SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Perusahan ini diatur dalam :
1. BW (KUH Perdata);
2. KUHD;
3. Undang-Undang.
Bila dilihat dari Permodalan, bentuk Perusahaan terdiri dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS). Dan bila dilihat dari Kepemilikannya
ada juga Badan Usaha Perseorangan yang dimiliki oleh
perorangan, dan ada juga Badan Usaha yang dimiliki oleh
beberapa orang yang mengikat kerja sama yang sering
disebut dengan “Persekutuan”.
Bila dilihat dari status hukumnya, ada Perusahaan yang
berstatus Badan Hukum dan ada pula Perusahaan yang
tidak berstatus Badan Hukum.
Bentuk-bentuk Perusahaan yang kita kenal menurut
sistem hukum Indonesia, merupakan warisan kolonial
Belanda dan ada pula karena situasi dan kondisi yang
sesuai dengan perkembangan dalam dunia usaha
yang terus tumbuh dan berkembang berdasarkan
kemajuan jaman.
Seseorang atau beberapa orang dikatakan
menjalankan sebuah Perusahaan, bila :
1. Melakukan kegiatan usaha secara terus
menerus;
2. Terbuka;
3. Menghasilakan sesuatu dengan kualitas tertentu
(Produksi);
4. Menerima Keuntungan;
5. Melakukan Pembukuan Usaha;
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1997, tentang
Dokumen Perusahaan, yang dimaksud dengan
Perusahaan adalah : “Setiap bentuk badan usaha
yang melakukan kegiatan secara terus menerus
dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba,
baik yang diselenggarakan oleh perorangan
maupun badan usaha (baik yang berbentuk Badan
Hukum maupun yang tidak), yang didirikan dan
berkedudukan di wilayah Negara Republik
Indonesia”.
Bentuk-Bentuk Badan Usaha (Perusahaan)
dimaksud, terdiri dari :
1. USAHA DAGANG (UD) :
Usaha Dagang adalah salah satu bentuk perusahaan
perseorangan, berarti perusahaan yang dilakukan oleh
satu orang pengusaha. Dalam hal ini terdapat hubungan
perburuhan dan pemberian kuasa antara pengusaha
dan pekerjanya.
Permodalannya milik satu orang, karena modal dari satu
sumber saja, maka kelemahan yang ada dalam Usaha
Dagang ini adalah dari segi Permodalan yang sangat
lemah.
Prosedur pendiriannya pada umumnya adalah dengan
mengajukan permohonan izin usaha kepada Kepala
Kantor Wilayah Perdagangan dan Perindustrian
setempat, dan mengajukan permohonan izin tempat
usahanya kepada Pemerintah Daerah setempat, serta
didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Kota setempat.
Sedangkan Akte Pendiriannya dapat dibuat di Kantor
Notaris untuk memperkuat kedudukan hukumnya.
Mengingat prosedur pendirian UD ini tidak rumit, maka
seringkali UD ini dengan mudah mengganti jenis
usahanya dengan usaha jenis yang lain oleh pemiliknya
(tentunya yang tidak bertentangan dengan UU,
Kesusilaan & Ketertiban Umum).
2. Perkumpulan :
Perkumpulan ini diatur dalam Bab (Titel) IX BW.
Tidak semua perkumpulan tersebut Ber Badan Hukum.
Perkumpulan baru menjadi Badan Hukum kalau didirikan
dengan Akte Notaris dan disahkan oleh Gubernur
Jenderal (Jaman Jajahan Belanda) dan sekarang di
Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia.
Keistimewaan Perkumpulan adalah :
a. Mempunyai anggota;
b. Tujuan sepenuhnya untuk kepentingan
anggota;
c. Hasil usahanya dibagi-baikan kepada seluruh
anggota (tanpa terkecuali);
d. Jika usahanya dilikuidasi (pailit), maka siswa
harta usahanya dibagikan untuk para anggota.
Pada prinsipnya (secara filosofi) Perkumpulan ini
sifatnya adalah tidak mencari keuntungan
(Nirlaba), Perkumpulan ini lebih pada mencari
kepuasan batin.
Unsur Terbentuknya Perkumpulan :
a. Ada beberapa orang yang sama-sama mempu-
nyai kepentingan terhadap sesuatu yang sama;
b. Adanya kata kesepakatan untuk mendirikan
perkumpulan;
c. Tujuannya untuk melakukan kegiatan secara bersama-
sama;
d. Kegiatan bersama tersebut harus dilakukan secara
bersama-sama dalam lingkungan perkumpulan.
3. Maatschaap (Persekutuan Perdata) :
adalah Bentuk kerjasama yang diatur dalam UU
yang hanya bersifat interen. Adanya kerjasama didalam
Maatschaap tidak berpengaruh terhadap pihak ketiga.
Maatschap umumnya dipakai oleh orang-orang yang
menjalankan Profesi, yang lebih dikenal saat ini dengan
istilah ASOSIASI.
Maatschaap ini secara umum diatur dalam Pasal
1618 s.d. 1652 BW.
Dalam Pasal 1618 BW, telah dinyatakan Pengertian
Maatschaap adalah : “Persekutuan adalah suatu
persetujuan dengan mana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam
persekutuan, dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya”.
Ketentuan tersebut mengandung unsur-unsur
penting, antara lain :
a. Persekutuan Perdata merupakan persetujuan
atau perjanjian yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih;
b. Adanya uang pemasukan (inbreng);
c. Adanya pembagian keuntungan;
Persekutuan Perdata ini merupakan bentuk kerjasama yang
paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk badan
usaha yang lain, karena untuk mendirikan Persekutuan
Perdata ini tidak diperlukan formalitas (Prosedur) tertentu,
bahkan pendiriannya dinyatakan secara lisan pun dapat
terjadi. Hal tersebut tersurat dalam Pasal 1624 BW yang
menyatakan “Persekutuan mulai berlaku sejak saat adanya
persetujuan, jika persetujuannya tidak telah ditetapkan pada
saat yang lain”.
Prosedur Pendiriannya, didasarkan pada Pasal 1618 BW
yang menyatakan : “Bahwa Maatschaap didirikan atas dasar
perjanjian, tetapi tidak diharuskan adanya syarat tertulis,
maka perjanjian yang dimaksud bersifat konsensual, yaitu
dianggap cukup dengan adanya persetujuan kehendak atau
kesepakatan (konsensus)”.
Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak saat kesepakatan itu
menjadi sempurna, atau sejak saat yang ditentukan dalam
perjanjiannya.
Selanjutnya untuk Pengurus Maatschap diatur dalam Pasal 1639
BW. Yang menyatakan bahwa Pengurus adalah semua sekutu,
kecuali diperjanjikan lain.
Sedangkan untuk Pemasukan (inbreng) atau Permodalan
Maatschap diatur dalam Pasal 1619 ayat (2) BW menyatakan
bahwa tiap-tiap sekutu DIWAJIBKAN memasukkan dalam Kas
Persekutuan Perdata yang didirikannya, antara lain :
1. Sejumlah Uang;
2. Benda-benda lain yang layak bagi pemasukan;
3. Tenaga Kerja baik secara fisik maupun pemikiran.
Berikutnya soal Tanggung Jawab. Di dalam Maatschap ini dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Tanggung Jawab secara Interen, artinya tanggung jawab
yang berlaku diantara para sekutu yang ada;
b. Tanggung Jawab secara Eksteren, artinya tanggung
jawab dari salah satu sekutu kepada Pihak Ketiga.
Karena Maatschap ini didirikan untuk keperluan internal, maka
tanggung jawab terhadap pihak ketiga ditanggung oleh sekutu
yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga,
artinya bahwa bila seorang sekutu melakukan hubungan
hukum dengan pihak ketiga, maka hanya sekutu itulah yang
harus bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan,
kecuali bila hubungan hukum yang dilakukan ternyata
membawa manfaat atau keuntungan bagi Persekutuannya. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1644 BW yang menyatakan
: “Bahwa janji suatu perbuatan telah dilakukan atas
tanggungan persekutuan hanyalah mengikat sekutu yang
melakukan perbuatan itu saja, dan tidaklah mengikat sekutu-
sekutu lainnya, kecuali jika orang-orang yang belakangan ini
telah memberi kuasa kepadanya untuk itu, atau urusannya
telah memberikan manfaat bagi Persekutuannya”.
Berikutnya berdasarkan Pasal 1633 s.d. 1635 BW. Diatur
tentang Pembagian Keuntungan dan Kerugian yang terjadi
karena kegiatan usahanya dari Maatschap, yaitu :
Pembagian Keuntungan dibagi menurut Besar-Kecilnya
inbreng yang dimasukkan ke dalam Persekutuan, sedangkan
Kerugian bisa ditanggung oleh salah seorang sekutu saja.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 1646 BW. Disebutkan
alasan-alasan Pembubaran Maatscap, adalah :
1. Lewatnya waktu dari Persekutuan ini telah
ditiadakan;
2. Musnahnya barang-barang atau diselesaikan
perbuatan yang menjadi pokok Persekutuan;
3. Atas kehendak bersama dan/atau beberapa orang
dan/atau dari seorang sekutu;
4. Salah seorang sekutu ada yang meninggal dunia
atau seorang sekutu ditaruh dibawah pengampuhan, serta
Maatschapnya dinyatakan Pailit.
Menurut Teori, bahwa Maatschap ini merupa-kan
bentuk Generalis (induk) dari CV dan Fa. Dan
bentuk khususnya adalah PT.
Tetapi dalam praktek bisnis saat ini, serta bentuk
usaha PT ini sangat berkembang pesat, maka
untuk saat ini PT tidak dapat disebut lagi sebagai
bentuk khusus dari Maatschap.
4. Persekutuan Firma (Fa) :
Persekutuan Firma, atau lebih dikenal
dengan sebutan Firma (Fa), diatur dalam
Pasal 16 s/d Pasal 35 KUHD. Dan Pasal
1618 s/d 1652 BW Karakteristik Firma (Fa)
bersifat Eksternal.
Pengertian Firma (Fa) adalah : “Suatu persekutuan yang didirikan
untuk menjalankan suatu Perusahaan dibawah satu nama bersama,
dimana sekutu bertanggung jawab secara tanggung menanggung
atas segala perikatan Persekutuan”.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka Firma (Fa) mengandung
unsur-unsur :
1. Persekutuan Perdata;
2. Menjalankan Perusahaan;
3. Menggunakan Nama Bersama atau Firma (Fa);
4. Tanggung Jawab Sekutu secara keseluruhan sampai bersifat
Pribadi.
Berikutnya cara mendirikan Firma (Fa) ini dapat kita dilihat pada
Pasal 22 KUHD yang menyatakan bahwa “tiap-tiap Firma HARUS
didirikan dengan AKTE OTENTEIK, akan tetapi ketiadaan Akte
Otentik yang demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan
pihak ketiga”.
Ketentuan tersebut MENDUA, disatu sisi mengharuskan adanya akte
otentik, tetapi disisi lain tidak adanya akte otentikpun tetap
dibolehkan, asal tidak digunakan untuk tujuan merugikan pihak ketiga,
melanggar UU dan Ketertiban Umum.
Adapun Akte Pendirian Firma (Fa) tersebut minimal berisi :
1. Nama Lengkap, Pekerjaan dan Tempat Tinggal dari
Para Sekutunya;
2. Penetapan Nama Bersama atau Firma (Fa) pada
Persekutuannya;
3. Firma bersifat umum atau terbatas dalam menjalankan
perusahaan di bidang tertentu;
4. Nama-Nama Sekutu yang tidak diberi kuasa untuk
menandatangani perjanjian bagi Firma;
5. Saat mulai berdiri dan berakhirnya Firma;
6. Ketentuan-ketentuan lain yang mengenai hak pihak ketiga
terhadap para sekutu.
Akte pendirian Firma selanjutnya harus didaftarkan kepada
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Setempat, dimana
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang
bersangkutan, selanjutnya diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara di Kantor Kementerian Hukum & HAM
Republik Indonesia.
Dalam hal tanggung jawab, maka seluruh sekutu secara
tanggung renteng bertanggung jawab atas perbuatan yang
dilakukan oleh salah seorang sekutu terhadap pihak
ketiga.
Dengan demikian akte otentik dalam pendirian Firma
(Fa) bukanlah hal mutlak harus ada dalam
menjalankan usaha perusahaannya.
Akibat tidak adanya Akte Otentik Pendirian, maka
Firma (Fa) :
a. Dijalankan untuk segala urusan atau dianggap
Firma (Fa) yang bersifat umum;
b. Didirikan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas;
c. Semua sekutu dianggap mempunyai
kewenangan bertindak untuk dan atas nama Firma
(Fa).
Sedangkan bila Firma (Fa) didirikan dengan Akte
Otentik, maka ada kewajiban yang harus dipenuhi
sesuai dengan ketentuan Pasal 23 KUHD jo. Pasal
28 KUHD. Dan Pengurus Firma berdasarkan Pasal
17 KUHD ditentukan bahwa satu dengan yang
lainnya telah memberikan kuasa.
Dengan demikian Tanggung Jawab dalam Firma (Fa)
tersebut, sampai pada harta pribadi masing-masing
sekutu. Sehingga perbuatan seorang sekutu sebagai
pelaku usaha dengan pihak ketiga, akan menimbulkan
ikatan dengan sekutu non pelaku. Besarnya tanggung
jawab tergantung pada inbreng (Pemasukan Modal)
pada persekutuannya.
Selanjutnya mengenai Pembubaran Firma (Fa), berlaku
Pasal 1646 s/d Pasal 1652 BW, ditambah dengan Pasal
31 s/d Pasal 35 KUHD.
5. Persekutuan Komanditer (Commanditaire
Vennoschap/CV) :
Pada prinsipnya CV ini merupakan bentuk
khusus dari Firma (Fa).
CV ini diatur dalam Pasal 19 s/d Pasal 21
KUHD, selain itu juga berlaku Pasal-Pasal yang
mengatur tentang Firma (Fa) dan
Maatschap.
Dalam CV ini terdapat 2 (dua) macam Sekutu, yaitu :
a. Sekutu diam atau pasif atau sekutu komanditer (silent
partner);
b. Sekutu aktif atau sekutu komplementer
(complementary partner);
Dimana masing-masing sekutu tersebut mempunyai
tanggung jawab yang berbeda. Sekutu Diam yaitu Sekutu
yang hanya menyerahkan modalnya saja tetapi tidak ikut
secara aktif dalam menjalankan perusahaan, sehingga
tanggung jawabnya terbatas hanya pada modal yang
diserahkan saja.
Sedangkan untuk Sekutu Aktif, selain berkewajiban
menyerahkan modal, dia juga ikut menjalankan
Perusahaan secara aktif, sehingga mempunyai
tanggung jawab yang tidak terbatas.
Seorang sekutu pasif bisa berubah menjadi sekutu aktif, bila
mereka melakukan hal-hal yang telah ditentukan di dalam
Pasal 20 ayat (1) dan (2) KUHD – tentang Syarat-Syarat
Pengurus CV.
Prosedur Pendirian CV :
Pada prinsipnya hampir sama dengan pendirian Firma (Fa), maka
CV didirikan dengan pembuatan Anggaran Dasar yang dituangkan
dalam Akte Pendirian yang dibuat dihadapan Notaris. Untuk
selanjutnya didaftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Setempat, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara di
Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia.
Dari segi hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka
CV dibedakan menjadi 3 (tiga), antara lain :
1. CV diam-diam, dimana pihak ketiga mengetahui
persekutuan ini sebgai Firma (Fa), tetapi mempunyai sekutu
komanditer. Hubungan ke luar menggunakan nama Firma
(Fa), sedangkan hubungan kedalam antar sekutu berlaku
hubungan sekutu komplementer dan sekutu komanditer. CV
diam-diam dapat disimpulkna dari ketentuan yang diatur
dalam Pasal 19 s/d Pasal 21 KUHD.;
2. CV Terang-terangan, dimana pihak ketiga mengetahui
secara terang-terangan bahwa CV tersebut adalah
persekutuan komanditer. Hal ini dapat diketahui dari
penggunaan nama kantor/perusahaan;
3. CV atas Saham, dimana modal CV dibagi atas saham-
saham. Pembentukan modal dengan menerbitkan saham
dibolehkan, hal ini berdasarkan pada Pasal 1337 BW.
CV berakhir, karena :
a. Berakhirnya jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan/atau
Akte Pendirian;
b. Sebelum berakhir jangka waktu yang
ditetapkan, akibat adanya Pengunduran Diri,
Pemberhentian, Meninggalnya salah seirang
sekutu;
c. Akibat adanya Perubahan Anggaran Dasar
atau Akte Pendirian.
Pembubaran CV HARUS dilakukan dengan Akte Otentik
yang dibuat di Kantor Notaris, yang untuk selanjutnya di
daftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
setempat, dan diumumkan dalam Lembaran Berita
Negara di Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik
Indonesia. Dan setiap pembubaran CV, memerlukan
pemberesan (penyelesaian) baik mengenai keuntungan
maupun kerugian perusahaan.
Di dalam pembagian keuntungan dan penyelesaian
kerugian dilakukan menurut ketentuan yang diatur
dalam Anggaran Dasar CV, apabila dalam AD tidak
ditentukan, maka berlaku ketentuan yang diatur dalam
Pasal 1633 s/d Pasal 1635 BW.
Dan bila penyelesaian seluruhnya (Keuntungan
& Kerugian) telah dilakukan, ternyata masih ada
se-jumlah uang sisa, maka sisa uang tersebut
diba-gikan kepada semua sekutu menurut
perbandingan inbreng (pemasukan modal)
masing-masing sekutu.

More Related Content

What's hot

Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Rizal Nurfalah
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Afrian Rachmawati
 
Persekutuan Komanditer CV
Persekutuan Komanditer CVPersekutuan Komanditer CV
Persekutuan Komanditer CVArif Winahyu
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA Fair Nurfachrizi
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaRahmanzie Share
 
Bentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaanBentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaanendahsri rahayu
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
 
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
 
Persekutuan Komanditer CV
Persekutuan Komanditer CVPersekutuan Komanditer CV
Persekutuan Komanditer CV
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Bentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaanBentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaan
 
Ppt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrakPpt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrak
 
penanaman modal
penanaman modalpenanaman modal
penanaman modal
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
Badan usaha
Badan usahaBadan usaha
Badan usaha
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 

Viewers also liked

Pengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usaha
Pengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usahaPengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usaha
Pengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usahayuniastuti18400700
 
Jenis dan bentuk badan usaha
Jenis dan bentuk badan usahaJenis dan bentuk badan usaha
Jenis dan bentuk badan usahaNur Agustinus
 
Peran Dan Tanggungjawab Legal Inhouse
Peran Dan Tanggungjawab Legal InhousePeran Dan Tanggungjawab Legal Inhouse
Peran Dan Tanggungjawab Legal InhouseRurisa Amartawati
 
Softskill minggu 5 dan 6
Softskill minggu 5 dan 6Softskill minggu 5 dan 6
Softskill minggu 5 dan 6Danny Rachmaan
 
PPT kenakalan remaja bentuk sosial
PPT kenakalan remaja bentuk sosialPPT kenakalan remaja bentuk sosial
PPT kenakalan remaja bentuk sosialikaardillayulia
 
Cover daftar isi
Cover daftar isiCover daftar isi
Cover daftar isidanielpuji
 
Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3
Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3
Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3Namin AB Ibnu Solihin
 
Ekonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartini
Ekonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartiniEkonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartini
Ekonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartiniYogi andreansyah
 
ekonomi tentang : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolah
ekonomi tentang  : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolahekonomi tentang  : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolah
ekonomi tentang : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolahYogi andreansyah
 
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaianagama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaianYogi andreansyah
 
Power point eptik
Power point eptikPower point eptik
Power point eptikviell2308
 
bahasa inggris tentang Recount dan narative text
bahasa inggris tentang Recount dan narative textbahasa inggris tentang Recount dan narative text
bahasa inggris tentang Recount dan narative textYogi andreansyah
 
Materi Seminar Mendidik Dengan Cinta dan Keteladanan
Materi Seminar Mendidik Dengan Cinta dan KeteladananMateri Seminar Mendidik Dengan Cinta dan Keteladanan
Materi Seminar Mendidik Dengan Cinta dan KeteladananNamin AB Ibnu Solihin
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)19091997sovi
 
Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)
Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)
Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)SITI HADIJAH
 

Viewers also liked (20)

Bab iii hukum organisasi perusahaan
Bab iii hukum organisasi perusahaanBab iii hukum organisasi perusahaan
Bab iii hukum organisasi perusahaan
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
Pengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usaha
Pengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usahaPengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usaha
Pengantar Bisnis - Bentuk bentuk badan usaha
 
Jenis dan bentuk badan usaha
Jenis dan bentuk badan usahaJenis dan bentuk badan usaha
Jenis dan bentuk badan usaha
 
Peran Dan Tanggungjawab Legal Inhouse
Peran Dan Tanggungjawab Legal InhousePeran Dan Tanggungjawab Legal Inhouse
Peran Dan Tanggungjawab Legal Inhouse
 
Softskill minggu 5 dan 6
Softskill minggu 5 dan 6Softskill minggu 5 dan 6
Softskill minggu 5 dan 6
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Softskill minggu 8
Softskill minggu 8Softskill minggu 8
Softskill minggu 8
 
PPT kenakalan remaja bentuk sosial
PPT kenakalan remaja bentuk sosialPPT kenakalan remaja bentuk sosial
PPT kenakalan remaja bentuk sosial
 
Cover daftar isi
Cover daftar isiCover daftar isi
Cover daftar isi
 
Aktivitas kita
Aktivitas kitaAktivitas kita
Aktivitas kita
 
Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3
Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3
Manajemen dan organisasi pertemuan ke 3
 
Ekonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartini
Ekonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartiniEkonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartini
Ekonomi tentang Manajemen tentang acara hari kartini
 
ekonomi tentang : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolah
ekonomi tentang  : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolahekonomi tentang  : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolah
ekonomi tentang : Manajemen perencanaan acara maulid di sekolah
 
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaianagama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
agama islam kelas 10 tentang Adab berpakaian
 
Power point eptik
Power point eptikPower point eptik
Power point eptik
 
bahasa inggris tentang Recount dan narative text
bahasa inggris tentang Recount dan narative textbahasa inggris tentang Recount dan narative text
bahasa inggris tentang Recount dan narative text
 
Materi Seminar Mendidik Dengan Cinta dan Keteladanan
Materi Seminar Mendidik Dengan Cinta dan KeteladananMateri Seminar Mendidik Dengan Cinta dan Keteladanan
Materi Seminar Mendidik Dengan Cinta dan Keteladanan
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)
Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)
Ppt kel 2 kewirausahaan (3 b agri)
 

Similar to Bentuk-bentuk perusahaan di Indonesia

BENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdf
BENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdfBENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdf
BENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdfSyafii1
 
Bentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaanBentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaanMas Mito
 
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hefti Juliza
 
ASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptx
ASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptxASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptx
ASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptxtommy623617
 
Kelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptx
Kelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptxKelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptx
Kelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptxHyunaeBrielle
 
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hefti Juliza
 
Jenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek HukumJenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek HukumMuhammad Fajar
 
Endah sri rahayu 2 eb15 22216332
Endah sri rahayu 2 eb15 22216332Endah sri rahayu 2 eb15 22216332
Endah sri rahayu 2 eb15 22216332endahsri rahayu
 
3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal
3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal
3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokalUniversitas Siliwangi
 
Hukum-Bisnis-Pertemuan-4.ppt
Hukum-Bisnis-Pertemuan-4.pptHukum-Bisnis-Pertemuan-4.ppt
Hukum-Bisnis-Pertemuan-4.pptmanaf13
 
Bentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usahaBentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usahaDua Dunia
 
Bentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usahaBentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usahaDua Dunia
 
2 h bisnis.organ bisnis
2 h bisnis.organ bisnis2 h bisnis.organ bisnis
2 h bisnis.organ bisnisAbu Aulia
 
prof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdf
prof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdfprof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdf
prof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdfBertoLaurentSimatupa
 
Presentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firmaPresentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firmakusyopanjaitan
 

Similar to Bentuk-bentuk perusahaan di Indonesia (20)

Firma
FirmaFirma
Firma
 
Bentuk+badan+usaha
Bentuk+badan+usahaBentuk+badan+usaha
Bentuk+badan+usaha
 
BENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdf
BENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdfBENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdf
BENTUK BENTUK PERUSAHAAN.pdf
 
Bentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaanBentuk bentuk perusahaan
Bentuk bentuk perusahaan
 
FIRMA
FIRMAFIRMA
FIRMA
 
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
 
ASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptx
ASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptxASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptx
ASPEK HUKUM DALAM PERENC BISNIS.pptx
 
Kelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptx
Kelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptxKelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptx
Kelompok 1_Perbedaan Firma (1).pptx
 
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
Hbl minggu 1, hefti juliza, hapzi ali, resume aspek hukum bentuk badan usaha,...
 
Bumn
BumnBumn
Bumn
 
Jenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek HukumJenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
 
Endah sri rahayu 2 eb15 22216332
Endah sri rahayu 2 eb15 22216332Endah sri rahayu 2 eb15 22216332
Endah sri rahayu 2 eb15 22216332
 
3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal
3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal
3 bentuk bentuk organisasi dalam bisnis lokal
 
Hukum-Bisnis-Pertemuan-4.ppt
Hukum-Bisnis-Pertemuan-4.pptHukum-Bisnis-Pertemuan-4.ppt
Hukum-Bisnis-Pertemuan-4.ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usahaBentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usaha
 
Bentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usahaBentuk bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usaha
 
2 h bisnis.organ bisnis
2 h bisnis.organ bisnis2 h bisnis.organ bisnis
2 h bisnis.organ bisnis
 
prof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdf
prof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdfprof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdf
prof-nindyo-pramono-perbandingan-badan-usaha-di-berbagai-negara.pdf
 
Presentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firmaPresentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firma
 

More from Fair Nurfachrizi

Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalKetatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalFair Nurfachrizi
 
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaMultikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaFair Nurfachrizi
 
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanIdentitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanFair Nurfachrizi
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaFair Nurfachrizi
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatFair Nurfachrizi
 
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraKonsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraFair Nurfachrizi
 
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaPeran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaFair Nurfachrizi
 
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiPancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiFair Nurfachrizi
 
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluPemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluFair Nurfachrizi
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiFair Nurfachrizi
 

More from Fair Nurfachrizi (20)

Integrasi Nasional
Integrasi NasionalIntegrasi Nasional
Integrasi Nasional
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Wawasan ke-Indonesiaan
Wawasan ke-IndonesiaanWawasan ke-Indonesiaan
Wawasan ke-Indonesiaan
 
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalKetatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
 
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaMultikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
 
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanIdentitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
 
Ideologi Negara
Ideologi NegaraIdeologi Negara
Ideologi Negara
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Negara & Warga Negara
Negara & Warga NegaraNegara & Warga Negara
Negara & Warga Negara
 
Konsep Warga Negara
Konsep Warga NegaraKonsep Warga Negara
Konsep Warga Negara
 
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraKonsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
 
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaPeran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
 
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiPancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
 
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluPemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
SPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP NormaSPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP Norma
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Bentuk-bentuk perusahaan di Indonesia

  • 1.
  • 2. Perusahan ini diatur dalam : 1. BW (KUH Perdata); 2. KUHD; 3. Undang-Undang. Bila dilihat dari Permodalan, bentuk Perusahaan terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dan bila dilihat dari Kepemilikannya ada juga Badan Usaha Perseorangan yang dimiliki oleh perorangan, dan ada juga Badan Usaha yang dimiliki oleh beberapa orang yang mengikat kerja sama yang sering disebut dengan “Persekutuan”. Bila dilihat dari status hukumnya, ada Perusahaan yang berstatus Badan Hukum dan ada pula Perusahaan yang tidak berstatus Badan Hukum.
  • 3. Bentuk-bentuk Perusahaan yang kita kenal menurut sistem hukum Indonesia, merupakan warisan kolonial Belanda dan ada pula karena situasi dan kondisi yang sesuai dengan perkembangan dalam dunia usaha yang terus tumbuh dan berkembang berdasarkan kemajuan jaman. Seseorang atau beberapa orang dikatakan menjalankan sebuah Perusahaan, bila : 1. Melakukan kegiatan usaha secara terus menerus; 2. Terbuka; 3. Menghasilakan sesuatu dengan kualitas tertentu (Produksi); 4. Menerima Keuntungan; 5. Melakukan Pembukuan Usaha;
  • 4. Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1997, tentang Dokumen Perusahaan, yang dimaksud dengan Perusahaan adalah : “Setiap bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan secara terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha (baik yang berbentuk Badan Hukum maupun yang tidak), yang didirikan dan berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia”. Bentuk-Bentuk Badan Usaha (Perusahaan) dimaksud, terdiri dari :
  • 5. 1. USAHA DAGANG (UD) : Usaha Dagang adalah salah satu bentuk perusahaan perseorangan, berarti perusahaan yang dilakukan oleh satu orang pengusaha. Dalam hal ini terdapat hubungan perburuhan dan pemberian kuasa antara pengusaha dan pekerjanya. Permodalannya milik satu orang, karena modal dari satu sumber saja, maka kelemahan yang ada dalam Usaha Dagang ini adalah dari segi Permodalan yang sangat lemah. Prosedur pendiriannya pada umumnya adalah dengan mengajukan permohonan izin usaha kepada Kepala Kantor Wilayah Perdagangan dan Perindustrian setempat, dan mengajukan permohonan izin tempat usahanya kepada Pemerintah Daerah setempat, serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Kota setempat.
  • 6. Sedangkan Akte Pendiriannya dapat dibuat di Kantor Notaris untuk memperkuat kedudukan hukumnya. Mengingat prosedur pendirian UD ini tidak rumit, maka seringkali UD ini dengan mudah mengganti jenis usahanya dengan usaha jenis yang lain oleh pemiliknya (tentunya yang tidak bertentangan dengan UU, Kesusilaan & Ketertiban Umum). 2. Perkumpulan : Perkumpulan ini diatur dalam Bab (Titel) IX BW. Tidak semua perkumpulan tersebut Ber Badan Hukum. Perkumpulan baru menjadi Badan Hukum kalau didirikan dengan Akte Notaris dan disahkan oleh Gubernur Jenderal (Jaman Jajahan Belanda) dan sekarang di Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia.
  • 7. Keistimewaan Perkumpulan adalah : a. Mempunyai anggota; b. Tujuan sepenuhnya untuk kepentingan anggota; c. Hasil usahanya dibagi-baikan kepada seluruh anggota (tanpa terkecuali); d. Jika usahanya dilikuidasi (pailit), maka siswa harta usahanya dibagikan untuk para anggota. Pada prinsipnya (secara filosofi) Perkumpulan ini sifatnya adalah tidak mencari keuntungan (Nirlaba), Perkumpulan ini lebih pada mencari kepuasan batin.
  • 8. Unsur Terbentuknya Perkumpulan : a. Ada beberapa orang yang sama-sama mempu- nyai kepentingan terhadap sesuatu yang sama; b. Adanya kata kesepakatan untuk mendirikan perkumpulan; c. Tujuannya untuk melakukan kegiatan secara bersama- sama; d. Kegiatan bersama tersebut harus dilakukan secara bersama-sama dalam lingkungan perkumpulan. 3. Maatschaap (Persekutuan Perdata) : adalah Bentuk kerjasama yang diatur dalam UU yang hanya bersifat interen. Adanya kerjasama didalam Maatschaap tidak berpengaruh terhadap pihak ketiga. Maatschap umumnya dipakai oleh orang-orang yang menjalankan Profesi, yang lebih dikenal saat ini dengan istilah ASOSIASI.
  • 9. Maatschaap ini secara umum diatur dalam Pasal 1618 s.d. 1652 BW. Dalam Pasal 1618 BW, telah dinyatakan Pengertian Maatschaap adalah : “Persekutuan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya”. Ketentuan tersebut mengandung unsur-unsur penting, antara lain : a. Persekutuan Perdata merupakan persetujuan atau perjanjian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih; b. Adanya uang pemasukan (inbreng); c. Adanya pembagian keuntungan;
  • 10. Persekutuan Perdata ini merupakan bentuk kerjasama yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk badan usaha yang lain, karena untuk mendirikan Persekutuan Perdata ini tidak diperlukan formalitas (Prosedur) tertentu, bahkan pendiriannya dinyatakan secara lisan pun dapat terjadi. Hal tersebut tersurat dalam Pasal 1624 BW yang menyatakan “Persekutuan mulai berlaku sejak saat adanya persetujuan, jika persetujuannya tidak telah ditetapkan pada saat yang lain”. Prosedur Pendiriannya, didasarkan pada Pasal 1618 BW yang menyatakan : “Bahwa Maatschaap didirikan atas dasar perjanjian, tetapi tidak diharuskan adanya syarat tertulis, maka perjanjian yang dimaksud bersifat konsensual, yaitu dianggap cukup dengan adanya persetujuan kehendak atau kesepakatan (konsensus)”. Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak saat kesepakatan itu menjadi sempurna, atau sejak saat yang ditentukan dalam perjanjiannya.
  • 11. Selanjutnya untuk Pengurus Maatschap diatur dalam Pasal 1639 BW. Yang menyatakan bahwa Pengurus adalah semua sekutu, kecuali diperjanjikan lain. Sedangkan untuk Pemasukan (inbreng) atau Permodalan Maatschap diatur dalam Pasal 1619 ayat (2) BW menyatakan bahwa tiap-tiap sekutu DIWAJIBKAN memasukkan dalam Kas Persekutuan Perdata yang didirikannya, antara lain : 1. Sejumlah Uang; 2. Benda-benda lain yang layak bagi pemasukan; 3. Tenaga Kerja baik secara fisik maupun pemikiran. Berikutnya soal Tanggung Jawab. Di dalam Maatschap ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : a. Tanggung Jawab secara Interen, artinya tanggung jawab yang berlaku diantara para sekutu yang ada; b. Tanggung Jawab secara Eksteren, artinya tanggung jawab dari salah satu sekutu kepada Pihak Ketiga.
  • 12. Karena Maatschap ini didirikan untuk keperluan internal, maka tanggung jawab terhadap pihak ketiga ditanggung oleh sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, artinya bahwa bila seorang sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka hanya sekutu itulah yang harus bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan, kecuali bila hubungan hukum yang dilakukan ternyata membawa manfaat atau keuntungan bagi Persekutuannya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1644 BW yang menyatakan : “Bahwa janji suatu perbuatan telah dilakukan atas tanggungan persekutuan hanyalah mengikat sekutu yang melakukan perbuatan itu saja, dan tidaklah mengikat sekutu- sekutu lainnya, kecuali jika orang-orang yang belakangan ini telah memberi kuasa kepadanya untuk itu, atau urusannya telah memberikan manfaat bagi Persekutuannya”.
  • 13. Berikutnya berdasarkan Pasal 1633 s.d. 1635 BW. Diatur tentang Pembagian Keuntungan dan Kerugian yang terjadi karena kegiatan usahanya dari Maatschap, yaitu : Pembagian Keuntungan dibagi menurut Besar-Kecilnya inbreng yang dimasukkan ke dalam Persekutuan, sedangkan Kerugian bisa ditanggung oleh salah seorang sekutu saja. Selanjutnya berdasarkan Pasal 1646 BW. Disebutkan alasan-alasan Pembubaran Maatscap, adalah : 1. Lewatnya waktu dari Persekutuan ini telah ditiadakan; 2. Musnahnya barang-barang atau diselesaikan perbuatan yang menjadi pokok Persekutuan; 3. Atas kehendak bersama dan/atau beberapa orang dan/atau dari seorang sekutu; 4. Salah seorang sekutu ada yang meninggal dunia atau seorang sekutu ditaruh dibawah pengampuhan, serta Maatschapnya dinyatakan Pailit.
  • 14. Menurut Teori, bahwa Maatschap ini merupa-kan bentuk Generalis (induk) dari CV dan Fa. Dan bentuk khususnya adalah PT. Tetapi dalam praktek bisnis saat ini, serta bentuk usaha PT ini sangat berkembang pesat, maka untuk saat ini PT tidak dapat disebut lagi sebagai bentuk khusus dari Maatschap. 4. Persekutuan Firma (Fa) : Persekutuan Firma, atau lebih dikenal dengan sebutan Firma (Fa), diatur dalam Pasal 16 s/d Pasal 35 KUHD. Dan Pasal 1618 s/d 1652 BW Karakteristik Firma (Fa) bersifat Eksternal.
  • 15. Pengertian Firma (Fa) adalah : “Suatu persekutuan yang didirikan untuk menjalankan suatu Perusahaan dibawah satu nama bersama, dimana sekutu bertanggung jawab secara tanggung menanggung atas segala perikatan Persekutuan”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Firma (Fa) mengandung unsur-unsur : 1. Persekutuan Perdata; 2. Menjalankan Perusahaan; 3. Menggunakan Nama Bersama atau Firma (Fa); 4. Tanggung Jawab Sekutu secara keseluruhan sampai bersifat Pribadi. Berikutnya cara mendirikan Firma (Fa) ini dapat kita dilihat pada Pasal 22 KUHD yang menyatakan bahwa “tiap-tiap Firma HARUS didirikan dengan AKTE OTENTEIK, akan tetapi ketiadaan Akte Otentik yang demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga”. Ketentuan tersebut MENDUA, disatu sisi mengharuskan adanya akte otentik, tetapi disisi lain tidak adanya akte otentikpun tetap dibolehkan, asal tidak digunakan untuk tujuan merugikan pihak ketiga, melanggar UU dan Ketertiban Umum.
  • 16. Adapun Akte Pendirian Firma (Fa) tersebut minimal berisi : 1. Nama Lengkap, Pekerjaan dan Tempat Tinggal dari Para Sekutunya; 2. Penetapan Nama Bersama atau Firma (Fa) pada Persekutuannya; 3. Firma bersifat umum atau terbatas dalam menjalankan perusahaan di bidang tertentu; 4. Nama-Nama Sekutu yang tidak diberi kuasa untuk menandatangani perjanjian bagi Firma; 5. Saat mulai berdiri dan berakhirnya Firma; 6. Ketentuan-ketentuan lain yang mengenai hak pihak ketiga terhadap para sekutu. Akte pendirian Firma selanjutnya harus didaftarkan kepada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Setempat, dimana daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan, selanjutnya diumumkan dalam Lembaran Berita Negara di Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia. Dalam hal tanggung jawab, maka seluruh sekutu secara tanggung renteng bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan oleh salah seorang sekutu terhadap pihak ketiga.
  • 17. Dengan demikian akte otentik dalam pendirian Firma (Fa) bukanlah hal mutlak harus ada dalam menjalankan usaha perusahaannya. Akibat tidak adanya Akte Otentik Pendirian, maka Firma (Fa) : a. Dijalankan untuk segala urusan atau dianggap Firma (Fa) yang bersifat umum; b. Didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas; c. Semua sekutu dianggap mempunyai kewenangan bertindak untuk dan atas nama Firma (Fa). Sedangkan bila Firma (Fa) didirikan dengan Akte Otentik, maka ada kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Pasal 23 KUHD jo. Pasal 28 KUHD. Dan Pengurus Firma berdasarkan Pasal 17 KUHD ditentukan bahwa satu dengan yang lainnya telah memberikan kuasa.
  • 18. Dengan demikian Tanggung Jawab dalam Firma (Fa) tersebut, sampai pada harta pribadi masing-masing sekutu. Sehingga perbuatan seorang sekutu sebagai pelaku usaha dengan pihak ketiga, akan menimbulkan ikatan dengan sekutu non pelaku. Besarnya tanggung jawab tergantung pada inbreng (Pemasukan Modal) pada persekutuannya. Selanjutnya mengenai Pembubaran Firma (Fa), berlaku Pasal 1646 s/d Pasal 1652 BW, ditambah dengan Pasal 31 s/d Pasal 35 KUHD. 5. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennoschap/CV) : Pada prinsipnya CV ini merupakan bentuk khusus dari Firma (Fa). CV ini diatur dalam Pasal 19 s/d Pasal 21 KUHD, selain itu juga berlaku Pasal-Pasal yang mengatur tentang Firma (Fa) dan Maatschap.
  • 19. Dalam CV ini terdapat 2 (dua) macam Sekutu, yaitu : a. Sekutu diam atau pasif atau sekutu komanditer (silent partner); b. Sekutu aktif atau sekutu komplementer (complementary partner); Dimana masing-masing sekutu tersebut mempunyai tanggung jawab yang berbeda. Sekutu Diam yaitu Sekutu yang hanya menyerahkan modalnya saja tetapi tidak ikut secara aktif dalam menjalankan perusahaan, sehingga tanggung jawabnya terbatas hanya pada modal yang diserahkan saja. Sedangkan untuk Sekutu Aktif, selain berkewajiban menyerahkan modal, dia juga ikut menjalankan Perusahaan secara aktif, sehingga mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Seorang sekutu pasif bisa berubah menjadi sekutu aktif, bila mereka melakukan hal-hal yang telah ditentukan di dalam Pasal 20 ayat (1) dan (2) KUHD – tentang Syarat-Syarat Pengurus CV.
  • 20. Prosedur Pendirian CV : Pada prinsipnya hampir sama dengan pendirian Firma (Fa), maka CV didirikan dengan pembuatan Anggaran Dasar yang dituangkan dalam Akte Pendirian yang dibuat dihadapan Notaris. Untuk selanjutnya didaftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Setempat, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara di Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia. Dari segi hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka CV dibedakan menjadi 3 (tiga), antara lain : 1. CV diam-diam, dimana pihak ketiga mengetahui persekutuan ini sebgai Firma (Fa), tetapi mempunyai sekutu komanditer. Hubungan ke luar menggunakan nama Firma (Fa), sedangkan hubungan kedalam antar sekutu berlaku hubungan sekutu komplementer dan sekutu komanditer. CV diam-diam dapat disimpulkna dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 19 s/d Pasal 21 KUHD.; 2. CV Terang-terangan, dimana pihak ketiga mengetahui secara terang-terangan bahwa CV tersebut adalah persekutuan komanditer. Hal ini dapat diketahui dari penggunaan nama kantor/perusahaan; 3. CV atas Saham, dimana modal CV dibagi atas saham- saham. Pembentukan modal dengan menerbitkan saham dibolehkan, hal ini berdasarkan pada Pasal 1337 BW.
  • 21. CV berakhir, karena : a. Berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan/atau Akte Pendirian; b. Sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan, akibat adanya Pengunduran Diri, Pemberhentian, Meninggalnya salah seirang sekutu; c. Akibat adanya Perubahan Anggaran Dasar atau Akte Pendirian. Pembubaran CV HARUS dilakukan dengan Akte Otentik yang dibuat di Kantor Notaris, yang untuk selanjutnya di daftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara di Kantor Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia. Dan setiap pembubaran CV, memerlukan pemberesan (penyelesaian) baik mengenai keuntungan maupun kerugian perusahaan.
  • 22. Di dalam pembagian keuntungan dan penyelesaian kerugian dilakukan menurut ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar CV, apabila dalam AD tidak ditentukan, maka berlaku ketentuan yang diatur dalam Pasal 1633 s/d Pasal 1635 BW. Dan bila penyelesaian seluruhnya (Keuntungan & Kerugian) telah dilakukan, ternyata masih ada se-jumlah uang sisa, maka sisa uang tersebut diba-gikan kepada semua sekutu menurut perbandingan inbreng (pemasukan modal) masing-masing sekutu.