya
di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari
dunia dalam keadaan bersih dari dosa.
7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy
berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas
hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.”
(Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk
bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya
untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.” Jika
telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan
terus bersabar, itu solusinya.
B. Contoh Kasus
Bersandar kepada Hadits shahih riwayat At-Tirmizi, Rasulullah SAW
bersabda, “Dua kejahatan yang disegerakan balasannya di dunia adalah zina dan
durhaka kepada dua ibu bapak”.
Pertama, Zina, bisa zina mata, zina hati apalagi sampai melakukan hubungan
suami istri, maka azab Allah biasanya kontan. Akan dicabut barokah hidup kita.
Bahkan dalam kesempatan yang lain dikisahkan, Allah akan memberikan balasan
11
orang zina dengan enam perkara, tiga di dunia dan tiga lagi di akhirat. Yang di dunia
adalah hilang keceriaan wajah, pendek umur dan senantiasa dalam keadaan susah.
Sedangkan tiga ditangguhkan di akherat adalah kemurkaan Allah, balasan yang buruk
dan azab di neraka. Islam tidak mengenal konsep abu-abu dalam beriman. Artinya,
ketika seseorang sedang berzina, di manapun dan dengan siapapun, maka saat itu ia
sedang tidak beriman. Laksana kepala tanpa penutup. Islam dia, namun pada saat
kejadian itu, imannya sedang runtuh. Itulah sebabnya kadang antara Islam dan iman
seseorang tidak sejalan.
Zina hanya akan menghasilkan penyesalan yang panjang. Kenikmatan yang
diperoleh sesaat, tidak sebanding dengan derita yang dialami. Baik dirinya maupun
pasangan korban. Maraknya kasus pelecehan seksual di kalangan anak-anak yang
dilakukan oleh orang-orang terdekat (keluarga, teman) menjadi pertanda bagaimana
pelampiasan nafsu syahwat yang bertabrakan dengan koridor agama apapun.
Ditambah dengan lemahnya pengawasan orang tua dan lingkungan membuat praktek-
praktek semacam itu marak.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali membentengi
diri dan keluarga dengan agama. Dalam Al-quran bahkan sangat jelas, larangan jangan
dekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi melakukannya. Maka, usaha usaha
ekonomi yang dibumbui dengan unsur zina, yakinlah lambat laun akan gulung tikar.
Mungkin awalnya terlihat jaya, banyak pelanggan dan sebagainya. Namun karena jauh
dari ridha Allah, usaha ekonomi itupun akan jatuh. Apapun bentuk usaha itu. Bagi kita
yang tanpa sadar terperangkap dalam situasi semacam, maka tidak ada kata lain,
kecuali taubat dan segera mengejar ampunan-Nya.
Kedua, durhaka kepada ibu bapak. Banyak di antara kita yang menyepelekan
orang tua. Abai dan tidak menaruh hormat. Bahkan tidak sedikit yang mengingkari
nasab. Menyesal mengapa dirinya dilahirkan oleh orang tua yang jelek, miskin, tidak
berpendidikan dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi pada kita, maka marilah segera
raih ridha orang tua dengan berbuat baik kepada-nya. Berlaku sopan, berkata lembut
dan menuruti perintahnya sepanjang tidak untuk menyekutukan Allah SWT.
12
Dalam surat Luqman ayat 12-19 sangat jelas dan rigit, bagaimana kita harus
bersikap kepada keduanya. Bahkan sampai ketika mereka berbeda keyakinan
sekalipun, kita tetap harus berbuat baik kepadanya dengan tetap mendoakannya.
Apalagi orang tua kita seiman-seagama.
Rasul bersabda, Ridha Allah adalah ridha orang tua dan murka Allah adalah
juga karena murka orang tua kita. Maka sudah selayaknya kita buat orang tua kita
tersenyum dengan sikap kita. Pengorbanannya tidak dapat ditukar dengan harta benda
dan perbuatan baik kita kepada mereka. Dalam surat Al-Ahqaf ayat 15, “Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya, “
Dalam surat An-Nisa ayat 36, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-
Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapakmu, kaum
kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangan dekat danjauh, rekan karib dan ibnu sabil
serta hamba sahaya.”
Barangkali selama ini kita berusaha, bekerja di rumah atau di kantor/instansi,
rasanya selalu mendapatkan batu sandungan tidak henti, maka tidak ada salahnya kita
koreksi diri, jangan-jangan selama ini kita sering menyakiti hati orang tua, hingga
membuat mereka tidak ridha dengan langkah hidup kita. Yuk, kita cium tangan
mereka, kita gapai ridhanya dengan semangat membahagiakannya, baik di dunia,
apalagi di akhirat.
13
BAB 3
BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN
A. Kitab Suci Injil
Dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang Nabi dari
antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan
dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."
Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi
Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut nama
Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh
orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru
terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa
hidupnya. "Bahwa kalau Nabi itu berkata atas nama Tuhan, lalu barang yang
dikatakannya itu tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan,
melainkan Nabi itu berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia."
(Ulangan, 18:22).
Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan
kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi
penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan
mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara
yang telah kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu
sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).
Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih
jelas dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi
Isa. Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari
Nabi Isa AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan
dijelaskan pula tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib,
14
melainkan Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad
pertama Masehi. Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat
Nabi Isa AS memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling
meninggalkan alam. Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak
takut. Sebab, Isa bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan
memelihara mereka. "Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang
untuk menyediakan jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas
kelepasan alam ini." (Barnabas, 72:10).
Dalam kitab Injil Yohanes XIV:15-16 misalnya, di situ Nabi Isa as. berkata
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan
minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain
supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” Merujuk buku Membaca Sirah Nabi
Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih (M Quraish Shihab,
2018), teks tersebut merupakan kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad
saw.
Pada kitab Injil Yohanes bab 14 ayat 30 disebutkan Al Masih berkata; "Nanti
aku tidak akan berbicara banyak dengan kalian, karena pemimpin dunia itu sedang
datang kepadaku, dan tak ada sesuatu pun yang dimilikinya ada padaku." Dalam Injil
perjanjian baru edisi Indonesia ayat ini berbunyi: "Tidak banyak lagi aku berkata-kata
dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas
diri-Ku." (Yohanes 14:30).
B. Kitab Suci Taurat
Dalam kitab Taurat Pertama Pasal ke-9 disebutkan: “Sesungguhnya Hajar
ketika berpisah dengan Sarah dan diajak bicara oleh malaikat. Malaikat berkata:
‘Wahai Hajar, dari mana engkau datang? dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika
Hajar menerangkan keadaannya, malaikat itu berkata:Kembalilah karena aku akan
memperbanyak keturunanmu dan tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau
akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah
mendengar kerendahan dan ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling
15
kuat. Kuasanya berada di atas kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas-
batas semua saudaranya.”
Dalam Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam
Kitab Yeyasa bab ke-42. Bunyi teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi
suaranya, rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’ berdendang
dari puncak-puncak gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan,
dan mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.”
Dalam Ulangan 18: 17-19, Nabi Musa a.s. menubuatkan: “Lalu berkatalah
TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan
Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan
menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala
yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku
yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban.”
C. Kitab Suci Zabur
Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12-13, disebutkan, “Siapakah orang
yang takut kepada Tuhan, Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus
dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetapkan dalam kebahagiaan dan anak cucunya
akan mewarisi bumi.”
Dalam kitab Zabur-Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Mazmur
dan dalam bahasa Inggris Psalms- bab 72 ayat 8 dikatakan sebagai berikut;
"Kerajaannya akan membentang dari laut ke laut. Dari sungai itu sampai ke ujung
bumi. Di depannya tunduk penduduk daerah pelosok. Raja-raja Tarsyisy dan pulau-
pulau membawa hadiah-hadiah kepadanya. Raja-raja Syaba dan Saba' menyampaikan
upeti. Semua raja tunduk di depannya. Semua bangsa menjadi hambanya. Karena dia
menyelamatkan orang miskin peminta tolong yang tertindas dan tidak memiliki
penolong. Dia menyantuni orang fakir dan yang membutuhkan. Dia menyelamatkan
16
jiwa-jiwa sengsara dan mengeluarkan jiwa mereka dari kegelapan dan kekejaman. Dia
menjaga hidup mereka, karena hidup begitu berharga di matanya. Semoga hiduplah
sang raja. Semoga emas Syiba diberikan kepadanya. Semoga mereka berdoa untuk
selamanya, dan meminta berkah Tuhan untuknya setiap siang. Semoga banyak
tanaman gandum di bumi, dan di puncak-puncak gunung, dan semuanya mekar seperti
cedar Lebanon, dan penduduk kota berbunga seperti rumput di tanah. Namanya akan
abadi selamanya. Namanya akan kekal seperti kekalnya matahari. Umat manusia akan
mengambil berkah dengannya, dan semua bangsa menyatakan bahwa dia baik.
D. Kitab Suci Hindu
Disebutkan dalam Bhavisa Purana dalam Pratisarag Parv III, Khand 3,
Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 : “Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama
kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut
saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka
akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan
panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka
tidak akan disucikan dengan tanaman semak-semak/umbi-umbian tapi mereka akan
suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”
Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang
Kuntupsuktas yang mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap
kemudian mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang,
“sangsa” artinya “yang terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Kata
“Muhammad” dalam bahasa arab juga berarti : orang yang terpuji. Jadi Narasangsa
dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi
Narasangsa adalah figur yang sama dengan Nabi Muhammad. Ia akan disebut
“Kaurama” yang bisa berarti : pangeran kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah
(hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yang hijrah dari
Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yang akan dikalahkannya yang
berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa
Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.
17
Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan
seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan
bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari
golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing. Mantra 3 mengatakan
: ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dengan Nabi agung umat Islam
yaitu Nabi Muhammad SAW. Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb)
artinya orang yang terpuji. Nabi Muhammad yang juga dipanggil dengan nama Ahmad
adalah berarti juga “orang yang terpuji” yang terjemahan bahasa Sansekerta-nya
adalah Rebb.
Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana
disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan
mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang
Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000
orang tanpa pertumpahan darah. Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan
bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim
atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah pada nabi Muhammad yang seorang
yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yang berarti yang terpuji, yang akan
mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar
20 suku. Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh
ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi
oleh seorang wanita bernama Halimah. Dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500
dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu
pada Nabi Muhammad yang akan dianugrahi kitab suci Al-Qur’an. Tapi karena orang
India yang berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan
menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yang
menerima undang-undang abadi”. Padahal seharusnya “Muhammad sendiri yang
dianugrahi undang-undang abadi”.
18
BAB 4
NAHI MUNKAR
A. Dalil-dalil Tentang Nahi Munkar
Allah SWT berfirman,
ْ‫ُﻦ‬‫ﻜ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬
ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻳ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬
ِ
‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻔ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali Imran: 104)
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺘ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻛ‬
َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺧ‬
ٍ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬
ْ‫َﺖ‬‫ﺟ‬ ِ
‫ﺮ‬ْ‫ﺧ‬ُ‫ﺃ‬
ِ
‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﺗ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﺗ‬
َ‫ﻭ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﺗ‬
َ‫ﻭ‬ ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ِ ‫ﱠ‬
®‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
ْ‫ﻮ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬‫ﺁ‬
ُ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬
ِ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫َﺎﻥ‬‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬
‫ﺍ‬ً‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺧ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﺜ‬ْ‫ﻛ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻘ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Sebagian di antara mereka ada orang-orang yang beriman, namun kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasik”. (Q.S Ali Imran: 110)
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﺴ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬
ً‫ء‬‫ﺍ‬َ‫ﻮ‬َ‫ﺳ‬
ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
ِ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬
ِ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬
ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻠ‬ْ‫ﺘ‬َ‫ﻳ‬
ِ‫ﺕ‬‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬‫ﺁ‬
ِ ‫ﱠ‬
›
َ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬‫ﺁ‬
ِ‫ﻞ‬ْ‫ﻴ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺍﻟ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ َ‫ﻭ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ُ‫ﺠ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻳ‬
*
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬
ِ ‫ﱠ‬
®‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
ِ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ِ
‫ﺮ‬ ِ‫ﺧ‬ ْ
‫ﺍﻵ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
َ‫ﺴ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ ِ
‫ﺎﺭ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﺕ‬‫ﺍ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
َ‫ﻴﻦ‬ ِ‫ِﺤ‬‫ﻟ‬‫ﱠﺎ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
“ Mereka itu tidak seluruhnya sama. Di antara Ahli Kitab itu ada golongan
orang yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah di malam hari, dan mereka (juga)
bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh berbuat
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, serta bersegera dalam mengerjakan
berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih”. (Q.S Ali Imran: 113-114)
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﻧ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬
‫ﻭﺍ‬ُ‫ِﺮ‬ّ‫ﻛ‬ُ‫ﺫ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﺠ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻴ‬
َ‫ﻳﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ‫ﱡﻮء‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻳﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻅ‬
ٍ‫ﺏ‬‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬
ٍ
‫ِﻴﺲ‬‫ﺌ‬َ‫ﺑ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻘ‬ُ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻳ‬
19
“Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka,
Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari berbuat keburukan dan Kami
timpakan siksaan yang keras kepada orang-orang yang berbuat dzalim disebabkan
mereka selalu berbuat fasik”. (Q.S Al-A’raf: 165)
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ﺎﺕ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﻀ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬
ُ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬ ْ‫ﻭ‬َ‫ﺃ‬
ٍ
‫ﺾ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻤ‬‫ِﻴ‬‫ﻘ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﺓ‬ َ
‫ﱠﻼ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﺗ‬
ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﺓ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺰ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ُﻄ‬‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
َ ‫ﱠ‬
›
ُ‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ﻴ‬َ‫ﺳ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
َ ‫ﱠ‬
›
ٌ‫ﻳﺰ‬ ِ
‫َﺰ‬‫ﻋ‬
ٌ‫ﻢ‬‫ِﻴ‬‫ﻜ‬َ‫ﺣ‬
”Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar, menegakkan shalat, menunaikan zakat, serta taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S At-Taubah: 71)
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫َﺎﻣ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﻛ‬‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ ِ‫ﺎﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ِ‫ﻣ‬ ْ
‫ﺍﻵ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻫ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻓ‬‫َﺎ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﺩ‬‫ُﻭ‬‫ﺪ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬
ِ ‫ﱠ‬
›
ِ
‫ِﺮ‬ّ‫ﺸ‬َ‫ﺑ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻴﻦ‬ِ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji (Allah),
mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh kepada yang makruf
dan mencegah dari yang mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman”. (Q.S At-Taubah:
112)
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
َ ‫ﱠ‬
›
ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬
ِ‫ﻝ‬
ْ‫ﺪ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
ِ‫ﺎﻥ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﺣ‬ِْ
‫ﺍﻹ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﺎء‬َ‫ﺘ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
‫ِﻱ‬‫ﺫ‬
‫ﻰ‬َ‫ﺑ‬ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫َﻰ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ‫َﺎء‬‫ﺸ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻲ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻟ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﱠﺮ‬‫ﻛ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﺗ‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (kamu) dari perbuatan
keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran”. (Q.S An-Nahl: 90)
ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻚ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬
ِ‫ﺓ‬ َ
‫ﱠﻼ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬
ْ‫ﺮ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﺻ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
‫َﺎ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
َ
‫ﻻ‬
َ‫ﻚ‬ُ‫ﻟ‬َ‫ﺄ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻧ‬
‫ﺎ‬ً‫ﻗ‬ْ‫ﺯ‬ ِ
‫ﺭ‬
ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﻧ‬
َ‫ﻚ‬ُ‫ﻗ‬ُ‫ﺯ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ﻧ‬
ُ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬ِ‫ﻗ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
‫ﻯ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan shalat dan sabar dalam
menjalankannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi
20
rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa”.
(Q.S Thaha: 132)
B. Keutamaan Nahi Munkar
1. Gugurnya Kewajiban
Jika seseorang telah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar maka gugurlah
kewajibannya, berhasil ataupun tidak berhasil. Karena tugasnya hanyalah menyeru
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran semampunya, sedangkan hasilnya
Allahlah yang menentukannya. Sehingga ketika ia telah melaksanakan kewajiban,
maka di akhirat ia tidak akan dituntut lagi.
Dalam kisah ‘Ashhabussabt’ yaitu orang-orang dari bani Israel yang
melanggar perintah Allah untuk beribadah di hari Sabtu dan meninggalkan kegiatan
duniawi, orang-orang shaleh diantara mereka menasehati mereka walaupun mereka
tahu bahwa bani israel sangat sulit dianasehati, namun mereka ingin melepaskan
tanggung jawab dihadapan Allah ta’ala :
ْ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﺖ‬َ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬
َ‫ﻢ‬ِ‫ﻟ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻌ‬َ‫ﺗ‬
‫ﺎ‬ً‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﻜ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻬ‬ُ‫ﻣ‬
ْ‫ﻭ‬َ‫ﺃ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﺑ‬ِّ‫ﺬ‬َ‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬
‫ﺎ‬ً‫ﺑ‬‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻋ‬
‫ًﺍ‬‫ﺪ‬‫ِﻳ‬‫ﺪ‬َ‫ﺷ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
ً‫ﺓ‬َ‫ِﺭ‬‫ﺬ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻣ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ِّ‫ﺑ‬َ‫ﺭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﻳ‬
“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa
kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab
mereka dengan azab yang Amat keras?” mereka menjawab: “Agar Kami
mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka
bertakwa.” (QS. Al-A’raf : 164)
2. Suatu Bentuk Syukur Sekaligus Mendapatkan Pahala Sedekah
Amar ma’ruf nahi munkar adalah bentuk syukur seorang hamba kepada
Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmatnya khususnya nikmat sehat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ُ‫ﺢ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﺼ‬ُ‫ﻳ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻼ‬ُ‫ﺳ‬
ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬
َ‫ﺃ‬
ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
:
‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻓ‬
ٍ‫ﺔ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﺗ‬
،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻭ‬
ٍ‫ﺓ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻤ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺗ‬
،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻭ‬
ٍ‫ﺔ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻬ‬َ‫ﺗ‬
َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬
‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻭ‬
ٍ‫ﺓ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﺗ‬
،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
ٌ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻑ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬‫ﻟ‬ْ‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
ٌ‫ْﻲ‬‫ﻬ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬‫ﻟ‬ْ‫ﺍ‬
ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
21
“Setiap persendian anggota tubuh salah seorang di antara kalian
menanggung kewajiban bersedekah setiap paginya; maka setiap tasbih adalah
sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah.” (HR.
muslim No.720)
Sedangkan orang yang senantiasa bersyukur Allah akan menambah
nikmatnya, Allah berfiman:
ْ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻥ‬‫ﱠ‬‫ﺫ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﺗ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱡ‬‫ﺑ‬َ‫ﺭ‬
ْ‫ِﻦ‬‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺗ‬
ْ‫َﺮ‬‫ﻜ‬َ‫ﺷ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺪ‬‫ﻳ‬ ِ
‫ﻷﺯ‬
ْ‫ِﻦ‬‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺗ‬
ْ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻛ‬
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻋ‬
ٌ‫ﺪ‬‫ِﻳ‬‫ﺪ‬َ‫ﺸ‬َ‫ﻟ‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS.
Ibrahim: 7)
3. Turunnya Rahmat Allah Ta’ala
Diantara sebab turunnya rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah amar
ma’ruf nahi munkar. Karena dengannyalah masyarakat menjadi terkontrol,
dengannyalah mereka terdorong melakukan kebaikan walaupun sedikit, dan
dengannyalah api kemungkaran bisa padam. Sehingga dengan adanya amar ma’ruf
nahu munkar penduduk suatu negeri akan menjadi orang-orang yang bertakwa.
Allah berfirman :
ْ‫ﻮ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
‫ﻥﱠ‬َ‫ﺃ‬
َ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬
‫ﻯ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫ﺁ‬
‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺗ‬
‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻟ‬
ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
ٍ‫ﺕ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬
َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
ِ‫ﺎء‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
ِ
‫ﺽ‬ْ‫ﺍﻷﺭ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ِﻦ‬‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬َ‫ﻛ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﻳ‬
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. Al-A’raf :96)
4. Dihapusnya Dosa
22
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ُ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﻓ‬
ِ‫ﻞ‬ُ‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ِ‫ﻭ‬
،ِ‫ﻩ‬ ِ
‫َﺎﺭ‬‫ﺟ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻫ‬ُ‫ِﺮ‬ّ‫ﻔ‬َ‫ﻜ‬ُ‫ﻳ‬
ُ‫ﻡ‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ ِ
ّ‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
ُ‫ﺓ‬َ‫ﻼ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺍﻷ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻑ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬
ُ‫ْﻲ‬‫ﻬ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬‫ﺍﻟ‬
“Fitnah seorang laki-laki di tengah keluarganya, hartanya, dirinya,
anaknya dan tetangganya, dapat dihapuskan dengan puasa, shalat, shadaqah dan
amar ma’ruf nahi mungkar” (HR. Bukhari)
5. Dikabulkannya Do’a
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ﻭﺍ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻧ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺍ‬
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻞ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬
ْ‫ﻥ‬َ‫ﺃ‬
‫ُﻮﺍ‬‫ﻋ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺗ‬
َ‫ﻼ‬َ‫ﻓ‬
َ‫َﺎﺏ‬‫ﺠ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻳ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬
“Serulah kepada kebaikan, dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian
berdoa sedang Allah tidak mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah)
6. Mendapat Kabar Gembira
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫َﺎﻣ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﻛ‬‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬
َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ ِ‫ﺎﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ِ‫ﺍﻵﻣ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻫ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻓ‬‫َﺎ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﺩ‬‫ُﻭ‬‫ﺪ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬
ِ ‫ﱠ‬
›
ِ
‫ّﺮ‬ِ‫ﺸ‬َ‫ﺑ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻴﻦ‬ِ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang
memuji, yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan
mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan
gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At-Taubah : 112)
7. Termasuk Orang-orang yang Beruntung
Allah berfirman:
ْ‫ُﻦ‬‫ﻜ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬
ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻳ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬
ِ
‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻔ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
23
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)
C . Contoh Kasus Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi munkar dapat ditunjukkan dengan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari. Ma’ruf meliputi seluruh perbuatan baik, sedangkan munkar
mencakup seluruh perbuatan buruk.
Menurut Ash-Shabuni (1997:220), ma’ruf adalah perbuatan yang
diperintahkan oleh syariat dan bisa diterima oleh akal sehat. Ma’ruf semacam
kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipandang pantas, baik secara agama maupun
susila. Dalam ajaran Islam, contoh perbuatan ma'ruf diantaranya mengamalkan
rukun Islam, bersikap jujur, sabar, membantu orang yang membutuhkan, sedekah,
silaturahmi, menghormati orang tua, menuntut ilmu, menjaga hak sesama, menjaga
aurat dan perbuatan terpuji lainnya. Sementara itu, kebalikan dari ma'ruf adalah
munkar. Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam kitab tafsirnya (1997:220)
mengatakan, munkar adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat dan dianggap
buruk oleh akal sehat.
Adapun contoh perbuatan munkar antara lain berbohong, iri dan dengki,
takabur, nifak, mengadu domba, berbuat zalim, menyuap, memukul, membunuh,
dan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh Islam. Dalam pandangan Islam, menyeru
kepada kebenaran dan menegakkannya, menafkahkan harta di jalan Allah SWT,
dan berjuang melawan kezaliman merupakan perbuatan penting yang ditekankan
dalam nahi munkar. Sehingga sudah menjadi kewajiban manusia untuk
menghidupkan dan memelihara perbuatan ma’ruf serta menghilangkan perbuatan
munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬
ِ ‫ﱠ‬
®‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
ِ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
ِ
‫ﺮ‬ ِ‫ﺍﻵﺧ‬
َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ
‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ ِ
‫ﺎﺭ‬َ‫ﺴ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﺕ‬‫ﺍ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬
َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬
َ‫ﻴﻦ‬ ِ‫ِﺤ‬‫ﻟ‬‫ﱠﺎ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
24
“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”(
Qs.Ali Imron(3) : 114)
Contoh-contoh sarana amar ma‟ruf nahi munkar menurut Salman bin Fahd al-
Audah yaitu sebagai berikut:
1. Dengan perkataan (ucapan). Perkataan tersebut bisa berupa ceramah,
pengajaran, khutbah, nasihat setelah shalat, atau yang semisal dengannya.
Namun, perlu diperhatikan uslub perkataannya, dimana harus sesuai. Misalnya
dengan memperhatikan agar perkataan tersebut tidak menjadi pukulan langsung
kepada pelaku kemungkaran tanpa adanya pendahuluan.
2. Dengan buku-buku, bulletin, dan surat kabar. Misalnya dengan menulis tentang
nahi munkar terhadap suatu kemungkaran, atau dengan ikut membagikan atau
menyalurkan buku-buku yang semisal dengannya.
3. Dengan mengirim surat pribadi, atau menggunakan telepon. Misalnya dengan
surat pribadi ia tulis dengan gaya bahasa yang lembut dan santun sehingga
menyentuh perasaan penerimanya, ini merupakan pembicaraan langsung dan
tenang, memberikan orang tersebut kesempatan untuk berfikir dan instropeksi
diri. Dan apabila menggunakan telepon, bisa dengan secara langsung
menghubungi si pelaku kemungkaran lalu melakukan amar ma‟ruf nahi munkar
kepadanya, dan bisa juga menghubungi orang yang mampu untuk mengubah
kemungkaran tersebut seperti ulama, tokoh atau pemimpin.
4. Memutuskan hubungan terhadap pelaku kemungkaran. Misalnya, dengan
memutuskan hubungan dengan tempat atau lembaga yang didalamnya terdapat
kemungkaran.
5. Mengungkap secara terang-terangan. Apabila memang dibutuhkan dan kondisi
menghendaki untuk mengungkap kemungkaran dan pelakunya secara terang-
terangan maka dibolehkan. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu „alaihi
wasallam mengungkap secara terang-terangan nama Ibnu Jamil dan
kemungkarannya. kontribusi dari pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar sendiri
dalam memperbaiki masalah sosial di masyarakat, dapat diwujudkan dengan
25
membentuk sebuah kelompok kajian keagamaan atau majlis ilmu di lingkungan
masyarakat, tidak hanya untuk para orang tua atau lansia, tetapi juga bisa
membentuk kelompok khusus untuk remaja, hal ini dimaksudkan untuk
menarik minat mereka, agar tidak malu atau sungkan untuk mengikuti
pengajaran. Mereka akan diberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
ajaran agama Islam yang benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, baik dalam
hal ibadah, akhlak dalam bergaul, dan sebagainya. Selain itu, dengan membantu
pelaku kemungkaran mencari solusi atas masalah yang menjadi faktor penyebab
ia melakukan suatu kemungkaran, juga sangat efektif untuk mengurangi pelaku
kemungkaran didalam masyarakat. Misalnya jika seorang pencuri tertangkap,
sebelum diberikan hukuman, maka harus diketahui dulu motif atau sebab ia
melakukannya karena masalah apa, sehingga dari sebab itulah seorang penegak
amar ma’ruf nahi munkar harus membantu mencarikan solusi agar si pelaku
kemungkaran ini diharapkan bisa mengatasi permasalahannya dan setelah
menjalani hukuman ia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
26
BAB 5
FITNAH AKHIR ZAMAN
A. Dalil-dalil Tentang Fitnah Akhir Zaman
Hidup manusia saat ini telah berada di akhir zaman , dan sudah dekat
dengan waktu hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam telah
menjelaskan dalam sejumlah hadisnya tentang dekatnya dengan hari kiamat ini.
Walaupun, kapan akan hari kiamat, seberapa lama lagi hari kiamat, itu adalah
ilmu yang dirahasiakan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi Baginda Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengisyaratkan tentang dekatnya hari
kiamat. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis:
ُ‫ﺖ‬ْ‫ﺜ‬ِ‫ﻌ‬ُ‫ﺑ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬
ُ‫َﺔ‬‫ﻋ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬
،ِ‫ْﻦ‬‫ﻴ‬َ‫ﺗ‬
‫َﺎ‬‫ﻬ‬َ‫ﻛ‬
ُ‫ِﻴﺮ‬‫ﺸ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﺻ‬ِ‫ﺈ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﱡ‬‫ﺪ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻴ‬َ‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﻫ‬ .
“Jarak diutusnya aku dan hari kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau
memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu
merenggangkannya. (HR. Bukhari)
Rasulullah pun telah mengisyaratkan tentang keadaan di akhir zaman
dalam sabdanya, “Bagaimana sikap kalian apabila fitnah telah mengelilingi
kalian?”
Tentang hadis ini, Ustaz Abu Qotadah dalam kajian dan tausiyah di
kanal RodjaTV menjelaskan, fitnah telah berada di sekitar kita dan kita telah
diliputi oleh fitnah, kita telah dihadapkan kepada fitnah dari depan, dari
belakang, dari kanan, dari kiri, dari berbagai unsur kehidupan, fitnah berada di
tengah-tengah. Dan fitnah itupun berkepanjangan, lama, berkesinambungan dan
semakin dahsyat dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Sampai disebutkan di
dalam hadis:
27
‫ﻮ‬ُ‫ﺑ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ﻳ‬
‫َﺎ‬‫ﻬ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬
ُ‫ِﻴﺮ‬‫ﻐ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﻭ‬
ُ‫ﻡ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻬ‬َ‫ﻳ‬
‫َﺎ‬‫ﻬ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬
ُ‫ﻴﺮ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
“Anak-anak kecil menjadi dewasa dan orang yang tua menjadi pikun.
Yaitu apabila kebanyakan dari umat ini telah meninggalkan sunnah.”
Lalu para sahabat bertanya: “Kapan akan terjadi hal itu Wahai Abu
Abdurrahman?” Maka beliau menjawab: “Apabila telah pergi para ulamanya.”
Artinya banyak yang meninggal dunia dari kalangan ulama, banyak orang-orang
yang wafat dari kalangan para ulama. Dan semakin banyak orang-orang yang
bodohnya. Semakin banyak ahli qira’ah, tapi semakin sedikit yang faqih kepada
makna-makna ayat Al-Qur’an.” Semakin sedikit orang yang faham kepada isi
dari Al-Qur’an.
Kemudian beliau mengatakan: “Apabila semakin banyak pemimpin
kalian tetapi semakin sedikit orang yang amanah,” orang yang adil, orang yang
menegakkan hukum Allah. Berkuasa, memiliki jabatan, memiliki tahta, tetapi
berada dalam kondisi dzalim, tidak menegakkan syariat Allah. Semakin sedikit
yang amanah. Kemudian beliau mengatakan: “Dan apabila telah dicari dunia
dengan ibadah (amal shalih),” artinya orang-orang beramal shalih tapi
tujuannya dunia, tidak berkaitan dengan surga, tidak berkaitan dengan
kehidupan setelah kematian. Yang diharapkan ketika melakukan amal saleh
adalah untuk kehidupan dunia. “Dan apabila semakin banyak orang-orang yang
tafaqquh tentang urusan dunia (tapi tidak tafaqquh tentang urusan agama),”
artinya semakin sedikit orang yang belajar tentang agama Allah, belajar tentang
tauhid, belajar tentang aqidah, belajar tentang iman, belajar tentang Islam,
belajar tentang halal dan haram semakin sedikit. Dan sibuknya sebagian besar
di antara kita adalah dengan dunia ini.
28
B. Tanda-tanda Fitnah Akhir Zaman
Dijelaskan di akhir zaman, hukum kalah dengan etika. Paling mudah,
contohnya hukum mengorder pelacur adalah haram. Namun etika di
masyarakat mengatakan bahwa si pemberi order itu disebut orang baik jika dia
mau membayar. Contoh lain, haram nonton konser yang mengumbar aurat.
Namun, etika masyarakat menyatakan siapapun yang menonton konser yang
mengumbar aurat itu adalah orang baik jika dia mau membayar tiket dan
berlaku sopan selama pertunjukan. Ini yang kita takutkan. Hukum tak ada lagi
karena kalah oleh etika yang berlaku di masyarakat meski etika itu salah. Yang
paling kita takutkan adalah kebaikan dalam keburukan. Orang berlaku buruk
namun masyarakat mengatakan itu baik, sehingga orang itu tidak pernah
instropeksi bahwa sebenarnya perilakunya itu buruk. Orang-orang di zaman
dahulu berhasil menjaga iman dan ketaatannya kepada Allah ketika diuji
dengan kemiskinan. Namun gagal mempertahankan keimanan ketika diuji
dengan harta dan kekayaan seperti Tsa’labah dan Qarun. Berbeda dengan kita.
Sekarang kebanyakan dengan ujian kemiskinan saja gagal menjaga iman dan
taat pada Allah. Apalagi diuji kekayaan dan kedudukan. Tentu akan membuat
lebih gagal lagi dengan sifat-sifat kesombongan dan keangkuhan yang akan
timbul karena merasa hebat dengan sedikit kelebihan yang Allah berikan. Tgk
Umar Rafsanjani, ketua Umum Majelis Pengajian dan Zikir Tastafi Kota Banda
Aceh sebagaimana dilansir serambinews.com, mengungkapkan, di akhir
zaman, fitnah dan ujian yang akan dialami oleh umat Islam tidak lagi bersifat
pribadi dan kelompok, tapi kolektif dan dirasakan oleh seluruh umat. Fitnah ini
sangat dahsyat, antara lain ketika kebohongan diyakini oleh masyarakat banyak
sebagai kebenaran dan kebenaran justru dinilai sebagai dusta atau hoax. Tgk
Umar lalu mengutip hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: “Akan datang kepada
manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Ketika itu pendusta
dibenarkan sedangkan orang yang jujur didustakan. Pengkhianat dipercaya
sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat
itu Ruwaibidhah berbicara. Ada yang bertanya, ‘Apa yang dimaksud
29
Ruwaibidhah?’. Rasulullah menjawab, “Orang fasik dan bodoh yang turut
campur dan berbicara dalam urusan orang banyak”.
C. Munculnya Dukhon
Dukhan adalah kata yang digunakan dalam bahasa arab untuk asap,
uap, dan gas. Kata dukhan berasal dari akar kata َ ) ‫ﻥ‬
-
‫ﺥ‬
-
‫ﺩ‬ , )artinya ‘zat yang
terjadi akibat adanya pembakaran’, yang biasa disebut asap. Dukhan juga
berarti ‘tembakau rokok’ sebab ia dibakar dan asapnya dihisap. Kata dukhan
juga berarti ‘uap’ karena bentuknya yang sama atau hampir sama dengan asap.
Jika kata kerja )‫ﺩﺧﻦ‬ )diikuti oleh kata ‘api’ )‫ﺍﻟﻨﺎﺭ‬ )sebagai subjek kalimat, seperti
)‫ﺩﺧﻨﺖ‬َ‫ﺍﻟﻨﺎﺭ‬ ,)maka berarti ‘asap keluar dari api dan membumbung ke atas’. Jadi,
dukhan atau asap ialah sesuatu yang mengapung dan memenuhi udara serta
membahayakan manusia (yang terkadang bisa menyebabkan kematian). Ia
merupakan bentuk jama’ dari kata adkhinah, dawakhin. Dukhan juga bisa
diartikan sebagai debu yang beterbangan dari tanah akibat kekeringan yang
berkepanjangan. Dakhn merupakan sesuatu yang berwarna hitam dan gelap.
Secara ilmiah, dukhan didefinisikan sebagai substansi yang sebagian besar
materinya berupa gas dan sebagian berupa partikel padat, sebagian berwarna
gelap dan sebagian lagi panas. Dalam Lisanul Arab makna dukhan terbagi
dalam tiga macam, yaitu: Pertama, Kabut panas, disebabkan oleh matahari dan
menyebabkan terjadinya kemarau di bumi Kedua, kabut fatamorgana, sebagai
gejala optis yang disebabkan oleh permukaan bumi yang panas di waktu
paceklik atau musim kemarau yang panjang. Ketiga, asap hitam, yang
disebabkan oleh api dan sebagainya. Kabut asap pada umumnya berwarna
coklat pekat yang terjadi di kota-kota besar yang padat oleh kendaraan atau
pabrik. Kabut asap berasal dari proses reaksi nitrogen oksida dan hidro
karbonat melalui sinar matahari pada tempat-tempat cuaca tertentu pada musim
dingin dan kemarau. Zat beracun seperti 4 asetil baroksin dan gas ozon
menyatu. Zat itu akan membentuk kabut asap yang kemudian terurai bersama
air hujan yang turun deras sehingga membentuk hujan asam.
30
Dari Hudzaifah bin Yaman RA, Rasulullah SAW bersabda, “Di
antara tanda-tanda kiamat adalah turunnya kabut hitam yang menyelimuti
antara timur dan barat bumi dan akan terus menyelimuti selama 40 hari.
Adapun orang mukmin hanya menderita salesma, sedangkan orang kafir
seperti orang mabuk, kabut itu keluar dari mulutnya, kedua lubang hidungnya,
kedua matanya, kedua telinganya, dan dari duburnya.” (HR Thabrani). Dari
hadis di atas dapat diketahui bahwa dukhan (Kabut hitam) itu tidak
mencelakakan kaum mukminin, mereka hanya menderita salesma semacam
gejala flu, tetapi kabut itu akan menyerang kaum kafir dan munafik. Kabut itu
masuk melalui jendela rumah mereka dan menyiksa mereka sehingga kepala
mereka terasa mendidih seperti daging yang dipanggang, lalu mereka meniup-
niupkan sehingga kabut hitam itu keluar dari telinga mereka. Dan kabut itu
menetap di bumi dan berlangsung selama 40 hari.
Menurut suatu pendapat yang kuat menyatakan bahwa tanda asap ini
ditetapkan sebagai salah satu dari 10 tanda besar kiamat. Ali bin Abi Thalib
berkata, “Tanda kiamat yang berupa asap belumlah terjadi. Saat muncul kelak,
asap itu menyebabkan orang beriman seperti sedang flu, dan membuat orang
kafir kembung, dan barulah asap itu keluar darinya.” Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW., “Tuhan kalian memperingatkan kalian akan kedatangan tiga
hal, yaitu: asap yang akan menyebabkan orang beriman seperti terkena
influenza dan menyebabkan orang kafir kembung lalu asap itu keluar dari
setiap lubang pendengarannya, munculnya seekor hewan melata, dan
keluarnya dajjal.” (HR. Thabrani). Pendapat tersebut didasarkan pada
kandungan dzahir ayat itu sendiri. Demikian penjelasannya dalam poin-poin
berikut ini:
a) Penyifatan asap dengan lafal mubin (nyata, terang), maksudnya ialah
jelas. Padanya ada indikasi asap ini adalah asap yang sebenarnya, asap
sejati, bukan sesuatu yang dihayalkan dalam penglihatan seseorang
seakan-akan itu asap. Jika tidak, andaikata itu bukan asap hakiki
niscaya ayat tersebut tidak akan menyifatkannya dengan mubin (jelas,
nyata, terang).
31
b) Dari ayat ini dijelaskan bahwa asap itu menyelimuti manusia.
Penyelimutan ini mengandung sejumlah makna, di antaranya makna
mendatangi, menutupi, dan ketakutan. Makna-makna ini seluruhnya
menunjukkan bahwa asap itu secara zhahir dan hakiki menyelubungi di
antara manusia atau dari atas mereka, sehingga mereka tidak mampu
melihat.
c) Penyifatan asap dengan siksa yang pedih itu merupakan petunjuk yang
jelas, asap tersebut sebagai hukuman mengerikan yang menimpa
manusia. Karena yang memberi sifat siksa ini sebagai azab yang pedih
dan menyakitkan adalah Allah SWT.
d) Do’a manusia kepada Allah SWT agar menghilangkan siksa ini dengan
janji bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang beriman
mengandung isyarat bahwa peristiwa ini merupakan kejadian yang
besar. Manusia tidak mendapatkan tempat lari darinya kecuali dengan
berlindung kepada Allah SWT. Pola kalimat ini menunjukkan bahwa
iman mereka termasuk iman karena terpaksa, kokoh ketika terjadi
bencana yang dahsyat, tetapi merosot dan hilang ketika aman.
e) Kalam Allah SWT bahwa Dia akan menghilangkan siksa itu sebentar
mengisyaratkan peristiwa ini dekat waktunya dengan kiamat, yang
merupakan bencana besar. Ayat tersebut menjelaskan siksaan akan
hilang sebentar dari mereka, yang menunjukkan sudah dekatnya
peristiwa itu dengan hari kiamat. Makna-makna dengan sifat ini belum
pernah terjadi, dan isyarat ayat-ayat ini menunjukkan bahwa itu pasti
terjadi. Menurut kajian ilmiah mengenai peristiwa adanya dukhan
nampaknya pada hari kiamat nanti akan diawali dengan adanya
benturan dahsyat antara bumi dengan benda-benda langit. Benturan ini
diperkirakan akan menyebabkan berhamburannya material bumi
maupun benda langit tadi dalam jumlah yang sangat besar. Material
tersebut berhamburan ke angkasa seperti awan debu (dukhan) dalam
jumlah sangat besar. Awan debu inilah kemungkinan yang akan
menyelimuti atmosfer bumi sehingga sinar matahari tidak lagi
32
menembus bumi, suhu akan turun drastis, akan terjadi kematian
makhluk hidup yang dahsyat.
D. Munculnya Dajjal
1. Dajjal Pemuda Berambut Keriting dan Bermata Satu
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬
ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬
ِ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺣ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬
ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬
َ‫ﺪ‬‫ﻳ‬ ِ
‫ﺰ‬َ‫ﻳ‬
ِ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬
، ٍ
‫ﺮ‬ِ‫ﺑ‬‫َﺎ‬‫ﺟ‬
‫ِﻲ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻴ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻳ‬
ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬
ٍ
‫ﺮ‬ِ‫ﺑ‬‫َﺎ‬‫ﺟ‬
‫ﱡ‬‫ِﻲ‬‫ﺋ‬
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻄ‬‫ﺍﻟ‬
-
‫ﻲ‬ ِ
‫ﺎﺿ‬َ‫ﻗ‬
َ
‫ﺺ‬ْ‫ﻤ‬ ِ‫ﺣ‬
-
‫ِﻲ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬
ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬
ِ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺣ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬
ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬
‫ﻴﺮ‬َ‫ﺒ‬ُ‫ﺟ‬
ِ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬
‫ﻴﺮ‬َ‫ﻔ‬ُ‫ﻧ‬
،‫ﱡ‬‫ﻲ‬ِ‫ﻣ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻀ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
،ِ‫ﻪ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺑ‬َ‫ﺃ‬
ُ‫ﻪ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬
َ‫ﻊ‬ِ‫َﻤ‬‫ﺳ‬
ّ‫ﻮ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
‫ﺱ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬
َ‫ﻌﺎﻥ‬ْ‫ﺳﻤ‬
‫ﱠ‬‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬ َ
‫ِﻼ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
:
َ‫َﺮ‬‫ﻛ‬َ‫ﺫ‬
ُ‫ﻝ‬
‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬
ِ ‫ﱠ‬
›
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﺍﺕ‬َ‫ﺫ‬
،‫ﺪﺍﺓ‬َ‫ﻏ‬
‫ﺾ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﺨ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﻪ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬
،‫ﻊ‬َ‫ﻓ‬َ‫ﻭﺭ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬
ُ‫ﻩ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻅ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﺔ‬َ‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬
،ِ‫ﻞ‬ْ‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
[
‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺣ‬ُ‫ﺭ‬
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬
َ‫ﻑ‬َ‫َﺮ‬‫ﻋ‬
َ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﺫ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
،‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻫ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺟ‬ُ‫ﻭ‬
ُ‫ﻩ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻓ‬
َ‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻠ‬ُ‫ﻘ‬
:
‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬
،ِ ‫ﱠ‬
›
َ‫ﺕ‬ْ‫َﺮ‬‫ﻛ‬َ‫ﺫ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
،َ‫ﺓ‬‫َﺍ‬‫ﺪ‬َ‫ﻐ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ْﺖ‬‫ﻀ‬‫ﱠ‬‫ﻔ‬َ‫ﺨ‬َ‫ﻓ‬
ِ‫ﻪ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬
َ‫ﺖ‬ْ‫ﻌ‬‫ﱠ‬‫ﻓ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﻭ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬
ُ‫ﻩ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻅ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﺔ‬َ‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬
ِ‫ﻞ‬ْ‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
].
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬
: "
ُ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﻏ‬
ِ‫ﻝ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
‫ﻨﻲ‬ُ‫ﻓ‬ َ‫ﻮ‬ْ‫ﺃﺧ‬
،ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
ْ‫ﻥ‬ِ‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬
ْ‫ﺝ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﻳ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﻓ‬
‫ﻪ‬ُ‫ﺠ‬‫ﻴ‬ ِ‫َﺠ‬‫ﺣ‬
،ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻧ‬‫ُﻭ‬‫ﺩ‬
ْ‫ﻥ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻳ‬
ْ‫ﺝ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺨ‬
ُ‫ْﺖ‬‫ﺴ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬
ٌ‫ﺅ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺎﻣ‬َ‫ﻓ‬
ُ‫ﺞ‬‫ﻴ‬ ِ‫َﺠ‬‫ﺣ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻧ‬ ،
ُ ‫ﱠ‬
›َ‫ﻭ‬
‫ِﻲ‬‫ﺘ‬َ‫ﻔ‬‫ِﻴ‬‫ﻠ‬َ‫ﺧ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬
ٍ‫ِﻢ‬‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻣ‬
:
‫ﺇﻧﻪ‬
‫ﺷﺎﺏ‬
ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺟ‬
‫ﻂ‬َ‫ﻄ‬َ‫ﻗ‬
‫ﻋﻴﻨﻪ‬
،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬
ُ‫ﻪ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ﺝ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﺔ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺧ‬
َ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﺑ‬
ِ‫ﱠﺎﻡ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬
،ِ‫ﺍﻕ‬َ‫ِﺮ‬‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﺎﺙ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻓ‬
‫ﺎ‬ً‫ﻨ‬‫ﻴ‬ِ‫َﻤ‬‫ﻳ‬
ً
‫ﺎﻻ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺷ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﺩ‬‫ﺎ‬َ‫ﺒ‬ِ‫ﻋ‬
ِ ‫ﱠ‬
›
‫ُﻮﺍ‬‫ﺘ‬ُ‫ﺒ‬ْ‫ﺛ‬‫ﺍ‬ "
Nabi SAW bersabda, "Bukan Dajjal yang aku khawatirkan akan
memudaratkan kalian. Karenajika Dajjal muncul, sedangkan aku masih
berada di antara kalian, maka akulah yang akan menghadapinya, bukan
kalian. Jika dia muncul, sedangkan saya tidak lagi berada di antara kalian,
maka setiap orang muslim wajib membela dirinya, dan Allah-lah yang
menjaga setiap orang muslim sepeninggalku. Sesungguhnya Dajjal
adalah seorang yang berusia muda, berambut keriting, dengan bola mata
yang menonjol. Dan sesungguhnya pasukan berkudanya memenuhi
kawasan antara negeri Syam dan Irak, lalu menyebar ke segala penjuru.
Hai hamba-hamba Allah, berpendirian teguhlah kalian." (HR Ibnu
Majah)
2. Dajjal Menguasai Bumi 40 Hari
Dalam Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah
disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda Dajjal akan
menguasai bumi selama 40 hari. ‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﻝ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬
،ِ ‫ﱠ‬
f
‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬
ُ‫ﻪ‬ُ‫ﺜ‬ْ‫ﺒ‬ُ‫ﻟ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
‫؟‬ ِ
‫ﺽ‬ ْ‫ﺭ‬َ ْ
‫ﺍﻷ‬
َ‫ﻝ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
: "
َ‫ِﻴﻦ‬‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫ﺭ‬َ‫ﺃ‬
،‫ﺎ‬ً‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬
ٌ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬
،ٍ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻛ‬
ٌ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﻭ‬
، ٍ
‫ﺮ‬ْ‫ﻬ‬َ‫ﺸ‬َ‫ﻛ‬
َ‫ﻭ‬
ٌ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬
،ٍ‫ﺔ‬َ‫ﻌ‬ُ‫ﻤ‬ُ‫ﺠ‬َ‫ﻛ‬
ُ‫ِﺮ‬‫ﺋ‬‫ﺎ‬َ‫ﺳ‬ َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﱠﺎﻣ‬‫ﻳ‬َ‫ﺃ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ِ‫ﱠﺎﻣ‬‫ﻳ‬َ‫َﺄ‬‫ﻛ‬ Rasulullah SAW
33
menjawab, "Empat puluh hari; sehari ada yang lamanya sama dengan
satu tahun, sehari ada yang lamanya sama dengan satu bulan, sehari ada
yang lamanya sama dengan satu minggu, sedangkan hari-hari lainnya
sama dengan hari-hari kalian sekarang ini.
3. Kecepatan Dajjal seperti Hujan Disertai Angin Besar
Diriwayatkan dari Ibnu Majah bahwa para sahabat bertanya
kepada Nabi SAW tentang kecepatan Dajjal dan bala tentaranya. . ْ‫ﻠ‬ُ‫ﻗ‬
‫َﺎ‬‫ﻨ‬
:
‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﻝ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬
،ِ ‫ﱠ‬
f
‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬
ُ‫ﻪ‬ُ‫ﻋ‬‫ﺍ‬َ‫ْﺮ‬‫ﺳ‬ِ‫ﺇ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
‫؟‬ ِ
‫ﺽ‬ ْ‫ﺭ‬َ ْ
‫ﺍﻷ‬
َ‫ﻝ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
: "
ِ‫ﺚ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻐ‬ْ‫َﺎﻟ‬‫ﻛ‬
ُ‫ﻪ‬ْ‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ﺍ‬
ُ‫ﺢ‬‫ﻳ‬ ِّ‫ﺍﻟﺮ‬ Kami bertanya,
"Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal (dan
pasukannya) di muka bumi ?" Rasulullah Saw. bersabda, "Seperti hujan
yang diiringi dengan angin besar.
4. Dajjal Mampu Turunkan Hujan
Disebutkan dalam hadits Nabi SAW bahwa Dajjal
memerintahkan kepada langit untuk hujan, lalu turunlah hujan; dan
memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhan, maka
tumbuhlah tetumbuhan dengan suburnya, sehingga ternak mereka
berkembang dengan pesat dan bertubuh gemuk-gemuk serta berlimpah
air susunya.
5 . Dajjal Mampu Suburkan Tanah Tandus
Bila Dajjal melewati suatu kampung dan menyeru mereka,
tetapi mereka menolaknya, maka harta benda mereka (yakni ternak
mereka) mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta lagi,
tiada sesuatu pun yang tersisa dari milik mereka. Bila Dajjal melewati
suatu daerah yang tandus, maka ia berkata, 'Keluarkanlah semua
perbendaharaanmu,"maka semua perbendaharaan tanah tandus itu
muncul dan mengikutinya bagaikan lebah mengikuti ratunya."
6. Dajjal Mampu Menghidupkan Orang Mati
34
Rasulullah SAW bersabda bahwa Dajjal memerintahkan
untuk membunuh seorang lelaki, lalu lelaki itu dipukulnya dengan
pedang hingga terpotong menjadi dua bagian dalam keadaan terpental
jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, ternyata lelaki itu hidup kembali
dan datang kepadanya.
7. Dajjal Membawa Air dan Api
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
َ‫ﺔ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻳ‬َ‫ﺬ‬ُ‫ﺣ‬
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
ِ ّ‫ﻲ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
‫ِﻲ‬‫ﻓ‬
ِ‫ﻝ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
ُ‫ﻪ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻣ‬
ً‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬
‫ﺍ‬ً‫ﺎﺭ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻭ‬
ُ‫ﻩ‬ُ‫ﺎﺭ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻓ‬
ٌ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬
ٌ‫ﺩ‬ ِ
‫ﺎﺭ‬َ‫ﺑ‬
ُ‫ﻩ‬ُ‫ﺅ‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬
ٌ‫ﺎﺭ‬َ‫ﻧ‬
Dari Khudzaifah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam
bersabda tentang dajjal; "Ia membawa air dan api, yang kelihatan api
adalah air dingin, dan yang kelihatan air adalah api." (HR. Bukhari) [ No.
7130 Fathul Bari] Shahih.
8. Dajjal Mata Kanannya Buta
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ٍ‫ِﻊ‬‫ﻓ‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬
ِ ‫ﱠ‬
›
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
َ‫ِﺮ‬‫ﻛ‬ُ‫ﺫ‬
ُ‫ﻝ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
َ‫ﺪ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬
ِ ّ‫ﻲ‬ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
َ ‫ﱠ‬
›
َ
‫ﻻ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﻳ‬
ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬
َ ‫ﱠ‬
›
َ
‫ْﺲ‬‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬
َ‫ﺭ‬َ‫ْﻮ‬‫ﻋ‬َ‫ﺄ‬ِ‫ﺑ‬
َ‫َﺎﺭ‬‫ﺷ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬
ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﺑ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻋ‬
‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﺢ‬‫ِﻴ‬‫ﺴ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
ُ‫ﺭ‬َ‫ْﻮ‬‫ﻋ‬َ‫ﺃ‬
ِ‫ْﻦ‬‫ﻴ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻥﱠ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﻛ‬
ُ‫ﻪ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻋ‬
ٌ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬
ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬
Dari Nafi` dari `Abdullah berkata, "Dajjal disebut-sebut di sisi
Nabi shallallahu `alaihi wasallam, lantas beliau berkomentar" `Allah
tidak samar bagi kalian, Allah tidak buta sebelah -sambil beliau
mendemontrasikan dengan tangannya ke matanya- `dan bahwasanya al
masih addajjal buta sebelah kanan, seolah-olah matanya anggur yang
menjorok." (HR. Bukhari) [No. 7407 Fathul Bari] Shahih.
9. Dajjal Tidak Bisa Masuk Madinah
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬َ‫ﺃ‬
َ‫ﺓ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻜ‬َ‫ﺑ‬
ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬
ِ ّ‫ﻲ‬ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬
‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬
ُ ‫ﱠ‬
›
ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬
َ‫ﻝ‬
‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬
َ
‫ﻻ‬
ُ‫ﻞ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻳ‬
َ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬‫ِﻳ‬‫ﺪ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
ُ‫ْﺐ‬‫ﻋ‬ُ‫ﺭ‬
ِ‫ِﻴﺢ‬‫ﺴ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬
ِ‫ﻝ‬
‫َﺎ‬‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
ٍ‫ﺬ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬
ُ‫ﺔ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬
ٍ‫ﺏ‬‫ﺍ‬َ‫ْﻮ‬‫ﺑ‬َ‫ﺃ‬
‫ﻰ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬
ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬
ٍ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﺑ‬
ِ‫َﺎﻥ‬‫ﻜ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻣ‬
35
Dari Abu Bakrah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam
bersabda; "Kemelut al Masih ad dajjal tak akan memasuki Madinah,
sebab ketika itu Madinah mempunyai tujuh pintu yang setiap pintu dijaga
oleh dua malaikat." (HR. Bukhari) [No. 7125 Fathul Bari] Shahih.
E .Munculnya Imam Mahdi
Imam Al-Mahdi (Al-Mahdi Al-Muntazhar) adalah seorang laki-laki
muda yang berasal dari umat Nabi Muhammad ‫ﺻﻠﻰ‬
‫ﷲ‬
‫ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻭﺳﻠﻢ‬ . Beliau adalah
seorang dari khalifah dan pemimpin yang mendapat petunjuk. Nama ayahnya
mirip dengan nama ayah Nabi Muhammad, maka namanya adalah Muhammad
bin 'Abdullah. Beliau akan memenuhi penduduk bumi dengan keadilan. Ciri-ciri
fisik Imam Mahdi yaitu berkening lebar dan berhidung panjang (mancung).
Sebelumnya beliau mempunyai sedikit kekurangan, kemudian Allah mengampuni
dosa-dosanya dan menunjukkan jalan yang lurus kemudian menurunkan ilham-
ilham-Nya. Allah akan mengishlah Al-Mahdi dalam waktu satu malam.
Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬
‫ﷲ‬
‫ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻭﺳﻠﻢ‬ bersabda: " Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening
lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan
keadilan dan kemakmuran, sebagaimana keadaan bumi sebelum itu dipenuhi oleh
kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia berumur tujuh tahun." (Hadis Hasan,
diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abi Sa'id Al Khudri).
Dari Abu Sai'd Al-Khudri, Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬
‫ﷲ‬
‫ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻭﺳﻠﻢ‬ bersabda; " Al-
Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah Ta'ala akan menurunkan
hujan kepadanya sehingga buml menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, diberikan
kepadanya harta yang melimpah, semakin banyak binatang ternak, dan pada saat
itu ummat semakin mulia, dan ia memerintah selama tujuh atau delapan tahun."
(Sahih, HR Al-Hakim).
Riwayat lain, Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬
‫ﷲ‬
‫ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻭﺳﻠﻢ‬ bersabda: "Akan terjadi suatu
perselisihan ketika wafatnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki
dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-
orang yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki itu
dengan paksa kemudian membai'atnya antara sudut Kakbah dengan maqam
36
Ibrahim." (Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah. Riwayat Ibn
Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al Ausath). Kalimat 'akan terjadi suatu
perselisihan ketika wafatnya seorang khalifah' menerangkan bahwa waktu
kemunculan Al-Mahdi adalah pada masa awal kematian seorang khalifah dengan
munculnya perselisihan dan peperangan untuk merebut kekuasaan. Maka orang-
orang pun membai'at Al-Mahdi pada waktu itu.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al-
Hakim disebutkan, pusat kepemimpinan kaum Muslimin pada hari peperangan
yang paling besar (Al-Malhamah Al-Kubra) adalah di sebuah negeri yang
bernama Ghuthah, di negeri itu terdapat sebuah kota bernama Damsyik
(Damaskus). Ia merupakan tempat tinggal yang terbaik bagi kaum Muslimin pada
waktu itu."
Al-Mahdi akan memimpin kaum Muslimin pada peperangan yang
paling besar dan tempat yang akan menjadi pusat kepemimpinan (komando)
beliau adalah di Ghuthah dekat Damsyik (Damaskus). Karena itulah Damaskus
akan menjadi tempat tinggal yang terbaik bagi Muslimin pada waktu itu.
Sedangkan kaum Rum akan bergerak menuju Syiria dan turun di Kota A'maq atau
di Dabiq yang terletak di dekat Damsyik dalam sebuah kumpulan bala tentara
dengan delapan puluh bendera, yang mana di bawah tiap-tiap bendera tersebut
terdapat 12.000 tentara.
Tanda yang Meyakinkan Kemunculan Al-Mahdi,
Ummul Mu'minin Sayyidah Aisyah berkata: "Pada suatu hari tubuh
Rasulullah bergetar dalam tidurnya." Lalu kami bertanya: "Mengapa engkau
melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya wahai
Rasulullah?"
Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬
‫ﷲ‬
‫ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻭﺳﻠﻢ‬ menjawab: "Akan terjadi suatu keanehan,
yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju Baitullah
(Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke
Kakbah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai di sebuah padang
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM
KUMPULAN ARTIKEL ISLAM

More Related Content

What's hot

Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....afrianiicha
 
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....NoversaWila1
 
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraAgama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraLaluSirdiZunistira
 
Bab 2 Meyakini Qadha dan Qadar
Bab 2 Meyakini  Qadha dan  Qadar Bab 2 Meyakini  Qadha dan  Qadar
Bab 2 Meyakini Qadha dan Qadar TeukuMahawira
 
Bab 2 agama sma
Bab 2 agama smaBab 2 agama sma
Bab 2 agama smafera_9d_09
 
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putraTugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putramuhammad furdaus
 
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)amri30
 
Tilawah al-Quran ayat kefahaman
Tilawah al-Quran ayat kefahamanTilawah al-Quran ayat kefahaman
Tilawah al-Quran ayat kefahamankakramgc
 
Ramdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Ramdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosRamdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Ramdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosManusiaAlternatif
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLalesekarIdamanperti
 
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...AMILIADAMAYANTIPURBA
 
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasyaRama
 

What's hot (14)

Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
 
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
 
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraAgama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
 
Bab 2 Meyakini Qadha dan Qadar
Bab 2 Meyakini  Qadha dan  Qadar Bab 2 Meyakini  Qadha dan  Qadar
Bab 2 Meyakini Qadha dan Qadar
 
As-Syakur (asma'ul husna)
As-Syakur (asma'ul husna)As-Syakur (asma'ul husna)
As-Syakur (asma'ul husna)
 
Bab 2 agama sma
Bab 2 agama smaBab 2 agama sma
Bab 2 agama sma
 
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putraTugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
 
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
 
Tilawah al-Quran ayat kefahaman
Tilawah al-Quran ayat kefahamanTilawah al-Quran ayat kefahaman
Tilawah al-Quran ayat kefahaman
 
Ramdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Ramdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosRamdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Ramdhan Zoelva, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
 
Tazkirah
TazkirahTazkirah
Tazkirah
 
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
 
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
 

Similar to KUMPULAN ARTIKEL ISLAM

Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021WidiaAprilia3
 
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama IslamKumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama IslamFebyAuliaRizki
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendraAnandaPutra
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068MYamin4
 
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....Habib171
 
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamKumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamShoofiAssaudah
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllifNasri
 
Uas agama islam aulia putri sifani 2021
Uas agama islam aulia putri sifani 2021Uas agama islam aulia putri sifani 2021
Uas agama islam aulia putri sifani 2021Auliaputri298047
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.MizanPujaisna1
 
Tugas agama dian hartono
Tugas agama dian hartonoTugas agama dian hartono
Tugas agama dian hartonoDianHartono3
 
Fenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di MasyarakatFenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di MasyarakatZezen Wahyudin
 
Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...
Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...
Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...Putrybq
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.NurinHandayani
 
Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....
Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....
Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....NoversaWila
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLalesekarIdamanperti
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)amienm92
 

Similar to KUMPULAN ARTIKEL ISLAM (20)

Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021
 
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama IslamKumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
 
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
 
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamKumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Uas agama islam aulia putri sifani 2021
Uas agama islam aulia putri sifani 2021Uas agama islam aulia putri sifani 2021
Uas agama islam aulia putri sifani 2021
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
 
Tugas agama dian hartono
Tugas agama dian hartonoTugas agama dian hartono
Tugas agama dian hartono
 
Fenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di MasyarakatFenomena Syirik di Masyarakat
Fenomena Syirik di Masyarakat
 
Tugas uas agama islam 2021
Tugas uas agama islam 2021Tugas uas agama islam 2021
Tugas uas agama islam 2021
 
Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...
Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...
Baiq Septia Rizkia Putri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S...
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 
KUMPULAN ARTIKEL
KUMPULAN ARTIKEL KUMPULAN ARTIKEL
KUMPULAN ARTIKEL
 
Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....
Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....
Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S....
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
 
BAB 3.pptx
BAB 3.pptxBAB 3.pptx
BAB 3.pptx
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

KUMPULAN ARTIKEL ISLAM

  • 1. KUMPULAN ARTIKEL 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ 2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). 3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB- KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) 4. NAHI MUNKAR (DALIL, KUTAMAANNNYA, CONTOH KASUSNYA) 5. FITNAH AKHIR ZAMAN (DALIL-DALILNYA, PENJELASANNYA, TANDA- TANDANYA: BAIK YANG SUDAH NAMPAK ATAUPUN YANG BELUM NAMPAK), KEMUNCULAN DUKHON, DAJJAL, IMAM MAHDI, NABI ISA A.S, YAKJUJ-MAKJUJ, KIAMAT QUBRO) Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh: Nama : Muhammad Agus Ripai NIM : L1C020060 Prodi/Kelas : Sosiologi/B PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. i DAFTAR ISI DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……i BAB 1 ISTIDRAJ……………………….………...……………………..………..……1 A. Pengertian Istidraj…………………………………………………………1 B. Konsep Istidraj…………………………………………….……………….3 C. Dalil-dalil tentang Istidraj………………………………..……………….5 BAB 2 DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA…………………………………...……………….9 A. Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya……………………………………9 B. Contoh Kasus……………………………………………………………..10 BAB 3 BERITA KENABIAN RASULLAH SAW DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN………………………………………………….……………..13 A. Kitab Suci Injil……………………………………………………..……..13 B. Kitab Suci Taurat……………………………………………….………..14 C. Kitab Suci Zabur……………………………………………………...….15 D. Kitab Suci Hindu…………………………………………………..……..16 BAB 4 NAHI MUNKAR…………………………………………………….………..18 A. Dalil-dalil tentang Nahi Munkar………………………………...………18 B. Keutamaan Nahi Munkar…………………………………………..……20 C. Contoh Kasus Nahi Munkar……………………………………………..23 BAB 5 FITNAH AKHIR ZAMAN……………………………………………...……26 A. Dalil-dalil tentang Fitnah Akhir Zaman……………………………...…26 B. Tanda-tanda Fitnah Akhir Zaman………………………...……………28 C. Kemunculan Dukhon……………………………………………….…….29 D. Kemunculan Dajjal…………………………………………...…………..32 E. Kemunculan Imam Mahdi………………………………….……………35
  • 3. ii F. Kemunculan Nabi Isa AS………………………………….……………..37 G. Kemunculan Ya’juj-Ma’juj………………………………….…………..39 H. Kiamat Qubro…………………………………………………...………..42 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………45
  • 4. 1 BAB 1 ISTIDRAJ A. Pengertian Istidraj Ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah, istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan, ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya. Hasbi ash-Shiddieqy menjelaskan istidrāj adalah pemanjaan agar terjerumus kepada kehinaan, secara berangsur-angsur, setapak demi setapak dan didekatkan dengan azab dalam keadaan mereka tidak menyadarinya. Sama halnya dengan penjelasan Quraish Shihab, bahwa istidrāj adalah memindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga mencapai puncak dengan jatuhnya siksa. Kata tersebut popular, dalam arti perlakuan yang secara lahiriah baik. Istidrāj bisa terjadi dalam bentuk limpahan nikmat yang diduga kebaikan, atau merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih besar. Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya. Al-Thabari berpendapat bahwa istidrāj adalah tipuan halus kepada orang yang diberi tenggang waktu. Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah berbuat baik kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak disenangi. Menurut Abu Bakar Jabir, istidrāj berarti menghukum dengan bertahap, setingkat demi setingkat. Ketika mereka melakukan maksiat yang baru, Allah Swt akan memberikan nikmat yang baru sehingga saat dihukum mereka tidak menyadarinya. Begitu juga Sayyid Quthb, ia berpendapat bahwa istidrāj adalah suatu kekuatan yang tidak diperhitungkan dengan semestinya dan dilupakan oleh orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah Swt. Begitu juga penangguhan tersebut ditimpakan kepada mereka tanpa diketahui. Wahbah al-Zuhaili menjelaskan istidrāj adalah penahapan, artinya membawa turun seseorang dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya karena ingin menjerumus-kannya. Maksud di sini adalah Allah Swt akan mendekatkan azab kepada mereka secara bertahap
  • 5. 2 dengan bentuk pengabaian, selalu diberi kesehatan, ditambah kenikmatan, di mana mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah istidrāj. Al-Syaukani menjelaskan bahwa istidrāj adalah Allah Swt membuat mereka lupa untuk mensyukurinya sehingga mereka tenggelam dalam kesesatan dan tidak akan bisa keluar dari kesesatan tersebut kecuali setelah mereka mendapatkan kedudukan di sisi Allah Swt. Abdurrauf mengatakan istidrāj adalah terpedaya dengan suatu nikmat yang diberikan oleh Allah Swt, sehingga lupa terhadap pemberi nikmat. Seseorang yang memandang bahwa nikmat yang diterimanya adalah suatu kelebihan, tetapi ia terkecoh dengannya, sehingga tanpa mereka menyadari mereka sedang diuji. Akibat dengan rahmat yang mereka peroleh itu menjadi sebab terperosok mereka ke jalan kebatilan. Ia menambahkan bahwa mereka diberikan peluang sehingga tidak mengetahui saat tibanya istidrāj. Menurutnya, Allah Swt menurunkan mereka satu derajat lebih rendah, lalu menambahkan siksaan dan bencana dan mereka bertambah-tambah dalam Kedurhakaan yaitu dengan berbuat dosa dan maksiat. Allah Swt mengambil dari mereka sedikit-sedikit dan tidak memberi balasan yang spontan. Kemudian menambahkan azab sedikit demi sedikit atau dipertangguhkan azab, lalu mereka bertambah berbuat Kejahatan. Menurut Jalalain, istidrāj adalah ketika manusia mengabaikan peringatan yang telah diberikan dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan. Namun, mereka tetap tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya. Lalu dibukakan kepada mereka pintu- pintu kesenangan. Apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan dengan perasaan sombong, maka akan Allah Swt siksa mereka dengan azab yang pedih. Seperti yang dinyatakan Ali al-Shabuni, Allah Swt memberikan limpahan nikmat Kepada mereka, lalu mengira bahwa nikmat itu menunjukkan bahwa Allah Swt menyayangi mereka, sehingga mereka menjadi fasik dan tenggelam dalam kesesatan sehingga keputusan siksa menimpa mereka. Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki makar bagi pendosa. Mereka lupa karena dengan kelezatan sesaat atau kemenangan yang menipu dan kegoncangan negara yang disertai dengan kecongkakan dan kesombongan. Keadaan seperti ini merupakan dikte Allah Swt kepada orang-orang yang melakukan kebatilan, kemudian menarik mereka ke jurang kehancuran tanpa mereka sedari. Menurut Hamka, istidrāj berarti naik dengan berangsur sedikit demi sedikit. Laksana naik tangga, tangga demi tangga, sehingga sampai ke puncak atau mencapai klimaks. Naik berangsur- angsur sampai di puncak, atau turun berangsur-angsur sampai ke alas. Semuanya ini
  • 6. 3 dengan tidak disadari oleh yang bersangkutan, sebab mereka telah melupakan Allah Swt, maka Ia pun menjadikan mereka lupa diri. Hamka menjelaskan lagi, bahwa istidrāj artinya dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Diperlakukan apa yang mereka kehendaki dan dibukakan segala pintu kenikmatan, sampai mereka lupa diri. Mereka umpama lupa bahwa setelah panas pasti adanya hujan, sesudah lautan yang tenang pasti tibanya gelombang. Mereka berbuat berbagai maksiat dari keinginan hawa nafsunya yang tidak terkekang. Akhirnya diri mereka sesat dan siksaan Allah Swt datang kepada mereka. Dari penjelasan di atas, ulama tafsir sepakat bahwa istidrāj merupakan suatu penangguhan siksaan atau azab dari Allah Swt terhadap mereka yang melakukan kezaliman dan kemaksiatan. Kapan terlaksana siksaan dan azab yang ditangguh tersebut, para mufasir berbeda pendapat. Ada yang menafsirkan bahwa azab atau siksaan akan terjadi di dunia dan akhirat. Siksaan azab diakhirat akan lebih buruk berbanding siksaan azab di dunia karena seburuk-buruk tempat kembalian adalah di neraka. Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah Swt akan ditimpakan ketika di akhirat. Ini adalah rencana Allah Swt agar mereka menanggung dosa-dosa secara total dan datang di padang mahsyar dengan berlumuran dosa . B. Konsep Istidraj Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan, perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam berbuat maksiat. Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi menyesali perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk kehidupan hamba dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan sumber penghidupan (kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan beranggapan diri mereka di atas segala-galanya. Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak mengindahkan ajaran Islam sebagai sebuah istidraj. Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan peringatan- peringatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah agama
  • 7. 4 adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya. AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah disertai dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap ajaran Islam itu tidak sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-alasan sejenisnya. Kedua, Fatahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua pintu kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia. Hamba tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat, tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati kesenangan duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di kalangan manusia, namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari masjid dan jauh dari majelis ilmu. Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyong- konyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah urusan Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam kesenangan. Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa). Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia juga terperdaya.
  • 8. 5 Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan duniawi dalam ketaatan. C. Dalil-dalil tentang Istidraj 1. Peringatan untuk Orang Kafir َ ‫ﻻ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﻦﱠ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﺴ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻳ‬ َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ْٓ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺍ‬ ْ‫ِﻲ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻧ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ٌ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺧ‬ ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ِ‫ﺴ‬ُ‫ﻔ‬ْ‫ﻧ‬َ ِّ ‫ﻻ‬ ۗ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬ ْ‫ِﻲ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻧ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ‫ﺍ‬ ْٓ‫ُﻭ‬‫ﺩ‬‫َﺍ‬‫ﺩ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﻤ‬ْ‫ﺛ‬ِ‫ﺍ‬ ۚ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ٌ‫ﺍﺏ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻋ‬ ٌ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻬ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS.Ali ‘Imran: 178) 2. Siksaan Setelah Kesenangan ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ِﺮ‬ّ‫ﻛ‬ُ‫ﺫ‬ ٖ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ﺍﺏ‬َ‫ْﻮ‬‫ﺑ‬َ‫ﺍ‬ ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬ ٍۗ‫ء‬ْ‫َﻲ‬‫ﺷ‬ ‫ﻰ‬ٓ‫ﱣ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺣ‬ِ ‫ﺮ‬َ‫ﻓ‬ ٓ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬ ْٓ‫ُﻮ‬‫ﺗ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺍ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ٰ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺍ‬ ً‫ﺔ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺴ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
  • 9. 6 sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS.Al An’am: 44). 3. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺒ‬َ‫ﺴ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻳ‬َ‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺍ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬‫ﱡ‬‫ﺪ‬ِ‫ﻤ‬ُ‫ﻧ‬ ٖ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ٍ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ َ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﻭ‬ ۙ ُ‫ﻉ‬ ِ ‫ﺎﺭ‬َ‫ﺴ‬ُ‫ﻧ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ ِۗ‫ﺕ‬ ٰ ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ْ‫ﻞ‬َ‫ﺑ‬ ‫ﱠ‬ ‫ﻻ‬ ْ‫ﺸ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻌ‬ “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan- kebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56) 4. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar ‫ﱠ‬‫ﻢ‬ُ‫ﺛ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺑ‬ َ‫َﺎﻥ‬‫ﻜ‬َ‫ﻣ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﺌ‬ِّ‫ﻴ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻰ‬‫ﱣ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻋ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬‫ﱠ‬‫ﻭ‬ ْ‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬ ‫ﱠ‬‫ﺲ‬َ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ء‬ۤ‫ﺎ‬َ‫ﺑ‬ٰ‫ﺍ‬ ُ‫ء‬ۤ‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﱠﺮ‬‫ﻀ‬‫ﺍﻟ‬ ُ‫ء‬ۤ‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ٰ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬ ً‫ﺔ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ ‫ﱠ‬‫ﻭ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻌ‬ْ‫ﺸ‬َ‫ﻳ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ‫َﻥﱠ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺍ‬ ‫ﻯ‬ٰٓ ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬ٰ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺗ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ٍ‫ﺖ‬ٰ‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ َ‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬ ِ‫ء‬ۤ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ِ ‫ﺽ‬ْ‫ﺭ‬َ ْ ‫ﺍﻻ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻜ‬ٰ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬َ‫ﻛ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ٰ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﻳ‬ “Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.” “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96). 5. Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaan َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬َ‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﺘ‬ٰ‫ﻳ‬ٰ‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﺟ‬ ِ ‫ْﺭ‬‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺳ‬ ْ‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬ ُ‫ْﺚ‬‫ﻴ‬َ‫ﺣ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬
  • 10. 7 ْ‫ِﻲ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻣ‬ُ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ۗ ‫ِﻥﱠ‬‫ﺍ‬ ْ‫ِﻱ‬‫ﺪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻛ‬ ٌ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺘ‬َ‫ﻣ‬ “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (QS.Al A’raf: 182-183). 6. Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan ْ‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻦ‬‫ﱠ‬‫ﻳ‬َ‫ﺯ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ُ‫ﻦ‬ٰ‫ْﻄ‬‫ﻴ‬‫ﱠ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﺍ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ َ‫ﻭ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ِﺐ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻏ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ِ ‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ْ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ٌ‫َﺎﺭ‬‫ﺟ‬ ْۚ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ِ‫ﺕ‬َ‫ء‬ۤ‫ﺍ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺗ‬ ِ‫ﻦ‬ٰ‫ﺘ‬َ‫ﺌ‬ِ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ ‫َﺺ‬‫ﻜ‬َ‫ﻧ‬ ‫ﻰ‬ٰ‫َﻠ‬‫ﻋ‬ ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﺒ‬ِ‫ﻘ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬ ٌ‫ء‬ ْۤ ‫ﻱ‬ ِ ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِّ‫ﻣ‬ ْٓ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬ ‫ﻯ‬ ٰ ‫ﺭ‬َ‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻭ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺗ‬ ْٓ‫ِﻲ‬ّ‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬ ُ‫ﺎﻑ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺍ‬ َ ‫ﱣ‬ › ۗ ُ ‫ﱣ‬ ›َ‫ﻭ‬ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﺷ‬ ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬ِ‫ﻌ‬ ࣖ “Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS.Al Anfal: 48). 7. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman ‫ِﻥﱠ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻦ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬ ِ‫ﺓ‬َ‫ﺮ‬ ِ‫ﺧ‬ٰ ْ ‫ﺎﻻ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﱠ‬‫ﻳ‬َ‫ﺯ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﺍ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬ ۗ “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4) 8. Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk Kemudian Membinasakan Mereka ْ‫ِﻲ‬‫ﻧ‬ْ‫ﺭ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ِﺏ‬ّ‫ﺬ‬َ‫ﻜ‬‫ﱡ‬‫ﻳ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬ ٰ‫ﻬ‬ِ‫ﺑ‬ ِۗ‫ﺚ‬ْ‫ﻳ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﺟ‬ ِ ‫ْﺭ‬‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺳ‬ ْ‫ﻦ‬ِّ‫ﻣ‬ ُ‫ْﺚ‬‫ﻴ‬َ‫ﺣ‬ َ ‫ﻻ‬ َۙ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬ “Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan
  • 11. 8 berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS.Al Qalam: 44). 9. Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺎ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﱠ‬‫ﺲ‬َ‫ﻣ‬ َ‫ﺎﻥ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻧ‬ِ ْ ‫ﺍﻻ‬ ‫ﱞ‬‫ُﺮ‬‫ﺿ‬ ۖ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻋ‬َ‫ﺩ‬ ‫ﱠ‬‫ﻢ‬ُ‫ﺛ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺍ‬ ُ‫ﻪ‬ٰ‫ﻨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﻮ‬َ‫ﺧ‬ ً‫ﺔ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﻧ‬ ۙ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ِّ‫ﻣ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ ٓ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺍ‬ ٗ‫ُﻪ‬‫ﺘ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺗ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺍ‬ ‫ﻰ‬ٰ‫َﻠ‬‫ﻋ‬ ٍ‫ﻢ‬ْ‫ﻠ‬ِ‫ﻋ‬ ۗ ْ‫ﻞ‬َ‫ﺑ‬ َ‫ِﻲ‬‫ﻫ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﻓ‬ ‫ﻦﱠ‬ِ‫ﻜ‬ٰ‫ﻟ‬‫ﱠ‬‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺜ‬ْ‫ﻛ‬َ‫ﺍ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫ﻮ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬ “Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS.Az Zumar: 49).
  • 12. 9 BAB 2 DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA A. Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬ َ‫ﺩ‬‫ﺍ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﺃ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻞ‬‫ﱠ‬‫ﺠ‬َ‫ﻋ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﺔ‬َ‫ﺑ‬‫ﻮ‬ُ‫ﻘ‬ُ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻧ‬‫ﱡ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻭ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬ َ‫ﺩ‬‫ﺍ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﺃ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﱠ‬‫ﱠﺮ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻚ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺃ‬ ُ‫ﻪ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻋ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ُ‫ﻳ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﻣ‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR.Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani). Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ َ‫ﻢ‬َ‫ﻈ‬ِ‫ﻋ‬ ِ‫ﺍء‬َ‫َﺰ‬‫ﺠ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻊ‬َ‫ﻣ‬ ِ‫ﻢ‬َ‫ﻈ‬ِ‫ﻋ‬ ِ‫ء‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ َ ‫ﱠ‬ › ‫ﺍ‬َ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﱠ‬‫َﺐ‬‫ﺣ‬ َ‫ﺃ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺑ‬‫ﺍ‬ ْ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ﻰ‬ ِ ‫ﺿ‬َ‫ﺭ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ‫َﺎ‬‫ﺿ‬ِّ ‫ﺍﻟﺮ‬ ْ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻂ‬ ِ‫َﺨ‬‫ﺳ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ُ‫ﻂ‬َ‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani). Faedah dari dua hadits di atas: 1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala yang besar. 2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
  • 13. 10 ‫ﻳﺎ‬ ‫ﺑﻨﻲ‬ ‫ﺍﻟﺬﻫﺐ‬ ‫ﻭﺍﻟﻔﻀﺔ‬ ‫ﻳﺨﺘﺒﺮﺍﻥ‬ ‫ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ‬ ‫ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻦ‬ ‫ﻳﺨﺘﺒﺮ‬ ‫ﺑﺎﻟﺒﻼء‬ “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.” 3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat pahala yang besar. 4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih. 5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman. 6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. 7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65) 8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.” Jika telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan terus bersabar, itu solusinya. B. Contoh Kasus Bersandar kepada Hadits shahih riwayat At-Tirmizi, Rasulullah SAW bersabda, “Dua kejahatan yang disegerakan balasannya di dunia adalah zina dan durhaka kepada dua ibu bapak”. Pertama, Zina, bisa zina mata, zina hati apalagi sampai melakukan hubungan suami istri, maka azab Allah biasanya kontan. Akan dicabut barokah hidup kita. Bahkan dalam kesempatan yang lain dikisahkan, Allah akan memberikan balasan
  • 14. 11 orang zina dengan enam perkara, tiga di dunia dan tiga lagi di akhirat. Yang di dunia adalah hilang keceriaan wajah, pendek umur dan senantiasa dalam keadaan susah. Sedangkan tiga ditangguhkan di akherat adalah kemurkaan Allah, balasan yang buruk dan azab di neraka. Islam tidak mengenal konsep abu-abu dalam beriman. Artinya, ketika seseorang sedang berzina, di manapun dan dengan siapapun, maka saat itu ia sedang tidak beriman. Laksana kepala tanpa penutup. Islam dia, namun pada saat kejadian itu, imannya sedang runtuh. Itulah sebabnya kadang antara Islam dan iman seseorang tidak sejalan. Zina hanya akan menghasilkan penyesalan yang panjang. Kenikmatan yang diperoleh sesaat, tidak sebanding dengan derita yang dialami. Baik dirinya maupun pasangan korban. Maraknya kasus pelecehan seksual di kalangan anak-anak yang dilakukan oleh orang-orang terdekat (keluarga, teman) menjadi pertanda bagaimana pelampiasan nafsu syahwat yang bertabrakan dengan koridor agama apapun. Ditambah dengan lemahnya pengawasan orang tua dan lingkungan membuat praktek- praktek semacam itu marak. Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali membentengi diri dan keluarga dengan agama. Dalam Al-quran bahkan sangat jelas, larangan jangan dekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi melakukannya. Maka, usaha usaha ekonomi yang dibumbui dengan unsur zina, yakinlah lambat laun akan gulung tikar. Mungkin awalnya terlihat jaya, banyak pelanggan dan sebagainya. Namun karena jauh dari ridha Allah, usaha ekonomi itupun akan jatuh. Apapun bentuk usaha itu. Bagi kita yang tanpa sadar terperangkap dalam situasi semacam, maka tidak ada kata lain, kecuali taubat dan segera mengejar ampunan-Nya. Kedua, durhaka kepada ibu bapak. Banyak di antara kita yang menyepelekan orang tua. Abai dan tidak menaruh hormat. Bahkan tidak sedikit yang mengingkari nasab. Menyesal mengapa dirinya dilahirkan oleh orang tua yang jelek, miskin, tidak berpendidikan dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi pada kita, maka marilah segera raih ridha orang tua dengan berbuat baik kepada-nya. Berlaku sopan, berkata lembut dan menuruti perintahnya sepanjang tidak untuk menyekutukan Allah SWT.
  • 15. 12 Dalam surat Luqman ayat 12-19 sangat jelas dan rigit, bagaimana kita harus bersikap kepada keduanya. Bahkan sampai ketika mereka berbeda keyakinan sekalipun, kita tetap harus berbuat baik kepadanya dengan tetap mendoakannya. Apalagi orang tua kita seiman-seagama. Rasul bersabda, Ridha Allah adalah ridha orang tua dan murka Allah adalah juga karena murka orang tua kita. Maka sudah selayaknya kita buat orang tua kita tersenyum dengan sikap kita. Pengorbanannya tidak dapat ditukar dengan harta benda dan perbuatan baik kita kepada mereka. Dalam surat Al-Ahqaf ayat 15, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya, “ Dalam surat An-Nisa ayat 36, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan- Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapakmu, kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangan dekat danjauh, rekan karib dan ibnu sabil serta hamba sahaya.” Barangkali selama ini kita berusaha, bekerja di rumah atau di kantor/instansi, rasanya selalu mendapatkan batu sandungan tidak henti, maka tidak ada salahnya kita koreksi diri, jangan-jangan selama ini kita sering menyakiti hati orang tua, hingga membuat mereka tidak ridha dengan langkah hidup kita. Yuk, kita cium tangan mereka, kita gapai ridhanya dengan semangat membahagiakannya, baik di dunia, apalagi di akhirat.
  • 16. 13 BAB 3 BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN A. Kitab Suci Injil Dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar." Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut nama Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya. "Bahwa kalau Nabi itu berkata atas nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22). Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29). Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa. Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib,
  • 17. 14 melainkan Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama Masehi. Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam. Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara mereka. "Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini." (Barnabas, 72:10). Dalam kitab Injil Yohanes XIV:15-16 misalnya, di situ Nabi Isa as. berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih (M Quraish Shihab, 2018), teks tersebut merupakan kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. Pada kitab Injil Yohanes bab 14 ayat 30 disebutkan Al Masih berkata; "Nanti aku tidak akan berbicara banyak dengan kalian, karena pemimpin dunia itu sedang datang kepadaku, dan tak ada sesuatu pun yang dimilikinya ada padaku." Dalam Injil perjanjian baru edisi Indonesia ayat ini berbunyi: "Tidak banyak lagi aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku." (Yohanes 14:30). B. Kitab Suci Taurat Dalam kitab Taurat Pertama Pasal ke-9 disebutkan: “Sesungguhnya Hajar ketika berpisah dengan Sarah dan diajak bicara oleh malaikat. Malaikat berkata: ‘Wahai Hajar, dari mana engkau datang? dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika Hajar menerangkan keadaannya, malaikat itu berkata:Kembalilah karena aku akan memperbanyak keturunanmu dan tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah mendengar kerendahan dan ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling
  • 18. 15 kuat. Kuasanya berada di atas kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas- batas semua saudaranya.” Dalam Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab Yeyasa bab ke-42. Bunyi teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya, rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’ berdendang dari puncak-puncak gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dan mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.” Dalam Ulangan 18: 17-19, Nabi Musa a.s. menubuatkan: “Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” C. Kitab Suci Zabur Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12-13, disebutkan, “Siapakah orang yang takut kepada Tuhan, Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetapkan dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.” Dalam kitab Zabur-Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Mazmur dan dalam bahasa Inggris Psalms- bab 72 ayat 8 dikatakan sebagai berikut; "Kerajaannya akan membentang dari laut ke laut. Dari sungai itu sampai ke ujung bumi. Di depannya tunduk penduduk daerah pelosok. Raja-raja Tarsyisy dan pulau- pulau membawa hadiah-hadiah kepadanya. Raja-raja Syaba dan Saba' menyampaikan upeti. Semua raja tunduk di depannya. Semua bangsa menjadi hambanya. Karena dia menyelamatkan orang miskin peminta tolong yang tertindas dan tidak memiliki penolong. Dia menyantuni orang fakir dan yang membutuhkan. Dia menyelamatkan
  • 19. 16 jiwa-jiwa sengsara dan mengeluarkan jiwa mereka dari kegelapan dan kekejaman. Dia menjaga hidup mereka, karena hidup begitu berharga di matanya. Semoga hiduplah sang raja. Semoga emas Syiba diberikan kepadanya. Semoga mereka berdoa untuk selamanya, dan meminta berkah Tuhan untuknya setiap siang. Semoga banyak tanaman gandum di bumi, dan di puncak-puncak gunung, dan semuanya mekar seperti cedar Lebanon, dan penduduk kota berbunga seperti rumput di tanah. Namanya akan abadi selamanya. Namanya akan kekal seperti kekalnya matahari. Umat manusia akan mengambil berkah dengannya, dan semua bangsa menyatakan bahwa dia baik. D. Kitab Suci Hindu Disebutkan dalam Bhavisa Purana dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 : “Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak-semak/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).” Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yang mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya “yang terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Kata “Muhammad” dalam bahasa arab juga berarti : orang yang terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yang sama dengan Nabi Muhammad. Ia akan disebut “Kaurama” yang bisa berarti : pangeran kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yang akan dikalahkannya yang berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.
  • 20. 17 Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing. Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dengan Nabi agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad SAW. Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yang terpuji. Nabi Muhammad yang juga dipanggil dengan nama Ahmad adalah berarti juga “orang yang terpuji” yang terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb. Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah. Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah pada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yang berarti yang terpuji, yang akan mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku. Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita bernama Halimah. Dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad yang akan dianugrahi kitab suci Al-Qur’an. Tapi karena orang India yang berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yang menerima undang-undang abadi”. Padahal seharusnya “Muhammad sendiri yang dianugrahi undang-undang abadi”.
  • 21. 18 BAB 4 NAHI MUNKAR A. Dalil-dalil Tentang Nahi Munkar Allah SWT berfirman, ْ‫ُﻦ‬‫ﻜ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬ ِ ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻔ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali Imran: 104) ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺘ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻛ‬ َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺧ‬ ٍ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬ ْ‫َﺖ‬‫ﺟ‬ ِ ‫ﺮ‬ْ‫ﺧ‬ُ‫ﺃ‬ ِ ‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﺗ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﺗ‬ َ‫ﻭ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﺗ‬ َ‫ﻭ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ ‫ﱠ‬ ®‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻦ‬َ‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ُ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬ ِ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫َﺎﻥ‬‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬ ‫ﺍ‬ً‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺧ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﺜ‬ْ‫ﻛ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻘ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Sebagian di antara mereka ada orang-orang yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. (Q.S Ali Imran: 110) ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﺴ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬ ً‫ء‬‫ﺍ‬َ‫ﻮ‬َ‫ﺳ‬ ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬ ِ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻠ‬ْ‫ﺘ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬‫ﺁ‬ ِ ‫ﱠ‬ › َ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬‫ﺁ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ﻴ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺍﻟ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ َ‫ﻭ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ُ‫ﺠ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻳ‬ * َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬ ِ ‫ﱠ‬ ®‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ِ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ِ ‫ﺮ‬ ِ‫ﺧ‬ ْ ‫ﺍﻵ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ َ‫ﺴ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ ِ ‫ﺎﺭ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﺍ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻴﻦ‬ ِ‫ِﺤ‬‫ﻟ‬‫ﱠﺎ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ “ Mereka itu tidak seluruhnya sama. Di antara Ahli Kitab itu ada golongan orang yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah di malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, serta bersegera dalam mengerjakan berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih”. (Q.S Ali Imran: 113-114) ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬ ‫ﻭﺍ‬ُ‫ِﺮ‬ّ‫ﻛ‬ُ‫ﺫ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﺠ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻴ‬ َ‫ﻳﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ‫ﱡﻮء‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻳﻦ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻅ‬ ٍ‫ﺏ‬‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﺑ‬ ٍ ‫ِﻴﺲ‬‫ﺌ‬َ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻘ‬ُ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻳ‬
  • 22. 19 “Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari berbuat keburukan dan Kami timpakan siksaan yang keras kepada orang-orang yang berbuat dzalim disebabkan mereka selalu berbuat fasik”. (Q.S Al-A’raf: 165) َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ﺎﺕ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﻀ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ُ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬ ْ‫ﻭ‬َ‫ﺃ‬ ٍ ‫ﺾ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻤ‬‫ِﻴ‬‫ﻘ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﺓ‬ َ ‫ﱠﻼ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﺗ‬ ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﺓ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺰ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻌ‬‫ﻴ‬ِ‫ُﻄ‬‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ َ ‫ﱠ‬ › ُ‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ﻴ‬َ‫ﺳ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ َ ‫ﱠ‬ › ٌ‫ﻳﺰ‬ ِ ‫َﺰ‬‫ﻋ‬ ٌ‫ﻢ‬‫ِﻴ‬‫ﻜ‬َ‫ﺣ‬ ”Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, menegakkan shalat, menunaikan zakat, serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S At-Taubah: 71) َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫َﺎﻣ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﻛ‬‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ ِ‫ﺎﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ِ‫ﻣ‬ ْ ‫ﺍﻵ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻫ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻓ‬‫َﺎ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﺩ‬‫ُﻭ‬‫ﺪ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬ ِ ‫ﱠ‬ › ِ ‫ِﺮ‬ّ‫ﺸ‬َ‫ﺑ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻴﻦ‬ِ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman”. (Q.S At-Taubah: 112) ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ َ ‫ﱠ‬ › ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫ﻝ‬ ْ‫ﺪ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ِ‫ﺎﻥ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﺣ‬ِْ ‫ﺍﻹ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﺎء‬َ‫ﺘ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ ‫ِﻱ‬‫ﺫ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﺑ‬ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫َﻰ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ‫َﺎء‬‫ﺸ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻲ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻌ‬َ‫ﻳ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﱠﺮ‬‫ﻛ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﺗ‬ “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (kamu) dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S An-Nahl: 90) ْ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻚ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬ ِ‫ﺓ‬ َ ‫ﱠﻼ‬‫ﺼ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫ﺮ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﺻ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ‫َﺎ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ َ ‫ﻻ‬ َ‫ﻚ‬ُ‫ﻟ‬َ‫ﺄ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﻗ‬ْ‫ﺯ‬ ِ ‫ﺭ‬ ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﻧ‬ َ‫ﻚ‬ُ‫ﻗ‬ُ‫ﺯ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ﻧ‬ ُ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬ِ‫ﻗ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﻯ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬ “Dan perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan shalat dan sabar dalam menjalankannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi
  • 23. 20 rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa”. (Q.S Thaha: 132) B. Keutamaan Nahi Munkar 1. Gugurnya Kewajiban Jika seseorang telah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar maka gugurlah kewajibannya, berhasil ataupun tidak berhasil. Karena tugasnya hanyalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran semampunya, sedangkan hasilnya Allahlah yang menentukannya. Sehingga ketika ia telah melaksanakan kewajiban, maka di akhirat ia tidak akan dituntut lagi. Dalam kisah ‘Ashhabussabt’ yaitu orang-orang dari bani Israel yang melanggar perintah Allah untuk beribadah di hari Sabtu dan meninggalkan kegiatan duniawi, orang-orang shaleh diantara mereka menasehati mereka walaupun mereka tahu bahwa bani israel sangat sulit dianasehati, namun mereka ingin melepaskan tanggung jawab dihadapan Allah ta’ala : ْ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﺖ‬َ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻢ‬ِ‫ﻟ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻌ‬َ‫ﺗ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﻜ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻬ‬ُ‫ﻣ‬ ْ‫ﻭ‬َ‫ﺃ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬ُ‫ﺑ‬ِّ‫ﺬ‬َ‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﺑ‬‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻋ‬ ‫ًﺍ‬‫ﺪ‬‫ِﻳ‬‫ﺪ‬َ‫ﺷ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ ً‫ﺓ‬َ‫ِﺭ‬‫ﺬ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻣ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ِّ‫ﺑ‬َ‫ﺭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻬ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﻳ‬ “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang Amat keras?” mereka menjawab: “Agar Kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.” (QS. Al-A’raf : 164) 2. Suatu Bentuk Syukur Sekaligus Mendapatkan Pahala Sedekah Amar ma’ruf nahi munkar adalah bentuk syukur seorang hamba kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmatnya khususnya nikmat sehat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ُ‫ﺢ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﺼ‬ُ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻼ‬ُ‫ﺳ‬ ْ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ َ‫ﺃ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ : ‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻓ‬ ٍ‫ﺔ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﺗ‬ ،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻭ‬ ٍ‫ﺓ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻤ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺗ‬ ،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻭ‬ ٍ‫ﺔ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻴ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻬ‬َ‫ﺗ‬ َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬ ‫ﱡ‬‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬َ‫ﻭ‬ ٍ‫ﺓ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺒ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﺗ‬ ،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ٌ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻑ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬‫ﻟ‬ْ‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ٌ‫ْﻲ‬‫ﻬ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬‫ﻟ‬ْ‫ﺍ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬
  • 24. 21 “Setiap persendian anggota tubuh salah seorang di antara kalian menanggung kewajiban bersedekah setiap paginya; maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah.” (HR. muslim No.720) Sedangkan orang yang senantiasa bersyukur Allah akan menambah nikmatnya, Allah berfiman: ْ‫ﺫ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻥ‬‫ﱠ‬‫ﺫ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱡ‬‫ﺑ‬َ‫ﺭ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺗ‬ ْ‫َﺮ‬‫ﻜ‬َ‫ﺷ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺪ‬‫ﻳ‬ ِ ‫ﻷﺯ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺗ‬ ْ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻛ‬ ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺍ‬َ‫ﺬ‬َ‫ﻋ‬ ٌ‫ﺪ‬‫ِﻳ‬‫ﺪ‬َ‫ﺸ‬َ‫ﻟ‬ “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7) 3. Turunnya Rahmat Allah Ta’ala Diantara sebab turunnya rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah amar ma’ruf nahi munkar. Karena dengannyalah masyarakat menjadi terkontrol, dengannyalah mereka terdorong melakukan kebaikan walaupun sedikit, dan dengannyalah api kemungkaran bisa padam. Sehingga dengan adanya amar ma’ruf nahu munkar penduduk suatu negeri akan menjadi orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman : ْ‫ﻮ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﻥﱠ‬َ‫ﺃ‬ َ‫ﻞ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬ ‫ﻯ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻘ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺗ‬ ‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺤ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ٍ‫ﺕ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ِ‫ﺎء‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ِ ‫ﺽ‬ْ‫ﺍﻷﺭ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﺑ‬‫ﱠ‬‫ﺬ‬َ‫ﻛ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﺬ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻮﺍ‬ُ‫ﻧ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﻳ‬ “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf :96) 4. Dihapusnya Dosa
  • 25. 22 Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ُ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﻓ‬ ِ‫ﻞ‬ُ‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻫ‬َ‫ﺃ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ِ‫ﻭ‬ ،ِ‫ﻩ‬ ِ ‫َﺎﺭ‬‫ﺟ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻫ‬ُ‫ِﺮ‬ّ‫ﻔ‬َ‫ﻜ‬ُ‫ﻳ‬ ُ‫ﻡ‬‫ﺎ‬َ‫ﻴ‬ ِ ّ‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ ُ‫ﺓ‬َ‫ﻼ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﺪ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺍﻷ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻑ‬ ْ‫ﻭ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬‫ﺎﻟ‬ِ‫ﺑ‬ ُ‫ْﻲ‬‫ﻬ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬‫ﺍﻟ‬ “Fitnah seorang laki-laki di tengah keluarganya, hartanya, dirinya, anaknya dan tetangganya, dapat dihapuskan dengan puasa, shalat, shadaqah dan amar ma’ruf nahi mungkar” (HR. Bukhari) 5. Dikabulkannya Do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‫ﻭﺍ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻧ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺍ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻞ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻗ‬ ْ‫ﻥ‬َ‫ﺃ‬ ‫ُﻮﺍ‬‫ﻋ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺗ‬ َ‫ﻼ‬َ‫ﻓ‬ َ‫َﺎﺏ‬‫ﺠ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻳ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻟ‬ “Serulah kepada kebaikan, dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian berdoa sedang Allah tidak mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah) 6. Mendapat Kabar Gembira َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺒ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ِ‫َﺎﻣ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻌ‬ِ‫ﻛ‬‫ﺍ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬ َ‫ُﻭﻥ‬‫ﺪ‬ ِ‫ﺎﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ِ‫ﺍﻵﻣ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻫ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻈ‬ِ‫ﻓ‬‫َﺎ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﺩ‬‫ُﻭ‬‫ﺪ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻟ‬ ِ ‫ﱠ‬ › ِ ‫ّﺮ‬ِ‫ﺸ‬َ‫ﺑ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻴﻦ‬ِ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At-Taubah : 112) 7. Termasuk Orang-orang yang Beruntung Allah berfirman: ْ‫ُﻦ‬‫ﻜ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ٌ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺃ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬ ِ ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ﻫ‬ َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﻔ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬
  • 26. 23 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104) C . Contoh Kasus Nahi Munkar Amar ma’ruf nahi munkar dapat ditunjukkan dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Ma’ruf meliputi seluruh perbuatan baik, sedangkan munkar mencakup seluruh perbuatan buruk. Menurut Ash-Shabuni (1997:220), ma’ruf adalah perbuatan yang diperintahkan oleh syariat dan bisa diterima oleh akal sehat. Ma’ruf semacam kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipandang pantas, baik secara agama maupun susila. Dalam ajaran Islam, contoh perbuatan ma'ruf diantaranya mengamalkan rukun Islam, bersikap jujur, sabar, membantu orang yang membutuhkan, sedekah, silaturahmi, menghormati orang tua, menuntut ilmu, menjaga hak sesama, menjaga aurat dan perbuatan terpuji lainnya. Sementara itu, kebalikan dari ma'ruf adalah munkar. Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam kitab tafsirnya (1997:220) mengatakan, munkar adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat dan dianggap buruk oleh akal sehat. Adapun contoh perbuatan munkar antara lain berbohong, iri dan dengki, takabur, nifak, mengadu domba, berbuat zalim, menyuap, memukul, membunuh, dan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh Islam. Dalam pandangan Islam, menyeru kepada kebenaran dan menegakkannya, menafkahkan harta di jalan Allah SWT, dan berjuang melawan kezaliman merupakan perbuatan penting yang ditekankan dalam nahi munkar. Sehingga sudah menjadi kewajiban manusia untuk menghidupkan dan memelihara perbuatan ma’ruf serta menghilangkan perbuatan munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi: َ‫ﻮﻥ‬ُ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﺆ‬ُ‫ﻳ‬ ِ ‫ﱠ‬ ®‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ ِ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ ِ ‫ﺮ‬ ِ‫ﺍﻵﺧ‬ َ‫ﻭﻥ‬ُ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ْ‫ﺄ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻭﻑ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ﻥ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻬ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ‫َﺮ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ُﻮﻥ‬‫ﻋ‬ ِ ‫ﺎﺭ‬َ‫ﺴ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﺍ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻚ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻴﻦ‬ ِ‫ِﺤ‬‫ﻟ‬‫ﱠﺎ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬
  • 27. 24 “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”( Qs.Ali Imron(3) : 114) Contoh-contoh sarana amar ma‟ruf nahi munkar menurut Salman bin Fahd al- Audah yaitu sebagai berikut: 1. Dengan perkataan (ucapan). Perkataan tersebut bisa berupa ceramah, pengajaran, khutbah, nasihat setelah shalat, atau yang semisal dengannya. Namun, perlu diperhatikan uslub perkataannya, dimana harus sesuai. Misalnya dengan memperhatikan agar perkataan tersebut tidak menjadi pukulan langsung kepada pelaku kemungkaran tanpa adanya pendahuluan. 2. Dengan buku-buku, bulletin, dan surat kabar. Misalnya dengan menulis tentang nahi munkar terhadap suatu kemungkaran, atau dengan ikut membagikan atau menyalurkan buku-buku yang semisal dengannya. 3. Dengan mengirim surat pribadi, atau menggunakan telepon. Misalnya dengan surat pribadi ia tulis dengan gaya bahasa yang lembut dan santun sehingga menyentuh perasaan penerimanya, ini merupakan pembicaraan langsung dan tenang, memberikan orang tersebut kesempatan untuk berfikir dan instropeksi diri. Dan apabila menggunakan telepon, bisa dengan secara langsung menghubungi si pelaku kemungkaran lalu melakukan amar ma‟ruf nahi munkar kepadanya, dan bisa juga menghubungi orang yang mampu untuk mengubah kemungkaran tersebut seperti ulama, tokoh atau pemimpin. 4. Memutuskan hubungan terhadap pelaku kemungkaran. Misalnya, dengan memutuskan hubungan dengan tempat atau lembaga yang didalamnya terdapat kemungkaran. 5. Mengungkap secara terang-terangan. Apabila memang dibutuhkan dan kondisi menghendaki untuk mengungkap kemungkaran dan pelakunya secara terang- terangan maka dibolehkan. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu „alaihi wasallam mengungkap secara terang-terangan nama Ibnu Jamil dan kemungkarannya. kontribusi dari pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar sendiri dalam memperbaiki masalah sosial di masyarakat, dapat diwujudkan dengan
  • 28. 25 membentuk sebuah kelompok kajian keagamaan atau majlis ilmu di lingkungan masyarakat, tidak hanya untuk para orang tua atau lansia, tetapi juga bisa membentuk kelompok khusus untuk remaja, hal ini dimaksudkan untuk menarik minat mereka, agar tidak malu atau sungkan untuk mengikuti pengajaran. Mereka akan diberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang ajaran agama Islam yang benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, baik dalam hal ibadah, akhlak dalam bergaul, dan sebagainya. Selain itu, dengan membantu pelaku kemungkaran mencari solusi atas masalah yang menjadi faktor penyebab ia melakukan suatu kemungkaran, juga sangat efektif untuk mengurangi pelaku kemungkaran didalam masyarakat. Misalnya jika seorang pencuri tertangkap, sebelum diberikan hukuman, maka harus diketahui dulu motif atau sebab ia melakukannya karena masalah apa, sehingga dari sebab itulah seorang penegak amar ma’ruf nahi munkar harus membantu mencarikan solusi agar si pelaku kemungkaran ini diharapkan bisa mengatasi permasalahannya dan setelah menjalani hukuman ia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
  • 29. 26 BAB 5 FITNAH AKHIR ZAMAN A. Dalil-dalil Tentang Fitnah Akhir Zaman Hidup manusia saat ini telah berada di akhir zaman , dan sudah dekat dengan waktu hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sejumlah hadisnya tentang dekatnya dengan hari kiamat ini. Walaupun, kapan akan hari kiamat, seberapa lama lagi hari kiamat, itu adalah ilmu yang dirahasiakan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengisyaratkan tentang dekatnya hari kiamat. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis: ُ‫ﺖ‬ْ‫ﺜ‬ِ‫ﻌ‬ُ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬ ُ‫َﺔ‬‫ﻋ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬َ‫ﻭ‬ ،ِ‫ْﻦ‬‫ﻴ‬َ‫ﺗ‬ ‫َﺎ‬‫ﻬ‬َ‫ﻛ‬ ُ‫ِﻴﺮ‬‫ﺸ‬ُ‫ﻳ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﺻ‬ِ‫ﺈ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﱡ‬‫ﺪ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﻴ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ُ‫ﻫ‬ . “Jarak diutusnya aku dan hari kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya. (HR. Bukhari) Rasulullah pun telah mengisyaratkan tentang keadaan di akhir zaman dalam sabdanya, “Bagaimana sikap kalian apabila fitnah telah mengelilingi kalian?” Tentang hadis ini, Ustaz Abu Qotadah dalam kajian dan tausiyah di kanal RodjaTV menjelaskan, fitnah telah berada di sekitar kita dan kita telah diliputi oleh fitnah, kita telah dihadapkan kepada fitnah dari depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri, dari berbagai unsur kehidupan, fitnah berada di tengah-tengah. Dan fitnah itupun berkepanjangan, lama, berkesinambungan dan semakin dahsyat dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Sampai disebutkan di dalam hadis:
  • 30. 27 ‫ﻮ‬ُ‫ﺑ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ﻳ‬ ‫َﺎ‬‫ﻬ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬ ُ‫ِﻴﺮ‬‫ﻐ‬‫ﱠ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﻭ‬ ُ‫ﻡ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻬ‬َ‫ﻳ‬ ‫َﺎ‬‫ﻬ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬ ُ‫ﻴﺮ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ “Anak-anak kecil menjadi dewasa dan orang yang tua menjadi pikun. Yaitu apabila kebanyakan dari umat ini telah meninggalkan sunnah.” Lalu para sahabat bertanya: “Kapan akan terjadi hal itu Wahai Abu Abdurrahman?” Maka beliau menjawab: “Apabila telah pergi para ulamanya.” Artinya banyak yang meninggal dunia dari kalangan ulama, banyak orang-orang yang wafat dari kalangan para ulama. Dan semakin banyak orang-orang yang bodohnya. Semakin banyak ahli qira’ah, tapi semakin sedikit yang faqih kepada makna-makna ayat Al-Qur’an.” Semakin sedikit orang yang faham kepada isi dari Al-Qur’an. Kemudian beliau mengatakan: “Apabila semakin banyak pemimpin kalian tetapi semakin sedikit orang yang amanah,” orang yang adil, orang yang menegakkan hukum Allah. Berkuasa, memiliki jabatan, memiliki tahta, tetapi berada dalam kondisi dzalim, tidak menegakkan syariat Allah. Semakin sedikit yang amanah. Kemudian beliau mengatakan: “Dan apabila telah dicari dunia dengan ibadah (amal shalih),” artinya orang-orang beramal shalih tapi tujuannya dunia, tidak berkaitan dengan surga, tidak berkaitan dengan kehidupan setelah kematian. Yang diharapkan ketika melakukan amal saleh adalah untuk kehidupan dunia. “Dan apabila semakin banyak orang-orang yang tafaqquh tentang urusan dunia (tapi tidak tafaqquh tentang urusan agama),” artinya semakin sedikit orang yang belajar tentang agama Allah, belajar tentang tauhid, belajar tentang aqidah, belajar tentang iman, belajar tentang Islam, belajar tentang halal dan haram semakin sedikit. Dan sibuknya sebagian besar di antara kita adalah dengan dunia ini.
  • 31. 28 B. Tanda-tanda Fitnah Akhir Zaman Dijelaskan di akhir zaman, hukum kalah dengan etika. Paling mudah, contohnya hukum mengorder pelacur adalah haram. Namun etika di masyarakat mengatakan bahwa si pemberi order itu disebut orang baik jika dia mau membayar. Contoh lain, haram nonton konser yang mengumbar aurat. Namun, etika masyarakat menyatakan siapapun yang menonton konser yang mengumbar aurat itu adalah orang baik jika dia mau membayar tiket dan berlaku sopan selama pertunjukan. Ini yang kita takutkan. Hukum tak ada lagi karena kalah oleh etika yang berlaku di masyarakat meski etika itu salah. Yang paling kita takutkan adalah kebaikan dalam keburukan. Orang berlaku buruk namun masyarakat mengatakan itu baik, sehingga orang itu tidak pernah instropeksi bahwa sebenarnya perilakunya itu buruk. Orang-orang di zaman dahulu berhasil menjaga iman dan ketaatannya kepada Allah ketika diuji dengan kemiskinan. Namun gagal mempertahankan keimanan ketika diuji dengan harta dan kekayaan seperti Tsa’labah dan Qarun. Berbeda dengan kita. Sekarang kebanyakan dengan ujian kemiskinan saja gagal menjaga iman dan taat pada Allah. Apalagi diuji kekayaan dan kedudukan. Tentu akan membuat lebih gagal lagi dengan sifat-sifat kesombongan dan keangkuhan yang akan timbul karena merasa hebat dengan sedikit kelebihan yang Allah berikan. Tgk Umar Rafsanjani, ketua Umum Majelis Pengajian dan Zikir Tastafi Kota Banda Aceh sebagaimana dilansir serambinews.com, mengungkapkan, di akhir zaman, fitnah dan ujian yang akan dialami oleh umat Islam tidak lagi bersifat pribadi dan kelompok, tapi kolektif dan dirasakan oleh seluruh umat. Fitnah ini sangat dahsyat, antara lain ketika kebohongan diyakini oleh masyarakat banyak sebagai kebenaran dan kebenaran justru dinilai sebagai dusta atau hoax. Tgk Umar lalu mengutip hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur didustakan. Pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara. Ada yang bertanya, ‘Apa yang dimaksud
  • 32. 29 Ruwaibidhah?’. Rasulullah menjawab, “Orang fasik dan bodoh yang turut campur dan berbicara dalam urusan orang banyak”. C. Munculnya Dukhon Dukhan adalah kata yang digunakan dalam bahasa arab untuk asap, uap, dan gas. Kata dukhan berasal dari akar kata َ ) ‫ﻥ‬ - ‫ﺥ‬ - ‫ﺩ‬ , )artinya ‘zat yang terjadi akibat adanya pembakaran’, yang biasa disebut asap. Dukhan juga berarti ‘tembakau rokok’ sebab ia dibakar dan asapnya dihisap. Kata dukhan juga berarti ‘uap’ karena bentuknya yang sama atau hampir sama dengan asap. Jika kata kerja )‫ﺩﺧﻦ‬ )diikuti oleh kata ‘api’ )‫ﺍﻟﻨﺎﺭ‬ )sebagai subjek kalimat, seperti )‫ﺩﺧﻨﺖ‬َ‫ﺍﻟﻨﺎﺭ‬ ,)maka berarti ‘asap keluar dari api dan membumbung ke atas’. Jadi, dukhan atau asap ialah sesuatu yang mengapung dan memenuhi udara serta membahayakan manusia (yang terkadang bisa menyebabkan kematian). Ia merupakan bentuk jama’ dari kata adkhinah, dawakhin. Dukhan juga bisa diartikan sebagai debu yang beterbangan dari tanah akibat kekeringan yang berkepanjangan. Dakhn merupakan sesuatu yang berwarna hitam dan gelap. Secara ilmiah, dukhan didefinisikan sebagai substansi yang sebagian besar materinya berupa gas dan sebagian berupa partikel padat, sebagian berwarna gelap dan sebagian lagi panas. Dalam Lisanul Arab makna dukhan terbagi dalam tiga macam, yaitu: Pertama, Kabut panas, disebabkan oleh matahari dan menyebabkan terjadinya kemarau di bumi Kedua, kabut fatamorgana, sebagai gejala optis yang disebabkan oleh permukaan bumi yang panas di waktu paceklik atau musim kemarau yang panjang. Ketiga, asap hitam, yang disebabkan oleh api dan sebagainya. Kabut asap pada umumnya berwarna coklat pekat yang terjadi di kota-kota besar yang padat oleh kendaraan atau pabrik. Kabut asap berasal dari proses reaksi nitrogen oksida dan hidro karbonat melalui sinar matahari pada tempat-tempat cuaca tertentu pada musim dingin dan kemarau. Zat beracun seperti 4 asetil baroksin dan gas ozon menyatu. Zat itu akan membentuk kabut asap yang kemudian terurai bersama air hujan yang turun deras sehingga membentuk hujan asam.
  • 33. 30 Dari Hudzaifah bin Yaman RA, Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda-tanda kiamat adalah turunnya kabut hitam yang menyelimuti antara timur dan barat bumi dan akan terus menyelimuti selama 40 hari. Adapun orang mukmin hanya menderita salesma, sedangkan orang kafir seperti orang mabuk, kabut itu keluar dari mulutnya, kedua lubang hidungnya, kedua matanya, kedua telinganya, dan dari duburnya.” (HR Thabrani). Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa dukhan (Kabut hitam) itu tidak mencelakakan kaum mukminin, mereka hanya menderita salesma semacam gejala flu, tetapi kabut itu akan menyerang kaum kafir dan munafik. Kabut itu masuk melalui jendela rumah mereka dan menyiksa mereka sehingga kepala mereka terasa mendidih seperti daging yang dipanggang, lalu mereka meniup- niupkan sehingga kabut hitam itu keluar dari telinga mereka. Dan kabut itu menetap di bumi dan berlangsung selama 40 hari. Menurut suatu pendapat yang kuat menyatakan bahwa tanda asap ini ditetapkan sebagai salah satu dari 10 tanda besar kiamat. Ali bin Abi Thalib berkata, “Tanda kiamat yang berupa asap belumlah terjadi. Saat muncul kelak, asap itu menyebabkan orang beriman seperti sedang flu, dan membuat orang kafir kembung, dan barulah asap itu keluar darinya.” Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Tuhan kalian memperingatkan kalian akan kedatangan tiga hal, yaitu: asap yang akan menyebabkan orang beriman seperti terkena influenza dan menyebabkan orang kafir kembung lalu asap itu keluar dari setiap lubang pendengarannya, munculnya seekor hewan melata, dan keluarnya dajjal.” (HR. Thabrani). Pendapat tersebut didasarkan pada kandungan dzahir ayat itu sendiri. Demikian penjelasannya dalam poin-poin berikut ini: a) Penyifatan asap dengan lafal mubin (nyata, terang), maksudnya ialah jelas. Padanya ada indikasi asap ini adalah asap yang sebenarnya, asap sejati, bukan sesuatu yang dihayalkan dalam penglihatan seseorang seakan-akan itu asap. Jika tidak, andaikata itu bukan asap hakiki niscaya ayat tersebut tidak akan menyifatkannya dengan mubin (jelas, nyata, terang).
  • 34. 31 b) Dari ayat ini dijelaskan bahwa asap itu menyelimuti manusia. Penyelimutan ini mengandung sejumlah makna, di antaranya makna mendatangi, menutupi, dan ketakutan. Makna-makna ini seluruhnya menunjukkan bahwa asap itu secara zhahir dan hakiki menyelubungi di antara manusia atau dari atas mereka, sehingga mereka tidak mampu melihat. c) Penyifatan asap dengan siksa yang pedih itu merupakan petunjuk yang jelas, asap tersebut sebagai hukuman mengerikan yang menimpa manusia. Karena yang memberi sifat siksa ini sebagai azab yang pedih dan menyakitkan adalah Allah SWT. d) Do’a manusia kepada Allah SWT agar menghilangkan siksa ini dengan janji bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang beriman mengandung isyarat bahwa peristiwa ini merupakan kejadian yang besar. Manusia tidak mendapatkan tempat lari darinya kecuali dengan berlindung kepada Allah SWT. Pola kalimat ini menunjukkan bahwa iman mereka termasuk iman karena terpaksa, kokoh ketika terjadi bencana yang dahsyat, tetapi merosot dan hilang ketika aman. e) Kalam Allah SWT bahwa Dia akan menghilangkan siksa itu sebentar mengisyaratkan peristiwa ini dekat waktunya dengan kiamat, yang merupakan bencana besar. Ayat tersebut menjelaskan siksaan akan hilang sebentar dari mereka, yang menunjukkan sudah dekatnya peristiwa itu dengan hari kiamat. Makna-makna dengan sifat ini belum pernah terjadi, dan isyarat ayat-ayat ini menunjukkan bahwa itu pasti terjadi. Menurut kajian ilmiah mengenai peristiwa adanya dukhan nampaknya pada hari kiamat nanti akan diawali dengan adanya benturan dahsyat antara bumi dengan benda-benda langit. Benturan ini diperkirakan akan menyebabkan berhamburannya material bumi maupun benda langit tadi dalam jumlah yang sangat besar. Material tersebut berhamburan ke angkasa seperti awan debu (dukhan) dalam jumlah sangat besar. Awan debu inilah kemungkinan yang akan menyelimuti atmosfer bumi sehingga sinar matahari tidak lagi
  • 35. 32 menembus bumi, suhu akan turun drastis, akan terjadi kematian makhluk hidup yang dahsyat. D. Munculnya Dajjal 1. Dajjal Pemuda Berambut Keriting dan Bermata Satu ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬ ِ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺣ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬ ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ َ‫ﺪ‬‫ﻳ‬ ِ ‫ﺰ‬َ‫ﻳ‬ ِ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ، ٍ ‫ﺮ‬ِ‫ﺑ‬‫َﺎ‬‫ﺟ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻴ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻳ‬ ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ ٍ ‫ﺮ‬ِ‫ﺑ‬‫َﺎ‬‫ﺟ‬ ‫ﱡ‬‫ِﻲ‬‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻄ‬‫ﺍﻟ‬ - ‫ﻲ‬ ِ ‫ﺎﺿ‬َ‫ﻗ‬ َ ‫ﺺ‬ْ‫ﻤ‬ ِ‫ﺣ‬ - ‫ِﻲ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬ ِ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺣ‬‫ﱠ‬‫ﺍﻟﺮ‬ ُ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ ‫ﻴﺮ‬َ‫ﺒ‬ُ‫ﺟ‬ ِ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ‫ﻴﺮ‬َ‫ﻔ‬ُ‫ﻧ‬ ،‫ﱡ‬‫ﻲ‬ِ‫ﻣ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻀ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ،ِ‫ﻪ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺑ‬َ‫ﺃ‬ ُ‫ﻪ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬ َ‫ﻊ‬ِ‫َﻤ‬‫ﺳ‬ ّ‫ﻮ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺱ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ َ‫ﻌﺎﻥ‬ْ‫ﺳﻤ‬ ‫ﱠ‬‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬ َ ‫ِﻼ‬‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ : َ‫َﺮ‬‫ﻛ‬َ‫ﺫ‬ ُ‫ﻝ‬ ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬ ِ ‫ﱠ‬ › ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﺍﺕ‬َ‫ﺫ‬ ،‫ﺪﺍﺓ‬َ‫ﻏ‬ ‫ﺾ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﺨ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﻪ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬ ،‫ﻊ‬َ‫ﻓ‬َ‫ﻭﺭ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ﻩ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻅ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬ ،ِ‫ﻞ‬ْ‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ [ ‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﺣ‬ُ‫ﺭ‬ ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬ َ‫ﻑ‬َ‫َﺮ‬‫ﻋ‬ َ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﺫ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ،‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻫ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺟ‬ُ‫ﻭ‬ ُ‫ﻩ‬‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻠ‬ُ‫ﻘ‬ : ‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬ ،ِ ‫ﱠ‬ › َ‫ﺕ‬ْ‫َﺮ‬‫ﻛ‬َ‫ﺫ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ ،َ‫ﺓ‬‫َﺍ‬‫ﺪ‬َ‫ﻐ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ْﺖ‬‫ﻀ‬‫ﱠ‬‫ﻔ‬َ‫ﺨ‬َ‫ﻓ‬ ِ‫ﻪ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬ َ‫ﺖ‬ْ‫ﻌ‬‫ﱠ‬‫ﻓ‬َ‫ﺭ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ﻩ‬‫ﺎ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻅ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﻔ‬ِ‫ﺋ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ﺨ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ]. َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬ : " ُ‫ْﺮ‬‫ﻴ‬َ‫ﻏ‬ ِ‫ﻝ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻨﻲ‬ُ‫ﻓ‬ َ‫ﻮ‬ْ‫ﺃﺧ‬ ،ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ْ‫ﻥ‬ِ‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﺝ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﻪ‬ُ‫ﺠ‬‫ﻴ‬ ِ‫َﺠ‬‫ﺣ‬ ،ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻧ‬‫ُﻭ‬‫ﺩ‬ ْ‫ﻥ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻳ‬ ْ‫ﺝ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺨ‬ ُ‫ْﺖ‬‫ﺴ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ِﻴ‬‫ﻓ‬ ٌ‫ﺅ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺎﻣ‬َ‫ﻓ‬ ُ‫ﺞ‬‫ﻴ‬ ِ‫َﺠ‬‫ﺣ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﺴ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻧ‬ ، ُ ‫ﱠ‬ ›َ‫ﻭ‬ ‫ِﻲ‬‫ﺘ‬َ‫ﻔ‬‫ِﻴ‬‫ﻠ‬َ‫ﺧ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬ ٍ‫ِﻢ‬‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻣ‬ : ‫ﺇﻧﻪ‬ ‫ﺷﺎﺏ‬ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺟ‬ ‫ﻂ‬َ‫ﻄ‬َ‫ﻗ‬ ‫ﻋﻴﻨﻪ‬ ،ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬ ُ‫ﻪ‬‫ﱠ‬‫ﻧ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ﺝ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﺔ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺧ‬ َ‫ﻦ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﺑ‬ ِ‫ﱠﺎﻡ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬ ،ِ‫ﺍﻕ‬َ‫ِﺮ‬‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﺎﺙ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬ً‫ﻨ‬‫ﻴ‬ِ‫َﻤ‬‫ﻳ‬ ً ‫ﺎﻻ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﺷ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﺩ‬‫ﺎ‬َ‫ﺒ‬ِ‫ﻋ‬ ِ ‫ﱠ‬ › ‫ُﻮﺍ‬‫ﺘ‬ُ‫ﺒ‬ْ‫ﺛ‬‫ﺍ‬ " Nabi SAW bersabda, "Bukan Dajjal yang aku khawatirkan akan memudaratkan kalian. Karenajika Dajjal muncul, sedangkan aku masih berada di antara kalian, maka akulah yang akan menghadapinya, bukan kalian. Jika dia muncul, sedangkan saya tidak lagi berada di antara kalian, maka setiap orang muslim wajib membela dirinya, dan Allah-lah yang menjaga setiap orang muslim sepeninggalku. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang yang berusia muda, berambut keriting, dengan bola mata yang menonjol. Dan sesungguhnya pasukan berkudanya memenuhi kawasan antara negeri Syam dan Irak, lalu menyebar ke segala penjuru. Hai hamba-hamba Allah, berpendirian teguhlah kalian." (HR Ibnu Majah) 2. Dajjal Menguasai Bumi 40 Hari Dalam Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda Dajjal akan menguasai bumi selama 40 hari. ‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﻝ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬ ،ِ ‫ﱠ‬ f ‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬ ُ‫ﻪ‬ُ‫ﺜ‬ْ‫ﺒ‬ُ‫ﻟ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ‫؟‬ ِ ‫ﺽ‬ ْ‫ﺭ‬َ ْ ‫ﺍﻷ‬ َ‫ﻝ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ : " َ‫ِﻴﻦ‬‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫ﺭ‬َ‫ﺃ‬ ،‫ﺎ‬ً‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ ٌ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ ،ٍ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻛ‬ ٌ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﻭ‬ ، ٍ ‫ﺮ‬ْ‫ﻬ‬َ‫ﺸ‬َ‫ﻛ‬ َ‫ﻭ‬ ٌ‫ﻡ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ ،ٍ‫ﺔ‬َ‫ﻌ‬ُ‫ﻤ‬ُ‫ﺠ‬َ‫ﻛ‬ ُ‫ِﺮ‬‫ﺋ‬‫ﺎ‬َ‫ﺳ‬ َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﱠﺎﻣ‬‫ﻳ‬َ‫ﺃ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ِ‫ﱠﺎﻣ‬‫ﻳ‬َ‫َﺄ‬‫ﻛ‬ Rasulullah SAW
  • 36. 33 menjawab, "Empat puluh hari; sehari ada yang lamanya sama dengan satu tahun, sehari ada yang lamanya sama dengan satu bulan, sehari ada yang lamanya sama dengan satu minggu, sedangkan hari-hari lainnya sama dengan hari-hari kalian sekarang ini. 3. Kecepatan Dajjal seperti Hujan Disertai Angin Besar Diriwayatkan dari Ibnu Majah bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi SAW tentang kecepatan Dajjal dan bala tentaranya. . ْ‫ﻠ‬ُ‫ﻗ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬ : ‫ﺎ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﻝ‬‫ﻮ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﺭ‬ ،ِ ‫ﱠ‬ f ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬ ُ‫ﻪ‬ُ‫ﻋ‬‫ﺍ‬َ‫ْﺮ‬‫ﺳ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ‫؟‬ ِ ‫ﺽ‬ ْ‫ﺭ‬َ ْ ‫ﺍﻷ‬ َ‫ﻝ‬‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ : " ِ‫ﺚ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻐ‬ْ‫َﺎﻟ‬‫ﻛ‬ ُ‫ﻪ‬ْ‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﺢ‬‫ﻳ‬ ِّ‫ﺍﻟﺮ‬ Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal (dan pasukannya) di muka bumi ?" Rasulullah Saw. bersabda, "Seperti hujan yang diiringi dengan angin besar. 4. Dajjal Mampu Turunkan Hujan Disebutkan dalam hadits Nabi SAW bahwa Dajjal memerintahkan kepada langit untuk hujan, lalu turunlah hujan; dan memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhan, maka tumbuhlah tetumbuhan dengan suburnya, sehingga ternak mereka berkembang dengan pesat dan bertubuh gemuk-gemuk serta berlimpah air susunya. 5 . Dajjal Mampu Suburkan Tanah Tandus Bila Dajjal melewati suatu kampung dan menyeru mereka, tetapi mereka menolaknya, maka harta benda mereka (yakni ternak mereka) mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta lagi, tiada sesuatu pun yang tersisa dari milik mereka. Bila Dajjal melewati suatu daerah yang tandus, maka ia berkata, 'Keluarkanlah semua perbendaharaanmu,"maka semua perbendaharaan tanah tandus itu muncul dan mengikutinya bagaikan lebah mengikuti ratunya." 6. Dajjal Mampu Menghidupkan Orang Mati
  • 37. 34 Rasulullah SAW bersabda bahwa Dajjal memerintahkan untuk membunuh seorang lelaki, lalu lelaki itu dipukulnya dengan pedang hingga terpotong menjadi dua bagian dalam keadaan terpental jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, ternyata lelaki itu hidup kembali dan datang kepadanya. 7. Dajjal Membawa Air dan Api ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ َ‫ﺔ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻳ‬َ‫ﺬ‬ُ‫ﺣ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ِ ّ‫ﻲ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ِ‫ﻝ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻌ‬َ‫ﻣ‬ ً‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬ ‫ﺍ‬ً‫ﺎﺭ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﻭ‬ ُ‫ﻩ‬ُ‫ﺎﺭ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﻓ‬ ٌ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬ ٌ‫ﺩ‬ ِ ‫ﺎﺭ‬َ‫ﺑ‬ ُ‫ﻩ‬ُ‫ﺅ‬‫ﺎ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﻭ‬ ٌ‫ﺎﺭ‬َ‫ﻧ‬ Dari Khudzaifah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda tentang dajjal; "Ia membawa air dan api, yang kelihatan api adalah air dingin, dan yang kelihatan air adalah api." (HR. Bukhari) [ No. 7130 Fathul Bari] Shahih. 8. Dajjal Mata Kanannya Buta ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ٍ‫ِﻊ‬‫ﻓ‬‫ﺎ‬َ‫ﻧ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬ ِ ‫ﱠ‬ › َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ َ‫ِﺮ‬‫ﻛ‬ُ‫ﺫ‬ ُ‫ﻝ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ َ‫ﺪ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬ ِ ّ‫ﻲ‬ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻘ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ َ ‫ﱠ‬ › َ ‫ﻻ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﺨ‬َ‫ﻳ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬ َ ‫ﱠ‬ › َ ‫ْﺲ‬‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﺭ‬َ‫ْﻮ‬‫ﻋ‬َ‫ﺄ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫َﺎﺭ‬‫ﺷ‬َ‫ﺃ‬َ‫ﻭ‬ ِ‫ﻩ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻟ‬ِ‫ﺇ‬ ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻋ‬ ‫ﻥﱠ‬ِ‫ﺇ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﺢ‬‫ِﻴ‬‫ﺴ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ ُ‫ﺭ‬َ‫ْﻮ‬‫ﻋ‬َ‫ﺃ‬ ِ‫ْﻦ‬‫ﻴ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻴ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻥﱠ‬َ‫ﺄ‬َ‫ﻛ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻋ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﻴ‬ِ‫ﻓ‬‫ﺎ‬َ‫ﻁ‬ Dari Nafi` dari `Abdullah berkata, "Dajjal disebut-sebut di sisi Nabi shallallahu `alaihi wasallam, lantas beliau berkomentar" `Allah tidak samar bagi kalian, Allah tidak buta sebelah -sambil beliau mendemontrasikan dengan tangannya ke matanya- `dan bahwasanya al masih addajjal buta sebelah kanan, seolah-olah matanya anggur yang menjorok." (HR. Bukhari) [No. 7407 Fathul Bari] Shahih. 9. Dajjal Tidak Bisa Masuk Madinah ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ‫ﻲ‬ِ‫ﺑ‬َ‫ﺃ‬ َ‫ﺓ‬َ‫ْﺮ‬‫ﻜ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ِ ّ‫ﻲ‬ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻰ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺻ‬ ُ ‫ﱠ‬ › ِ‫ﻪ‬ْ‫ﻴ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ﻢ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬َ‫ﺳ‬َ‫ﻭ‬ َ‫ﻝ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬ َ ‫ﻻ‬ ُ‫ﻞ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻳ‬ َ‫ﺔ‬َ‫ﻨ‬‫ِﻳ‬‫ﺪ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ْﺐ‬‫ﻋ‬ُ‫ﺭ‬ ِ‫ِﻴﺢ‬‫ﺴ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﺟ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﻝ‬ ‫َﺎ‬‫ﻬ‬َ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ ٍ‫ﺬ‬ِ‫ﺌ‬َ‫ﻣ‬ ْ‫ﻮ‬َ‫ﻳ‬ ُ‫ﺔ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬ ٍ‫ﺏ‬‫ﺍ‬َ‫ْﻮ‬‫ﺑ‬َ‫ﺃ‬ ‫ﻰ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ِّ‫ﻞ‬ُ‫ﻛ‬ ٍ‫ﺏ‬‫ﺎ‬َ‫ﺑ‬ ِ‫َﺎﻥ‬‫ﻜ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﻣ‬
  • 38. 35 Dari Abu Bakrah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda; "Kemelut al Masih ad dajjal tak akan memasuki Madinah, sebab ketika itu Madinah mempunyai tujuh pintu yang setiap pintu dijaga oleh dua malaikat." (HR. Bukhari) [No. 7125 Fathul Bari] Shahih. E .Munculnya Imam Mahdi Imam Al-Mahdi (Al-Mahdi Al-Muntazhar) adalah seorang laki-laki muda yang berasal dari umat Nabi Muhammad ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻭﺳﻠﻢ‬ . Beliau adalah seorang dari khalifah dan pemimpin yang mendapat petunjuk. Nama ayahnya mirip dengan nama ayah Nabi Muhammad, maka namanya adalah Muhammad bin 'Abdullah. Beliau akan memenuhi penduduk bumi dengan keadilan. Ciri-ciri fisik Imam Mahdi yaitu berkening lebar dan berhidung panjang (mancung). Sebelumnya beliau mempunyai sedikit kekurangan, kemudian Allah mengampuni dosa-dosanya dan menunjukkan jalan yang lurus kemudian menurunkan ilham- ilham-Nya. Allah akan mengishlah Al-Mahdi dalam waktu satu malam. Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻭﺳﻠﻢ‬ bersabda: " Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana keadaan bumi sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia berumur tujuh tahun." (Hadis Hasan, diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abi Sa'id Al Khudri). Dari Abu Sai'd Al-Khudri, Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻭﺳﻠﻢ‬ bersabda; " Al- Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah Ta'ala akan menurunkan hujan kepadanya sehingga buml menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, diberikan kepadanya harta yang melimpah, semakin banyak binatang ternak, dan pada saat itu ummat semakin mulia, dan ia memerintah selama tujuh atau delapan tahun." (Sahih, HR Al-Hakim). Riwayat lain, Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻭﺳﻠﻢ‬ bersabda: "Akan terjadi suatu perselisihan ketika wafatnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang- orang yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki itu dengan paksa kemudian membai'atnya antara sudut Kakbah dengan maqam
  • 39. 36 Ibrahim." (Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah. Riwayat Ibn Abi Syaibah dan Thabrani dalam Al Ausath). Kalimat 'akan terjadi suatu perselisihan ketika wafatnya seorang khalifah' menerangkan bahwa waktu kemunculan Al-Mahdi adalah pada masa awal kematian seorang khalifah dengan munculnya perselisihan dan peperangan untuk merebut kekuasaan. Maka orang- orang pun membai'at Al-Mahdi pada waktu itu. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al- Hakim disebutkan, pusat kepemimpinan kaum Muslimin pada hari peperangan yang paling besar (Al-Malhamah Al-Kubra) adalah di sebuah negeri yang bernama Ghuthah, di negeri itu terdapat sebuah kota bernama Damsyik (Damaskus). Ia merupakan tempat tinggal yang terbaik bagi kaum Muslimin pada waktu itu." Al-Mahdi akan memimpin kaum Muslimin pada peperangan yang paling besar dan tempat yang akan menjadi pusat kepemimpinan (komando) beliau adalah di Ghuthah dekat Damsyik (Damaskus). Karena itulah Damaskus akan menjadi tempat tinggal yang terbaik bagi Muslimin pada waktu itu. Sedangkan kaum Rum akan bergerak menuju Syiria dan turun di Kota A'maq atau di Dabiq yang terletak di dekat Damsyik dalam sebuah kumpulan bala tentara dengan delapan puluh bendera, yang mana di bawah tiap-tiap bendera tersebut terdapat 12.000 tentara. Tanda yang Meyakinkan Kemunculan Al-Mahdi, Ummul Mu'minin Sayyidah Aisyah berkata: "Pada suatu hari tubuh Rasulullah bergetar dalam tidurnya." Lalu kami bertanya: "Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya wahai Rasulullah?" Rasulullah ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻭﺳﻠﻢ‬ menjawab: "Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju Baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Kakbah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai di sebuah padang