Rencana pelaksanaan pembelajaran ini membahas tentang administrasi pajak untuk kelas XII semester 1. Materi pembelajaran meliputi penjelasan tentang lampiran khusus nomor 1a, metode penyusutan, tarif penyusutan dan kelompok aktiva yang disusutkan, harga perolehan, dan penentuan harga perolehan dan penjualan aktiva tetap. Tujuannya agar siswa dapat menjelaskan, mengidentifikasi, dan mengklasifikasikan data dalam lamp
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
02. rpp kd 2-pajak kelas xii semester 1-aploud
1. 1 | P a g e - R P P K D - 1
FORMULIR Kode Dok. KUR/PRP/FO-001
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Status Revisi 06
Halaman 1 dari 2
Tanggal Berlaku 2 Agustus 2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Identitas Program Pendidikan,
Nama Sekolah : SMK NEGERI 6 SURAKARTA
Mata Pelajaran : ADMINISTRASI PAJAK
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Kelas / Semester : XII / 1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 9 X 45 menit (3 pertemuan)
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi
dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan
Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI DASAR
(KETERAMPILAN)
3.2. Memahami data dalam lampiran khusus nomor 1a 4.2. Mengelompokkan data dalam lampiran khusus
nomor 1a
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1. Memahami data dalam lampiran khusus 1a
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.1.1. Menjelaskan Data dalam lampiran khusus 1a dengan benar.
2. 2 | P a g e - R P P K D - 1
4.1. Mengelompokkan data dalam lampiran khusus 1a.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.1.1. Mengidentifikasi Data dalam lampiran 1a dengan tepat.
4.1.2. Mengklasifikasikan Data dalam lampiran 1a dengan tepat
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan Data dalam lampiran khusus 1a dengan tepat
2. Mengidentifikasi Data dalam lampiran khusus 1a dengan tepat
3. Mengklasifikasikan Data dalam lampiran khusus 1a dengan tepat
E. Materi Pembelajaran
1. LAMPIRAN KHUSUS NOMOR 1A
Formulir Lampiran Khusus 1A / 1B merupakan formulir isian untuk memberitahukan daftar aktiva tetap
yang dimiliki oleh perusahaan dan penyusutan fiskalnya untuk tahun yang bersangkutan. Formulir ini
harus disampaikan apabila terdapat data yang harus diisikan. Apabila tidak ada, maka tidak perlu
dilampirkan pada saat penyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.Pada lampiran khusus nomor 1a berisi
tentang daftar penyusutan dan amortisasi fiskal. Metode penyusutan/amortisasi diisi dengan kode
sebagaimana pada tabel berikut.
Metode
Penyusutan/Amortisasi
Kode Penggunaan
Garis Lurus GL Komersial/ Fiskal
Jumlah Angka Tahun JAT Komersial
Saldo Menurun SM Komersial/ Fiskal
Saldo Menurun Ganda SMG Komersial
Jumlah Jam Jasa JJJ Komersial
Jumlah Satuan Produksi JSP Komersial/Amortisasi Fiskal
Metode Lainnya ML Komersial
Bagi Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat,
perhatikan ketentuan mengenai kurs konversi aktiva tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan
Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.011/2012.
3. 3 | P a g e - R P P K D - 1
2. METODE PENYUSUTAN
Berdasarkan penjelasan pasal 11 ayat (1 dan 2) Undang Undang nomor 7 tahun 1983 stdtd Undang
Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) dikatakan bahwa metode penyusutan
yang dibolehkan berdasarkan ketentuan ini dilakukan:
a. dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut
(metode garis lurus atau straight-line method); atau
b. dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku
(metode saldo menurun atau declining balance method).
Penggunaan metode penyusutan atas harta harus dilakukan secara taat asas. Untuk harta berwujud
berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus. Harta berwujud selain bangunan
dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Dalam hal Wajib Pajak memilih
menggunakan metode saldo menurun, nilai sisa buku pada akhir masa manfaat harus disusutkan
sekaligus. Sesuai dengan pembukuan Wajib Pajak, alat-alat kecil (small tools) yang sama atau sejenis
dapat disusutkan dalam satu golongan.
a. Metode garis lurus (straight line method)
Metode ini dasar penyusutannya adalah harga perolehan dengan menganggap aktiva tetap akan
memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva
tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva ditarik
dari penggunaannya.
Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis
lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar
kecilnya volume produk/jasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan, peralatan kantor
b. Metode saldo menurun (declining balance method)
Metode ini dasar penyusutannya adalah nilai sisa buku fiskal, aktiva tetap dianggap akan memberikan
kontribusi terbesar pada periode diawal-awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat
penurunan fungsi yang semakin besar di periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur
ekonomis atas aktiva tersebut.
Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari
volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi.
Cara perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan
metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan
dengan metode saldo menurun harus disusutkan sekaligus.
3. TARIF PENYUSUTAN DAN KELOMPOK AKTIVA YANG DISUSUTKAN
Biaya yang boleh dikurangi dari penghasilan bruto adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung
dengan usaha atau kegiatan, biaya-biaya dan penyusutan. Biaya yang tidak boleh dikurangi dari
penghasilan bruto adalah biaya yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan,
biaya-biaya dan penyusutan. Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus,
melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
Sesuai dengan kelaziman usaha, pengeluaran yang mempunyau peranan terhadap penghasilan untuk
beberapa tahun, pembebanannya dilakukan sesuai dengan jumlah tahun lamanya pengeluaran tersebut
berperan terhadap penghasilan. Contoh: pada bulan April 2017 wajib pajak menyewa sebuah kantor
4. 4 | P a g e - R P P K D - 1
untuk jangka waktu lima tahun sebesar Rp60.000.000,00. Maka biaya sewa tahun 2017 hanya
sebesar atau sebesar Rp9.000.000,00 saja.
Walaupun demikian, tidak ada larangan jika wajib pajak melakukan amortisasi atas biaya sewa tersebut.
Larangan hanya untuk pembebanan sekaligus. Metode untuk penyusutan dan amortisasi untuk
keperluan pajak sebagai berikut:
a. Garis Lurus (GL), yaitu dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang
telah ditentukan bagi harta tersebut.
b. Saldo Menurun (SM), yaitu dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat,
yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa
manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.
Berikut tarif yang berlaku untuk penyusutan:
KELOMPOK HARTA
BERWUJUD
MASA
MANFAAT
TARIF DEPRESIASI
GARIS LURUS SALDO MENURUN
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% –
Tidak Permanen 10 tahun 10% –
4. HARGA PEROLEHAN
Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1994 menjelaskan bahwa pada umumnya dalam jual beli harta,
harga perolehan harta bagi pihak pembeli adalah harga yang sesungguhnya dibayar dan harga
penjualan bagi pihak penjual adalah harga yang sesungguhnya diterima. Termasuk dalam harga
perolehan adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta tersebut,
seperti bea masuk, biaya pengangkuta, biaya pemasangan, biaya asuransi waktu pemasangan, biaya
komisi, biaya balik nama dan lain-lain.
Dalam jual beli yang dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4)
UU PPh, maka bagi pihak pembeli nilai perolehannya adalah jumlah yang seharusnya dibayar dan bagi
pihak penjual nilai penjualannya adalah jumlah yang seharusnya diterima. Adanya hubungan istimewa
antara pembeli dan penjual dapat menyebabkan harga, perolehan menjadi lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan jika jual beli tersebut tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa. Oleh karena itu
dalam ketentuan ini diatur bahwa nilai perolehan atau nilai penjualan harta bagi pihak-pihak yang
bersangkutan adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau yang seharusnya diterima.
5. 5 | P a g e - R P P K D - 1
Adapun hubungan istimewa yang dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) UU No. 36 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut.
a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua
puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua
Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah
penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke
samping satu derajat.
Contoh Soal:
PT.Citra Nusa yang beroperasi di Kota Bogor membeli sebuah mesin dari perusahaan supplier di
Cikarang seharga Rp100.000.000, PPh 22 sebesar 7,5% PT Citra Nusa, mesin dikirim via kurir yang
ditunjuk, ongkos kirim dari Cikarang ke Bogor sebesar Rp1000.000 dan instalasi pemasangan mesin
memakan biaya Rp.500.000 dan asuransi pengiriman sebesar Rp150.000. Tentukan harga perolehan
mesin tersebut!
Pembahasan :
Jika diuraikan semua pengeluaran untuk memperoleh mesin tersebut adalah sebagai berikut :
Pembelian Mesin Rp 100.000.000
PPh 22 Rp 7.500.000
Ongkos kirim Rp 1.000.000
Asuransi Rp 150.000
Biaya Instalasi Rp 500.000 +
Rp 109.150.000
Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp109.150.000 merupakan harga perolehan atas mesin tersebut.
5. MENENTUKAN HARGA PEROLEHAN DAN HARGA PENJUALAN
Penentuan harga perolehan dan harga penjualan aktiva tetap dapat terjadi dalam beberapa situasi atau
kondisi. Situasi atau kondisi yang dimaksud, diantaranya saat jual beli harta, tukar menukar harta,
pengambilalihan usaha, hibah/ bantuan/ sumbangan, pengalihan harta termasuk setoran tunai sebagai
pengganti penyertaan modal, serta penilaian atau pemakaian persediaan. Berikut ini masing-masing
penjelasannya.
a. Jual Beli Harta
Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan
istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan
atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima.
Contoh Kasus :
CV AXA menjual mobil kepada CV BETA dengan harga Rp100.000.000, tetapi harga pasar/nilai wajar
dari mobil tersebut adalah Rp150.000.000. Nilai buku mobil tersebut bagi CV AXA adalah Rp90.000.000.
Jika CV AXA dan CV BETA ada hubungan istimewa. Harga penjualan adalah harga pasar wajar yakni
Rp150.000.000, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh CV AXA sebesar Rp50.000.000.
6. 6 | P a g e - R P P K D - 1
b. Tukar Menukar Harta
Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
Contoh Kasus :
PT AL menukarkan mobil “Blast” (Nilai Buku Rp100.000.000, Harga Pasar Rp150.000.000) dengan mobil
“Center” (Nilai Buku Rp80.000.000, Harga Pasar Rp150.000.000) milik PT EL.
Dari transaksi tersebut, PT AL memperoleh keuntungan sebesar Rp 50.000.000 dan PT EL memperoleh
keuntungan sebesar Rp.70.000.000. Sehingga harga perolehan Mobil “Blast” dan Mobil “Center” dari
pertukaran tersebut adalah sebesar Harga Pasarnya yaitu Rp150.000.000.
c. Pengambilalihan Usaha
Pada prinsipnya apabila terjadi pengalihan harta, penilaian harta yang dialihkan dilakukan berdasarkan
harga pasar. Pengalihan harta tersebut dapat dilakukan dalam rangka pengembangan usaha berupa
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha. Selain itu pengalihan
tersebut dapat dilakukan pula dalam rangka likuidasi usaha atau sebab lainnya. Selisih antara harga
pasar dengan nilai sisa buku harta yang dialihkan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak.
Contoh:
PT A dan PT B melakukan peleburan dan membentuk badan baru, yaitu PT C. Nilai sisa buku dan harga
pasar harta dari kedua badan tersebut adalah sebagai berikut:
PT A PT B
Nilai sisa buku Rp 200.000.000,00 Rp 300.000.000,00
Harga pasar Rp 300.000.000,00 Rp 450.000.000,00
Pada dasarnya, penilaian harta yang diserahkan oleh PT A dan PT B dalam rangka peleburan menjadi
PT C adalah harga pasar dari harta. Dengan demikian, PT A mendapat keuntungan sebesar
Rp100.000.000,00 (Rp300.000.000,00 – Rp200.000.000,00) dan PT B mendapat keuntungan sebesar
Rp150.000.000,00 (Rp450.000.000,00 – Rp300.000.000,00). Sedangkan PT C membukukan semua
harta tersebut dengan jumlah Rp750.000.000,00 (Rp300.000.000,00 + Rp450.000.000,00). Namun
dalam rangka menyelaraskan dengan kebijakan di bidang sosial, ekonomi, investasi, moneter dan
kebijakan lainnya, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan nilai lain selain harga pasar,
yaitu atas dasar nilai sisa buku (“pooling of interest”). Dalam hal demikian PT C membukukan
penerimaan harta dari PT A dan PT B tersebut sebesar Rp 500.000.000,00 (Rp 200.000.000,00 + Rp
300.000.000,00).
d. Hibah/Bantuan/Sumbangan
Dalam hal terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi syarat dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf a atau warisan, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah nilai
sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan. Apabila Wajib Pajak tidak menyelenggarakan
pembukuan sehingga nilai sisa buku tidak diketahui, maka nilai perolehan atas harta ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
Dalam hal terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang tidak memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka nilai perolehan bagi pihak yang
mengalihkan adalah harga pasar.
Adapun syarat yang adala dalam pasal 4 ayat (3) huruf a UU No. 36 Tahun 2008 adalah sebagai berikut.
7. 7 | P a g e - R P P K D - 1
1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang
berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
Contoh Kasus :
a) CV Sinar menghibahkan mobil kepada Yayasan Panti Jompo. Nilai buku mobil tersebut bagi CV
Sinar adalah Rp100.000.000 dan Harga Pasarnya Rp150.000.000. Harga pengalihan mobil tersebut
adalah sebesar nilai bukunya Rp100.000.000, sehingga tidak ada keuntungan yang diakui oleh CV
Sinar. Demikian juga bagi Yayasan Panti Jompo, harga perolehan mobil adalah sebesar
Rp100.000.000
b) CV Sinar menghibahkan mobil kepada Tuan Han yang merupakan salah satu mitra bisnis CV Sinar.
Nilai buku mobil tersebut bagi CV Sinar adalah Rp100.000.000 dan harga pasarnya Rp150.000.000.
Mobil tersebut bagi Tuan Han merupakan objek pajak, karena antara CV Sinar dan Tuan Han
terdapat hubungan usaha. Harga pengalihan mobil tersebut adalah sebesar harga pasarnya
Rp150.000.000. Sehingga keuntungan yang diakui oleh CV Sinar sebesar Rp50.000.000. Bagi Tuan
Han, Harga Perolehan mobil adalah sebesar Rp150.000.000.
e. Pengalihan Harta Termasuk Setoran Tunai sebagai Pengganti Penyertaan Modal
Penyertaan Wajib Pajak dalam permodalan suatu badan dapat dipenuhi dengan setoran tunai atau
pengalihan harta. Penilaian harta yang diserahkan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
akan dinilai berdasarkan nilai pasar dari harta yang dialihkan tersebut.
Contoh:
Wajib Pajak X menyerahkan 20 unit mesin bubut yang nilai bukunya adalah Rp25.000.000,00 kepada PT
Y sebagai pengganti penyertaan sahamnya dengan nilai nominal Rp20.000.000,00. Harga pasar mesin-
mesin bubut tersebut adalah Rp40.000.000,00. Dalam hal ini PT Y akan mencatat mesin bubut tersebut
sebagai aktiva dengan nilai Rp40.000.000,00 dan sebesar nilai tersebut bukan merupakan penghasilan
bagi PT Y. Selisih antara nilai nominal saham dengan nilai pasar harta, yaitu sebesar Rp20.000.000,00
(Rp40.000.000,00 – Rp20.000.000,00) dibukukan sebagai agio. Bagi Wajib Pajak X selisih sebesar
Rp15.000.000,00 (Rp40.000.000,00 – Rp25.000.000,00) merupakan Objek Pajak.
f. Penilaian atau Pemakaian Persediaan
Pada umumnya terdapat 3 (tiga) golongan persediaan barang, yaitu barang jadi atau barang dagangan,
barang dalam proses produksi, bahan baku dan bahan pembantu. Penilaian persediaan barang hanya
boleh menggunakan harga perolehan. Penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok
hanya boleh dilakukan dengan cara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang didapat
pertama (“first-in first-out atau disingkat FIFO”). Sesuai dengan kelaziman, cara penilaian tersebut juga
diberlakukan terhadap sekuritas. Sekali Wajib Pajak memilih salah satu cara penilaian pemakainan
8. 8 | P a g e - R P P K D - 1
persediaan untuk penghitungan harga pokok tersebtu, maka untuk tahun-tahun selanjutnya harus
digunakan cara yang sama.
7. CONTOH PERHITUNGAN PENYUSUTAN
a. Straight line method
PT. Dongan Sahuta membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva
tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Tahun
Harga
Perolehan
%Penyusutan
Biaya
Penyusutan
Nilai Sisa
Buku
2009 Rp.100.000.000 25% Rp.12.500.000 Rp.87.500.000
2010 25% Rp.25.000.000 Rp.62.500.000
2011 25% Rp.25.000.000 Rp.37.500.000
2012 25% Rp.25.000.000 Rp.12.500.000
2013 25% Rp.12.500.000 Rp. 0
b. Double declining method
PT. Ai So Ise membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva
tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut :
Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp.100.000.000 50% Rp.25.000.000 Rp.75.000.000
2010 50% Rp.32.500.000 Rp.32.500.000
2011 50% Rp.16.250.000 Rp.16.250.000
2012 50% Rp. 8.125.000 Rp. 8.125.000
2013
Disusutkan
sekaligus
50% Rp. 8.125.000 Rp. 0
F. Pendekatan, Strategi dan Metode
Pendekatan : Scientific
Strategi/Model : Problem Based Learning
Metode : diskusi, menggali informasi, tanya jawab, presentasi
9. 9 | P a g e - R P P K D - 1
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
c. Membaca literasi
d. Mengkondisikan peserta didik
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
f. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
g. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
h. Melakukan pre-test
15 menit
2. Kegiatan Inti
Pemberian stimulus
terhadap siswa
- Guru memilih bahan bacaan/tayangan yang sesuai, kemudian
dibagikan kepada siswa
(https://www.youtube.com/watch?v=jmkBrvK9VhE&feature=youtu.be)
- Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari/menyimak
tayangan/ bacaan sendiri ataupun dengan teman
- Guru meminta kepada siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami, kemudian guru menganjurkan
kepada peserta didik untuk memberi tanda sebanyak mungkin
105 menit
Menetapkan masalah
dan menyeleksi
informasi-informasi
yang relevan
- Dengan dibimbing guru, peserta didik diminta untuk berdiskusi
agar mendapatkan klarifikasi tentang Data dalam lampiran khusus
:1a – Aset tetap Pajak
- Guru membimbing siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami sebanyak mungkin
Mengembangkan
solusi melalui
identifikasi alternatif-
alternatif, tukar pikiran
dan mengecek
perbedaan pandangan
- Peserta didik berdiskusi antar teman sekelompoknya untuk
mencoba (Experimenting) dan mengaitkan (Networking) antar
konsep dalam pembelajaran. Peserta didik yang lebih
memahami akan menjelaskan keanggota yang lain sampai
semua anggota dalam kelompok mengerti
- Peserta didik mencari jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan serta memecahkan kasus yang diberikan di
kelompoknya dengan menggunakan berbagai sumber. Saat
diskusi kelompok peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing,
difasilitasi dan diingatkan guru untuk dapat kerjasama dan
toleransi untuk melakukan tugas diskusi kelompok
- Peserta didik menjelaskan/mempresentasikan hasil diskusi
dengan berkelompok dalam bentuk tulisan tentang materi
Mengevaluasi - Setiap siswa memberikan pendapat masukkan tanya jawab
selama proses diskusi
- Siswa menjelaskan/memprsentasikan hasil diskusi dengan
berkelompok dalam bentuk tulisan tentang Data dalam lampiran
10. 10 | P a g e - R P P K D - 1
khusus :1a – Aset tetap Pajak
- Masing-masing kelompok mempresentasikan jawaban
permasalahan yang telah disusun kelompoknya
- Siswa menyimpulkan materi tentang Data dalam lampiran khusus
:1a – Aset tetap Pajak
3. Penutup
1. Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang Data dalam lampiran
khusus :1a – Aset tetap Pajak yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
3. Siswa diberi tugas untuk melakukan observasi tentang Data dalam lampiran khusus : :1a –
Aset tetap Pajak yang telah dipelajari.
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya.
5. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
15 Menit
Pertemuan ke-2
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Membaca literasi
4. Mengkondisikan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
7. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
8. Melakukan pre-test
15 menit
2. Kegiatan Inti
Pemberian stimulus
terhadap siswa
- Guru memilih bahan bacaan yang sesuai, kemudian dibagikan
kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari bacaan sendiri
ataupun dengan teman
- Guru meminta kepada siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami, kemudian guru menganjurkan
kepada peserta didik untuk memberi tanda sebanyak mungkin
105 menit
Menetapkan masalah
dan menyeleksi
informasi-informasi
yang relevan
- Dengan dibimbing guru, peserta didik diminta untuk berdiskusi
agar mendapatkan klarifikasi tentang Data dalam lampiran khusus
1a- Penyusutan Aset Tetap Pajak
- Guru membimbing siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami sebanyak mungkin
Mengembangkan
solusi melalui
- Peserta didik berdiskusi antar teman sekelompoknya untuk
mencoba (Experimenting) dan mengaitkan (Networking) antar
11. 11 | P a g e - R P P K D - 1
identifikasi alternatif-
alternatif, tukar pikiran
dan mengecek
perbedaan pandangan
konsep dalam pembelajaran. Peserta didik yang lebih
memahami akan menjelaskan keanggota yang lain sampai
semua anggota dalam kelompok mengerti
- Peserta didik mencari jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan serta memecahkan kasus yang diberikan di
kelompoknya dengan menggunakan berbagai sumber. Saat
diskusi kelompok peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing,
difasilitasi dan diingatkan guru untuk dapat kerjasama dan
toleransi untuk melakukan tugas diskusi kelompok
- Peserta didik menjelaskan/mempresentasikan hasil diskusi
dengan berkelompok dalam bentuk tulisan tentang materi
Mengevaluasi - Setiap siswa memberikan pendapat masukkan tanya jawab
selama proses diskusi
- Siswa menjelaskan/memprsentasikan hasil diskusi dengan
berkelompok dalam bentuk tulisan tentang Data dalam lampiran
khusus1a- Penyusutan Aset Tetap Pajak
- Masing-masing kelompok mempresentasikan jawaban
permasalahan yang telah disusun kelompoknya
- Siswa menyimpulkan materi tentang Data dalam lampiran khusus
1a- Penyusutan Aset Tetap Pajak
3. Penutup
1. Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang Data dalam lampiran
khusus 1a- Penyusutan Aset Tetap Pajak. yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
3. Siswa diberi tugas untuk melakukan observasi tentang Data dalam lampiran khusus 1a-
Penyusutan Aset Tetap Pajak yang telah dipelajari.
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya.
5. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
15 Menit
Pertemuan ke-3
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Membaca literasi
4. Mengkondisikan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
7. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
8. Melakukan pre-test
15 menit
2. Kegiatan Inti
12. 12 | P a g e - R P P K D - 1
Pemberian stimulus
terhadap siswa
- Guru memilih bahan bacaan yang sesuai, kemudian dibagikan
kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari bacaan sendiri
ataupun dengan teman
- Guru meminta kepada siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami, kemudian guru menganjurkan
kepada peserta didik untuk memberi tanda sebanyak mungkin
95 menit
Menetapkan masalah
dan menyeleksi
informasi-informasi
yang relevan
- Dengan dibimbing guru, peserta didik diminta untuk berdiskusi
agar mendapatkan klarifikasi tentang Pengsian Data dalam
lampiran khusus 1a
- Guru membimbing siswa untuk memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami sebanyak mungkin
Mengembangkan
solusi melalui
identifikasi alternatif-
alternatif, tukar pikiran
dan mengecek
perbedaan pandangan
- Peserta didik berdiskusi antar teman sekelompoknya untuk
mencoba (Experimenting) dan mengaitkan (Networking) antar
konsep dalam pembelajaran. Peserta didik yang lebih
memahami akan menjelaskan keanggota yang lain sampai
semua anggota dalam kelompok mengerti
- Peserta didik mencari jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan serta memecahkan kasus yang diberikan di
kelompoknya dengan menggunakan berbagai sumber. Saat
diskusi kelompok peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing,
difasilitasi dan diingatkan guru untuk dapat kerjasama dan
toleransi untuk melakukan tugas diskusi kelompok
- Peserta didik menjelaskan/mempresentasikan hasil diskusi
dengan berkelompok dalam bentuk tulisan tentang materi
Mengevaluasi - Setiap siswa memberikan pendapat masukkan tanya jawab
selama proses diskusi
- Siswa menjelaskan/memprsentasikan hasil diskusi dengan
berkelompok dalam bentuk tulisan tentang Pengsian Data
dalam lampiran khusus 1a
- Masing-masing kelompok mempresentasikan jawaban
permasalahan yang telah disusun kelompoknya
- Siswa menyimpulkan materi tentang Pengsian Data dalam
lampiran khusus 1a
3. Penutup
Secara bersama-sama siswa diminta untuk menyimpulkan tentang Pengsian Data dalam
lampiran khusus 1a yang telah dipelajari.
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
Guru melakukan evaluasi pembelajaran berkaitan dengan materi yang sudah diberikan
di pertemuan sebelumnya
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya.
Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
25 Menit
13. 13 | P a g e - R P P K D - 1
H. Alat/bahan dan Media Pembelajaran
Alat/bahan : Komputer, LCD, Speaker
Media Pembelajaran : Power Point, Video
I. Sumber Belajar
Buku Perpajakan Edisi 11, Siti Resmi, Salemba Empat
Praktikum Perpajakan, Joko Pramono, Yooshika Publisher
Buku Pintar Pajak, Priyanto, Pratama Indomitra
WWW.Pajak.Go.id.
WWW.ortax.org
www.pajak-online.com
www.rembulanhati.blogspost.com
https://djponline.pajak.go.id/
J. Penilaian Pembelajaran
a. Teknik : Test
b. Bentuk :
- Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
- Penilaian keterampilan :
Kinerja : Mengindentifikasi dan mengklasifikasikan data lampiran khusus 1a.
Surakarta., Juli 2019
Guru Mata Pelajaran,
Joko Pramono, S.Pd., M.Si.
14. 14 | P a g e - R P P K D - 1
Lampiran 1: Penilaian Pengetahuan
Soal 1: (Skor 20)
Jelaskan fungsi dari formulir lampiran khusus 1a bagi wajib pajak badan dalam mengisi SPT 1771?
Soal no 2: (skor 24)
Jelaskan pengelompokan aset tetap sekaligus metode penyusutannya menurut UU perpajakan?
Soal no 3:
Berikan penjelasan tentang harga perolehan aset tetap dan komponen-komponennya, serta berikan contohnya!
Soal 4
Tunjukkan formulir 1a yang sudah terisi dan berikan komentar Anda terkait perbedaan penyusutan menurut
Akuntansi dan menurut pajak berdasakan informasi yang terdapat formulir 1a yang Anda tunjukkan!
15. 15 | P a g e - R P P K D - 1
Lampiran 2:
Tugas Portofolio (kelompok 4 orang)
a. Carilah contoh-contoh dokumen-dokumen laporan keuangan yang terkait dengan data lampiran
khusus 1A melalui aktivitas daring (perusahaan perbankan dan perusahaan lainnya)
b. Isilah lampiran 1A sesuai dengan jenis perusahaan dari laporan keuangan yang Anda dapatkan
c. Susunlah laporan dari pekerjaan anda.