SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Oleh :
Gilang Rizki Al Farizi
1508062306
 Ny. B (53 tahun) datang ke RS (29-09-2016) mengeluh sesak
nafas 2 hari yll SMSR, sesak memberat jika melakukan
aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat, tidak nafsu
makan
 Pasien juga mengeluh terdapat luka di kaki kiri dan rutin
berobat ke poli penyakit dalam, diagnosanya adalah ulkus DM
Mual (-), muntah (-), nyeri dada (-), berdebar (-), Vas : 4
 BB : 155 cm, TB : 53 kg, IMT : 22,1 kg/m2
 Riwayat penyakit : DM tipe 2 dengan nilai HbA1c (8,5%), CHF
NYHA III, AKI (Acute Kidney Injury), Ulkus DM di kaki kiri
 Riwayat Pengobatan : Furosemid 40 mg (pagi), spironolakton
25 mg/24 jam, aspilet 80 mg/24 jam, nitrokaf retard, valsartan,
atorvastatin 1x20 mg, antasid 3x1, concor 1x2,5 mg, omeprazole
2x20 mg, metronidazole 3x500 mg
DATA
KLINIKDATA LAB NORMAL 29/08/16 30/08/16 31/08/16 01/09/16 02/09/16 03/09/16 04/09/16 05/09/16 06/09/16
TD (mmHg) < 140/90
mm/Hg
112/70 120/70 120/80 120/80 130/90 110/80 120/80 120/80 120/70
Suhu tubuh (°C) 37o
C 36,2 36,2 36,3 36,3 36,3 36,7 36,2 36 36
Nadi (x/menit) 60 – 100
x/min
100 98 95 95 108 76 98 72 80
RR (x/menit) 18 – 22x/min 36 20 26 26 22 18 20 20 20
Sesak nafas Tidak ada
sesak
++ ++ + + + + + + +
Nyeri Tidak ada
nyeri
VAS : 4 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 2 VAS : 1 VAS : 1
Udem tungkai Tidak ada
udem
++ ++ + + + + + + +
Luka kaki Tidak ada
luka
+ + + + + + + + +
Batuk Tidak ada
batuk
- - - - - - + - -
Mual/muntah Tidak ada
mual/muntah
- - - - - - - - -
Indikator Nilai Normal 29/08/16 30/08/16 31/08/16 1/09/16 5/09/16
AL (mm3) 3200 – 10000 - Pemeriksaan
urin lengkap
- - -
SGOT (u/L) 0 – 38 u/L 11
SGPT (u/L) 0-41 u/L 1
Hb (g/dl) 12 – 16 gr/dl 8,3
RBC 4 – 6 x 103
2,99
hct 36 - 48% 27
Albumin (g/dl) 3, 4 – 5 g/dL 2,7 - 2,2
BUN (mg/dl) 8 – 25 mg/dL 58 59
Kreatinin 0,5 – 1,2 mg/dL 1,8 1,8
Asama Urat
MCV 80 – 99,9 -
MCH 27–31 pg -
MCHC 33–37 -
Leukosit 4,5–10,5 x 103/
10,7 - 9,4
Blood glucose (mg/dL) 70 – 130 mg/dL GDS =146 GDS = 98 109
Na+
136-145 mEq/L 137 139 - 137
K+
3,4 – 4,7 mEq/L 5,9 5,9 4,5 4,3
Cl-
90 – 110 mEq/L 116 Calcium 0,92 Calcium
0,92
Calcium
1,09
PH 7,35 – 7,45 7,34 - -
MANIFESTASI KLINIK
SUBJECTIVE : Sesak nafas
saat aktivitas tidak hilang
dengan istirahat, tidak nafsu
makan, nyeri, luka di kaki
OBJECTIVE HCO3 17,6
mmol/L, O2 arteri 99,0, BE ecf
(10,1), kreatinin (1,8), albumin
(2,7), K+
(5,9), VAS (4)
ACTUAL : CHF, DM, AKI,
hipoalbumin, hiperkalemia
ringan
Potensial: disritmia,
syok kardiogenik
Problem list :
CHF NYHA IV
Azotemia
DM tipe II
Ulkus DM
Anemia (normokrom, normositik)
Persatuan Penyakit Dalam, 2006
ALGORITMA PART I
TREATMEN PX WITH
DIABETIC FOOT
WOUND (IDSA
Guidelines, 2011)
ALGORITMA PART II
TREATMEN PX WITH
DIABETIC FOOT
WOUND (IDSA
Guidelines, 2011)
KEJADIAN CHF
Sindroma klinis gagal jantung merupakan babak
akhir fungsi ventrikel yang merosot akibat berbagai
penyakit jantung. Di Eropa dan Amerika Utara
penyebab utama gagal jantung adalah iskemia
akbiat penyakit arteri koronaria (70%)
Gagal jantung adalah suatu
sindroma klinis yang disebabkan
oleh suatu kelainan jantung
sehingga jantung tidak mampu
memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh. Sindrom klinis gagal
jantung merupakan babak akhir
fungsi ventrikel yang merosot
akibat berbagai penyakit jantung
(P.Prabowo dan Dyah P, 2010)
Tipe gagal jantung :
a.Sistolik dan diastolik
b.Gagal jantung kanan atau kiri
c.Akut atau kronis
Mekanisme fisiologi yang
menyebabkan gagal jantung
adalah (Sylvia. A dan
Lorraine M, 2002)
1.meningkatkan beban awal
(agurgitasi aorta, VSD)
2.Meningkatkan beban akhir
(stenosis aorta, hipertensi
(84,2%))
3.Kontraktilitas menurun
(kasus infark miokard
(71,9%), kardiomiopati)
Batasan
Etiologi
www.drsarma.in
Penyebab disfungsi
sistolik
Penyebab disfungsi
diastolik
CAD/Ischemic heart disease
Dilated cardiomyopathies
Hypertension
Valvular heart disease
Hypertension
Ischemic heart disease
Hypertrophic cardiomyopathy
Restrictive cardiomyopathy
American Heart Association, 2013
LEFT AND RIGHT HEART FAILURE
Causa gagal jantung kiri Causa gagal jantung kanan
penyakit miokardium (penyakit
arteri koronaria, hipertensi,
kardiomiopati, miokarditis),
penyakit katup jantung
kongenital, penyakit
perikardium, aritmia
(takiaritmia, bradiaritmia),
anemia, hipoksia
Gagal jantung kiri yang tidak
tertangani, COPD, katup
trikuspidalis regurgitation, RV
infark
(P. Prabowo dan Dyah P, 2010)
Akut Kronis
1. Develops rapidly (hours/days)
2. Can be immediately life
threatening
3. Dramatic drop in cardiac
output
3. May be new (e.g. acute MI,
4. sepsis) or an
exacerbation of chronic disease
1. Long-term condition
(months/years)
2. More insidious
3. Associated with the heart
4. undergoing adaptive
responses (e.g. dilation,
hypetrophy) to a precipitating
cause
www.drsarma.in
Mekanisme kompensasi
Klasifkasi gagal
jantung
American Family Physician, 2006 dan Perki, 2015
Manifestasi klinis
Strategi terapi pasien
dengan gagal jantung
dengan tujuan utama
(primer) :
1.Meningkatkan
kulatias hidup
2.Menurnkan angka
mortalitas
Subsider :
1.Mengurangi keluhan
2.Mengurangi kapasitas beban
jantung
3.Mengurangi aktivasi
neuroendokrin (RASS,
Simpatik)
4.Memperbaiki hemodinamik
5.Mengurangi aritmia
American Collage Cardiology, 2016
Terapi berdasarkan kelas C
NOTED
Name/
Strength
Signa Indikasi 29/08
/16
30/08
/16
31/08
/16
01/09
/16
02/09
/16
03/19
/16
04/09
/16
05/09
/16
06/0
9/16
O2 2 ltr/menit Referfusi oksigen, mengatasi
sesak, mencegah iskemia
√ √ √ √ √ √ √ √ √
IV FD Nacl 0,9% 16 tpm Resusitasi cairan √ √ √ √ √ √ √ √ √
EAS primer 1 fl/ 24 jam TPN, CKD √ √ √ √ √ √ √ √
Inj. Furosemid 20 mg/12 jam Udem pulmo, menurunkan
preload (mengurangi cairan
plasma), mengurangi toksisitas
digoxin
√ √ 60
mg
√ 40
mg
√ √ √ √
Inj. Spironolakton 100 mg/24 jam Antagonis aldosteron (CHF) √ √ √ √ 25
mg
√ √ √ √
ramipril 5 mg/24 jam Anti remodeling,
kardioprotektif, renoprotekrif
√ √ √ √ √ √ √ √ -
candasartan 16 mg/24 jam Anti remodeling,
kardioprotektif,
renoprotektif,menurunkan
preload
- - - - - - - - √
Concor 2,5 mg/24 jam Mengurangi aritmia,
Mengurangi preload,
mengurangi konsumsi oksigen
dgn menurunkan kontraktilitas
- - - - - - - - √
dogixin 1 tablet/24 jam Inotropik positif (CHF) - - - - - - - - √
Aspilet 80 mg/24 jam Penangangan utama Mencegah
agregasi platelet dan preventif
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Simvastatin 20 mg/24 jam Stablisasi plak, kardioprotektif √ √ √ √ √ √ √ √ √
CON,T
Trasnfusi PRC 1 kolf/hari x 2 Anemia - √ - - - - - - -
Inf D40% + Insulin 2 fl + 10 U Hiperkalemia ringan - √ √ - - - - - -
Ca glukonat Hiperkalemia ringan,
Hipokalsemia
- - - √ √ √ - - -
NAC 200 mg/8 jam Mukolitik - √ √ √ - - - - -
Human albumin 25% 100 cc/24 jam Hipoalbumin - - - - - - - - √
Allupurinol 100 mg/24 jam Asam urat - - - - - - - - √
CaCO3 3 kapsul/8 jam Suplement kalsium,
hipokalsemia
- - - - - - - - √
Asam Folat 800 mg/24 jam anemia - √ √ √ - - - - -
B komplek 1 tablet/24 jam Vitamin neurotropik √ √ √ √ √ √ √ √ √
Name/
Strength
Signa Indikasi 29/0
8/16
30/0
8/16
31/0
8/16
01/0
9/16
02/0
9/16
03/1
9/16
04/0
9/16
05/0
9/16
06/0
9/16
Inj. Ceftriaxone 2 gram/24 jam Ulkus pedis - √ √ √ √ √ √ √ √
Inj. Clindamisin 300 mg/6 jam Ulkus pedis - √ √ √ √ √ √ √ √
Problem klinik Subjektif-objektif Terapi analisis Interaksi Recomendtion
CHF NYHA IV
cardiomegali,
cardiomyopati OMI
sesak nafas 2 hari
smrs, udem tungkai,
riwayat DM, riwayat
CHF
O2 saturasi,
ramipril,
candesartan, Inj
Furosemid, Inj.
Sprronolakton,
bisoprolol (concor)
Gunakan hingga
gejala sesak
berkurang terget
tingkatkan kualitas
hidup dan
menurunkan
mortalitas
Rampiril +
spironolakton 
peningkatan kadar
K+
sinergis dengan
furosemid
Sesuaikan dengan
guideline
Azotemia Riwayat AKI e.c
nefropati, Clcr : 28,53
(moderate), kadar
ureum tinggi,
Diet DM 1700 kcal
Inj. Furosemid
Inj, Spironolakton
Terapi farmakologi
dengan diuretik dapat
diberikan untuk
mengurangi nilai Scr
dgn cara diuresis (Robert
K, 2010)
- Sesuai dengan
guideline
DM Ulkus Luka pada kaki skor
wenger 3, riwayat DM
tipe II
Klindamisin 300 mg/6
jam
Ceftriaxone 2 g/24 jam
Metronidazole 500 mg/8
jam
IDSA -> polimikroba
gram (-) dan
pseudomonas
aureuginosa
- Boleh digunakan
ceftriaxone 1 g/12
jam + Metronidazole
500 mg/8 jam
(anaerob)
DM tipe II Riwayat DM tidak
terkontrol dgn kadar
A1C 8,5% 1 th yll
Diet DM/perubahan
pola hidup,
kendalikan GDP <
120 mg.dL dan
HbA1c < 6%
Rekomendasi
perubahan pola hidup
utk px DM menurut
ADA (2016)
- Sesuai dengan
guideline
Anemia Nilai Hb rendah pada
tanggal 28/09/16 (8,3)
Transfusi PRC 1
kolf/hari x 2
Sesuai dengan KDOQI
anemia pada pasien
CKD adalah
eritropoitin
Stimulating hormon
- Koreksi nilai Hb atau
MCV  terapi sesuai
penyebab anemia
Hipoalbumin Albumin terakhir
(2,7g/L) pada awal
MRS
Human Albumin 25
% 100cc/24 jam
Transfusi albumin
diberikan jika kadar
<2,5, koreksi penyebab
- Sesuai dengan
guideline
PLAN OF DRUG RECOMENDATION AND MONITORING
RECOMENDATION AND PLAN OF DRUG
TREATMET WORKSHEET
No Drug/medication Strength Total number frequency Patient information
1
2
Ramipril
Candesartan
Miligrsm
Miligram
Insial dosis : 1,25 –
2,5 mg/12 jam target
dosis 32 mg
Inisial dosis : 4
mg/hari tingkatkan
dosis dengan interval
2 minggu bisa
digunakan hingga 32
mg/hari
Monitoring tanda-tanda vital dapat
digunakan continue untuk
mengurangi respon RAAS agar
tidak terjadi perubahan struktur
pada ventrikel kiri
(antiremodeling)
ESO : Batuk, hiperkalemi,
hipotensi
Monitoring : kadar serum
K+
3
4
Inj Furosemid
Spironolakton
Miligram
Miligram
inisial IV LD : 40
mg dilanjutkan 10-40
mg/jam infus.
Inisal dosis : 12,5
mg/hari
Main : 12,5-25 mg/d
Monitoring tanda vital digunakan
continue
Dosis awal 12,5 mg pada pasien
dengan CKD Clcr < 50 mL, pasien
DM, lansia
ESO : acute hipotensi
Monitoring : kadar elektrolit
3 Bisoprolol Miligram Inisal dosis 1,25 mg
dan ditingkatkan
sampai 10 mg/hari
Monitoring Nilai ECG, tekanan
darah
ESO : Nausea, vomiting,
acute hipotensi
4 Digoxin Miligram LD : tidak dianjurkan
Dosis : 0,125 mg/hari
Dengan CKD
maksimal 0,625
mg/hari
Pantau kadar digoksin dalam waktu 3-
5 gari mulai dari hari pertama
pemberian
Kombinasi dengan diuretik
Monitoring :
Pemberian maintenance
terapi harus diberikan
minimum 6-8 jam setelah
dosis terakhir
5 Aspilet miligram Inisial : 165 – 325 mg
/24 jsm
Terapi diberikan seumur hidup Monitoring Efek samping
bleeding mayor, minor, dan
life threathening bleeding
No Drug/medication Strength Total number frequency Patient information
6. Simvastatin miligram Prevensi
cardiovascular
disease : 20-40 mg/hari
saat malam hari;
range therapy 5-80
mg/hari
Diberikan seumur hidup Monitoring kadar LDL,
dan kolesterol total
7. Inj. Ceftriaxone miligram 2 gram/24 jam
Literatur
Derajat sedang hingga berat
digunakan terapi selama 2-3
minggu (fornas 7 hari
dissarankan kultur)
Data kultur : sensitif amikasin
dan cefoperazone sulbactam
Kontrol gula darah, patuhi
saran dokter untuk
mempercapat penyembuhan
CON’T
ASSESTMENT REKOMENDASI
Ada indikasi tidak ada obat Pasien mengalam nyeri neuropati DM
dengan VAS 3
Adiberikan antikonvulsan (gabapentin)
untuk mengurangi nyeri
Ada obat tidak ada indikasi N Acetyl sistein mukolitik diberikan pada
tanggal 30/09/16 tanpa ada keluhan batuk
berdahak
Pemakaian dihentikan
Pemilihan obat yang tidak tepat 3 kombinasi a.b cefftriaxone 2 g/24 jam,
Clindamisin 300 mg/6 jam dan
metronidazole 500 mg/jam
IDSA  bakteri patogen polimikroba gram
(-) dan P.aureoginosa serta anaerob (dilihat
dng ada/tidaknya pus)
Rek : ceftriaxone 1 g/12 jam +
metronidazole 500 mg/8 jam
Duplikasi obat - -
Over dosis Spironolakton pada awal MRS diberikan
100 mg/24 jam
Menurut DIH dosis awal spironolakton
adalah 12,5 mg karena nilai Clcr pasien
<50 mL/menit dan juga menderita DM
Under dosis - -
Efek samping Ramipril dan candesartan hiperkalemia
Furosemid dan candesartan 
Hiperuresemia
Monitoring serum kalium
Monitoring kadar asam urat bisa digunakan
allopurinol (jika nilai asam urat ≥ 8,9)
Interaksi Rampiril + spironolakton  peningkatan
K+
serum
Digoxin + bisoprolol  (-) efek introp (+)
Efek sinergis dari furosemid mampu
menurunkan K+
Pasien gagal menerima obat Pasien tidak mengerti cara minum obat Diterangkan kpd keluarga saat KIE
DTW/DTAP
Digoxin
ACEi
B-Bloker
Diuretik
Farmakoterapi dipiro Ed.9
Drug Information Handbook Ed.17, 2008
Farmakoterapi dipiro Ed.9, DIH ed 17. 2008
Farmakoterapi dipiro Ed.9
Drug Information Handbook Ed.17, 2008
Drug Information Handbook Ed.17, 2008
Diuretics & ACEI reduces the number of sacks
on the wagon
ß-Blockers
Limit the donkey’s speed, thus saving energy
American Family Physician/ACC/AHA,
Konsensus WHO, 2009
Terapi neropati diabetes disadur di American Academy of Neurology,
2011
Pinasti U et al, 2013
Pedoman Terapi Cairan Otsuka, 2013
By Gilang Rizki AF

More Related Content

What's hot (20)

Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Askep sirosis hepatis
Askep sirosis hepatisAskep sirosis hepatis
Askep sirosis hepatis
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikPresentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Anti hipertensi
Anti hipertensiAnti hipertensi
Anti hipertensi
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 

Viewers also liked

Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
 
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSIGAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSISulistia Rini
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)KANDA IZUL
 
Jantung kongestif
Jantung kongestifJantung kongestif
Jantung kongestifEpriliani
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
 
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.pptBriliant Nissa
 

Viewers also liked (11)

Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failure
 
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSIGAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
GAGAL JANTUNG KONGESTIF DAN HIPERTENSI
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Jantung kongestif
Jantung kongestifJantung kongestif
Jantung kongestif
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
JANTUNG KORONER
JANTUNG KORONERJANTUNG KORONER
JANTUNG KORONER
 
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
 
3. studi kasus dm
3. studi kasus dm3. studi kasus dm
3. studi kasus dm
 

Similar to Presentasi kasus chf

Jantung Sehat.pptx
Jantung Sehat.pptxJantung Sehat.pptx
Jantung Sehat.pptxrezaaulia27
 
ACUTE CORONARY SYNDROME.pptx
ACUTE CORONARY SYNDROME.pptxACUTE CORONARY SYNDROME.pptx
ACUTE CORONARY SYNDROME.pptxAdamKristy1
 
study kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptxstudy kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptxRAHMIWARDHANI1
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptxPedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptxKristianSudanaHartan1
 
Kaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptxKaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptxRaziRazi14
 
Amiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptx
Amiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptxAmiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptx
Amiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptxMonikaSargo1
 
LapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptx
LapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptxLapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptx
LapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptxssuserf89edd
 
Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...
Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...
Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...Gilang Rizki
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxWildaKurniawati2
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxUDAYANA UNIVERSITY
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeNesha Mutiara
 
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke timlaporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke timAdeliaPutri706077
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonRafi Mahandaru
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxLintangFifgiAndila
 
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxLaporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxDenaneerRahmadatu2
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Nesha Mutiara
 
Gout hiperurisemia rosyid.pptx
Gout hiperurisemia rosyid.pptxGout hiperurisemia rosyid.pptx
Gout hiperurisemia rosyid.pptxRosyid Ridho
 

Similar to Presentasi kasus chf (20)

PPT DM+HT+CKD.pptx
PPT DM+HT+CKD.pptxPPT DM+HT+CKD.pptx
PPT DM+HT+CKD.pptx
 
Jantung Sehat.pptx
Jantung Sehat.pptxJantung Sehat.pptx
Jantung Sehat.pptx
 
ACUTE CORONARY SYNDROME.pptx
ACUTE CORONARY SYNDROME.pptxACUTE CORONARY SYNDROME.pptx
ACUTE CORONARY SYNDROME.pptx
 
study kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptxstudy kasus rahmi.pptx
study kasus rahmi.pptx
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptxPedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.pptx
 
Kaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptxKaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptx
 
Amiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptx
Amiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptxAmiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptx
Amiodarone Induced Thyrotoxicosis.pptx
 
LapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptx
LapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptxLapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptx
LapJag Hipertensi Intradialitik Tri Hadi Susanto pptx.pptx
 
Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...
Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...
Kasus 2 hiperglikemia ec dm2, dispnea susp broncopneumonia dd tb, arf, anorex...
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke timlaporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxLaporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Gout hiperurisemia rosyid.pptx
Gout hiperurisemia rosyid.pptxGout hiperurisemia rosyid.pptx
Gout hiperurisemia rosyid.pptx
 

More from Gilang Rizki Al Farizi

More from Gilang Rizki Al Farizi (10)

Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
 
Oligonucleotide
OligonucleotideOligonucleotide
Oligonucleotide
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
 
Clinical guideline for tobacco dependence abstract paper
Clinical guideline for tobacco dependence abstract paperClinical guideline for tobacco dependence abstract paper
Clinical guideline for tobacco dependence abstract paper
 
Clinical guideline for tobaco dependence
Clinical guideline for tobaco dependenceClinical guideline for tobaco dependence
Clinical guideline for tobaco dependence
 
Post antibiotic effect 2
Post antibiotic effect 2Post antibiotic effect 2
Post antibiotic effect 2
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

Presentasi kasus chf

  • 1. Oleh : Gilang Rizki Al Farizi 1508062306
  • 2.  Ny. B (53 tahun) datang ke RS (29-09-2016) mengeluh sesak nafas 2 hari yll SMSR, sesak memberat jika melakukan aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat, tidak nafsu makan  Pasien juga mengeluh terdapat luka di kaki kiri dan rutin berobat ke poli penyakit dalam, diagnosanya adalah ulkus DM Mual (-), muntah (-), nyeri dada (-), berdebar (-), Vas : 4  BB : 155 cm, TB : 53 kg, IMT : 22,1 kg/m2  Riwayat penyakit : DM tipe 2 dengan nilai HbA1c (8,5%), CHF NYHA III, AKI (Acute Kidney Injury), Ulkus DM di kaki kiri  Riwayat Pengobatan : Furosemid 40 mg (pagi), spironolakton 25 mg/24 jam, aspilet 80 mg/24 jam, nitrokaf retard, valsartan, atorvastatin 1x20 mg, antasid 3x1, concor 1x2,5 mg, omeprazole 2x20 mg, metronidazole 3x500 mg
  • 3. DATA KLINIKDATA LAB NORMAL 29/08/16 30/08/16 31/08/16 01/09/16 02/09/16 03/09/16 04/09/16 05/09/16 06/09/16 TD (mmHg) < 140/90 mm/Hg 112/70 120/70 120/80 120/80 130/90 110/80 120/80 120/80 120/70 Suhu tubuh (°C) 37o C 36,2 36,2 36,3 36,3 36,3 36,7 36,2 36 36 Nadi (x/menit) 60 – 100 x/min 100 98 95 95 108 76 98 72 80 RR (x/menit) 18 – 22x/min 36 20 26 26 22 18 20 20 20 Sesak nafas Tidak ada sesak ++ ++ + + + + + + + Nyeri Tidak ada nyeri VAS : 4 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 3 VAS : 2 VAS : 1 VAS : 1 Udem tungkai Tidak ada udem ++ ++ + + + + + + + Luka kaki Tidak ada luka + + + + + + + + + Batuk Tidak ada batuk - - - - - - + - - Mual/muntah Tidak ada mual/muntah - - - - - - - - -
  • 4. Indikator Nilai Normal 29/08/16 30/08/16 31/08/16 1/09/16 5/09/16 AL (mm3) 3200 – 10000 - Pemeriksaan urin lengkap - - - SGOT (u/L) 0 – 38 u/L 11 SGPT (u/L) 0-41 u/L 1 Hb (g/dl) 12 – 16 gr/dl 8,3 RBC 4 – 6 x 103 2,99 hct 36 - 48% 27 Albumin (g/dl) 3, 4 – 5 g/dL 2,7 - 2,2 BUN (mg/dl) 8 – 25 mg/dL 58 59 Kreatinin 0,5 – 1,2 mg/dL 1,8 1,8 Asama Urat MCV 80 – 99,9 - MCH 27–31 pg - MCHC 33–37 - Leukosit 4,5–10,5 x 103/ 10,7 - 9,4 Blood glucose (mg/dL) 70 – 130 mg/dL GDS =146 GDS = 98 109 Na+ 136-145 mEq/L 137 139 - 137 K+ 3,4 – 4,7 mEq/L 5,9 5,9 4,5 4,3 Cl- 90 – 110 mEq/L 116 Calcium 0,92 Calcium 0,92 Calcium 1,09 PH 7,35 – 7,45 7,34 - -
  • 5. MANIFESTASI KLINIK SUBJECTIVE : Sesak nafas saat aktivitas tidak hilang dengan istirahat, tidak nafsu makan, nyeri, luka di kaki OBJECTIVE HCO3 17,6 mmol/L, O2 arteri 99,0, BE ecf (10,1), kreatinin (1,8), albumin (2,7), K+ (5,9), VAS (4) ACTUAL : CHF, DM, AKI, hipoalbumin, hiperkalemia ringan Potensial: disritmia, syok kardiogenik Problem list : CHF NYHA IV Azotemia DM tipe II Ulkus DM Anemia (normokrom, normositik)
  • 7.
  • 8.
  • 9. ALGORITMA PART I TREATMEN PX WITH DIABETIC FOOT WOUND (IDSA Guidelines, 2011)
  • 10. ALGORITMA PART II TREATMEN PX WITH DIABETIC FOOT WOUND (IDSA Guidelines, 2011)
  • 11.
  • 12. KEJADIAN CHF Sindroma klinis gagal jantung merupakan babak akhir fungsi ventrikel yang merosot akibat berbagai penyakit jantung. Di Eropa dan Amerika Utara penyebab utama gagal jantung adalah iskemia akbiat penyakit arteri koronaria (70%)
  • 13. Gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh suatu kelainan jantung sehingga jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Sindrom klinis gagal jantung merupakan babak akhir fungsi ventrikel yang merosot akibat berbagai penyakit jantung (P.Prabowo dan Dyah P, 2010) Tipe gagal jantung : a.Sistolik dan diastolik b.Gagal jantung kanan atau kiri c.Akut atau kronis Mekanisme fisiologi yang menyebabkan gagal jantung adalah (Sylvia. A dan Lorraine M, 2002) 1.meningkatkan beban awal (agurgitasi aorta, VSD) 2.Meningkatkan beban akhir (stenosis aorta, hipertensi (84,2%)) 3.Kontraktilitas menurun (kasus infark miokard (71,9%), kardiomiopati) Batasan Etiologi
  • 15. Penyebab disfungsi sistolik Penyebab disfungsi diastolik CAD/Ischemic heart disease Dilated cardiomyopathies Hypertension Valvular heart disease Hypertension Ischemic heart disease Hypertrophic cardiomyopathy Restrictive cardiomyopathy American Heart Association, 2013
  • 16. LEFT AND RIGHT HEART FAILURE
  • 17. Causa gagal jantung kiri Causa gagal jantung kanan penyakit miokardium (penyakit arteri koronaria, hipertensi, kardiomiopati, miokarditis), penyakit katup jantung kongenital, penyakit perikardium, aritmia (takiaritmia, bradiaritmia), anemia, hipoksia Gagal jantung kiri yang tidak tertangani, COPD, katup trikuspidalis regurgitation, RV infark (P. Prabowo dan Dyah P, 2010)
  • 18. Akut Kronis 1. Develops rapidly (hours/days) 2. Can be immediately life threatening 3. Dramatic drop in cardiac output 3. May be new (e.g. acute MI, 4. sepsis) or an exacerbation of chronic disease 1. Long-term condition (months/years) 2. More insidious 3. Associated with the heart 4. undergoing adaptive responses (e.g. dilation, hypetrophy) to a precipitating cause www.drsarma.in
  • 20. Klasifkasi gagal jantung American Family Physician, 2006 dan Perki, 2015
  • 22. Strategi terapi pasien dengan gagal jantung dengan tujuan utama (primer) : 1.Meningkatkan kulatias hidup 2.Menurnkan angka mortalitas Subsider : 1.Mengurangi keluhan 2.Mengurangi kapasitas beban jantung 3.Mengurangi aktivasi neuroendokrin (RASS, Simpatik) 4.Memperbaiki hemodinamik 5.Mengurangi aritmia
  • 23. American Collage Cardiology, 2016 Terapi berdasarkan kelas C
  • 24.
  • 25.
  • 26. NOTED Name/ Strength Signa Indikasi 29/08 /16 30/08 /16 31/08 /16 01/09 /16 02/09 /16 03/19 /16 04/09 /16 05/09 /16 06/0 9/16 O2 2 ltr/menit Referfusi oksigen, mengatasi sesak, mencegah iskemia √ √ √ √ √ √ √ √ √ IV FD Nacl 0,9% 16 tpm Resusitasi cairan √ √ √ √ √ √ √ √ √ EAS primer 1 fl/ 24 jam TPN, CKD √ √ √ √ √ √ √ √ Inj. Furosemid 20 mg/12 jam Udem pulmo, menurunkan preload (mengurangi cairan plasma), mengurangi toksisitas digoxin √ √ 60 mg √ 40 mg √ √ √ √ Inj. Spironolakton 100 mg/24 jam Antagonis aldosteron (CHF) √ √ √ √ 25 mg √ √ √ √ ramipril 5 mg/24 jam Anti remodeling, kardioprotektif, renoprotekrif √ √ √ √ √ √ √ √ - candasartan 16 mg/24 jam Anti remodeling, kardioprotektif, renoprotektif,menurunkan preload - - - - - - - - √ Concor 2,5 mg/24 jam Mengurangi aritmia, Mengurangi preload, mengurangi konsumsi oksigen dgn menurunkan kontraktilitas - - - - - - - - √ dogixin 1 tablet/24 jam Inotropik positif (CHF) - - - - - - - - √ Aspilet 80 mg/24 jam Penangangan utama Mencegah agregasi platelet dan preventif √ √ √ √ √ √ √ √ √ Simvastatin 20 mg/24 jam Stablisasi plak, kardioprotektif √ √ √ √ √ √ √ √ √
  • 27. CON,T Trasnfusi PRC 1 kolf/hari x 2 Anemia - √ - - - - - - - Inf D40% + Insulin 2 fl + 10 U Hiperkalemia ringan - √ √ - - - - - - Ca glukonat Hiperkalemia ringan, Hipokalsemia - - - √ √ √ - - - NAC 200 mg/8 jam Mukolitik - √ √ √ - - - - - Human albumin 25% 100 cc/24 jam Hipoalbumin - - - - - - - - √ Allupurinol 100 mg/24 jam Asam urat - - - - - - - - √ CaCO3 3 kapsul/8 jam Suplement kalsium, hipokalsemia - - - - - - - - √ Asam Folat 800 mg/24 jam anemia - √ √ √ - - - - - B komplek 1 tablet/24 jam Vitamin neurotropik √ √ √ √ √ √ √ √ √ Name/ Strength Signa Indikasi 29/0 8/16 30/0 8/16 31/0 8/16 01/0 9/16 02/0 9/16 03/1 9/16 04/0 9/16 05/0 9/16 06/0 9/16 Inj. Ceftriaxone 2 gram/24 jam Ulkus pedis - √ √ √ √ √ √ √ √ Inj. Clindamisin 300 mg/6 jam Ulkus pedis - √ √ √ √ √ √ √ √
  • 28. Problem klinik Subjektif-objektif Terapi analisis Interaksi Recomendtion CHF NYHA IV cardiomegali, cardiomyopati OMI sesak nafas 2 hari smrs, udem tungkai, riwayat DM, riwayat CHF O2 saturasi, ramipril, candesartan, Inj Furosemid, Inj. Sprronolakton, bisoprolol (concor) Gunakan hingga gejala sesak berkurang terget tingkatkan kualitas hidup dan menurunkan mortalitas Rampiril + spironolakton  peningkatan kadar K+ sinergis dengan furosemid Sesuaikan dengan guideline Azotemia Riwayat AKI e.c nefropati, Clcr : 28,53 (moderate), kadar ureum tinggi, Diet DM 1700 kcal Inj. Furosemid Inj, Spironolakton Terapi farmakologi dengan diuretik dapat diberikan untuk mengurangi nilai Scr dgn cara diuresis (Robert K, 2010) - Sesuai dengan guideline DM Ulkus Luka pada kaki skor wenger 3, riwayat DM tipe II Klindamisin 300 mg/6 jam Ceftriaxone 2 g/24 jam Metronidazole 500 mg/8 jam IDSA -> polimikroba gram (-) dan pseudomonas aureuginosa - Boleh digunakan ceftriaxone 1 g/12 jam + Metronidazole 500 mg/8 jam (anaerob) DM tipe II Riwayat DM tidak terkontrol dgn kadar A1C 8,5% 1 th yll Diet DM/perubahan pola hidup, kendalikan GDP < 120 mg.dL dan HbA1c < 6% Rekomendasi perubahan pola hidup utk px DM menurut ADA (2016) - Sesuai dengan guideline Anemia Nilai Hb rendah pada tanggal 28/09/16 (8,3) Transfusi PRC 1 kolf/hari x 2 Sesuai dengan KDOQI anemia pada pasien CKD adalah eritropoitin Stimulating hormon - Koreksi nilai Hb atau MCV  terapi sesuai penyebab anemia Hipoalbumin Albumin terakhir (2,7g/L) pada awal MRS Human Albumin 25 % 100cc/24 jam Transfusi albumin diberikan jika kadar <2,5, koreksi penyebab - Sesuai dengan guideline PLAN OF DRUG RECOMENDATION AND MONITORING
  • 29. RECOMENDATION AND PLAN OF DRUG TREATMET WORKSHEET No Drug/medication Strength Total number frequency Patient information 1 2 Ramipril Candesartan Miligrsm Miligram Insial dosis : 1,25 – 2,5 mg/12 jam target dosis 32 mg Inisial dosis : 4 mg/hari tingkatkan dosis dengan interval 2 minggu bisa digunakan hingga 32 mg/hari Monitoring tanda-tanda vital dapat digunakan continue untuk mengurangi respon RAAS agar tidak terjadi perubahan struktur pada ventrikel kiri (antiremodeling) ESO : Batuk, hiperkalemi, hipotensi Monitoring : kadar serum K+ 3 4 Inj Furosemid Spironolakton Miligram Miligram inisial IV LD : 40 mg dilanjutkan 10-40 mg/jam infus. Inisal dosis : 12,5 mg/hari Main : 12,5-25 mg/d Monitoring tanda vital digunakan continue Dosis awal 12,5 mg pada pasien dengan CKD Clcr < 50 mL, pasien DM, lansia ESO : acute hipotensi Monitoring : kadar elektrolit 3 Bisoprolol Miligram Inisal dosis 1,25 mg dan ditingkatkan sampai 10 mg/hari Monitoring Nilai ECG, tekanan darah ESO : Nausea, vomiting, acute hipotensi 4 Digoxin Miligram LD : tidak dianjurkan Dosis : 0,125 mg/hari Dengan CKD maksimal 0,625 mg/hari Pantau kadar digoksin dalam waktu 3- 5 gari mulai dari hari pertama pemberian Kombinasi dengan diuretik Monitoring : Pemberian maintenance terapi harus diberikan minimum 6-8 jam setelah dosis terakhir 5 Aspilet miligram Inisial : 165 – 325 mg /24 jsm Terapi diberikan seumur hidup Monitoring Efek samping bleeding mayor, minor, dan life threathening bleeding
  • 30. No Drug/medication Strength Total number frequency Patient information 6. Simvastatin miligram Prevensi cardiovascular disease : 20-40 mg/hari saat malam hari; range therapy 5-80 mg/hari Diberikan seumur hidup Monitoring kadar LDL, dan kolesterol total 7. Inj. Ceftriaxone miligram 2 gram/24 jam Literatur Derajat sedang hingga berat digunakan terapi selama 2-3 minggu (fornas 7 hari dissarankan kultur) Data kultur : sensitif amikasin dan cefoperazone sulbactam Kontrol gula darah, patuhi saran dokter untuk mempercapat penyembuhan CON’T
  • 31. ASSESTMENT REKOMENDASI Ada indikasi tidak ada obat Pasien mengalam nyeri neuropati DM dengan VAS 3 Adiberikan antikonvulsan (gabapentin) untuk mengurangi nyeri Ada obat tidak ada indikasi N Acetyl sistein mukolitik diberikan pada tanggal 30/09/16 tanpa ada keluhan batuk berdahak Pemakaian dihentikan Pemilihan obat yang tidak tepat 3 kombinasi a.b cefftriaxone 2 g/24 jam, Clindamisin 300 mg/6 jam dan metronidazole 500 mg/jam IDSA  bakteri patogen polimikroba gram (-) dan P.aureoginosa serta anaerob (dilihat dng ada/tidaknya pus) Rek : ceftriaxone 1 g/12 jam + metronidazole 500 mg/8 jam Duplikasi obat - - Over dosis Spironolakton pada awal MRS diberikan 100 mg/24 jam Menurut DIH dosis awal spironolakton adalah 12,5 mg karena nilai Clcr pasien <50 mL/menit dan juga menderita DM Under dosis - - Efek samping Ramipril dan candesartan hiperkalemia Furosemid dan candesartan  Hiperuresemia Monitoring serum kalium Monitoring kadar asam urat bisa digunakan allopurinol (jika nilai asam urat ≥ 8,9) Interaksi Rampiril + spironolakton  peningkatan K+ serum Digoxin + bisoprolol  (-) efek introp (+) Efek sinergis dari furosemid mampu menurunkan K+ Pasien gagal menerima obat Pasien tidak mengerti cara minum obat Diterangkan kpd keluarga saat KIE DTW/DTAP
  • 33.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 39. Farmakoterapi dipiro Ed.9, DIH ed 17. 2008
  • 43. Diuretics & ACEI reduces the number of sacks on the wagon
  • 44. ß-Blockers Limit the donkey’s speed, thus saving energy
  • 46.
  • 48. Terapi neropati diabetes disadur di American Academy of Neurology, 2011
  • 49. Pinasti U et al, 2013
  • 50. Pedoman Terapi Cairan Otsuka, 2013

Editor's Notes

  1. Pasien pernah menderita DM 1 tahun yll, dengan kadar HbA1c (8,5%) diberikan terapi insulin novorapid dengan dosis 12-12-12 unit dihentikan tanggal 18/02/15 Antibiotik terakhir : klindamisin, metronidazole
  2. Catatan tambahan : nilai asam urat pada tanggal 29/08/16 (8,9 mg/dL) Nilai Clcr : 28,53 (moderate) tidak perlu penyesuaian dosis
  3. Komplikasi pada pasien DM tipe II jangka panjang adalah makrovaskular (kerusakan ginjal dan jantung) dan mikrovaskular (retinopati, neuropati).
  4. Patofisiologi : Neuropati disebabkan oleh jalur poliol (glukosa  Sorbitol  fruktosa). Penimbunan turunan glukosa pada saraf perifer menyebabkan perubahan biokimia di ujung saraf dan mengganggu metabolisme sel schwan dan menyebabkan hilangnya akson (rusak) dimana manifestasi yang terjadi berupa nyeri, parastesia (rasa terbakar), berkurangnya sensasi getar dan proprioseptik, hilangnya reflek tendon, kelemahan otot, hingga atrofi (mengecilnya masa otot). Mekanisme antidepresan mengurangi nyeri pada PDN adalah : hambat reuptake 5HT-3 dan NE  menumpuk di celah sinap  jumlah reseptor beta menurun  adenosum monofosfat menurun  pompa Na+ tidak terbuka  konduksi nyeri berkurang
  5. Goal terapi : mencegah infeksi sampai ke tulang (osteomyelitis), SIRS (sepsis), dan mengurangi angka amputasi Antibiotik empiris yang di gunakan berdasarkan IDSA untuk infeksi sedang – berat awal MRS sebelum dilakukan kultur adalah ceftriaxone selama 1-3 minggu dikombisikan dengan metronodazole atau clindamysin jika ada keterlibatan kuman anaerob (Menkes, 2011) Penelitian clay (2004) dengan menggunakan ceftri + metronidazole vs ticarcilin/clavulanat dengan pasien DM dengan luka kaki score wegner 1-3, jumlah sampel 70 didapatan hasil metro + ceftri lebih efektif mengurangi infeksi dan biaya lebih murah.
  6. Gagal jantung bukan merupakan suatu diagnosis, untuk dapat memberikan terapi yang tepat perlu diketahui kausa gagal jantung kausa gagal jantung a. Gagal jantung kiri  penyakit miokardium (penyakit arteri koronaria, hipertensi, kardiomiopati, miokarditis), penyakit katup jantung kongenital, penyakit perikardium, aritmia (takiaritmia, bradiaritmia), anemia, hipoksia b. Gagal jantung kanan Akibat tidak terpenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dapat dilihat dari respon hemodinamik, renal, neural dan hormonal Agurgitasi aorta : aliran darah balik (refluk) dari aorta ke ventrikel pada saat relaksasi (aneurisma/robekan pada aorta, endokarditis, sefilis) VSD : ventricle septal defect (kongenital/cacat bawaan pada jantung karena penyekat antara sisi kiri dan kanan jantung tidak berkembang (kasus syndrom down) sehingga darah dari ventrikel kanan akan menumpuk di ventrikel kiri) Stenosis aorta : kelainan katup jantung dimana katup jantung tidak bisa membuka lebar dan sempurna Kardiomiopati : dilatatif (salah satu etiologinya adalah DM), hipertropik, restriktif
  7. Kausa sindrom klinis gagal jantung umumnya adalah disfungsi ventrikel kiri. Disfungsi ventrikel kanan murni jarang, dapat terjadi akibat hipertensi pulmonal kronis, emboli paru. Penurunan fungsi sistolik (fraksi ejeksi) atau dengan gangguan fungsi diastolik (fungsi sistolik atau fraksi ejeksi normal) atau HFpEF kemudian akan dilanjutkan dengan kejadian remodeling otot jantung dan menimbulkan sindroma klinis gagal jantung
  8. Tekanan sistolik : tekanan pada saat jantung kontraksi Tekanan diastolik : tekanan saat jantung relaksasi atau beristirahat Ketika sudah terjadi perubahan struktur pada otot ventrikel, maka daya regang akan berkurang secara otomatis kontraksi menurun efeknya adalah berkurangnya volume sekuncup dan meningkatnya residual volume. Pada kondisi ini dapat dilihat dari nilai EDV, apabila EDV meningkat maka LVEDP (tekanan akhir diastolik ventrikel kiri) meningkat, pada saat peningkatan LVEDP juga akan meningkatkan LAP (tekanan atrium kiri) yang menyuplai darah dari paru menuju jantung, karena terjadinya peningkatan tekanan kapiler dan vena paru. Apabila tekanan melebihi tenakan onkotik dapat terjadi transudasi cairan ke ruang intersisial mengisi alveoli  edem paru  sesak
  9. Ada 3 mekanisme kompensasi : Neurohormonal Hukum frank sterluing Remodeling ventrikel
  10. Kelas I = tidak bisa cepat saat naik tangga Kelas II = naik tangga dengan pembatasan langkah Kelas III = tidak bisa sama sekali menaiki tangga Kelas IV = sama seperti kelas III Data lab yang bisa di lihat adalah kadar peptik neurotik, troponin I dan T akan meningkat pada pasien gagal jantung. Pelapasan troponin disebabkan karena pada saat awal kerusakan (iskemia) maka membran sel mejadi lebih permeabel (zat akan mudah masuk dan keluar kedalam sel) melepaskan troponin keruang intersisial dan intravaskular Ekokardiografi : dengan alat ini bisa dintentukan pasien ada gangguan/tidak pada sitolik (fraksi ejeksi) normal : &amp;gt; 45% - 50%
  11. ACC/AHA: untuk memulai terapi pada pasien HF kelas I adalah kendalikan co morbide dan life style seperti DM, HT, dan dislipidemia (Level 1 A) Penggunaan ACE/ARB dapat digunakan pada pasien yang memiliki komplikasi gangguan kardiovaskular Kelas II : pasien dengan riwayat infark miokard baik tanpa mempertimbang adanya gangguan fungsi diastolik dapat diberikan ACEi/ARB kombinasi dengan B-Bloker.
  12. Penyuntikan dalam brp menit?
  13. Atrial fibrilasi : ketidak terkontrolnya impuls listrik pada jantung dan meningkatnya kecepatan pompa jantung  kontraksi yang sangat cepat dan tidak teratur menyebabkan darah terakumulasi di dialam atrium. Dalam gambaran EKG didapatkan (gelombang kecil). Gejala atrial fibrilasi pada HF sama dengan yang ditunjukkan pasien sbb : sesak nafas, nafas cepat dan gejala paling buruk yaitu tromboemboli. Tromboemboli karena atrial fibrilation menyebabkan komplikasi stroke pada kebanyakan pasien Langkah 1 : pasien tidak toleran terhadap terapi beta bloker Lagkah 2 : LV ventrikel tetap tidak terkontrol  gunakan bersama dengan beta bloker atau amiodaron (tidak diberikan pada aritmia kelas I karena dapat meningkatkan kejadian mortalitas dini).
  14. Karena digoxin merupakan obat dengan indeks terapi sempit makan efektifitasnya dan mencegah toksisitas spt (mual,muntah,diare, pandangan kabur, sakit kepala, lemas, aritmia, penurunan pulse jantung sehingga harus dalam rentang terapi, rentang terapi digoksin sbb: CHF : 0,5-0,8 ng/mL Antiaritmia : 1,5-2,0 ng/mL Toksisitas &amp;gt;2,0 ng/mL
  15. Golongan Trisiklik memiliki kontra indikasi dengan pasien jantung karena hambatan natrium
  16. Asering, otsu RL, NS 0,9 % merupakan cairan isotonis dapat menambah volume ektraselular Indikasi : pengganti cairan karena penggunaan diuretik