SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
1 | P a g e
ANALYSIS OF VARIANS (ANOVA)
A. Memahami ANOVA
Analysis of variance (ANOVA) atau Analisis Variansi (ANAVA) adalah tehnik statistik
yang dikembangkan dan diperkenalkan pertama kali oleh Sir. R. A. Fisher. ANOVA dapat dipahami
sebagai perluasan dari uji-t yang penggunaannya tidak terbatas kepada pengujian perbedaan dua buah
rata-rata populasi, namun dapat juga untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata populasi atau lebih
sekaligus.
Sebagai gambaran misalkan kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar
Matematika siswa yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya rendah (miskin), menengah,
dan tinggi (kaya). Untuk dapat melaksanakan maksud ini, kita memiliki tiga perangkat skor motivasi
belajar siswa, yaitu skor motivasi belajar yang tergolong miskin, menengah, dan kaya yang
diandaikan reratanya berturut-turut ̅ ̅ ̅ Tujuan kita yaitu ingin menguji perbedaan rata-rata
pada tahap probabilitas (keberartian) tertentu. Apakah ̅ ̅ ̅ ̅
̅ ̅ Seperti yang sudah diketahui bahwa Uji-t yang dibahas sebelumnya tidak
dapat digunakan untuk menguji perbedaan dari rata-rata ketiga perangkat itu secara sekaligus tetapi
hanya dapat diatasi dengan cara melakukan sejumlah pengujian perbedaan rata-rata secara berulang-
ulang.
Cara seperti di atas memang tampak logis, hanya saja penggunaan uji-t secara berulang-ulang
dapat menjerumuskan peneliti melalui peningkatan risiko kekeliruan Tipe I (menolak hipotesis yang
benar) yang tidak terkontrol (Furqon,2011:199), dengan kata lain akan memperluas daerah kekeliruan
tipe I (tahap keberartian . Misalnya kita ingin melakukan sejumlah uji-t dengan tingkat keyakinan
95% dengan masing-masing , maka kita akan menghadapi masalah bahwa peluang atas
risiko kekeliruan tipe I pada penelitian secara keseluruhan lebih besar dari 0,05. Jika kita melakukan
tiga kali uji-t secara independent, maka peluang untuk tidak tidak terlibat kekeliruan tipe I atas
seluruh keputusan yang dilakukan adalah (0,95)3
= 0,8574 atau sekitar 86%. Sehingga peluang atas
kekeliruan tipe I dari penelitian itu adalah sekitar 14% dan bukan 5% seperti yang diharapkan. Oleh
karena ketidakjelasan konsekuensi pelanggaran terhadap besarnya peluang kekeliruan tipe I pada
pengujian hipotesis dengan uji-t secara berulang untuk melihat adanya perbedaan dua buah rata-rata,
maka pengujiannya diganti dengan ANOVA.
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
2 | P a g e
Kunci untuk dapat memahami ANOVA terdapat pada Istilah analisis variansi itu sendiri.
ANOVA digunakan untuk menguji sejumlah rata-rata populasi dengan cara membandingkan
variansinya. Pada dasarnya Anov dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Beberapa kelompok yang dihadapi merupakan pembagian dari satu independent variabel
(variabel bebas). Kondisi ini yang sering disebut dengan single factor experiment (analisis
variance satu arah).
2. Beberapa kelompok yang dihadapi merupakan pembagian dari beberapa independent variabel
(variabel bebas). Kondisi ini yang sering disebut dengan two factor exsperiment (analisis variance
dua arah).
Konsep yang mendasari ANOVA ialah variansi total dari nilai-nilai (skor-skor) itu dapat
ditumpukan kepada dua buah sumber. Yang pertama adalah variansi inter kelompok yaitu variansi
kekeliruan. Dengan kata lain, ANOVA itu dipergunakan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
dua buah rata-rata atau lebih yang mungkin timbul dari hanya kekeliruan pemilihan sampel. Yang
kedua adalah variansi antar kelompok, yaitu variansi yang disebabkan oleh adanya perlakuan. Dalam
bahasa ANOVA, variansi inter kelompok merupakan istilah dari rata-rata jumlah kuadrat dalam
kelompok (RJKD) atau mean of squares within groups (MSW) dan variansi antar kelompok merupakan
istilah dari rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok (RJKA) atau mean of squares between groups
(MSB).
Dari sini kita memiliki dua ukuran statistik, yaitu MSB atau RJKA dan MSW atau RJKD (rata-
rata variansi sampel), yang masing-masing merupakan penaksir yang tidak bias bagi variansi
populasi. Oleh karena itu, jika seluruh sampel diambil secara acak dari populasi yang sama, maka
MSB = MSW atau RJKA = RJKD
Sehingga
ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis nol tentang perbedaan dua buah rata-rata atau
lebih. Secara formal hipotesis tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
o
o
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
3 | P a g e
Dalam menguji hipotesis nol tersebut, ANOVA melakukan perbandingan antara variansi
antar kelompok (MSB) dengan variansi dalam kelompok (MSW), yaitu jika nilai Fhitung ≤ Fkritis maka Ho
diterima artinya kedua variansi itu sama maka seluruh sampel yang dianalisis berasal dari populasi
yang sama , sehingga kita tidak memiliki dasar untuk menolak hipotesis nol. Namun, apabila Fhitung >
FKritis maka Ho di tolak artinya ada nilai rata-rata yang jauh berbeda dengan nilai rata-rata sampel
lainnya.
B. UJI ANOVA SATU ARAH
Jika kita mempunyai dua rata-rata dari populasi yang sedang dikaji, maka pengujian hipotesis
dapat menggunakan distribusi normal (Z) dan distribusi student (t), baik pengujian rata-rata (satu rata-
rata dan beda dua rata-rata) ataupun pengujian proporsi (satu proporsi dan beda dua proporsi). Untuk
pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih, seperti yang dijabarkan sebelumnya maka digunakan
distribusi F dengan teknik ANOVA.
Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih dengan teknik ANOVA dapat dibedakan
atas tiga jenis, yaitu pengujian ANOVA satu arah, ANOVA dua arah tanpa interaksi, dan ANOVA
dua arah dengan interaksi. Pada kesempatan kali ini, pembahasan materi akan lebih fokus kepada uji
ANOVA satu arah.
Uji ANOVA satu arah merupakan pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih dengan
satu faktor (peubah bebas) yang berpengaruh. Misalnya, peubah jenis kelamin terdiri hanya atas dua
kategori (laki-laki dan wanita).
Adapun langkah-langkah uji anova satu arah adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Formulasi Hipotesis
H0 = µ1 = µ2 = µ3 = . . . = µk
H1 = tidak semua populasi memiliki rata-rata hitung (mean) yang sama
2. Menentukan taraf nyata (α) beserta Fkritis
Taraf nyata (α) ditentukan dengan derajat pembilang (v1) dan derajat penyebut (v2).
Dengan:
 v1 = k-1 dan
 v2 = k(n-1)
 serta Fα(v1;v2) = . . .
3. Menentukan kriteria Pengujian
Ho diterima apabila Fhitung ≤ Fα(v1;v2)
Ho di tolak apabila Fhitung > Fα(v1;v2)
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
4 | P a g e
4. Membuat analisis variansnya dalam bentuk tabel ANOVA
Sumber varians Jumlah kuadrat Derajat bebas Rata-rata kuadrat Fhitung
Antar kelompok
(between)
Dalam kelompok
(within)
SSB
SSW
k-1
k(n-1)
Total SST nk-1
Untuk ukuran sampel (n) yang sama banyak, maka :
∑ ∑
∑
SSW = SST – SSB
Sedangkan untuk sampel n berbeda (tidak sama banyak), maka :
Sumber varians Jumlah kuadrat Derajat bebas Rata-rata kuadrat Fhitung
Antar Kelompok
(between)
Dalam Kelompok
(within)
SSB
SSW
k-1
N-k
Total SST N-1
SST ∑ ∑
SSB
∑
SSW = SST – SSB
Dengan :
 k = kolom
 n= baris
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
5 | P a g e
Untuk menentukan harga-harga yang diperlukan dalam ANOVA baik untuk sampel yang jumlah
data (n) sampelnya sama atau berbeda dapat juga menggunakan rumus seperti di bawah ini.
a. Jumlah kuadrat dalam kelompok (JKD) atau WSS , yaitu:
2
12
1 1
( )
in
ijN k
j
W ij
j j i
Y
SS Y
n

 
 

 
b. Jumlah kuadrat antar kelompok (JKA) atau BSS , yaitu:
2 2
1 1
1
( ) ( )
i in n
ij ijk
i i
B
j j
Y Y
SS
n N
 

 
 

c. Jumlah kuadrat total (JKT) atau TSS , yaitu:
2
2 1
1
( )
N
ijN
i
T ij
j
Y
SS Y
N


 


5. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan Ho diterima atau di tolak dengan membandingkan antara langkah ke-4
dengan kriteria pengujian pada langkah ke-3.
Contoh :
Misalkan diketahui hasil belajar Matematika siswa yang belajar dengan 5 model
pembelajaran yang berbeda A, B, C, D, dan E sebagai berikut:
Model pembelajaran
A B C D E
5
4
8
6
3
9
7
8
6
9
3
5
2
3
7
2
3
4
1
4
7
6
9
4
7
Jumlah 26 39 20 14 33
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
6 | P a g e
Ujilah dengan taraf nyata 5%, apakah hasil belajar Matematika siswa pada setiap kelompok
tersebut tidak berbeda !
Penyelesaian :
1. Formulasi Hipotesis statistik
Ho = µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5
H1 = sekurang-kurangnya ada dua rata-rata tidak sama
2. Taraf nyata (α) dan nilai F tabel :
α = 5% = 0,05 dengan
v1 = 5-1 = 4
v2 = 5(5-1) = 20
F0,05(4;20) = 2,87
3. Kriteria pengujian :
Ho diterima apabila Fhitung ≤ 2,87
Ho di tolak apabila Fhitung > 2,87
4. Analisis varians :
n = 5 k = 5
n1 = 5 n2 = 5 n3 = 5 n4 = 5 n5 = 5 N = 25
T1 = 26 T2 = 39 T3 = 20 T4 = 14 T5 = 33 T.. = 132
SST = 52
+ 42
+ . . . + 72
- 137,04
SSB =
SSW = 137,04 – 79,44 = 57,6
Tabel ANOVA
Sumber Varians SS Df MS Fhitung
Antar kelompok
(Between)
Dalam kelompok
(within)
79,44
57,6
4
20
19,86
2,88
6,90
Total 137,04 24
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
7 | P a g e
5. Kesimpulan
Pada tahap keberartian dengan derajat kebebasan 4 x 20 (0,95 F 4,20 ) Karena Fhitung = 6,90
lebih besar dari Fkritis, maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata hasil belajar Matematika siswa tidak sama
untuk kelima model pembelajaran tersebut.
Pengujian dengan SPSS 19
Sebelum melanjutkan uji ANOVA perlu diingat bahwa salah satu asumsi dari uji ANOVA adalah
variansnya sama. Dari tabel Test of Homegeneity of Variances di bawah ini:
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Belajar Matematika
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.394 4 20 .810
Terlihat bahwa hasil uji menunjukan bahwa varians kelima kelompok tersebut sama (P-value =
0,810) karena nilai sig. > 0,05, sehingga uji ANOVA valid untuk menguji hubungan ini.
Selanjutnya untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan kelima model tersebut, kita lihat tabel ANOVA di bawah ini:
ANOVA
Hasil _Belajar_Matematika
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 79.440 4 19.860 6.896 .001
Within Groups 57.600 20 2.880
Total 137.040 24
Dari tabel di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,001. Karena Sig. < 0,05. Dengan
demikian pada taraf nyata = 0,05 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah
ada perbedaan yang bermakna rata-rata hasil belajar berdasarkan kelima model belajar tersebut.
Karena hasil uji Anova menunjukan adanya perbedaan yang bermakna, maka uji selanjutnya
adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda.
Untuk menentukan kelompok mana saja yang berbeda kita gunakan uji lanjutan (Post
Hoc Test). Untuk menentukan uji lanjut mana yang digunakan, maka kembali kita lihat tabel
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
8 | P a g e
Test of Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukan varian sama, maka uji lanjut
yang digunakan adalah uji Scheffe. Namun bila hasil tes menunjukan varian tidak sama,
maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Dunnett. Dari Test of Homogeneity menghasilkan
bahwa varian kelima model tersebut sama, maka uji lanjut (Post Hoc Test) yang digunakan
adalah Uji Scheffe.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Hasil Belajar Matematika
(I) Model (J) Model
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Scheffe Model A Model B -2.600 1.073 .249 -6.23 1.03
Model C 1.200 1.073 .866 -2.43 4.83
Model D 2.400 1.073 .322 -1.23 6.03
Model E -1.400 1.073 .789 -5.03 2.23
Model B Model A 2.600 1.073 .249 -1.03 6.23
Model C 3.800
*
1.073 .037 .17 7.43
Model D 5.000
*
1.073 .004 1.37 8.63
Model E 1.200 1.073 .866 -2.43 4.83
Model C Model A -1.200 1.073 .866 -4.83 2.43
Model B -3.800
*
1.073 .037 -7.43 -.17
Model D 1.200 1.073 .866 -2.43 4.83
Model E -2.600 1.073 .249 -6.23 1.03
Model D Model A -2.400 1.073 .322 -6.03 1.23
Model B -5.000
*
1.073 .004 -8.63 -1.37
Model C -1.200 1.073 .866 -4.83 2.43
Model E -3.800
*
1.073 .037 -7.43 -.17
Model E Model A 1.400 1.073 .789 -2.23 5.03
Model B -1.200 1.073 .866 -4.83 2.43
Model C 2.600 1.073 .249 -1.03 6.23
Model D 3.800
*
1.073 .037 .17 7.43
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tabel uji lanjut (Post Hoc Test) di atas memperlihatkan bahwa kelompok yang menunjukan
adanya perbedaan rata-rata hasil belajar siswa (ditandai dengan tanda bintang "*" pada mean
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
9 | P a g e
difference) adalah antara model B dengan model C, model B dengan model D, serta model D
dengan model E.
C. Uji Lanjutan ANOVA (Post Hoc Test)
ANOVA sebagai mana kita ketahui hanya melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata, tidak
sampai kepada mengetahui rata-rata mana yang berbeda secara signifikan. Artinya setelah ANOVA
menolak hipotesis nol bahwa seluruh kelompok berasal dari populasi yang sama, persoalan
berikutnya adalah kelompok mana yang memiliki rata-rata yang berbeda dengan kelompok lain.
Untuk menjawab persoalan ini banyak tehnik yang telah dikembangkan. Namun pada makalah ini,
hanya akan diperkenalkan mengenai uji Scheffe dan Uji Kruskal-Wallis.
1. Uji Scheffe
Uji Scheffe yang dikembangkan oleh Shceffe untuk melihat perbedaan rata-rata dengan
ANOVA satu jalur dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara
berpasangan (1 vs 2, 1 vs 3, dan 2 vs 3) dan perbedaan antara kombinasi rata-rata yang
kompleks (seperti [1+2]/2 vs 3) (Furqon,2011:213).
Hipotesis yang diuji pada uji lanjutan ANOVA hakekatnya sama dengan uji dua kelompok,
yakni :
0:0:  jiaji HVSHo 
Jika kelompok yang dibandingkan pada ANOVA ada 3, maka banyaknya pasangan hipotesis
yang diuji ada 3 buah. Secara umum banyaknya hipotesis yang diuji dalam uji lanjutan ANOVA
adalah k
C2 , dengan k menyatakan banyaknya kelompok pada ANOVA. Sehingga jika ANOVA
dilakukan untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata, maka ada tiga buah pasangan hipotesis
nol yang hendak diuji dengan uji Scheffe, yaitu:
a.
b.
c.
Uji Scheffe berlaku pula untuk membandingkan kelompok yang banyak anggota perkelompoknya
berbeda (Gay dalam Ruseffendi,1993:419). Sehingga adapun langkah pengujian hipotesis di atas
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
10 | P a g e
untuk membandingkan rata-ratanya apabila jumlah subjek antar kelompoknya berbeda dengan uji
Scheffe adalah:
1) Menentukan nilai F dari rata-rata yang dibandingkan dengan rumus uji Scheffe sebagai
berikut:
̅ ̅
Dengan derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut .
2) Untuk melihat diterima atau tidaknya hipotesis nol, dengan tahap keberartian yang
diinginkan, nilai Fhitung dibandingkan dengan Fkritis dengan derajat
kebebasan . Jika Fhitung lebih besar dari Fkritis maka hipotesis nol ditolak.
Bila sebaliknya, hipotesis nol diterima.
Jika jumlah subjek antar kelompok sama besar ( , adapun langkah menguji ketiga
hipotesis nol di atas adalah sebagai berikut:
1) Untuk menguji ketiga hipotesis nol rumus uji Scheffe dapat disederhanakan menjadi sebagai
berikut:
√
Dengan :
 C adalah nilai kontras (perbedaan antara rata-rata yang dibandingkan),
 adalah rata-rata kuadrat dalam kelompok pada tabel ANOVA,
 n adalah besarnya sampel (jumlah subjek).
2) Kemudian nilai t yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis bagi uji scheffe (ts) yang
ditentukan sebagai berikut:
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
11 | P a g e
√
Dengan :
 k adalah jumlah kelompok (kategori) dalam ANOVA,
 adalah nilai pada distribusi F pada tingkat keyakinan dengan
derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut
.
3) Untuk melihat diterima atau tidaknya hipotesis nol, dengan tahap keberartian yang
diinginkan, nilai t dibandingkan dengan ts (nilai kritis bagi uji scheffe), jika t lebih besar dari
ts maka hipotesis nol ditolak. Bila sebaliknya, hipotesis nol diterima.
Contoh :
Pengaruh tiga model pelatihan AMT (Achievement Motivation Training) terhadap motivasi
belajar siswa. Penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis statistic sebagai berikut:
Misalnya peneliti menetepkan bahwa hipotesis nol akan diuji pada tingkat keyakinan 99% atau
pada Kemudian setelah mengambil sampel acak sebanyak 18 orang dari sumber
populasi, peneliti kemudian membagi sampel tersebut secara acak menjadi tiga kelompok
sehingga setiap kelompok terdiri dari enam orang untuk menerima salah satu model AMT (Model
1, Model 2, dan Model 3) pada akhir eksperimen, peneliti melakukan pengukuran motivasi
belajar seluruh sampel sehingga diperoleh data seperti tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1
Skor Motivasi Belajar Siswa Dari Tiga Model AMT*
Model1 Model 2 Model 3
34
26
33
35
34
33
35
30
37
28
31
30
28
22
24
29
27
22
Rata-rata= 32,50
Variansi=10,70
31,83
11,77
25,33
9,47
*) perangkat data ini diadaptasi dari Kennedy dan Brush(1985,h.94)
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
12 | P a g e
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
13 | P a g e
Penyelesaian:
Apabila dihitung secara manual statistik yang diperoleh dari ANOVA dapat dirangkum seperti
tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Rangkuman Hasil ANOVA
Sumber Variasi dk Jumlah kuadrat Rata-rata kuadrat F
Antar Kelompok
Dalam Kelomok
3-1
18-3
188,11
159,67
94,06
10,64
8,84
Total 18-1 347,78 - -
Selain itu,diketahui pula rata-rata setiap kelompok yang hendak dibandingkan,yaitu :
kelompok 1 = 32,50
kelompok 2 = 31,83
Kelompok 3 = 25,33
Atas dasar itu, nilai kontras untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut:
C1 (1 vs 2) = 32,50 – 31,83 = 0,67
C2 (1 vs 3) = 32,50 – 25,33 = 7,17
C3 (2 vs 3) = 31,83 – 25,33 = 6,50
Dengan demikian , nilai t untuk setiap pasangan tersebut kemudian ditentukan seperti
berikut :
t1 =0,67/ [2(10,64)/6] = 0,36
t2 = 7,17/[2(10,64)/6] = 3,81
t3 = 6,50/[2(10,64)/6] = 3,45
Jika perbedaan rata-rata setiap pasangan itu hendak diuji pada tingkat keyakinan 99%(
), maka nilai F kritis dengan derajat kebebasan 2 (pembilang) dan 15 (penyebut) adalah 6,36.
Atas dasar itu, kita dapat menentukan nilai kritis ts sebagai berikut:
ts = (3-1) 6,36
ts = 3,57
Dari hasil perhitungan diatas ternyata hanya ada satu pasangan yang rata-ratanya berbeda
signifikan, yaitu pasangan kelompok 1 dengan kelompok 3. Nilai t untuk pasangan tersebut
adalah 3,81 yang lebih besar dari nilai kritis uji scheffe (ts = 3,57). Oleh karena itu, hipotesis nol
bahwa rata-rata kedua populasi tersebut adalah sama harus ditolak. Nilai t untuk kedua pasangan
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
14 | P a g e
lainnya ternyata lebih kecil daripada nilai kritisnya, sehinggga hipotesis nol yang bersangkutan
tidak dapat ditolak. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
.
Pengujian dengan SPSS 19
Sebelum melanjutkan dengan uji lanjutan (Post Hoc Test), dilihat terlebih dahulu apakah ada
perbedaan motivasi belajar siswa dengan menggunakan ketiga model tersebut, kita lihat tabel
ANOVA di bawah ini:
ANOVA
Motivasi_Belajar_Siswa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 188.111 2 94.056 8.836 .003
Within Groups 159.667 15 10.644
Total 347.778 17
Dari tabel di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,003. Karena Sig. < 0,01. Dengan
demikian pada taraf nyata = 0,01 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah
ada perbedaan yang bermakna rata-rata motivasi belajar siswa berdasarkan ketiga model belajar
tersebut. Karena hasil uji ANOVA menunjukan adanya perbedaan yang bermakna, maka uji
selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda.
Untuk menentukan kelompok mana saja yang berbeda kita gunakan uji lanjutan (Post
Hoc Test). Untuk menentukan uji lanjut mana yang digunakan, maka kembali kita lihat tabel
Test of Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukan varian sama, maka uji lanjut
yang digunakan adalah uji Scheffe. Namun bila hasil tes menunjukan varian tidak sama,
maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Dunnett C. Dari Test of
Homogeneity menghasilkan bahwa varian ketiga model tersebut sama, maka uji lanjut (Post
Hoc Test) yang digunakan adalah Uji Scheffe.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Motivasi_Belajar_Siswa
(I)
Model_Pem
belajaran
(J)
Model_Pemb
elajaran
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
99% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
15 | P a g e
Scheffe Model 1 Model 2 .667 1.884 .940 -6.05 7.38
Model 3 7.167
*
1.884 .006 .45 13.88
Model 2 Model 1 -.667 1.884 .940 -7.38 6.05
Model 3 6.500 1.884 .012 -.22 13.22
Model 3 Model 1 -7.167
*
1.884 .006 -13.88 -.45
Model 2 -6.500 1.884 .012 -13.22 .22
Dunnett C Model 1 Model 2 .667 1.935 -8.88 10.21
Model 3 7.167 1.833 -1.88 16.21
Model 2 Model 1 -.667 1.935 -10.21 8.88
Model 3 6.500 1.881 -2.78 15.78
Model 3 Model 1 -7.167 1.833 -16.21 1.88
Model 2 -6.500 1.881 -15.78 2.78
*. The mean difference is significant at the 0.01 level.
Tabel Post Hoc Test di atas memperlihatkan bahwa kelompok yang menunjukan adanya
perbedaan rata-rata motivasi belajar (ditandai dengan tanda bintang "*"pada mean difference)
adalah antara model 1 dengan model 3. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat juga ditulis
2. Uji Kruskal-Wallis
Uji ini merupakan uji statistik untuk membedakan rata-rata dari tiga kelompok atau lebih,
juga digunakan sebagai alternatif uji ANOVA bila datanya ditulis dalam bentuk peringkat dan untuk
melihat apakah K buah sampel bebas yang diambil dari populasinya masing-masing datang dari
populasi yang rata-ratanya sama.
Adapun hipotesis yang akan diuji dengan uji Kruskal-Wallis adalah
0
1
H : K buah populasi yang diambil sampelnya, rata ratanya sama.
H : rata rata semuanya berbeda.


Adapun langkah pengujian dengan uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut:
1) Skor-skor itu dikumpulkan menurut kelompok sampelnya masing-masing,
2) Kemudian, skor-skor itu diberi peringkat mulai dari peringkat 1 untuk skor yang paling kecil,
peringkat 2 untuk skor kedua terkecil, dan seterusnya sampai dengan peringkat N untuk skor
yang paling besar,
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
16 | P a g e
3) Peringkat untuk masing-masing kelompok sampel dijumlahkan dan diberi notasi Pk, dengan k
= 1,2,…,K.
4) Bila nk merupakan ukuran sampel ke-k yang lebih besar dari 5. Untuk setiap sampel, statistik
H adalah:
( ) (
∑
)
Mendekati distribusi X2
dengan derajat kebebasan (K-1).
5) Untuk melihat diterima atau tiaknya hipotesis, dengan tahap keberartian yang diinginkan,
Hhitung dan X2
kritis dibandingkan, jika Hhitung lebih besar dari X2
kritis maka hipotesis nol ditolak.
Bila sebaliknya, hipotesis nol diterima.
Contoh:
Andaikan kita ingin mengetahui apakah rata-rata skor matematika Uas untuk jurusan Matematika,
Kimia, Fisika, dan Biologi di FPMIPA sama atau tidak. Untuk kepengtingan ini andaikan kita
mengambil secara acak skor matematika dari keempat jurusan tersebut. Skor matematika untuk
kelompok matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi itu adalah sebagai berikut:
Matematika : 68 75 84 70 49 68 85 55 90
Kimia : 72 69 51 46 38 50 39
Fisika : 66 70 42 59 60 40
Biologi : 58 73 34 45 54 64 36 40
Penyelesaian:
Kita ingin mengetahui apakah rata-rata skor matematika Uas untuk jurusan Matematika, Kimia,
Fisika, dan Biologi di FPMIPA sama atau tidak. Penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis
statistic sebagai berikut:
1 2 3 4:oH     
1 1 2 3 4:H     
Untuk menguji hipotesis di atas kita akan menggunakan uji nonparametric sebab, pertama ukuran
sampelnya kecil dan kedua kita tidak berhasil menunjukan bahwa distribusi induknya berdistribusi
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
17 | P a g e
normal. Setelah data disusun kembali dan perigkatnya dihitung, serta peringkat skor per kelompok
dijumlahkan, hasilnya adalah sebagai berikut.
Matematika Kimia Fisika Biologi
Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat
68 20,5 72 25 66 19 58 15
75 27 69 22 70 23,5 73 26
84 28 51 12 42 7 34 1
70 23,5 46 9 59 16 45 8
49 10 38 3 60 17 54 13
68 20,5 50 11 40 3,5 64 18
85 29 39 4 36 2
55 14 40 5,5
90 30
P1 = 202,5 P2 = 86 P3 = 88 P4 = 88,5
n1 = 9 n2 = 7 n3 = 6 n4 = 8
N =
K = 4
Sehingga dengan ( ) (
∑
) , maka diperoleh:
∑
( ) ( )
( ) ( )
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
18 | P a g e
X2
kritis pada dengan derajat kebebasan 3 adalah 7,81473. Karena Hhitung lebih
besar dari X2
kritis = 7,81473 maka hipotesis nol ditolak. Itu berarti rata-rata UAS Matematika untuk
keempat jurusan itu bereda.
Pengujian dengan SPSS 19
Dengan menggunakan uji non parametric dengan independent samples pada SPSS 19, maka diporeloh
tabel hasil pengujian non parametric dengan Kruskal-Wallis seperti di bawah ini:
Dari tabel di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,033. Karena Sig. < 0,05. Dengan
demikian pada taraf nyata = 0,05 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah
rata-rata UAS Matematika untuk keempat jurusan itu berbeda.
Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO
19 | P a g e
DAFTAR ISI
Furqon. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Ruseffendi, H. E. T. 2012. Statiska Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Dikti.

More Related Content

What's hot

Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiDwi Mardiani
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasAisyah Turidho
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensimaudya09
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Nur Sandy
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rataRatih Ramadhani
 
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxonContoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxonEDI RIADI
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
Uji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneyUji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneywiwienk aja
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasMaya Umami
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrikHafiza .h
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanagita Ta
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasPutri Handayani
 

What's hot (20)

T2 Hottelling
T2 HottellingT2 Hottelling
T2 Hottelling
 
T test
T testT test
T test
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensi
 
Bab 7 anova
Bab 7 anovaBab 7 anova
Bab 7 anova
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
 
Makalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitasMakalah uji normalitas dan homogenitas
Makalah uji normalitas dan homogenitas
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxonContoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Statistik Non Parametrik
Statistik Non ParametrikStatistik Non Parametrik
Statistik Non Parametrik
 
Uji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneyUji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitney
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 

Similar to Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19

P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.rezkiyurika
 
Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )devi kumala sari
 
1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf
1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf
1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdfAhmadRiduanRiduan
 
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)RIANA PUTRI
 
Statistika parametrik_analisis of varians (anova)
Statistika parametrik_analisis of varians (anova)Statistika parametrik_analisis of varians (anova)
Statistika parametrik_analisis of varians (anova)M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalahghavinomum
 
Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Adhitya Akbar
 
One way anova dalam spss
One way anova dalam spssOne way anova dalam spss
One way anova dalam spssRini Wulandari
 
Pertemuan 14.pptx
Pertemuan 14.pptxPertemuan 14.pptx
Pertemuan 14.pptxIreclever
 
ANOVA dll.pptx
ANOVA dll.pptxANOVA dll.pptx
ANOVA dll.pptxsamrul2
 
Baru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptx
Baru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptxBaru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptx
Baru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptxNurmaAfiani1
 
ppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdf
ppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdfppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdf
ppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdfAgusdiantoDakhi
 
Pasca anovapost. hoc test.uji lanjut
Pasca anovapost. hoc test.uji lanjutPasca anovapost. hoc test.uji lanjut
Pasca anovapost. hoc test.uji lanjutAdriana Dwi Ismita
 

Similar to Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19 (20)

P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
 
makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.
 
Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )
 
1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf
1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf
1-materip12parametrikanalisisofvariansanova-180509075222.pdf
 
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)Riana putri   17707251020 (review buku - analisis varians)
Riana putri 17707251020 (review buku - analisis varians)
 
Statistika parametrik_analisis of varians (anova)
Statistika parametrik_analisis of varians (anova)Statistika parametrik_analisis of varians (anova)
Statistika parametrik_analisis of varians (anova)
 
Anova Slide
Anova SlideAnova Slide
Anova Slide
 
Anova Slide
Anova SlideAnova Slide
Anova Slide
 
Pembahasan Anova
Pembahasan AnovaPembahasan Anova
Pembahasan Anova
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalah
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arah
 
Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)
 
Anova Satu Jalur
Anova Satu JalurAnova Satu Jalur
Anova Satu Jalur
 
One way anova dalam spss
One way anova dalam spssOne way anova dalam spss
One way anova dalam spss
 
Pertemuan 14.pptx
Pertemuan 14.pptxPertemuan 14.pptx
Pertemuan 14.pptx
 
manova-dan-anakova.pdf
manova-dan-anakova.pdfmanova-dan-anakova.pdf
manova-dan-anakova.pdf
 
ANOVA dll.pptx
ANOVA dll.pptxANOVA dll.pptx
ANOVA dll.pptx
 
Baru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptx
Baru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptxBaru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptx
Baru_11. Uji hipotesis Annova (1 way).pptx
 
ppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdf
ppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdfppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdf
ppt-statistik-dan-data-analisis-pertemuan-ke-8-anova.pdf
 
Pasca anovapost. hoc test.uji lanjut
Pasca anovapost. hoc test.uji lanjutPasca anovapost. hoc test.uji lanjut
Pasca anovapost. hoc test.uji lanjut
 

More from Sowanto Sanusi

Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019
Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019 Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019
Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019 Sowanto Sanusi
 
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018Sowanto Sanusi
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Sowanto Sanusi
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Sowanto Sanusi
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Sowanto Sanusi
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Sowanto Sanusi
 
Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...
Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...
Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...Sowanto Sanusi
 
Slide penelitian desain
Slide penelitian desainSlide penelitian desain
Slide penelitian desainSowanto Sanusi
 
Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...
Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...
Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...Sowanto Sanusi
 

More from Sowanto Sanusi (10)

Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019
Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019 Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019
Laporan penelitian dosen pemula (PDP) 2019
 
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula (PDP) 2018
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
 
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
Bahan Ajar Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Pendekatan Saintifik untuk ...
 
Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...
Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...
Enhancing students’ mathematical representation and selfefficacy through situ...
 
Slide penelitian desain
Slide penelitian desainSlide penelitian desain
Slide penelitian desain
 
Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...
Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...
Situation-Based Leraning Assisted by Geometer's Sketchpad to Enhacing Matemat...
 
Pertemuan 12 13
Pertemuan 12 13Pertemuan 12 13
Pertemuan 12 13
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19

  • 1. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 1 | P a g e ANALYSIS OF VARIANS (ANOVA) A. Memahami ANOVA Analysis of variance (ANOVA) atau Analisis Variansi (ANAVA) adalah tehnik statistik yang dikembangkan dan diperkenalkan pertama kali oleh Sir. R. A. Fisher. ANOVA dapat dipahami sebagai perluasan dari uji-t yang penggunaannya tidak terbatas kepada pengujian perbedaan dua buah rata-rata populasi, namun dapat juga untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata populasi atau lebih sekaligus. Sebagai gambaran misalkan kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya rendah (miskin), menengah, dan tinggi (kaya). Untuk dapat melaksanakan maksud ini, kita memiliki tiga perangkat skor motivasi belajar siswa, yaitu skor motivasi belajar yang tergolong miskin, menengah, dan kaya yang diandaikan reratanya berturut-turut ̅ ̅ ̅ Tujuan kita yaitu ingin menguji perbedaan rata-rata pada tahap probabilitas (keberartian) tertentu. Apakah ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ Seperti yang sudah diketahui bahwa Uji-t yang dibahas sebelumnya tidak dapat digunakan untuk menguji perbedaan dari rata-rata ketiga perangkat itu secara sekaligus tetapi hanya dapat diatasi dengan cara melakukan sejumlah pengujian perbedaan rata-rata secara berulang- ulang. Cara seperti di atas memang tampak logis, hanya saja penggunaan uji-t secara berulang-ulang dapat menjerumuskan peneliti melalui peningkatan risiko kekeliruan Tipe I (menolak hipotesis yang benar) yang tidak terkontrol (Furqon,2011:199), dengan kata lain akan memperluas daerah kekeliruan tipe I (tahap keberartian . Misalnya kita ingin melakukan sejumlah uji-t dengan tingkat keyakinan 95% dengan masing-masing , maka kita akan menghadapi masalah bahwa peluang atas risiko kekeliruan tipe I pada penelitian secara keseluruhan lebih besar dari 0,05. Jika kita melakukan tiga kali uji-t secara independent, maka peluang untuk tidak tidak terlibat kekeliruan tipe I atas seluruh keputusan yang dilakukan adalah (0,95)3 = 0,8574 atau sekitar 86%. Sehingga peluang atas kekeliruan tipe I dari penelitian itu adalah sekitar 14% dan bukan 5% seperti yang diharapkan. Oleh karena ketidakjelasan konsekuensi pelanggaran terhadap besarnya peluang kekeliruan tipe I pada pengujian hipotesis dengan uji-t secara berulang untuk melihat adanya perbedaan dua buah rata-rata, maka pengujiannya diganti dengan ANOVA.
  • 2. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 2 | P a g e Kunci untuk dapat memahami ANOVA terdapat pada Istilah analisis variansi itu sendiri. ANOVA digunakan untuk menguji sejumlah rata-rata populasi dengan cara membandingkan variansinya. Pada dasarnya Anov dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Beberapa kelompok yang dihadapi merupakan pembagian dari satu independent variabel (variabel bebas). Kondisi ini yang sering disebut dengan single factor experiment (analisis variance satu arah). 2. Beberapa kelompok yang dihadapi merupakan pembagian dari beberapa independent variabel (variabel bebas). Kondisi ini yang sering disebut dengan two factor exsperiment (analisis variance dua arah). Konsep yang mendasari ANOVA ialah variansi total dari nilai-nilai (skor-skor) itu dapat ditumpukan kepada dua buah sumber. Yang pertama adalah variansi inter kelompok yaitu variansi kekeliruan. Dengan kata lain, ANOVA itu dipergunakan untuk melihat apakah ada perbedaan antara dua buah rata-rata atau lebih yang mungkin timbul dari hanya kekeliruan pemilihan sampel. Yang kedua adalah variansi antar kelompok, yaitu variansi yang disebabkan oleh adanya perlakuan. Dalam bahasa ANOVA, variansi inter kelompok merupakan istilah dari rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok (RJKD) atau mean of squares within groups (MSW) dan variansi antar kelompok merupakan istilah dari rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok (RJKA) atau mean of squares between groups (MSB). Dari sini kita memiliki dua ukuran statistik, yaitu MSB atau RJKA dan MSW atau RJKD (rata- rata variansi sampel), yang masing-masing merupakan penaksir yang tidak bias bagi variansi populasi. Oleh karena itu, jika seluruh sampel diambil secara acak dari populasi yang sama, maka MSB = MSW atau RJKA = RJKD Sehingga ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis nol tentang perbedaan dua buah rata-rata atau lebih. Secara formal hipotesis tersebut dapat ditulis sebagai berikut: o o
  • 3. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 3 | P a g e Dalam menguji hipotesis nol tersebut, ANOVA melakukan perbandingan antara variansi antar kelompok (MSB) dengan variansi dalam kelompok (MSW), yaitu jika nilai Fhitung ≤ Fkritis maka Ho diterima artinya kedua variansi itu sama maka seluruh sampel yang dianalisis berasal dari populasi yang sama , sehingga kita tidak memiliki dasar untuk menolak hipotesis nol. Namun, apabila Fhitung > FKritis maka Ho di tolak artinya ada nilai rata-rata yang jauh berbeda dengan nilai rata-rata sampel lainnya. B. UJI ANOVA SATU ARAH Jika kita mempunyai dua rata-rata dari populasi yang sedang dikaji, maka pengujian hipotesis dapat menggunakan distribusi normal (Z) dan distribusi student (t), baik pengujian rata-rata (satu rata- rata dan beda dua rata-rata) ataupun pengujian proporsi (satu proporsi dan beda dua proporsi). Untuk pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih, seperti yang dijabarkan sebelumnya maka digunakan distribusi F dengan teknik ANOVA. Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih dengan teknik ANOVA dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu pengujian ANOVA satu arah, ANOVA dua arah tanpa interaksi, dan ANOVA dua arah dengan interaksi. Pada kesempatan kali ini, pembahasan materi akan lebih fokus kepada uji ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah merupakan pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih dengan satu faktor (peubah bebas) yang berpengaruh. Misalnya, peubah jenis kelamin terdiri hanya atas dua kategori (laki-laki dan wanita). Adapun langkah-langkah uji anova satu arah adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Formulasi Hipotesis H0 = µ1 = µ2 = µ3 = . . . = µk H1 = tidak semua populasi memiliki rata-rata hitung (mean) yang sama 2. Menentukan taraf nyata (α) beserta Fkritis Taraf nyata (α) ditentukan dengan derajat pembilang (v1) dan derajat penyebut (v2). Dengan:  v1 = k-1 dan  v2 = k(n-1)  serta Fα(v1;v2) = . . . 3. Menentukan kriteria Pengujian Ho diterima apabila Fhitung ≤ Fα(v1;v2) Ho di tolak apabila Fhitung > Fα(v1;v2)
  • 4. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 4 | P a g e 4. Membuat analisis variansnya dalam bentuk tabel ANOVA Sumber varians Jumlah kuadrat Derajat bebas Rata-rata kuadrat Fhitung Antar kelompok (between) Dalam kelompok (within) SSB SSW k-1 k(n-1) Total SST nk-1 Untuk ukuran sampel (n) yang sama banyak, maka : ∑ ∑ ∑ SSW = SST – SSB Sedangkan untuk sampel n berbeda (tidak sama banyak), maka : Sumber varians Jumlah kuadrat Derajat bebas Rata-rata kuadrat Fhitung Antar Kelompok (between) Dalam Kelompok (within) SSB SSW k-1 N-k Total SST N-1 SST ∑ ∑ SSB ∑ SSW = SST – SSB Dengan :  k = kolom  n= baris
  • 5. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 5 | P a g e Untuk menentukan harga-harga yang diperlukan dalam ANOVA baik untuk sampel yang jumlah data (n) sampelnya sama atau berbeda dapat juga menggunakan rumus seperti di bawah ini. a. Jumlah kuadrat dalam kelompok (JKD) atau WSS , yaitu: 2 12 1 1 ( ) in ijN k j W ij j j i Y SS Y n         b. Jumlah kuadrat antar kelompok (JKA) atau BSS , yaitu: 2 2 1 1 1 ( ) ( ) i in n ij ijk i i B j j Y Y SS n N         c. Jumlah kuadrat total (JKT) atau TSS , yaitu: 2 2 1 1 ( ) N ijN i T ij j Y SS Y N       5. Membuat kesimpulan Menyimpulkan Ho diterima atau di tolak dengan membandingkan antara langkah ke-4 dengan kriteria pengujian pada langkah ke-3. Contoh : Misalkan diketahui hasil belajar Matematika siswa yang belajar dengan 5 model pembelajaran yang berbeda A, B, C, D, dan E sebagai berikut: Model pembelajaran A B C D E 5 4 8 6 3 9 7 8 6 9 3 5 2 3 7 2 3 4 1 4 7 6 9 4 7 Jumlah 26 39 20 14 33
  • 6. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 6 | P a g e Ujilah dengan taraf nyata 5%, apakah hasil belajar Matematika siswa pada setiap kelompok tersebut tidak berbeda ! Penyelesaian : 1. Formulasi Hipotesis statistik Ho = µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5 H1 = sekurang-kurangnya ada dua rata-rata tidak sama 2. Taraf nyata (α) dan nilai F tabel : α = 5% = 0,05 dengan v1 = 5-1 = 4 v2 = 5(5-1) = 20 F0,05(4;20) = 2,87 3. Kriteria pengujian : Ho diterima apabila Fhitung ≤ 2,87 Ho di tolak apabila Fhitung > 2,87 4. Analisis varians : n = 5 k = 5 n1 = 5 n2 = 5 n3 = 5 n4 = 5 n5 = 5 N = 25 T1 = 26 T2 = 39 T3 = 20 T4 = 14 T5 = 33 T.. = 132 SST = 52 + 42 + . . . + 72 - 137,04 SSB = SSW = 137,04 – 79,44 = 57,6 Tabel ANOVA Sumber Varians SS Df MS Fhitung Antar kelompok (Between) Dalam kelompok (within) 79,44 57,6 4 20 19,86 2,88 6,90 Total 137,04 24
  • 7. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 7 | P a g e 5. Kesimpulan Pada tahap keberartian dengan derajat kebebasan 4 x 20 (0,95 F 4,20 ) Karena Fhitung = 6,90 lebih besar dari Fkritis, maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata hasil belajar Matematika siswa tidak sama untuk kelima model pembelajaran tersebut. Pengujian dengan SPSS 19 Sebelum melanjutkan uji ANOVA perlu diingat bahwa salah satu asumsi dari uji ANOVA adalah variansnya sama. Dari tabel Test of Homegeneity of Variances di bawah ini: Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar Matematika Levene Statistic df1 df2 Sig. .394 4 20 .810 Terlihat bahwa hasil uji menunjukan bahwa varians kelima kelompok tersebut sama (P-value = 0,810) karena nilai sig. > 0,05, sehingga uji ANOVA valid untuk menguji hubungan ini. Selanjutnya untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan kelima model tersebut, kita lihat tabel ANOVA di bawah ini: ANOVA Hasil _Belajar_Matematika Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 79.440 4 19.860 6.896 .001 Within Groups 57.600 20 2.880 Total 137.040 24 Dari tabel di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,001. Karena Sig. < 0,05. Dengan demikian pada taraf nyata = 0,05 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah ada perbedaan yang bermakna rata-rata hasil belajar berdasarkan kelima model belajar tersebut. Karena hasil uji Anova menunjukan adanya perbedaan yang bermakna, maka uji selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda. Untuk menentukan kelompok mana saja yang berbeda kita gunakan uji lanjutan (Post Hoc Test). Untuk menentukan uji lanjut mana yang digunakan, maka kembali kita lihat tabel
  • 8. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 8 | P a g e Test of Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukan varian sama, maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Scheffe. Namun bila hasil tes menunjukan varian tidak sama, maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Dunnett. Dari Test of Homogeneity menghasilkan bahwa varian kelima model tersebut sama, maka uji lanjut (Post Hoc Test) yang digunakan adalah Uji Scheffe. Multiple Comparisons Dependent Variable:Hasil Belajar Matematika (I) Model (J) Model Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Scheffe Model A Model B -2.600 1.073 .249 -6.23 1.03 Model C 1.200 1.073 .866 -2.43 4.83 Model D 2.400 1.073 .322 -1.23 6.03 Model E -1.400 1.073 .789 -5.03 2.23 Model B Model A 2.600 1.073 .249 -1.03 6.23 Model C 3.800 * 1.073 .037 .17 7.43 Model D 5.000 * 1.073 .004 1.37 8.63 Model E 1.200 1.073 .866 -2.43 4.83 Model C Model A -1.200 1.073 .866 -4.83 2.43 Model B -3.800 * 1.073 .037 -7.43 -.17 Model D 1.200 1.073 .866 -2.43 4.83 Model E -2.600 1.073 .249 -6.23 1.03 Model D Model A -2.400 1.073 .322 -6.03 1.23 Model B -5.000 * 1.073 .004 -8.63 -1.37 Model C -1.200 1.073 .866 -4.83 2.43 Model E -3.800 * 1.073 .037 -7.43 -.17 Model E Model A 1.400 1.073 .789 -2.23 5.03 Model B -1.200 1.073 .866 -4.83 2.43 Model C 2.600 1.073 .249 -1.03 6.23 Model D 3.800 * 1.073 .037 .17 7.43 *. The mean difference is significant at the 0.05 level. Tabel uji lanjut (Post Hoc Test) di atas memperlihatkan bahwa kelompok yang menunjukan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar siswa (ditandai dengan tanda bintang "*" pada mean
  • 9. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 9 | P a g e difference) adalah antara model B dengan model C, model B dengan model D, serta model D dengan model E. C. Uji Lanjutan ANOVA (Post Hoc Test) ANOVA sebagai mana kita ketahui hanya melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata, tidak sampai kepada mengetahui rata-rata mana yang berbeda secara signifikan. Artinya setelah ANOVA menolak hipotesis nol bahwa seluruh kelompok berasal dari populasi yang sama, persoalan berikutnya adalah kelompok mana yang memiliki rata-rata yang berbeda dengan kelompok lain. Untuk menjawab persoalan ini banyak tehnik yang telah dikembangkan. Namun pada makalah ini, hanya akan diperkenalkan mengenai uji Scheffe dan Uji Kruskal-Wallis. 1. Uji Scheffe Uji Scheffe yang dikembangkan oleh Shceffe untuk melihat perbedaan rata-rata dengan ANOVA satu jalur dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan (1 vs 2, 1 vs 3, dan 2 vs 3) dan perbedaan antara kombinasi rata-rata yang kompleks (seperti [1+2]/2 vs 3) (Furqon,2011:213). Hipotesis yang diuji pada uji lanjutan ANOVA hakekatnya sama dengan uji dua kelompok, yakni : 0:0:  jiaji HVSHo  Jika kelompok yang dibandingkan pada ANOVA ada 3, maka banyaknya pasangan hipotesis yang diuji ada 3 buah. Secara umum banyaknya hipotesis yang diuji dalam uji lanjutan ANOVA adalah k C2 , dengan k menyatakan banyaknya kelompok pada ANOVA. Sehingga jika ANOVA dilakukan untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata, maka ada tiga buah pasangan hipotesis nol yang hendak diuji dengan uji Scheffe, yaitu: a. b. c. Uji Scheffe berlaku pula untuk membandingkan kelompok yang banyak anggota perkelompoknya berbeda (Gay dalam Ruseffendi,1993:419). Sehingga adapun langkah pengujian hipotesis di atas
  • 10. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 10 | P a g e untuk membandingkan rata-ratanya apabila jumlah subjek antar kelompoknya berbeda dengan uji Scheffe adalah: 1) Menentukan nilai F dari rata-rata yang dibandingkan dengan rumus uji Scheffe sebagai berikut: ̅ ̅ Dengan derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut . 2) Untuk melihat diterima atau tidaknya hipotesis nol, dengan tahap keberartian yang diinginkan, nilai Fhitung dibandingkan dengan Fkritis dengan derajat kebebasan . Jika Fhitung lebih besar dari Fkritis maka hipotesis nol ditolak. Bila sebaliknya, hipotesis nol diterima. Jika jumlah subjek antar kelompok sama besar ( , adapun langkah menguji ketiga hipotesis nol di atas adalah sebagai berikut: 1) Untuk menguji ketiga hipotesis nol rumus uji Scheffe dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut: √ Dengan :  C adalah nilai kontras (perbedaan antara rata-rata yang dibandingkan),  adalah rata-rata kuadrat dalam kelompok pada tabel ANOVA,  n adalah besarnya sampel (jumlah subjek). 2) Kemudian nilai t yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis bagi uji scheffe (ts) yang ditentukan sebagai berikut:
  • 11. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 11 | P a g e √ Dengan :  k adalah jumlah kelompok (kategori) dalam ANOVA,  adalah nilai pada distribusi F pada tingkat keyakinan dengan derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut . 3) Untuk melihat diterima atau tidaknya hipotesis nol, dengan tahap keberartian yang diinginkan, nilai t dibandingkan dengan ts (nilai kritis bagi uji scheffe), jika t lebih besar dari ts maka hipotesis nol ditolak. Bila sebaliknya, hipotesis nol diterima. Contoh : Pengaruh tiga model pelatihan AMT (Achievement Motivation Training) terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis statistic sebagai berikut: Misalnya peneliti menetepkan bahwa hipotesis nol akan diuji pada tingkat keyakinan 99% atau pada Kemudian setelah mengambil sampel acak sebanyak 18 orang dari sumber populasi, peneliti kemudian membagi sampel tersebut secara acak menjadi tiga kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari enam orang untuk menerima salah satu model AMT (Model 1, Model 2, dan Model 3) pada akhir eksperimen, peneliti melakukan pengukuran motivasi belajar seluruh sampel sehingga diperoleh data seperti tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Skor Motivasi Belajar Siswa Dari Tiga Model AMT* Model1 Model 2 Model 3 34 26 33 35 34 33 35 30 37 28 31 30 28 22 24 29 27 22 Rata-rata= 32,50 Variansi=10,70 31,83 11,77 25,33 9,47 *) perangkat data ini diadaptasi dari Kennedy dan Brush(1985,h.94)
  • 12. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 12 | P a g e
  • 13. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 13 | P a g e Penyelesaian: Apabila dihitung secara manual statistik yang diperoleh dari ANOVA dapat dirangkum seperti tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Rangkuman Hasil ANOVA Sumber Variasi dk Jumlah kuadrat Rata-rata kuadrat F Antar Kelompok Dalam Kelomok 3-1 18-3 188,11 159,67 94,06 10,64 8,84 Total 18-1 347,78 - - Selain itu,diketahui pula rata-rata setiap kelompok yang hendak dibandingkan,yaitu : kelompok 1 = 32,50 kelompok 2 = 31,83 Kelompok 3 = 25,33 Atas dasar itu, nilai kontras untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut: C1 (1 vs 2) = 32,50 – 31,83 = 0,67 C2 (1 vs 3) = 32,50 – 25,33 = 7,17 C3 (2 vs 3) = 31,83 – 25,33 = 6,50 Dengan demikian , nilai t untuk setiap pasangan tersebut kemudian ditentukan seperti berikut : t1 =0,67/ [2(10,64)/6] = 0,36 t2 = 7,17/[2(10,64)/6] = 3,81 t3 = 6,50/[2(10,64)/6] = 3,45 Jika perbedaan rata-rata setiap pasangan itu hendak diuji pada tingkat keyakinan 99%( ), maka nilai F kritis dengan derajat kebebasan 2 (pembilang) dan 15 (penyebut) adalah 6,36. Atas dasar itu, kita dapat menentukan nilai kritis ts sebagai berikut: ts = (3-1) 6,36 ts = 3,57 Dari hasil perhitungan diatas ternyata hanya ada satu pasangan yang rata-ratanya berbeda signifikan, yaitu pasangan kelompok 1 dengan kelompok 3. Nilai t untuk pasangan tersebut adalah 3,81 yang lebih besar dari nilai kritis uji scheffe (ts = 3,57). Oleh karena itu, hipotesis nol bahwa rata-rata kedua populasi tersebut adalah sama harus ditolak. Nilai t untuk kedua pasangan
  • 14. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 14 | P a g e lainnya ternyata lebih kecil daripada nilai kritisnya, sehinggga hipotesis nol yang bersangkutan tidak dapat ditolak. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : . Pengujian dengan SPSS 19 Sebelum melanjutkan dengan uji lanjutan (Post Hoc Test), dilihat terlebih dahulu apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa dengan menggunakan ketiga model tersebut, kita lihat tabel ANOVA di bawah ini: ANOVA Motivasi_Belajar_Siswa Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 188.111 2 94.056 8.836 .003 Within Groups 159.667 15 10.644 Total 347.778 17 Dari tabel di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,003. Karena Sig. < 0,01. Dengan demikian pada taraf nyata = 0,01 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah ada perbedaan yang bermakna rata-rata motivasi belajar siswa berdasarkan ketiga model belajar tersebut. Karena hasil uji ANOVA menunjukan adanya perbedaan yang bermakna, maka uji selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda. Untuk menentukan kelompok mana saja yang berbeda kita gunakan uji lanjutan (Post Hoc Test). Untuk menentukan uji lanjut mana yang digunakan, maka kembali kita lihat tabel Test of Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukan varian sama, maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Scheffe. Namun bila hasil tes menunjukan varian tidak sama, maka uji lanjut yang digunakan adalah uji Dunnett C. Dari Test of Homogeneity menghasilkan bahwa varian ketiga model tersebut sama, maka uji lanjut (Post Hoc Test) yang digunakan adalah Uji Scheffe. Multiple Comparisons Dependent Variable:Motivasi_Belajar_Siswa (I) Model_Pem belajaran (J) Model_Pemb elajaran Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
  • 15. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 15 | P a g e Scheffe Model 1 Model 2 .667 1.884 .940 -6.05 7.38 Model 3 7.167 * 1.884 .006 .45 13.88 Model 2 Model 1 -.667 1.884 .940 -7.38 6.05 Model 3 6.500 1.884 .012 -.22 13.22 Model 3 Model 1 -7.167 * 1.884 .006 -13.88 -.45 Model 2 -6.500 1.884 .012 -13.22 .22 Dunnett C Model 1 Model 2 .667 1.935 -8.88 10.21 Model 3 7.167 1.833 -1.88 16.21 Model 2 Model 1 -.667 1.935 -10.21 8.88 Model 3 6.500 1.881 -2.78 15.78 Model 3 Model 1 -7.167 1.833 -16.21 1.88 Model 2 -6.500 1.881 -15.78 2.78 *. The mean difference is significant at the 0.01 level. Tabel Post Hoc Test di atas memperlihatkan bahwa kelompok yang menunjukan adanya perbedaan rata-rata motivasi belajar (ditandai dengan tanda bintang "*"pada mean difference) adalah antara model 1 dengan model 3. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat juga ditulis 2. Uji Kruskal-Wallis Uji ini merupakan uji statistik untuk membedakan rata-rata dari tiga kelompok atau lebih, juga digunakan sebagai alternatif uji ANOVA bila datanya ditulis dalam bentuk peringkat dan untuk melihat apakah K buah sampel bebas yang diambil dari populasinya masing-masing datang dari populasi yang rata-ratanya sama. Adapun hipotesis yang akan diuji dengan uji Kruskal-Wallis adalah 0 1 H : K buah populasi yang diambil sampelnya, rata ratanya sama. H : rata rata semuanya berbeda.   Adapun langkah pengujian dengan uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: 1) Skor-skor itu dikumpulkan menurut kelompok sampelnya masing-masing, 2) Kemudian, skor-skor itu diberi peringkat mulai dari peringkat 1 untuk skor yang paling kecil, peringkat 2 untuk skor kedua terkecil, dan seterusnya sampai dengan peringkat N untuk skor yang paling besar,
  • 16. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 16 | P a g e 3) Peringkat untuk masing-masing kelompok sampel dijumlahkan dan diberi notasi Pk, dengan k = 1,2,…,K. 4) Bila nk merupakan ukuran sampel ke-k yang lebih besar dari 5. Untuk setiap sampel, statistik H adalah: ( ) ( ∑ ) Mendekati distribusi X2 dengan derajat kebebasan (K-1). 5) Untuk melihat diterima atau tiaknya hipotesis, dengan tahap keberartian yang diinginkan, Hhitung dan X2 kritis dibandingkan, jika Hhitung lebih besar dari X2 kritis maka hipotesis nol ditolak. Bila sebaliknya, hipotesis nol diterima. Contoh: Andaikan kita ingin mengetahui apakah rata-rata skor matematika Uas untuk jurusan Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi di FPMIPA sama atau tidak. Untuk kepengtingan ini andaikan kita mengambil secara acak skor matematika dari keempat jurusan tersebut. Skor matematika untuk kelompok matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi itu adalah sebagai berikut: Matematika : 68 75 84 70 49 68 85 55 90 Kimia : 72 69 51 46 38 50 39 Fisika : 66 70 42 59 60 40 Biologi : 58 73 34 45 54 64 36 40 Penyelesaian: Kita ingin mengetahui apakah rata-rata skor matematika Uas untuk jurusan Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi di FPMIPA sama atau tidak. Penelitian ini ditujukan untuk menguji hipotesis statistic sebagai berikut: 1 2 3 4:oH      1 1 2 3 4:H      Untuk menguji hipotesis di atas kita akan menggunakan uji nonparametric sebab, pertama ukuran sampelnya kecil dan kedua kita tidak berhasil menunjukan bahwa distribusi induknya berdistribusi
  • 17. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 17 | P a g e normal. Setelah data disusun kembali dan perigkatnya dihitung, serta peringkat skor per kelompok dijumlahkan, hasilnya adalah sebagai berikut. Matematika Kimia Fisika Biologi Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat 68 20,5 72 25 66 19 58 15 75 27 69 22 70 23,5 73 26 84 28 51 12 42 7 34 1 70 23,5 46 9 59 16 45 8 49 10 38 3 60 17 54 13 68 20,5 50 11 40 3,5 64 18 85 29 39 4 36 2 55 14 40 5,5 90 30 P1 = 202,5 P2 = 86 P3 = 88 P4 = 88,5 n1 = 9 n2 = 7 n3 = 6 n4 = 8 N = K = 4 Sehingga dengan ( ) ( ∑ ) , maka diperoleh: ∑ ( ) ( ) ( ) ( )
  • 18. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 18 | P a g e X2 kritis pada dengan derajat kebebasan 3 adalah 7,81473. Karena Hhitung lebih besar dari X2 kritis = 7,81473 maka hipotesis nol ditolak. Itu berarti rata-rata UAS Matematika untuk keempat jurusan itu bereda. Pengujian dengan SPSS 19 Dengan menggunakan uji non parametric dengan independent samples pada SPSS 19, maka diporeloh tabel hasil pengujian non parametric dengan Kruskal-Wallis seperti di bawah ini: Dari tabel di atas pada kolom Sig. diperoleh nilai P (P-value) = 0,033. Karena Sig. < 0,05. Dengan demikian pada taraf nyata = 0,05 kita menolak Ho, sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah rata-rata UAS Matematika untuk keempat jurusan itu berbeda.
  • 19. Pengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO 19 | P a g e DAFTAR ISI Furqon. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Ruseffendi, H. E. T. 2012. Statiska Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Dikti.