SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Kelompok 5
Anisyafitri 1711442009
Nun Hafizah Nur 1711440005
Muh. Bahrun Nur 1711441004
Meutiah Nahrisyah 1711441014
PROGRAM ICP MATHEMATIC EDUCATION
MATHEMATIC DEPARTMENT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
Ukuran Gejala Pusat
Ukuran Gejala Pusat
Ukuran gejala pusat adalah nilai dimana sejumlah data
cenderung berkumpul. Ukuran yang dihitung dari kumpulan data
dalam sampel tersebut disebut statistik dan ukuran yang sama
kalau dihitung dari data populasi atau digunakan untuk populasi
disebut parameter . Jadi, ukuran yang sama dapat bernama
statistik atau parameter bergantung pada apakah ukuran tersebut
digunakan untuk sampel atau popolasi. Beberapa macam ukuran
gejala pusat antara lain : rerata hitung (arithmetic mean), rerata
ukur (geometric mean), rerata harmonis (harmonic mean), modus
(mode), dan median.
.
A. Rerata
 Rerata dihitung dengan menggunakan semua nilai dalam data yaitu
jumlah seluruh nilai data dibagi dengan banyaknya data. Simbol rerata
untuk sampel sedangkan untuk populasi dipakai simbol µ. Rumus
rerata adalah:
dengan , = rerata
n = banyaknya sampel
Contoh:
Nilai ujian statistika untuk tujuh orang mahasiswa sebagai berikut:
70,65,70,50,45,69,dan 53. Diperoleh =70, =65, =70, =50, =45,
=69,
=53, dan n=7, maka diperoleh
atau
x
x
x1 x2 x3 x4 x5 x6
x7
29,60
7
422
7
53694550706570


x
n
x xxx n


...21
n
x
n
i
ix
 1
 Adapun rerata dalam bentuk sebaran frekuensi. Rumus untuk
menghitung rerata akan berubah. Rumus yang digunakan
berbentuk:
dengan, = rerata
= frekuensi
= nilai statistika
= banyaknya kelompok
Perlu diperhatikan bahwa rumus ini disebut rerata
berbobot dengan frekuensi dan nilai data dibagi dengan jumlah
frekuensi.
x
f i
xi
k
n
k
i
i
f 1




 k
i
i
k
i
ii
f
xf
x
1
1
.
Contoh :
Dari tabel diatas didapat dan . Sehingga
diperoleh
. Jadi, nilai rerata ujian statistika 20 mahasiswa adalah
56,55
45 4 180
53 2 106
50 6 300
65 2 130
69 5 345
70 1 70
Jumlah 20 1131
xi f i xf ii
.


6
1
20
i
i
f 

6
1
1131.
i
ii xf
55,56
20
1131
x
B. Rerata Ukur (Arithmatic Mean)
1) Rata-rata ukur untuk data tidak berdistribusi (dikelompokkan)
Kegunaan rerata ukur antara lain mencari rata-rata
kenaikan/penurunan dalam bentuk presentase, perbandingan tiap
data berurutan yang hampir tetap atau secara tetap, menghitung
rata-rata terhadap presentase atau rasio perubahan suatu gejala
pada data tertentu.Rata-rata ukur dinyatakan dengan rumus :
dengan, RU = Rata-rata ukur
n = Banyak data
= Tiap gejala dalam %
Jika rumus diubah dalam bentuk logaritma, maka menjadi
RU = anti log RU - 100
100...... 321  n
nXXXXRU
321 ,, XXX
n
X
RU i
log
log
Contoh :
Diketahui besarnya penghasilan perminggu Yani di Toko Al-Batul
sebagai berikut:
I = Rp. 75.000 IV = Rp. 50.000
II = Rp. 65.000 V = Rp. 68.000
III = Rp. 70.000 VI = Rp. 120.000
Berapa rata-rata ukur perminggu ?
jawab: Minggu Penghasila
n
Presentasi perubahan (%)
I Rp. 75.000
II Rp. 65.000 (65.000 : 75.000) x 100 = 92,86
III Rp. 70.000 (70.000 : 65.000) x 100 = 107, 69
IV Rp. 50.000 (50.000 : 70.000) x 100 = 71,43
V Rp. 68.000 (68.000 : 50.000) x 100 = 136
VI Rp. 120.000 (120.000 : 68.000) x 100 = 176,47
Teknik perhitungan presentase perubahan seperti ini tujuannya
supaya selalu diperoleh harga yang positif, sehingga dalam
perkaliannya nanti tidak akan diperoleh harga negatif.
Cara lain dengan menggunakan logaritma
RU = anti log RU – 100
RU = anti log 2,0468 – 100
RU = 111,3782 – 100 = 11,3782
setelah dihitung hasil dari RU =
11,3782%, maka dinyatakan bahwa dari data tersebut telah terjadi
kenaikan penghasilan Yani di Toko Al-Batul. Rata-rata ukur sebesar
11,3782%
47,176;136;43,71;69,107;86,92 54321  XXXXX
3782,111003782,11110047,17613643,7169,10786,92  s
RU
X(%) LogX
92,86 1,9678
107,69 2,0322
71,43 1,8539
136 2,1335
176,47 2,2467
Jumlah   2341,10LogX
n
LogX
LogRU i
0468,2
5
2341,10
LogRU
2) Rata-rata ukur untuk data berdistribusi (dikelompokkan)
Rata-rata ukur dinyatakan dengan rumus :
dengan, RK = Rata-rata kelompok
n =
X = Titik tengah tiap-tiap kelas
Jika rumus berubah dalam bentuk logaritma, maka menjadi
Contoh :
Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001 data sebagai
berikut :
n fn
n
fff
XXXXRK ....... 3
3
2
2
1
1
 f
n
Xf
LogRK

log..
No Nilai
Interval
Frekuensi
tiap-tiap
kelas (f)
Titik
Tengah
tiap-tiap
kelas (X)
Log X f.Log.X
1 60-64 2 62 1,7928 3,5848
2 65-69 6 67 1,8261 10,9566
3 70-74 15 72 1,8573 27,8595
4 75-79 20 77 1,8865 37,7300
5 80-84 16 82 1,9138 30,6208
6 85-89 7 87 1,9395 13,5765
7 90-94 4 92 1,9638 7,8552
n= =70
 f
  1834,132)log.( Xf
Jawab :
RK = 77,32 (anti log)
Jadi, rata-rata kelompok dari Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas
CCJDW tahun 2001 sebesar 77,32.
8883,1
70
1834,132log..


n
Xf
LogRK
3) Rata-rata sebagai pengukuran tingkat pertumbuhan (rate of growth)
dengan, Po = Besar data awal periode
Pn = Besar data yang ke-n
r = Rata-rata tingkat pertumbuhan
n = Banyak data atau periode perkembangan
Contoh :
Jika penduduk Indonesia pada Tahun 1990 berjumlah 200 juta jiwa dan
pada Tahun 2000 jumlah penduduknya menjadi 250 juta jiwa. Berapa
besar rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia tiap tahun?
jawab :
atau 2,26%
Jadi, besarnya rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia pertahun
sebesar 2,26%
n
rPoPn )1(  atau 1 n
Po
Pn
r
0226,010226,1125,11
000.000.200
000.000.250
1 1010  n
Po
Pn
r
C. Rerata Harmonik (Harmonic Mean)
Rata-rata hermonik adalah jumlah data dibagi dengan jumlah satu persetiap data
1) Menghitung Rata-rata Harmonik Data Tunggal
Rata-rata hermonik adalah jumlah data dibagi dengan jumlah satu persetiap data
dengan, X = Harga/nilai tiap-tiap data
n = banyak data
Contoh :
Nyonya Sri melakukan perjalanan Kereta Api Turangga dari Bandung ke Surabaya
pulang pergi dengan berkecepatan 90 km/jam, tetapi waktu pulang dulu ke
Yogyakarta dengan kecepatan 70 km/jam. Kemudian hari berikutnya dilanjutkan
lagi perjalanan menuju Bandung dengan kecepatan 80 km/jam. Berapakah
kecepatan rata-rata perjalanan Nyonya Sri?
jawab : diketahui kecepatan pertama ( )=90km/jam, kecepatan kedua (
)=70km/jam, dan kecepatan ketiga ( )=80km/jam.
Km/jam
Jadi, kecepatan rata-rata perjalanan = 79,2 km/jam
xxx n
n
RH
1
...
11
21


1X 2X
3X 2,79
80
1
70
1
90
1
3
1
...
11
21





xxx n
n
RH
2) Menghitung Rata-rata Harmonik Berdistribusi (dikelompokkan)
dengan, RHK = Rata-rata Harmonik Kelompok
f = frekuensi
= titik tengah kelas
Contoh :
Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001
data sebagai berikut:


)(
xi
f
f
RHK
xi
N
o
Nilai
Interval
Frekuen
si (f)
Titik
Tengah
(X)
1 60-64 2 62 0,032
2 65-69 6 67 0,090
3 70-74 15 72 0,208
4 75-79 20 77 0,260
5 80-84 16 82 0,195
6 85-89 7 87 0,080
7 90-94 4 92 0,043
  70f   91,0)/( iXf
iX
f


)(
xi
f
f
RHK 92,76
91,0
70

Jadi, rata-rata Harmonik
untuk Distribusi frekuensi
Nilai Ujian Statistik
Universitas CJDW Tahun
2001 sebesar 76,92.
D. Modus
Modus pada suatu data merupakan data yang sering muncul atau data yang paling
tinggi tingkat frekuensinya. Modus digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
adanya kategori tertentu yang mendominasi kategori lainnya dalam pengamatan.
Modus merupakan ukuran gejala pusat yang sangat lemah dan jarang digunakan
pada statistika inferensial, tetapi sangat berguna dalam analisis data kualitatif.
Beberapa sifat penting modus sebagai berikut :
 Nilai modus ditentukan oleh butir butir pada titik konsentrasi terbesar, dan tidak
dipengaruhi oleh nilai nilai peubah yang lain.
 Karena modus adalah titim konsentrasi terbesar, ia menentukan bentuk sebaran data.
Jika sebuah sebaran bimodal, ia harus dipecah menjadi lebih dari satu sebaran untuk
menjamin kehomogenan yang lebih tinggi.
 Modus yang sebenarnya untuk data berkelompok sulit dihitung, walaupun rumus
pendekatan sudah ada.
 Modus tidak dapat dimanipulasi lebih lanjut secara aljabar.
Untuk memudahkan menentukan modus, pertama susun data dalam
urutan meningkat atau sebaliknya kemudian hitung frekuensinya.
Beberapa kemungkinan tentang modus suatu data
 Apabila pada sekumpulan data hanya mempunyai satu modus, maka
disebut unimodal.
 Apabila pada sekumpulan data mempunyai dua modus, maka data
tersebut dikatakan bimodal.
Rumus (untuk data kelompok)
Dengan, b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval
dengan frekuensi terbesar;
p = panjang kelas modus;
b1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya;
b2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya.











bb
bpbMo
21
1
Contoh :
1. Modus data tunggal (unimodal)
Sepuluh orang siswa dengan hasil pengukuran tinggi badan sebagai
berikut :
172, 167, 170, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
Tentukan modus data tersebut !
Jawab :
Untuk modus data tunggal, tidak menggunakan rumus apapun.
Hanya melalu pengamatan saja.Dan dari hasil pengamatan data
tersebut, modusnya adalah 170.
172, 167, 170, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170.
2. Modus data berkelompok
Tentukan niai modus dari tabel distribusi frekuensi berikut.
Kelas
ke-
Nilai ujian F1
1 31-40 2
2 41-50 3
3 51-60 5
4 61-70 13
5 71-80 24
6 81-90 21
7 91-100 12
Jumlah 80
Jawab :
Dik : Kelas modus = kelas ke-5 = 71-
80 = 24
b =71 – 0,5 = 70,5
p = 10
b1= 24 – 13 = 11
b2= 24 – 21 =3
Dit : Median ?
Peny :








311
11
105,70Mo
86,75,70 Mo
36,78Mo










bb
bpbMo
21
1
E. Median
Median atau nilai tengah adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah gugus data
setelah data tersebut diurutkan.Median menyeimbangkan banyaknya data, yaitu sebuah
barisan yang menurut besarnya dibagi oleh median menjadi dua bagian yang sama banyak.
Median mempunyai beberapa sifat, antara lain :
 Median dipengaruhi oleh posisi setiap butir data dalam barisan, bukan oleh nilai butir tersebut.
Ini berarti bahwa median tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim.
 Median dapat dilokalisir jika data tidak lengkap, misalnya jika nilai-nilai ekstrim peubah tidak
diketahui, namun lokasi umumnya diketahui.
 Median, secara langsung, tidak dapat ditentukan untuk kasus banyaknya data genap,
walaupun dengan kesepatan umum, median adalah rerata dua nilai peubah yang ditengah.
Jika beberapa butir pada pusat sebaran mempunyai ukuran atau besaran yang sama, median
mungkin tidak dapat ditentukan dalam suatu cara sederhana.
 Median itu sendiri tidak dapat dimanipulasi lebih lanjut secara aljabar dengan memuaskan
seperti rerata hitung dan rerata ukur.
 Median dapat digunakan dalam data ordinal, misalnya tingkat kepuasan atau kesukaan
terhadap sejenis barang atau kondisi tertentu, yang dapat dinyatakan dalam tingkatan baik,
sedang, dan kurang.
Untuk menentukan suatu median pada data, urutkan data terlebih
dahulu, kemudian ikuti salah satu prosedur dibawah ini :
 Jika banyak data ganjil – mediannya adalah nilai yang berada tepat di
tengah gugus data.
 Jika banyak data genap – mediannya adalah rata-rata dari dua nilai data
yang berada ditengah gugus data.
Rumus Median Data Berkelompok :
Dengan, b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median
terletak.
p = panjang kelas median.
n = banyaknya data
f = frekuensi kelas median.
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
daripada kelas median.














f
F
n
pbMe 2
Contoh :
1. Median data tunggal
o Hitunglah median dari nilai ujian statistika kelas C berikut ini :
8, 4, 5, 6, 7, 6, 7, 7, 2, 9, 10. (data ganjil)
Jawab :
Diurutkan : 2, 4, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 9, 10
Median : 7
o Hitunglah median dari nilai ujian statistika kelas C berikut ini :
8, 4, 5, 6, 7, 6, 7, 7, 2, 9. (data genap)
Jawab :
Diurutkan : 2, 4, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 9
Median :
2. Median data kelompok
Tentukan nilai median dari tabel distribusi frekuensi dibawah ini;
5,6
2
76


Kelas
ke-
Nilai ujian fi fkum
1 31-40 2 2
2 41-50 3 5
3 51-60 5 10
4 61-70 13 23
5 71-80 24 47
6 81-90 21 68
7 91-100 12 80
Jumlah 80
Jawab :
Dik :
letak kelas median : 80= 40 ,
terletak pada kelas ke-5
b : 70,5
p : 10
F : 2+3+5+13=23
f : 24
n : 80
Dit : Median ?
Peny :
2
1














f
F
n
pbMe 2














24
23
2
10
105,70Me
08,75,70 Me
58,77Me
F. Sebuah Pertanyaan
Ukuran gejala pusat yang mana digunakan untuk menjelaskan data
statistik? Tidak ada jawaban pasti terhadap pertanyaan ini. Ada situasi
dimana tidak ada ukuran gejala pusat yang betil-betul memuaskan.
Misalnya, jika sangat sedikit data, tidak ada ukuran statistic yang dapat
memberikan informasi kecenderungan memusatnya data. Selanjutnya,
jika data seperti terkonsentrasi pada satu ujung, yang disebut freakisly
deployed, rerata data ini dapat dihitung, tetapi tidak menjelaskan data.
Data yang tersedia, mungkin tidak dapat menggunakan ukuran
gejala pusat tertentu. Misalnya, sebaran yang ujungnya terbuka (open-
end), rerata yang tepat tidak dapat dihitung, tetapi median atau modus
tidak member informasi sebagai ukuran pemusatan.
Ciri ukuran gejala pusat dan kebutuhan masalah yang akan
dipecahkan menentukan ukuran yang akan digunakan. Data mungkin
memerlukan sebuah ukuran tertentu. Dalam masalah seperti rerata skor
tes porsenil atau rerata tingkat keproduktifan pekerja, dimana nilai data
adalah urutan, median adalah ukuran yang tepat digunakan. Skor
keproduktifan ini tidak memiliki sifat aditif, yakni tidak mengindikasikan
satuan jumlah, tetapi posisi individu terhadap individu lain, sehingga
posisi rerata yang sesuai adalah median.
Rerata sebagai penyederhanaan dari istilah rerata hitung adalah
yang umum digunakan dan merupakan ukuran gejala pusat yang
sangat terkenal dan disukai, kecuali situasi kurang sesuai. Misalnya,
ada nilai ekstrem, baik ekstrem terkecil maupun ekstrem terbesar, kelas
interval yang ujungnya terbuka, atau kelas interval yang bervariasi, atau
kita ingin betul-betul menetapkan nilai yang paling sering muncul, atau
posisi merata yang lain, maka nilai rerata tidak digunakan. Jika teknik
perhitungan lebih lanjut akan digunakan dalam penelitian, rerata adalah
ukuran yang digunakan. Rerata dari beberapa kelompok data dapat
dihitung rerata gabungannya, kalau ukuran sampel masing-masing
kelompok diketahui. Misalnya, tiga kelompok siswa yang masing-
masing terdiri dari 5, 7, 10 orang dengan rerata nilai matematika
berturut-turut 60, 65, dan 30. Rerata gabungan ketiga kelompok siswa
tersebut dapat dihitung, yaitu Perhitungan
lebih lanjut seperti ini tidak dapat dilakukan untuk median dan modus.
Berdasarkan penjelasan diatas, kita dapat menunjukkan bahwa
rerata gabungan dari beberapa sampel dapat dihitung, tidak seperti
median. Hal ini disebabkan oleh urutan nilai data setiap sampel akan
mengubah urutan data sampel gabungan. Selain itu, rerata sampel
bersifat lebih stabil dibandingkan dengan media sampel. Artinya, jika
dari sebuah populasi diambil semua sampel yang mungkin, kemudian
dari setiap sampel dihitung rerata dan mediannya, maka nilai-nilai
median bervariasi lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rerata.
45,47
22
1055
1075
3010657605



Sifat stabil inilah antara lain yang menyebabkan statistik rerata lebih
banyak digunakan untuk analisis lebih lanjut dibandingkan dengan statistic
lainnya. Selanjutnya, jika kita mengganti setiap nilai data dengan nilai
reratanya, jumlah semua pengganti ini akan sama dengan jumlah semua nilai
melihat bahwa data 1, 2, dan 3 memiliki nilai rerata 2, dan kalau semua data
itu diganti dengan 2, maka diperoleh kumpulan data baru 2, 2, dan 2. Jumlah
kedua kumpulan data ini sama, yaitu 1+2+3 = 2+2+2 = 6.
Untuk itu, pemilihan ukuran gejala pusat yang sesuai data harus
dilakukan dengan sangat hati-hati. Bahkan, kadang-kadang disarankan untuk
menggunakan lebih dari satu ukuran gejala pusat, walaupun diyakini akan
menambah pekerjaan, baik sebagai pembaca, maupun bagi statistikawan.
Tetapi, tambahan pekerjaan yang menyebabkan kita menggunakan satu
ukuran saja bukan penjelasan yang lengkap. Dengan mempertimbangkan
semua hal ini, statistikawan diarahkan oleh harapan untuk menyajikan
gambaran tepat dari data dan untuk mendapatkan kemudahan. Hal terakhir
ini adalah pertimbangan terakhir unruk memilih ukuran yang sesuai.
Mengakhiri bab ini, kita memberikan sebuah contoh yang akan
membandingkan nilai rerata, rerata ukur, dan rerata harmonis.
Contoh 5.9
Tentukan nilai rerata, rerata ukur, dan rerata harmonis dari data 2, 3, dan 4,
dan tunjukkan hubungan ketiganya!
x
Jawaban:
Nilai rerata = = (2+3+4)/3 = 3,00. Rerata ukur U = = 2,88, dan
rerata harmonis = 2,77.
Kita melihat hasil ini menunjukkan bahwa H<U< . Dan dalam hal ini,
hubungan H≤U≤ .
Kita mengahiri bab ini dengan sebuah contoh penggunaan SPSS untuk
data hasil ujian statistika untuk 100 mahasiswa yang diberikan pada Bab
4 halaman 102. Data ini diolah dengan meminta descriptive statistics, dan
hasilnya sebagai berikut.
Descriptive Statistic
SPSS memberikan nilai-nilai statistic deskriptif sesuai permintaan
 Rentang (range) = 83
 Skor minimum (Minimum) = 16
 Skor maksimum (Maximum) = 99
 Jumlah seluruh data (Sum) = 7218
 Rerata (mean) = 72,18
x 3
432 
4
1
3
1
2
1
3

H
x
x
N Rang
e
Min Max Sum Mean
SATAT 100 83 16 99 7218 72,18
Kemudian median dan modus juga diberikan oleh SPSS sebagai
berikutKemudian median dan modus juga diberikan oleh SPSS
sebagai berikut.
Jadi, median 76 dan modus 88.
Demikian pembahasan tentang ukuran gejala pusat. Penjelasan
tentang hal yang sama dapat diperoleh juga dalam Simpson dan Kafka
(1957), Supranto (1989), dan Sncdccor dan Cochran (1982).
STAT
N Valid
Missing
100
Mean 72,18
Median 76,00
Mode 88

More Related Content

What's hot

ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasGina Safitri
 
pendugaan titik dan pendugaan interval
 pendugaan titik dan pendugaan interval pendugaan titik dan pendugaan interval
pendugaan titik dan pendugaan intervalYesica Adicondro
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arahTri Supadmi
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisRhandy Prasetyo
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataSriwijaya University
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Sowanto Sanusi
 
Teori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistikTeori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistikNetty Nuraini
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrikHafiza .h
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiPerum Perumnas
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
3. deskripsi data ukuran pemusatan
3. deskripsi data ukuran pemusatan3. deskripsi data ukuran pemusatan
3. deskripsi data ukuran pemusatanbagus nugroho
 

What's hot (20)

PPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITASPPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITAS
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
pendugaan titik dan pendugaan interval
 pendugaan titik dan pendugaan interval pendugaan titik dan pendugaan interval
pendugaan titik dan pendugaan interval
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
 
4. pengukuran tendensi sentral
4. pengukuran tendensi sentral4. pengukuran tendensi sentral
4. pengukuran tendensi sentral
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
 
Teori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistikTeori pendugaan statistik
Teori pendugaan statistik
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
3. deskripsi data ukuran pemusatan
3. deskripsi data ukuran pemusatan3. deskripsi data ukuran pemusatan
3. deskripsi data ukuran pemusatan
 
Pengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitasPengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitas
 

Similar to MODUS UJIAN

4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf
4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf
4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdfMiffJasenx
 
Tugas tmtt matematika statistika sapta
Tugas tmtt matematika statistika saptaTugas tmtt matematika statistika sapta
Tugas tmtt matematika statistika saptaHMTA
 
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptxUkuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptxSolikhinAjiSaputra
 
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.pptStatistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.pptAhmadSyajili
 
materi Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .pptmateri Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .pptashaby
 
Makalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralMakalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralNailul Hasibuan
 
Statistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralStatistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralSelvin Hadi
 
Statistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan DataStatistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan DataEvi Jayanti
 
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganStatistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganArie Khurniawan
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatanrkhmtk11
 
5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa
5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa
5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaaMutthoriqAlilA
 
Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)arahab
 
4. Data Deskriptif 2.pdf
4. Data Deskriptif 2.pdf4. Data Deskriptif 2.pdf
4. Data Deskriptif 2.pdfJurnal IT
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIsri sayekti
 
Bahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdfBahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdfPhatieQawaRe
 
Statistik dan Komputasi Materi 1
Statistik dan Komputasi Materi 1Statistik dan Komputasi Materi 1
Statistik dan Komputasi Materi 1Muhammad Luthfan
 

Similar to MODUS UJIAN (20)

4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf
4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf
4. PPT Materi Ajar Statistika (Ganjil 2019-2020).pdf
 
Tugas tmtt matematika statistika sapta
Tugas tmtt matematika statistika saptaTugas tmtt matematika statistika sapta
Tugas tmtt matematika statistika sapta
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptxUkuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
Ukuran Penyebaran Data Mean Modus Median.pptx
 
Tugas statistik ekonomi
Tugas statistik ekonomiTugas statistik ekonomi
Tugas statistik ekonomi
 
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.pptStatistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
 
materi Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .pptmateri Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .ppt
 
Makalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralMakalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentral
 
Statistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentralStatistik 1 2 nilai sentral
Statistik 1 2 nilai sentral
 
Statistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan DataStatistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan Data
 
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganStatistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatan
 
5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa
5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa
5254769.pptgagagagaagagagagagagagagaggaagaa
 
Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)
 
Statistika2
Statistika2Statistika2
Statistika2
 
Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
 
4. Data Deskriptif 2.pdf
4. Data Deskriptif 2.pdf4. Data Deskriptif 2.pdf
4. Data Deskriptif 2.pdf
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TI
 
Bahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdfBahan Ajar Statistik.pdf
Bahan Ajar Statistik.pdf
 
Statistik dan Komputasi Materi 1
Statistik dan Komputasi Materi 1Statistik dan Komputasi Materi 1
Statistik dan Komputasi Materi 1
 

More from Meutiah Nahrisyah

Applications of linear systems
Applications of linear systemsApplications of linear systems
Applications of linear systemsMeutiah Nahrisyah
 
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRAROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRAMeutiah Nahrisyah
 
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRAROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRAMeutiah Nahrisyah
 
A Further Examination Of Philosophical Schools
A Further Examination Of Philosophical SchoolsA Further Examination Of Philosophical Schools
A Further Examination Of Philosophical SchoolsMeutiah Nahrisyah
 

More from Meutiah Nahrisyah (7)

PROOF TECHNIQUES
PROOF TECHNIQUESPROOF TECHNIQUES
PROOF TECHNIQUES
 
MATRIX EQUATION
MATRIX EQUATIONMATRIX EQUATION
MATRIX EQUATION
 
Aplikasi sistem linear
Aplikasi sistem linearAplikasi sistem linear
Aplikasi sistem linear
 
Applications of linear systems
Applications of linear systemsApplications of linear systems
Applications of linear systems
 
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRAROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
 
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRAROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
ROOTS AND RADICALS - ELEMENTARY ALGEBRA
 
A Further Examination Of Philosophical Schools
A Further Examination Of Philosophical SchoolsA Further Examination Of Philosophical Schools
A Further Examination Of Philosophical Schools
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

MODUS UJIAN

  • 1. Kelompok 5 Anisyafitri 1711442009 Nun Hafizah Nur 1711440005 Muh. Bahrun Nur 1711441004 Meutiah Nahrisyah 1711441014 PROGRAM ICP MATHEMATIC EDUCATION MATHEMATIC DEPARTMENT UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017 Ukuran Gejala Pusat
  • 2. Ukuran Gejala Pusat Ukuran gejala pusat adalah nilai dimana sejumlah data cenderung berkumpul. Ukuran yang dihitung dari kumpulan data dalam sampel tersebut disebut statistik dan ukuran yang sama kalau dihitung dari data populasi atau digunakan untuk populasi disebut parameter . Jadi, ukuran yang sama dapat bernama statistik atau parameter bergantung pada apakah ukuran tersebut digunakan untuk sampel atau popolasi. Beberapa macam ukuran gejala pusat antara lain : rerata hitung (arithmetic mean), rerata ukur (geometric mean), rerata harmonis (harmonic mean), modus (mode), dan median. .
  • 3. A. Rerata  Rerata dihitung dengan menggunakan semua nilai dalam data yaitu jumlah seluruh nilai data dibagi dengan banyaknya data. Simbol rerata untuk sampel sedangkan untuk populasi dipakai simbol µ. Rumus rerata adalah: dengan , = rerata n = banyaknya sampel Contoh: Nilai ujian statistika untuk tujuh orang mahasiswa sebagai berikut: 70,65,70,50,45,69,dan 53. Diperoleh =70, =65, =70, =50, =45, =69, =53, dan n=7, maka diperoleh atau x x x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 29,60 7 422 7 53694550706570   x n x xxx n   ...21 n x n i ix  1
  • 4.  Adapun rerata dalam bentuk sebaran frekuensi. Rumus untuk menghitung rerata akan berubah. Rumus yang digunakan berbentuk: dengan, = rerata = frekuensi = nilai statistika = banyaknya kelompok Perlu diperhatikan bahwa rumus ini disebut rerata berbobot dengan frekuensi dan nilai data dibagi dengan jumlah frekuensi. x f i xi k n k i i f 1      k i i k i ii f xf x 1 1 .
  • 5. Contoh : Dari tabel diatas didapat dan . Sehingga diperoleh . Jadi, nilai rerata ujian statistika 20 mahasiswa adalah 56,55 45 4 180 53 2 106 50 6 300 65 2 130 69 5 345 70 1 70 Jumlah 20 1131 xi f i xf ii .   6 1 20 i i f   6 1 1131. i ii xf 55,56 20 1131 x
  • 6. B. Rerata Ukur (Arithmatic Mean) 1) Rata-rata ukur untuk data tidak berdistribusi (dikelompokkan) Kegunaan rerata ukur antara lain mencari rata-rata kenaikan/penurunan dalam bentuk presentase, perbandingan tiap data berurutan yang hampir tetap atau secara tetap, menghitung rata-rata terhadap presentase atau rasio perubahan suatu gejala pada data tertentu.Rata-rata ukur dinyatakan dengan rumus : dengan, RU = Rata-rata ukur n = Banyak data = Tiap gejala dalam % Jika rumus diubah dalam bentuk logaritma, maka menjadi RU = anti log RU - 100 100...... 321  n nXXXXRU 321 ,, XXX n X RU i log log
  • 7. Contoh : Diketahui besarnya penghasilan perminggu Yani di Toko Al-Batul sebagai berikut: I = Rp. 75.000 IV = Rp. 50.000 II = Rp. 65.000 V = Rp. 68.000 III = Rp. 70.000 VI = Rp. 120.000 Berapa rata-rata ukur perminggu ? jawab: Minggu Penghasila n Presentasi perubahan (%) I Rp. 75.000 II Rp. 65.000 (65.000 : 75.000) x 100 = 92,86 III Rp. 70.000 (70.000 : 65.000) x 100 = 107, 69 IV Rp. 50.000 (50.000 : 70.000) x 100 = 71,43 V Rp. 68.000 (68.000 : 50.000) x 100 = 136 VI Rp. 120.000 (120.000 : 68.000) x 100 = 176,47
  • 8. Teknik perhitungan presentase perubahan seperti ini tujuannya supaya selalu diperoleh harga yang positif, sehingga dalam perkaliannya nanti tidak akan diperoleh harga negatif. Cara lain dengan menggunakan logaritma RU = anti log RU – 100 RU = anti log 2,0468 – 100 RU = 111,3782 – 100 = 11,3782 setelah dihitung hasil dari RU = 11,3782%, maka dinyatakan bahwa dari data tersebut telah terjadi kenaikan penghasilan Yani di Toko Al-Batul. Rata-rata ukur sebesar 11,3782% 47,176;136;43,71;69,107;86,92 54321  XXXXX 3782,111003782,11110047,17613643,7169,10786,92  s RU X(%) LogX 92,86 1,9678 107,69 2,0322 71,43 1,8539 136 2,1335 176,47 2,2467 Jumlah   2341,10LogX n LogX LogRU i 0468,2 5 2341,10 LogRU
  • 9. 2) Rata-rata ukur untuk data berdistribusi (dikelompokkan) Rata-rata ukur dinyatakan dengan rumus : dengan, RK = Rata-rata kelompok n = X = Titik tengah tiap-tiap kelas Jika rumus berubah dalam bentuk logaritma, maka menjadi Contoh : Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001 data sebagai berikut : n fn n fff XXXXRK ....... 3 3 2 2 1 1  f n Xf LogRK  log..
  • 10. No Nilai Interval Frekuensi tiap-tiap kelas (f) Titik Tengah tiap-tiap kelas (X) Log X f.Log.X 1 60-64 2 62 1,7928 3,5848 2 65-69 6 67 1,8261 10,9566 3 70-74 15 72 1,8573 27,8595 4 75-79 20 77 1,8865 37,7300 5 80-84 16 82 1,9138 30,6208 6 85-89 7 87 1,9395 13,5765 7 90-94 4 92 1,9638 7,8552 n= =70  f   1834,132)log.( Xf Jawab : RK = 77,32 (anti log) Jadi, rata-rata kelompok dari Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas CCJDW tahun 2001 sebesar 77,32. 8883,1 70 1834,132log..   n Xf LogRK
  • 11. 3) Rata-rata sebagai pengukuran tingkat pertumbuhan (rate of growth) dengan, Po = Besar data awal periode Pn = Besar data yang ke-n r = Rata-rata tingkat pertumbuhan n = Banyak data atau periode perkembangan Contoh : Jika penduduk Indonesia pada Tahun 1990 berjumlah 200 juta jiwa dan pada Tahun 2000 jumlah penduduknya menjadi 250 juta jiwa. Berapa besar rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia tiap tahun? jawab : atau 2,26% Jadi, besarnya rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia pertahun sebesar 2,26% n rPoPn )1(  atau 1 n Po Pn r 0226,010226,1125,11 000.000.200 000.000.250 1 1010  n Po Pn r
  • 12. C. Rerata Harmonik (Harmonic Mean) Rata-rata hermonik adalah jumlah data dibagi dengan jumlah satu persetiap data 1) Menghitung Rata-rata Harmonik Data Tunggal Rata-rata hermonik adalah jumlah data dibagi dengan jumlah satu persetiap data dengan, X = Harga/nilai tiap-tiap data n = banyak data Contoh : Nyonya Sri melakukan perjalanan Kereta Api Turangga dari Bandung ke Surabaya pulang pergi dengan berkecepatan 90 km/jam, tetapi waktu pulang dulu ke Yogyakarta dengan kecepatan 70 km/jam. Kemudian hari berikutnya dilanjutkan lagi perjalanan menuju Bandung dengan kecepatan 80 km/jam. Berapakah kecepatan rata-rata perjalanan Nyonya Sri? jawab : diketahui kecepatan pertama ( )=90km/jam, kecepatan kedua ( )=70km/jam, dan kecepatan ketiga ( )=80km/jam. Km/jam Jadi, kecepatan rata-rata perjalanan = 79,2 km/jam xxx n n RH 1 ... 11 21   1X 2X 3X 2,79 80 1 70 1 90 1 3 1 ... 11 21      xxx n n RH
  • 13. 2) Menghitung Rata-rata Harmonik Berdistribusi (dikelompokkan) dengan, RHK = Rata-rata Harmonik Kelompok f = frekuensi = titik tengah kelas Contoh : Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001 data sebagai berikut:   )( xi f f RHK xi N o Nilai Interval Frekuen si (f) Titik Tengah (X) 1 60-64 2 62 0,032 2 65-69 6 67 0,090 3 70-74 15 72 0,208 4 75-79 20 77 0,260 5 80-84 16 82 0,195 6 85-89 7 87 0,080 7 90-94 4 92 0,043   70f   91,0)/( iXf iX f   )( xi f f RHK 92,76 91,0 70  Jadi, rata-rata Harmonik untuk Distribusi frekuensi Nilai Ujian Statistik Universitas CJDW Tahun 2001 sebesar 76,92.
  • 14. D. Modus Modus pada suatu data merupakan data yang sering muncul atau data yang paling tinggi tingkat frekuensinya. Modus digunakan untuk mendapatkan informasi tentang adanya kategori tertentu yang mendominasi kategori lainnya dalam pengamatan. Modus merupakan ukuran gejala pusat yang sangat lemah dan jarang digunakan pada statistika inferensial, tetapi sangat berguna dalam analisis data kualitatif. Beberapa sifat penting modus sebagai berikut :  Nilai modus ditentukan oleh butir butir pada titik konsentrasi terbesar, dan tidak dipengaruhi oleh nilai nilai peubah yang lain.  Karena modus adalah titim konsentrasi terbesar, ia menentukan bentuk sebaran data. Jika sebuah sebaran bimodal, ia harus dipecah menjadi lebih dari satu sebaran untuk menjamin kehomogenan yang lebih tinggi.  Modus yang sebenarnya untuk data berkelompok sulit dihitung, walaupun rumus pendekatan sudah ada.  Modus tidak dapat dimanipulasi lebih lanjut secara aljabar.
  • 15. Untuk memudahkan menentukan modus, pertama susun data dalam urutan meningkat atau sebaliknya kemudian hitung frekuensinya. Beberapa kemungkinan tentang modus suatu data  Apabila pada sekumpulan data hanya mempunyai satu modus, maka disebut unimodal.  Apabila pada sekumpulan data mempunyai dua modus, maka data tersebut dikatakan bimodal. Rumus (untuk data kelompok) Dengan, b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi terbesar; p = panjang kelas modus; b1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya; b2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya.            bb bpbMo 21 1
  • 16. Contoh : 1. Modus data tunggal (unimodal) Sepuluh orang siswa dengan hasil pengukuran tinggi badan sebagai berikut : 172, 167, 170, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170 Tentukan modus data tersebut ! Jawab : Untuk modus data tunggal, tidak menggunakan rumus apapun. Hanya melalu pengamatan saja.Dan dari hasil pengamatan data tersebut, modusnya adalah 170. 172, 167, 170, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170. 2. Modus data berkelompok Tentukan niai modus dari tabel distribusi frekuensi berikut.
  • 17. Kelas ke- Nilai ujian F1 1 31-40 2 2 41-50 3 3 51-60 5 4 61-70 13 5 71-80 24 6 81-90 21 7 91-100 12 Jumlah 80 Jawab : Dik : Kelas modus = kelas ke-5 = 71- 80 = 24 b =71 – 0,5 = 70,5 p = 10 b1= 24 – 13 = 11 b2= 24 – 21 =3 Dit : Median ? Peny :         311 11 105,70Mo 86,75,70 Mo 36,78Mo           bb bpbMo 21 1
  • 18. E. Median Median atau nilai tengah adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah gugus data setelah data tersebut diurutkan.Median menyeimbangkan banyaknya data, yaitu sebuah barisan yang menurut besarnya dibagi oleh median menjadi dua bagian yang sama banyak. Median mempunyai beberapa sifat, antara lain :  Median dipengaruhi oleh posisi setiap butir data dalam barisan, bukan oleh nilai butir tersebut. Ini berarti bahwa median tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim.  Median dapat dilokalisir jika data tidak lengkap, misalnya jika nilai-nilai ekstrim peubah tidak diketahui, namun lokasi umumnya diketahui.  Median, secara langsung, tidak dapat ditentukan untuk kasus banyaknya data genap, walaupun dengan kesepatan umum, median adalah rerata dua nilai peubah yang ditengah. Jika beberapa butir pada pusat sebaran mempunyai ukuran atau besaran yang sama, median mungkin tidak dapat ditentukan dalam suatu cara sederhana.  Median itu sendiri tidak dapat dimanipulasi lebih lanjut secara aljabar dengan memuaskan seperti rerata hitung dan rerata ukur.  Median dapat digunakan dalam data ordinal, misalnya tingkat kepuasan atau kesukaan terhadap sejenis barang atau kondisi tertentu, yang dapat dinyatakan dalam tingkatan baik, sedang, dan kurang.
  • 19. Untuk menentukan suatu median pada data, urutkan data terlebih dahulu, kemudian ikuti salah satu prosedur dibawah ini :  Jika banyak data ganjil – mediannya adalah nilai yang berada tepat di tengah gugus data.  Jika banyak data genap – mediannya adalah rata-rata dari dua nilai data yang berada ditengah gugus data. Rumus Median Data Berkelompok : Dengan, b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median terletak. p = panjang kelas median. n = banyaknya data f = frekuensi kelas median. F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil daripada kelas median.               f F n pbMe 2
  • 20. Contoh : 1. Median data tunggal o Hitunglah median dari nilai ujian statistika kelas C berikut ini : 8, 4, 5, 6, 7, 6, 7, 7, 2, 9, 10. (data ganjil) Jawab : Diurutkan : 2, 4, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 9, 10 Median : 7 o Hitunglah median dari nilai ujian statistika kelas C berikut ini : 8, 4, 5, 6, 7, 6, 7, 7, 2, 9. (data genap) Jawab : Diurutkan : 2, 4, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 9 Median : 2. Median data kelompok Tentukan nilai median dari tabel distribusi frekuensi dibawah ini; 5,6 2 76  
  • 21. Kelas ke- Nilai ujian fi fkum 1 31-40 2 2 2 41-50 3 5 3 51-60 5 10 4 61-70 13 23 5 71-80 24 47 6 81-90 21 68 7 91-100 12 80 Jumlah 80 Jawab : Dik : letak kelas median : 80= 40 , terletak pada kelas ke-5 b : 70,5 p : 10 F : 2+3+5+13=23 f : 24 n : 80 Dit : Median ? Peny : 2 1               f F n pbMe 2               24 23 2 10 105,70Me 08,75,70 Me 58,77Me
  • 22. F. Sebuah Pertanyaan Ukuran gejala pusat yang mana digunakan untuk menjelaskan data statistik? Tidak ada jawaban pasti terhadap pertanyaan ini. Ada situasi dimana tidak ada ukuran gejala pusat yang betil-betul memuaskan. Misalnya, jika sangat sedikit data, tidak ada ukuran statistic yang dapat memberikan informasi kecenderungan memusatnya data. Selanjutnya, jika data seperti terkonsentrasi pada satu ujung, yang disebut freakisly deployed, rerata data ini dapat dihitung, tetapi tidak menjelaskan data. Data yang tersedia, mungkin tidak dapat menggunakan ukuran gejala pusat tertentu. Misalnya, sebaran yang ujungnya terbuka (open- end), rerata yang tepat tidak dapat dihitung, tetapi median atau modus tidak member informasi sebagai ukuran pemusatan. Ciri ukuran gejala pusat dan kebutuhan masalah yang akan dipecahkan menentukan ukuran yang akan digunakan. Data mungkin memerlukan sebuah ukuran tertentu. Dalam masalah seperti rerata skor tes porsenil atau rerata tingkat keproduktifan pekerja, dimana nilai data adalah urutan, median adalah ukuran yang tepat digunakan. Skor keproduktifan ini tidak memiliki sifat aditif, yakni tidak mengindikasikan satuan jumlah, tetapi posisi individu terhadap individu lain, sehingga posisi rerata yang sesuai adalah median.
  • 23. Rerata sebagai penyederhanaan dari istilah rerata hitung adalah yang umum digunakan dan merupakan ukuran gejala pusat yang sangat terkenal dan disukai, kecuali situasi kurang sesuai. Misalnya, ada nilai ekstrem, baik ekstrem terkecil maupun ekstrem terbesar, kelas interval yang ujungnya terbuka, atau kelas interval yang bervariasi, atau kita ingin betul-betul menetapkan nilai yang paling sering muncul, atau posisi merata yang lain, maka nilai rerata tidak digunakan. Jika teknik perhitungan lebih lanjut akan digunakan dalam penelitian, rerata adalah ukuran yang digunakan. Rerata dari beberapa kelompok data dapat dihitung rerata gabungannya, kalau ukuran sampel masing-masing kelompok diketahui. Misalnya, tiga kelompok siswa yang masing- masing terdiri dari 5, 7, 10 orang dengan rerata nilai matematika berturut-turut 60, 65, dan 30. Rerata gabungan ketiga kelompok siswa tersebut dapat dihitung, yaitu Perhitungan lebih lanjut seperti ini tidak dapat dilakukan untuk median dan modus. Berdasarkan penjelasan diatas, kita dapat menunjukkan bahwa rerata gabungan dari beberapa sampel dapat dihitung, tidak seperti median. Hal ini disebabkan oleh urutan nilai data setiap sampel akan mengubah urutan data sampel gabungan. Selain itu, rerata sampel bersifat lebih stabil dibandingkan dengan media sampel. Artinya, jika dari sebuah populasi diambil semua sampel yang mungkin, kemudian dari setiap sampel dihitung rerata dan mediannya, maka nilai-nilai median bervariasi lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rerata. 45,47 22 1055 1075 3010657605   
  • 24. Sifat stabil inilah antara lain yang menyebabkan statistik rerata lebih banyak digunakan untuk analisis lebih lanjut dibandingkan dengan statistic lainnya. Selanjutnya, jika kita mengganti setiap nilai data dengan nilai reratanya, jumlah semua pengganti ini akan sama dengan jumlah semua nilai melihat bahwa data 1, 2, dan 3 memiliki nilai rerata 2, dan kalau semua data itu diganti dengan 2, maka diperoleh kumpulan data baru 2, 2, dan 2. Jumlah kedua kumpulan data ini sama, yaitu 1+2+3 = 2+2+2 = 6. Untuk itu, pemilihan ukuran gejala pusat yang sesuai data harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Bahkan, kadang-kadang disarankan untuk menggunakan lebih dari satu ukuran gejala pusat, walaupun diyakini akan menambah pekerjaan, baik sebagai pembaca, maupun bagi statistikawan. Tetapi, tambahan pekerjaan yang menyebabkan kita menggunakan satu ukuran saja bukan penjelasan yang lengkap. Dengan mempertimbangkan semua hal ini, statistikawan diarahkan oleh harapan untuk menyajikan gambaran tepat dari data dan untuk mendapatkan kemudahan. Hal terakhir ini adalah pertimbangan terakhir unruk memilih ukuran yang sesuai. Mengakhiri bab ini, kita memberikan sebuah contoh yang akan membandingkan nilai rerata, rerata ukur, dan rerata harmonis. Contoh 5.9 Tentukan nilai rerata, rerata ukur, dan rerata harmonis dari data 2, 3, dan 4, dan tunjukkan hubungan ketiganya! x
  • 25. Jawaban: Nilai rerata = = (2+3+4)/3 = 3,00. Rerata ukur U = = 2,88, dan rerata harmonis = 2,77. Kita melihat hasil ini menunjukkan bahwa H<U< . Dan dalam hal ini, hubungan H≤U≤ . Kita mengahiri bab ini dengan sebuah contoh penggunaan SPSS untuk data hasil ujian statistika untuk 100 mahasiswa yang diberikan pada Bab 4 halaman 102. Data ini diolah dengan meminta descriptive statistics, dan hasilnya sebagai berikut. Descriptive Statistic SPSS memberikan nilai-nilai statistic deskriptif sesuai permintaan  Rentang (range) = 83  Skor minimum (Minimum) = 16  Skor maksimum (Maximum) = 99  Jumlah seluruh data (Sum) = 7218  Rerata (mean) = 72,18 x 3 432  4 1 3 1 2 1 3  H x x N Rang e Min Max Sum Mean SATAT 100 83 16 99 7218 72,18
  • 26. Kemudian median dan modus juga diberikan oleh SPSS sebagai berikutKemudian median dan modus juga diberikan oleh SPSS sebagai berikut. Jadi, median 76 dan modus 88. Demikian pembahasan tentang ukuran gejala pusat. Penjelasan tentang hal yang sama dapat diperoleh juga dalam Simpson dan Kafka (1957), Supranto (1989), dan Sncdccor dan Cochran (1982). STAT N Valid Missing 100 Mean 72,18 Median 76,00 Mode 88