SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Materi 2
Desimal, Kerapatan, Kalkulator
Sebarang bilangan rasional dapat ditulis sebagai suatu desimal, karena berdasarkan definisi
bilangan ini selalu dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat; jika pembilang
kita bagi dengan penyebut, kita peroleh suatu desimal. Misalnya (gambar 1)
½ = 0,5
3/8 = 0,375
13/11 = 1,181818...
3/7 = 0,428571428571328571....
Bilangan-bilangan tak rasional dapat juga diungkapkan sebagai desimal-desimal. Sebagai
contoh.
√2 = 1,4142135623....
√3 = 1,7320508075....
𝜋= 3,1415926335...
Desimal Berulang dan Tak Berulang
Pernyataan desimal suatu bilangan rasional dapat mempunyai akhir (seperti dalam 3/8 =
0,375) atau akan berulang dalam daur yang tetap selamanya (seperti dalam 13/11 =
1,181818...). Percobaan kecil dengan proses pembagian panjang akan menunjukkan kepada
anda mengapa demikian. (disebabkan hanya terdapat suatu bilangan berhingga sisa-sisa
yang berlainan). Sebuah desimal yang mempunyai akhir dapat dipandang sebagai suatu
desimal berulang yang angka-angka akhirnya semuanya nol. Misalnya, 3/8 = 0,375 =
0,3750000000....
Jadi setiap bilangan rasional dapat dituliskan sebagai suatu desimal berulang. Adalah suatu
kenyataan yang penting bahwa kebalikannya juga benar. Setiap desimal yang berulang
menyatakan suatu bilangan rasional. Ini jelas dalamkasus suatu desimal berulang (misalnya,
3,137 = 3137/1000) dan mudah dibuktikan secara umum.
Contoh 1. (desimal berulang adalah rasional)
Buktkan bahwa :
0,136136136..... dan 0,27171717... menyatakan bilangan-bilangan rasional
Penyelesian :
Misalkan x = 0,136136136..... maka 1000x = 136,136136136......
1000x = 136,136136136....
X = 0,136136136.... –
999x = 136 maka x = 136/999 .
jadi 0,136136136.... = 136/999 adalah bilangan rasional
Misalkan y = 0,27171717... maka 100y = 27,171717....
100y = 27,171717...
Y = 0,271717... –
99y = 26,9 maka y = 26,9/99 = 269/990. Jadi 0,27171717.... = 269/990 adalah bilangan
rasional.
Secara umum, langkah pertama adalah mengalikan suatu desimal berulang z dengan 10m
jika desimal tersebut berulang dalam suatu daur yang memuat m angka.
Pernyataan desimal bilangan-bilangan tak rasional tidak berulang menurut suatu daur.
Sebaliknya, suatu desimal tak berulang pasti menyatakan suatu bilangan tak rasional.
Sehingga, misalnya 0,10100100001..... pasti menyatakan suatu bilangan tak rasional.
Diagram dalam gambar 2 meringkaskan apa yangtelah disampaikan.
Kerapatan
Di antara dua bilangan riil sebrang yang berlainan x dan y, terdapat suatu bilangan riil lain.
Khususnya bilangan z = (x + y)/2 adalah bilangan pertengahan antara x dan y (gambar 3).
Karena terdapat juga suatu bilangan s antara x dan z dan bilangan lain t antara z dan y dan
karena argumentasi ini dapat diulang sampai tak terhingga, kita dipaksa mengambil
kesimpulan yang menakjubkan tetapi benar bahwa di antara dua bilangan rill sembarang
(tidak perduli betapapun dekatnya), terdapat tak terhingga banyaknya bilangan riil lain. Ini
akan menghapus sama sekali pemikiran seperti “ bilanangan yang sedikit lebih besar dari 3”.
Tidak terdapat bilangan yang demikian.
Sebenarnya kita dapat mengatakan lebih banyak. Di antara dua bilangan riil sembarang yang
berlainan, terdapat bilangan rasional maupun bilangan tak rasional – dan karenanya tak
terhingga banyaknya dari tiap jenis.
Contoh 2.
Carilah suatu bilangan rasional dan bilangan tak rasional di antara x dan y jika diketahui x =
0,31234158....... dan y = 0,31234200........
Penyelesaian :
Andaiakan : z = 0,312341600000..... dan w = 0,3123416010010001.....
Maka z adalah rasional (berakhir dengan pengulangan 0), sedangkan w adalah tak rasional
(perhatikan pola penyisipan 0 yang semakin banyak di antara angka 1). Seharusnya jelas bagi
kita bahwa : x < z < w < y
Satu cara bagaimana matematikawan memeriksa situasi yang telah dibahas tersebut adalah
dengan mengatakan bahwa bilangan rasional dan tak rasional keduanya rapat sepanjang
garis riil (gambar 4).
Setiap bilangan mempunyai tetangga rasional dan tak rasional yang cukup dekat dengannya.
Kedua jenis bilangan tersebut saling berkaitan tak terpisahkan dan menggerombol bersama-
sama.
Salah satu manifestasi dari sifat kerapatan yang baru saja diuraikan adalah bahwa sebarang
bilangan tak rasional dapat dihampiri oleh suatu bilangan rasional sedekat yang kita sukai.
Contohnya adalah √2. Barisan bilangan-bilangan rasional : 1 ; 1,4 ; 1,414 ; 1,4142 ; 1,41421 ;
1,414213 ; ........ berbaris dan tak dapat ditawar-tawar menuju √2. (gambar 5). Dengan
berjalan cukup jauh dalam barisan ini, kita berada sedekat mungkin ke √2 seperti yang kita
inginkan.
Kalkulator
Di masa lalu para ilmuwan dan insinyur berkeliaran di kampus dengan slide-rule tergantung
di ikat pinggangnya. Saat ini mereka mengantongi kalkulator di sakunya. Jika anda belum
mempunyai salah satu dari ahli sihir elektronika ini, kami anjurkan anda untuk membelinya.
Yakinkan untuk memperoleh model ilmiah (dengan sinus, kosinus, dan logaritma) dan jika
anda mampu, kami rekomendasikan versi yang dapat diprogram. Anda akan menjumpai
banyak penggunaan kalkulator dalam materi ini.
Satu kenyataan yang segera jelas kelihatan adalah bahwa kita tidak dapat memasukkan
suatu desimal tak berhingga ke dalam sebuah kalkulator. Kalkulator secara eksklusif bekerja
dengan desimal yang panjangnya telah ditentukan sebelumnya (misalnya, 10 angka).
Nyatanya, kalkulator hanya menangani bilangan-bilangan rasional dengan uraian desimal
yang berhenti secara cepat. Sehingga, kita sering harus membulatkan suatu bilangan untuk
memasukkanya ke kalkulator, dan jawab yang diberikan kalkulator biasanya juga akan
dibulatkan. Misalnya, kalkulator tidak akan pernah memakai nilai sebenarnya dari √2 tetapi
harus puas dengan nilai hampiran seperti
√2 ≈ 1,414213562
Di sini kita telah memakai lambang ≈ untuk menyingkat ungkapan “ secara hampiran sama
dengan”.
Nasehat kami adalah ini: lakukan perhitungan yang mudah tanpa kalkulator, khusunya jika
ini dapat menjawab yang sebenarnya, misalnya, secara umum kita lebih menyukai jawaban
sebenarnya
√3
2
untuk sinus 𝜋/3 dibandingkan nilai hasil kalkulator 0,8660254. Tetapi, dalam
perhitungan yang rumit kami anjurkan penggunaan kalkulator.
Latihan soal 2
Dalam soal 1-6, ubah tiap bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan pembagian
panjang
1. 7/8
2. 3/13
3. 3/20
4. 5/13
5. 11/3
6. 11/7
dalam soal 7 – 12, ubah masing-masing desiaml menjadi suatu hasil bagi dua bilangan bulat
(contoh 1)
7. 0,123123123.....
8. 0,217171717...
9. 2,56565656.....
10. 3,92929292.....
11. 0,1999999.....
12. 0,3999999.....
13. Carilah sebuah bilangan rasional positif dan sebuah bilangan tak rasional positif yang
keduanya lebih kecil dari pada 0,00001
14. Cari bilangan tak rasional antara 3,14159 dan 𝜋 (lihat contoh 2, dan 𝜋 = 3,141592... )
15. Apakah (𝜋 - 22/7) positif, negatif atau nol ?
16. Apakah terdapat bilangan antara 0,999999..... dengan angka 9 yang berulang terus
dengan angka 1?
17. Carilah bilangan rasional antara 17/37 dengan 52/111
18. Carilah dua bilangan tak rasional yang jumlahnya rasional.

More Related Content

What's hot

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Mkls Rivership
 
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaanMatematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaanKardilah Azijehmail
 

What's hot (20)

Distribusi Normal
Distribusi NormalDistribusi Normal
Distribusi Normal
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
TURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGITURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGI
 
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaanMatematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaan
 

Viewers also liked

Sistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometriSistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometrisyandika Rafina
 
CIO Digest_July 2013 Issue
CIO Digest_July 2013 IssueCIO Digest_July 2013 Issue
CIO Digest_July 2013 IssuePatrick Spencer
 
Samples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographicsSamples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographicsErik Boman
 
Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief DrumberBoy69
 
Find place around kmutnb
Find place around kmutnbFind place around kmutnb
Find place around kmutnbTangmo Melonz
 
Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...
Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...
Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...Dennis Kelly
 
Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego
Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego
Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego welluglobal
 
πάπας κλήμης θρησκευτικά
πάπας κλήμης θρησκευτικάπάπας κλήμης θρησκευτικά
πάπας κλήμης θρησκευτικάΛαστ Ντοαρφ
 
Katalog Larens WellU Pl
Katalog Larens WellU PlKatalog Larens WellU Pl
Katalog Larens WellU Plwelluglobal
 
Diagnostico economia mexicana 2011
Diagnostico economia mexicana 2011Diagnostico economia mexicana 2011
Diagnostico economia mexicana 2011Cesar Enoch
 

Viewers also liked (20)

Sistem bilangan riil
Sistem bilangan riilSistem bilangan riil
Sistem bilangan riil
 
Sistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometriSistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometri
 
CIO Digest_July 2013 Issue
CIO Digest_July 2013 IssueCIO Digest_July 2013 Issue
CIO Digest_July 2013 Issue
 
Samples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographicsSamples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographics
 
POLSKA – JEWELLERY FROM POLAND
POLSKA – JEWELLERY FROM POLANDPOLSKA – JEWELLERY FROM POLAND
POLSKA – JEWELLERY FROM POLAND
 
Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief
 
Pe testimonial
Pe testimonialPe testimonial
Pe testimonial
 
Find place around kmutnb
Find place around kmutnbFind place around kmutnb
Find place around kmutnb
 
Ruang eigen
Ruang eigen Ruang eigen
Ruang eigen
 
Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...
Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...
Landing Pages - Marketing's Indispensable Tool. 2/23/15 Presentation - Boston...
 
Determinan matrix
Determinan matrix Determinan matrix
Determinan matrix
 
Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego
Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego
Larens professional katalog produktow do uzytku gabinetowego
 
πάπας κλήμης θρησκευτικά
πάπας κλήμης θρησκευτικάπάπας κλήμης θρησκευτικά
πάπας κλήμης θρησκευτικά
 
Katalog Larens WellU Pl
Katalog Larens WellU PlKatalog Larens WellU Pl
Katalog Larens WellU Pl
 
Sistem persamaan linier
Sistem persamaan linier Sistem persamaan linier
Sistem persamaan linier
 
Product Deck_final
Product Deck_finalProduct Deck_final
Product Deck_final
 
Monografico5
Monografico5Monografico5
Monografico5
 
Matrix dan operasi-operasinya
Matrix dan operasi-operasinyaMatrix dan operasi-operasinya
Matrix dan operasi-operasinya
 
Diagnostico economia mexicana 2011
Diagnostico economia mexicana 2011Diagnostico economia mexicana 2011
Diagnostico economia mexicana 2011
 
Transformasi linier
Transformasi linier Transformasi linier
Transformasi linier
 

Similar to Desimal, Kerapatan, dan Kalkulator

materi pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasimateri pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasiandindesty
 
B ab 01 metode numerik secara umum
B ab  01 metode numerik secara umumB ab  01 metode numerik secara umum
B ab 01 metode numerik secara umumalamsyah88
 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksNurmini RuddiaNa
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Ajir Aja
 
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdfYosuaHambit
 
Modul nilai mutlak
Modul nilai mutlakModul nilai mutlak
Modul nilai mutlakHafidz Gress
 
Makalah mtk2
Makalah mtk2Makalah mtk2
Makalah mtk2VJ Asenk
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxFildaNurAini1
 
02 Himpunan Bilangan.pdf
02 Himpunan Bilangan.pdf02 Himpunan Bilangan.pdf
02 Himpunan Bilangan.pdfikhsan977643
 

Similar to Desimal, Kerapatan, dan Kalkulator (20)

pendahuluan limit
pendahuluan limitpendahuluan limit
pendahuluan limit
 
materi pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasimateri pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasi
 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transenden
 
B ab 01 metode numerik secara umum
B ab  01 metode numerik secara umumB ab  01 metode numerik secara umum
B ab 01 metode numerik secara umum
 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
Modul prolin 1
Modul prolin 1Modul prolin 1
Modul prolin 1
 
Modul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsdModul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsd
 
Modul nilai mutlak
Modul nilai mutlakModul nilai mutlak
Modul nilai mutlak
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real
 
Makalah mtk2
Makalah mtk2Makalah mtk2
Makalah mtk2
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
 
Persamaan linear
Persamaan linear Persamaan linear
Persamaan linear
 
02 Himpunan Bilangan.pdf
02 Himpunan Bilangan.pdf02 Himpunan Bilangan.pdf
02 Himpunan Bilangan.pdf
 

More from Fazar Ikhwan Guntara (20)

kemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungankemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungan
 
maksimum dan minimum
maksimum dan minimummaksimum dan minimum
maksimum dan minimum
 
notasi leibniz
notasi leibniznotasi leibniz
notasi leibniz
 
aturan rantai
aturan rantaiaturan rantai
aturan rantai
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
teorema limit
teorema limitteorema limit
teorema limit
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
operasi pada fungsi
operasi pada fungsioperasi pada fungsi
operasi pada fungsi
 
fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
 
ketaksamaan
ketaksamaanketaksamaan
ketaksamaan
 
Keragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraanKeragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraan
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Manusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seniManusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seni
 
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
 
Besaran dan turunan
Besaran dan turunan Besaran dan turunan
Besaran dan turunan
 
Ruang hasil kali dalam
Ruang hasil kali dalam Ruang hasil kali dalam
Ruang hasil kali dalam
 
Ruang ruang vector
Ruang ruang vector Ruang ruang vector
Ruang ruang vector
 
Vector di bidang dan di ruang
Vector di bidang dan di ruang Vector di bidang dan di ruang
Vector di bidang dan di ruang
 
Algoritma matematika
Algoritma matematika Algoritma matematika
Algoritma matematika
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Desimal, Kerapatan, dan Kalkulator

  • 1. Materi 2 Desimal, Kerapatan, Kalkulator Sebarang bilangan rasional dapat ditulis sebagai suatu desimal, karena berdasarkan definisi bilangan ini selalu dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat; jika pembilang kita bagi dengan penyebut, kita peroleh suatu desimal. Misalnya (gambar 1) ½ = 0,5 3/8 = 0,375 13/11 = 1,181818... 3/7 = 0,428571428571328571.... Bilangan-bilangan tak rasional dapat juga diungkapkan sebagai desimal-desimal. Sebagai contoh. √2 = 1,4142135623.... √3 = 1,7320508075.... 𝜋= 3,1415926335... Desimal Berulang dan Tak Berulang Pernyataan desimal suatu bilangan rasional dapat mempunyai akhir (seperti dalam 3/8 = 0,375) atau akan berulang dalam daur yang tetap selamanya (seperti dalam 13/11 = 1,181818...). Percobaan kecil dengan proses pembagian panjang akan menunjukkan kepada anda mengapa demikian. (disebabkan hanya terdapat suatu bilangan berhingga sisa-sisa yang berlainan). Sebuah desimal yang mempunyai akhir dapat dipandang sebagai suatu desimal berulang yang angka-angka akhirnya semuanya nol. Misalnya, 3/8 = 0,375 = 0,3750000000.... Jadi setiap bilangan rasional dapat dituliskan sebagai suatu desimal berulang. Adalah suatu kenyataan yang penting bahwa kebalikannya juga benar. Setiap desimal yang berulang menyatakan suatu bilangan rasional. Ini jelas dalamkasus suatu desimal berulang (misalnya, 3,137 = 3137/1000) dan mudah dibuktikan secara umum. Contoh 1. (desimal berulang adalah rasional) Buktkan bahwa : 0,136136136..... dan 0,27171717... menyatakan bilangan-bilangan rasional
  • 2. Penyelesian : Misalkan x = 0,136136136..... maka 1000x = 136,136136136...... 1000x = 136,136136136.... X = 0,136136136.... – 999x = 136 maka x = 136/999 . jadi 0,136136136.... = 136/999 adalah bilangan rasional Misalkan y = 0,27171717... maka 100y = 27,171717.... 100y = 27,171717... Y = 0,271717... – 99y = 26,9 maka y = 26,9/99 = 269/990. Jadi 0,27171717.... = 269/990 adalah bilangan rasional. Secara umum, langkah pertama adalah mengalikan suatu desimal berulang z dengan 10m jika desimal tersebut berulang dalam suatu daur yang memuat m angka. Pernyataan desimal bilangan-bilangan tak rasional tidak berulang menurut suatu daur. Sebaliknya, suatu desimal tak berulang pasti menyatakan suatu bilangan tak rasional. Sehingga, misalnya 0,10100100001..... pasti menyatakan suatu bilangan tak rasional. Diagram dalam gambar 2 meringkaskan apa yangtelah disampaikan. Kerapatan Di antara dua bilangan riil sebrang yang berlainan x dan y, terdapat suatu bilangan riil lain. Khususnya bilangan z = (x + y)/2 adalah bilangan pertengahan antara x dan y (gambar 3). Karena terdapat juga suatu bilangan s antara x dan z dan bilangan lain t antara z dan y dan karena argumentasi ini dapat diulang sampai tak terhingga, kita dipaksa mengambil kesimpulan yang menakjubkan tetapi benar bahwa di antara dua bilangan rill sembarang (tidak perduli betapapun dekatnya), terdapat tak terhingga banyaknya bilangan riil lain. Ini akan menghapus sama sekali pemikiran seperti “ bilanangan yang sedikit lebih besar dari 3”. Tidak terdapat bilangan yang demikian.
  • 3. Sebenarnya kita dapat mengatakan lebih banyak. Di antara dua bilangan riil sembarang yang berlainan, terdapat bilangan rasional maupun bilangan tak rasional – dan karenanya tak terhingga banyaknya dari tiap jenis. Contoh 2. Carilah suatu bilangan rasional dan bilangan tak rasional di antara x dan y jika diketahui x = 0,31234158....... dan y = 0,31234200........ Penyelesaian : Andaiakan : z = 0,312341600000..... dan w = 0,3123416010010001..... Maka z adalah rasional (berakhir dengan pengulangan 0), sedangkan w adalah tak rasional (perhatikan pola penyisipan 0 yang semakin banyak di antara angka 1). Seharusnya jelas bagi kita bahwa : x < z < w < y Satu cara bagaimana matematikawan memeriksa situasi yang telah dibahas tersebut adalah dengan mengatakan bahwa bilangan rasional dan tak rasional keduanya rapat sepanjang garis riil (gambar 4). Setiap bilangan mempunyai tetangga rasional dan tak rasional yang cukup dekat dengannya. Kedua jenis bilangan tersebut saling berkaitan tak terpisahkan dan menggerombol bersama- sama. Salah satu manifestasi dari sifat kerapatan yang baru saja diuraikan adalah bahwa sebarang bilangan tak rasional dapat dihampiri oleh suatu bilangan rasional sedekat yang kita sukai. Contohnya adalah √2. Barisan bilangan-bilangan rasional : 1 ; 1,4 ; 1,414 ; 1,4142 ; 1,41421 ; 1,414213 ; ........ berbaris dan tak dapat ditawar-tawar menuju √2. (gambar 5). Dengan berjalan cukup jauh dalam barisan ini, kita berada sedekat mungkin ke √2 seperti yang kita inginkan. Kalkulator Di masa lalu para ilmuwan dan insinyur berkeliaran di kampus dengan slide-rule tergantung di ikat pinggangnya. Saat ini mereka mengantongi kalkulator di sakunya. Jika anda belum mempunyai salah satu dari ahli sihir elektronika ini, kami anjurkan anda untuk membelinya. Yakinkan untuk memperoleh model ilmiah (dengan sinus, kosinus, dan logaritma) dan jika anda mampu, kami rekomendasikan versi yang dapat diprogram. Anda akan menjumpai banyak penggunaan kalkulator dalam materi ini. Satu kenyataan yang segera jelas kelihatan adalah bahwa kita tidak dapat memasukkan suatu desimal tak berhingga ke dalam sebuah kalkulator. Kalkulator secara eksklusif bekerja dengan desimal yang panjangnya telah ditentukan sebelumnya (misalnya, 10 angka).
  • 4. Nyatanya, kalkulator hanya menangani bilangan-bilangan rasional dengan uraian desimal yang berhenti secara cepat. Sehingga, kita sering harus membulatkan suatu bilangan untuk memasukkanya ke kalkulator, dan jawab yang diberikan kalkulator biasanya juga akan dibulatkan. Misalnya, kalkulator tidak akan pernah memakai nilai sebenarnya dari √2 tetapi harus puas dengan nilai hampiran seperti √2 ≈ 1,414213562 Di sini kita telah memakai lambang ≈ untuk menyingkat ungkapan “ secara hampiran sama dengan”. Nasehat kami adalah ini: lakukan perhitungan yang mudah tanpa kalkulator, khusunya jika ini dapat menjawab yang sebenarnya, misalnya, secara umum kita lebih menyukai jawaban sebenarnya √3 2 untuk sinus 𝜋/3 dibandingkan nilai hasil kalkulator 0,8660254. Tetapi, dalam perhitungan yang rumit kami anjurkan penggunaan kalkulator.
  • 5. Latihan soal 2 Dalam soal 1-6, ubah tiap bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan pembagian panjang 1. 7/8 2. 3/13 3. 3/20 4. 5/13 5. 11/3 6. 11/7 dalam soal 7 – 12, ubah masing-masing desiaml menjadi suatu hasil bagi dua bilangan bulat (contoh 1) 7. 0,123123123..... 8. 0,217171717... 9. 2,56565656..... 10. 3,92929292..... 11. 0,1999999..... 12. 0,3999999..... 13. Carilah sebuah bilangan rasional positif dan sebuah bilangan tak rasional positif yang keduanya lebih kecil dari pada 0,00001 14. Cari bilangan tak rasional antara 3,14159 dan 𝜋 (lihat contoh 2, dan 𝜋 = 3,141592... ) 15. Apakah (𝜋 - 22/7) positif, negatif atau nol ? 16. Apakah terdapat bilangan antara 0,999999..... dengan angka 9 yang berulang terus dengan angka 1? 17. Carilah bilangan rasional antara 17/37 dengan 52/111 18. Carilah dua bilangan tak rasional yang jumlahnya rasional.