SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
1
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN
TABIITTABIIN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah
Pendidikan Agama Islam
2
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Beni Nungroho Sudiantoro
NIM : F1B021004
Prodi/Kelas : Teknik Elektro / A
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
3
DAFTAR ISI
KUMPULAN ARTIKEL............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB.I............................................................................................................................................ 5
ISTIDRAJ.................................................................................................................................... 5
1.1 Pengertian Istidraj................................................................................................. 5
1.2 konsep Istidraj ....................................................................................................... 7
1.3 Dalil-dalil tentang Istidraj...................................................................................... 9
1.3.1 Peringatan untuk Orang Kafir ........................................................................... 9
1.3.2 Siksaan Setelah Kesenangan............................................................................... 9
1.3.3 Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan................................. 10
1.3.4 Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar................................................. 10
1.3.5 Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaa.......................................................... 10
1.3.6 Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan........................................... 10
1.3.7 Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman ............................................... 11
1.3.8 Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk
Kemudian Membinasakan Mereka.................................................................. 11
1.3.9 Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian................................................................ 11
BAB II ........................................................................................................................................ 12
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.................. 12
2.1 Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya ................................................................ 12
2.2 Contoh Kasus ....................................................................................................... 13
BAB III....................................................................................................................................... 15
BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-
KITAB SUCI AGAMA LAIN.................................................................................................. 15
3.1 Kitab Suci Hindu ( weda/wedha ) ....................................................................... 15
3.2 Kitab Suci Kristen ( injil/al-kitab ) ....................................................................... 15
3.3 Kitab Suci Yahudi ( Taurat )................................................................................. 17
BAB.IV....................................................................................................................................... 18
Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI............................................ 18
4
4.1 Sejarah Kemajuan Pendidikan Islam................................................................................ 18
4.2 Dimensi Sains dan Teknologi dalam al-Qur’an................................................... 19
BAB.V......................................................................................................................................... 23
GENERASI TERBAIK DALAM ISLAM ( SALAFUSALIH : SAHABAT NABI, TABIIN,
DAN TABIITTABIIN )............................................................................................................. 23
5.1 Sahabat Nabi........................................................................................................ 23
5.1.1 Definisi................................................................................................................. 23
5.1.2 Jumlah Sahabat Nabi......................................................................................... 24
5.2 Tabiin ................................................................................................................... 24
5.2.1 Rentang masa ..................................................................................................... 24
5.2.2 Tingkatan............................................................................................................ 25
5.3 Tabi'ut tabi'in....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 27
5
BAB.I
ISTIDRAJ
1.1 Pengertian Istidraj
Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan
ke tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa
kenikmatan.
Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An'am ayat
44 yang berbunyi sebagai berikut.
‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬
۟
‫وا‬ُ‫س‬َ‫ن‬
‫ا‬َ‫م‬
۟
‫وا‬ُ‫ِّر‬‫ك‬ُ‫ذ‬
‫ۦ‬
ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬
ْ۟‫م‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َ۟‫ب‬ ََٰ‫ْو‬‫ب‬َ‫أ‬
ِّ۟‫ل‬ُ‫ك‬
ْ۟‫ى‬َ‫ش‬
۟
‫ء‬
َٰ۟
‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬
‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬
۟
‫وا‬ُ‫ح‬ ِّ
‫ر‬َ‫ف‬
۟
‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬
۟
‫ا‬‫و‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬
‫م‬ُ‫ه‬ََٰ‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬
۟
‫َة‬‫ت‬ْ‫غ‬َ‫ب‬
‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬
‫ُم‬‫ه‬
‫و‬ُ‫س‬ِّ‫ل‬ْ‫ب‬ُّ‫م‬
Artinya : Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa.
Ditinjau۟dari۟segi۟bahasa,۟istidraj۟diambil۟dari۟kata۟‘daraja’۟yang۟dalam۟bahasa۟
Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah,
istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak
melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi
kenikmatan, ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan
hidup, padahal dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya.
Sama۟halnya۟dengan۟penjelasan۟Quraish۟Shihab,۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟
memindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga mencapai puncak dengan
jatuhnya siksa. Kata tersebut popular, dalam arti perlakuan yang secara lahiriah
baik.۟Istidrāj۟bisa۟terjadi۟dalam۟bentuk۟limpahan۟nikmat۟yang۟diduga۟kebaikan,۟atau۟
merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan
pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih
besar. Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya.
Al-Thabari۟berpendapat۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟tipuan۟halus۟kepada۟orang۟yang۟
diberi tenggang waktu. Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah
6
berbuat baik kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak
disenangi.
Begitu۟juga۟Sayyid۟Quthb,۟ia۟berpendapat۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟suatu۟kekuatan۟
yang tidak diperhitungkan dengan semestinya dan dilupakan oleh orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Allah Swt.
Begitu juga penangguhan tersebut ditimpakan kepada mereka tanpa diketahui.
Wahbah al-Zuhaili۟menjelaskan۟istidrāj۟adalah۟penahapan,۟artinya۟membawa۟turun۟
seseorang dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya karena ingin menjerumus-kannya.
Maksud di sini adalah Allah Swt akan mendekatkan azab kepada mereka secara
bertahap 2 dengan bentuk pengabaian, selalu diberi kesehatan, ditambah
kenikmatan,۟di۟mana۟mereka۟tidak۟mengetahui۟bahwa۟itu۟adalah۟istidrāj.
Al-Syaukani۟menjelaskan۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟Allah۟Swt۟membuat۟mereka۟lupa۟
untuk mensyukurinya sehingga mereka tenggelam dalam kesesatan dan tidak akan
bisa keluar dari kesesatan tersebut kecuali setelah mereka mendapatkan kedudukan
di sisi Allah Swt.
Abdurrauf mengatakan۟istidrāj۟adalah۟terpedaya۟dengan۟suatu۟nikmat۟yang۟
diberikan oleh Allah Swt, sehingga lupa terhadap pemberi nikmat. Seseorang yang
memandang bahwa nikmat yang diterimanya adalah suatu kelebihan, tetapi ia
terkecoh dengannya, sehingga tanpa mereka menyadari mereka sedang diuji.
Akibat dengan rahmat yang mereka peroleh itu menjadi sebab terperosok mereka
ke jalan kebatilan. Ia menambahkan bahwa mereka diberikan peluang sehingga
tidak۟mengetahui۟saat۟tibanya۟istidrāj.۟Menurutnya,۟Allah۟Swt۟menurunkan mereka
satu derajat lebih rendah, lalu menambahkan siksaan dan bencana dan mereka
bertambah-tambah dalam Kedurhakaan yaitu dengan berbuat dosa dan maksiat.
Allah Swt mengambil dari mereka sedikit-sedikit dan tidak memberi balasan yang
spontan. Kemudian menambahkan azab sedikit demi sedikit atau dipertangguhkan
azab, lalu mereka bertambah berbuat Kejahatan.
Menurut۟Jalalain,۟istidrāj۟adalah۟ketika۟manusia۟mengabaikan۟peringatan۟yang۟
telah diberikan dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan. Namun, mereka tetap
tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya. Lalu dibukakan kepada
7
mereka pintupintu kesenangan. Apabila mereka bergembira dengan apa yang
diberikan dengan perasaan sombong, maka akan Allah Swt siksa mereka dengan
azab yang pedih.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki makar bagi pendosa.
Mereka lupa karena dengan kelezatan sesaat atau kemenangan yang menipu dan
kegoncangan negara yang disertai dengan kecongkakan dan kesombongan.
Keadaan seperti ini merupakan dikte Allah Swt kepada orang-orang yang
melakukan kebatilan, kemudian menarik mereka ke jurang kehancuran tanpa
mereka sedari.
Menurut۟Hamka,۟istidrāj۟berarti۟naik۟dengan۟berangsur۟sedikit۟demi۟sedikit.۟
Laksana naik tangga, tangga demi tangga, sehingga sampai ke puncak atau
mencapai klimaks. Naik berangsurangsur sampai di puncak, atau turun berangsur-
angsur sampai ke alas. Semuanya ini 3 dengan tidak disadari oleh yang
bersangkutan, sebab mereka telah melupakan Allah Swt, maka Ia pun menjadikan
mereka lupa diri.
para mufasir berbeda pendapat. Ada yang menafsirkan bahwa azab atau siksaan
akan terjadi di dunia dan akhirat. Siksaan azab diakhirat akan lebih buruk
berbanding siksaan azab di dunia karena seburuk-buruk tempat kembalian adalah di
neraka. Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah Swt akan
ditimpakan ketika di akhirat. Ini adalah rencana Allah Swt agar mereka
menanggung dosa-dosa secara total dan datang di padang mahsyar dengan
berlumuran dosa.
1.2 konsep Istidraj
Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan,
perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan
kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam
berbuat maksiat. Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa
dibukanya pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman
dengan kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi
menyesali perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk
kehidupan hamba dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan
8
sumber penghidupan (kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan
beranggapan diri mereka di atas segala-galanya. Terdapat lima tahapan yang akan
dialami oleh hamba yang tidak mengindahkan ajaran Islam sebagai sebuah istidraj.
Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan
peringatanperingatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan
perintah agama 4 adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya.
AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan
oleh hati yang lemah disertai dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan
itu bukan berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk
kesengajaan, mungkin karena dianggap ajaran Islam itu tidak sesuai dengan
konteks masyarakat modern atau alasan-alasan sejenisnya.
Kedua, Fatahna۟‘alaihim۟abwaba۟kulli۟syai’۟(Kami۟pun۟membuka۟semua۟pintu۟
kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi
yang hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia.
Hamba tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang
diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat
maksiat, tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa
yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati
kesenangan duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di
kalangan manusia, namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati
pada orang lain, jauh dari masjid dan jauh dari majelis ilmu.
Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan
sekonyongkonyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai.
Qatadah berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba
adalah urusan Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan
di saat mereka tidak menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam
kesenangan.
Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa).
Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah
9
terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa
yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian
baginya, maka dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah,
lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia juga
terperdaya. 5 Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan
shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti
saat membuka aurat, berat untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang
dimiliki dan mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, benci
terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat,
enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya agama) serta lupa akan
kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki melimpah,
kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak pernah
diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah
sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena
semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan
pembiaran oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan
Allah menunda segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut
semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba
seperti ini dan digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan
kenikmatan duniawi dalam ketaatan.
1.3 Dalil-dalil tentang Istidraj
1.3.1 Peringatan untuk Orang Kafir
“Dan۟janganlah۟sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa
pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka.
Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya
bertambah-tambah۟dosa۟mereka;۟dan۟bagi۟mereka۟azab۟yang۟menghinakan.”۟
(QS.Ali۟‘Imran:۟178)
1.3.2 Siksaan Setelah Kesenangan
“Maka۟tatkala۟mereka۟melupakan۟peringatan۟yang۟telah۟diberikan۟kepada۟
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
10
6 sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika
itu۟mereka۟terdiam۟berputus۟asa.”۟(QS.Al۟An’am:۟44).
1.3.3 Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan
“Apakah۟mereka۟mengira۟bahwa۟harta۟dan۟anak-anak yang Kami berikan
kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan
kebaikankebaikan۟kepada۟mereka۟tidak,۟sebenarnya۟mereka۟tidak۟sadar.”۟
(QS.۟Al۟Mu’minun:۟55-56)
1.3.4 Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar
“Kemudian۟Kami۟ganti۟kesusahan۟itu۟dengan۟kesenangan۟hingga۟
keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata:
“Sesungguhnya۟nenek۟moyang۟kamipun۟telah۟merasai۟penderitaan۟dan۟
kesenangan“,۟maka۟Kami۟timpakan۟siksaan۟atas۟mereka۟dengan۟sekonyong-
konyong۟sedang۟mereka۟tidak۟menyadarinya.”۟“Dan۟sekiranya۟penduduk۟
negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan.”(QS.Al۟A’raf:۟95-96).
1.3.5 Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaa
“Dan۟orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan
menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara
yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka.
Sesungguhnya rencana-Ku۟amat۟teguh.”۟(QS.Al۟A’raf:۟182-183).
1.3.6 Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan
“Dan۟ketika۟setan۟menjadikan۟mereka۟memandang۟baik۟pekerjaan۟mereka۟
dan۟mengatakan:۟“Tidak۟ada۟seorang۟manusia۟pun۟yang۟dapat۟menang۟
terhadapmu۟pada۟hari۟ini,۟dan۟sesungguhnya۟saya۟ini۟adalah۟pelindungmu“.۟
Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan
itu۟balik۟ke۟belakang۟seraya۟berkata:۟“Sesungguhnya۟saya۟berlepas۟diri۟
daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian
11
tidak۟dapat۟melihat;۟sesungguhnya۟saya۟takut۟kepada۟Allah“. Dan Allah
sangat keras siksa-Nya.”۟(QS.Al۟Anfal:۟48).
1.3.7 Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman
“Sesungguhnya۟orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat,
Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka
mereka bergelimang۟(dalam۟kesesatan).”۟(QS.An۟Naml:۟4)
1.3.8 Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran,
untuk Kemudian Membinasakan Mereka
“Maka۟serahkanlah۟(ya۟Muhammad)۟kepada-Ku (urusan) orang-orang
yang mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik
mereka dengan 8 berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak
mereka۟ketahui,”۟(QS.Al۟Qalam:۟44).
1.3.9 Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian
“Maka۟apabila۟manusia۟ditimpa۟bahaya۟ia۟menyeru۟Kami,۟kemudian۟
apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata,
“Sesungguhnya۟aku۟diberi۟nikmat۟itu۟hanyalah۟karena۟kepintaranku”.۟
Sebenarnya۟itu۟adalah۟ujian,۟tetapi۟kebanyakan۟mereka۟itu۟tidak۟mengetahui.”۟
(QS.Az Zumar: 49)
12
BAB II
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA
2.1 Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya
• Dari۟Anas۟bin۟Malik,۟Nabi۟shallallahu۟‘alaihi۟wa۟sallam۟
“Jika۟Allah۟menginginkan۟kebaikan۟pada۟hamba,۟Dia۟akan۟segerakan۟
hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan
mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada
hari۟kiamat۟kelak.”۟(HR.Tirmidzi۟no.۟2396,۟hasan۟shahih۟kata۟Syaikh۟Al۟
Albani).
• Dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu۟‘alaihi۟wa۟sallam۟bersabda,
“Sesungguhnya۟pahala۟besar۟karena۟balasan۟untuk۟ujian۟yang۟berat.۟Sungguh,۟
jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk
mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah.
Barangsiapa۟siapa۟yang۟tidak۟suka,۟maka۟Allah۟pun۟akan۟murka.”۟(HR.۟Ibnu۟
Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Faedah dari dua hadits di atas:
1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan
pahala yang besar.
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
“Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya
dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”
3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.
13
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang
pedih.
5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan
hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia
keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. 7. Jika Allah menghendaki
kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat
hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata,۟“Hamba۟yang۟
tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di
akhirat۟penuh۟dosa۟sehingga۟ia۟pun۟akan۟disiksa۟karenanya.”۟(Lihat۟Faidhul۟
Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65).
7. Dalam Tuhfatul Ahwadzi۟disebutkan,۟“Hadits۟di۟atas۟adalah۟dorongan۟untuk۟
bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya
untuk۟meminta۟musibah۟datang۟karena۟ada۟larangan۟meminta۟semacam۟ini.”۟Jika۟
telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar
dan terus bersabar, itu solusinya.
2.2 Contoh Kasus
Bersandar kepada Hadits shahih riwayat At-Tirmizi, Rasulullah SAW bersabda,
“Dua۟kejahatan۟yang۟disegerakan۟balasannya۟di۟dunia۟adalah۟zina۟dan۟durhaka۟
kepada dua ibu bapak”.
Pertama, Zina, bisa zina mata, zina hati apalagi sampai melakukan hubungan
suami istri, maka azab Allah biasanya kontan. Akan dicabut barokah hidup kita.
Bahkan dalam kesempatan yang lain dikisahkan, Allah akan memberikan balasan
11 orang zina dengan enam perkara, tiga di dunia dan tiga lagi di akhirat. Yang di
dunia adalah hilang keceriaan wajah, pendek umur dan senantiasa dalam keadaan
susah. Sedangkan tiga ditangguhkan di akherat adalah kemurkaan Allah, balasan
yang buruk dan azab di neraka. Islam tidak mengenal konsep abu-abu dalam
beriman. Artinya, ketika seseorang sedang berzina, di manapun dan dengan
siapapun, maka saat itu ia sedang tidak beriman. Laksana kepala tanpa penutup.
14
Islam dia, namun pada saat kejadian itu, imannya sedang runtuh. Itulah sebabnya
kadang antara Islam dan iman seseorang tidak sejalan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali membentengi diri
dan keluarga dengan agama. Dalam Al-quran bahkan sangat jelas, larangan jangan
dekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi melakukannya. Maka, usaha usaha
ekonomi yang dibumbui dengan unsur zina, yakinlah lambat laun akan gulung
tikar. Mungkin awalnya terlihat jaya, banyak pelanggan dan sebagainya. Namun
karena jauh dari ridha Allah, usaha ekonomi itupun akan jatuh. Apapun bentuk
usaha itu. Bagi kita yang tanpa sadar terperangkap dalam situasi semacam, maka
tidak ada kata lain, kecuali taubat dan segera mengejar ampunan-Nya.
Kedua, durhaka kepada ibu bapak. Banyak di antara kita yang menyepelekan
orang tua. Abai dan tidak menaruh hormat. Bahkan tidak sedikit yang mengingkari
nasab. Menyesal mengapa dirinya dilahirkan oleh orang tua yang jelek, miskin,
tidak berpendidikan dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi pada kita, maka marilah
segera raih ridha orang tua dengan berbuat baik kepada-nya. Berlaku sopan, berkata
lembut dan menuruti perintahnya sepanjang tidak untuk menyekutukan Allah SWT.
Rasul bersabda, Ridha Allah adalah ridha orang tua dan murka Allah adalah juga
karena murka orang tua kita. Maka sudah selayaknya kita buat orang tua kita
tersenyum dengan sikap kita. Pengorbanannya tidak dapat ditukar dengan harta
benda dan perbuatan baik kita kepada mereka. Dalam surat Al-Ahqaf ayat 15,
“Kami۟perintahkan۟kepada۟manusia۟supaya۟berbuat۟baik۟kepada kedua ibu-
bapaknya,۟“۟Dalam۟surat۟An-Nisa۟ayat۟36,۟“Sembahlah۟Allah۟dan۟janganlah۟kamu۟
menyekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu
bapakmu, kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangan dekat danjauh, rekan
karib dan ibnu sabil۟serta۟hamba۟sahaya.”
Barangkali selama ini kita berusaha, bekerja di rumah atau di kantor/instansi,
rasanya selalu mendapatkan batu sandungan tidak henti, maka tidak ada salahnya
kita koreksi diri, jangan-jangan selama ini kita sering menyakiti hati orang tua,
hingga membuat mereka tidak ridha dengan langkah hidup kita. Yuk, kita cium
tangan mereka, kita gapai ridhanya dengan semangat membahagiakannya, baik di
dunia, apalagi di akhirat.
15
BAB III
BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI
DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN
3.1 Kitab Suci Hindu ( weda/wedha )
Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Weda, Upanishad,
dan Purana. Perbedaan ketiganya didasarkan pada usia kitab, yang dipercaya
berasal sekitar 4.000 tahun yang lalu. Salah satu nubuat yang menakjubkan dari
kitab suci tersebut adalah tentang Nabi Muhammad SAW yang disebutkan dalam
kitab Hindu tersebut. Salah satu buktinya adalah jazirah Maharshi Vyasa yang
merupakan tempat suci umat Hindu, ternyata adalah tanah Arab yang dirusak setan.
Kemungkinan hal itu berasal dari masa pra-Islam. Kemudian, adanya nama
Mahamad, yang diperkirakan adalah Muhammad, di mana dalam kitab tersebut
dideskripsikan akan membimbing orangorang yang sesat.
Dalam kitab itu, Muhammad disebutkan akan disunat, berjenggot, fasih, dan
akan membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah,
akan makan daging halal yang bukan daging babi, dan dia akan melawan bangsa
tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Nabi Muhammad (Vidyarthi).
Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Purana terpenting, memberikan bukti
lain. Disebutkan, di sebuah negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang akan
datang bernama Muhammad. Di mana dia akan menjadi penghuni kawasan Arab,
akan mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan iblis, dan Allah akan
melindunginya dari lawan-lawannya.
3.2 Kitab Suci Kristen ( injil/al-kitab )
Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500 tahun telah membuat heboh.
Yang membuat gempar, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi
Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi. Sebagian orang 13
memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang
tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa
Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam
16
injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian
setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di
Ankara, Turki.
Dalam Injil Barnabas diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama
Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut
tentang Nabi Muhammad:
• Bab 39 Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita...
Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''. Pada bab
39 ini mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga
disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ''...Apa arti kata-kata,
Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?''
• Bab 41 Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari
surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga
'Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah...''
• Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi
Muhammad. ''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...''
• Bab 97: Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah
sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan
menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu
Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak
makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa
mengutukmuu akan dikutuk..''
• Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa
dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari
bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat
yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa
yang disalib itu adalah Nabi Isa. ''Tetapi Muhammad akan datang... Rasul
Allah yang suci,'' kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab
136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.net
17
3.3 Kitab Suci Yahudi ( Taurat )
Berdasarkan kitab As-Sirah Al-Halabiyyah, pada hari keenam Ramadan turun
kitab Taurat kepada Nabi Musa AS. Di dalam kitab ini juga, tertulis kabar tentang
Nabi Muhammad SAW. "Kabar kedatangan Rasulullah SAW sudah disebutkan
pada kitabkitab terdahulu seperti Taurat yang diturunkan pada Musa AS pada hari
keenam Ramadan," kutip buku Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadan
karya Abdurrahman Al Baghdady. 15 Atha' bin Yassaar juga meriawayatkan bahwa
suatu kali dia meminta Abdullah bin Amr bin Ash RA untuk menerangkan Nabi
Muhammad SAW dalam taurat. Kemudian Abdullah bin Amr bin Ash berkata,
"Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pemberi
kabar gembira, pemberi peringatan bagi orang-orang yang buta huruf," ujar
Abdullah.
Penjelasan Abdullah selanjutnya mengenai Rasulullah sama dengan penjelasan
di Alquran. Akan tetapi di dalam Taurat nama Rasulullah disebut dengan Himyata.
Himayata yaitu orang melindungi tanah haram dari perkara haram. Sebutan lainnya
adalah Qidmaya atau orang pertama atau pendahulu yang dideskripsikan sebagai
orang yang baik hati
18
BAB.IV
Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
4.1 Sejarah Kemajuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam yang mengalami masa tunas pada masa Dinasti Bani Umayyah
mencapai puncaknya pada masa Dinasti Bani Abbasiyah. Kemajuan pendidikan
Islam pada masa ini dikarenakan penguasa dari Dinasti Bani Abbasiyah mengambil
kebijakan dengan mengangkat orang-orang Persia menjadi pejabat-pejabat penting
di istana, terutama dari keluarga Baramikah, sebuah keluarga yang telah lama
bersentuhan dengan filsafat dan ilmu pengetahuan Hellenisme yang mempengaruhi
umat Islam untuk belajar dan mengembangkan pemikiran Islam. Hal ini semakin
nyata setelah penguasa۟dari۟Dinasti۟ini۟memproklamirkan۟aliran۟Mu’tazilah,۟sebuah۟
aliran teologi rasional sebagai mazhab resmi negara. Pada masa ini pendidikan
Islam mencapai zaman keemasannya. Filsafat Islam, ilmu pengetahuan, sains dan
pemikiran Islam mencapai kemajuan yang sangat pesat sehingga menjadikan Islam
sebagai pusat keilmuan yang tiada tandingnya di dunia dan filsafat serta ilmu
pengetahuannya menjadi kiblat dunia pada saat itu.
Perseteruan antara agama dan ilmu pengetahuan (sains) merupakan isu klasik
yang sampai saat ini masih berkembang di dunia Barat dalam wujud sekularisme.
Tetapi, Islam tidak mendekati persoalan sains ini dari perspektif tersebut karena al-
Qur’an۟dan۟al-Sunnah telah memberikan sistem yang lengkap dan sempurna yang
mencakup semua aspek kehidupan manusia, termasuk kegiatan-kegiatan ilmiah
atau penyelidikan-penyelidikan ilmiah. Jadi, kegiatan ilmiah merupakan bagian
yang integral dari keseluruhan sistem Islam di mana masing-masing bagian
memberikan sumbangan terhadap yang lainnya.
Al-Qur’an۟sangat menekankan pentingnya membaca (baca: mengamati) gejala
alam۟dan۟merenungkannya.۟AlQur’an۟mengambil۟contoh۟dari۟kosmologi,۟fisika,۟
biologi, ilmu kedokteran dan lainnya sebagai tanda kekuasaan Allah untuk
dipikirkan oleh manusia. Tidak kurang dari tujuh ratus lima puluh ayat – sekitar
seperdelapan al-Qur’an– yang mendorong orang beriman untuk menelaah alam,
19
merenungkan dan menyelidiki dengan kemampuan akal budinya serta berusaha
memperoleh pengetahuan dan pemahaman alamiah sebagai bagian dari hidupnya.
Kaum muslim zaman klasik memperoleh ilham dan semangat untuk mengadakan
penyelidikan ilmiah di bawah sinar petunjuk al-Qur’an,۟di۟samping۟dorongan۟lebih۟
lanjut dari karya-karya Yunani dan sampai batas-batas tertentu oleh terjemahan
naskah-naskah Hindu dan Persia. Dengan semangat ajaran al-Qur’an,۟para۟ilmuwan۟
muslim tampil dengan sangat mengesankan dalam setiap bidang ilmu pengetahuan.
Pengaruh al-Qur’an۟ini۟tidak۟saja۟diakui۟oleh۟kalangan۟ilmuwan۟muslim۟zaman۟
dahulu, seperti al-Ghazali, (1983:45-48 ) dan al-Suyuthi, ( Dhahabi, 1961: 420)
bahkan sarjana Baratpun mengakuinya, seperti R. Levy (1975:400) (1975: 400) dan
George Sarton. (tt:23).
4.2 Dimensi Sains dan Teknologi dalam al-Qur’an
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu
sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang
alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara
rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang
diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah
himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang
diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis
(Baiquni, 1995: 58-60).
Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, al-Qur’an۟memberikan۟
informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak,
sekitar tujuh ratus lima puluh ayat (Ghulsyani, 1993: 78). Bahkan, pesan (wahyu)
paling awal yang diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses
investigasi۟(penyelidikan).۟Informasi۟alQur’an۟tentang۟fenomena۟alam۟ini,۟menurut۟
Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada Pencipta alam
Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan mempertanyakan dan merenungkan
wujud-wujud alam serta mendorong manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya
(Ghulsyani, 1993). Dalam visi al-Qur’an,۟fenomena۟alam۟adalah۟tanda-tanda
20
kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa
manusia lebih dekat kepada Tuhannya.
Pandangan al-Qur’an۟tentang۟sains۟dan۟teknologi۟dapat۟ditelusuri۟dari۟
pandangan al-Qur’an۟tentang۟ilmu.۟Al-Qur’an۟telah۟meletakkan۟posisi۟ilmu۟pada۟
tingkatan yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-
Mujadalah ayat 11:
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Ayat-ayat al-Qur’an۟yang۟memerintahkan۟manusia۟mencari۟ilmu۟atau۟menjadi۟
ilmuwan begitu banyak. Al-Qur’an۟menggunakan۟berbagai istilah yang berkaitan
dengan hal ini. Misalnya, mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati
kejadian-kejadian (Fathir: 27; al-Hajj: 5; Luqman: 20; alGhasyiyah: 17-20; Yunus:
101; al-Anbiya’:۟30),۟membaca۟(al- ‘Alaq:۟1-5) supaya mengetahui suatu kejadian
(al-An’am:۟97;۟Yunus:۟5),۟supaya۟mendapat۟jalan۟(al-Nahl: 15), menjadi yang
berpikir atau yang menalar berbagai fenomena (al-Nahl: 11; Yunus: 101; al-Ra’d:۟
4; al-Baqarah: 164; al-Rum: 24; al-Jatsiyah:۟TA’DIB,۟Vol.۟XV۟No.۟01.۟Edisi,۟Juni۟
2010 125 5, 13), menjadi ulu al-albab۟(Ali۟‘Imran:۟7;۟190-191; al-Zumar: 18), dan
mengambil pelajaran (Yunus: 3).
Sedangkan pandangan al-Qur’an۟tentang۟sains۟dan۟teknologi,۟dapat۟diketahui۟
dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw.:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis
baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS al-
‘Alaq: 1-5)
Kata۟iqra’,۟menurut۟Quraish۟Shihab,۟diambil۟dari۟akar۟kata۟yang۟berarti۟
menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan,
menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang
tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi۟obyeknya,۟perintah۟iqra’۟itu۟mencakup۟
segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. (Shihab, 1996:433)
21
Untuk dapat memahami sunnatullah yang beraturan di alam semesta ini,
manusia telah dibekali oleh Allah SWT dua potensi penting, yaitu potensi fitriyah
(di dalam diri manusia) dan potensi sumber daya alam (di luar diri manusia). Di
samping itu, al-Qur’an۟juga۟memberikan۟tuntunan۟praktis۟bagi۟manusia۟berupa۟
langkah-langkah penting bagaimana memahami alam agar dicapai manfaat yang
maksimal. Suatu cara penghampiran yang sederhana dalam mempelajari ilmu
pengetahuan ditunjukkan al-Qur’an۟dalam۟surat۟al-Mulk ayat 3-4 yang intinya
mencakup proses kagum, mengamati, dan memahami. Dalam konteks sains, al-
Qur’an۟mengembangkan۟beberapa۟langkah/proses۟sebagai berikut.
Pertama, al-Qur’an۟memerintahkan۟kepada۟manusia۟untuk۟mengenali۟secara۟
seksama alam sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah
yang terjadi di dalamnya. Perintah ini, misalnya, ditegaskan di dalam surat Yunus
ayat 101.
“Katakanlah (wahai Muhammad): Perhatikan (dengan nazhor) apa yang
ada di langit dan di bumi….”
Dalam kata unzhuru (perhatikan), Baiquni memahaminya tidak sekedar
memperhatikan dengan pikiran kosong, melainkan dengan perhatian yang seksama
terhadap kebesaran Allah SWT dan makna dari gejala alam yang diamati (Baiquni,
1997:20). Perintah ini tampak lebih jelas lagi di dalam firman Allah di surat al-
Ghasyiyah ayat 17-20:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan (dengan nazhor) onta
bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia diangkat. Dan gunung-
gunung bagaimana mereka ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia
dibentangkan.”
Kedua, al-Qur’an۟mengajarkan۟kepada۟manusia۟untuk۟mengadakan۟pengukuran۟
terhadap gejala-gejala alam. Hal ini diisyaratkan di dalam surat al-Qamar ayat 149.
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.”
Ketiga, al-Qur’an۟menekankan۟pentingnya۟analisis۟yang۟mendalam۟terhadap۟
fenomena alam melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai
22
kesimpulan yang rasional. Persoalan ini dinyatakan dalam surat al-Nahl ayat 11-
12.
“Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanamantanaman
zaitun, korma, anggur, dan segala macam buahbuahan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
mereka yang mau berpikir. Dan Dia menundukkan malam dan siang,
matahari dan bulan untukmu; dan bintang-bintang itu ditundukkan (bagimu)
dengan perintah-Nya. Sebenarnya pada yang demikian itu terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang menalar.”
Tiga langkah yang dikembangkan oleh al-Qur’an۟itulah۟yang sesungguhnya
yang dijalankan oleh sains hingga saat ini, yaitu observasi (pengamatan),
pengukuran-pengukuran, lalu kesimpulan (hukum-hukum) berdasarkan observasi
dan pengukuran itu.
Memahami tanda-tanda kekuasaan Pencipta hanya mungkin dilakukan oleh
orang-orang yang terdidik dan bijak yang berusaha menggali rahasia-rahasia alam
serta memiliki ilmu (keahlian) dalam bidang tertentu. Ilmu-ilmu kealaman seperti
matematika, fisika, kimia, astronomi, biologi, geologi dan lainnya merupakan
perangkat yang dapat digunakan untuk memahami fenomena alam semesta secara
tepat. Dengan bantuan ilmu-ilmu serta didorong oleh semangat dan sikap rasional,
maka sunnatullah dalam wujud keteraturan tatanan (order) di alam ini tersingkap.
23
BAB.V
GENERASI TERBAIK DALAM ISLAM ( SALAFUSALIH :
SAHABAT NABI, TABIIN, DAN TABIITTABIIN )
5.1 Sahabat Nabi
adalah orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad,
membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Secara
terminologi, kata ṣahabat (‫صحابة‬ (merupakan bentuk jama'/plural dari kata ṣahabi
(‫صحابي‬ (yang bermakna membersamai, mendampingi, dan berinteraksi langsung.
Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi
Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan
penerusnya. Bagi dunia Islam saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu
sebagai jembatan penyampaian hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka
riwayatkan.
5.1.1 Definisi
Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi sebagai
orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai ajarannya, dan
meninggal۟dalam۟keadaan۟Islam.۟Dalam۟bukunya۟“al-Iṣābah۟fī۟Tamyīz۟al-
Ṣaḥābah”,۟Ibnu۟Hajar۟al-Asqalani (w. 852 H/1449 M) menyampaikan bahwa:
"Sahabat (‫صحابي‬ ,ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa
dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam
keadaan Islam." Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa
hanya mereka yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang
layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam kitab “Muqadimmah” karya
Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M), Dikatakan kepada Anas, “Engkau
adalah sahabat Rasulullah dan yang paling terakhir yang masih hidup".
Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun dari sahabat
Definisi beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih
hidup.”
Demikian pula ulama tabi'in Said bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M)
berpendapat bahwa: “Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup
24
bersama Nabi setidaknya selama setahun, dan turut serta dalam beberapa
peperangan bersamanya.”
5.1.2 Jumlah Sahabat Nabi
Tidak mungkin bisa dipastikan mengenai jumlah sahabat Nabi secara tepat
karena berbagai faktor seperti perbedaan definisi dan luasnya daerah
persebaran mereka selama hidup, jika kita hanya merujuk pada jumlah
sahabat Nabi yang tercatat dalam berbagai buku biografi karangan Ulama
yang membahas mereka seperti kitab Thabaqat Al-Kabir karya Ibnu Sa'ad,
kitab Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Barr dan Mu'jam as-Shahabah karya Ibnu
Qani', maka kita hanya akan mendapati sekitar 2700-an sahabat laki laki dan
380-an sahabat perempuan, sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam kitab al-
Mawahib nya menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwa Fathu
Makkan adalah berjumlah sekitar 7000 orang, lalu dalam peristiwa perang
Tabuk bertambah menjadi 70.000, dan yang terakhir pada peristiwa Haji
Wada' jumlah mereka mencapai sekitar 124.000 orang, wallahu a'lam.
5.2 Tabiin
Tabiin atau Tabi'in (bahasa Arab: ‫التابعون‬ ,har. 'pengikut' ), adalah orang
Islam awal yang masa hidupnya ketika atau setelah masa hidup Nabi
Muhammad namun tidak mengalami bertemu dengan Nabi Muhammad. Usia
mereka rata-rata lebih muda dari sahabat nabi, bahkan ada yang masih anak-
anak atau remaja pada masa sahabat masih hidup. Tabiin merupakan murid
sahabat nabi.
5.2.1 Rentang masa
Masa tabiin dimulai sejak wafatnya sahabat nabi terakhir, Abu Thufail al-
Laitsi, pada tahun 100 H (735 M) di kota Makkah; dan berakhir dengan
wafatnya Tabiin terakhir, Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H (812 M).
Setelah masa tabiin berakhir, maka diteruskan dengan masa tabiut tabiin
atau generasi ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat.
25
5.2.2 Tingkatan
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam karyanya Taqrib at-Tahdzib membagi
para tabiin menjadi empat tingkatan berdasarkan usia dan sumber
periwayatannya, yaitu:
• Para tabiin kelompok utama/senior (kibar at-tabi'in), yang telah wafat
sekitar tahun 95 H/713 M. Mereka seangkatan dengan Said bin al-
Musayyab (lahir 13 H - wafat 94 H)
• Para tabiin kelompok pertengahan (al-wustha min at-tabi'in), yang telah
wafat sekitar tahun 110 H/728 M. Mereka seangkatan dengan Al-Hasan
al-Bashri (lahir 21 H - wafat 110 H) dan Muhammad bin Sirin (lahir 33
H - wafat 110 H)
• Para tabiin kelompok muda (shighar at-tabi'in) yang kebanyakan
meriwayatkan hadis dari para tabiin tertua, yang telah wafat sekitar tahun
125 H/742 M. Mereka seangkatan dengan Qatadah bin Da'amah (lahir 61
H - wafat 118 H) dan Ibnu Syihab az-Zuhri (lahir 58 H - wafat 124 H)
• Para tabiin kelompok termuda yang kemungkinan masih berjumpa
dengan para sahabat nabi dan para tabiin tertua walau tidak
meriwayatkan hadis dari sahabat nabi, yang telah wafat sekitar tahun 150
H/767 M. Mereka seangkatan dengan Sulaiman bin Mihran alA'masy
(lahir 61 H - wafat 148 H)
Mayoritas ulama penulis biografi para periwayat hadis (asma ar-rijal) juga
membagi para tabiin menjadi tiga tingkatan berdasarkan Sahabat Nabi yang
menjadi guru mereka, yaitu:
• Para tabiin yang menjadi murid para sahabat yang masuk Islam sebelum
peristiwa Fathu Makkah,
• Para tabiin yang menjadi murid para Sahabat yang masuk Islam setelah
peristiwa Fathu Makkah
• Para tabiin yang menjadi murid para Sahabat yang belum berusia dewasa
ketika Nabi Muhammad saw. Wafat
26
5.3 Tabi'ut tabi'in
Tabi'ut Tabi'in atau Atbaut Tabi'in adalah generasi setelah Tabi'in, artinya
pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para Tabi'in
dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut Tabi'in adalah di
antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah manusia, setelah Tabi'in dan
Shahabat. Tabi'ut Tabi'in disebut juga murid Tabi'in.
Menurut banyak literatur Hadis: Tabi'ut Tabi'in adalah orang Islam dewasa
yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya
beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui
harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terakhir
wafat sekitar 110-120 Hijriah.
Tabi'in sendiri serupa seperti definisi di atas hanya saja mereka bertemu
dengan Sahabat. Sahabat yang terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
27
DAFTAR PUSTAKA
(b). 1997. Al-Qur’an۟dan۟Ilmu۟Pengetahuan۟Kealaman,۟Yogyakarta:۟Dana۟Bhakti۟
Primayasa.
Al-Audah,۟Salman۟bin۟Fahd.,۟Fadli۟Ilahi,۟Amar۟Ma’ruf۟Nahi۟Munkar,۟diterjemah۟oleh:۟
Rakhmat, dkk., Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993. Cet. 1
Al-Mubayyadh, Muhammad Ahmad. 2014. Ensiklopedia Akhir Zaman. Surakarta:
Granada Mediatama.
Atiqoh,۟Nurul.۟Konsep۟Amar۟Ma’ruf۟Nahi۟Munkar۟Dalam۟Tafsir۟Al-Misbah Karya
Quraish Shihab Dalam Perspektif Dakwah. Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo,
Semarang, 2011 (umar, 2011)
Attas, Syed Naquib al-. 1991. Islam dan Sekularisme, Bandung: Pustaka Salman.
Baiquni, Achmad (a). 1995. Al-Qur’an,۟Ilmu۟Pengetahuan۟dan۟Teknologi,۟Yogyakarta:
Dana Bhakti Wakaf.
Barbour, Ian G. 2005. Menemukan Tuhan dalam Sains Kontemporer dan Agama,
Bandung: Mizan.
Dzahabi, al-. 1961. al-Tafsir wa al-Mufassirun, Jilid II, Kairo: Daar al-Kutub al-
Haditsah.
Hakim, Manshur Abdul. 2006. Kiamat. Jakarta: Gema Insani
Ibn Sa'd al-Baghdadi , Muhammad – The book of The Major Classes, only partially
translated into English; see Men of Medina and Women of Medina published by
Ta-Ha Publishers, and first two volumes as published by Kitab Bhavan, New
Delhi.
Imam Qurthubi. 2013. Ensiklopedia Kematian dan Hari Akhir. Jakarta: Pustaka
AZZAM.
Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama (potret Agama dalam dinamika konflik, pluralism,
dan modernitas), Bandung: Pustaka Setia, 2011
28
LIPI dan Kemenag RI. 2015. Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains. Jakarta:
Widya Cahaya.
Maxime Rodinson – Muhammad, 1961, as translated into English and published in
1980 by Pantheon Books.
Raharja, Deny. 2017. Inilah Penyebab Munculnya Ad-Dukhan Asap Tanda Kiamat
Pertama Ustadz Zulkifli
Rizekiyah, Nayla. 2017.۟Implementasi۟Amar۟Ma’ruf۟Nahi۟Munkar۟Perspektif۟
Muhammad Abduh dan Bishri Mustofa (tinjauan komparatif dalam tafsir Al-
Manar dan tafsir Al-Ibriz). Fakultas Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel. Surabaya.
Wilferd Madelung – The Succession to Muhammad, Cambridge University Press,
1997.
William Montgomery Watt – Muhammad at Medina, Oxford University Press 1956.
Sumber Website:
https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/pengertian-istidraj
https://www.suaramuhammadiyah.id/2019/05/20/terjebak-istidraj-dalamkenikmatan
https://umroh.com/blog/perhatikan-ayat-tentang-istidraj-jangan-sampaiterbuai
https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telahdiramalkan-
dalam-kitab-weda
https://core.ac.uk/download/pdf/297921818.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/Sahabat%20Nabi%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas%20(2).pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/Tabiin%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas%20(1).pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/Tabi'ut%20tabi'in%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas%20(3).pdf

More Related Content

What's hot

Pasal ke enam beriman kepada kitab
Pasal ke enam beriman kepada kitabPasal ke enam beriman kepada kitab
Pasal ke enam beriman kepada kitab
iramadjid
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islam
Lintoe1
 
Pedang roh edisi_61
Pedang roh edisi_61Pedang roh edisi_61
Pedang roh edisi_61
alkitabiah
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
juniska efendi
 
Menimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMenimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang da
Muhsin Hariyanto
 
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahAntara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
pebriyanti
 
3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam
abu Saifullah
 

What's hot (20)

Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
 
NOVENA KERAHIMAN ILAHI
NOVENA KERAHIMAN ILAHINOVENA KERAHIMAN ILAHI
NOVENA KERAHIMAN ILAHI
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Pasal ke enam beriman kepada kitab
Pasal ke enam beriman kepada kitabPasal ke enam beriman kepada kitab
Pasal ke enam beriman kepada kitab
 
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas paiMahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islam
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
 
Pedang roh edisi_61
Pedang roh edisi_61Pedang roh edisi_61
Pedang roh edisi_61
 
mujahadah
mujahadah mujahadah
mujahadah
 
Makalah al qur'an
Makalah al qur'anMakalah al qur'an
Makalah al qur'an
 
Makalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an IIMakalah Al-Qur'an II
Makalah Al-Qur'an II
 
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasariMakalah tugas bab ibadah devi novitasari
Makalah tugas bab ibadah devi novitasari
 
Makalah Teologi PB 1
Makalah Teologi PB 1Makalah Teologi PB 1
Makalah Teologi PB 1
 
Pak (makalah dogmatika iv)
Pak (makalah dogmatika iv)Pak (makalah dogmatika iv)
Pak (makalah dogmatika iv)
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
 
Peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika iv
Peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika ivPeran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika iv
Peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika iv
 
Menimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMenimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang da
 
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyahAntara ahlus sunnah dan salafiyah
Antara ahlus sunnah dan salafiyah
 
3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam3 tauhid dalam islam
3 tauhid dalam islam
 
Inilah Pedang Untuk Darah Orang Musyrik
Inilah Pedang Untuk Darah Orang MusyrikInilah Pedang Untuk Darah Orang Musyrik
Inilah Pedang Untuk Darah Orang Musyrik
 

Similar to Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
dinda396631
 
Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)
Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)
Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)
MuhammadFathulHadi1
 

Similar to Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos (20)

F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
F1B021019_NUR HABIIBURRAHMAN_AGAMA ISLAM_TEKNIK ELEKTRO_Dr Taufik Ramdani, S....
 
KUMPULAN ARTIKEL
KUMPULAN ARTIKEL KUMPULAN ARTIKEL
KUMPULAN ARTIKEL
 
Tugas agama dian hartono
Tugas agama dian hartonoTugas agama dian hartono
Tugas agama dian hartono
 
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
 
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
 
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
 
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama IslamKumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
 
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama IslamKumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Kumpulan Artikel Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
 
Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)
Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)
Agama a (f1_b021016)_muhammad fathul hadi (autosaved)
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
 
Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021
 
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putraTugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
Tugas makalah agama islam muhammad firdaus julianda putra
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Lalu Teguh Atma Wijaya, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,...
Lalu Teguh Atma Wijaya, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,...Lalu Teguh Atma Wijaya, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,...
Lalu Teguh Atma Wijaya, Agama Islam, Ilmu Hukum, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,...
 
UJIAN AKHIR SEMESTER
UJIAN AKHIR SEMESTERUJIAN AKHIR SEMESTER
UJIAN AKHIR SEMESTER
 
MAKALAH HIDUP YANG DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS
MAKALAH HIDUP YANG DIPIMPIN OLEH ROH KUDUSMAKALAH HIDUP YANG DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS
MAKALAH HIDUP YANG DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
 
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamKumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudus
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Beni Nungroho Sudiantoro, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

  • 1. 1 KUMPULAN ARTIKEL 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ 2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). 3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) 4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI 5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN) Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Pendidikan Agama Islam
  • 2. 2 Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh: Nama : Beni Nungroho Sudiantoro NIM : F1B021004 Prodi/Kelas : Teknik Elektro / A PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 3. 3 DAFTAR ISI KUMPULAN ARTIKEL............................................................................................................ 1 DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3 BAB.I............................................................................................................................................ 5 ISTIDRAJ.................................................................................................................................... 5 1.1 Pengertian Istidraj................................................................................................. 5 1.2 konsep Istidraj ....................................................................................................... 7 1.3 Dalil-dalil tentang Istidraj...................................................................................... 9 1.3.1 Peringatan untuk Orang Kafir ........................................................................... 9 1.3.2 Siksaan Setelah Kesenangan............................................................................... 9 1.3.3 Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan................................. 10 1.3.4 Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar................................................. 10 1.3.5 Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaa.......................................................... 10 1.3.6 Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan........................................... 10 1.3.7 Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman ............................................... 11 1.3.8 Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk Kemudian Membinasakan Mereka.................................................................. 11 1.3.9 Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian................................................................ 11 BAB II ........................................................................................................................................ 12 DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.................. 12 2.1 Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya ................................................................ 12 2.2 Contoh Kasus ....................................................................................................... 13 BAB III....................................................................................................................................... 15 BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB- KITAB SUCI AGAMA LAIN.................................................................................................. 15 3.1 Kitab Suci Hindu ( weda/wedha ) ....................................................................... 15 3.2 Kitab Suci Kristen ( injil/al-kitab ) ....................................................................... 15 3.3 Kitab Suci Yahudi ( Taurat )................................................................................. 17 BAB.IV....................................................................................................................................... 18 Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI............................................ 18
  • 4. 4 4.1 Sejarah Kemajuan Pendidikan Islam................................................................................ 18 4.2 Dimensi Sains dan Teknologi dalam al-Qur’an................................................... 19 BAB.V......................................................................................................................................... 23 GENERASI TERBAIK DALAM ISLAM ( SALAFUSALIH : SAHABAT NABI, TABIIN, DAN TABIITTABIIN )............................................................................................................. 23 5.1 Sahabat Nabi........................................................................................................ 23 5.1.1 Definisi................................................................................................................. 23 5.1.2 Jumlah Sahabat Nabi......................................................................................... 24 5.2 Tabiin ................................................................................................................... 24 5.2.1 Rentang masa ..................................................................................................... 24 5.2.2 Tingkatan............................................................................................................ 25 5.3 Tabi'ut tabi'in....................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 27
  • 5. 5 BAB.I ISTIDRAJ 1.1 Pengertian Istidraj Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan. Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An'am ayat 44 yang berbunyi sebagai berikut. ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ۟ ‫وا‬ُ‫س‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ ۟ ‫وا‬ُ‫ِّر‬‫ك‬ُ‫ذ‬ ‫ۦ‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ْ۟‫م‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ۟‫ب‬ ََٰ‫ْو‬‫ب‬َ‫أ‬ ِّ۟‫ل‬ُ‫ك‬ ْ۟‫ى‬َ‫ش‬ ۟ ‫ء‬ َٰ۟ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ ۟ ‫وا‬ُ‫ح‬ ِّ ‫ر‬َ‫ف‬ ۟ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ۟ ‫ا‬‫و‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬ ‫م‬ُ‫ه‬ََٰ‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ ۟ ‫َة‬‫ت‬ْ‫غ‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ُم‬‫ه‬ ‫و‬ُ‫س‬ِّ‫ل‬ْ‫ب‬ُّ‫م‬ Artinya : Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Ditinjau۟dari۟segi۟bahasa,۟istidraj۟diambil۟dari۟kata۟‘daraja’۟yang۟dalam۟bahasa۟ Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah, istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan, ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya. Sama۟halnya۟dengan۟penjelasan۟Quraish۟Shihab,۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟ memindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga mencapai puncak dengan jatuhnya siksa. Kata tersebut popular, dalam arti perlakuan yang secara lahiriah baik.۟Istidrāj۟bisa۟terjadi۟dalam۟bentuk۟limpahan۟nikmat۟yang۟diduga۟kebaikan,۟atau۟ merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih besar. Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya. Al-Thabari۟berpendapat۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟tipuan۟halus۟kepada۟orang۟yang۟ diberi tenggang waktu. Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah
  • 6. 6 berbuat baik kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak disenangi. Begitu۟juga۟Sayyid۟Quthb,۟ia۟berpendapat۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟suatu۟kekuatan۟ yang tidak diperhitungkan dengan semestinya dan dilupakan oleh orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah Swt. Begitu juga penangguhan tersebut ditimpakan kepada mereka tanpa diketahui. Wahbah al-Zuhaili۟menjelaskan۟istidrāj۟adalah۟penahapan,۟artinya۟membawa۟turun۟ seseorang dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya karena ingin menjerumus-kannya. Maksud di sini adalah Allah Swt akan mendekatkan azab kepada mereka secara bertahap 2 dengan bentuk pengabaian, selalu diberi kesehatan, ditambah kenikmatan,۟di۟mana۟mereka۟tidak۟mengetahui۟bahwa۟itu۟adalah۟istidrāj. Al-Syaukani۟menjelaskan۟bahwa۟istidrāj۟adalah۟Allah۟Swt۟membuat۟mereka۟lupa۟ untuk mensyukurinya sehingga mereka tenggelam dalam kesesatan dan tidak akan bisa keluar dari kesesatan tersebut kecuali setelah mereka mendapatkan kedudukan di sisi Allah Swt. Abdurrauf mengatakan۟istidrāj۟adalah۟terpedaya۟dengan۟suatu۟nikmat۟yang۟ diberikan oleh Allah Swt, sehingga lupa terhadap pemberi nikmat. Seseorang yang memandang bahwa nikmat yang diterimanya adalah suatu kelebihan, tetapi ia terkecoh dengannya, sehingga tanpa mereka menyadari mereka sedang diuji. Akibat dengan rahmat yang mereka peroleh itu menjadi sebab terperosok mereka ke jalan kebatilan. Ia menambahkan bahwa mereka diberikan peluang sehingga tidak۟mengetahui۟saat۟tibanya۟istidrāj.۟Menurutnya,۟Allah۟Swt۟menurunkan mereka satu derajat lebih rendah, lalu menambahkan siksaan dan bencana dan mereka bertambah-tambah dalam Kedurhakaan yaitu dengan berbuat dosa dan maksiat. Allah Swt mengambil dari mereka sedikit-sedikit dan tidak memberi balasan yang spontan. Kemudian menambahkan azab sedikit demi sedikit atau dipertangguhkan azab, lalu mereka bertambah berbuat Kejahatan. Menurut۟Jalalain,۟istidrāj۟adalah۟ketika۟manusia۟mengabaikan۟peringatan۟yang۟ telah diberikan dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan. Namun, mereka tetap tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya. Lalu dibukakan kepada
  • 7. 7 mereka pintupintu kesenangan. Apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan dengan perasaan sombong, maka akan Allah Swt siksa mereka dengan azab yang pedih. Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki makar bagi pendosa. Mereka lupa karena dengan kelezatan sesaat atau kemenangan yang menipu dan kegoncangan negara yang disertai dengan kecongkakan dan kesombongan. Keadaan seperti ini merupakan dikte Allah Swt kepada orang-orang yang melakukan kebatilan, kemudian menarik mereka ke jurang kehancuran tanpa mereka sedari. Menurut۟Hamka,۟istidrāj۟berarti۟naik۟dengan۟berangsur۟sedikit۟demi۟sedikit.۟ Laksana naik tangga, tangga demi tangga, sehingga sampai ke puncak atau mencapai klimaks. Naik berangsurangsur sampai di puncak, atau turun berangsur- angsur sampai ke alas. Semuanya ini 3 dengan tidak disadari oleh yang bersangkutan, sebab mereka telah melupakan Allah Swt, maka Ia pun menjadikan mereka lupa diri. para mufasir berbeda pendapat. Ada yang menafsirkan bahwa azab atau siksaan akan terjadi di dunia dan akhirat. Siksaan azab diakhirat akan lebih buruk berbanding siksaan azab di dunia karena seburuk-buruk tempat kembalian adalah di neraka. Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah Swt akan ditimpakan ketika di akhirat. Ini adalah rencana Allah Swt agar mereka menanggung dosa-dosa secara total dan datang di padang mahsyar dengan berlumuran dosa. 1.2 konsep Istidraj Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan, perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam berbuat maksiat. Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi menyesali perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk kehidupan hamba dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan
  • 8. 8 sumber penghidupan (kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan beranggapan diri mereka di atas segala-galanya. Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak mengindahkan ajaran Islam sebagai sebuah istidraj. Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan peringatanperingatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah agama 4 adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya. AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah disertai dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap ajaran Islam itu tidak sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-alasan sejenisnya. Kedua, Fatahna۟‘alaihim۟abwaba۟kulli۟syai’۟(Kami۟pun۟membuka۟semua۟pintu۟ kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia. Hamba tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat, tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati kesenangan duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di kalangan manusia, namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari masjid dan jauh dari majelis ilmu. Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyongkonyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah urusan Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam kesenangan. Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa). Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah
  • 9. 9 terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia juga terperdaya. 5 Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan duniawi dalam ketaatan. 1.3 Dalil-dalil tentang Istidraj 1.3.1 Peringatan untuk Orang Kafir “Dan۟janganlah۟sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah۟dosa۟mereka;۟dan۟bagi۟mereka۟azab۟yang۟menghinakan.”۟ (QS.Ali۟‘Imran:۟178) 1.3.2 Siksaan Setelah Kesenangan “Maka۟tatkala۟mereka۟melupakan۟peringatan۟yang۟telah۟diberikan۟kepada۟ mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
  • 10. 10 6 sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu۟mereka۟terdiam۟berputus۟asa.”۟(QS.Al۟An’am:۟44). 1.3.3 Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan “Apakah۟mereka۟mengira۟bahwa۟harta۟dan۟anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikankebaikan۟kepada۟mereka۟tidak,۟sebenarnya۟mereka۟tidak۟sadar.”۟ (QS.۟Al۟Mu’minun:۟55-56) 1.3.4 Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar “Kemudian۟Kami۟ganti۟kesusahan۟itu۟dengan۟kesenangan۟hingga۟ keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya۟nenek۟moyang۟kamipun۟telah۟merasai۟penderitaan۟dan۟ kesenangan“,۟maka۟Kami۟timpakan۟siksaan۟atas۟mereka۟dengan۟sekonyong- konyong۟sedang۟mereka۟tidak۟menyadarinya.”۟“Dan۟sekiranya۟penduduk۟ negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.Al۟A’raf:۟95-96). 1.3.5 Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaa “Dan۟orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku۟amat۟teguh.”۟(QS.Al۟A’raf:۟182-183). 1.3.6 Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan “Dan۟ketika۟setan۟menjadikan۟mereka۟memandang۟baik۟pekerjaan۟mereka۟ dan۟mengatakan:۟“Tidak۟ada۟seorang۟manusia۟pun۟yang۟dapat۟menang۟ terhadapmu۟pada۟hari۟ini,۟dan۟sesungguhnya۟saya۟ini۟adalah۟pelindungmu“.۟ Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu۟balik۟ke۟belakang۟seraya۟berkata:۟“Sesungguhnya۟saya۟berlepas۟diri۟ daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian
  • 11. 11 tidak۟dapat۟melihat;۟sesungguhnya۟saya۟takut۟kepada۟Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”۟(QS.Al۟Anfal:۟48). 1.3.7 Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman “Sesungguhnya۟orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang۟(dalam۟kesesatan).”۟(QS.An۟Naml:۟4) 1.3.8 Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk Kemudian Membinasakan Mereka “Maka۟serahkanlah۟(ya۟Muhammad)۟kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan 8 berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka۟ketahui,”۟(QS.Al۟Qalam:۟44). 1.3.9 Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian “Maka۟apabila۟manusia۟ditimpa۟bahaya۟ia۟menyeru۟Kami,۟kemudian۟ apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya۟aku۟diberi۟nikmat۟itu۟hanyalah۟karena۟kepintaranku”.۟ Sebenarnya۟itu۟adalah۟ujian,۟tetapi۟kebanyakan۟mereka۟itu۟tidak۟mengetahui.”۟ (QS.Az Zumar: 49)
  • 12. 12 BAB II DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA 2.1 Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya • Dari۟Anas۟bin۟Malik,۟Nabi۟shallallahu۟‘alaihi۟wa۟sallam۟ “Jika۟Allah۟menginginkan۟kebaikan۟pada۟hamba,۟Dia۟akan۟segerakan۟ hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari۟kiamat۟kelak.”۟(HR.Tirmidzi۟no.۟2396,۟hasan۟shahih۟kata۟Syaikh۟Al۟ Albani). • Dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu۟‘alaihi۟wa۟sallam۟bersabda, “Sesungguhnya۟pahala۟besar۟karena۟balasan۟untuk۟ujian۟yang۟berat.۟Sungguh,۟ jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa۟siapa۟yang۟tidak۟suka,۟maka۟Allah۟pun۟akan۟murka.”۟(HR.۟Ibnu۟ Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani). Faedah dari dua hadits di atas: 1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala yang besar. 2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.” 3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat pahala yang besar.
  • 13. 13 4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih. 5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman. 6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. 7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata,۟“Hamba۟yang۟ tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat۟penuh۟dosa۟sehingga۟ia۟pun۟akan۟disiksa۟karenanya.”۟(Lihat۟Faidhul۟ Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65). 7. Dalam Tuhfatul Ahwadzi۟disebutkan,۟“Hadits۟di۟atas۟adalah۟dorongan۟untuk۟ bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk۟meminta۟musibah۟datang۟karena۟ada۟larangan۟meminta۟semacam۟ini.”۟Jika۟ telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan terus bersabar, itu solusinya. 2.2 Contoh Kasus Bersandar kepada Hadits shahih riwayat At-Tirmizi, Rasulullah SAW bersabda, “Dua۟kejahatan۟yang۟disegerakan۟balasannya۟di۟dunia۟adalah۟zina۟dan۟durhaka۟ kepada dua ibu bapak”. Pertama, Zina, bisa zina mata, zina hati apalagi sampai melakukan hubungan suami istri, maka azab Allah biasanya kontan. Akan dicabut barokah hidup kita. Bahkan dalam kesempatan yang lain dikisahkan, Allah akan memberikan balasan 11 orang zina dengan enam perkara, tiga di dunia dan tiga lagi di akhirat. Yang di dunia adalah hilang keceriaan wajah, pendek umur dan senantiasa dalam keadaan susah. Sedangkan tiga ditangguhkan di akherat adalah kemurkaan Allah, balasan yang buruk dan azab di neraka. Islam tidak mengenal konsep abu-abu dalam beriman. Artinya, ketika seseorang sedang berzina, di manapun dan dengan siapapun, maka saat itu ia sedang tidak beriman. Laksana kepala tanpa penutup.
  • 14. 14 Islam dia, namun pada saat kejadian itu, imannya sedang runtuh. Itulah sebabnya kadang antara Islam dan iman seseorang tidak sejalan. Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali membentengi diri dan keluarga dengan agama. Dalam Al-quran bahkan sangat jelas, larangan jangan dekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi melakukannya. Maka, usaha usaha ekonomi yang dibumbui dengan unsur zina, yakinlah lambat laun akan gulung tikar. Mungkin awalnya terlihat jaya, banyak pelanggan dan sebagainya. Namun karena jauh dari ridha Allah, usaha ekonomi itupun akan jatuh. Apapun bentuk usaha itu. Bagi kita yang tanpa sadar terperangkap dalam situasi semacam, maka tidak ada kata lain, kecuali taubat dan segera mengejar ampunan-Nya. Kedua, durhaka kepada ibu bapak. Banyak di antara kita yang menyepelekan orang tua. Abai dan tidak menaruh hormat. Bahkan tidak sedikit yang mengingkari nasab. Menyesal mengapa dirinya dilahirkan oleh orang tua yang jelek, miskin, tidak berpendidikan dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi pada kita, maka marilah segera raih ridha orang tua dengan berbuat baik kepada-nya. Berlaku sopan, berkata lembut dan menuruti perintahnya sepanjang tidak untuk menyekutukan Allah SWT. Rasul bersabda, Ridha Allah adalah ridha orang tua dan murka Allah adalah juga karena murka orang tua kita. Maka sudah selayaknya kita buat orang tua kita tersenyum dengan sikap kita. Pengorbanannya tidak dapat ditukar dengan harta benda dan perbuatan baik kita kepada mereka. Dalam surat Al-Ahqaf ayat 15, “Kami۟perintahkan۟kepada۟manusia۟supaya۟berbuat۟baik۟kepada kedua ibu- bapaknya,۟“۟Dalam۟surat۟An-Nisa۟ayat۟36,۟“Sembahlah۟Allah۟dan۟janganlah۟kamu۟ menyekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapakmu, kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangan dekat danjauh, rekan karib dan ibnu sabil۟serta۟hamba۟sahaya.” Barangkali selama ini kita berusaha, bekerja di rumah atau di kantor/instansi, rasanya selalu mendapatkan batu sandungan tidak henti, maka tidak ada salahnya kita koreksi diri, jangan-jangan selama ini kita sering menyakiti hati orang tua, hingga membuat mereka tidak ridha dengan langkah hidup kita. Yuk, kita cium tangan mereka, kita gapai ridhanya dengan semangat membahagiakannya, baik di dunia, apalagi di akhirat.
  • 15. 15 BAB III BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN 3.1 Kitab Suci Hindu ( weda/wedha ) Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Weda, Upanishad, dan Purana. Perbedaan ketiganya didasarkan pada usia kitab, yang dipercaya berasal sekitar 4.000 tahun yang lalu. Salah satu nubuat yang menakjubkan dari kitab suci tersebut adalah tentang Nabi Muhammad SAW yang disebutkan dalam kitab Hindu tersebut. Salah satu buktinya adalah jazirah Maharshi Vyasa yang merupakan tempat suci umat Hindu, ternyata adalah tanah Arab yang dirusak setan. Kemungkinan hal itu berasal dari masa pra-Islam. Kemudian, adanya nama Mahamad, yang diperkirakan adalah Muhammad, di mana dalam kitab tersebut dideskripsikan akan membimbing orangorang yang sesat. Dalam kitab itu, Muhammad disebutkan akan disunat, berjenggot, fasih, dan akan membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, akan makan daging halal yang bukan daging babi, dan dia akan melawan bangsa tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Nabi Muhammad (Vidyarthi). Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Purana terpenting, memberikan bukti lain. Disebutkan, di sebuah negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang akan datang bernama Muhammad. Di mana dia akan menjadi penghuni kawasan Arab, akan mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan iblis, dan Allah akan melindunginya dari lawan-lawannya. 3.2 Kitab Suci Kristen ( injil/al-kitab ) Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500 tahun telah membuat heboh. Yang membuat gempar, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi. Sebagian orang 13 memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam
  • 16. 16 injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki. Dalam Injil Barnabas diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad: • Bab 39 Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita... Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''. Pada bab 39 ini mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ''...Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?'' • Bab 41 Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga 'Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah...'' • Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...'' • Bab 97: Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..'' • Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ''Tetapi Muhammad akan datang... Rasul Allah yang suci,'' kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.net
  • 17. 17 3.3 Kitab Suci Yahudi ( Taurat ) Berdasarkan kitab As-Sirah Al-Halabiyyah, pada hari keenam Ramadan turun kitab Taurat kepada Nabi Musa AS. Di dalam kitab ini juga, tertulis kabar tentang Nabi Muhammad SAW. "Kabar kedatangan Rasulullah SAW sudah disebutkan pada kitabkitab terdahulu seperti Taurat yang diturunkan pada Musa AS pada hari keenam Ramadan," kutip buku Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadan karya Abdurrahman Al Baghdady. 15 Atha' bin Yassaar juga meriawayatkan bahwa suatu kali dia meminta Abdullah bin Amr bin Ash RA untuk menerangkan Nabi Muhammad SAW dalam taurat. Kemudian Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan bagi orang-orang yang buta huruf," ujar Abdullah. Penjelasan Abdullah selanjutnya mengenai Rasulullah sama dengan penjelasan di Alquran. Akan tetapi di dalam Taurat nama Rasulullah disebut dengan Himyata. Himayata yaitu orang melindungi tanah haram dari perkara haram. Sebutan lainnya adalah Qidmaya atau orang pertama atau pendahulu yang dideskripsikan sebagai orang yang baik hati
  • 18. 18 BAB.IV Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI 4.1 Sejarah Kemajuan Pendidikan Islam Pendidikan Islam yang mengalami masa tunas pada masa Dinasti Bani Umayyah mencapai puncaknya pada masa Dinasti Bani Abbasiyah. Kemajuan pendidikan Islam pada masa ini dikarenakan penguasa dari Dinasti Bani Abbasiyah mengambil kebijakan dengan mengangkat orang-orang Persia menjadi pejabat-pejabat penting di istana, terutama dari keluarga Baramikah, sebuah keluarga yang telah lama bersentuhan dengan filsafat dan ilmu pengetahuan Hellenisme yang mempengaruhi umat Islam untuk belajar dan mengembangkan pemikiran Islam. Hal ini semakin nyata setelah penguasa۟dari۟Dinasti۟ini۟memproklamirkan۟aliran۟Mu’tazilah,۟sebuah۟ aliran teologi rasional sebagai mazhab resmi negara. Pada masa ini pendidikan Islam mencapai zaman keemasannya. Filsafat Islam, ilmu pengetahuan, sains dan pemikiran Islam mencapai kemajuan yang sangat pesat sehingga menjadikan Islam sebagai pusat keilmuan yang tiada tandingnya di dunia dan filsafat serta ilmu pengetahuannya menjadi kiblat dunia pada saat itu. Perseteruan antara agama dan ilmu pengetahuan (sains) merupakan isu klasik yang sampai saat ini masih berkembang di dunia Barat dalam wujud sekularisme. Tetapi, Islam tidak mendekati persoalan sains ini dari perspektif tersebut karena al- Qur’an۟dan۟al-Sunnah telah memberikan sistem yang lengkap dan sempurna yang mencakup semua aspek kehidupan manusia, termasuk kegiatan-kegiatan ilmiah atau penyelidikan-penyelidikan ilmiah. Jadi, kegiatan ilmiah merupakan bagian yang integral dari keseluruhan sistem Islam di mana masing-masing bagian memberikan sumbangan terhadap yang lainnya. Al-Qur’an۟sangat menekankan pentingnya membaca (baca: mengamati) gejala alam۟dan۟merenungkannya.۟AlQur’an۟mengambil۟contoh۟dari۟kosmologi,۟fisika,۟ biologi, ilmu kedokteran dan lainnya sebagai tanda kekuasaan Allah untuk dipikirkan oleh manusia. Tidak kurang dari tujuh ratus lima puluh ayat – sekitar seperdelapan al-Qur’an– yang mendorong orang beriman untuk menelaah alam,
  • 19. 19 merenungkan dan menyelidiki dengan kemampuan akal budinya serta berusaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman alamiah sebagai bagian dari hidupnya. Kaum muslim zaman klasik memperoleh ilham dan semangat untuk mengadakan penyelidikan ilmiah di bawah sinar petunjuk al-Qur’an,۟di۟samping۟dorongan۟lebih۟ lanjut dari karya-karya Yunani dan sampai batas-batas tertentu oleh terjemahan naskah-naskah Hindu dan Persia. Dengan semangat ajaran al-Qur’an,۟para۟ilmuwan۟ muslim tampil dengan sangat mengesankan dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Pengaruh al-Qur’an۟ini۟tidak۟saja۟diakui۟oleh۟kalangan۟ilmuwan۟muslim۟zaman۟ dahulu, seperti al-Ghazali, (1983:45-48 ) dan al-Suyuthi, ( Dhahabi, 1961: 420) bahkan sarjana Baratpun mengakuinya, seperti R. Levy (1975:400) (1975: 400) dan George Sarton. (tt:23). 4.2 Dimensi Sains dan Teknologi dalam al-Qur’an Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis (Baiquni, 1995: 58-60). Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, al-Qur’an۟memberikan۟ informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat (Ghulsyani, 1993: 78). Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses investigasi۟(penyelidikan).۟Informasi۟alQur’an۟tentang۟fenomena۟alam۟ini,۟menurut۟ Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam serta mendorong manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya (Ghulsyani, 1993). Dalam visi al-Qur’an,۟fenomena۟alam۟adalah۟tanda-tanda
  • 20. 20 kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa manusia lebih dekat kepada Tuhannya. Pandangan al-Qur’an۟tentang۟sains۟dan۟teknologi۟dapat۟ditelusuri۟dari۟ pandangan al-Qur’an۟tentang۟ilmu.۟Al-Qur’an۟telah۟meletakkan۟posisi۟ilmu۟pada۟ tingkatan yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al- Mujadalah ayat 11: “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Ayat-ayat al-Qur’an۟yang۟memerintahkan۟manusia۟mencari۟ilmu۟atau۟menjadi۟ ilmuwan begitu banyak. Al-Qur’an۟menggunakan۟berbagai istilah yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya, mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati kejadian-kejadian (Fathir: 27; al-Hajj: 5; Luqman: 20; alGhasyiyah: 17-20; Yunus: 101; al-Anbiya’:۟30),۟membaca۟(al- ‘Alaq:۟1-5) supaya mengetahui suatu kejadian (al-An’am:۟97;۟Yunus:۟5),۟supaya۟mendapat۟jalan۟(al-Nahl: 15), menjadi yang berpikir atau yang menalar berbagai fenomena (al-Nahl: 11; Yunus: 101; al-Ra’d:۟ 4; al-Baqarah: 164; al-Rum: 24; al-Jatsiyah:۟TA’DIB,۟Vol.۟XV۟No.۟01.۟Edisi,۟Juni۟ 2010 125 5, 13), menjadi ulu al-albab۟(Ali۟‘Imran:۟7;۟190-191; al-Zumar: 18), dan mengambil pelajaran (Yunus: 3). Sedangkan pandangan al-Qur’an۟tentang۟sains۟dan۟teknologi,۟dapat۟diketahui۟ dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw.: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS al- ‘Alaq: 1-5) Kata۟iqra’,۟menurut۟Quraish۟Shihab,۟diambil۟dari۟akar۟kata۟yang۟berarti۟ menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi۟obyeknya,۟perintah۟iqra’۟itu۟mencakup۟ segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. (Shihab, 1996:433)
  • 21. 21 Untuk dapat memahami sunnatullah yang beraturan di alam semesta ini, manusia telah dibekali oleh Allah SWT dua potensi penting, yaitu potensi fitriyah (di dalam diri manusia) dan potensi sumber daya alam (di luar diri manusia). Di samping itu, al-Qur’an۟juga۟memberikan۟tuntunan۟praktis۟bagi۟manusia۟berupa۟ langkah-langkah penting bagaimana memahami alam agar dicapai manfaat yang maksimal. Suatu cara penghampiran yang sederhana dalam mempelajari ilmu pengetahuan ditunjukkan al-Qur’an۟dalam۟surat۟al-Mulk ayat 3-4 yang intinya mencakup proses kagum, mengamati, dan memahami. Dalam konteks sains, al- Qur’an۟mengembangkan۟beberapa۟langkah/proses۟sebagai berikut. Pertama, al-Qur’an۟memerintahkan۟kepada۟manusia۟untuk۟mengenali۟secara۟ seksama alam sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di dalamnya. Perintah ini, misalnya, ditegaskan di dalam surat Yunus ayat 101. “Katakanlah (wahai Muhammad): Perhatikan (dengan nazhor) apa yang ada di langit dan di bumi….” Dalam kata unzhuru (perhatikan), Baiquni memahaminya tidak sekedar memperhatikan dengan pikiran kosong, melainkan dengan perhatian yang seksama terhadap kebesaran Allah SWT dan makna dari gejala alam yang diamati (Baiquni, 1997:20). Perintah ini tampak lebih jelas lagi di dalam firman Allah di surat al- Ghasyiyah ayat 17-20: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan (dengan nazhor) onta bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia diangkat. Dan gunung- gunung bagaimana mereka ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dibentangkan.” Kedua, al-Qur’an۟mengajarkan۟kepada۟manusia۟untuk۟mengadakan۟pengukuran۟ terhadap gejala-gejala alam. Hal ini diisyaratkan di dalam surat al-Qamar ayat 149. “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.” Ketiga, al-Qur’an۟menekankan۟pentingnya۟analisis۟yang۟mendalam۟terhadap۟ fenomena alam melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai
  • 22. 22 kesimpulan yang rasional. Persoalan ini dinyatakan dalam surat al-Nahl ayat 11- 12. “Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanamantanaman zaitun, korma, anggur, dan segala macam buahbuahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang mau berpikir. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu; dan bintang-bintang itu ditundukkan (bagimu) dengan perintah-Nya. Sebenarnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang menalar.” Tiga langkah yang dikembangkan oleh al-Qur’an۟itulah۟yang sesungguhnya yang dijalankan oleh sains hingga saat ini, yaitu observasi (pengamatan), pengukuran-pengukuran, lalu kesimpulan (hukum-hukum) berdasarkan observasi dan pengukuran itu. Memahami tanda-tanda kekuasaan Pencipta hanya mungkin dilakukan oleh orang-orang yang terdidik dan bijak yang berusaha menggali rahasia-rahasia alam serta memiliki ilmu (keahlian) dalam bidang tertentu. Ilmu-ilmu kealaman seperti matematika, fisika, kimia, astronomi, biologi, geologi dan lainnya merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk memahami fenomena alam semesta secara tepat. Dengan bantuan ilmu-ilmu serta didorong oleh semangat dan sikap rasional, maka sunnatullah dalam wujud keteraturan tatanan (order) di alam ini tersingkap.
  • 23. 23 BAB.V GENERASI TERBAIK DALAM ISLAM ( SALAFUSALIH : SAHABAT NABI, TABIIN, DAN TABIITTABIIN ) 5.1 Sahabat Nabi adalah orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Secara terminologi, kata ṣahabat (‫صحابة‬ (merupakan bentuk jama'/plural dari kata ṣahabi (‫صحابي‬ (yang bermakna membersamai, mendampingi, dan berinteraksi langsung. Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan penerusnya. Bagi dunia Islam saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka riwayatkan. 5.1.1 Definisi Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi sebagai orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai ajarannya, dan meninggal۟dalam۟keadaan۟Islam.۟Dalam۟bukunya۟“al-Iṣābah۟fī۟Tamyīz۟al- Ṣaḥābah”,۟Ibnu۟Hajar۟al-Asqalani (w. 852 H/1449 M) menyampaikan bahwa: "Sahabat (‫صحابي‬ ,ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam." Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa hanya mereka yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam kitab “Muqadimmah” karya Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M), Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang paling terakhir yang masih hidup". Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun dari sahabat Definisi beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup.” Demikian pula ulama tabi'in Said bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M) berpendapat bahwa: “Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup
  • 24. 24 bersama Nabi setidaknya selama setahun, dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.” 5.1.2 Jumlah Sahabat Nabi Tidak mungkin bisa dipastikan mengenai jumlah sahabat Nabi secara tepat karena berbagai faktor seperti perbedaan definisi dan luasnya daerah persebaran mereka selama hidup, jika kita hanya merujuk pada jumlah sahabat Nabi yang tercatat dalam berbagai buku biografi karangan Ulama yang membahas mereka seperti kitab Thabaqat Al-Kabir karya Ibnu Sa'ad, kitab Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Barr dan Mu'jam as-Shahabah karya Ibnu Qani', maka kita hanya akan mendapati sekitar 2700-an sahabat laki laki dan 380-an sahabat perempuan, sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam kitab al- Mawahib nya menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwa Fathu Makkan adalah berjumlah sekitar 7000 orang, lalu dalam peristiwa perang Tabuk bertambah menjadi 70.000, dan yang terakhir pada peristiwa Haji Wada' jumlah mereka mencapai sekitar 124.000 orang, wallahu a'lam. 5.2 Tabiin Tabiin atau Tabi'in (bahasa Arab: ‫التابعون‬ ,har. 'pengikut' ), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya ketika atau setelah masa hidup Nabi Muhammad namun tidak mengalami bertemu dengan Nabi Muhammad. Usia mereka rata-rata lebih muda dari sahabat nabi, bahkan ada yang masih anak- anak atau remaja pada masa sahabat masih hidup. Tabiin merupakan murid sahabat nabi. 5.2.1 Rentang masa Masa tabiin dimulai sejak wafatnya sahabat nabi terakhir, Abu Thufail al- Laitsi, pada tahun 100 H (735 M) di kota Makkah; dan berakhir dengan wafatnya Tabiin terakhir, Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H (812 M). Setelah masa tabiin berakhir, maka diteruskan dengan masa tabiut tabiin atau generasi ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat.
  • 25. 25 5.2.2 Tingkatan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam karyanya Taqrib at-Tahdzib membagi para tabiin menjadi empat tingkatan berdasarkan usia dan sumber periwayatannya, yaitu: • Para tabiin kelompok utama/senior (kibar at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 95 H/713 M. Mereka seangkatan dengan Said bin al- Musayyab (lahir 13 H - wafat 94 H) • Para tabiin kelompok pertengahan (al-wustha min at-tabi'in), yang telah wafat sekitar tahun 110 H/728 M. Mereka seangkatan dengan Al-Hasan al-Bashri (lahir 21 H - wafat 110 H) dan Muhammad bin Sirin (lahir 33 H - wafat 110 H) • Para tabiin kelompok muda (shighar at-tabi'in) yang kebanyakan meriwayatkan hadis dari para tabiin tertua, yang telah wafat sekitar tahun 125 H/742 M. Mereka seangkatan dengan Qatadah bin Da'amah (lahir 61 H - wafat 118 H) dan Ibnu Syihab az-Zuhri (lahir 58 H - wafat 124 H) • Para tabiin kelompok termuda yang kemungkinan masih berjumpa dengan para sahabat nabi dan para tabiin tertua walau tidak meriwayatkan hadis dari sahabat nabi, yang telah wafat sekitar tahun 150 H/767 M. Mereka seangkatan dengan Sulaiman bin Mihran alA'masy (lahir 61 H - wafat 148 H) Mayoritas ulama penulis biografi para periwayat hadis (asma ar-rijal) juga membagi para tabiin menjadi tiga tingkatan berdasarkan Sahabat Nabi yang menjadi guru mereka, yaitu: • Para tabiin yang menjadi murid para sahabat yang masuk Islam sebelum peristiwa Fathu Makkah, • Para tabiin yang menjadi murid para Sahabat yang masuk Islam setelah peristiwa Fathu Makkah • Para tabiin yang menjadi murid para Sahabat yang belum berusia dewasa ketika Nabi Muhammad saw. Wafat
  • 26. 26 5.3 Tabi'ut tabi'in Tabi'ut Tabi'in atau Atbaut Tabi'in adalah generasi setelah Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut Tabi'in adalah di antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah manusia, setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut Tabi'in disebut juga murid Tabi'in. Menurut banyak literatur Hadis: Tabi'ut Tabi'in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terakhir wafat sekitar 110-120 Hijriah. Tabi'in sendiri serupa seperti definisi di atas hanya saja mereka bertemu dengan Sahabat. Sahabat yang terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
  • 27. 27 DAFTAR PUSTAKA (b). 1997. Al-Qur’an۟dan۟Ilmu۟Pengetahuan۟Kealaman,۟Yogyakarta:۟Dana۟Bhakti۟ Primayasa. Al-Audah,۟Salman۟bin۟Fahd.,۟Fadli۟Ilahi,۟Amar۟Ma’ruf۟Nahi۟Munkar,۟diterjemah۟oleh:۟ Rakhmat, dkk., Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993. Cet. 1 Al-Mubayyadh, Muhammad Ahmad. 2014. Ensiklopedia Akhir Zaman. Surakarta: Granada Mediatama. Atiqoh,۟Nurul.۟Konsep۟Amar۟Ma’ruf۟Nahi۟Munkar۟Dalam۟Tafsir۟Al-Misbah Karya Quraish Shihab Dalam Perspektif Dakwah. Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo, Semarang, 2011 (umar, 2011) Attas, Syed Naquib al-. 1991. Islam dan Sekularisme, Bandung: Pustaka Salman. Baiquni, Achmad (a). 1995. Al-Qur’an,۟Ilmu۟Pengetahuan۟dan۟Teknologi,۟Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Barbour, Ian G. 2005. Menemukan Tuhan dalam Sains Kontemporer dan Agama, Bandung: Mizan. Dzahabi, al-. 1961. al-Tafsir wa al-Mufassirun, Jilid II, Kairo: Daar al-Kutub al- Haditsah. Hakim, Manshur Abdul. 2006. Kiamat. Jakarta: Gema Insani Ibn Sa'd al-Baghdadi , Muhammad – The book of The Major Classes, only partially translated into English; see Men of Medina and Women of Medina published by Ta-Ha Publishers, and first two volumes as published by Kitab Bhavan, New Delhi. Imam Qurthubi. 2013. Ensiklopedia Kematian dan Hari Akhir. Jakarta: Pustaka AZZAM. Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama (potret Agama dalam dinamika konflik, pluralism, dan modernitas), Bandung: Pustaka Setia, 2011
  • 28. 28 LIPI dan Kemenag RI. 2015. Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains. Jakarta: Widya Cahaya. Maxime Rodinson – Muhammad, 1961, as translated into English and published in 1980 by Pantheon Books. Raharja, Deny. 2017. Inilah Penyebab Munculnya Ad-Dukhan Asap Tanda Kiamat Pertama Ustadz Zulkifli Rizekiyah, Nayla. 2017.۟Implementasi۟Amar۟Ma’ruf۟Nahi۟Munkar۟Perspektif۟ Muhammad Abduh dan Bishri Mustofa (tinjauan komparatif dalam tafsir Al- Manar dan tafsir Al-Ibriz). Fakultas Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya. Wilferd Madelung – The Succession to Muhammad, Cambridge University Press, 1997. William Montgomery Watt – Muhammad at Medina, Oxford University Press 1956. Sumber Website: https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/pengertian-istidraj https://www.suaramuhammadiyah.id/2019/05/20/terjebak-istidraj-dalamkenikmatan https://umroh.com/blog/perhatikan-ayat-tentang-istidraj-jangan-sampaiterbuai https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telahdiramalkan- dalam-kitab-weda https://core.ac.uk/download/pdf/297921818.pdf file:///C:/Users/user/Downloads/Sahabat%20Nabi%20- %20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas%20(2).pdf file:///C:/Users/user/Downloads/Tabiin%20- %20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas%20(1).pdf file:///C:/Users/user/Downloads/Tabi'ut%20tabi'in%20- %20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas%20(3).pdf