SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Diberikan sebuah trapesium ABCD dengan
gambar sebagai berikut.
#include<iostream.h>
void main()
{ float Awal, Akhir, dx, TotalLuas;
float X, Y, Luasdx;
Awal = 20;
Akhir = 70;
dx = (Akhir - Awal) / 50;
TotalLuas = 0;
while(Awal < Akhir)
{ X = Awal + (0.5 * dx);
Y = X;
Luasdx = Y * dx;
TotalLuas = TotalLuas + Luasdx;
Awal = Awal + dx;
}
cout << TotalLuas;
}
dx=1
20 21
A
D
y
A’
D’
E’
E
X
Y
Y = x
A B
C
D
20 70
Trapesium ini dibentuk oleh empat buah garis :
y = 0,
y = x,
x = 20, dan
x = 70
Pandanglah satu bagian kecil disamping :
Luas A A’ D’ D = luas A A’ E’ E bila garis
tingginya diambil tepat diantara 20 dan 21
yaitu di 20.5
karena persamaan garis y = x,
maka tingginya = 20.5
sehingga luas A A’ E’ E
= dx kali y
= 1 x 20.5 = 20.5
CONTOH -1 Menghitung luas bidang yang dibatasi oleh garis
20
70
Secara matematik,
Luas trafesium ABCD,
Dapat dihitung
= (70 + 20 ) * 50 / 2
= 2250
Bila program ini di-RUN
Maka tercetak : 2250
2.0
Luas = —— dx
1
x
0.5
= ln x
0.5
2.0
= ln 2.0 - ln 0.5
= 0.693147181 - -0.69314718
= 1.386294361
dx
y
0.5 2.0
//seperx.cpp
#include<iostream.h>
#include<math.h>
void main()
{ float x,y,dx,Luas,dluas;
dx = 0.0001;
Luas = 0.0;
for(x=0.5; x<2.0; x=x+dx)
{ y=1/x;
dluas = y * dx;
Luas = Luas + dluas;
}
cout << Luas;
}
Tercetak : 1.38616
Dengan program didapat Luas
area dari x = 0.5 sampai x=2.0
sebagai berikut :
Bila
dx
Maka
Luas =
0.1
0.01
0.001
0.0001
1.464406
1.398826
1.387040
1.386164
Mendekati perhitungan dengan
menggunakan integral (matematik)
Benarkah ?
— dx = ln x1
x
Hitung luas area yang dibatasi oleh :
y = — , y =0, x=0.5, dan x=2.0
1
x
∫∫
∫∫
CONTOH-2
Penyelesaian secara matematik
Menggunakan integral
Penyelesaian menggunakan program komputer
Makin kecil dx,
Makin teliti hasil
perhitungan
Jadi terbukti bahwa :
//seperxy.cpp
#include<iostream.h>
#include<iomanip.h>
#include<math.h>
void main()
{ float x,y,dx,Luas,dluas;
dx = 0.0001;
Luas = 0.0;
for(x=0.5; x<2.0; x=x+dx)
{ y=1/x;
dluas = y *
Luas = Luas
}
setiosflags(ios::fixed);
cout << setprecision(7) << Luas;
}
Tercetak : 1.386164
2.0
Luas = ex
dx
0.0
= ex
= e2
- e0
0.0
2.0
= 2.718282
- 1
= 7.389046 – 1
= 6.389046
x e
x
e
x
*dx Total
0
0.05 1.051271 0.105127 0.105127
0.15 1.161834 0.116183 0.221311
0.25 1.284025 0.128403 0.349713
0.35 1.419067 0.141907 0.491620
0.45 1.568312 0.156831 0.648451
0.55 1.733252 0.173325 0.821776
0.65 1.915540 0.191554 1.013330
0.75 2.116999 0.211700 1.225030
0.85 2.339646 0.233965 1.458995
0.95 2.585708 0.258571 1.717565
1.05 2.857649 0.285765 2.003330
1.15 3.158190 0.315819 2.319149
1.25 3.490340 0.349034 2.668183
1.35 3.857422 0.385742 3.053926
1.45 4.263110 0.426311 3.480237
1.55 4.711465 0.471147 3.951383
1.65 5.206974 0.520697 4.472081
1.75 5.754596 0.575460 5.047540
1.85 6.359812 0.635981 5.683521
1.95 7.028678 0.702868 6.386389
Dihitung dengan Excel dengan dx = 0.1
//epngktx.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ float x,y,e, dx, dLuas, Luas;
e = 2.718282;
dx = 0.001; Luas = 0.0;
for(x=0.0005; x < 2.0; x=x+dx )
{ y = pow(e,x);
dLuas = y*dx;
Luas=Luas+dLuas;
}
printf("n %f ", Luas);
}
Tercetak : 6.389131
Benarkah
ex
dx = ex
6.386389
Bandingkan dengan Total (ex
* dx) mulai x = 0.0 sampai
dengan x=2.0 dengan dx = 0.001 yang dihitung
menggunakan program komputer (Bahasa C) berikut ini :
Dianggap sama
ex
dx = exJadi terbukti benar bahwa :
e = 2.71828
y = ex
y
x
1
2
Hitung luas area yang dibatasi oleh :
y=ex
, y =0, x=0, dan x=2
CONTOH-3
∫∫
∫∫
∫∫
Luas —— lingkaran =
1
4 y dx
= r2
– x2
dx
=
a2
–u2
du = —— u a2
-u2
+ —— a2
arc sin —— + C
1
2
1
2
u
a
— x r2
-x2
+ — r2
arc sin ——
1
2
1
2
x
r
0
8
= — 8 82
-82
+ — 82
arc sin ——
1
2
1
2
8
8
= — 8 82
-82
+ — 82
arc sin ——
1
2
1
2
8
8
= 0 = 32 arc sin 1
= 32 arc sin 1
= ——
π
2
= 32 ——
π
2
= 16 π
= 16 * 3.1416
= 50.2656 (ini luas seperempat lingkaran)
sin 90o
= 1
arc sin 1 = 90o
90o
dalam radian adalah = ——
π
2
Jadi luas lingkaran dengan
jari-jari = 8,
adalah 4 * 50.2656 = 201.0624
x
r2
– x2y =
dx
dLuas = y dx
0 8
r = 8
Soal
Hitung Luas Lingkaran
Bila jari-jari = 8 cm
Yang dihitung cukup seperempat
lingkaran, misal bagian yang berada
di kudran ke- I
Rumus yang digunakan :
sama dengan hasil
hitungan degan rumus
biasa yaitu : π r2
= 3.1416 * 64 = 201.0624
CONTOH-11
∫∫
∫∫
∫∫
π
//LuasL03a.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ float x,y, r, xx, dx,
midx, Luas,dluas;
r = 80000.0; dx=2.0;
midx = 1.0;
Luas = 0.0;
for(xx=0.0; xx<r; xx=xx+dx)
{ x = xx+midx;
y = sqrt(r*r - x*x);
dluas = y * dx;
Luas = Luas + dluas;
}
printf("%f", Luas);
}
Tercetak : 5026550784.000000
Bila r = 8.0
Tentunya Luas = 50.2655 0784
Bandingkan dengan perhitungan
menggunakan integral yang hasilnya
= 50.2656
Tercetak : 50265476.000000
//LuasL02b.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ unsigned long int x,r,
xx, midx, dx;
float y, dLuas, Luas;
dx=2; midx= 1;
r = 8000; Luas = 0;
for(xx=0; xx<r; xx=xx+dx)
{ x = xx + midx;
y=sqrt(r*r - x*x);
dLuas = y * dx;
Luas = Luas + dLuas;
}
printf("nn %f", Luas);
}
Bila r = 8
Tentunya Luas = 50.265 476
Bandingkan dengan perhitungan
menggunakan integral yang hasilnya =
50.2656
Bila luas 1 / 4 lingkaran dihitung dengan program komputer
Pada program pertama, jari-jari yang sebenarnya hanya 8 cm, dibuat menjadi 80000 cm, jadi
program ini membuat skala yang diperbesar 10 000 kali. Dengan dx = 2.0 berarti dx = 0.0002
(cukup kecil walaupun belum mendekati nol ). //pecahan.cpp
Pada program kedua, skala diperbesar 1000 kali
Hal ini dibuat untuk menghindari penyimpanan nilai dalam bentuk pecahan dalam tipe float atau
double, karena penyimpanan bilangan pecahan ketelitiannya terbatas.
#include<stdio.h>
void main()
{ float x,y;
y = 0.1;
printf(“n%20.18fn”, y);
for(x=0.0; x < 1; x = x + y)
{ printf("n%20.18f", x);
}
}
0.100000001490116119
0.000000000000000000
0.100000001490116119
0.200000002980232239
0.300000011920928955
0.400000005960464478
0.500000000000000000
0.600000023841857910
0.700000047683715820
0.800000071525573730
0.900000095367431641
0.100000
0.000000
0.100000
0.200000
0.300000
0.400000
0.500000
0.600000
0.700000
0.800000
0.900000
Dicetak dengan format
“ %20.18f” “ %f ”
Komputer tidak dapat menyimpan 0.1
dengan ketelitian 100 persen, walaupun bila
dicetak dengan format : “%f”, akan tercetak
0.100000,
Tetapi penyimpanan dalam komputer
sebenarnya = 0.100000001490116119. . . . .
Tercetak : 50.304272
Bila dicetak dengan format:
%22.18
Maka tercetak :
50.304271697998046900
//LuasL01.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ float r,x,y,dx,Luas,dluas;
r = 8.0; dx = 0.01;
Luas = 0.0;
for(x=0.0; x<r; x=x+dx)
{ y = sqrt(r*r - x*x);
dluas = y * dx;
Luas = Luas + dluas;
}
printf("%f", Luas);
}
Tercetak : 50.304264
//LuasL01a.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ float r,x,y,dx,Luas,dluas;
r = 8.0;
Luas = 0.0;
for(x=0.0; x<r; x=x+0.01)
{ y = sqrt(r*r - x*x);
dluas = y * 0.01;
Luas = Luas + dluas;
}
printf("%f", Luas);
}
Perhatikan hasilnya bila dipaksakan menggunakan bilangan pecahan ( float)
//LuasL01.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ float r,x,y,dx,Luas,dluas;
r = 8.0; dx = 0.02;
Luas = 0.0;
for(x=0.0; x<r; x=x+dx)
{ y=sqrt(r*r - x*x);
dluas = y * dx;
Luas = Luas + dluas;
}
printf("%f", Luas);
}
Tercetak : 50.343361
//LuasL01.cpp
#include<stdio.h>
#include<math.h>
void main()
{ float r,x,y,dx,Luas,dluas;
r = 8.0; dx = 0.002;
Luas = 0.0;
for(x=0.0; x<r; x=x+dx)
{ y=sqrt(r*r - x*x);
dluas = y * dx;
Luas = Luas + dluas;
}
printf("%f", Luas);
}
Tercetak : 50.274395
#include<iostream.h>
#define n 10
void main()
{ int I, K, X;
int A[n];
for(I=0; I<=n-1; I++)
{ cin >> A[I]; }
cout << "Sebelum disort : " ;
for(I=0; I<=n-1; I++)
{ cout << " " << A[I];}
cout << "n";
for(K=0; K <= n-2; K++)
{for(I=0; I <= n-2 - K; I++)
{ if (A[I] > A[I+1])
{ X = A[I];
A[I] = A[I+1];
A[I+1] = X;
}
}
}
cout << "Sesudah disort : ";
for(I=0; I<=n-1; I++)
{ cout << " " << A[I];}
}
Bubble Sort
Menginput 12 buah bilangan
bulat, dengan nilai acak
(tidak urut),
Kemudian mengurutkannya
menaik (sort ascending)
Dan mencetak hasil yang
telah urut menaik
Soal-6.
Sebuah toko mainan hanya menjual dua macam robot, Robot-A dan Robot-B.
Robot-A berkepala 2 dan berkaki 3. Robot B berkepala 3 dan berkaki 4. Dalam
toko tersebut mungkin hanya ada Robot-A, (karena Robot-B sudah habis terjual),
atau hanya ada Robot-B, atau kedua macam robot ada tersedia. Seorang anak
menghitung dari semua robot yang ada ternyata terdapat 22 kepala dan 31 kaki.
Ternyata terdapat 5 Robot A dan 4 Robot B.
Susun program untuk menginput dua buah nilai yang menyatakan jumlah kepala
dan jumlah kaki hasil hitungan anak tersebut. Kemudian hitung dan cetak ada
berapa buah Robot-A dan berapa buah Robot-B. Tetapi apabila anak tersebut
salah menghitung , maka cetak perkataan “Hitungan Salah”.
Contoh:
Bila diinput
untuk jumlah
Kepala Kaki Tercetak
5 7
6 8
6 9
7 9
7 10
8 12
9 12
9 13
9 14
10 14
10 15
10 16
22 31
1 1
0 2
3 0
Hitungan Salah
2 1
4 0
0 3
3 1
Hitungan Salah
2 2
5 0
Hitungan Salah
5 4
Tercetak :
x y
Jumlah
Robot-B
Jumlah
Robot-A
seharusnya
Misal jumlah robot A = X ,
dan jumlah robot B = Y
Bila diinput :
Jumlah kepala = 22
Dan jumlah kaki = 31,
Maka secara aljabar dapat
dibuat persamaan :
2X + 3Y = 22
3X + 4Y = 31
6X + 9Y = 66
6X + 8Y = 62
Y = 4
X = 5
Robot A = X
Robot B = Y
//Robot09
#include<iostream.h>
void main()
{ int a,b,Head,Foot,X,Y;
cin >> Head >> Foot;
X=3*Head; Y = 2*Foot;
b = X-Y;
a = (Head-3*b)/2;
if( a< 0 || b < 0)
cout << "Data Salah";
else
cout << a << " " << b;
}
Misal jumlah robot A = X ,
dan jumlah robot B = Y
Bila diinput :
Jumlah kepala = 22
Dan jumlah kaki = 31,
Maka secara aljabar dapat
dibuat persamaan :
2X + 3Y = 22
3X + 4Y = 31
6X + 9Y = 66
6X + 8Y = 62
Y = 4
X = 5
Robot A = X
Robot B = Y
//Robot1
#include<stdio.h>
void main()
{ int A, B, Ha,Fa,Hb,Fb, Head, Foot;
int Flag=0;
A=0;
scanf("%i %i", &Head, &Foot);
while(Flag==0 && A < Head/2)
{ A++; Ha=A*2; Fa=A*3;
Hb=Head-Ha; B=Hb/3;
if((A*2+B*3)==Head &&
(A*3+B*4) == Foot) Flag=1;
}
if(Flag==1) printf("%i %i",
A,B);
else printf("Tidak ada
Solusi");
}
Misal jumlah robot A = X ,
dan jumlah robot B = Y
Bila diinput :
Jumlah kepala = 22
Dan jumlah kaki = 31,
Maka secara aljabar dapat
dibuat persamaan :
2X + 3Y = 22
3X + 4Y = 31
6X + 9Y = 66
6X + 8Y = 62
Y = 4
X = 5
Robot A = X
Robot B = Y
//Robot1
#include<iostream.h>
void main()
{ int A, B, Ha,Fa,Hb,Fb, Head, Foot;
int Flag=0;
A=0;
cin >> Head >> Foot;
while(Flag==0 && A < Head/2)
{ A++; Ha=A*2; Fa=A*3;
Hb=Head-Ha; B=Hb/3;
if((A*2+B*3)==Head &&
(A*3+B*4) == Foot)
{ Flag=1; }
}
if(Flag==1) cout << A << " "
<< B;
else
cout << "Tidak ada Solusi";
}
Susun program untuk menginput sebuah bilangan integer lebih besar dari
nol. Kemudian cetak perkataan “Bujur Sangkar ” , bila bilangan yang diinput
tadi merupakan kwadrat suatu bilangan inteteger lain. Selainnya cetak
perkataan “Bukan Bujur Sangkar”.
Contoh :
Bila diinput : 49, maka cetak perkataan “Bujur Sangkar” karena 49 = 7
kwadrat atau 7 x 7
Bila diinput : 50, maka cetak perkataan “Bukan Bujur Sangkar”.
Soal.
Sebuah nilai integer, bila dibagi dengan nilai integer lain yang nilainya
berbeda, kemungkinan akan menghasilkan bilangan real. Contoh : 15 / 2 =
7.5 yang dalam programming dapat ditulis dengan Z = A/B, dimana Z
bertipe real (Bahasa C; float) , sedangkan X dan Y bertipe integer ( Bahasa
C : int ).
Susun program untuk menentukan nilai X dan Y bila diberikan (diinput) nilai
real Z.
Contoh:
Bila diinput : 3.1, maka X = 31 dan Y = 10
3.2 16 5
2.5 5 2
Soal.
Susun program (penggalan program) untuk menginputkan sebuah bilangan
integer lebih besar dari nol. Kemudian periksa apakah bilangan tersebut
adalah bilangan Perfect Number atau tidak. Bila ya, maka cetak “Perfect”,
bila tidak cetak perkataan “Not Perfect”.
Contoh bilangan perfect :
6 adalah bilangan perfect, karena 6 habis dibagi oleh : 1, 2, atau 3 ,
dan 1+2+3 = 6
28 adalah bilangan perfect,
karena 28 habis dibagi oleh : 1, 2, 4, 7, atau 14 dan 1+2+4+7+14 = 28
Sebuah bilangan bila dibagi dengan 2, 3, 4, 5, 6 maka sisanya = 1. Tapi bila
dibagi dengan 7 maka sisanya = 0. Bilangan tersebut mungkin lebih dari satu
buah.
Susun program untuk mencari dan mencetak satu yang terkecil dari
bilangan-bilangan tersebut.
Soal.
Soal.
Sebuah kebun besar ditanami pohon bibit sebanyak n baris. Setiap baris
terdiri dari n pohon. Pohon-pohon tersebut kemudian dicabut dan ditanam
ulang menjadi 13 buah kebun dengan ukuran lebih kecil yaitu setiap kebun
kecil terdiri dari m baris dan setiap baris terdiri dari m pohon. Setelah
terbentuk 13 kebun kecil ukuran m x m, ternyata pada kebun besar masih
tersisa 1 pohon.
Susun program untuk mencetak berapa jumlah pohon semula yang ada di
kebun besar.
Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan
Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan
Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan
Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan

More Related Content

What's hot

sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Mapahmad haidaroh
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumWahyu Priyanti
 
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "Dedy Kurniawan
 
Chap2 prob 2
Chap2 prob 2Chap2 prob 2
Chap2 prob 2HIMTI
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrithaqiemisme
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Heni Widayani
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaBuhori Muslim
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixliabika
 
HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR Delmaqo Delmaqo
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaBambang Apriyanto
 
Persoalan interpolasi Polinom
Persoalan interpolasi PolinomPersoalan interpolasi Polinom
Persoalan interpolasi Polinomsur kuati
 

What's hot (20)

sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik Trapesium
 
Register geser
Register geserRegister geser
Register geser
 
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
 
Chap2 prob 2
Chap2 prob 2Chap2 prob 2
Chap2 prob 2
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
3 Vektor Posisi
3 Vektor Posisi3 Vektor Posisi
3 Vektor Posisi
 
Modul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplaceModul 3 transformasi laplace
Modul 3 transformasi laplace
 
Tugas algoritma ( flowchart )
Tugas algoritma ( flowchart )Tugas algoritma ( flowchart )
Tugas algoritma ( flowchart )
 
Algoritma powerpoint
Algoritma powerpointAlgoritma powerpoint
Algoritma powerpoint
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
 
HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR HALF AND FULL SUBTRACTOR
HALF AND FULL SUBTRACTOR
 
Modul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logikaModul teknik digital dan logika
Modul teknik digital dan logika
 
Persoalan interpolasi Polinom
Persoalan interpolasi PolinomPersoalan interpolasi Polinom
Persoalan interpolasi Polinom
 

Viewers also liked

Algoritma matematika 1
Algoritma matematika 1Algoritma matematika 1
Algoritma matematika 1Endah Fitriani
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Fazar Ikhwan Guntara
 
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3Fazar Ikhwan Guntara
 
AMC__How_We_Work_With_Our_Clients
AMC__How_We_Work_With_Our_ClientsAMC__How_We_Work_With_Our_Clients
AMC__How_We_Work_With_Our_ClientsDora Cheatham
 
Connect Direct Mail With Marketing Automation - New Whitepaper
Connect Direct Mail With Marketing Automation - New WhitepaperConnect Direct Mail With Marketing Automation - New Whitepaper
Connect Direct Mail With Marketing Automation - New WhitepaperDennis Kelly
 
Sverigepresentation av hela 4b
Sverigepresentation av hela 4bSverigepresentation av hela 4b
Sverigepresentation av hela 4bbnei
 
Samples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographicsSamples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographicsErik Boman
 
Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools
Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools
Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools Dennis Kelly
 
Find place around kmutnb
Find place around kmutnbFind place around kmutnb
Find place around kmutnbTangmo Melonz
 
Mike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chm
Mike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chmMike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chm
Mike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chmХольгерд Краус
 
Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief DrumberBoy69
 
b-confident_smb_nov10_cover_story
b-confident_smb_nov10_cover_storyb-confident_smb_nov10_cover_story
b-confident_smb_nov10_cover_storyPatrick Spencer
 
Making the Journey to Customer Marketing 3_BIO
Making the Journey to Customer Marketing 3_BIOMaking the Journey to Customer Marketing 3_BIO
Making the Journey to Customer Marketing 3_BIOPatrick Spencer
 
All about me
All about meAll about me
All about meJa3397
 

Viewers also liked (20)

Pengenalan c++ bagian 3
Pengenalan c++ bagian 3Pengenalan c++ bagian 3
Pengenalan c++ bagian 3
 
kemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungankemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungan
 
Algoritma matematika 1
Algoritma matematika 1Algoritma matematika 1
Algoritma matematika 1
 
Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]Teori pendukung [introduction to algoritm]
Teori pendukung [introduction to algoritm]
 
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
Penggunaan if dan teknik dasar bagian 3
 
AMC__How_We_Work_With_Our_Clients
AMC__How_We_Work_With_Our_ClientsAMC__How_We_Work_With_Our_Clients
AMC__How_We_Work_With_Our_Clients
 
Connect Direct Mail With Marketing Automation - New Whitepaper
Connect Direct Mail With Marketing Automation - New WhitepaperConnect Direct Mail With Marketing Automation - New Whitepaper
Connect Direct Mail With Marketing Automation - New Whitepaper
 
Sverigepresentation av hela 4b
Sverigepresentation av hela 4bSverigepresentation av hela 4b
Sverigepresentation av hela 4b
 
αλέξανδρος α΄
αλέξανδρος α΄αλέξανδρος α΄
αλέξανδρος α΄
 
Samples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographicsSamples - web design, blog posts, and infographics
Samples - web design, blog posts, and infographics
 
Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools
Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools
Boingnet Q4 Update - New Multichannel Marketing Tools
 
Find place around kmutnb
Find place around kmutnbFind place around kmutnb
Find place around kmutnb
 
Mike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chm
Mike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chmMike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chm
Mike rasmusson (aemma) Учебник Франкенштейна.chm
 
Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief Dogma & Disbelief
Dogma & Disbelief
 
Determinan matrix
Determinan matrix Determinan matrix
Determinan matrix
 
b-confident_smb_nov10_cover_story
b-confident_smb_nov10_cover_storyb-confident_smb_nov10_cover_story
b-confident_smb_nov10_cover_story
 
Making the Journey to Customer Marketing 3_BIO
Making the Journey to Customer Marketing 3_BIOMaking the Journey to Customer Marketing 3_BIO
Making the Journey to Customer Marketing 3_BIO
 
Project work scheletro
Project work  scheletroProject work  scheletro
Project work scheletro
 
Estudiante uniatlanticense
Estudiante uniatlanticenseEstudiante uniatlanticense
Estudiante uniatlanticense
 
All about me
All about meAll about me
All about me
 

Similar to Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan

Similar to Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan (20)

Pekan 6 - Metode Grafik Tugas 1.pptx
Pekan 6 - Metode Grafik Tugas 1.pptxPekan 6 - Metode Grafik Tugas 1.pptx
Pekan 6 - Metode Grafik Tugas 1.pptx
 
Algoritma Symboolon
Algoritma SymboolonAlgoritma Symboolon
Algoritma Symboolon
 
Modul belajar integral tentu
Modul  belajar integral tentuModul  belajar integral tentu
Modul belajar integral tentu
 
Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007
 
Tugas2 20914009
Tugas2 20914009Tugas2 20914009
Tugas2 20914009
 
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantika
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantikaPpt singkat materi "bilangan" Nora cantika
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantika
 
Pp 4(bab4)
Pp 4(bab4)Pp 4(bab4)
Pp 4(bab4)
 
modul algoritma Bab 3
modul algoritma Bab 3modul algoritma Bab 3
modul algoritma Bab 3
 
MATLAB Dalam Tuntunan Praktis
MATLAB Dalam Tuntunan PraktisMATLAB Dalam Tuntunan Praktis
MATLAB Dalam Tuntunan Praktis
 
Integral(5) Mr imam Awaludin
Integral(5) Mr imam AwaludinIntegral(5) Mr imam Awaludin
Integral(5) Mr imam Awaludin
 
Tugas2 20914009
Tugas2 20914009Tugas2 20914009
Tugas2 20914009
 
TitikdanGaris.pptx
TitikdanGaris.pptxTitikdanGaris.pptx
TitikdanGaris.pptx
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
 
1. PENDAHULUAN.pdf
1. PENDAHULUAN.pdf1. PENDAHULUAN.pdf
1. PENDAHULUAN.pdf
 
Kalkulus II stta
Kalkulus  II sttaKalkulus  II stta
Kalkulus II stta
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Tugas mtk blog
Tugas mtk blogTugas mtk blog
Tugas mtk blog
 
Tugas mtk blog
Tugas mtk blogTugas mtk blog
Tugas mtk blog
 
Tugas mtk blog
Tugas mtk blogTugas mtk blog
Tugas mtk blog
 
Tugas mtk blog
Tugas mtk blogTugas mtk blog
Tugas mtk blog
 

More from Fazar Ikhwan Guntara (20)

maksimum dan minimum
maksimum dan minimummaksimum dan minimum
maksimum dan minimum
 
notasi leibniz
notasi leibniznotasi leibniz
notasi leibniz
 
aturan rantai
aturan rantaiaturan rantai
aturan rantai
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 
teorema limit
teorema limitteorema limit
teorema limit
 
pendahuluan limit
pendahuluan limitpendahuluan limit
pendahuluan limit
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
operasi pada fungsi
operasi pada fungsioperasi pada fungsi
operasi pada fungsi
 
fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
 
ketaksamaan
ketaksamaanketaksamaan
ketaksamaan
 
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulatorDesimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulator
 
Sistem bilangan riil
Sistem bilangan riilSistem bilangan riil
Sistem bilangan riil
 
Keragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraanKeragaman dan kesetaraan
Keragaman dan kesetaraan
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Manusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seniManusia sain, teknologi dan seni
Manusia sain, teknologi dan seni
 
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb) Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Gerak lurus berubah beraturan (glbb)
 
Besaran dan turunan
Besaran dan turunan Besaran dan turunan
Besaran dan turunan
 
Transformasi linier
Transformasi linier Transformasi linier
Transformasi linier
 

Berikut penyelesaian soal tersebut:* Robot A berkepala 2 dan berkaki 3* Robot B berkepala 3 dan berkaki 4* Jumlah kepala yang dihitung = 22* Jumlah kaki yang dihitung = 31* Kita buat persamaan:** Jumlah Robot A = x** Jumlah Robot B = y ** Kepala Robot A = 2x** Kepala Robot B = 3y** Kaki Robot A = 3x ** Kaki Robot B = 4y* Maka didapat persamaan

  • 1.
  • 2. Diberikan sebuah trapesium ABCD dengan gambar sebagai berikut. #include<iostream.h> void main() { float Awal, Akhir, dx, TotalLuas; float X, Y, Luasdx; Awal = 20; Akhir = 70; dx = (Akhir - Awal) / 50; TotalLuas = 0; while(Awal < Akhir) { X = Awal + (0.5 * dx); Y = X; Luasdx = Y * dx; TotalLuas = TotalLuas + Luasdx; Awal = Awal + dx; } cout << TotalLuas; } dx=1 20 21 A D y A’ D’ E’ E X Y Y = x A B C D 20 70 Trapesium ini dibentuk oleh empat buah garis : y = 0, y = x, x = 20, dan x = 70 Pandanglah satu bagian kecil disamping : Luas A A’ D’ D = luas A A’ E’ E bila garis tingginya diambil tepat diantara 20 dan 21 yaitu di 20.5 karena persamaan garis y = x, maka tingginya = 20.5 sehingga luas A A’ E’ E = dx kali y = 1 x 20.5 = 20.5 CONTOH -1 Menghitung luas bidang yang dibatasi oleh garis 20 70 Secara matematik, Luas trafesium ABCD, Dapat dihitung = (70 + 20 ) * 50 / 2 = 2250 Bila program ini di-RUN Maka tercetak : 2250
  • 3. 2.0 Luas = —— dx 1 x 0.5 = ln x 0.5 2.0 = ln 2.0 - ln 0.5 = 0.693147181 - -0.69314718 = 1.386294361 dx y 0.5 2.0 //seperx.cpp #include<iostream.h> #include<math.h> void main() { float x,y,dx,Luas,dluas; dx = 0.0001; Luas = 0.0; for(x=0.5; x<2.0; x=x+dx) { y=1/x; dluas = y * dx; Luas = Luas + dluas; } cout << Luas; } Tercetak : 1.38616 Dengan program didapat Luas area dari x = 0.5 sampai x=2.0 sebagai berikut : Bila dx Maka Luas = 0.1 0.01 0.001 0.0001 1.464406 1.398826 1.387040 1.386164 Mendekati perhitungan dengan menggunakan integral (matematik) Benarkah ? — dx = ln x1 x Hitung luas area yang dibatasi oleh : y = — , y =0, x=0.5, dan x=2.0 1 x ∫∫ ∫∫ CONTOH-2 Penyelesaian secara matematik Menggunakan integral Penyelesaian menggunakan program komputer Makin kecil dx, Makin teliti hasil perhitungan Jadi terbukti bahwa : //seperxy.cpp #include<iostream.h> #include<iomanip.h> #include<math.h> void main() { float x,y,dx,Luas,dluas; dx = 0.0001; Luas = 0.0; for(x=0.5; x<2.0; x=x+dx) { y=1/x; dluas = y * Luas = Luas } setiosflags(ios::fixed); cout << setprecision(7) << Luas; } Tercetak : 1.386164
  • 4. 2.0 Luas = ex dx 0.0 = ex = e2 - e0 0.0 2.0 = 2.718282 - 1 = 7.389046 – 1 = 6.389046 x e x e x *dx Total 0 0.05 1.051271 0.105127 0.105127 0.15 1.161834 0.116183 0.221311 0.25 1.284025 0.128403 0.349713 0.35 1.419067 0.141907 0.491620 0.45 1.568312 0.156831 0.648451 0.55 1.733252 0.173325 0.821776 0.65 1.915540 0.191554 1.013330 0.75 2.116999 0.211700 1.225030 0.85 2.339646 0.233965 1.458995 0.95 2.585708 0.258571 1.717565 1.05 2.857649 0.285765 2.003330 1.15 3.158190 0.315819 2.319149 1.25 3.490340 0.349034 2.668183 1.35 3.857422 0.385742 3.053926 1.45 4.263110 0.426311 3.480237 1.55 4.711465 0.471147 3.951383 1.65 5.206974 0.520697 4.472081 1.75 5.754596 0.575460 5.047540 1.85 6.359812 0.635981 5.683521 1.95 7.028678 0.702868 6.386389 Dihitung dengan Excel dengan dx = 0.1 //epngktx.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { float x,y,e, dx, dLuas, Luas; e = 2.718282; dx = 0.001; Luas = 0.0; for(x=0.0005; x < 2.0; x=x+dx ) { y = pow(e,x); dLuas = y*dx; Luas=Luas+dLuas; } printf("n %f ", Luas); } Tercetak : 6.389131 Benarkah ex dx = ex 6.386389 Bandingkan dengan Total (ex * dx) mulai x = 0.0 sampai dengan x=2.0 dengan dx = 0.001 yang dihitung menggunakan program komputer (Bahasa C) berikut ini : Dianggap sama ex dx = exJadi terbukti benar bahwa : e = 2.71828 y = ex y x 1 2 Hitung luas area yang dibatasi oleh : y=ex , y =0, x=0, dan x=2 CONTOH-3 ∫∫ ∫∫ ∫∫
  • 5. Luas —— lingkaran = 1 4 y dx = r2 – x2 dx = a2 –u2 du = —— u a2 -u2 + —— a2 arc sin —— + C 1 2 1 2 u a — x r2 -x2 + — r2 arc sin —— 1 2 1 2 x r 0 8 = — 8 82 -82 + — 82 arc sin —— 1 2 1 2 8 8 = — 8 82 -82 + — 82 arc sin —— 1 2 1 2 8 8 = 0 = 32 arc sin 1 = 32 arc sin 1 = —— π 2 = 32 —— π 2 = 16 π = 16 * 3.1416 = 50.2656 (ini luas seperempat lingkaran) sin 90o = 1 arc sin 1 = 90o 90o dalam radian adalah = —— π 2 Jadi luas lingkaran dengan jari-jari = 8, adalah 4 * 50.2656 = 201.0624 x r2 – x2y = dx dLuas = y dx 0 8 r = 8 Soal Hitung Luas Lingkaran Bila jari-jari = 8 cm Yang dihitung cukup seperempat lingkaran, misal bagian yang berada di kudran ke- I Rumus yang digunakan : sama dengan hasil hitungan degan rumus biasa yaitu : π r2 = 3.1416 * 64 = 201.0624 CONTOH-11 ∫∫ ∫∫ ∫∫ π
  • 6. //LuasL03a.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { float x,y, r, xx, dx, midx, Luas,dluas; r = 80000.0; dx=2.0; midx = 1.0; Luas = 0.0; for(xx=0.0; xx<r; xx=xx+dx) { x = xx+midx; y = sqrt(r*r - x*x); dluas = y * dx; Luas = Luas + dluas; } printf("%f", Luas); } Tercetak : 5026550784.000000 Bila r = 8.0 Tentunya Luas = 50.2655 0784 Bandingkan dengan perhitungan menggunakan integral yang hasilnya = 50.2656 Tercetak : 50265476.000000 //LuasL02b.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { unsigned long int x,r, xx, midx, dx; float y, dLuas, Luas; dx=2; midx= 1; r = 8000; Luas = 0; for(xx=0; xx<r; xx=xx+dx) { x = xx + midx; y=sqrt(r*r - x*x); dLuas = y * dx; Luas = Luas + dLuas; } printf("nn %f", Luas); } Bila r = 8 Tentunya Luas = 50.265 476 Bandingkan dengan perhitungan menggunakan integral yang hasilnya = 50.2656 Bila luas 1 / 4 lingkaran dihitung dengan program komputer
  • 7. Pada program pertama, jari-jari yang sebenarnya hanya 8 cm, dibuat menjadi 80000 cm, jadi program ini membuat skala yang diperbesar 10 000 kali. Dengan dx = 2.0 berarti dx = 0.0002 (cukup kecil walaupun belum mendekati nol ). //pecahan.cpp Pada program kedua, skala diperbesar 1000 kali Hal ini dibuat untuk menghindari penyimpanan nilai dalam bentuk pecahan dalam tipe float atau double, karena penyimpanan bilangan pecahan ketelitiannya terbatas. #include<stdio.h> void main() { float x,y; y = 0.1; printf(“n%20.18fn”, y); for(x=0.0; x < 1; x = x + y) { printf("n%20.18f", x); } } 0.100000001490116119 0.000000000000000000 0.100000001490116119 0.200000002980232239 0.300000011920928955 0.400000005960464478 0.500000000000000000 0.600000023841857910 0.700000047683715820 0.800000071525573730 0.900000095367431641 0.100000 0.000000 0.100000 0.200000 0.300000 0.400000 0.500000 0.600000 0.700000 0.800000 0.900000 Dicetak dengan format “ %20.18f” “ %f ” Komputer tidak dapat menyimpan 0.1 dengan ketelitian 100 persen, walaupun bila dicetak dengan format : “%f”, akan tercetak 0.100000, Tetapi penyimpanan dalam komputer sebenarnya = 0.100000001490116119. . . . .
  • 8. Tercetak : 50.304272 Bila dicetak dengan format: %22.18 Maka tercetak : 50.304271697998046900 //LuasL01.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { float r,x,y,dx,Luas,dluas; r = 8.0; dx = 0.01; Luas = 0.0; for(x=0.0; x<r; x=x+dx) { y = sqrt(r*r - x*x); dluas = y * dx; Luas = Luas + dluas; } printf("%f", Luas); } Tercetak : 50.304264 //LuasL01a.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { float r,x,y,dx,Luas,dluas; r = 8.0; Luas = 0.0; for(x=0.0; x<r; x=x+0.01) { y = sqrt(r*r - x*x); dluas = y * 0.01; Luas = Luas + dluas; } printf("%f", Luas); } Perhatikan hasilnya bila dipaksakan menggunakan bilangan pecahan ( float)
  • 9. //LuasL01.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { float r,x,y,dx,Luas,dluas; r = 8.0; dx = 0.02; Luas = 0.0; for(x=0.0; x<r; x=x+dx) { y=sqrt(r*r - x*x); dluas = y * dx; Luas = Luas + dluas; } printf("%f", Luas); } Tercetak : 50.343361 //LuasL01.cpp #include<stdio.h> #include<math.h> void main() { float r,x,y,dx,Luas,dluas; r = 8.0; dx = 0.002; Luas = 0.0; for(x=0.0; x<r; x=x+dx) { y=sqrt(r*r - x*x); dluas = y * dx; Luas = Luas + dluas; } printf("%f", Luas); } Tercetak : 50.274395
  • 10. #include<iostream.h> #define n 10 void main() { int I, K, X; int A[n]; for(I=0; I<=n-1; I++) { cin >> A[I]; } cout << "Sebelum disort : " ; for(I=0; I<=n-1; I++) { cout << " " << A[I];} cout << "n"; for(K=0; K <= n-2; K++) {for(I=0; I <= n-2 - K; I++) { if (A[I] > A[I+1]) { X = A[I]; A[I] = A[I+1]; A[I+1] = X; } } } cout << "Sesudah disort : "; for(I=0; I<=n-1; I++) { cout << " " << A[I];} } Bubble Sort Menginput 12 buah bilangan bulat, dengan nilai acak (tidak urut), Kemudian mengurutkannya menaik (sort ascending) Dan mencetak hasil yang telah urut menaik
  • 11. Soal-6. Sebuah toko mainan hanya menjual dua macam robot, Robot-A dan Robot-B. Robot-A berkepala 2 dan berkaki 3. Robot B berkepala 3 dan berkaki 4. Dalam toko tersebut mungkin hanya ada Robot-A, (karena Robot-B sudah habis terjual), atau hanya ada Robot-B, atau kedua macam robot ada tersedia. Seorang anak menghitung dari semua robot yang ada ternyata terdapat 22 kepala dan 31 kaki. Ternyata terdapat 5 Robot A dan 4 Robot B. Susun program untuk menginput dua buah nilai yang menyatakan jumlah kepala dan jumlah kaki hasil hitungan anak tersebut. Kemudian hitung dan cetak ada berapa buah Robot-A dan berapa buah Robot-B. Tetapi apabila anak tersebut salah menghitung , maka cetak perkataan “Hitungan Salah”. Contoh: Bila diinput untuk jumlah Kepala Kaki Tercetak 5 7 6 8 6 9 7 9 7 10 8 12 9 12 9 13 9 14 10 14 10 15 10 16 22 31 1 1 0 2 3 0 Hitungan Salah 2 1 4 0 0 3 3 1 Hitungan Salah 2 2 5 0 Hitungan Salah 5 4 Tercetak : x y Jumlah Robot-B Jumlah Robot-A seharusnya
  • 12. Misal jumlah robot A = X , dan jumlah robot B = Y Bila diinput : Jumlah kepala = 22 Dan jumlah kaki = 31, Maka secara aljabar dapat dibuat persamaan : 2X + 3Y = 22 3X + 4Y = 31 6X + 9Y = 66 6X + 8Y = 62 Y = 4 X = 5 Robot A = X Robot B = Y //Robot09 #include<iostream.h> void main() { int a,b,Head,Foot,X,Y; cin >> Head >> Foot; X=3*Head; Y = 2*Foot; b = X-Y; a = (Head-3*b)/2; if( a< 0 || b < 0) cout << "Data Salah"; else cout << a << " " << b; }
  • 13. Misal jumlah robot A = X , dan jumlah robot B = Y Bila diinput : Jumlah kepala = 22 Dan jumlah kaki = 31, Maka secara aljabar dapat dibuat persamaan : 2X + 3Y = 22 3X + 4Y = 31 6X + 9Y = 66 6X + 8Y = 62 Y = 4 X = 5 Robot A = X Robot B = Y //Robot1 #include<stdio.h> void main() { int A, B, Ha,Fa,Hb,Fb, Head, Foot; int Flag=0; A=0; scanf("%i %i", &Head, &Foot); while(Flag==0 && A < Head/2) { A++; Ha=A*2; Fa=A*3; Hb=Head-Ha; B=Hb/3; if((A*2+B*3)==Head && (A*3+B*4) == Foot) Flag=1; } if(Flag==1) printf("%i %i", A,B); else printf("Tidak ada Solusi"); }
  • 14. Misal jumlah robot A = X , dan jumlah robot B = Y Bila diinput : Jumlah kepala = 22 Dan jumlah kaki = 31, Maka secara aljabar dapat dibuat persamaan : 2X + 3Y = 22 3X + 4Y = 31 6X + 9Y = 66 6X + 8Y = 62 Y = 4 X = 5 Robot A = X Robot B = Y //Robot1 #include<iostream.h> void main() { int A, B, Ha,Fa,Hb,Fb, Head, Foot; int Flag=0; A=0; cin >> Head >> Foot; while(Flag==0 && A < Head/2) { A++; Ha=A*2; Fa=A*3; Hb=Head-Ha; B=Hb/3; if((A*2+B*3)==Head && (A*3+B*4) == Foot) { Flag=1; } } if(Flag==1) cout << A << " " << B; else cout << "Tidak ada Solusi"; }
  • 15. Susun program untuk menginput sebuah bilangan integer lebih besar dari nol. Kemudian cetak perkataan “Bujur Sangkar ” , bila bilangan yang diinput tadi merupakan kwadrat suatu bilangan inteteger lain. Selainnya cetak perkataan “Bukan Bujur Sangkar”. Contoh : Bila diinput : 49, maka cetak perkataan “Bujur Sangkar” karena 49 = 7 kwadrat atau 7 x 7 Bila diinput : 50, maka cetak perkataan “Bukan Bujur Sangkar”. Soal. Sebuah nilai integer, bila dibagi dengan nilai integer lain yang nilainya berbeda, kemungkinan akan menghasilkan bilangan real. Contoh : 15 / 2 = 7.5 yang dalam programming dapat ditulis dengan Z = A/B, dimana Z bertipe real (Bahasa C; float) , sedangkan X dan Y bertipe integer ( Bahasa C : int ). Susun program untuk menentukan nilai X dan Y bila diberikan (diinput) nilai real Z. Contoh: Bila diinput : 3.1, maka X = 31 dan Y = 10 3.2 16 5 2.5 5 2 Soal.
  • 16. Susun program (penggalan program) untuk menginputkan sebuah bilangan integer lebih besar dari nol. Kemudian periksa apakah bilangan tersebut adalah bilangan Perfect Number atau tidak. Bila ya, maka cetak “Perfect”, bila tidak cetak perkataan “Not Perfect”. Contoh bilangan perfect : 6 adalah bilangan perfect, karena 6 habis dibagi oleh : 1, 2, atau 3 , dan 1+2+3 = 6 28 adalah bilangan perfect, karena 28 habis dibagi oleh : 1, 2, 4, 7, atau 14 dan 1+2+4+7+14 = 28 Sebuah bilangan bila dibagi dengan 2, 3, 4, 5, 6 maka sisanya = 1. Tapi bila dibagi dengan 7 maka sisanya = 0. Bilangan tersebut mungkin lebih dari satu buah. Susun program untuk mencari dan mencetak satu yang terkecil dari bilangan-bilangan tersebut. Soal. Soal.
  • 17.
  • 18. Sebuah kebun besar ditanami pohon bibit sebanyak n baris. Setiap baris terdiri dari n pohon. Pohon-pohon tersebut kemudian dicabut dan ditanam ulang menjadi 13 buah kebun dengan ukuran lebih kecil yaitu setiap kebun kecil terdiri dari m baris dan setiap baris terdiri dari m pohon. Setelah terbentuk 13 kebun kecil ukuran m x m, ternyata pada kebun besar masih tersisa 1 pohon. Susun program untuk mencetak berapa jumlah pohon semula yang ada di kebun besar.