SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Bahan Ajar:
CARA MENGHITUNG PPh BADAN dan ORANG PRIBADI
1. dengan Dasar Pencatatan
a. Norma Penghitungan Penghasilan Neto
2. dengan Dasar Pembukuan
a. Metode Pencatan Persediaan
b. Metode Penyusutan menurut Fiskal
— Depresiasi
— Amortisasi
3. Tarif PPh & Fasilitas PPh
Cara Menghitung PPh
Klasifikasi Cara
Penghitungan Pajak
Dalam Negeri
Wajib Pajak
Pembukuan
Ph. KP = Ph. Bruto – Biaya Pengurang
Luar Negeri
Pencatatan BUT WP LN lainnya
Ph. KP = Ph. Bruto x Norma Penghitungan
Ph. KP = Ph. Bruto – Biaya Pengurang
Pajak = Tarif x Ph. KP
Pajak = Tarif x Ph. KP
Pajak = Tarif x Ph. KP
Pajak = Tarif x Ph. Bruto
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan neto yang
diterbitkan oleh DJP dan disempurnakan terus-menerus
Norma
Penghitungan
Ph. Neto
a. Tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik (tidak terdapat
pembukuan yang lengkap), atau
b. Pembukuan/catatan peredaran bruto WP ternyata diselenggarakan
secara tidak benar.
digunakan
dalam hal
Pengguna
a. Melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas, dan
b. Peredaran bruto dalam 1 tahun kurang dari Rp 4,8 milyar.
syarat
Wajib Pajak Orang Pribadi
yang
a. Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan
pertama dari tahun pajak bersangkutan, dan
b. Menyelenggarakan Pencatatan.
Metode Penilaian Harta
No Transaksi Nilai yang Digunakan
a Jual-beli harta Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima
b Jual-beli harta (hubungan istimewa) Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima
c Tukar-menukar harta
Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima, atau
berdasarkan harga pasar
d
Likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha (take over)
Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima, atau
berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan
e
Pengalihan harta memenuhi Ps. 4 ayat (3)
huruf a, b (hibah, bantuan, sumbangan ke
organisasi yang ditetapkan Pemerintah;
warisan)
Nilai Buku sisa dari pihak yang melakukan pengalihan, atau
nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak
f
Pengalihan harta tidak memenuhi Ps. 4
ayat (3) huruf a (hibah, bantuan,
sumbangan ke organisasi yang ditetapkan
Pemerintah)
Nilai Pasar harta tersebut
g Penyertaan modal / saham Nilai Pasar harta tersebut
h Persediaan
Harga Perolehan dengan metode FIFO (First In First Out), atau
rata-rata (average)
Penilaian Persediaan – Metode Average
1. Persediaan Awal 100 satuan @ Rp 9.000
2. Pembelian 50 satuan @ Rp 12.000
3. Pembelian 100 satuan @ Rp 11.000
4. Dipakai/Dijual 110 satuan
5. Dipakai/Dijual 120 satuan
KASUS
Average
No Input Output Saldo/Persediaan
a - - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000
b 50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000 -
150 @ Rp 10.000 = Rp 1.500.000
{(900rb + 600rb)/150 = Rp 10.000}
c 100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000 -
250 @ Rp 10.400 = Rp 2.600.000
{(2.600rb + 1.100rb)/250 = Rp 10.400}
d - 110 @ Rp 10.400 = Rp 1.144.000 140 @ Rp 10.400 = Rp 1.456.000
e - 120 @ Rp 10.400 = Rp 1.248.000 20 @ Rp 10.400 = Rp 208.000
Penilaian Persediaan – FIFO
1. Persediaan Awal 100 satuan @ Rp 9.000
2. Pembelian 50 satuan @ Rp 12.000
3. Pembelian 100 satuan @ Rp 11.000
4. Dipakai/Dijual 110 satuan
5. Dipakai/Dijual 120 satuan
KASUS
FIFO
No Input Output Saldo/Persediaan
a - - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000
b 50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000 -
100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000
50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000
c 100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000 -
100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000
50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000
100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000
d -
100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000
10 @ Rp 12.000 = Rp 120.000
40 @ Rp 12.000 = Rp 480.000
100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000
e -
40 @ Rp 12.000 = Rp 480.000
80 @ Rp 11.000 = Rp 880.000
20 @ Rp 11.000 = Rp 220.000
Metode Penyusutan menurut Akuntansi
Komersial
Dasar Waktu
Metode Garis
Lurus
Metode jumlah
angka tahun
Dasar Kriteria Lainnya
Metode
Pembebanan
Menurun
Dasar Penggunaan
Metode saldo
menurun/saldo
menurun ganda
Metode
Jam Jasa
Metode
Unit
Produksi
Metode Penyusutan menurut Fiskal
Aset Berwujud
Aset
Bangunan
Depresiasi
Aset Tak Berwujud
Bukan Bangunan
Metode Garis Lurus
Amortisasi
Metode Saldo
Menurun
Metode Garis Lurus Metode Garis Lurus
Metode Saldo
Menurun
Metode Satuan
Produksi
Selain Hak
Penambangan
Hak Penambangan
Komersial vs Fiskal
Metode: Garis Lurus Metode: Garis Lurus
Pembebanan Menurun Menurun
(Jumlah Angka Tahun, Menurun, Satuan Produksi
Saldo Menurun Ganda
Jam Jasa
Unit Produksi
- Harta Berwujud
BANGUNAN
1. Bangunan Permanen % dikenakan berdasarkan masa manfaat menggunakan metode garis lurus, dan
(Gedung, Pabrik, % sdh ditentukan 5%
Rumah)
2. Bangunan Tdk % dikenakan berdasarkan masa manfaat menggunakan metode garis lurus, dan
Permanen (barak, asrama) % sdh ditentukan 10%
BUKAN BGNAN
(Kel. Aktiva diatur mnrt % dikenakan berdasarkan masa manfaat sdh diatur menurut masa manfaat
PMK-96/PMK.03/2009) Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 25% 50%
Kelompok 2 12,5% 25%
Kelompok 3 6,25% 12,5%
Kelompok 4 5% 10%
- Harta tak berwujud % dikenakan berdasarkan masa manfaat sdh diatur menurut masa manfaat
(HGU, HGB, HP, goodwill) Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok I 25% 50%
Kelompok II 12,5% 25%
Kelompok III 6,25% 12,5%
Kelompok IV 5% 10%
bidang Penambangan minyak dan gas bumi:
Hak Penguasahaan Hutan (HPH):
= (produksi tahun ini/taksiran produksi dalam konsesi HPH)
X 100%, maksimum 20%
Hak Penambangan selain minyak dan gas bumi:
= (produksi tahun ini/taksiran deposit mineral yg bs ditambang)
X 100%, maksimum 20%
-
= (produksi tahun ini/taksiran deposit minyak mentah (gas bumi)
yg bisa ditambang) x 100%
Uraian
Masa Manfaat
4 tahun
16 tahun
20 tahun
4 tahun
Masa Manfaat
8 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
Komersial Fiskal
Komersial vs Fiskal
Kendaraan Sedan atau sejenisnya milik perusahaan
dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar
50%, dr jmlh biaya perolehan atau pembelian atau
perbaikan besar mll penyusutan aktiva tetap kelomp.
II
Uraian Komersial Fiskal
-
Beda Teta p Beda Wa ktu
Menurut Akunta ns i komers i a l mrpkn
pengh. s dgkn mnrt ketentua n PPh bkn
pengh. Mi s a l nya di vi den yg di teri ma
PT s bg WP DN dr penyerta a n moda l
s ebes a r 25%/l ebi h pd bdn us a ha yg
di di ri ka n da n berkeduduka n di
Indones i a .
beda wa ktu mrpkn metode yg
di guna ka n a nta ra a kunta ns i
komers i a l denga n ketentua n
fi s ka l , mi s : metode
penyus uta n, metode peni l a i a n
pers edi a a n, penyi s i ha n
pi uta ng ta k terta gi h, ru-l a ba
s el i s i h kurs , ds b.
Menurut a kuta ns i komers i a l mrpkn
pengh., s dgkn mnrt ketentua n PPh
tel a h di kena ka n PPh yg bers i fa t fi na l .
Pengh. Ini di kena ka n pa ja k ters endi ri
(fi na l ) s hg di pi s a hka n (tdk perl u
di ga bung) dg pengh. La i nnya dl m
menghi tung PPh yg teruta ng. Mi s .
Pengh. a ta s bunga depos i to a ta u ta b
l a i nnya yg tel a h di potong PPh Fi na l
ol eh ba nk s ebes a r 20%.
Mnrt a kuta ns i komers i a l mrpkn
beba n (bi a ya ) s dgkn mnrt ketentua n
PPh tdk dpt di beba nka n (Ps l 9 UU
PPh), mi s a l nya s a nks i perpa ja ka n
Tarif Depresiasi
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat
Tarif Depresiasi
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
II. Bangunan
Permanen
Tidak Permanen
20 tahun
10 tahun
5%
10%
-
Contoh Penghitungan Depresiasi
PT. USAHA memiliki aset sebagai berikut :
a. gedung harga perolehan Rp 1 milyar (masa manfaat 20 tahun)
b. mobil harga perolehan Rp 240 juta (mobil termasuk kelompok 1)
Berapa biaya depresiasi yang dapat dibebankan PT. USAHA tiap tahunnya?
KASUS
Garis Lurus
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku
Harga Perolehan Rp 240.000.000
1 50% 50% x Rp 240.000.000 = Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
2 50% 50% x Rp 120.000.000 = Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
3 50% 50% x Rp 60.000.000 = Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
4 sekaligus Rp 30.000.000 Rp 0
Saldo Menurun
Gedung
Harga perolehan Rp 1.000.000.000
Depresiasi per tahun = (Rp 1 milyar / 20 thn) = Rp 50.000.000
Mobil
Harga perolehan Rp 240.000.000
Depresiasi per tahun = (Rp 240 juta / 4 thn) = Rp 60.000.000
Jumlah Depresiasi/tahun = Rp 110.000.000
+
Mobil
Gedung Hanya diperbolehkan dengan metode garis lurus
Tarif Amortisasi
Kelompok Harta Tak Berwujud Masa Manfaat
Tarif Amortisasi
Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12,5%
6,25%
5%
50%
25%
12,5%
10%
Hak
Penambangan
Jumlah penambangan/penebangan
Taksiran jumlah deposit
X 100 %Tarif Amortisasi =
Jumlah penambangan/penebangan
Taksiran jumlah deposit
X 100 %Tarif Amortisasi =
Bidang Minyak &
Gas Bumi
 Selain Bidang Minyak &
Gas Bumi
 Hak Pengusahaan Hutan
 Hak Pengusahaan
Sumber Alam maksimal tarif 20% per tahun
PT. TAMBANG memiliki aset tak berwujud sebagai berikut :
a. biaya pendirian perusahaan senilai Rp 500 juta (kelompok 1), perusahaan memilih metode
garis lurus.
b. biaya perolehan hak penambangan batubara dengan deposit 50 juta ton sebesar Rp 2 milyar.
c. selama 3 tahun perusahaan memproduksi:
 2008 produksi 400.000 ton
 2009 produksi 11.500.000 ton
 2010 produksi 900.000 ton
Berapa biaya amortisasi masing-masing aset tak berwujud PT. TAMBANG untuk tiap tahun?
Contoh Penghitungan Amortisasi
KASUS
Biaya Pendirian
Perusahaan
Tahun
Jumlah Produksi
(1)
Jumlah Deposit
(2)
Amortisasi
(3) = (1) : (2) x Biaya
2008 400.000 ton 50.000.000 ton 0,8% x Rp 2 milyar = Rp 16.000.000
2009 11.500.000 ton 50.000.000 ton 20% x Rp 2 milyar = Rp 400.000.000
2010 900.000 ton 50.000.000 ton 1,8% x Rp 2 milyar = Rp 36.000.000
Hak
Penambangan
Nilai Aset Rp 500.000.000
Amortisasi per tahun = (Rp 500 juta x 25%) = Rp 125.000.000
Tarif amortisasi tahun 2009 seharusnya 23% (11,5 juta / 50 juta), namun Hak
Penambangan selain minyak & gas bumi tarif maksimal yang dizinkan adalah 20%.
(Pasal 11A ayat (5) UU PPh)
!
Penerapan PTKP ditentukan oleh Keadaan pada Awal Tahun Kalender
atau
Awal Bulan dari Bagian Tahun Kalender
Penghasilan Tidak Kena Pajak
UU No. 7
Tahun1983
UU No. 10
Tahun 1994
UU No. 17
Tahun 2000
564/KMK.03/2
004
137/PMK.05/2
005
UU No. 36
Tahun 2008
SE-51/PJ/
2013
Untuk diri Wajib
Pajak (WP)
Rp. 960.000 Rp. 1.728.000 Rp. 2.880.000 Rp. 12.000.000 Rp. 13.200.000 Rp. 15.840.000 Rp. 24.300.000
Tambahan
untuk WP
kawin
Rp. 480.000 Rp. 864.000 Rp. 1.400.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.320.000 Rp. 2.025.000
Tambahan
untuk seorang
isteri yang
penghasilannya
digabung
dengan
penghasilan
suami
Rp. 960.000 Rp. 1.728.000 Rp. 2.880.000 Rp. 12.000.000 Rp. 13.200.000 Rp. 15.840.000 Rp. 24.300.000
Tambahan
untuk keluarga
sedarah dan
semenda
dalam garis
keturunan lurus
paling banyak 3
orang
Rp. 480.000 Rp. 864.000 Rp. 1.400.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.320.000 Rp. 2.025.000
Berlaku Sejak
1 Januari
1984
1 Januari 1995 1 Januari 2001 1 Januari 2005 1 Januari 2006 1 Januari 2009 1 Januari 2013
No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
1 s.d. Rp 50.000.000 5%
2 di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15%
3 di atas Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000 20%
4 di atas Rp 500.000.000 30%
PPh Orang Pribadi
PPh Badan
No Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tahun
2000
Tahun
2009
Tahun
2010
1 s.d. Rp 50.000.000 10%
28% 25%2 di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 15%
3 di atas Rp 100.000.000 30%
Tarif Pajak
Fasilitas
Pengurangan
(Ps. 31E)
WP Badan Dalam Negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50 milyaruntuk
Tarif PPh = 50% x Tarif Ps. 17
(untuk bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8 milyar)
berupa
Contoh Penghitungan –
Fasilitas Tarif Pajak
Peredaran bruto PT. YETT dalam tahun pajak 2010 sebesar Rp 30 milyar. PT. YETT dalam
tahun pajak tersebut memperoleh Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 3 milyar.
Berapa pajak terutang PT. YETT untuk tahun pajak 2010?
KASUS
PENGHITUNGAN
1) Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari peredaran bruto yang memperoleh fasilitas:
2) Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas:
Rp 3.000.000.000 – Rp 480.000.000 = Rp 2.520.000.000
Pajak Penghasilan yang terutang:
— (50% x 25%) x Rp 480.000.000 = Rp 60.000.000
— 25% x Rp 2.520.000.000 = Rp 630.000.000
Jumlah PPh terutang Rp 690.000.000
Rp 30 milyar
Rp 4,8 milyar
x Rp 3 milyar Rp 480.000.000
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)Beleke MetAll
 
6 analisis nilai tahunan
6 analisis nilai tahunan6 analisis nilai tahunan
6 analisis nilai tahunanSimon Patabang
 
05 ekotek rate of return (tgs klp 4)
05 ekotek rate of return (tgs klp 4)05 ekotek rate of return (tgs klp 4)
05 ekotek rate of return (tgs klp 4)Al Ibra
 
02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)
02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)
02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)Al Ibra
 
Analisis biaya volume - laba
Analisis biaya   volume - labaAnalisis biaya   volume - laba
Analisis biaya volume - labaPuw Elroy
 
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom UniversityRangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom UniversityZufar Dhiyaulhaq
 
Rangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom UniversityRangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom UniversityZufar Dhiyaulhaq
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapPengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapDissa MeLina
 
Lecture notes anuiti
Lecture notes anuitiLecture notes anuiti
Lecture notes anuitifep11nah
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)Basyar Arhuleta
 
Bab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan Manajerial
Bab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan ManajerialBab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan Manajerial
Bab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan ManajerialFitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Cara menghitung depresiasi
Cara menghitung depresiasiCara menghitung depresiasi
Cara menghitung depresiasiYamin Muhtar
 
12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyek12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyekSimon Patabang
 

What's hot (20)

Ektek future worth
Ektek future worthEktek future worth
Ektek future worth
 
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)BAB : 3	COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAUBIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
BAB : 3 COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP) ATAU BIAYA-VOLUME-LABA (BVL)
 
3 Gradient Uniform
3 Gradient Uniform3 Gradient Uniform
3 Gradient Uniform
 
6 analisis nilai tahunan
6 analisis nilai tahunan6 analisis nilai tahunan
6 analisis nilai tahunan
 
Analisa usahatani
Analisa usahataniAnalisa usahatani
Analisa usahatani
 
05 ekotek rate of return (tgs klp 4)
05 ekotek rate of return (tgs klp 4)05 ekotek rate of return (tgs klp 4)
05 ekotek rate of return (tgs klp 4)
 
02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)
02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)
02 ekotek perhitungan bunga (tgs klp 1)
 
Analisis biaya volume - laba
Analisis biaya   volume - labaAnalisis biaya   volume - laba
Analisis biaya volume - laba
 
Analisa titik impas
Analisa titik impasAnalisa titik impas
Analisa titik impas
 
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom UniversityRangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UTS Ekonomi Teknik Telkom University
 
8 Analisa IRR
8 Analisa  IRR8 Analisa  IRR
8 Analisa IRR
 
Rangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom UniversityRangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom University
Rangkuman UAS Ekonomi Teknik Telkom University
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapPengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
 
Lecture notes anuiti
Lecture notes anuitiLecture notes anuiti
Lecture notes anuiti
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
 
Ch.7
Ch.7Ch.7
Ch.7
 
Bab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan Manajerial
Bab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan ManajerialBab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan Manajerial
Bab. 11 Analisis Biaya Volume Laba: Alat Perencanaan Manajerial
 
Cara menghitung depresiasi
Cara menghitung depresiasiCara menghitung depresiasi
Cara menghitung depresiasi
 
12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyek12 analisa kelayakan proyek
12 analisa kelayakan proyek
 

Similar to Persediaan dan penyusutan -- Accounting Tax

Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan
Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan
Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan Majid
 
4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx
4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx
4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptxFirmanHidayat77
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang9elevenStarUnila
 
34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badan34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badanNisa Gunsay
 
Akuntansi ASET Tetap
Akuntansi ASET TetapAkuntansi ASET Tetap
Akuntansi ASET TetapSunarwan Se
 
Ch 10 aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...
Ch 10   aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...Ch 10   aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...
Ch 10 aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...Trisdarisa Soedarto, MPM, MQM
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4Yoyo Sudaryo
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
02. rpp kd 2-pajak kelas xii semester 1-aploud
02. rpp   kd 2-pajak kelas xii  semester 1-aploud02. rpp   kd 2-pajak kelas xii  semester 1-aploud
02. rpp kd 2-pajak kelas xii semester 1-aploudJokoPramono21
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugasfebry777
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugasfebry777
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugasfebry777
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugasfebry777
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugasfebry777
 
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2Iqbal Surya
 

Similar to Persediaan dan penyusutan -- Accounting Tax (20)

Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan
Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan
Chapter 10 aktiva-tetap-dan-aktiva-tak-berwujud-pertemuan
 
4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx
4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx
4a-Penyusutan dan Amortisasi.pptx
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
 
34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badan34 p ph-pph-op-dan-badan
34 p ph-pph-op-dan-badan
 
Akuntansi ASET Tetap
Akuntansi ASET TetapAkuntansi ASET Tetap
Akuntansi ASET Tetap
 
Ch 10 aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...
Ch 10   aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...Ch 10   aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...
Ch 10 aset tetap dan aset tidak berwujud, pengantar akuntansi, edisi ke21 w...
 
Penyusutan
PenyusutanPenyusutan
Penyusutan
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Presentasi kel 8
Presentasi kel 8Presentasi kel 8
Presentasi kel 8
 
Cashflow
CashflowCashflow
Cashflow
 
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
CAPITAL BUDGETING-AIBK-SESI 4
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
02. rpp kd 2-pajak kelas xii semester 1-aploud
02. rpp   kd 2-pajak kelas xii  semester 1-aploud02. rpp   kd 2-pajak kelas xii  semester 1-aploud
02. rpp kd 2-pajak kelas xii semester 1-aploud
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugas
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugas
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugas
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugas
 
Ekonomitekniktugas
EkonomitekniktugasEkonomitekniktugas
Ekonomitekniktugas
 
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
Tugas Makalah Ekonomi Teknik 2
 

More from Fajri A

Biaya sdm dan pemberian natura
Biaya sdm dan pemberian naturaBiaya sdm dan pemberian natura
Biaya sdm dan pemberian naturaFajri A
 
07 non deductible
07 non deductible07 non deductible
07 non deductibleFajri A
 
06 penyusutan
06 penyusutan06 penyusutan
06 penyusutanFajri A
 
01 biaya fiskal
01 biaya fiskal01 biaya fiskal
01 biaya fiskalFajri A
 
Pajak penghasilan pasal 24
Pajak penghasilan pasal 24Pajak penghasilan pasal 24
Pajak penghasilan pasal 24Fajri A
 
iai pph badan sesi 5 ab -- pengisian spt
iai pph badan sesi 5 ab  -- pengisian sptiai pph badan sesi 5 ab  -- pengisian spt
iai pph badan sesi 5 ab -- pengisian sptFajri A
 
Iai pph badan sesi 4 ab
Iai pph badan sesi 4 abIai pph badan sesi 4 ab
Iai pph badan sesi 4 abFajri A
 
iai pph badan sesi iii ab
iai pph badan sesi iii abiai pph badan sesi iii ab
iai pph badan sesi iii abFajri A
 
iai pph badan sesi I -- ab
iai pph badan sesi I -- abiai pph badan sesi I -- ab
iai pph badan sesi I -- abFajri A
 
01 mamahami pembukuan dasar
01 mamahami pembukuan dasar01 mamahami pembukuan dasar
01 mamahami pembukuan dasarFajri A
 
3 ppn dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas
3 ppn   dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas3 ppn   dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas
3 ppn dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitasFajri A
 
Akuntansi PPN
Akuntansi PPNAkuntansi PPN
Akuntansi PPNFajri A
 
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxPembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxFajri A
 
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting TaxPengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting TaxFajri A
 

More from Fajri A (15)

Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Biaya sdm dan pemberian natura
Biaya sdm dan pemberian naturaBiaya sdm dan pemberian natura
Biaya sdm dan pemberian natura
 
07 non deductible
07 non deductible07 non deductible
07 non deductible
 
06 penyusutan
06 penyusutan06 penyusutan
06 penyusutan
 
01 biaya fiskal
01 biaya fiskal01 biaya fiskal
01 biaya fiskal
 
Pajak penghasilan pasal 24
Pajak penghasilan pasal 24Pajak penghasilan pasal 24
Pajak penghasilan pasal 24
 
iai pph badan sesi 5 ab -- pengisian spt
iai pph badan sesi 5 ab  -- pengisian sptiai pph badan sesi 5 ab  -- pengisian spt
iai pph badan sesi 5 ab -- pengisian spt
 
Iai pph badan sesi 4 ab
Iai pph badan sesi 4 abIai pph badan sesi 4 ab
Iai pph badan sesi 4 ab
 
iai pph badan sesi iii ab
iai pph badan sesi iii abiai pph badan sesi iii ab
iai pph badan sesi iii ab
 
iai pph badan sesi I -- ab
iai pph badan sesi I -- abiai pph badan sesi I -- ab
iai pph badan sesi I -- ab
 
01 mamahami pembukuan dasar
01 mamahami pembukuan dasar01 mamahami pembukuan dasar
01 mamahami pembukuan dasar
 
3 ppn dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas
3 ppn   dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas3 ppn   dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas
3 ppn dpp, pm, kms, restitusi, & fasilitas
 
Akuntansi PPN
Akuntansi PPNAkuntansi PPN
Akuntansi PPN
 
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxPembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
 
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting TaxPengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
 

Recently uploaded

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 

Persediaan dan penyusutan -- Accounting Tax

  • 1. Bahan Ajar: CARA MENGHITUNG PPh BADAN dan ORANG PRIBADI 1. dengan Dasar Pencatatan a. Norma Penghitungan Penghasilan Neto 2. dengan Dasar Pembukuan a. Metode Pencatan Persediaan b. Metode Penyusutan menurut Fiskal — Depresiasi — Amortisasi 3. Tarif PPh & Fasilitas PPh
  • 3. Klasifikasi Cara Penghitungan Pajak Dalam Negeri Wajib Pajak Pembukuan Ph. KP = Ph. Bruto – Biaya Pengurang Luar Negeri Pencatatan BUT WP LN lainnya Ph. KP = Ph. Bruto x Norma Penghitungan Ph. KP = Ph. Bruto – Biaya Pengurang Pajak = Tarif x Ph. KP Pajak = Tarif x Ph. KP Pajak = Tarif x Ph. KP Pajak = Tarif x Ph. Bruto
  • 4. Norma Penghitungan Penghasilan Neto Pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan neto yang diterbitkan oleh DJP dan disempurnakan terus-menerus Norma Penghitungan Ph. Neto a. Tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik (tidak terdapat pembukuan yang lengkap), atau b. Pembukuan/catatan peredaran bruto WP ternyata diselenggarakan secara tidak benar. digunakan dalam hal Pengguna a. Melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas, dan b. Peredaran bruto dalam 1 tahun kurang dari Rp 4,8 milyar. syarat Wajib Pajak Orang Pribadi yang a. Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak bersangkutan, dan b. Menyelenggarakan Pencatatan.
  • 5. Metode Penilaian Harta No Transaksi Nilai yang Digunakan a Jual-beli harta Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima b Jual-beli harta (hubungan istimewa) Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima c Tukar-menukar harta Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima, atau berdasarkan harga pasar d Likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha (take over) Jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima, atau berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan e Pengalihan harta memenuhi Ps. 4 ayat (3) huruf a, b (hibah, bantuan, sumbangan ke organisasi yang ditetapkan Pemerintah; warisan) Nilai Buku sisa dari pihak yang melakukan pengalihan, atau nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak f Pengalihan harta tidak memenuhi Ps. 4 ayat (3) huruf a (hibah, bantuan, sumbangan ke organisasi yang ditetapkan Pemerintah) Nilai Pasar harta tersebut g Penyertaan modal / saham Nilai Pasar harta tersebut h Persediaan Harga Perolehan dengan metode FIFO (First In First Out), atau rata-rata (average)
  • 6. Penilaian Persediaan – Metode Average 1. Persediaan Awal 100 satuan @ Rp 9.000 2. Pembelian 50 satuan @ Rp 12.000 3. Pembelian 100 satuan @ Rp 11.000 4. Dipakai/Dijual 110 satuan 5. Dipakai/Dijual 120 satuan KASUS Average No Input Output Saldo/Persediaan a - - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000 b 50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000 - 150 @ Rp 10.000 = Rp 1.500.000 {(900rb + 600rb)/150 = Rp 10.000} c 100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000 - 250 @ Rp 10.400 = Rp 2.600.000 {(2.600rb + 1.100rb)/250 = Rp 10.400} d - 110 @ Rp 10.400 = Rp 1.144.000 140 @ Rp 10.400 = Rp 1.456.000 e - 120 @ Rp 10.400 = Rp 1.248.000 20 @ Rp 10.400 = Rp 208.000
  • 7. Penilaian Persediaan – FIFO 1. Persediaan Awal 100 satuan @ Rp 9.000 2. Pembelian 50 satuan @ Rp 12.000 3. Pembelian 100 satuan @ Rp 11.000 4. Dipakai/Dijual 110 satuan 5. Dipakai/Dijual 120 satuan KASUS FIFO No Input Output Saldo/Persediaan a - - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000 b 50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000 - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000 50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000 c 100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000 - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000 50 @ Rp 12.000 = Rp 600.000 100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000 d - 100 @ Rp 9.000 = Rp 900.000 10 @ Rp 12.000 = Rp 120.000 40 @ Rp 12.000 = Rp 480.000 100 @ Rp 11.000 = Rp 1.100.000 e - 40 @ Rp 12.000 = Rp 480.000 80 @ Rp 11.000 = Rp 880.000 20 @ Rp 11.000 = Rp 220.000
  • 8. Metode Penyusutan menurut Akuntansi Komersial Dasar Waktu Metode Garis Lurus Metode jumlah angka tahun Dasar Kriteria Lainnya Metode Pembebanan Menurun Dasar Penggunaan Metode saldo menurun/saldo menurun ganda Metode Jam Jasa Metode Unit Produksi
  • 9. Metode Penyusutan menurut Fiskal Aset Berwujud Aset Bangunan Depresiasi Aset Tak Berwujud Bukan Bangunan Metode Garis Lurus Amortisasi Metode Saldo Menurun Metode Garis Lurus Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Metode Satuan Produksi Selain Hak Penambangan Hak Penambangan
  • 10. Komersial vs Fiskal Metode: Garis Lurus Metode: Garis Lurus Pembebanan Menurun Menurun (Jumlah Angka Tahun, Menurun, Satuan Produksi Saldo Menurun Ganda Jam Jasa Unit Produksi - Harta Berwujud BANGUNAN 1. Bangunan Permanen % dikenakan berdasarkan masa manfaat menggunakan metode garis lurus, dan (Gedung, Pabrik, % sdh ditentukan 5% Rumah) 2. Bangunan Tdk % dikenakan berdasarkan masa manfaat menggunakan metode garis lurus, dan Permanen (barak, asrama) % sdh ditentukan 10% BUKAN BGNAN (Kel. Aktiva diatur mnrt % dikenakan berdasarkan masa manfaat sdh diatur menurut masa manfaat PMK-96/PMK.03/2009) Garis Lurus Saldo Menurun Kelompok 1 25% 50% Kelompok 2 12,5% 25% Kelompok 3 6,25% 12,5% Kelompok 4 5% 10% - Harta tak berwujud % dikenakan berdasarkan masa manfaat sdh diatur menurut masa manfaat (HGU, HGB, HP, goodwill) Garis Lurus Saldo Menurun Kelompok I 25% 50% Kelompok II 12,5% 25% Kelompok III 6,25% 12,5% Kelompok IV 5% 10% bidang Penambangan minyak dan gas bumi: Hak Penguasahaan Hutan (HPH): = (produksi tahun ini/taksiran produksi dalam konsesi HPH) X 100%, maksimum 20% Hak Penambangan selain minyak dan gas bumi: = (produksi tahun ini/taksiran deposit mineral yg bs ditambang) X 100%, maksimum 20% - = (produksi tahun ini/taksiran deposit minyak mentah (gas bumi) yg bisa ditambang) x 100% Uraian Masa Manfaat 4 tahun 16 tahun 20 tahun 4 tahun Masa Manfaat 8 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun Komersial Fiskal
  • 11. Komersial vs Fiskal Kendaraan Sedan atau sejenisnya milik perusahaan dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50%, dr jmlh biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar mll penyusutan aktiva tetap kelomp. II Uraian Komersial Fiskal - Beda Teta p Beda Wa ktu Menurut Akunta ns i komers i a l mrpkn pengh. s dgkn mnrt ketentua n PPh bkn pengh. Mi s a l nya di vi den yg di teri ma PT s bg WP DN dr penyerta a n moda l s ebes a r 25%/l ebi h pd bdn us a ha yg di di ri ka n da n berkeduduka n di Indones i a . beda wa ktu mrpkn metode yg di guna ka n a nta ra a kunta ns i komers i a l denga n ketentua n fi s ka l , mi s : metode penyus uta n, metode peni l a i a n pers edi a a n, penyi s i ha n pi uta ng ta k terta gi h, ru-l a ba s el i s i h kurs , ds b. Menurut a kuta ns i komers i a l mrpkn pengh., s dgkn mnrt ketentua n PPh tel a h di kena ka n PPh yg bers i fa t fi na l . Pengh. Ini di kena ka n pa ja k ters endi ri (fi na l ) s hg di pi s a hka n (tdk perl u di ga bung) dg pengh. La i nnya dl m menghi tung PPh yg teruta ng. Mi s . Pengh. a ta s bunga depos i to a ta u ta b l a i nnya yg tel a h di potong PPh Fi na l ol eh ba nk s ebes a r 20%. Mnrt a kuta ns i komers i a l mrpkn beba n (bi a ya ) s dgkn mnrt ketentua n PPh tdk dpt di beba nka n (Ps l 9 UU PPh), mi s a l nya s a nks i perpa ja ka n
  • 12. Tarif Depresiasi Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Tarif Depresiasi Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun 25% 12,5% 6,25% 5% 50% 25% 12,5% 10% II. Bangunan Permanen Tidak Permanen 20 tahun 10 tahun 5% 10% -
  • 13. Contoh Penghitungan Depresiasi PT. USAHA memiliki aset sebagai berikut : a. gedung harga perolehan Rp 1 milyar (masa manfaat 20 tahun) b. mobil harga perolehan Rp 240 juta (mobil termasuk kelompok 1) Berapa biaya depresiasi yang dapat dibebankan PT. USAHA tiap tahunnya? KASUS Garis Lurus Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku Harga Perolehan Rp 240.000.000 1 50% 50% x Rp 240.000.000 = Rp 120.000.000 Rp 120.000.000 2 50% 50% x Rp 120.000.000 = Rp 60.000.000 Rp 60.000.000 3 50% 50% x Rp 60.000.000 = Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 4 sekaligus Rp 30.000.000 Rp 0 Saldo Menurun Gedung Harga perolehan Rp 1.000.000.000 Depresiasi per tahun = (Rp 1 milyar / 20 thn) = Rp 50.000.000 Mobil Harga perolehan Rp 240.000.000 Depresiasi per tahun = (Rp 240 juta / 4 thn) = Rp 60.000.000 Jumlah Depresiasi/tahun = Rp 110.000.000 + Mobil Gedung Hanya diperbolehkan dengan metode garis lurus
  • 14. Tarif Amortisasi Kelompok Harta Tak Berwujud Masa Manfaat Tarif Amortisasi Garis Lurus Saldo Menurun Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun 25% 12,5% 6,25% 5% 50% 25% 12,5% 10% Hak Penambangan Jumlah penambangan/penebangan Taksiran jumlah deposit X 100 %Tarif Amortisasi = Jumlah penambangan/penebangan Taksiran jumlah deposit X 100 %Tarif Amortisasi = Bidang Minyak & Gas Bumi  Selain Bidang Minyak & Gas Bumi  Hak Pengusahaan Hutan  Hak Pengusahaan Sumber Alam maksimal tarif 20% per tahun
  • 15. PT. TAMBANG memiliki aset tak berwujud sebagai berikut : a. biaya pendirian perusahaan senilai Rp 500 juta (kelompok 1), perusahaan memilih metode garis lurus. b. biaya perolehan hak penambangan batubara dengan deposit 50 juta ton sebesar Rp 2 milyar. c. selama 3 tahun perusahaan memproduksi:  2008 produksi 400.000 ton  2009 produksi 11.500.000 ton  2010 produksi 900.000 ton Berapa biaya amortisasi masing-masing aset tak berwujud PT. TAMBANG untuk tiap tahun? Contoh Penghitungan Amortisasi KASUS Biaya Pendirian Perusahaan Tahun Jumlah Produksi (1) Jumlah Deposit (2) Amortisasi (3) = (1) : (2) x Biaya 2008 400.000 ton 50.000.000 ton 0,8% x Rp 2 milyar = Rp 16.000.000 2009 11.500.000 ton 50.000.000 ton 20% x Rp 2 milyar = Rp 400.000.000 2010 900.000 ton 50.000.000 ton 1,8% x Rp 2 milyar = Rp 36.000.000 Hak Penambangan Nilai Aset Rp 500.000.000 Amortisasi per tahun = (Rp 500 juta x 25%) = Rp 125.000.000 Tarif amortisasi tahun 2009 seharusnya 23% (11,5 juta / 50 juta), namun Hak Penambangan selain minyak & gas bumi tarif maksimal yang dizinkan adalah 20%. (Pasal 11A ayat (5) UU PPh) !
  • 16. Penerapan PTKP ditentukan oleh Keadaan pada Awal Tahun Kalender atau Awal Bulan dari Bagian Tahun Kalender Penghasilan Tidak Kena Pajak UU No. 7 Tahun1983 UU No. 10 Tahun 1994 UU No. 17 Tahun 2000 564/KMK.03/2 004 137/PMK.05/2 005 UU No. 36 Tahun 2008 SE-51/PJ/ 2013 Untuk diri Wajib Pajak (WP) Rp. 960.000 Rp. 1.728.000 Rp. 2.880.000 Rp. 12.000.000 Rp. 13.200.000 Rp. 15.840.000 Rp. 24.300.000 Tambahan untuk WP kawin Rp. 480.000 Rp. 864.000 Rp. 1.400.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.320.000 Rp. 2.025.000 Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp. 960.000 Rp. 1.728.000 Rp. 2.880.000 Rp. 12.000.000 Rp. 13.200.000 Rp. 15.840.000 Rp. 24.300.000 Tambahan untuk keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus paling banyak 3 orang Rp. 480.000 Rp. 864.000 Rp. 1.400.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.320.000 Rp. 2.025.000 Berlaku Sejak 1 Januari 1984 1 Januari 1995 1 Januari 2001 1 Januari 2005 1 Januari 2006 1 Januari 2009 1 Januari 2013
  • 17. No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak 1 s.d. Rp 50.000.000 5% 2 di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15% 3 di atas Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000 20% 4 di atas Rp 500.000.000 30% PPh Orang Pribadi PPh Badan No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tahun 2000 Tahun 2009 Tahun 2010 1 s.d. Rp 50.000.000 10% 28% 25%2 di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 15% 3 di atas Rp 100.000.000 30% Tarif Pajak Fasilitas Pengurangan (Ps. 31E) WP Badan Dalam Negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50 milyaruntuk Tarif PPh = 50% x Tarif Ps. 17 (untuk bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8 milyar) berupa
  • 18. Contoh Penghitungan – Fasilitas Tarif Pajak Peredaran bruto PT. YETT dalam tahun pajak 2010 sebesar Rp 30 milyar. PT. YETT dalam tahun pajak tersebut memperoleh Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 3 milyar. Berapa pajak terutang PT. YETT untuk tahun pajak 2010? KASUS PENGHITUNGAN 1) Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari peredaran bruto yang memperoleh fasilitas: 2) Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas: Rp 3.000.000.000 – Rp 480.000.000 = Rp 2.520.000.000 Pajak Penghasilan yang terutang: — (50% x 25%) x Rp 480.000.000 = Rp 60.000.000 — 25% x Rp 2.520.000.000 = Rp 630.000.000 Jumlah PPh terutang Rp 690.000.000 Rp 30 milyar Rp 4,8 milyar x Rp 3 milyar Rp 480.000.000