1. SEJARAH MUSHAF AL – QUR AN
Kelompok III
1.Jamaluddin Pamrayoga(1902046041)
2.Muhammad Burhannudin
Malik(1902046036)
3.Jihaan Khodiijah (1902046054)
4.Nabila Dwi Husnun Nisa’(1902046056)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
FALAK B1
2. TULISAN ARAB DIZAMAN ARAB PRA-ISLAM
Masa sebelum kedatangan islam di arab dikenal
dengan zaman jahiliyah yang mana kala itu belum mengenal
agama tauhid yang membuat morallitas yang minim. Islam
datang dengan membawa banyak pembaharuan muali dari
akhlak dan ilmu yang mana membahas tentang aturan – aturan
hidup.
Akan tetapi tak disisi lain bahwa pada masa itu bangsa
arab berkembang dijazirah arab dengan bahasa arab dengan
penuh syair dan kosa kata. Bangsa arab senang berkumpul
memutari para penyair yang sangat diagungkan untuk
mendengarkan syair syair nya. Tak kala penting dari itu ternyata
bangsa arab juga mahir dalam berpidato dengan tata bahasa
yang indah dan tertata.
Para penyair dan pidato itu sungguh diagungkan waktu
itu dan memeliki derajat yang tinggi
3. PENULISAN AL QURAN PADA MASA RASULALLAH
Pada masa itu setiap wahyu yang turun Nabi selalu memahami dan
menghafalkan kemudian disampaikan dan diajarkan kepada sahabatnya persis apa
yang diterimanya tanpa ada perubahan sedikitpun. Setelah sahabat menerimanya dan
menuliskan wahyu nya pada benda – benda yang lazim biasanya ditulis dipelepah
pohon kurma. Ayat – ayat yang telah ditulis kemudian disimpan dirumah rasul sendiri.
Kepada para penulis wahyu ini rasul menunjukkan letak masing – masing
ayat. Hal ini disebabkan susunan ayat tidak kronologis, sebab kebanyakan surat
tidaklah diturunkan sekaligus komplit. Apabila suatu surat telah lengkap diturunkan
semua ayat –ayatnya lalu rasulallah baru memberikan nama dalam surat itu.
Rasulallah menyuruh meletakkan lafadz basmalah pada awal surat.
Maka pada waktu itu penulisan dan pemeliharaan al qur`an rasulallah
mengeluarkan aturan yaitu bahwa hanya ayat –ayat al qur`an sajalahn yang boleh
merka tuliskan. Untuk perbuatan dan hadits juga diterima asalkan tidak boleh untuk
dituliskan.
4. Larangan tersebut dimaksudkan sebuah bentuk menjaga kesucian dan
kemurnian al qur`an. Berbagai cara yang dilakukan rasulallah dalam membentuk
kelancaran penulisan al qur`an kepada kaum muslimin untuk memberantas buta huruf
dizaman itu adalah dengan memberikan penghormatan yang tinggi kepada orang yang
telah pandai menulis dan membaca.
Rasulallah juga mempergunakan tenaga buat perlawanan usaha
pemeberantasan buta huruf. Pada perang badr al-Kubra , kemenangan yang diberikan
oleh kaum muslimin. Rasulallah memberikan suatu kententuan untuk orang yang musyrik
yang pandai sekali dengan paling baca yang mana kententuannya harus mengajar 10
orang muslim sampai pandai tulis baca. Dengan adanya berbagai bentuk usaha kaum
muslimin semakin bertambah .
5. Setelah peninggalan Nabi dan para penghafal al qur`an islam terombang ambing. Kondisi itu
membuat sahabat khawatir. Kemudian para sahabat mulai berpencar kepelosok dunia unruk berdakwah
islam. Sementara Al qur`an tersimpan didalam hati dan pikiran mereka.
Umar pun menemui abu bakar untuk bermusyawarah hal Al qur`an dan mushaf . Pada awalnya
Abu bakar tidak menyetujui usulan Umar dengan alasan Nabi tidak pernah melakukan itu. Namun Umar
tidak lekas menyerah ,pokok nya Abu bakar harus menjelaskan berbagai upaya pengumpulan sampai akhir
nya Abu bakar pun tercerahkan dan bersedia menerima usulan Umar.
Penulis wahyu Zaid bin tsabit menceritakan bahwa Abu bakar mengirimi berita tentang
kematian pasukan islam di yamamah dengan demikian Al qur`an akan hilang bersamaan dengan wafatnya
para penghafal dan menyarankan mengumpulkan Al qur`an. Kemudian Zaid mulai menelusuri
keberadaan Al qur`an dan dikumpulkan dari berbagai tulisan yang ditulis dipelapah kurma dan hafalan
para sahabat yang belum wafat. Seluruh lembaran itu kemudian disimpan di rumah Abu bakar sampai dia
meninggal dunia dan diteruskan oleh Umar selama dia hidup
Pengumpulan Al Qur`an Pada Masa Abu bakar Ash Shidiq dan Umar bin Khatab
6. Mushaf Al qur`an Pasca Periode Pengumpulan
Islam pada waktu kekhalifahan Utsman bin Affan sudah tersiar luas
sampai ke Syam (Syiria) Iraq, dan lain-lain, disaat itu pun terjadi peristiwa yang tidak
diinginkan oleh kaum muslimin. Tak jarang diantara mereka mengikuti qira’at Abu
Musa al-Asy’ariy, berpihak mereka bahwa qira’at yang dimilikinya lebih baik. Ini lah
yang dikhawatirkan para sahabat karena akan menimbulkan penyimpangan dan
perubahan.
Pada masa Rasulullah Saw, perbedaan bacaan dikalangan sahabat tidak
dipermasalahkan bahkan diakui. Akan tetapi setelah Rasulullah wafat, perbedaan
tersebut semakin meruncing, terutama pada masa khalifah Utsman bin Affan.
Huzaifah akhirnya mengusulkan kepada Utsman agar perselisihan itu
segera dipadamkan dan tidak berlarut-larut dengan menyalin, memperbanyak serta
mengirim al-Quran yang telah dihimpun pada masa Abu Bakar ke beberapa daerah
kekuasaan kaum muslimin.
Atas laporan dan usulan serta melihat kondisi tersebut secara langsung,
Utsman bin Affan mengutus orang untuk meminjam mushaf yang ada di tangan
Hafsah untuk dapat diperbanyak. Lalu dibentuklah panitia penyalin al-Quran yang
diketuai Zain bin Tsabit dan Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-Ash, Abdul al-Rahman
bin Harits bin Hisyam sebagai anggotanya. Tugas panitia ini adalah membukukan,
menyalin lembaran-lembaran yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar
menjadi beberapa mushaf. Satu mushaf lagi ditinggalkan di Madinah untuk Utsman
sendiri, dan mushaf itu dinamai dengan Muzhaf al-Imam. (SI)
7. SEKIAN DARI KAMI KURANG LEBIHNYA MOHON MAAF YANG BESAR _ BESARNYA
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
“Bertanyalah ketika anda belum tahu tapi ketahuilah bahwa belajar menjadikan lebih tau”