Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 1 8
1. MAKALAH
“RESUME MATERI DARI BAB 1 – BAB 8”
Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dalam mata kuliah MANAJEMEN
KEUANGAN I dari dosen Bpk. Ade Fauji, SE, MM
DISUSUN OLEH:
IRMA YUNINGSIH (11011700551)
2S-MA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang diberikan kepada penyusun sehingga Makalah Manajemen
Keuangan I Ini dapat terselesaikan dengan baik tak lupa, penyusun ucapkan
terimakasih atas dukungan rekan rekan semua, Dan juga kami berterima kasih kepada
Bpk. Bpk. Ade Fauji, SE, MM, selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan I yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. makalah ini disusun untuk membantu didalam
mengetahui yang secara khusus menjelaskan tentang “Resume Materi Bab 1 – Bab 7”
Penyusun mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang diperbuat baik
sengaja maupun tidak sengaja dan mengharapakan kritik dan saran demi
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal
mungkin.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan makalah
ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari semua
pihak yang membantu.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih dan berharap semoga makalah
ini dan manfaat bagi kita semua yang membacanya. Semoga Allah Swt. Memberikan
petunjuk serta rahmat-nya kepada kita semua.
Wasaalamualaikum Wr. Wb.
Serang, 02 April 2018
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar .................................................................................................i
Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 BAB I .................................................................................... 3
2.2 BAB II.................................................................................... 7
2.3 BAB III ................................................................................. 11
2.4 BAB IV ................................................................................. 15
2.5 BAB V................................................................................... 19
2.6 BAB VI ................................................................................. 22
2.7 BAB VII................................................................................ 26
PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................. 29
Saran............................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen kauangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang
brsangkutan dangan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya
minimal dan syarat-syarat yang paing menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Manajemen Keuagan membicarakan teori keuangan yang pada dasarnya dapat
dilakukan baik oleh individu. Teori keuangan menjelaskan mengapa suatu
fenomena dibidang keuangan bisa terjadi, dan mengapa keputusan keuangan
perlu diambil dalam menghadapi persoalan keuangan.
Manajemen keuangan sendiri sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efesiensi berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal.
Pemahaman teori keuangan akan dimudahkan bagi kita untuk memahami
berbagai masalah keuangan yang mungkuin kita hadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Seorang manajer keuangan harus dapat memahami dasar-dasar dari
manajemen keuangan.
Manajemen keuangan terus berubah dengan pesat. Berbagai macam kemajuan
telah terjadi tidak hanya dalam teori manajemen keuangan, tetapi juga dalam
praktiknya didunia nyata. Salah satu hasilnya bagi dunia manajemen keuangan
adalah adanya perhatian sangat khusus yang lebih.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Membahas tentang Bab I?
2. Membahas tentang Bab II?
3. Membahas tentang Bab III?
4. Membahas tentang Bab IV?
5. 2
5. Membahas tentang Bab V?
6. Membahas tentang Bab VI?
7. Membahas tentang Bab VII?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Isi dari Bab I
2. Untuk mengetahui Isi dari Bab II
3. Untuk mengetahui Isi dari Bab III
4. Untuk mengetahui Isi dari Bab IV
5. Untuk mengetahui Isi dari Bab V
6. Untuk mengetahui Isi dari Bab VI
7. Untuk mengetahui Isi dari Bab VII
6. 3
BAB I
BURSA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, DAN SUKU BUNGA
1.1 Pengertian Bursa (Pasar) Keuangan
Bursa (pasar) keuangan mempertemukan calon peminjam dan mereka mempunyai
dana berlebih untuk dipinjamkan. Ada berbagai jenis bursa keungan di Negara-negara
maju, dan setiap jenis terdiri dari banyak lembaga, antara lain sebagai berikut:
1. Pasar aktiva fisik, yakni tempat jual beli produk sepert sandang, pangan, peralatan,
dan perkakas. Bursa keuangan berurusan dengan saham, obligasi, promes, hipotik,
2. Pasar “saat ini” dan pasar berjangka (spot and futures market) mengacu pada saat
penyerahan.
3. Pasar uang (money markets) dan pasar modal (capital markets) keduanya
merupakan bursa keuangan, Pasar uang adalah bursa untuk sekuritas utang dengan
jatuh tempo kurang dari setahun. Pasar modal adalah bursa utang jangka panjang dan
saham perseroan
4. Bursa hipotik bersangku-paut dengan pinjaman untuk real estate hunian, komersial,
dan industri, dan tanah pertanian atau perkebunan.
5. Juga terdapat pasar dunia, nasinal, regional, dan lokal. Artinya, berdasarkan ukuran
danjangkauan opersi perusahaan, dapat ditentukan pada tingkat pasar mana ia bisa
memperoleh pinjaman.
6. Pasar perdana adalah bursa tempat perseroan pertama sekali menerbitkan / menjual
saham baru untuk menambah modalnya (emisi).
1.2 Lembaga Keuangan
1. Transfer langsung atas uang dan sekuritas, terjadi apabila perusahaan menjual
saham atau obligasinya langsung kepada penabung tanpa melalui perantara keuangan.
2. Transfer juga bisa terlaksana melalui bank investasi yang berperan sebagai
perantara dan membantu uapaya penerbitan sekuritas.
3. Transfer juga dapat terlaksana melalui perantar keuangan (financial intermediary)
seperti bank atau usaha pembiayaan bersama.
7. 4
Bank investasi adalah lembaga keuangan yang menjamindan mendistribusikan
sekuritas baru serta membantu perusahaan untuk memperoleh modal.
Perantara keuangan adalah lembaga keuangan yang berspealisasi untuk memperlancar
transfer dana dari penabung kepada mereka yang membutuhkannya.
1.3 Pengertian Suku Bunga dan Teori Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai
sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau harga dari meminjam
uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas jasa
bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan
harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: jasa.
2. Bunga Pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank. Contoh: bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan
bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima nasabah.
Baik bunga simpanan maupun bunga bunga pinjaman masing-masing saling
mempengaruhi satu sama lainnya.
Teori Tingkat Suku Bunga
a. Teori Klasik
Teori bunga aliran klasik dinamakan “The Pure Theory of Interest”. Menurut teori ini,
tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan
modal. Jadi modal telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan modal.
Sama seperti harga barang-barang dan jasa , tinggi rendahnya ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan
oleh permintaan dan penawaran modal.
8. 5
b. Teori Keynes
Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan “Liqudity Preference Theory of
Interest”. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh preference dan suplly of
money. Liquidity preference adalah keinginan memegang atau menahan uang
didasarkan tiga alasan yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan motif spekulasi.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan yaitu, seberapa besar
kebutuhan dana yang diinginkan.
2. Target Laba yang Diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga
pinjaman.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga. Semakin likuid jaminan (mudah
dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
demikian sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman, bank tidak boleh
mlebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya ada batasan
maksimal dan ada batasan minimal.untuk suku bunga yang diizinkan.
5. Jangka Waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, faktor jangka waktu sangat
menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka semakin tinggi
bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet dimasa
mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka waktu pendek, maka
bunganya relatif rendah.
9. 6
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga
pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tungkata suku bunga yang akan dibebankan nantinya.
7. Produk yang Kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya pinjaman. Kompetitif
maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laku di pasaran. Untuk produk yang
kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan
produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat
perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan factor kepercayaan kepada seseorang atau
lembaga. Dalam prakteknya, bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah uatam
(primer) dan nasabah biasa (sekunder).
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara maka tingkat
persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus
bersaing ketat dengan bank lainnya.
10. 7
BAB II
NILAI WAKTU UANG
2.1 Pengertian nilai waktu dari uang
Nilai waktu dari uang konsep yang memperhatikan waktu dalam menghitung nilai
uang. Artinya, Nilai uang saat ini (present value) akan berbeda dengannilai uang
tersebut di waktu yang akan datang (future value) karena adanya faktor bunga.
Sebagai contoh : nilai uang Rp. 1000, yang dimiliki saat ini berbeda dengan nilai uang
Rp.1000 yang dimilikin 5 tahun lagi. Nilai uang Rp. 1000 saat sekarang (present
value) dinilai lebih tinggi daripada nilai uang tersebut di waktu yang akan datang
(future value).
2.2 Teknik Perhitungan Konsep Nilai Uang
Cara mengetahui teknik perhitungan sederhana dan variasinya, yaitu menentukan nilai
masa depan dari sejumlah uang saat ini; nilai saat ini dari sejumlah uang masa depan;
nilai masa depan suatu anuitas (sejumlah uang yang konstan secara berkala);nilai saat
ini suatu anuitas; nilai masa depan dan nilai saat ini dengan periode berganda; nilai
masa depan dan nilai saat ini dengan tak terhingga; tingkat keuntungan yang
diinginkan atau tingkat bunga.
1. Konsep Future Value
Bunga berganda (compound interest) atau sering disebut bunga majemuk
menunjukkan bahwa bunga suatu pokok pinjaman (atau simpanan) juga akan
dikenakan bunga pada periode selanjutnya. Jika tingkat bunga tersebut diberlakukan,
maka future value (nilai yang akan datang) adalah jumlah dari nilai awal (Vo)
tumbuh setelah 1 tahun.
Nilai masa yang akan datang satu tahun kemudian tersebut dengan mudah dapat
dihitung sebagai berikut:
V1 = V0 + V0 r
V1 = V0 ( V0 r)
V1 = 10.000 (1+0,10) = 11.000
Pada akhir tahun ke-2 , nilai investasi tersebut menjadi sebesar Rp. 12.100,00.
V2 = V1 (1+r)
11. 8
V2 = V11.000 (1+0,10) = 12.100
Nilai tahun ke-2 tersebut dapat dihitung dengan rumus lain, yaitu
V2 = V0 + V0 r + (V0 + V0 r) r
= V0 (1+2r+r2)
= V0 (1+r2)
V2 = 10.000 (1+0,10)2 = 12.100
Dengan demikian, untuk untuk menghubungkan nilai masa yang akan datang dengan
nilai sekarang dapat dibentuk rumus singkat sebagai berikut:
Vt = V0 (1+r)t.
Bila dibuat tabel sampai tahun Rp.10.000,00 dengan bunga majemuk 10% per tahun
akan tampak pada tabel berikut:
Tahun Nilai awal Bunga Nilai akhir
1 10.000 1.000 11.000
2 11.000 1.100 12.000
3 12.000 1.200 13.310
4 13.310 1.310 14.641
5 14.641 1.464 16.105
Jika t dalam (1+r)t terlalu besar, maka akan lebih mudah perhitungannya denga
menggunakan tabel dengan rumus (1+r)t = FIVFt,r (perhitungan FV atau PV dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus biasa atau meggunakan tabel). Jika
menggunakan tabel FIVF, maka rumusnya menjadi sebagai berikut:
FVt = V0 X FIVFt,r
Keterangan:
FVt = Future Value, nilai yang akan datang pada tahun ke-t
V0 = Nilai pada tahun ke-0 (saat ini)
FVIF = Future Value Interest factor
t = Jumlah periode
R = Tingkat bunga, atau tingkat keuntungan.
Berikut ini adalah contoh penggunaan tabel FIFV t,r = (1+r)t dengan t = 2 dan r 10%.
Nilai FIFV2,10 dapat dilihat dalam tabel pada kelompok tingkat bunga 10%, urutan
kebawah tahun ke-2, ditemukan angka 1,2100.
12. 9
2. Konsep Present Value
Konsep compound value pada bagian sebelumnya bertujuan untuk menghitung jumlah
uang pada akhir periode diwaktu mendatang, sedangkan discount valuesebaliknya
dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada awal periode.
Perhitungan dengan cara pendiskontoan merupakan kebalikan dari cara
pemajemukan, yaitu PVIFt,r = 1/FIFVt,r.
V0 = PV = Vt / (1+r)r
Jika digunakan tabel PVIF, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
PV0 = Vt X PVIFt,r
Keterangan :
PV0 = Present Value, nilai sekarang pada tahun ke-0
Vt = Nilai masa yang akan datang pada tahun ke-t
PVIF = Present Value Interest Factor
Present value ( nilai sekarang ) merupakan jumlah yang jika dimiliki sekarang dan
diinvestasikan pada tingkat bunga tertentu r%, maka akan sama dengan penerimaan
yang akan datang pada tanggal jatuh tempo.
Contoh Misalnya Anda akan menerima pada akhir tahun ke-4 yang akan datang
uang sejumlah Rp. 1.262.000,00. Berapakah besarnya nilai sekarang uang tersebut
bila r = 6 % ?
Dengan rumus di atas maka dapat di hitung nilai sekarang uang tersebut, yaitu sebesar
Rp 1.000.000, dengan perhitungan sebagai berikut :
PV = V4 x ( PVIF 4,6 )
= 1.262.000 x 0,792
= 1.000.000
3. Konsep Future Value Annuity
Anuitas didefinisikan sebagai suatu pembayaran berkala (atau seri penerimaan ) dari
suatu jumlah yang tetap selama waktu tertentu. Pembayaran tersebut dapat dilakukan
pada setiap akhir periode ( tahun ) atau dapat juga setiap awal periode. Bila di bayar
pada awal periode, maka disebut anuitas due. FVA (future value annuity ) dinyatakan
dengan rumus FVAt = A x (( 1 + r)t -1)/r. Jika menggunakan tabel, maka rumus FVA
adalah sebagai berikut :
FVAt = A x FVIFAt,r
13. 10
Contoh Misalnya seorang debitur melunasi angsuran hutangnya sebesar rp 10 juta tiap
tahun selama 3 kali pembayaran. Bila tingkat bunga pinjaman 10 %, berapakah
jumlahnya pada akhir tahun ke-3 ?
FV = 10.000 ( 1+0,1)0 + 10.000 (1+0,1)1 + 10.000 ( 1 + 0,1)2
= 33.100
Hasil perhitungan dengan FV tersebut akan sama bila menggunakan cara yang
lebih singkat dengan tabel FVIFA ( t = 3 dan r = 10 % ), yaitu sebesar Rp 33,1 juta.
4. Konsep Present Value Annuity
Cara menghitung present value annuity ( PVA ) adalah kebalikan dari cara
menghitung FVA, yang dirumuskan sebagai berikut :
Contoh Misallnya Ella akan melakukan pembayaran SPP untuk rencana kuliahnya
selama tiga tahun mendatang sebesar Rp. 1.000.000 yang dibayarkan tiap akhir tahun.
Berapakah uang yang harus disediakan dari sekarang untuk kuliah selama tiga tahun
tersebut ?
Uang SPP yang harus disediakan Ella dari sekarang adalah Rp 2.486.800.000. Cara di
atas menggunakan rumus PV per tahun. Cara lainnya dapat menggunakan tabel
PVIFA dengan t=3 dan r = 10 %, yang akan diperoleh hasil yang sama.
PVA = A x (PVIFA3,10 )
= 1.000.000 x 2,4868
= 2.486.800
5. Konsep Perpetuity
Perpetuity merupakan seri penerimaan kas ( pembayaran kas ) dengan pola
tertentu dan berjangka waktu relatif tidak terhingga. Misalnya, seorang investor
membeli suatu sekuritas yang akan memberikan penghasilan sebesar A setiap tahun
sampai dengan tahun ( tak terhingga ). Jika tingkat keuntungan atau tingkat diskonto
yang relevan setiap tahunnnya adalah r, maka present value perpetuity ( PVP ) seri
tersebut adalah
Contoh Misalnya akan diterima arus kas sebesar Rp 1 juta setiap tahun selamanya
dengan tingkat diskonto sebesar 10 %. Nilai sekarang arus kas tersebut
adalah Rp.10juta dengan perhitungan sebagai berikut:
PVP = A/r
= 1 juta / 0,1
= 10 juta
14. 11
BAB III
ANALISIS DAN PERAMALAN KEUANGAN
3.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses dasar yang dipergunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan ruang lingkup pencapaiannya. Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas
integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi
sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi yang
bersangkutan.
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan
perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan dan
mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan. Dua aspek penting dalam
proses perencanaan keuanganadalah :
a. Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget kas
perusahaan.
b. Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam bentuk
laporan keuangan proforma.
Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga
dibutuhkan bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan
datang. Perencanaan keuangan berhubungan dengan masa depan yang penuh dengan
ketidak pastian. Kepala bagian finansial harus selalu
mengadakan forecasting (peramalan dan pengiraan) terhadap masa yang akan datang
tersebut dengan tepat, meliputi perencanaan finansial jangka panjang (long range
financial planning) dan perencanaan-perencanaan jangka pendek (short range
financial planning).
3.2 Bentuk Perencanaan Keuangan
Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap dapat diuraikan sebagai
berikut:
Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan Warren (1992:25),
neraca adalah: “Suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal pemilik perusahaan pada
tanggal tertentu yang biasanya pada tanggal terahir suatu bulan atau tahun”. Jadi
tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
15. 12
suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya
pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender, sehingga neraca sering
disebut balance sheet.
Kegunaan dari neraca menurut Kieso dan Weygandt (1995:252) adalah untuk:
1. Perhitungan tingkat pengembalian.
2. Pengevaluasian struktur modal perusahaan
3. Penilaian likuiditas dan fleksibilitas dari keuangan tersebut.
Artinya bahwa untuk mengadakan pertimbangan tertentu atas resiko perusahaan dan
untuk menilai arus kas masa depan, seseorang harus menganalisa neraca dan
menentukan likuiditas perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Likuiditas
menggambarkan jumlah waktu yang diperlukan untuk berlalu sampai dari suatu harta
direalisasikan atau sebaliknya dikonversi menjadi uang kas dan sampai suatu hutang
harus dibayarkan. Pada dasarnya fleksibilitas keuangan adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk mengambil tindakan efektif guna mengubah jumlah dan waktu arus
kas sehingga ia dapat tanggap terhadap kebutuhan dan peluang yang tidak terduga.
Beberapa keterbatasan neraca menurut Smith dan Skousen (1993:151), adalah sebagai
berikut:
a. Para pemakai ekstern acap kali ingin mengetahui nilai perusahaan, pada dasarnya
neraca tidak mencerminkan nilai berjalan dari suatu perusahaan, akan tetapi sumber
daya dan kewajiban perusahaan disajikan dengan nilai historis berdasarkan transaksi
dan kejadian dimasa lalu.
b. Suatu masalah yang berkaitan dengan neraca adalah kestabilan nilai rupiah sebagai
satuan standar pengukur akuntansi. Karena adanya perubahan-perubahan harga umum
dalam ekonomi, rupiah tidak menunjukkan suatu daya beli yang konstan.
c. Keterbatasan lainnya dari neraca juga berkaitan dengan kebutuhan pembanding,
dimana perusahaan-perusahaan tidak mengklasifikasikan dan melaporkan pos-pos
yang serupa secara sama.
d. Neraca juga dianggap memiliki beberapa kelemahan dalam bidang lainnya,
terutama akibat masalah pengukuran beberapa sumber daya dan kewajiban tidak
dilaporkan pada neraca.
Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang pendapatan/ hasil
usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. Menurut Keiso dan Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi
16. 13
adalah: “Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu
periode waktu tertentu.” Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa alasan,
alasan utamanya adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam meramalkan
jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan. Ramalan yang akurat
akan arus kas masa depan membantu investor untuk menilai ekonomi perusahaan dan
kreditur sehingga dapat menentukan profitabilitas dari pembayaran kembali sahamnya
terhadap perusahaan.
Perhitungan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan untuk meramalkan arus
kas masa depan dalam beberapa cara yang berbeda (Keiso dan Waygandt, 1995:179)
a. Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi pada perhitungan laba rugi
untuk mengevaluasi prestasi masa lalu perusahaan. Keberhasilan pada masa yang
akan datang kecenderungan penting dapat ditentukan. Artinya jika suatu korelasi
antara prestsi masa lalu dan masa depan dapat diasumsikan, maka prediksi atas arus
kas masa depan dapat dibuat dengan kenyakinan tertentu.
b. Perhitungan laba rugi membantu pemakai menentukan resiko (tingkat
ketidakpastian) dari tidak mencapai arus kas tertentu. Informasi mengenai berbagai
komponen laba pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian menyoroti hubungan di
antara berbagai komponen ini. Komponen ini memungkinkan seseorang, misalnya
untuk menilai secara lebih baik perubahan dalam permintaan akan produk suatu
perusahaan terhadap penetapan beban.
3.3 Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan sangat penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
khususnya di bidang produksi. Selain itu perusahaan dapat mengetahui aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan dikemudian hari seperti perencanaan dan penjadwalan
produksi dengan mempertimbangkan kapasitas pabrik atau perencanaan tenaga kerja.
Peramalan penjualan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang
akan datang melalui pengujian keadaan di masa lalu.
Peramalan (forecasting) penjualan merupakan alat bantu yang penting dalam
perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan
mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada
diluar kendali manajemen” (Yamit, 2000:36).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan masing-masing metode
peramalan, yaitu meliputi:
17. 14
a. Pengguna atau pelaku dan kecanggihan metode
Pengetahuan dan pengalaman pengguna dan pelaku peramalan sangat mementukan
keberhasilan metode peramalan, kadang-kadang metode yang sederhana dan mudah
dipahami dapat menghasilkan ramalan yang lebih baik.
b. Waktu peralaman dan sumber daya yang tersedia
Waktu yang tersedia untuk mengumpulkan data dan persiapan peramalan, yang
biasanya menggunakan dan memakan waktu serta biaya yang cukup besar.
c. Tujuan penggunaan dan karakteristik keputusan manajemen yang meliputi,
antara lain:
a) Akurasi hasil ramalan
b) Jangka waktu penggunaan hasil ramalan.
c) Jumlah item yang akan diramal
3.4 Metode Peramalan Keuangan
a. Metode rasio konstan (constant ratio method)
Metode rasio konstan (constant ratio method) merupakan suatu metode untuk
meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa mendatang, dengan
asumsi asumsi rasio-rasio keuangan tertentu akan tetap konstan (Brigham dan
Houston, 1999:120).
b. Metode regresi linier
Regresi adalah suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola
hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk
membuat ramalan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika nilai variabel lainna
(variabel independen) sudah ditentukan (Algifari, 1997 :112).
c. Metode prosentase penjualan.
Metode prosentase penjualan adalah metode untuk mengembangkan laporan laba
rugi proformayang menyatakan harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya
bungan sebagai prosentase dari penjualan yang sudah diproyeksikan (Sundjaja dan
Barlian, 2003:173).
Metode ini meramal aktiva dan pasiva untuk periode mendatang sebagai prosentase
dari ramalan penjualan. Prosentase yang dipergunakan bisa diambil dari laporan
keuangan yang terbaru dari penjualan berjalan (current sales), atau dari perhitungan
rata-rata beberapa tahun, atau dari penilaian analis, atau dari kombibasi sumber-
sumber tersebut.
18. 15
BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
4.1 Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Keuangan
Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan
aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga panda
penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut.
Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana keuangan
diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang
diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana
yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi.
4.2 Analisis titik impas
Analisis titik impas ( breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik
di mana penjualan akan menutup biaya.
Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat
impas dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan
keuntungan
Kegunaan titik impas :
1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi
seluruh biaya operasi yang dibedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang
berbeda-beda.
4.3 Unsur-unsur penting titik impas
1. Sifat biaya yang diasumsikan
Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan
menjadi dua kategori, yaitu:
Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek
tidak mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan.
Contoh: Gaji administratif, penyusutan, asuransi, sewa.
19. 16
Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah
karena perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung,
komisi penjualan.
2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya
Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat tajam
ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian naik lagi
bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini
dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap.
Untuk menggunakan model titk impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang
kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range
jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan efek
biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya tetap dan
biaya variabel.
3. total pendapatan dan volume output
Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per
unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat
operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
4.4 Metode perhitungan titik impas
1. Analisis uji coba
Contoh: Daftar penjualan, biaya dan keuntungan sebuah perusahaan
Q P TR VC/unit TVC TFC TC EBIT
(1) (2) (3)=(1)x(2) (4) (5)=(1)x(4) (6) (7)=(5)+(6) (8)=(3)-
(7)
10.000 $10 $100.000 $6 $60.000 $100.000 $160.000 $-60.000
15.000 10 150.000 6 90.000 100.000 190.000 -40.000
20.000 10 200.000 6 120.000 100.000 220.000 -20.000
25.000 10 250.000 6 150.000 100.000 250.000 0
30.000 10 300.000 6 180.000 100.000 280.000 20.000
35.000 10 350.000 6 210.000 100.000 310.000 40.000
Jadi titik impas berada pada unit penjualan (Q) = 25.000 unit dan TR = $250.000
20. 17
2. Analisis marjin kontribusi
Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per
unit. Marjin kontribusi mengacu pada biaya untuk menutupi biaya tetap.
Contoh: Harga jual per unit $ 10
Biaya variabel per unit ($ 6)
Marjin kontribusi/unit $ 4
Total biaya tetap satu tahun $100.000.
BEP = $100.000/$ 4
= 25.000 unit
3. Analisis aljabar
TR = P x Q
TC = F + (V x Q)
BEP tercapai apabila TR = TC
PQ = F + VQ
PQ – VQ = F
Q(P – V) = F
Q(BE) = F
(P – V)
TR = total revenue
TC = total cost
P = harga jual/unit
Q = kuantitas yang terjual
F = total biaya tetap
V = biaya variabel/unit
21. 18
4. Metode grafik
Contoh: PT ABC mengolah produk dengan biaya variabel per unit sebesar Rp
1.500,- sedangkan harga jual per unit Rp 2.500, dan biaya tetap sebesar Rp 1 milyar,
maka
Q (BE) = R 1.000.000.000(2.500-1.500)
= 1.000.000 unit
R (BE) = Rp 2.500 x 1.000.000 unit
= Rp 2.500.000.000,-
4.5 Keterbatasan dalam analisis titik impas
1. Asumsi dasar dari cost volume profit berhubungan secara linear dan
hal ini hanya berlaku di dalam kondisi di mana produksi hanya berjumlah
sedikit.
2. Kurva penjualan diasumsikan bergerak secara linear sesuai dengan
jumlah produksi. Hal ini berarti bahwa produksi dijual dengan asumsi harga
tetap.
3. Produksi dan paduan penjualan dilakukan dengan konstan. Bila
perusahaan ingin memproduksi lebih terhadap satu jenis barang atau
mengurangi jumlah produksinya, maka titik impas yang baru harus dicari.
4. Penghitungan titik impas secara matematis dan dengan grafik
merupakan analisis yang statis. Adanya perubahan di dalam biaya maupun
harga mengharuskan penghitungan titik impas dilakukan kembali.
Leverage Operasi
Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka
dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating
leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan
perubahan laba sebelum bunga dan pajak. Pengaruh perubahan volume penjualan
terhadap profitabilitas tersebut diukur dengan derajat leverage operasi (degree of
operating leverage /DOL), yaitu sebagai rasio persentase perubahan EBIT terhadap
persentase perubahan penjualan.
22. 19
BAB V
KEBIJAKAN MODAL KERJA
5.1 Pengertian Modal Kerja
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang
lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa
manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-
surat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau
uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan
pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang
usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja
merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
5.2 Konsep modal kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep
yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah
dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau
keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar
dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu
yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto
(gross working capital).
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa
menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net
working capital).
23. 20
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang
digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana
yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan
pada periode tersebut.
5.3 Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b. modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan,
modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
24. 21
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan
ekonomi yang mendadak).
5.4 Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
a. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada
saat terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus
akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi
dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.
5.5 Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan
dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap
sebauiknya dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan pada
umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu:
1) Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan
utang jangka pendek
2) Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka
pendek dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang
3) Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang
jangka panjang
25. 22
BAB VI
PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN
6.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang?
Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi perusahaan belum menerima
kas. Oleh karena itu, tujuan perusahaan menanamkan dananya pada
piutang antaralain :
Untuk meningkatkan penjualan.
Untuk meningkatkan laba.
Untuk menghadapi persaingan.
Tetapi dilain pihak, piutang juga menyebabkan peningkatan biaya yang berkaitan
dengan piutang.Biaya tersebut antara lain biaya kesempatan karena dana tetanam
dalam investasi piutang dan biaya piutang tidak terbayar. Kebijakan piutang yang baik
adalah kebijakan yg bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan dan resiko (kerugian)
dari piutang tersebut.. Pada akhirnya pembeli melunasi utangnya sehingga piutang
akan segera terbayar. Besarnya piutang dagang dagang tergantung dari penjualan
kredit per periode dan lamanya periode pengumpulan piutang.
A. Faktor yang mempengaruhi piutang
Faktor Eksternal
Besarnya piutang bervarisai dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dan dari satu
industri ke industri lainnya. Kenapa satu industri meempunyai tingkat piutang dan
persediaan yang lebih tinggi?
Beberapa kemungkinan jawabannya adalah:
1. Karakteristik produk dan proses produksi
2. Faktor kompetisi
3. Faktor musiman
26. 23
Faktor Internal
Faktor Internal juga akan menentukan besar kecilnya persediaan piutang. Sebagai
contoh, manajer keuangan mempunyai pilihan apakah akan melaksanakan kebijakan
kredit yang longgar (meningkatkan piutang) atau ketat (meminimumkan piutang).
Tentunya kebijakan piutang akan menciptakan trade off antar keuntungan dan
biaya(resiko).
B. Kebijakan piutang
Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer
keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan
keuntungan penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu
kredit, potongan kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari
piutang yang tidak dibayar.
1. Analisis Kuantitatif manfaat dan biaya
2. Analisis kuantitatif kebijakan kredit
Informasi diperoleh dari: Laporan Keuangan, Bank, Asosiasi Perdagangan,
Pengalaman Perusahaan, dan Informasi Lainnya
Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan dapat melakukan seperti cara-cara
yang umumnya dilakukan oleh bank ataupun perusahaan lain yaitu 5C dari calon
pelanggan antara lain:
a. Character
Meneliti dan memperhatikan sifat-sifat pribadi, cara-cara hidup dan status sosial dari
pemohon kredit. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan para pelanggan
untuk membayar.
b. Capacity
Meneliti kemampuan pemohon kredit dalam memperoleh penjualan ataupun
pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai pada masa lalu dan juga
keahlian yang dimiliki dalam bidang usahanya.
27. 24
c. Capital
Mengukur posisi keuangan perusahaan secara umum dengan memperhatikan modal
yang dimiliki perusahaan, juga perbandingan hutang dan modal.
d. Collateral
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dijadikan sebagai agunan atau jaminan
atas kredit yang diberikan.
e. Condition
Memperhatikan pengaruh langsung dari keadaan ekonomi pada umumnya terhadap
perusahaan yang bersangkutan terhadap kemampuan untuk memenuhi kewajibannya.
6.2 persedian : pengertian, biaya, manfaat
1. Pengertian
Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam
proses dan barang jadi. Persediaan menjadi sangat penting karena persedian
berhubungan dengan pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh tingkat persediaan :
1. Kualitas 5. Kapasitas berlebih
2. Rekayasa Produk 6. Kemampuan merespon pelanggan
3. Harga 7. Tenggang waktu
4. Lembur 8. Profitabilitas keseluruhan
Artinya : Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan
lain memiliki kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah
(persediaan tinggi biaya persediaan tinggi mempengaruhi laba).
2. Biaya yang berkaitan dengan persediaan :
Biaya Pemesanan / Ordering Cost : biaya untuk menempatkan dan
menerima pesanan. Contoh : Biaya pemrosesan pesanan , biaya asuransi untuk
pengiriman, biaya pembongkaran
28. 25
Biaya Persiapan atau penyetelan / Setup Cost : biaya untuk
menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi
produk atau komponen tertentu. Contoh : biaya uji coba produksi
Biaya Penyimpanan / Carrying Cost : biaya untuk menyimpan
persediaan. Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan biaya ruang
penyimpanan.
Biaya Habisnya Persediaan / Stockout Cost : Biaya yang terjadi karena
tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contoh : penjualan yang
hilang (baik saat ini maupun dimasa yad)
3. Manfaat persediaan
1. Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
2. Menyesuaikan dengan jadwal produksi
3. Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
4. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
5. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
6. Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
7. Komitmen terhadap pelanggan.
29. 26
BAB VII
PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
7.1 Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial
management)
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan
pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus
dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi
kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan.
7.2 Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous
financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan
dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban
yang masih harus dibayar
7.3 Tipe Pendanaan Jangka Pendek
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan
berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan).
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan
antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau
gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli
pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan.
pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar
Pendanaan Tidak Spontan Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk
memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu
untuk negosiasi atau perundingan secara formal.:
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90)
30. 27
hari tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke
investor. Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial
paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank.
Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan
untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa
meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas
pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan
yang mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu
menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga
memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan
piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini,
kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar,
piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan
barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama
dengan penjaminan piutang.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates)
Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
a. Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun
debitur membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan
demikian, tingkat bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
b. Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena
bunganya diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun,
31. 28
maka tingkat bunga efektifnya adalah: (Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
c. Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara
angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
7.4 Perencanaan keuangan jangka pendek
Merupakan salah satu cara melakukan persiapan finansial di masa dapan untuk
kebutuhan jangka pendek, seperti misalnya untuk ber- investasi jangka pendek dan
biaya sekolah anak.
Banyak orang yang memilih jalur asuransi sebagai perencanaan keuangan jangka
panjang. Dengan mengikuti polis asuransi mereka hanya perlu membayar iuran premi
bulanan untuk menjamin kerugian yang mungkin mereka alami di masa depan seperti
misalnya kerugian jiwa, kesehatan, masa tua, investasi dan sebagainya. Dalam
asuransi ini terdapat dua pihak yaitu pihak penanggung ( pihak asuransi ) dan pihak
tertanggung ( pihak yang nasabah asuransi ). Untuk menghitung berapa besar risiko
yang mungkin diterima oleh pihak penanggung, maka perlu memainkan ilmu aktuaria
untuk melindungi risiko dan memperkirakan klaim di kemudian hari dengan tepat.
Salah satu perencanaan keuangan lain untuk waktu yang relatif sebentar adalah
melakukan investasi jangka pendek atau perencanaan keuangan jangka pendek.
32. 29
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat menarik kesimpulan bahwa:
Bursa (pasar) keuangan mempertemukan calon peminjam dan mereka
mempunyai dana berlebih untuk dipinjamkan
Nilai waktu dari uang konsep yang memperhatikan waktu dalam
menghitung nilai uang. Artinya, Nilai uang saat ini (present value) akan
berbeda dengannilai uang tersebut di waktu yang akan datang (future value)
karena adanya faktor bunga.
Perencanaan adalah suatu proses dasar yang dipergunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan ruang lingkup pencapaiannya. Suatu perencanaan
adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh organisasi yang bersangkutan.
Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana
keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau
untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai
perubahan dalam lingkungan operasi.
modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi
yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan
bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal
kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat
berharga (efek), piutang, dan persediaan.
SARAN
Dari penjelasan yang telah kami paparkan sebelumnya terdapat sebuah
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun untuk meningkatkan
pemaparan di atas untuk menunjang sebuah peningkatan dari materi maupun
penerapannya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pemakalah dan teman-
teman dalam memahami Manajemen keuangan I dan pengaplikasiannya.
Pemakalah berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca.