Makalah ini membahas tentang uang dan bank dengan menjelaskan definisi dan jenis-jenis uang, fungsi lembaga keuangan seperti bank dan Otoritas Jasa Keuangan, serta lembaga keuangan informal.
1. UANG DAN BANK
Dosen Pengampu: Dr. Ari Saptono, S.E, M.Pd
Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro
MAKALAH
Kelompok 5
1. Bagas Yuliatmaji (1709619067)
2. Dewi Rahmawati (1708619032)
3. Meileni Sandyaningrum (1709619041)
4. Poni Lestari (1709619012)
5. Thufailah Mujahidah (1709619016)
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
2. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Uang dan Bank.” Kemudian, shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi Makro untuk program studi Pendidikan Administrasi Perkantoran,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ari Saptono, S.E, M.Pd
selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, serta
kepada teman-teman yang membantu menyusun makalah ini.
Selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sehingga akan menumbuhkan rasa syukur kami kepada rahmat Allah SWT dan
dalam hal perbaikan makalah ini ke depannya.
Jakarta, 21 Maret 2020
Kelompok 5
ii
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul Makalah ....................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah...................................................................... 1
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................... 2
1.4. Metode Pengumpulan Data........................................................... 3
1.5. Ruang Lingkup ............................................................................. 3
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 4
2.1. Uang ............................................................................................. 4
2.1.1. Definisi dan Pengertian...................................................... 4
2.1.2. Sejarah Uang ..................................................................... 5
2.1.3. Fungsi Uang ...................................................................... 5
2.1.4. Jenis-Jenis Uang ................................................................ 7
2.1.5. Permintaan Uang ............................................................... 8
2.1.6. Jumlah Uang Beredar....................................................... 10
2.1.7. Proses Penciptaan Uang ................................................... 12
2.2. Lembaga Keuangan..................................................................... 12
2.2.1. Lembaga Keuangan Perbankan ........................................ 14
2.2.2. Produk Bank.................................................................... 16
2.2.3. Bank Sentral .................................................................... 17
2.2.4. Bank Indonesia ................................................................ 19
2.2.5. Lembaga Keuangan Non Bank......................................... 20
iii
4. 2.3. Otoritas Jasa Keuangan ............................................................... 23
2.3.1. Visi Misi.......................................................................... 24
2.3.2. Tujuan, Fungsi, dan Tugas............................................... 24
2.3.3. Nilai-Nilai ....................................................................... 25
2.3.4. Wewenang....................................................................... 25
2.3.5. Asas-Asas........................................................................ 27
2.4. Lembaga Keuangan Informal ...................................................... 28
BAB III. PENUTUP................................................................................. 29
3.1. Kesimpulan................................................................................. 29
3.2. Saran........................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31
iv
5. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian.
Uang sebagai alat pembayaran digunakan untuk transaksi jual beli, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Namun, tidak cukup hanya mengenal uang
sebagai alat pembayaran, kita juga perlu mengetahui pengertian uang, sejarah
terbentuknya uang, syarat- syarat terbentuknya uang, jenis maupun fungsi uang
dalam kehidupan sehari-hari.
Bank sangat erat kaitannya dengan uang. Bank berperan dalam lalu lintas
uang dan surat berharga dalam perekonomian. Bank juga dikenal sebagai tempat
meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun, perlu diketahui
bahwa bank juga menerima segala bentuk pembayaran, seperti listrik, air, dan
telepon. Maka dari itu, untuk lebih memahami tentang materi ini, kami membuat
makalah yang berjudul “Uang dan Bank.”
1.2. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan uang, seperti
definisi, sejarah, fungsi, jenis-jenis, permintaan uang, jumlah uang beredar,
dan proses penciptaan uang?
b. Bagaimana penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan lembaga
keuangan, seperti lembaga keuangan perbankan, produk bank, bank sentral,
Bank Indonesia, dan lembaga keuangan non bank?
1
6. c. Bagaimana penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan Otoritas Jasa
Keuangan, seperti visi misi; tujuan, fungsi, dan tugas; nilai-nilai; wewenang;
dan asas-asas?
d. Bagaimana penjelasan mengenai lembaga keuangan informal?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan uang, seperti
definisi, sejarah, fungsi, jenis-jenis, permintaan uang, jumlah uang beredar,
dan proses penciptaan uang
b. Mengetahui penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan lembaga
keuangan, seperti lembaga keuangan perbankan, produk bank, bank sentral,
Bank Indonesia, dan lembaga keuangan non bank
c. Mengetahui penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan Otoritas Jasa
Keuangan, seperti visi misi; tujuan, fungsi, dan tugas; nilai-nilai; wewenang;
dan asas-asas
d. Mengetahui penjelasan mengenai lembaga keuangan informal
Manfaat dari penulisan makalah ini:
Bagi penulis
Lewat makalah ini, penulis dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang uang
dan bank.
Bagi pembaca
Pembuatan makalah ini dapat menjadi referensi bacaan mengenai uang dan
bank.
2
7. 1.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini adalah melalui
studi pustaka.
Metode yang kami lakukan dengan membaca referensi bacaan melalui
website resmi dan jurnal ilmiah terkait dalam penyusunan makalah ini
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang kami buat dalam penyusunan makalah ini adalah tentang uang
dan bank.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan, penulis membagi makalah ini menjadi tiga
bab. Pada bab 1 merupakan pendahuluan dari makalah ini. Di dalamnya berisi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode pengumpulan data,
ruang lingkup, dan sistematika penulisan. Selanjutnya pada bab 2 adalah bagian
yang membahas uang dan bank. Lalu, terdapat bab yang merupakan bagian
penutup, berisi kesimpulan serta saran-saran. Terakhir, terdapat daftar pustaka
untuk mencantumkan sumber-sumber informasi dalam penyusunan makalah ini.
3
8. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Uang
2.1.1. Definisi dan Pengertian
Uang didefinisikan sebagai alat tukar yang diterima oleh masyarakat
sebagai alat pembayaran yang sah atas kesatuan hitungnya. Sebuah benda dapat
disebut sebagai uang, bila telah memenuhi berbagai kriteria yang sudah ditentukan,
yaitu :
a. Acceptability and Cognizability
Syarat utama suatu barang disebut uang, apabila masyarakat mengetahui
dan menerima secara umum uang, mereka dapat menggunakan uang
tersebut untuk berbagai keperluan.
b. Stability of Value
Nilai uang haruslah stabil, kalaupun mengalami fluktuasi tidak terlalu besar.
Bila nilai uang tidak stabil, masyarakat menjadi tidak percaya pada uang dan
akan menggantikan uang dengan barang lain.
c. Portability
Sebagai alat transaksi yang sangat besar perannya dalam perekonomian,
uang harus mudah dibawa untuk setiap kegiatan ekonomi.
d. Durability
Uang harus tahan lama dan tidak boleh cepet robek. Secara fisik, uang
haruslah kuat, karena sering berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
e. Divisibility
Dalam suatu transaksi ekonomi, uang digunakan untuk membayar segala
macam jumlah transaksi dari yang kecil hingga besar. Untuk itu, nominal
uang harus dibagai dari yang paling kecil hingga besar untuk memudahkan
kelancara transaksi.
4
9. Macam-macam uang
a. Uang Fiat (Fiat Money/Token Money) adalah komoditas yag diteria sebagai
uang dengan nilai nominal yang jauh lebih besar dari nilai komoditas
tersebut (nilai intrinsik/intrinsic value).
b. Uang komodtas (Commodity money) adalah uang yang nilainya sebesar nilai
komoditas itu sendiri. Contoh : Uang emas, uang perak.
c. Uang hampir likuid sempurna (Near Money) adalah asset finansial yang
dalam penggunaannya harus ditukarkan atau dicarikan terlebih dahulu.
Contoh : cek
2.1.2. Sejarah Uang
Sejak zaman purba, manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan manusia bertambah dan dirasakan tidak mungkin lagi memenuhi
kebutuhannya sendiri. Manusia mulai memerlukan barang buatan orang lain. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, mereka melakukan barter (tukar menukar barang).
Ternyata barter dirasakan memiliki kelemahan, diantaranya barang yang ditukarkan
tidak bisa dipecah-pecah untuk dapat ditukarkan dengan beberapa barang yang
dibutuhkannya. Oleh karena itu, masyarakat mencari inisiatif untuk mencari dan
menetapkan alat perantara tukar menukar yang dapat diterima dan ditukarkan
kepada siapapun. Alat tersebut disebut dengan uang barang, contohnya tembakau,
kerang, gading, garam. Uang barang ini ternyata memiliki beberapa kelemahan juga
diantaranya adalah sukar dibawa ke mana-mana, sukar disimpan, tidak tahan lama,
nilainya tidak tetap, dan tidak bisa dipecah-pecah. Kemudian manusia mencari alat
lain yang dapat dijadikan alat tukar lain yang terbuat dari emas dan perak yang
disebut dengan uang logam. Ternyata uang logampun memiliki kelemahan
kemudian manusia menciptakan lagi uang kertas.
2.1.3. Fungsi Uang
Fungsi Asli
a. Fungsi sebagai alat penukar (medium of exchange)
Seorang nelayan yang menginginkan pakaian, tidak perlu menukarkan
ikannya dengan pakaian secara langsung. Nelayan tersebut dapat menjual
5
10. ikannya terlebih dahulu, kemudian uang hasil penjualan ikan itu digunakan
untuk membeli pakaian. Apabila belum ada uang, Nelayan akan kesulitan
menemukan orang yang bersedia menukarkan pakaiannya dengan ikan.
b. Fungsi sebagai satuan hitung (unit of account)
Untuk menyatakan berat suatu barang, kita dapat menggunakan satuan
gram, satuan meter untuk menyatakan satuan panjang suatu barang
ataubenda, satuan menit untuk menyatakan waktu, dan untuk menyatakan
nilai suatu barang/ jasa digunakan satuan uang. Misalnya nilai dari sebuah
pulpen seharga Rp 2.000,-.
Fungsi Turunan
a. Sebagai penunjuk harga, maksudnya harga suatu barang dinyatakan dengan
nilai uangnya sendiri bukan dengan nilai tukarnya.
b. Sebagai alat pembayaran, maksudnya pajak dan denda hanya sah jika
dibayar daengan uang
c. Alat penyimpan atau penabung, maksudnya uang dapat digunakan sebagai
cadangan untuk keperluan yang akan datang
d. Sebagai pendorong kegiatan ekonomi, maksudnya setiap orang akan bekerja
karena ia ingin mendapatkan uang
e. Sebagai pembentuk dan pemindah kekayaan, maksudnya uang dapat
digunakan untuk membentuk kekayaan dengan cara menabung. Uang dapat
digunakan untuk memindahkan kekayaan dengan cara menjual barangnya
kemudian membeli barang baru ditempat lain dengan menggunakan uang
f. Sebagai Standar pembayaran utang, maksudnya dengan adanya uang semua
utang dapat dihitung nominal pinjaman dan cicilannya
g. Sebagai alat pencipta kesempatan kerja, maksudnya dengan uang orang
dapat mendirikan perusahaan kemudian menampung banyak tenaga kerja
6
11. 2.1.4. Jenis-Jenis Uang
Adapun jenis-jenis uang antara lain:
1. Uang kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan
transaksi jual beli sehari-hari.
2. Uang giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat
akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Di
Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum
selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992,
definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat
digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral
dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
3. Uang kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan
tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Uang menurut
bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang
kertas.
Adapun uang menurut nilainya dapat dibedakan menjadi:
a. Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas
uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata
lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang
terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai
uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
b. Uang Tanda (token money)
Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang
tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk
7
12. membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00
pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam, biasanya dari emas atau
perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan
stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan
lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi
nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai
bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak
yang digunakan untuk mata uang
b. Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat
dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran
yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk
lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang
menyerupai kertas).
2.1.5. Permintaan Uang
Permintaan uang adalah kebutuhan masyarakat terhadap uanng tunai.
Permintaan uang dipengaruhi oleh hasrat atau utif seseorang memegang uang tunai.
Berdasarkan teorinya permintaan uang (money demand) dibagi menjadi dua, yaitu
teori kuantitas uang klasik dan teori uang Keynesian.
a. Teori Kuantitas (Klasik)
Menurut pandangan ekonomi klasok, fungsi uang hanya sebagai alat tukar.
Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta
akan meningkat. Demikian sebaliknya. Teori kuantiras uang menyatakan
perubahan nilai uang atau tingkat harga merupakan akibat adanya perubahan
8
13. jumlah uang yang beredar. Bertambahnya jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat mengakibatkan turunnya nilai mata uang. Menurunnya nilai mata uang
sama artinya dengan naiknya tingkat harga. Pendapat tersebut dinyatakan dalam
persamaan berikut.
MV = PT
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga-harga umum
T = jumlah transaksi barang dan jasa
b. Teori Uang Keynesian
Keynes menyatakan bahwa hasrat atau motif seseorang memegang uang
tunai (liquidity preference) karena didorong oleh tiga motif yaitu :
- Motif bertransaksi
Seseorang memegang uang tunai karena berhubungan dengan transaksi jual
beli barang dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi
pendapatan seserang, semakin besar pengeluaran untuk kebutuhan
transaksinya.
- Motif berjaga-jaga
Seseorang akan menyimpan uang tunai karena didorong oleh keinginan
untuk berjaga-jaga terhadap kejadian-kejadian yang sifatnya darurat dan tak
terduga. Besar kecilnya uang untuk keperluan berjaga-jaga akan bergantung
pada tingkat pendapatan orang yang bersangkutan.
- Motif berspekulasi
Menurut Keynes, alasan lain seseorang menyimpan uang tunai karena
didrorng oleh keinginan/hasrat untuk berspekulasi (untung-untungan).
Seseorang menyimpan uang tunai karena ia berharap dengan uang yang
dimilikinya ia akan mudah mendapat keuntungan yang sifatnya tidak
terduga.
9
14. 2.1.6. Jumlah Uang Beredar
Uang Beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank
Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak
termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang menjadi
komponen Uang Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di luar
Bank Umum dan BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta
domestik, dan surat berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem moneter
yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu
tahun.
Uang Beredar dapat didefinisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam arti
luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro
berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup
tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta
asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor
swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Uang Beredar disusun dengan mengacu pada Monetary and Financial
Statistics Manual (MFSM) 2000 dan Compilation Guide (2008). Pengendalian
terhadap JUB, merupakan kebijakan yang sangat esensial berkaitan dengan
perekonomian suatu negara. Perkembangan jumlah uang beredar dapat
mencerminkan perkembangan ekonomi suatu negara. Bila perekonomian
bertumbuh dan berkembang jumlah uang yang beredar akan bertambah sedangkan
komposisinya berubah.
10
15. - Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
Perkembangan Jumlah Uang yang Beredar di Indonesia. 1970-1999
Tahun PDB
Niminal
(1)
Jumlah Uang Beredar Tingkat
Bunga
Deposit
o
(5)
Komposisi
Jumlah Uang
Beredar
Velositas
Uang
M1
(2)
TD
(3)
M2 =
M1 + TD
(4) =
(1)+(2)
M1/
M2
(6)
TD/
M2
(7)
PD
BN/
M1
(1)
(2)
PD
BN/
M2
(1)
(4)
1970 3.349 241 80 321 21% 0,75 0,25 14 10
1980 45.446 5.011 2.696 7.707 6% 0,65 0,35 9 6
1983 77.623 7.576 7.093 14.669 18% 0,52 0,48 10 5
1984 89.885 8.581 9.356 17.937 20,81% 0,48 0,52 10 5
1985 96.997 10.124 13.054 23.178 16,70% 0,44 0,56 10 4
1990 195.597 23.819 60.811 84.630 6% 0,27 0,72 8 3
1995 452.281 47.135 171.257 218.392 18% 0,22 0,78 10 2
1999 1.119.442 124.663 521.572 646.235 27,50% 0,19 0,81 9 2
Selama 1970-1995 PDBN bertumbuh rata-rata 22% per tahun, sedangkan
pertumbuhan PDB ril (pertumbuhan ekonomi) berdasarkan harga konstan 1990
sekitar 7% per tahun. Dengan demikian inflasi selama 1970-1995 mencapai rata
rata 15% per tahun. Ditinjau dari sisi pandang ilmu ekonomi, salah satu penyebab
tingginya inflasi periode 1970-1995 adalah tingginya pertambahan jumlah uang
beredar (M1), yang mencapai sekitar 24% per tahun. Komposisi jumlah uang
beredar dalam arti luas (M:) baru mengalami perubahan di tahun 1984. Sampai
tahun 1984 jumlah uang beredar (M.) didominasi uang kartal dan giral.
Di tahun 1983 pemerintah melakukan liberalisasi perbankan untuk menarik
dana dari masyarakat. Liberalisasi ini melambangkan tingkat bunga deposito dari
hanya 6% per tahun menjadi 18% per tahun. Jumlah deposito berjangka meningkat
terus, hingga ditahun 1984 deposito berjangka mendoninasi jumlah uang beredar
(56% M2). Di tahun 1995 deposito berjangka merupakan 78% M2.
11
16. Pada periode krisis (1999) deposito berjangka merupakan 83% M2. Jumlah
uang beredar bertambah sangat cepat dari Rp 47.135 miliar (M:) di tahun 1995
(sebelum krisis ekonomi), menjadi Rp 24.663 miliar di tahun 1999 atau bertumbuh
28% per tahun. Padahal di tahun 1999 nilai PDB nil menurun jauh, hingga sebesar
PDB ril 1994. Bahkan bila dibandingkan dengan M2 yang di tahun 1999 jumlalnya
Rp646.205 miliar. Pada saat itu nilai PDB ril 1999 berdasarkan harga konstan 1993
adalah Rp378.000 miliar. Bila PDB riil menggambarkan jumlah unit output yang
tersedia, maka di tahun 1999 jumlah uang beredar jauh lebih banyak dari unit
output. Sementara itu velositas uang (PDBN/M,) selama periode 1970-1995
umumnya relatif stabil, berkisar antara 9-10 kali per tahun. Tetapi rasio PDBN/M2
terus mengalami penurunan, bahkan memasuki 1990-an rasionya hanya di sekitar
angka dua.
2.1.7. Proses Penciptaan Uang
Dalam mekanisme penciptaan Uang terdapat tiga pelaku penciptaan uang :
Otoritas Moneter, Bank Umum, Sektor Swasta Domestik. Otoritas moneter sebagai
pencetak uang kartal, Bank umum sebagai pencipta Uang giral dan kuasi, Sektor
swasta domestik sebagai pengguna uang yang di ciptakan otoritas moneter dan bank
umum. Otoritas moneter dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai lembaga
independen mengatur peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank sentral
uang kartal di ciptakan yang nantinya uang tersebut didistribusikan ke Bank umum
dalam bentuk uang kartal, oleh bank umum di ubah lagi bentuk uang kartal tersebut
menjadi uang giral yang berbentuk tabungan giro dan saving deposit, uang tersebut
yang nantinya akan di salurkan ke sektor sawasta domestik.
2.2. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan merupakan badan usaha atau institusi di bidang jasa
keuangan yang bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya untuk pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam
bentuk bunga atau persentase. Meski demikian, kegiatan usaha lembaga ini dapat
berupa penghimpunan dana saja, menyalurkan dana saja, atau keduanya sekaligus.
12
17. Fungsi Lembaga Keuangan:
a. Berfungsi melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan
memakai uang dan instrumen kredit.
b. Berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Atau
dengan kata lain, Lembaga Keuangan menghimpun dana dari pihak yang
kelebihan dana dan menyalurkan ke pihak yang kekurangan dana.
c. Berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan informasi, yakni:
Lembaga Keuangan melaksanakan suatu tugas sebagai pihak yang
ahli dalam analisis ekionomi dan kredit untuk suatu kepentingan
sendiri dan kepentingan lain (nasabah).
Lembaga Keuangan berkewajiban untuk menyebarkan informasi dan
kegiatan yang berguna dan menguntungkan bagi nasabahnya.
d. Memberikan jaminan.
Lembaga Keuangan bisa memberikan suatu jaminan hukum dan moral
mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada lembaga
keuangan tersebut.
e. Menciptakan dan memberikan likuiditas.
Lembaga Keuangan bisa memberikan suatu keyakinan kepada nsabahnya
bahwa dana yang disimpan akan di kembalikan pada waktu di butuhkan atau
pada waktu jatuh tempo.
f. Fungsi Penyimpanan Kekayaan
g. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar uang dan pasar
modal menyediakan suatu cara untuk menyimpan kekayaan yaitu
dengan cara menahan nilai aset yang dimiliki di samping menerima
pendapatan dalam jumlah tertentu. Saham, obligasi dan instrumen
keuangan lain yang diperjualbelikan di pasar modal di pasar uang dan
pasar modal menjanjikan suatu pendapatan dengan resiko tertentu.
h. Fungsi Transmutasi Kekayaaan.
Dimana lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk janji-janji
memberikan imbalan kepada pemilik dana. Bentuk janji-janji tersebut pada
dasarnya adalah pembiyaan/ kredit yang diberikan kepada unit defisit
13
18. dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.
Lembaga keuangan dalam membiayai aset tersebut daperoleh dengan
menerima simpanan dari para penabung (surplus unit) yang jangka
waktunya diatur kebutuhan penabung.
i. Fungsi Pembayaran
Sistem keuangan menyediakan mekanisme atas transaksi barang dan jasa-
jasa. Instrumen pembayaran yang tersedia antara lain cek, giro, bilyet, kartu
kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan. Dengan mekanisme
pembayaran dan produk seperti itu tidak hanya kenyamanan yang
diciptakan tetapi juga perputaran dana.
j. Fungsi pembiyaan atau kredit.
k. Di samping untuk menyediakan likuiditas dan mempermudah arus
tabungan menjadi investasi dalam rangka menyimpan kekayaan, pasar
keuangan menyediakan pembiayaan atau kredit untuk membiayai
kebutuhan konsumsi dan investasi ekonomi. Konsumen membutuhkan
pembiayaan atau kredit untuk membeli barang-barang misalnya rumah,
mobil, dan sebagainya.
l. Sedangkan pengusaha menggunakan fasilitas pembiayaan atau kredit
untuk membeli barang untuk tujuan produksi, membangun gedung,
membeli mesin, membayar gaji atau deviden kepada pemegang saham,
dan sebagainya.
2.2.1. Lembaga Keuangan Perbankan
1. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha di
bidang jasa keuangan, baik secara konvensional maupun dengan berprinsip
syariah. Fungsi dari bank umum ini adalah lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan atau yang menjembatani pihak yang memerlukan dana atau
yang memiliki dana. Sehingga dana dihimpun dari masyarakat kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat, baik untuk individu maupun perusahaan
yang membutuhkan modal.
14
19. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga yang memberikan pinjaman dana
untuk keperluan modal usaha masyarakat. Kemudian BPR ini hanya menerima
simpanan dalam bentuk deposito dan tabungan. BPR biasanya terletak dilokasi
masyarakat yang membutuhkan modal. Contoh dari BPR adalah Bank desa,
Bank pasar, Bank pegawai, Lembaga perkreditan desa (LPD), dan Badan kredit
desa (BKD). Adapun tugas pokok Bank Prekreditan Rakyat antara lain:
Menghimpun dana dari masyarakat baik deposito berjangka atau tabungan.
Memberikan kredit kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha, baik
individu maupun badan usaha.
Menempatkan dana tersebut dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
tabungan pada bank lain, deposito berjangka, dan sertifikat deposito.
Memberikan jasa perbankan dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan
dengan sistem bagi hasil sesuai Peraturan Pemerintah.
Lembaga keuangan ini sangat membantu masyarakat dalam transaksi
keuangan, karena lembaga keuangan bank sebagai tempat menyimpan uang
yang aman dan terpercaya. Selain itu juga sebagai tempat meminjam modal
untuk mengembangkan usaha baik untuk usaha kecil maupun besar.
3. Bank Sentral
Bank Sentral merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertanggung
jawab untuk menstabilkan kurs mata uang atau nilai mata uang yang berlaku di
suatu negara. Di Indonesia yang menjadi bank senral adalah bank indonesia.
Bank sentral memegang fungsi sebagai bank sirkulasi sehingga uang tersebut
selalu berputar. Kemudian bank sentral juga menjadi lender of the last
resort dan bankers bank pada suatu negara.
Bank Indonesia merupakan bank sentral bagi Negara Indonesia dalam
melayani banyak kepentingan keuangan pihak pemerintah dan pihak lembaga
perbankan. Tujuan dari bank sentral adalah untuk mencapai serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Sehingga bank sentral beupaya dalam menetapkan
15
20. kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa hingga
mengatur dan mengawasi bank yang lain
2.2.2. Produk Bank
1. Giro
Rekening Giro adalah rekening yang uangnya bisa diambil setiap hari, di
mana rekening ini dilengkapi fasilitas pembayaran dengan cek dan giro
bilyet. Bila Anda bertransaksi dengan pihak lain, maka Anda bisa
membayarnya dengan menggunakan cek atau giro bilyet. Cek adalah surat
berharga di mana orang yang Anda beri cek ini bisa langsung
menguangkannya di bank. Sedangkan giro bilyet adalah surat berharga di
mana orang yang Anda beri giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu
di bank, tapi harus disetorkan lebih dulu ke rekeningnya. Barulah setelah itu
uang akan cair di dalam rekeningnya.
2. Tabungan
Tabungan adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun
penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Hampir setiap orang merasa wajib
memiliki tabungan di Bank. Tidak hanya di satu bank, tetapi juga di dua
atau tiga bank sekaligus. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena
saat ini tabungan tidak saja digunakan sebagai sarana menyimpan uang saja,
tetapi juga ditambah dengan fasilitas lain yang sebetulnya sudah agak di luar
dari maksud menabung itu sendiri. Contohnya seperti fasilitas debet,
fasilitas ATM, transfer, dan lain sebagainya.
3. Deposito
Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Sebagai
contoh, kalau Anda menaruh uang Rp 1 juta pada deposito yang berjangka
waktu 3 bulan, maka uang Rp 1 juta tersebut baru bisa Anda ambil setelah
3 bulan berlalu. Tentunya, Anda juga dijanjikan pemberian bunga tertentu
yang bisa Anda nikmati pada saat deposito itu jatuh tempo.
16
21. 2.2.3. Bank Sentral
Fungsi
Fungsi Utama Bank Sentral secara umum adalah mengawasi penambahan
atau ekpansi dan pengurangan atau kontraksi jumlah uang yang beredar di
masyarakat, baik uang kartal maupun uang giral.
Singleton et al (2006) mengemukakan pendapatnya bahwa berdasarkan
aktivitasnya, bank sentral memiliki sepuluh fungsi, yaitu sebagai:
1. Penerbit uang atau alat pembayaran yang sah guna memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2. Pelaksana dan perumus kebijakan moneter.
3. Penyedia jasa perbankan dan agen kepada pemerintah dan sering sebagai
pengelola pinjaman pemerintah.
4. Custodian dari cadangan bank umum dan pembantu penyelesaian akhir
transaksi kliring antarbank.
5. Penjaga keutuhan sistem keuangan dan pada beberapa situasi/keadaan
bertindak sebagai an emergency lender of last resort dan pengawas kehati-
hatian perbankan.
6. Pelaksana dari kebijakan pemerintah di bidang nilai tukar dan
sebagai custodian dari cadangan devisa negara dan membantu negara dalam
mengelola cadangan devisa.
7. Pembuat kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di
negara berkembang, bank sentral sering diberi mandat lebih luas untuk
memperkuat pembangunan ekonomi.
8. Penasehat pemerintah terkait dengan kebijakan ekonomi karena dipandang
memiliki keahlian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang ekonomi
dan keuangan.
9. Lembaga yang berpartisipasi dalam kerjasama pengaturan moneter
internasional.
17
22. 10. Lembaga yang memiliki hubungan erat dengan pemerintah sehingga
memungkinkan untuk mendapat tugas lain, misalnya memberi layanan
perbankan kepada publik dan memberikan perlindungan nasabah.
Selain fungsi-fungsi tersebut, pada beberapa negara, bank sentral juga memiliki
peran dalam tugas lain, misalnya melayani jasa perbankan dan manajemen aset
serta utang kepada pemerintah. Bahkan, bank sentral juga sering ditugaskan
untuk melakukan analisis dan saran terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan
pembangunan pada negara-negara tertentu.
Tugas dan Wewenang
BI juga memiliki tiga tugas penting beserta dengan wewenangnya bagi
setiap tugas tersebut, yaitu:
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, dengan wewenang
untuk:
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi;
b. Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi
pasar terbuka di pasar uang, baik Rupiah maupun valuta asing; dan
c. Menetapkan tingkat diskonto dan cadangan minimum serta mengatur
kredit atau pembiayaan.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dengan wewenang
untuk:
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
b. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya; dan
c. Menetapkan penggunaan alat/instrumen pembayaran.
Mengatur dan mengawasi bank, dengan wewenang untuk:
a. Menetapkan peraturan;
b. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank;
18
23. c. Mengawasi bank, baik secara individual ataupun sebagai sistem
perbankan; dan
d. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2.2.4. Bank Indonesia
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan
nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan
nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama
tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank
Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau
tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Bank sentral umumnya memiliki tiga tujuan dan fungsi yakni :
1) Memelihara stabilitas harga, tugas pokok pada regim moneter dalam operasi
mata uang, misalnya standar emas, penetapan nilai tukar mata uang atau target
inflasi.
2) Memelihara stabilitas sistem keuangan dan mengambil pengembangan system
keuangan lebih luas
3) Mendukung kebutuhan anggaran pemerintah ketika krisis tetapi dalam kondisi
normal mencegah penyalahgunaan keuangan negara. Dimasa lalu hal ini dapat
diartikan untuk mencegah penyalahgunaan penyalahaangunaan pajak inflasi.
Dimasa depan hal ini dilibatkan pula untuk mencegah penyalahgunaan pajak bank.
19
24. 2.2.5. Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI No. KEP-38/MK/IV/1972, pengertian Lembaga Keuangan
Bukan Bank adalah semua lembaga/ badan yang melakukan aktivitas keuangan
baik secara langsung maupun tidak langsung menghimpun dana dari masyarakata
dengan menerbitkan surat-surat berharga dan menyalurkan dana tersebut untuk
membiayai investasi di berbagai perusahaan.
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) punya peranan yang penting
dalam perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Dengan adanya LKBB,
maka konsumsi domestik bergerak maju dan mendorong laju perekonomian.
Fungsi dan Tujuan Lembaga Keuangan Non Bank :
Menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan surat-surat
berharga, lalu menyalurkan kembali dana tersebut untuk membiayai
permodalan bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
Membantu pemerintah dalam upaya pembangunan di berbagai bidang,
khususnya di bidang ekonomi dan keuangan.
Membantu mendorong pembangunan industri dan ekonomi melalui pasar
modal.
Menyediakan bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat agar
tidak terjebak dalam hutang dengan bunga tinggi yang diterapkan oleh
rentenir.
Membantu menstimulasi penyertaan modal swasta serta memperluas
sumber-sumber pembiayaan bagi kegiatan usaha.
Macam-Macam Lembaga Keuangan Non Bank :
Jika disebutkan semua, maka akan banyak sekali lembaga keuangan bukan
Bank yang ada di Indonesia. Namun, secara garis besar ada 7 LKBB yang sering
kita temui, diantaranya:
20
25. 1) Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah Lembaga Keuangan Non Bank yang
menghimpun dana dari setiap anggota lalu menyalurkannya kembali kepada
anggota maupun non-anggota. Sumber pemasukan koperasi berasal dari
anggota dan juga pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.
Tujuan utama dari koperasi simpan pinjam adalah untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan juga masyarakat pada
umumnya. Beberapa contoh koperasi ini misalnya Koperasi Unit Desa
(KUD), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Pasar.
2) Perum Pegadaian
Perusahaan Umum Pegadaian adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang melaksanakan kegiatan penyaluran kredit kepada
masyarakat. Dasar hukum yang digunakan adalah hukum gadai sehingga
masyarakat terhindar dari bunga yang terlalu tinggi. Pegadaian cukup
populer digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah karena
biasanya prosesnya cenderung lebih mudah. Adapun beberapa produk
layanan dari Perum Pegadaian diantaranya adalah:
Gadai konvensional
Gadai syariah
Gadai emas
Jasa taksiran dan sertifikasi logam mulia
Jasa penitipan barang berharga
3) Perusahaan Leasing
Perusahaan Leasing atau Multifinance adalah LKBB yang
memberikan layanan pembiayaan dengan sistem kontrak sewa yang
digabungkan dengan pembelian secara angsuran kepada perusahaan
maupun perorangan.
Adapun beberapa perusahaan leasing yang cukup populer di
Indonesia diantaranya adalah:
PT. BCA Finance
21
26. PT. BFI Finance
PT. Summit Oto Finance
PT. Indomobil Finance Indonesia
PT. Astra Credit Companies (ACC)
PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
PT. Federal International Finance (FIF)
4) Pasar Modal
Pasar modal adalah Lembaga Keuangan Bukan Bank yang
memperdagangkan surat-surat berharga seperti saham, equitas, surat
pengakuan hutang, obligasi, dan surat berharga lainnya yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal kita kenal juga
dengan Bursa Efek. Di Indonesia, pasar modal diberi nama Bursa Efek
Indonesia yang berlokasi di sekitar SCBD Sudirman, Jakarta.
5) Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah Lembaga Keuangan Bukan Bank yang
menghimpun dana dengan cara menarik premi setiap bulannya selama masa
kontrak sesuai dengan perjanjian masing-masing pihak dan dijelaskan
dalam polis asuransi.
Tujuan dari asuransi ini adalah untuk mengendalikan keuangan
seseorang tetap terjaga ketika terjadi risiko yang membutuhkan biaya.
Adapun beberapa jenis asuransi adalah:
Asuransi kesehatan
Asuransi jiwa
Asuransi pendidikan
Asuransi kendaraan
Asuransi kepemilikan rumah dan properti
Asuransi bisnis
22
27. 6) Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan modal ventura adalah Lembaga Keuangan Non Bank yang
menyediakan permodalan kepada perusahaan yang memiliki prospek bisnis
yang menjanjikan dengan kegiatan beresiko tinggi dan membutuhkan modal
besar. Bentuk pembiayaan yang ditawarkan oleh perusahaan modal ventura
adalah Obligasi hingga pinjaman yang sifatnya khusus dengan syarat
pengembalian tertentu yang disepakati kedua pihak
7) Perusahaan Dana Pensiun
Perusahaan Dana Pensiun adalah badan usaha LKBB yang
menyediakan layanan jaminan masa tua, yaitu dengan cara menghimpun
dana yang dipotong dari gaji karyawan setiap bulannya. Dana tersebut akan
diserahkan kepada masyarakat ketika sudah pensiun atau tidak bekerja lagi.
Tujuan dari asuransi ini adalah untuk mengendalikan keuangan seseorang
tetap terjaga ketika terjadi risiko yang membutuhkan biaya. Adapun
beberapa jenis asuransi adalah:
Asuransi kesehatan
Asuransi jiwa
Asuransi bisnis
Asuransi kendaraan
Asuransi kepemilikan rumah dan properti
Asuransi pendidikan
2.3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga independen yang
bebas dari campur tangan pihak atau lembaga lain. Lembaga ini memiliki fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK
didirikan atas UU Nomor 21 Tahun 2011 dengan fungsi untuk menyelenggarakan
sistem pengatuan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan sektor
jasa keuangan. Dengan dibentuknya OJK< OJK menggantikan peran Bapepam-LK
dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, serta
23
28. menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta
melindungi konsumen jasa keuangan.
2.3.1. Visi Misi OJK
Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan
mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional
yang berdaya saing global, serta dapat memajukan kesejahteraan umum.
Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabik;
Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2.3.2. Tujuan, Fungsi, dan Tugas OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan:
Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil, dan
Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor jasa keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar
modal, dan sektor IKNB.
24
29. 2.3.3. Nilai-Nilai OJK
Nilai strategis Otoritas Jasa Keuangan adalah:
Integritas
Integritas adalah bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik
dan kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.
Profesionalisme
Profesionalisme adalah bekerja dengan penuh tanggung jawab berdaarkan
kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
Sinergi
Sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
Inklusif
Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan
serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri
keuangan.
Visioner
Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat ke depan
(forward looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (out of the box
thinking).
2.3.4. Wewenang OJK
Terkait khusus pengawasan dan pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang
meliputi:
Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia,
merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
25
30. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi;
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan
kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debiturl pengujian kredit; dan
standar akuntansi bank;
Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti-
pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan terorisem dan kejahatan
perbankan; serta pemeriksaan bank.
Terkait pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:
Menetapkan peraturan dna keputusan OJK;
Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertetntu;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
lembaga jasa keuangan;
Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor keuangan
Terkait pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:
Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan;
Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif;
26
31. Melalukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen
dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau
penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak
tertentu;
Melakukan penunjukan pengelola statuter;
Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan
Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan,
efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan
melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan
pembubaran dan penetapan lain.
2.3.4. Asas-Asas OJK
Asas indepedensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan
pelaksaanaan fungsi, tugas, wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggaraan OJL
Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan
umum
Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatid
tentang penyelenggaraan OJK, dengna tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
27
32. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang OJK dengan tetap berlandaskan pada
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral
dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan
OJK; dan
Asas akuntabilitas, yakni asas yang menetukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik
2.4. Lembaga Keuangan Informal
Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi
lembaga keuangan namun tidak berlandaskan kekuatan hukum (Nugroho: 2011).
Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia antara lain
riba dan ijon. Usaha riba adalah usaha memberi kredit dengan mengenakan bunga
yang sangat tinggi, sehingga sering disebut rentenir. Praktik ijon terjadi di kalangan
petani, di mana pemodal memberikan dana kepada petani, dengan syarat hasilnya
nantinya harus dijual kepada pemodal. Yang menjadi persoalan dalam praktik ijon
adalah seringkali harga jual hasil petani sangat rendah dibanding harga pasar yang
berlaku.
Di satu sisi, keberadaan lembaga keuangan informal ini amat menolong,
karena menjangkau kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses ke lembaga
keuangan formal (Sirait: 2005). Di sisi lain, biaya modal yang dibebankan kepada
peminjam sanat tinggi. Misalnya, jika melalui perbankan dapat memperoleh kredit
dengan bunga sekitar dua sampai tiga persen per bulan, melalui riba beban bunga
yang dipinjamkan lebih besar dari lima persen per bulan. Sebenarnya ada juga
lembaga keuangan informal yang tidak menjerat namun umumnya kurang
ekonomis untuk digunakan sebagai sumber dana usaha, yaitu lembaga arisan.
28
33. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Atas dasar uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa uang adalah
suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah dalam berbagai transaksi dan berlaku di dalam wilayah
tertentu. Uang merupakan pemenuh dari kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia.
Dahulu, manusia memerlukan barang buatan orang lain, untuk memenuhi
kebutuhan ini mereka melakukan barter (tukar menukar barang). Ternyata barter
dirasakan memiliki kelemahan, yaitu barang yang ditukarkan tidak bisa dipecah-
pecah untuk dapat ditukarkan dengan beberapa yang dibutuhkannya. Oleh karena
itu, masyarakat mencari inisiatif untuk mencari dan menetapkan alat perantara tukar
menukar yang dapat diterima dan ditukarkan kepada siapapun.
Syarat dari uang itu sendiri adalah diterima secara umum, mudah disimpan,
mudah dibawa, tahan lama, mudah dibagi, ada jaminan dari pemerintah, nilainya
stabil, kualitasnya cenderung sama, tidak mudah dipalsukan, dan juga ada kuantitas
yang berkelanjutan. Selain itu, uang memiliki fungsi diantaranya ada fungsi asli
uang yaitu sebagai alat tukar, dan sebagai satuan hitung. Dan fungsi turunan, yaitu
sebagai penunjuk harga, sebagai alat pembayaran, sebagai alat penyimpan
kekayaan, sebagai pendorong kegiatan ekonomi, sebagai pembentuk atau pemindah
kekayaan, sebagai standar pembayaran utang, dan sebagai alat pencipta kesempatan
kerja. Adapun jenis-jenis uang antara lain uang kartal, yang terdiri dari uang kertas
dan uang logam, uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan
masyarakat, serta uang kuasi adalah surat berharga yang dapat dijadikan sebagai
alat pembayaran.
Sebagai tempat untuk menyimpan uang, kita membutuhkan sebuah tempat
yang bisa menyimpannya dengan aman karena di lihat dengan kegunannya bahwa
uang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bank adalah suatu
29
34. lembaga keuangan yang merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang,
pemberi atau penyalur kredit, dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran.
Tujuan Perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional 35ea rah peningkatan kesejahteraan rakyat. Fungsi bank adalah
untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada
masyarakat. Peran bank sebenarnya untuk mengatur sirkulasi dana masyarakat dan
memastikan kelancarannya. Produk yang dikeluarkan oleh bank terdiri dari giro,
tabungan, dan deposito. Jenis dari bank ada bank umum, bank sentral, dan juga
bank perkreditan rakyat.
3.2 Saran
Berdasarkan materi makalah “uang dan bank” kami selaku penyusun dari
makalah ini menyarankan agar para pembaca memperhatikan poin-poin penting
tentang uang dan bank. Kita semua tahu bahwa uang merupakan hal yang sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jika tidak ada uang maka kita tidak
bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Hal yang sama berlaku juga dengan bank
karena bank merupakan tempat untuk menaruh uang tersebut. Bisa dibayangkan
jika di dunia ini bank tidak ada. Kita akan sangat bingung untuk bisa menaruh uang
tersebut. Oleh karena itu, adanya makalah ini diharapkan bisa menjadi penambah
pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami lebih dalam tentang uang dan
bank.
30
35. DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng. 2007. Membina Kompetensi Ekonomi. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Bank Indonesia. Fungsi Bank Indonesia. https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-
bi/tujuan/Contents/Default.aspx diakses pada tanggal 21 Mei 2020.
Bank Indonesia. Perkembangan Uang Beredar.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/perkembangan/Default.aspx diakses pada
tanggal 18 Mei 2020.
Bitar. Lembaga Keuangan: Pengertian, Manfaat, Fungsi, dan Jenis Beserta
contohnya Secara Lengkap. https://www.gurupendidikan.co.id/lembaga-
keuangan/ diakses pada tanggal 18 Mei 2020.
Haryadi, Sigit. 2015. Ekonomis, Bisnis, Regulasi & Kebijakan Telekomunikasi.
Bandung: ITB.
Julo. Cari Tahu Lebih dalam Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
http://julo.co.id/blog/cari-tahu-lebih-dalam-tentang-otoritas-jasa-
keuangan-ojk/ diakses pada tanggal 23 Mei 2020.
Maxmanroe.com. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB): Pengertian, Fungsi,
dan Tujuannya. https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/lembaga-
keuangan-bukan-bank.html diakses pada tanggal 21 Mei 2020.
Otoritas Jasa Keuangan. Nilai-Nilai. https://www.ojk.go.id/id/tentang-
ojk/Pages/Nilai-Nilai.aspx diakses pada tanggal 23 Mei 2020.
Pracoyo, Tri Kunawangsih, dkk. 2005. Aspek Dasar Ekonomi Makro Di Indonesia.
Jakarta: Grasindo.
Quipper Blog. Bank Sentral Ekonomi Kelas 10 - Pengertian, Fungsi, dan Tugasnya.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/bank-sentral-ekonomi-
kelas-10/ diakses pada tanggal 18 Mei 2020.
31
36. Rahardja, Pratama & Manurung, Mandala. 2019. Teori Ekonomi Makro: Suatu
Pengantar. Edisi ke: 5. Jakarta: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.
Ramadhani, Niko. Lembaga Keuangan: Pengertian, Manfaat, Fungsi, dan Jenis.
https://www.akseleran.co.id/blog/lembaga-keuangan/ diakses pada tanggal 18
Mei 2020.
Ridwan, Ardi Surya Satria dan Apriani Dorkas Rambu Atahau. Relationship
Lending di Pasar Kutoarjo: Menguak Eksistensi Rentenir
https://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/M02075 diakses pada tanggal
23 Mei 2020.
Solikin. 2002. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam
Perekonomian. Jakarta: PPSK BI.
Sugi. Pengertian Lembaga Keuangan Bank dan Jenisnya.
https://cpssoft.com/blog/akuntansi/pengertian-lembaga-keuangan-bank-dan-
jenisnya/ diakses pada tanggal 18 Mei 2020.
Tokopedia Kamus Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan.
https://kamus.tokopedia.com/o/otoritas-jasa-keuangan/ diakses pada
tanggal 23 Mei 2020.
Widjajanta, Bambang dkk. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung: Citra
Praya.
32