SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud
MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan
2
PENDAHULUAN
Rokok masih menjadi salah satu
penyebab utama yang dapat dicegah
(preventabel cause) dari kematian
dan kesakitan di Amerika Serikat.
Diperkirakan terjadi 438.000
kematian per tahunnya berhubungan
dengan rokok di Amerika Serikat.
Rokok dihubungkan dengan berbagai
penyakit dan kelainan pada tubuh
manusia. Sedangkan di dunia, rokok
dikatakan menjadi penyebab
kematian terbanyak kedua dengan
lebih dari 5 juta kematian pada tahun
2008. Pada tahun 2020 diperkirakan
terjadi 10 juta kematian pertahun
karena tembakau di dunia1.
Dari 50% penduduk laki-laki.
Sebagian besar perokok ini mulai
merokok sejak umur 19 tahun.
Konsumsi rokok di Indonesia yang
dilihat dari produksi dan penjualan
rokok di dalam negeri meningkat tiap
tahunnya2. Asap rokok mengandung
sekitar 500 partikel gas berbahaya,
(tar dan nikotin). Partikel–partikel
tersebut telah terbukti menjadi
penyebab kanker di berbagai organ
di seluruh tubuh dan banyak penyakit
kronik yang berbahaya. Selain untuk
perokok sendiri, asap rokok juga
sangat berbahaya untuk orang di
sekitarnya. Perokok pasif akan
menerima efek asap rokok yang tidak
sedikit pada kesehatannya. Laporan
dari kementrian kesehatan Amerika
Serikat menunjukkan bahwa anak–
anak dan wanita adalah kelompok
dengan risiko terbesar untuk
menderita kelainan akibat asap
rokok.
World Health Organisation
(WHO) melalui gerakan MPOWER
mengajak seluruh dunia untuk
berperang melawan rokok. Hal ini
dilakukan karena belum dipahaminya
bahaya kumulatif rokok dari semua
segi. Upaya henti rokok masih sangat
sedikit dikerjakan di seluruh dunia.
Salah satu kesulitan untuk
melaksanakan program henti rokok
pada perokok adalah adanya
kecanduan terhadap nikotin 2.3.
Farmakokinetik Nikotin
Absorpsi nikotin melalui
membran sel bergantung pH. Nikotin
tidak dapat menembus membran
pada lingkungan asam karena pada
lingkungan tersebut nikotin akan
terionisasi. Nikotin dapat cepat
menembus membran pada pH darah
fisiologis karena pada pH tersebut
31% nikotin tidak terionisasi.
Nikotin paling mudah diabsorpsi
pada lingkungan basa terutama
melalui membran mukosa oral dan
nasal karena epitel daerah tersebut
tipis dan kaya suplai darah. Nikotin
juga mudah diserap melalui kulit.
Melalui tiga jalur absorpsi tersebut,
kadar nikotin darah akan meningkat
bermakna karena nikotin tidak
melewati metabolisme di hati.
Nikotin yang ditelan diabsorpsi
melalui usus halus, melalui sirkulasi
vena portal mengalami metabolisme
pre-sistemik oleh hati. Keadaan ini
menyebabkan bioavailabilitas nikotin
per oral sekitar 30-40%.5,6 Nikotin
didistribusikan cepat dan ekstensif ke
seluruh jaringan tubuh. Konsentrasi
nikotin darah arteri dan otak akan
EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud
MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan
3
meningkat tajam setelah pajanan,
turun setelah 20-30 menit karena
nikotin terdistribusi ke jaringan lain.
Kadar nikotin tertinggi dalam organ
hati, ginjal, limpa, dan paru; dan
paling rendah dalam jaringan lemak.
Dalam beberapa menit setelah
absorpsi, kadar nikotin lebih tinggi di
arteri daripada vena. Konsentrasi
nikotin dalam vena akan menurun
lebih perlahan. Hal ini
menggambarkan redistribusi dari
jaringan tubuh dan kecepatan
eliminasi. Rasio konsentrasi nikotin
di otak terhadap konsentrasi dalam
vena tertinggi selama dan pada akhir
periode pajanan dan akan menurun
secara perlahan karena memasuki
fase eliminasi. Absorpsi melalui oral,
nasal atau transdermal menghasilkan
peningkatan konsentrasi nikotin
dalam otak secara bertahap dengan
rasio terhadap dalam vena relatif
rendah dengan disekuilibrium
arteriovenosa yang kecil.
Sebagian besar nikotin
dimetabolisme di hati dan sebagian
kecil dimetabolisme di paru dan
ginjal. Metabolit utamanya adalah
kotinin (70%) dan nikotin-N-oksida
(4%). Kotinin dibentuk di hati dalam
dua tahap yang melibatkan sitokrom
P450 dan enzim aldehid oksidase.
Sitokrom P450 yang ter-utama
berperan adalah CYP2A6. Isoen-zim
lain yang juga memetabolisme
nikotin adalah CYP2B6, CYP2D6,
dan CYP2E1. Waktu paruh kotinin
yang panjang (16 jam) menyebabkan
metabolit ini dapat dijadikan penanda
biokimia penggunaan nikotin.
Sebagian kecil nikotin diekskresikan
melalui urin, yaitu sekitar 5-10% dari
eliminasi total. Waktu paruh
eliminasi nikotin rata-rata 2 jam.
Pada seseorang yang merokok
secara regular, kadar nikotin dalam
darah akan meningkat dalam 6-8
jam. Kadar nikotin dalam darah yang
diambil pada siang hari (dalam
keadaan kadar mantap) berkisar
antara 10-50 ng/mL. Tiap batang
rokok akan menghasilkan
konsentrasi nikotin dalam darah
sekitar 5-30 ng/mL, tergantung cara
rokok dihisap. Pada malam hari
kadar nikotin akan menurun dan
hanya tersisa sedikit di dalam darah
ketika bangun pada pagi harinya.
Patofisologi Kecanduan Nikotin
Efek nikotin yang dapat
menimbulkan kecanduan adalah
efeknya pada reseptor kolinergik
nikotinik di otak. Nikotin diserap
dari asap rokok ke sirkulasi dalam
paru, lalu melalui arteri karotis
internal akan mencapai otak. Di
dalam otak, nikotin akan bekerja
pada reseptor kolinergik nikotinik
dalam waktu 10-15 detik setelah
menghisap rokok. Ikatan antara
nikotin dengan reseptor nikotiniknya
di area tegmental ventral otak
menyebabkan pelepasan dopamin di
nukleus akumbens, yang akan
menimbulkan perasaan nyaman
(pleasure). Timbulnya rasa nyaman
akibat nikotin dalam hitungan detik
inilah yang menyebabkan
ketergantungan pada rokok. Selain
itu, nikotin juga menyebabkan
pelepasan neurotransmiter lain
seperti norepinefrin, β-endorfin,
EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud
MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan
4
asetilkolin dan serotonin yang akan
meningkatkan kemampuan kognitif,
kewaspadaan dan memori serta
menurunkan ketegangan dan
kecemasan.
Manifestasi Klinik
Penggunaan Rokok (Nikotin)
yang jangka panjang dapat
menimbuklan beberapa masalah
klinik seperti memicu kecanduan
rokok, meningkatkan resiko kanker
paru, meningkatkan resiko
peningkatan tekanan darah, penyakit
jantung, penyakit diabetes, gangguan
kehamilan dan lain-lain.
Strategi Terapi Farmakologi Pada
Kecanduan Rokok
Semua pengobatan memiliki
efek samping potensial tanpa
terkecuali pengobatan pada pecandu
rokok. The United States Department
of Health and Human Services
Public Health Service 2008 update of
theTreating Tobacco Use and
Dependence clinical practice
guidelines mengkategorikan terapi
kecanduan rokok sebagai first-line
adalah nicotine replacement therapy
(NRT), bupropion, and varenicline)
dan second-line terapi include
nortriptyline and clonidine), dan
sebagai terapi kombinasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fiore
et al (2008) dengan membandingkan
antara placebo dengan terapi first
line menunjukkan efektivitas namun
hal tersebut didukung oleh konseling
dan terapi psikologi.
Seperti yang dikatakan sebelumnya,
strategi terapi pada pasien tobbaco
dependence tidak hanya pada terapi
farmakologi tetapi juga konseling
dan psikologi.
Strategi terapi psikologi yang
dikembangkan oleh Jhon D et.al
(2004) menggunakan transteoritical
model yang diadopsi untuk
mengelompokkan sesuai dengan
karakteristik pasien perokok dibagi
menjadi 5 yaitu :
a. Prekontemplasi
Perokok belum benar-benar ingin
berhenti merokok dalam jangka
waktu 6 bulan, pada tahap ini
pasien masih menutup diri dan
menghindari informasi yang dapat
merubah prilakunya.
b. Kontemplasi
Perokok memiliki niat untuk
berhenti merokok dalam waktu 6
bulan, pasien sudah mengetahui
persis efek yang ditimbulkan
akibat efek merokok sehingga
para klinisi harus memberi
motivasi untuk merubah prilaku
c. Persiapan
Perokok sudah merencanakan
untuk berhenti pada tahap ini
klinisi bisa menggunakan
Fagestrom test (Table 1).
Pasien harus menginisiasi
menghentikan rokok dalam 24
jam pertamanya di pagi hari dan
perlu dipertimbangkan terapi
dengan NRT dan modifikasi gaya
hidup 44
d. Aksi
Pasien sudah berhenti mengambil
langkah untuk berhenti merokok
dan tidak lagi menggunakan obat
NRT serta terapi farmakologi lain.
Evaluasi dibutuhkan karena pada
tahap ini keinginan untuk kembali
lagi menggunakan rokok bahkan
tambahan variasi untuk
pengalihan dari rokok ke kopi dan
EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud
MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan
5
alkohol, sehingga diperlukan 2-3
bulan tapering off terapi dan
motivasi harus terus dilakukan
hingga 3-4 bulan setalah
intervensi farmakologi dilakukan.
Motivasi bisa dilakukan dengan
menggunakan form Five R’s.
HASIL PENELITIAN
1. Jenis Kelamin dan Usia
Farmakoterapi
Onset nikotin hingga menimbulkan
efek adalah 7 menit melalui inhalasi.
Efek stimulasi simpatis dari nikotin
menyebabkan perasaan “kick” and
“fix”. Nikotin mesupresi insulin
menyebabkan peningkatan cepat
kadar glukosa. Pada sistem saraf
pusat inhibisi reseptor GABA dan
meningkatnya sintesis dopamin
mengontrol mood dan motivasi (Jhon
D et.al, 2004)
Nicotine Replacement Therapy Efek
berbahaya rokok ditimbulkan oleh zat-
zat selain nikotin yang terkandung
dalam rokok. Nicotine replacement
therapy adalah farmakoterapi yang
paling banyak diteliti untuk
Gambar 1. Alogaritma terapi pasien tobbaco dependen
EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud
MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan
6
menghentikan kebiasaan merokok
(Henningfield JE et.al 2005 dan Moore
D et.al, 2009). Penggunaan NRT
bertujuan untuk menggantikan
nikotin yang sebelumnya diperoleh
dari rokok. Tiga mekanisme kerja
utama NRT adalah mengurangi
gejala putus nikotin, mengurangi
efek penguatan nikotin dan
memberikan efek yang sebelumnya
didapatkan dari rokok (Henningfield
JE et.al, 2005). Penggunaan NRT
efektif, dapat ditoleransi dengan baik
dan efek sampingnya ringan (Moore
D et.al, 2009). Nicotine replacement
therapy terdiri dari enam bentuk
sediaan, yaitu nikotin trans- dermal,
permen karet (gum), tablet hisap
(lozenge), tablet sublingual, inhaler
dan obat semprot nasal (nasal spray)
(anonim, 200511) Semua bentuk
memiliki efikasi yang hampir sama
dengan tingkat kepatuhan pengguna
paling tinggi pada bentuk
transdermal, lebih rendah untuk
permen karet dan hidung dan inhaler
(Benowitz NL et.al, 2005)
1. Nikotin Transdermal
Nikotin transdermal adalah unit
dengan beberapa lapisan yang
dapat menghantarkan nikotin
setelah pemakaian pada kulit.
Diperkirakan 68% nikotin yang
dilepaskan oleh sistem
transdermal akan masuk ke
dalam sirkulasi (Rau JL, 2002)
Nikotin transdermal tersedia
dalam berbagai kekuatan,
tergantung dari lama pemakaian
dan kekuatan dosis. Berdasarkan
lama waktu pemakaian, dapat
dibedakan menjadi dua yaitu
sediaan yang digunakan selama
16 jam dan 24 jam. Sediaan
yang digunakan selama 16 jam,
terdiri dari beberapa sediaan
dosis yaitu 5 mg, 10 mg dan 15
mg. (Henningfield JE et.al, 2005
dan anonim, 2005)
inisial terapi nikotin patch
adalah 21 – 22 mg (durasi 24
jam) dan 15 mg (durasi 16 jam)
penentuan dosis tergantung dari
penilaian fagestrom scale
sebagai penilai derajat ringan
dan beratnya ketergantungan
(Dale LC et.al, 1998)
Tabel 1. Fagestrom Test
EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE
Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud
MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan
7
penggunaan diaplikasikan pada pagi
hari ditempelkan di leher dan di
pinggang. Tapering off perlu
dilakukan untuk mencegah rebound
effect, 4-6 minggu dosis diturunkan
14 mg/24 jam, 2-4 minggu
berikutnya 7 mg/24 jam (Tønnesen
P, 1998 dan Fiore MC, 2006)
50% efek samping yang umumnya
terjadi adalah iritasi kulit seperti
eritema (kemerahan), pruritus dan
rasa terbakar pada kulit namun
kurang dari 5% menghentikan terapi
2. Nikotin Nasal Spray
Sama halnya pemen karet nikotin,
nasal spray bisa digunakan saat
pasien membutuhkan nikotin. Plasma
puncak 10 menit setelah penggunaan
1- 2 puff per jam setara dengan 2-3
batang rokok tidak lebih dari 5 dosis
dalam 1 jam dan rata-rata dosis yang
digunakan adalah 15 dosis
perhariu(MacKenzie TD, 1999).
Tapering off mulai dilakukan setelah
12 minggu terapi (Dale LC, 1998).
Efek samping yang sering muncul
adalah sakit kepala, sensasi panas,
mata berarir,
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

Similar to Clinical guideline for tobaco dependence

bahaya merokok ppt.pptx
bahaya merokok ppt.pptxbahaya merokok ppt.pptx
bahaya merokok ppt.pptxNelsaKurnia1
 
10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia
10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia
10 manfaat rokok bagi kesehatan manusiarizkiikie1
 
plh bahaya rokok
plh bahaya rokokplh bahaya rokok
plh bahaya rokokRajaSurya
 
bahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.pptbahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.pptindraerlangga4
 
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaDampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaVessa Ramadhani
 
Makalah persentasi
Makalah persentasiMakalah persentasi
Makalah persentasiEko Frozer
 
Remaja perokok
Remaja perokokRemaja perokok
Remaja perokokitaufik
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokoknovatri sifu
 
metode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokokmetode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokokNia Teresniati
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaNa Na
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaFahri Anwari
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptxWanHar3
 

Similar to Clinical guideline for tobaco dependence (20)

Remaja merokok
Remaja merokokRemaja merokok
Remaja merokok
 
Makalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokokMakalah bahaya merokok
Makalah bahaya merokok
 
bahaya merokok ppt.pptx
bahaya merokok ppt.pptxbahaya merokok ppt.pptx
bahaya merokok ppt.pptx
 
10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia
10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia
10 manfaat rokok bagi kesehatan manusia
 
Bahaya rokok
Bahaya rokokBahaya rokok
Bahaya rokok
 
plh bahaya rokok
plh bahaya rokokplh bahaya rokok
plh bahaya rokok
 
bahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.pptbahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
 
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaDampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
 
Rokok pp
Rokok ppRokok pp
Rokok pp
 
Bahaya Merokok
Bahaya MerokokBahaya Merokok
Bahaya Merokok
 
Makalah persentasi
Makalah persentasiMakalah persentasi
Makalah persentasi
 
Remaja perokok
Remaja perokokRemaja perokok
Remaja perokok
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokok
 
metode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokokmetode ilmiah tentang rokok
metode ilmiah tentang rokok
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
Bahayamerokokpadaremaja
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
Bahayamerokokpadaremaja
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Multimedia interaktif nelik
Multimedia interaktif nelikMultimedia interaktif nelik
Multimedia interaktif nelik
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Plh
PlhPlh
Plh
 

More from Gilang Rizki Al Farizi (10)

Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
 
Oligonucleotide
OligonucleotideOligonucleotide
Oligonucleotide
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
 
Post antibiotic effect 2
Post antibiotic effect 2Post antibiotic effect 2
Post antibiotic effect 2
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Presentasi kasus chf
Presentasi kasus chfPresentasi kasus chf
Presentasi kasus chf
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 

Recently uploaded

Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...nadyahermawan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxFATMAWATIMADYA
 

Recently uploaded (20)

Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 

Clinical guideline for tobaco dependence

  • 1. EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan 2 PENDAHULUAN Rokok masih menjadi salah satu penyebab utama yang dapat dicegah (preventabel cause) dari kematian dan kesakitan di Amerika Serikat. Diperkirakan terjadi 438.000 kematian per tahunnya berhubungan dengan rokok di Amerika Serikat. Rokok dihubungkan dengan berbagai penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Sedangkan di dunia, rokok dikatakan menjadi penyebab kematian terbanyak kedua dengan lebih dari 5 juta kematian pada tahun 2008. Pada tahun 2020 diperkirakan terjadi 10 juta kematian pertahun karena tembakau di dunia1. Dari 50% penduduk laki-laki. Sebagian besar perokok ini mulai merokok sejak umur 19 tahun. Konsumsi rokok di Indonesia yang dilihat dari produksi dan penjualan rokok di dalam negeri meningkat tiap tahunnya2. Asap rokok mengandung sekitar 500 partikel gas berbahaya, (tar dan nikotin). Partikel–partikel tersebut telah terbukti menjadi penyebab kanker di berbagai organ di seluruh tubuh dan banyak penyakit kronik yang berbahaya. Selain untuk perokok sendiri, asap rokok juga sangat berbahaya untuk orang di sekitarnya. Perokok pasif akan menerima efek asap rokok yang tidak sedikit pada kesehatannya. Laporan dari kementrian kesehatan Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak– anak dan wanita adalah kelompok dengan risiko terbesar untuk menderita kelainan akibat asap rokok. World Health Organisation (WHO) melalui gerakan MPOWER mengajak seluruh dunia untuk berperang melawan rokok. Hal ini dilakukan karena belum dipahaminya bahaya kumulatif rokok dari semua segi. Upaya henti rokok masih sangat sedikit dikerjakan di seluruh dunia. Salah satu kesulitan untuk melaksanakan program henti rokok pada perokok adalah adanya kecanduan terhadap nikotin 2.3. Farmakokinetik Nikotin Absorpsi nikotin melalui membran sel bergantung pH. Nikotin tidak dapat menembus membran pada lingkungan asam karena pada lingkungan tersebut nikotin akan terionisasi. Nikotin dapat cepat menembus membran pada pH darah fisiologis karena pada pH tersebut 31% nikotin tidak terionisasi. Nikotin paling mudah diabsorpsi pada lingkungan basa terutama melalui membran mukosa oral dan nasal karena epitel daerah tersebut tipis dan kaya suplai darah. Nikotin juga mudah diserap melalui kulit. Melalui tiga jalur absorpsi tersebut, kadar nikotin darah akan meningkat bermakna karena nikotin tidak melewati metabolisme di hati. Nikotin yang ditelan diabsorpsi melalui usus halus, melalui sirkulasi vena portal mengalami metabolisme pre-sistemik oleh hati. Keadaan ini menyebabkan bioavailabilitas nikotin per oral sekitar 30-40%.5,6 Nikotin didistribusikan cepat dan ekstensif ke seluruh jaringan tubuh. Konsentrasi nikotin darah arteri dan otak akan
  • 2. EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan 3 meningkat tajam setelah pajanan, turun setelah 20-30 menit karena nikotin terdistribusi ke jaringan lain. Kadar nikotin tertinggi dalam organ hati, ginjal, limpa, dan paru; dan paling rendah dalam jaringan lemak. Dalam beberapa menit setelah absorpsi, kadar nikotin lebih tinggi di arteri daripada vena. Konsentrasi nikotin dalam vena akan menurun lebih perlahan. Hal ini menggambarkan redistribusi dari jaringan tubuh dan kecepatan eliminasi. Rasio konsentrasi nikotin di otak terhadap konsentrasi dalam vena tertinggi selama dan pada akhir periode pajanan dan akan menurun secara perlahan karena memasuki fase eliminasi. Absorpsi melalui oral, nasal atau transdermal menghasilkan peningkatan konsentrasi nikotin dalam otak secara bertahap dengan rasio terhadap dalam vena relatif rendah dengan disekuilibrium arteriovenosa yang kecil. Sebagian besar nikotin dimetabolisme di hati dan sebagian kecil dimetabolisme di paru dan ginjal. Metabolit utamanya adalah kotinin (70%) dan nikotin-N-oksida (4%). Kotinin dibentuk di hati dalam dua tahap yang melibatkan sitokrom P450 dan enzim aldehid oksidase. Sitokrom P450 yang ter-utama berperan adalah CYP2A6. Isoen-zim lain yang juga memetabolisme nikotin adalah CYP2B6, CYP2D6, dan CYP2E1. Waktu paruh kotinin yang panjang (16 jam) menyebabkan metabolit ini dapat dijadikan penanda biokimia penggunaan nikotin. Sebagian kecil nikotin diekskresikan melalui urin, yaitu sekitar 5-10% dari eliminasi total. Waktu paruh eliminasi nikotin rata-rata 2 jam. Pada seseorang yang merokok secara regular, kadar nikotin dalam darah akan meningkat dalam 6-8 jam. Kadar nikotin dalam darah yang diambil pada siang hari (dalam keadaan kadar mantap) berkisar antara 10-50 ng/mL. Tiap batang rokok akan menghasilkan konsentrasi nikotin dalam darah sekitar 5-30 ng/mL, tergantung cara rokok dihisap. Pada malam hari kadar nikotin akan menurun dan hanya tersisa sedikit di dalam darah ketika bangun pada pagi harinya. Patofisologi Kecanduan Nikotin Efek nikotin yang dapat menimbulkan kecanduan adalah efeknya pada reseptor kolinergik nikotinik di otak. Nikotin diserap dari asap rokok ke sirkulasi dalam paru, lalu melalui arteri karotis internal akan mencapai otak. Di dalam otak, nikotin akan bekerja pada reseptor kolinergik nikotinik dalam waktu 10-15 detik setelah menghisap rokok. Ikatan antara nikotin dengan reseptor nikotiniknya di area tegmental ventral otak menyebabkan pelepasan dopamin di nukleus akumbens, yang akan menimbulkan perasaan nyaman (pleasure). Timbulnya rasa nyaman akibat nikotin dalam hitungan detik inilah yang menyebabkan ketergantungan pada rokok. Selain itu, nikotin juga menyebabkan pelepasan neurotransmiter lain seperti norepinefrin, β-endorfin,
  • 3. EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan 4 asetilkolin dan serotonin yang akan meningkatkan kemampuan kognitif, kewaspadaan dan memori serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Manifestasi Klinik Penggunaan Rokok (Nikotin) yang jangka panjang dapat menimbuklan beberapa masalah klinik seperti memicu kecanduan rokok, meningkatkan resiko kanker paru, meningkatkan resiko peningkatan tekanan darah, penyakit jantung, penyakit diabetes, gangguan kehamilan dan lain-lain. Strategi Terapi Farmakologi Pada Kecanduan Rokok Semua pengobatan memiliki efek samping potensial tanpa terkecuali pengobatan pada pecandu rokok. The United States Department of Health and Human Services Public Health Service 2008 update of theTreating Tobacco Use and Dependence clinical practice guidelines mengkategorikan terapi kecanduan rokok sebagai first-line adalah nicotine replacement therapy (NRT), bupropion, and varenicline) dan second-line terapi include nortriptyline and clonidine), dan sebagai terapi kombinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Fiore et al (2008) dengan membandingkan antara placebo dengan terapi first line menunjukkan efektivitas namun hal tersebut didukung oleh konseling dan terapi psikologi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, strategi terapi pada pasien tobbaco dependence tidak hanya pada terapi farmakologi tetapi juga konseling dan psikologi. Strategi terapi psikologi yang dikembangkan oleh Jhon D et.al (2004) menggunakan transteoritical model yang diadopsi untuk mengelompokkan sesuai dengan karakteristik pasien perokok dibagi menjadi 5 yaitu : a. Prekontemplasi Perokok belum benar-benar ingin berhenti merokok dalam jangka waktu 6 bulan, pada tahap ini pasien masih menutup diri dan menghindari informasi yang dapat merubah prilakunya. b. Kontemplasi Perokok memiliki niat untuk berhenti merokok dalam waktu 6 bulan, pasien sudah mengetahui persis efek yang ditimbulkan akibat efek merokok sehingga para klinisi harus memberi motivasi untuk merubah prilaku c. Persiapan Perokok sudah merencanakan untuk berhenti pada tahap ini klinisi bisa menggunakan Fagestrom test (Table 1). Pasien harus menginisiasi menghentikan rokok dalam 24 jam pertamanya di pagi hari dan perlu dipertimbangkan terapi dengan NRT dan modifikasi gaya hidup 44 d. Aksi Pasien sudah berhenti mengambil langkah untuk berhenti merokok dan tidak lagi menggunakan obat NRT serta terapi farmakologi lain. Evaluasi dibutuhkan karena pada tahap ini keinginan untuk kembali lagi menggunakan rokok bahkan tambahan variasi untuk pengalihan dari rokok ke kopi dan
  • 4. EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan 5 alkohol, sehingga diperlukan 2-3 bulan tapering off terapi dan motivasi harus terus dilakukan hingga 3-4 bulan setalah intervensi farmakologi dilakukan. Motivasi bisa dilakukan dengan menggunakan form Five R’s. HASIL PENELITIAN 1. Jenis Kelamin dan Usia Farmakoterapi Onset nikotin hingga menimbulkan efek adalah 7 menit melalui inhalasi. Efek stimulasi simpatis dari nikotin menyebabkan perasaan “kick” and “fix”. Nikotin mesupresi insulin menyebabkan peningkatan cepat kadar glukosa. Pada sistem saraf pusat inhibisi reseptor GABA dan meningkatnya sintesis dopamin mengontrol mood dan motivasi (Jhon D et.al, 2004) Nicotine Replacement Therapy Efek berbahaya rokok ditimbulkan oleh zat- zat selain nikotin yang terkandung dalam rokok. Nicotine replacement therapy adalah farmakoterapi yang paling banyak diteliti untuk Gambar 1. Alogaritma terapi pasien tobbaco dependen
  • 5. EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan 6 menghentikan kebiasaan merokok (Henningfield JE et.al 2005 dan Moore D et.al, 2009). Penggunaan NRT bertujuan untuk menggantikan nikotin yang sebelumnya diperoleh dari rokok. Tiga mekanisme kerja utama NRT adalah mengurangi gejala putus nikotin, mengurangi efek penguatan nikotin dan memberikan efek yang sebelumnya didapatkan dari rokok (Henningfield JE et.al, 2005). Penggunaan NRT efektif, dapat ditoleransi dengan baik dan efek sampingnya ringan (Moore D et.al, 2009). Nicotine replacement therapy terdiri dari enam bentuk sediaan, yaitu nikotin trans- dermal, permen karet (gum), tablet hisap (lozenge), tablet sublingual, inhaler dan obat semprot nasal (nasal spray) (anonim, 200511) Semua bentuk memiliki efikasi yang hampir sama dengan tingkat kepatuhan pengguna paling tinggi pada bentuk transdermal, lebih rendah untuk permen karet dan hidung dan inhaler (Benowitz NL et.al, 2005) 1. Nikotin Transdermal Nikotin transdermal adalah unit dengan beberapa lapisan yang dapat menghantarkan nikotin setelah pemakaian pada kulit. Diperkirakan 68% nikotin yang dilepaskan oleh sistem transdermal akan masuk ke dalam sirkulasi (Rau JL, 2002) Nikotin transdermal tersedia dalam berbagai kekuatan, tergantung dari lama pemakaian dan kekuatan dosis. Berdasarkan lama waktu pemakaian, dapat dibedakan menjadi dua yaitu sediaan yang digunakan selama 16 jam dan 24 jam. Sediaan yang digunakan selama 16 jam, terdiri dari beberapa sediaan dosis yaitu 5 mg, 10 mg dan 15 mg. (Henningfield JE et.al, 2005 dan anonim, 2005) inisial terapi nikotin patch adalah 21 – 22 mg (durasi 24 jam) dan 15 mg (durasi 16 jam) penentuan dosis tergantung dari penilaian fagestrom scale sebagai penilai derajat ringan dan beratnya ketergantungan (Dale LC et.al, 1998) Tabel 1. Fagestrom Test
  • 6. EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Gilang Rizki Al Farizi, Achwan Daud MagisterFarmasi Klinik Universitas Ahmad Dahlan 7 penggunaan diaplikasikan pada pagi hari ditempelkan di leher dan di pinggang. Tapering off perlu dilakukan untuk mencegah rebound effect, 4-6 minggu dosis diturunkan 14 mg/24 jam, 2-4 minggu berikutnya 7 mg/24 jam (Tønnesen P, 1998 dan Fiore MC, 2006) 50% efek samping yang umumnya terjadi adalah iritasi kulit seperti eritema (kemerahan), pruritus dan rasa terbakar pada kulit namun kurang dari 5% menghentikan terapi 2. Nikotin Nasal Spray Sama halnya pemen karet nikotin, nasal spray bisa digunakan saat pasien membutuhkan nikotin. Plasma puncak 10 menit setelah penggunaan 1- 2 puff per jam setara dengan 2-3 batang rokok tidak lebih dari 5 dosis dalam 1 jam dan rata-rata dosis yang digunakan adalah 15 dosis perhariu(MacKenzie TD, 1999). Tapering off mulai dilakukan setelah 12 minggu terapi (Dale LC, 1998). Efek samping yang sering muncul adalah sakit kepala, sensasi panas, mata berarir, DAFTAR PUSTAKA