Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai manajemen keuangan, nilai waktu uang, penilaian saham dan obligasi. Secara singkat, manajemen keuangan adalah aktivitas perencanaan, penganggaran, pengelolaan, dan pengendalian dana perusahaan. Nilai waktu uang menunjukkan bahwa nilai uang berubah seiring berjalannya waktu. Penilaian saham dan obligasi dilakukan untuk menentukan tingkat pengembalian yang sesuai.
1. RESUME DAN JAWABAN UTS
MANAJEMEN KEUANGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keuangan
Oleh :
Nama : Dudi Mulya Tasdik
Nim : 11011700755
Kelas : 2S-MA
Ruangan/Hari : B1.1/Minggu
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018
2. 1 TINJAUAN MENYELURUH MANAJEMEN KEUANGAN DAN BURSA
KEUANGAN SERTA TEORI SUKU BUNGA
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh
suatu organisasi atau perusahaan.
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari
sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam
bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:
1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta
kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana
yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan
sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada
agar tidak terjadi penyimpangan.
8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi
keuangan perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi
3. Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Melakukan pengawasan atas biaya
2. Menetapkan kebijaksanaan harga
3. Meramalkan laba yang akan datang
4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja
B. TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan
demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi
mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar
dari tindakan yang tidak diinginkan.
C. SUKU BUNGA
suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase
dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan
jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga
dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran
harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
D. Pengertian Bursa (Pasar) Keuangan
Bursa keuangan mempertemukan calon peminjam dan mereka mempunyai dana berlebih
untuk dipinjamkan. Ada berbagai jenis bursa keungan di Negara-negara maju, dan setiap
jenis terdiri dari banyak lembaga, antara lain sebagai berikut:
1. Pasar aktiva fisik, yakni tempat jual beli produk sepert sandang, pangan, peralatan,
dan perkakas. Bursa keuangan berurusan dengan saham, obligasi, promes, hipotik,
dan klaim lain atas aktiva rill.
2. Pasar “saat ini” dan pasar berjangka (spot and futures market) mengacu pada saat
penyerahan. Spot market berarti bahwa “aktiva” yang diperdagangkan diserahkan
ditempat atau diserahkan dalam dua tiga hari kemudian sedangkan dalam fuures
4. market atau pasar berjangka penyerahan mungkin baru akan berlangsung beberapa
bulan kemudian.
3. Pasar uang (money markets) dan pasarmodal (capital markets) keduanya merupakan
bursa keuangan, tetapi jenis sekuritas serta janmgka waktu yang dikelola berbeda.
Pasar uangn adalah bursa untuk sekuritas utang dengan jatuh tempo kurang dari
setahun. Pasar modal adalah bursa utang jangka panjang dan saham perseroan.
4. Bursa hipotik bersangku-paut dengan pinjaman untuk real estate hunian, komersial,
dan industri, dan tanah pertanian atau perkebunan, sedangkan bursa kredit konsumen
berkaitan dengan pinjaman untuk mobil dan perkaks, pendidikan, hiburan, dan
sebagainya.
5. Juga terdapat pasar dunia, nasinal, regional, dan lokal. Artinya, berdasarkan ukuran
dan jangkauan opersi perusahaan, dapat ditentukan pada tingkat pasar mana ia bisa
memperoleh pinjaman. Makin besar ukurannya dan makin luas jangkauannya, makin
mampu ia merambah pasar dunia.
6. Pasar perdana adalah bursa tempat perseroan pertama sekali menerbitkan / menjual
saham baru untuk menambah modalnya (emisi). Pasar sekunder adalah bursa tempat
sekuritas dan aktiva keuangan lainnya diperdagangkan oleh para investor setelah
diterbitkan melalui pasar perdana.
Lembaga Keuangan
Transfer modal dari para penabung kepada mereka yang membutuhkannya
berlangsung melali tiga jalur:
1. Transfer langsung atas uang dan sekuritas, terjadi apabila perusahaan menjual
saham atau obligasinya langsung kepada penabung tanpa melalui perantara
keuangan. Perusahaan menyerahkan sekuritasnya kepada penabung dan
sebaliknya menerima uang yang diterimanya.
2. Transfer juga bisa terlaksana melalui bank investasi yang berperan sebagai
perantara dan membantu uapaya penerbitan sekuritas.
3. Transfer juga dapat terlaksana melalui perantar keuangan (financial intermediary)
seperti bank atau usaha pembiayaan bersama. Disini perantara tersebut
memperoleh dana dari para penabung, menerbitkan sekuritasnya sendiri untuk
ditukar dengan dan tersebut, lalu menggunakan uan yang diperolehnya untuk
membeli sekuritas perusahaan.
5. Bank Keuangan
Bank investasi adalah lembaga keuangan yang menjamindan mendistribusikan
sekuritas baru serta membantu perusahaan untuk memperoleh modal.
Perantara keuangan adalah lembaga keuangan yang berspealisasi untuk memperlancar
transfer dana dari penabung kepada mereka yang membutuhkannya.
Dana pasar uang adalah dana bersama yang ditanamkan pada sekuritas jangka pendek
dengan resiko terendah dan investor dapat menariiknya dengan menggunakan cek.
Pereusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang menawarkan berbagai ragam jasa
keuangan termasuk bank investasi, broker asuransi, dan bank komersial.
Pasar Saham
Pasar sekunder yang paling aktif dan paling penting bagi manajer keuangan
adalah pasar saham. Disinilah harga saham ditentukan, dan, karena tujuan utama
menejemen keuangan adalah untuk memaksimumkan harga saham perusahaan,
pemahaman atau mekanisme pasar ini sangat penting bagi para pengelola pengusaha.
Bursa Saham ( The Stock Exchanges)
Secara garis besar, bursa saham bisa dibagi dua, bursa utama (organizaed exchanges)
dan bursa parallel (over the counters markets).
Bursa utama adalah organisasi foirmal yang mempunyai wujud fisik yang melakukan
pasar lelang atas sekuritas yang tercatat dibursa (listed atau organized). Dua contoh
utama adalah Bursa Saham New York (NYSE) dab Bursa Saham Amerika (AMEX).
Di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
Bursa Paralel (The Over te counter Markets) adalah sekumpulan besar pialang dan
dealer/ makelar yang dihubungkan melalui telpon dan computer dan melaksanakan
perdagangan atas sekuritas yang tidak tercatat (unlisted) di bursa utama.
Biaya dari Uang Modal dalam perekonomian bebas dialokasikan melalui
system harga. Suku bunga adalah harga yang dibayar atas modal peminjaman, dajn
deviden serta kentungan modal merupakan hasil dari modal ekuitas.
Empat faktor yang mempengaruhi biaya dari uang adalah :
1. Peluang produksi,
2. Saat mengkonsumsi yang dikehendaki,
3. Risiko,
4. Inflasi.
Peluang produksi adalah hasil pengembalian yang diperoleh perekonomian dari
investasi dalam aktiva produktif (yang menghasilkan kas).
6. Saat mengkonsumsi yang dikehendaki adalah pilihan konsumen mengenai
apakah akan mengkonsumsi saat ini atau menabung dulu untuk dikonsumsi di masa
akan datang.
Risiko, dalam pasar uang ada kemungkinan tidak dikembalikannya kredit sesuai
dengan yang dijanjikan.
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga.
2. NILAI WAKTU DARI UANG & PENILAIAN SAHAM DAN OBLIGASI
A. Pengertian Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang adalah suatu konsep yang berkaitan dengan waktu dalam
menghitung nilai uang. Maksudnya, uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan
sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang.
Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar daripada uang yang akan diterima dimasa
mendatang. Nilai waktu dari uang berhubungan dengan nilai saat ini dan nilai yang akan
datang.
Nilai waktu dari uang menunjukkan perubahan nilai uang akibat dari berjalannya waktu.
Nilai uang dapat berubah seiring berjalannya waktu. Uang 10 juta saat ini akan berubah
nilainya setelah satu tahun berjalan. Di sini secara tidak langsung menunjukkan waktu
menjadi fungsi dari uang, atau waktu merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
perubahan suatu nilai uang.
Contoh : Seorang pedagang meminjang uang di bank sebesar Rp. 1.000.000 untuk jangka
pengambilan satu tahun. Bunga pinjaman bank sebesar 10% .
Maka pada akhir tahun, pedagang tersebut harus mengembalikan uang kepada bank sebesar
Rp. 1.100.000. pengambilan uang tersebut terdiri dari pembayaran pokok pinjaman sebesar
Rp. 100.000.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa pedagang dan pihak bank sepakat untuk memberikan
penilaian terhadap uang sebesar Rp. 1.100.000 untuk satu tahun ke depan sama dengan Rp.
1.000.000 pada saat ini.
7. Dengan kata lain, uang Rp. 1.000.000 yang dipegang saat ini memiliki nilai yang lebih besar
dibanding dengan nilai Rp. 1.000.000 dikemudian hari. Jika saat ini uang sebesar Rp.
1.000.000 dapat di belanjakan untuk membeli sembako 100kg beras, maka pada tahun depan,
jumlah uang yang sama akan memperoleh beras kurang dari 100kg.
Istilah yang sering digunakan dalam konsep nilai waktu uang adalah sebagai berikut :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
i = Interest (suku bunga)
n = Tahun ke-
An = Anuity
Si = Simple Interest dalam rupiah
Po = Pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
B. PENGERTIAN SAHAM DAN OBLIGASI
saham adalah surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal atau
sering disebut efek atau sekuritas. Saham juga dapat didefinisikan tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Obligasi adalah sekuritas yang menunjukan utang perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tersebut. Obligasi termasuk utang jangka jangka panjang yaitu utang yang jangka
waktu penembaliannya lebih dari satu tahun. Obligasi punya nilai nominal/ par yaitu nilai
yang tertera pada kertas obligasi tersebut sampai jatuh tempo, pada tanggal tesebut, nilai par
obligasi harus dilunasi.
C. PENILAIAN SAHAM
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seseorang pekerjaan
seseorang penilai dalam memberikan suatu opini tertulis mengenai suatu bisnis atau ekuitas
pada saat tertentu.
Tujuan penilaian saham
* Saham adalah aset finansial yang dapat dijadikan investasi
8. Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yangg akan dibeli/ jual akan
memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.
Pendekatan Dalam Penilaian Saham
arus kas investasi saham
Yaitu perkiraan deviden kas pada waktu yang diinginkan dengan prediksi harga.
a. . Pendekatan deviden dengan pertumbuhan tetap.
b. yaitu, pembayaran deviden setiap termnya selalu tetap
c. Pertumbuhan deviden yang tidak tetap.
d. yaitu, pembayaran dividen kas dan pertumbuhan deviden bersifat fluktuasi setiap
waktunya.
e. Komponen tingkat keuntungan yang disyaratkan
D. Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu
pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasibeserta janji untuk
membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo
pembayaran.
E. PENILAIAN OBLIGASI
• Obligasi adalah surat hutang (pada umumnya berjangka panjang) yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan atau pemerintah. Obligasi disebut surat berharga karena pemegang obligasi
memiliki klaim terhadap pembayaran bunga dan pokok pinjamanyang telah ditetapkan.
Contoh obligasi yang diterbitkan pemerintah: treasury-bills (obligasi jangka pendek),
Treasury notes(obligasi jangka menengah), treasury bonds(obligasi jangka panjang)yang
diterbitkan pemerintah AS. Pemerintah Indonesia belum menerbitkan obligasi(berdasarkan
sumber referensi). Contoh obligasi yang diterbitkan perusahaan :PLN dan Jasa Marga.
Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan atau
pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif
murah karena merupakan proses hutang secara langsung kepada masyarakat (supplier modal).
Meskipun demikian, obligasi (terutama yang memberikan bunga yang tetap)memiiki resiko
kerugian akibat fluktuasi suku bunga di pasar.
SIAPA YANG MENERBITKAN OBLIGASI
• Pemerintah.
9. • Perusahaan.
• Pemerintah negara bagian.
• Pemerintah asing atau perusahaan asing .
JENIS OBLIGASI BERDASARKAN PENERBITAN
TREASURY BOND
• Diterbitkan oleh pemerintah pusat, Bisa departemen atau bank indonesia..
• Tidak memiliki resiko kegagalan.
• Harga obligasi akan menurun jika suku bunga naik.
CORPORATE BOND
• Diterbitkan oleh perusahaan.
• Memiliki resiko kegagalanjika penerbit obligasi memiiki masalah.
• Resiko kegagalan berbeda-beda pada perusahaan yang berbeda, tergantung dari karakteristik
penerbit dan jangka waktunya.
• Semakin tinggi tingkat kegagalan, semakin tinggi tingkat suku bunga yan harus dibayar
oleh penerbit.
MUNICIPAL BOND
• Diterbitkkan oleh pemerintah negarabagian dan lokal.
• Memiliki resoko kegagalan.
• Jika pemegangnya adalah penduduk setempat, di bebaskan dari pajak federal dan pajak
negara bagian tersebut.
• Memiliki suku bung yang lebih rendah dari obligasi keuangan, dengan resoko yang Sama.
FOREIGN BOND
• Diterbitkan Oleh Pemerintah Asing Atau Perusahan Asing.
• Dihadapkan Pada Resiko Kegagalan.
• Ada Tambahan Resiko Jika Diterbitkan Dalam Mata Uang Asing.
KARAKTERISTIK UTAMA OBLIGASI
• Nilai nominal (Nilai pari), adalah nilai nominal yang ditetapkan atas obligasi.
• Nilai Intrinsik, adalah merupakan nilai teoritis dari suatu obligasi. Diperoleh dari hasil
estimasi nilai saat ini (PV) dari semua aliran kas obligasi dimasa yang akan datang.
• Suku Bunga Kupon, merupakan suku bunga tahunan yang ditetapkan atas obligasi.
• Peringkat Obligasi, penilaian atas resiko obligasi yang mungkin terjadi kemudian
• Suku Bunga Mengambang, suku bunga ditentukan selama periode tertentu (6 bulan),
setelah itu disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suku bunga pasar.
10. • Suku Bunga Nol, merupakan obligasi yang tidak membayar bunga tahunan.
• Tanggal Jatuh Tempo, merupakan umur obligasi dimana nilai nominal obligasi harus
dibayar.
• Provisi Penarikan, merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan hak
kepada penerbit untuk menebus obligasi pada jangka waktu tertentu sebelum tanggal jatuh
tempo normal. Besarnya provisi penarikanlebih tinggi dari nilai nominalnya, selisihnya
disebut premi penarikan.Besarnya premi penarikan sama dengan bunga satu tahun jika
obligasi ditarik selama tahun pertama. Besarnya premi akan menurun pada tingkat yang
konstan sebesar INT/N setiap tahun sesudahnya.
• Dana Pelunasan, premi dana pelunasan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang
mengharuskan penerbit untuk menarik sebagian dari obligasi setiap tahun.
• Indenture, perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan wali atau
wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli obligasi
• Tingkat penghasilan sekarang, rasio pembayaran tahunan terhadap harga obligasi di
pasar
JENIS-JENIS OBLIGASI
• obligasi dengan jaminan (mortegage bond), adalah obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aktiva riil.
• obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah suatu obligasi yang
diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aktiva riil tertentu.
• obligasi konversi(convertible bond), adalah suatu obligasi yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan
dengan harga yang sudah ditentukan, sehingga pemegang obligasi memperoleh kesempatan
untuk memperoleh capital gain.
• obligasi yang disertai wararnt, warrant adalah opsi yang mengijinkan pemegang
obligasi untuk membeli saham pada harga yang sudah ditetapkan.
• obligasi tanpa kupon, adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga
• obligasi dengan tingkat bunga mengambang, adalah obligasi yang memberikan tingkat
bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku.
• putable bond, adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum jatuh tempo.
• obligasi pendapatan(income bond), merupakan obligasi yang hanya membayar bunga
jika laba telah diperoleh
11. • obligasi indeks, merupakan obligasi yang pembayaran bunganya didasarkan atas indeks
inflasi sehingga melindungi pemegang obligasi dari inflasi.
• junk bond, adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan yang tinggi, tetapi juga
mengandung risiko yang sangat tinggi pula.
• surat utang subordinasi, surat utang yang berada dibawah surat utang biasa yang akan
dibayar setelah surat utangya dipenuhi
• obligasi euro (eurobonds), obligasi yang dikeluarkan oleh suatu negara dengan mata uang
yang berbeda dengan mata uang obligasi itu
• obligasi gadai, obligasi yang dijamin dengan tanah atau rumah
• obligasi murahan, obligasi berperingkat “ bb “ kebawah
Penilaian resiko obligasi
• resiko suku bunga, merupakan resiko penurunan obligasi yang disebabkan karena
penurunan suku bunga. Resiko suku bunga berhubungan dengan nilai obligasi dalam
portofolio.
• resiko tingkat reinvestasi, merupakan resiko penurunan suku bunga yang akan
menyebabkan penuirunan pendapatan dari portofolio obligasi. Pemegang obligasijangka
panjang akan menghadapi resiko suku bunga, namun tidak menghadapi resiko tingkat
investasi.pemegang obligasi jangka pendek terjadi sebaliknya..
• resiko kegagalan, adalah resiko yang disebabkan karena kegagalan penerbitnya. Risiko
kegagalan dipengaruhi oleh kekuatan keuangan penerbit obligasi maupun jangka waktu
kontrak obligasi, terutama apakah jaminan telah disediakan untuk menjamin obligasi yang
diterbitkannya.
Nilai Obligasi dan Yields
Nilai obligasi yang dimaksud adalah besaran nilai yang dimiliki oleh sebuah obligasi yang
mampu memberikan pendapatan pada masa yang akan datang.
Sedangkan yield atau yield to maturity dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang
ditawarkan oleh pasar untuk membeli sebuah aset keuangan (tidak hanya terbatas pada
obligasi semata) dengan tujuan untuk menukar uang saat ini dengan uang di masa yang akan
datang.
3. ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN & MENILAI KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA RASIO KEUANGAN
DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAN
a) Arti Pentingnnya Laporan Keuangan
12. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu perusahaan merupakan hasil
akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi yang dilakukan perisahaan .
Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap
pemilik dan memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan.
b) Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan yang dilakukan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu
llaporan keuangan. Secara lengkap keguanaan analisa laporan ini dapat dikemukaan sebagai
berikut :
Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari
laporan keuangan buiasa
Dapat menggali informasi yang tidak tanpak secara kasat mata dari suatu laporan
keuangan
Dapat mengetahui kesalahan yang tekandung dalam laporan keuangan
Dapat membongkar hal-hal yang bersikap tidak konsisten dalam hubungannya dengan
suatu laporan keuangan baik dikaitan dengan komponen item laporan keuangan
maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
c) Analisa Rasio
Analisa rasio menggambarkan suatu hubungan atau mempertimbangkan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio ini akan lebih bermanfaat terutama apabila ratio
tersebut diibandingkan dnegan angka ratio yang digunakan sebagai standar.
Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan digolongkan menjadi tiga yaitu :
Rasio-rasio neraca, yakni rasio-rasio yang disusun dari data dalam neraca
Rasio-easio laporan rugi-laba, yakni rasio-easio yang disusun dari data dalam laporan
rugu-laba
Rasio-rasio antarlaporan yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data
lainnya yang bersal dari laporan rugi-laba.
Berdasarkan tujuan alanisa angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni
13. 1) Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
untuk melunasi ssemua semua kewajiban yang harus segera dipenuhi (hutang jangka
pendeknya). Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar
hutang jangka pendek disebut perusahaan yang likuid sedang bila tidak ilikuid.
A. Current Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancardengan hutang lancar. Current ratio memberikan
informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Rumus current
ratio adalah
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100 %
Hutang Lancar
Semakin besarperbandingan aktiva lancardengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
B. Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio. Merupakan pertimbangan antara junlah aktiva lancar
dikurangan persediaan. Dengan jumlah hutang lancar. Jadi rumusnya.
Quick Ratio = Aktiva Lancar - persediaan x 100 %
Hutang Lancar
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan current ratio meningkat
sedangkan quick ratio menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan.
C. Cash ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor
dan di bank dalam bentuk rekening koran.
Cash Ratio = Kas + Setara Kas x 100 %
Hutang Lancar
Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti quick ratio, tidak harus mencapai 100%.
14. Metode dan Tehnik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak
ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
1. Metode Analisa Pertumbuhan
Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan
keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang
terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase.
Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing
pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date periode
yang sama tahun lalu dengan sekarang.
2. Metode Trend dan Indeks
Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding
adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun
dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang
akan datang dengan menggunakan data historis.
3. Metode Analisis Rasio
Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan
atau data yang signifikan.
4. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
Pengendalian keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesuksesan sebuah
usaha. Pengendalian keuangan yang efektif dapat menjaga kegiatan perusahaan berjalan
sesuai yang direncanakan. Upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya, dan
perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.Pengendalian keuangan
adalah tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik
dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau
untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam
lingkungan operasi.
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”.
Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan
15. dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para
manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti bahwa hasil
dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan
perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, sehingga
informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir.Tujuan
pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah
kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan.
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluan dan suatu hambatan. Ukuran dipandang
sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomidan buka sebagai strategi
pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi
menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah penghalang untuk menggunakan
ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa
system pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering kali
tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit). Ukuran-ukuran
laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indicator dari keberhasilan.
5. KEBIJAKAN MODAL KERJA & PENGELOLAAN KAS DAN SAKURITAS
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam ranagka
memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana untuk memenuhi
modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau sumber dana berjangka
pendek. Masing-masing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Modal kerja
pada dasarnya adalah dana yang masa perputarannya berjangka pendek, tetapi karena ada
dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam jangka panjang, maka perlu kebijakan untuk
mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya dana yang paling murah.
A. Kebijakan modal kerja yang bisa diambil oleh pihak perusahaan adalah:
Kebijakan konservatif,
Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel lainnya
dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan
konservatif (hati-hati), sebab sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang
relatif lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali dimana
perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.
16. Kebijakan moderat
Pada kebijakan ini perusahaan membeiyai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya
kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Dimana aktiva yang
bersifat permanen, yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber
dana jangka panjang, dan aktivanya bersifat fareabel atau modal kerja fareabel akan didanai
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan pada prinsip matching princple
yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknnya disesuaikan dengan lamanya
dana tersebut yang dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu kesulitan yang dihadapi adalah
memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang. Dalam
kebijakan akan muncul trade-off antara profitabilitas dan resiko.
Kebijakan agresif
Dalam kebijakan ini perusahaan, dimana kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi
dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung
resiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang diharapkan adalah memperoleh
profitabilitas yang lebih besar.
B. konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu:
1. Modal Kerja Kuantitatif.
Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva
yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah
keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan
sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka
modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
2. Modal Kerja Kualitatif.
Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah
mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana
yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-
hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh
tempo.
3. Modal Kerja Fungsional.
Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan
langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana
17. yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan
didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.
C. Jenis-Jenis Modal Kerja
A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja bisa
dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut:
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar
dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada
dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
b. Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan
bias beroperasi dengan tingkat produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan atau berfluktuasi
berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri dari:
a. Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi
apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan
modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.
b. Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh
fluktuasi konjungfur.
c. Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-
keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah usaha akan sehat apabila posisi
modal kerjanya stabil, artinya dari dua jenis modal kerja di atas tersedia.
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama. Hal
ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak
sama dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga mengalami
perubahan.
18. D. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif,
yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar
di atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva
lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama
satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva
lancar adalah:
a) Kas (Cash).
Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan
lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera
untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas
memberikan keuntungan yang paling rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment).
Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan
saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka
pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana
yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual,
maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk
jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi
jangka pendek ini adalah efek (marketable securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable).
Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes
tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu
tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam
surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable).
19. Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul
karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja
dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan
penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat
ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable).
Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya
kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories).
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat
penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang
jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan
barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense).
Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum
menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode
yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan
yang dibayar di muka.
2. Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut:
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang
lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang
sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk
membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang
yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan
meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman
yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman
tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi
20. perusahaan yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih
dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak
lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan
menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya).
Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah
selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan
yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika
neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan
pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual
Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama
jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa,
pensiun dan lain-lain.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu
perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh
suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan
oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Sifat atau tipe dari perusahaan
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut.
3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
4) Syarat penjualan
5) Tingkat perputaran persediaan.
G. Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa
membahayakan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2004:116) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah
sebagai berikut :
21. 1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti
adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya
merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat
pada waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak
dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan
kepada pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi atau depresi.
Di luar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang berlebihan dan terjadinya kekurangan
modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Modal kerja yang berlebihan menunjukkan pengelolaan dana yang tidak efektif disamping
akan menimbulkan keburukan- keburukan seperti, dapat menimbulkan pemborosan-
pemborosan, investasi- investasi pada cabang yang tidak diinginkan dan kerugian bunga
karena saldo bank yamg tidak digunak
H. Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh perusahaan
atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal
dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan
semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek.
Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan dapat
berasal dari:
1. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan
perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan
jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan.
22. 2. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat
berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva
lancar yang segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan
adanya penjualan surat-surat berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja
yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas.
3. Penjualan Aktiva Tidak Lancer.Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah
hasil dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya
yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau
piutang menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.
4. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang
diperlukan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para
pemilik perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat
mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan
modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus
membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi
harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
I. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian
kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya
barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari utk keperluan bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
J. Manfaat Manajemen Modal Kerja
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan
bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang
mungkin terjadi.
23. d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
konsumen.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak
ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
g. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan
pengawasan terhadap modal kerja.
K. Laporan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas
keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab
perubahan-peubahan posisi keuangan perusahaan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut.
1. Sifat umum atau tipe perusahaan (Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public
utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya
menjadikan relatif cepat)
2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos
produksi per unit atau harga beli per unit barang. Jumlah modal kerja bukan langsung dengan
waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang
dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang
atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja.
3. Syarat pembelian dan penjualan (Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan
baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang
menguntungkan akan memperkecil
kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran
harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai
volume perdagangan menjadi lebih besar).
4. Tingkat perputaran persediaan (Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual
kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang)
akan semakin rendah.)
5. Tingkat perputaran piutang ( Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu
yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas.)
24. L. Pengelolaan Modal Kerja
Pengelolaan modal kerja dipengaruhi oleh elemen-elemen dalam modal kerja diantaranya
yaitu:
a) Kas Merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan dapat memenuhi
kewajiban finansialnya, tapi apabila kas yang besar tidak di imbangi dengan kenaikan
penjualan maka tingkat perputaran akan menjadi rendah sehingga penggunaan kas menjadi
tidak efektif.
b) Piutang Merupakan penjualan secara kredit yang bertujuan untuk meningkatkan atau
untuk mencegah penurunan penjualan. Piutang yang terlalu besar mengakibatkan perusahaan
akan menanggung beban modal yang besar.
c) Persediaan Dalam hal ini, maka perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan, biaya
asuransi dan biaya lain-lain yang semua itu akan memperkecil tingkat keuntungan.
d) Hutang Lancar Merupakan cash outflows yang terdiri dari hutang-hutang jangka pendek
seperti hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang pada bank lainnya yang berusia
kurang dari 1 tahun.
M. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor :
a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian
kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya
barang di simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang
b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah,
bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal Kerja makin besar, jika :
Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
Contoh:
PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan
perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk
adalah sbb:
25. a. Bahan Mentah A seharga Rp 500
b. Bahan Mentah B seharga Rp 200
c. Tenaga Kerja Langsung Rp 400
Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan setiap bulan Rp
2.000.000. Uutuk membeli bahan mentah A perusahaan harus memberikan uang muka
kepada supplier bahan mentah tsb rata-rata 5 hr sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang
diperlukan untuk membuat barang tersebut 5 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan
kualitas barang masih harus tersimpan digudang 2 hari. Penjualan dilakukan dengan kredit
dengan syarat pembayaran 10 hari sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan
besi Rp 2.000.000. Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan
tersebut untuk membiayai membiayai operasi perusahaan secara Kontinyu?
N. Pengelolaan Kas
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid , yang bisa dipergunakan
segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan . karena sifat likuidnya tersebut , kas
memberikan keuntungan yang paling rendah. Kalau perusahaan menyimpan kas di bank
dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro yang diterima oleh perusahaan persentasenya
akan lebih rendah dari pada kalau disimpan dalam bentuk deposito berjangka (yang tidak
setiap saat bisa diuangkan). Karena itu masalah utama bagi pengelolaan kas adalah
menyediakan kas yang memadai tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang
terlalu besar) tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga akan menganggu likuiditas perusahaan).
1. Motif memiliki kas
John Maynard Keynes menyatakan bahwa ada tiga motif untuk memiliki kas, yaitu : (1)
Motif Transaksi
Motif Transaksi berarti perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai
transaksi bisnisnya. Baik transaksi reguler maupun yang tidak reguler.
(2) Motif Berjaga-jaga
Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan
kas bisa diprediksi dengan sangat akurat, maka saldo kas untuk maksud berjaga-jaga akan
sangat rendah. Selain akurasi prediksi kas, apabila perusahaan mempunyai akses kuat ke
sumber dana eksternal , saldo kas ini juga akan rendah. Motif Berjaga-jaga ini nampak dala
kebijakan penentuan saldo kas minimal dalam penyusunan anggaran kas.
26. (3) Motif Spekulasi
Motif Spekulasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid. Biasana jenis investasi
yang dipilih adalah investasi pada sekuritas. Apabila tingkat bunga diperkirakan turun , maka
perusahaan akan merubah kas yang dimiliki menjadi saham dengan harapan harga saham
akan naik apabila memang semua pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan turun.
Sebagai ilustrasi, pada awal 1993 , Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa efek efek
Jakarta sekitar 275. Pada september 1993, IHSG mencapai lebi dari 400. Salah satu
penyebabnya adalah karena suku bunga deposito pada awal 1993 masih sekitar 18-23% per
tahun, sedangkan pada bulan September hanya berkisr antara 11-14%. Keadaan yang
sebaliknya akan dilakukan yaitu merubah sekuritas menjadi kas ,apabila suku bunga
diperkirakan akan naik . keadaan pada semester pertama tahun 1998 dapat dipergunakan
sebagai ilustrasi . pada semester pertama tahun 1998 suku bunga meningkat sangat tinggi
sampai diatas 60% (untuk bunga deposito berjangka satu bulan). Akibatnya dapat ditebak ,
IHSG turun tajam menjadi sekitar 330 , setelah pada awal tahun 1997 mencapai level di atas
600.
Martin et.al (1991) mengatakan bahwa motif spekulasi merupakan komponen paling
kecil dari preferensi perusahaan akan likuiditas . Motif transaksi dan berjaga-jaga merupakan
alasan utama mengapa perusahaan memiliki kas.
2. Model-model manajemen kas
2.1 Model persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu
perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang
tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan .
Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah , kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan
likuiditas akan makin besar. Karena itu seharusnya ada penyeimbangan.
Masalah yang sama juga terjadi untuk persediaan . Misalkan suatu toko buku
menghadapi permintaan buku Manajemen Keuangan secara konstansetiap waktu. Misalkan
permintaan buku tersebut dalam satu tahun adalah 240 satuan, dan toko tersebut memesan Q
satuan setiap kali pesan. Dengan demiian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah,
Frekuensi pesanan dalam 1 tahun = penjualan/Q = 240/Q
27. Persediaan yang dimilik oleh perusahaan akan berkisar dari O sampai dengan Q
satuan. Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah,
Rata-rata persediaan = (Q/2)i satuan
Kalau biaya simpan per satuan per tahun dinyatakan sebagai i maka biaya simpan
per tahun yang akan ditanggung perusahaan adalah:
Biaya simpan per tahun = (Q/2)i
Apabila jumlah permintaan buku (yaitu 240 satuan) kita beri notasi D, dan setia kali
perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar o, maka biaya pemesanan dalam satu tahun
adalah:
Y=(Q/2)i + (D/Q)o (2.1)
Biaya ini yang harus diminimumkan . Untuk persamaan (2.1) tersebut kita direvasikan
terhadap Q, dan kita buat sama dengan nol.
(dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q2 = 0
(oD/Q2 ) =(i/2)
iQ2 =2od
Q =((2oD)/i)1/2
Yang juga bisa dinyatakan sebagai,
Q- (2.2)
Pemikiran yang sama bisa diterapkan untuk pengelolaan kas. Misalkan
kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama. Dengan demikian apabila pada awal suatu
periode jumlah kas = Q , maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai nol. Pada saat
mencapai nol, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya sekuritas) menjadi kas sebesar
Q. Pertanyaan yang perlu dijawab disini adalah adalah berapa jumlah sekuritas yang harus
dirubah mejadi kas setiap kali diperlukan yang akan meminmumkan biaya karena memiiki
kas dan baya karena merubah sekuritas menjadi kas ilustrasi berikut ini mungkin bisa
memperjelas permasalahan.
Misalkan kebutuhan kas setiaptahun adalah Rp. 1200 juta dan pemakaiannya per hari konstan
. biaya transaksi setiap kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp. 50.000 . tingkat bunga
yang diperoleh karen memiliki sekuritas adalah 12% per tahun. Dengan meggunakan
persamaan (1.2), maka bisa dihitung jumlah sekuritas yang harus dirubah menjadi kas setiap
kali yaitu:
Q- = 31,623 juta
28. Ini berarti bahwa perusahaan perlu menjual sekuritas senilai Rp. 31. 623 juta
setiap kali saldo kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut perusahaan akan
meminimumkan biaya karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada
sekuritas dan biaya transaksi. Biaya-biaya tersebut adalah,
(1) Biaya kehilangan kesempatan = (Rp.31.623 /2)x0,12 = Rp. 1.897 juta
(2) Biaya transaksi = (Rp. 1.200/31.623) x Rp. 50.000 = Rp. 1.897 juta
Total biaya menjadi 2(Rp. 1.897 juta) = Rp. 3.794 juta
2.2 Model Miller dan Orr
Miller dan Orr merumuskan model sebagai berikut. Dalam keadaan
penggunaan dan pemasukan kas bersifat acak , perusahaan perlu menetapkanbatas
atas dan batas bawah saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu
mengubah sejumlah tertentu kas, agar saldo saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan .
sebaliknya apabila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah, perusahaan perlu menual
sekuritas agar saldo kas naik kembai ke jumlah yang diinginkan . secara diagramatis bisa
digambarkan sebagai berikut.
Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h daan batas bawah oleh titik 0. Ini
berarti bahwa perusahaan menetapkan jumlah minimal kas mencapai nol baru perusahaan
akan merubah (menjual) sekuritas untuk menambahjumlah kas menjadi z (yaitu jumlah kas
yang diinginkankan perushaan). Tentu saja perusahaan bisa menentukan batas bahwa tidak
harus nol rupiah.
Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr adalah sebagai berikut.
z-( )
dalam hal ini : o = biaya tetap untuk melalkukan transaksi
= variance arus kas masuk bersih harian (suatu ukuran penyebaran arus kas)
i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas
Nilai h yang optimal adalah 3z . Dengan batas pengawasan tersebut model ini
meminimumkan biaya keseluruhan dari pengelolaan kas. Rata-rata saldo kas tidak bisa
ditentukan terlebih dahulu, tetapi kira-kira akan sebesar (z+h)/3.
Misalkan :
O = Rp. 50.000
= (2,3 juta)2
29. = 12% per tahun atau kira-kira (0,12/365) per hari dan batas bawah ditentukan nol rupiah.
Dengan demikian
= = Rp.8,45 juta.
Nilai batas atas adalah 3( 8,45 juta ) = Rp.25,35 juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp. 25,35
juta, perusahaan harus merubah Rp. 16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembali ke
Rp. 8,45 juta . Sebaliknya pada saat saldo kas mencapai nol rupiah , perusahaan harus
menjual sekuritas senilai Rp 8,45 juta agar saldo kas kembali ke Rp. 8,45 juta.
2.3 Sistem pengumpulan dan pembayaran kas
Dalam perekonomian yang pembayaran transaksi dilakukan tidak lagi dengan
uang tunai tetapi dengan cheque, timbul situasi dimana pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan tidak segera mengurangi saldo kas , dan penerimaan cheque tidak segera diikuti
dengan pembayaran saldo kas. Misalkan kita membayar dengan cheque senilai Rp.100 juta
pada tanggal 13 Oktober 1993. Sebelum kita membayar (dan menulis cheque tersebut) , saldo
rekening giro kita di bank misalkan Rp.300 juta . Dengan demikian setelah pembayaran
tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal Rp.200 juta . Tetapi bank kita belum
mengurangkan umlah tersebutsmpai cheque tersebut dikliringkan. Dengan demikian bank
masih akan mencatat saldo kita sebesar Rp300 juta. Selisihnya disebut sebagai float .
Float tersebut memungkinkan perusahaan menuliskan cheue yang secar
keseluruhan jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang dicatat oleh perusahaan. Kalau
rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengkliringkan cheque memakan waktu 2 hari ,
perusahaan bisa sja menuliskan cheque pada suatu hari meskipun saldonya kosong, asalkan 2
hari kemudian bsa mengisi rekeningnya dengan jumlah minima yang diperlukan. Bahkan
kadang-kadang perusahaan melakukan juggling dengan menciptakan float dari beberapa bank
tempat perusahaan menjadi kliennya. Artinya perusahaan sengaja menuliskan cheque atas
suatu bank, kemudian menyetorkannya pada bank satunya, sehingga tercipta
jumlah float yang cukup berarti . Tentu saja cara semacam ini sangat berisiko.
Float bisa juga berlaku secara terbalik. Misalkan kita menerima pembayaran
dalam bentuk cheque sejumlah Rp.50 juta. Kita setorkan ke bank kita dan kita catat saldo giro
kita di bank tersebut bertamah Rp.50 juta . Meskipun demikian bank kita baru menambah
saldo rekening kita kalau cheque tersebut telah dikliringkan (karena cheque tersebut bukan
cheque tempat kita menjadi nasabah) . Kalau kita gabungkan dengan contoh diatas,maka kita
mempunyai Float positif sebesar Rp.100 juta tetapi menanggung Float negatif sebesar Rp. 50
juta. Dengan demikian net Float kita menjadi Rp. 50 juta.
30. Karena itu sistem pengupulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat
pemanfaatan kas. Salah satu cara adalah dengan menggunakanConcentration
Banking. Dengan cara ini, perusahaan menetapkan berbaga pusat pengumpulan pada berbagai
wilayah, sesuai dengan penyebaran penjualannya, dan tidak hanya satu pusat pengumpulan
(di kantor pusat). Dengan demikian, pembeli di wilayah A diminta membayar dengan
menyerahkan (mengirimkan) cheque ke suatu bank (yang dipilih oleh perusahaaan) di daerah
A. Tidak perlu mengirimkan cheque langsung ke (kantor pusat) perusahaan. Hal ini
disebabkan karena pembeli mungkin menulis cheque atas bank tertentu di daerah A yang
kalau cheque tersebut kemudian dikirim ke (kantor pusat) perusahaan yang berlokasi sangat
jauh dari wilayah A, akan memerlukan waktu yang lebih lama utnuk dikliring dan mungkin
juga memakan biaya yang lebih besar. Contoh yang sering kita jumpai adalah penerbit di
Inggris meminta pembeli menulis cheque atas bank yang di Inggris , dan dinyatakan dalam
poundsterling. Kalau misalkan cheque tersebut akan bank di AS , penerbit di Inggris akan
memerlukan waktu yang sangat lama (dan biaya yang sangat mahal) untuk menguangkan
cheque tersebut .
Apabila perusahaan bisa menggunakan draft , perusahaan bisa menunda
pengeluaran kas karena draft tersebut perlu dikonfirmasi oleh perusahaan yang mengeluarkan
sebelum bank membayar kepada mereka yang menyerahkan draft tersebut . Selama
menunggu konfirmasi tersebut, perusahaan sebenernya menunda pembayaran yang kita
lakukan kalau pembayaran gaji dilakukan dengan menggunakan cheque, maka pembayaran
pada akhir minggu akan memaksa cheque tersebut baru bisa diuangkan awal minggu depan
ini juga merupkan cara untuk menunda pengeluaran kas.
2.4 Portofolio Investasi
Misalkan perusahaan saat ini memiliki saldo kas sebesar Rp.60 juta. Diperkirakan
(dari anggaran kas yang disusun) Rp. 400jt. Diantaranya baru akan dipergunakan pada tiga
bulan yang akan datang. Untuk itu manajer keangan bisa, misalnya, mendepositokan Rp. 400
jt tersebut untuk jangka waktu 3 bulan denga bunga (misal) 12% per tahun. Dengan demikian
selama 3 bulan tersebut perusahaan akan memperoleh penghasilan “investasi”nya sebesar
(0,12/12) x 3 x Rp. 400 juta = Rp. 12,0 juta
Kalau misalkan manajer tersebut tidak yakin bahwa dana yang “bebas” selama 3
bulan mendatang akan mencapai sebesar Rp. 400 juta, maka ia bisa memutuskan
medepositokan jumlah yang kurang dari Rp. 400 juta. Kalau cara ini ditempuh, maka
31. keuntungan yang diterima tentu akan lebih kecil dari Rp. 12 juta. Cara lain adalah melakukan
diversifikasi. Ia bisa menginvestasikan dana sebesar Rp. 400 juta tersebebut pada berbagai
jenis saham.
Bisa juga dilakukan investasi, misalnya, Rp. 200 juta pada deposito 3 bulan dan
Rp. 200 juta pada berbagai jenis saham. Diversifikasi investasi pada berbagai saham
dimaksudkan untuk mengurangi brisiko (lihat kembaliBab 4). Kalau ditempuh cara tersebut,
maka kombinasi investasi tersebut bisa digambarkan sebagaimana pada Gambar 2.2
Esensi pengaturan kas tersebut adalah untuk mengoptialkan pemanfaatan kas.
Jumlah saldo kas yang teralu banjak memang baik apabila dipandang dari sisi likuiditas,
tetapi tidak menguntungkan apabila dipandang dari aspek profitbiitas. Hal sebaliknya berlaku
apabila saldo kas terlalu kecil. Karena itulah pengaturan kas diperlukan.
Investasi pada sekuritas dipilih karena sifat mudah dirubahnya investasi tersebut
menjadi kas (sangat likuid). Untuk menentukan berapa banyaknya sekuritas yang akan
dirubah menjadi kas, bisa dipergunakan model Miller dan Orr. Kalau perusahaan terpaksa
menguangkan deposito, biasanya bank akan mengenakan denda kepada perusahaan.
2.3 Pengelolaan Persediaan
Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran
operasinya. Bagi perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memungkinkan
perusahaan memenuhi permintaan pembeli. sedangkan perusahaan indsutri, persediaan bahan
baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan
persediaan barang dalam proses dimaksudkan untuk memnuhi permintaan pasar. Meskipun
demikian tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya untuk
maksud-maksud tersebut.
Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang
mendadak. Meskipun demikian persediaan yang tinggi menyebabkan perusahaan
memerlukan modal kerja yang makin besar pula. Sebenarnya kunci persoalannya adalah pada
kata “mendadak”. Apabilah perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan
bahan baku (atau barang jadi), perusahaan bisa menyediakan pesediaan tepat pada waktunya
sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Pada saat tidak diperlukan, jumlah persediaan biasa
saja sangat kecil atau bahkan nol. Tehnik ini yang dikenla sebagai just in time atau zero
inventory.
32. Dengan demikian maka masalahnya adalah reliabilitas system informasi dan system
pengadaan bahan (atau sisitem produksi), sehingga mampu menekan jumlah persediaan yang
pada waktu yang tidak diperlukan, masalah pengelolaan persediaan merupakan contoh lain
bahwa keputusan keuangan mungkin dilakukan bukan oleh “bagian keunagan”. System ini
biasanya menjadi tanggung jawab bagian produksi dan/atau bagian pembelian. Bagi
manajemen keuangan kita perlu memahami dampak pemggunaan suatu kebijakan persediaan
terhadap aspek keuangan.
9.1 Beberapa system pengawasan persediaan
Jumlah persediaan dikaitakan dengan variabel tertentu. Cara ini merupakan cara yang sangat
sederhana. Misalkan perusahaan menetapan bahwa persediaan barang jadi rata-rata akan
sebesar satu bulan penjualan. Dengan demikian apabila penjualan meningkat, rata-rata
persediaan juga akan meningkat, demikian pula kalau menurun. Cara lain misalnya
mengkaitkan kapan harus memesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan
kebutuhan selama periode tertentu. Misalkan kebijaksanaan perusahaan adalah memesan
bahan baku pada saat jumlah bahan tinggal mencapai dua minggu kebutuhan produksi, dan
jumlah yang dipesan sebebesar kebutuhan dua bulan produksi.
Cara-cara yang sederhana tersebut memungkinkan bagian gudang untuk mengajukan
permohonan pembelian bahan baku apabia melihat bahwa persediaan telah mencapai batas
yang telah ditetapkan. Yang lebih sulit adalah untuk persediaan barang jadi, diperlukan
koordinasi antara bagian pemasaran dan bagian produksi, terutama untuk perusahaan yang
menghasilkan berbagai jenis produk. Sebab dapat saja terjadi bagian produksi justru
memproduksikan jenis barang yang tidak diminta oleh pasar. Sedangkan permintaan produk
lain tidak dapat dipenuhi karena persediaannya kosong.
Economic Order Quantity. Salah satu model yang sering kita bicarakan dalam berbagai buku
teks adalah model economic order quantity (EOQ). Model ini berdasarkan pada pemikiran
yang sama dengan sewaktu kita membicarakan model persediaan pada pengelolaan kas.
Pemikirannya adalah bahwa:
(1) Kalau perusahaan memiliki rata-rata persediaan yang besar untuk jumlah kebutuhan yang
sama dalam suatu periode, berarti perusahaan tidak perlu melakukan pembelian terlalu sering.
Jadi menghemat biaya pembelian (pemesanan).
(2) Tetapi kalau perusahaan membeli dalam jumlah besar sehingga bisa menghemat biaya
pembelian, perusahaan akan menanggung persediaan dalam jumlah yang besarpula. Berarti
menanggung biaya simpan yang terlalu tinggi.
33. (3) Karena itu perlu dicari jumlah yang akan membuat biaya persediaan terkecil. Biaya
persediaan adalah biaya simapan plus biaya pembelian (pemesanan).
Misalkan kebutuhan bahan baku dalam satu tahun sebesar D tahun. Pemakaian bahan
dilakukan secara acak setiap tahun. Perusahaan tersebut memesan Q satuannya setiap kali
memesan. Dengan demikian frekuensi pesanan dalam satu tahun adalah,
Frekuensi pesanan dalam satu tahun = D/Q
Persediaan yang dimilik oleh perusahaan akan berkisar dari O sampai dengan Q satuan.
Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah;
Rata-rata persediaan = (Q/2) satuan
Kalau biaya simpanan per satuan per tahun dinyatakan sebagai I, maka biaya simpanan
pertahun yang akan ditanggung perusahaan adalah;
Biaya simpanan per tahun = (Q/2)i
Apabila setiap kali perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar O, maka biaya
pemesanan dalam satu tahun adalah;
Biaya pemesanan dalam satu tahun = (D/Q) o
Dengan demikian total biaya persediaan dalam satu tahun (kita beri notasi Y) adalah;
Y = (Q/2) I + (D/Q) o ……(9.1)
Biaya ini yang harus diminimumkan. Untuk itu persamaan (9.1) tersebut kita derivikasi
terhadap Q, dan kita buat sama dengan nol.
(dY/dQ) = (i/2) – (oD/Q2) = O
(oD/Q2) = (i/2)
iQ2 = 2oD
Q = [(2oD)/i)]1/2
Yang juga bias dinyatakan sebagai,
Q = √ ……(9.2)
Misalkan bahwa kebutuhan bahan baku dalam satu tahun sebesar 240.000 satuan, dengan
harga Rp. 2.000 per satuan. Kebiasaan perusahaan adalah melakukan pembelian setiap bulan
sekali. Biaya simpan (termasuk biaya modal) berikisar 25% per tahun, sedangkan biaya setiap
34. kali memesan sebesar Rp. 150.000,-. Berdasarkan kebiasaan tersebut, maka biaya
persediaannya adalah sebagi berikut:
Jumlah yang dipesan setiap bulan = 240.000/12
= 20.000 satuan
Nilai rata-rata persediaan = (2
= Rp. 20.000.000,-
Biaya simpanan dalam satu tahun = Rp.
20.000.000 = Rp.
5.000.000
Biaya pesan dalam satu tahun = Rp. 150.000
= Rp. 1. 800.000
Total biaya persediaan = Rp. 5.000.000 + Rp. 1. 800.000
= Rp. 6.800.000
Dengan menerapkan model EOQ, perusahaan akan dapat menekan biaya persediaanya.
Penerapan rumus EOQ menghasilkan jumlah pembeian sebagai berikut,
Dengan demikian maka :
Biaya pesan = (240.000/12.000)
= Rp. 3.000.000
Biaya
simapan = [(12.000
= Rp. 3.000.000
Total biaya persediaan = Rp. 3.000.000 + Rp. 3.000.000
= Rp. 6.000.000,-
Yang berarti perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 800.000,- dalam satu tahun.
Apabila waktu yang diperlukan sejak saat bahan dipesan sampai dengan bahan sampai
diperusahaan adalah selam setengah bulan (disebut sebagai lend time), maka perusahaan
harus memesan pada saat bahan baku mencapai D/24. Tingkat persediaan ini disebut sebagai
titik pemesanan kembali (reorder point).
Dalam contoh yang kita pergunakan berarti titik pesan kembalinya adalah,
240.000/24 = 10.000 unit
35. Jadi pada waktu jumlah bahan baku telah mencapai 10.000 unit, perusaaan akan melakukan
pemesanan kembali.
Untuk berjaga-jaga terhadap ketidak pastian, baik dalam hal penggunaan maupun dalam
hal lead time. Perusahaan mungkin menetapkan perlunya persediaan keamanan (safety
stock). Sebab mungkin terjadi bahwa selam lead time penggunaan bahan meningkat, atau
pengiriman bahan mengalami keterlambatan. Misalkan teryata pengiriman mengalami
keterlambatan, bukannya setengah bulan tetapi mencapai satu bulan. Dengan demikian
apabila perusahaan tidak memiliki safety stock perusahaan akan kehabisan bahan
(stockout) sebanyak 10.000 unit.
Penentuan besarnya persediaan keamanan bisa dilakukan dengan membandingkan biaya
kerugian yang diharapkan kalau perusahaan kehabisan persediaan (expected losspada saat
perusahaan mengalami stockout) dengan tambahan biaya memeliki safety stock yang lebih
besar. Cara ini memerlukan estimasi tentang stockout costs dan probabilitas kehabisan bahan.
Cara yang lain adalah dengan menentukan berapa probabilitas kehabisan bahan yang bisa
diterima oleh perusahaan. Semakin kecil probabilitas semakin besar safety stocksditentukan.
Pengalaman biasanya dipergunakan sebagai dasar penentuan safety stock ini.
Sekarang misalkan perusahaan menentukan safety stock sebanyak 150 unit. Apa yang terjadi
dengan rata-rata persediaan? Sebelum perusahaan menentukan safety stocksperkembangan
jumlah bahan baku ditujukkan pada Gambar 9.1
Gambar 9.1. Perkembangan persediaan bahan baku sewaktu tidak memilikisafety
stock
Pada saat tidak mendapat safety stocks maka jumlah persediaam maksimal adalah 400 unit,
dengan minimal nol unit. Karena itu rata-rata persediaan adalah 200 unit. Selama satu tahun
terdapat 9 “segitiga”, karena dilakukan 9x pembelian selama satu tahun tersebut. Recorder
point dilakukan pada titik 150 unit.
Pada saat ditentukan persediaan keamanan sebanyak 150 unit, maka perkembangan
persediaan bahan baku akan Nampak seperti pada Gambar 9.2
Gambar 9.2. Perkembangan persediaan bahan baku dengan safety stocksebanyak
150 unit
Perhatikan bahwa dengan adanya persediaan keamanan sebanyak 150 unit akan membuat
persediaan maksimum mencapai 550 unit, dan minimum 150 unit. Dengan demikian rata-rata
persediaan adalah 350 unit. Meskipun demikian frekuensi pembelian selama satu tahun tetap
36. tidak mengalami perubahan, yaitu 9x. Hanya saja sekarang reorder point dilakukan pada saat
persediaan mencapai 300 unit.
Masalah yang perlu diperhatikan dalam penerapan model tersebut adalah pada asumsi-asumsi
yang mendasarinya. Sebagai misal model tersebut menggunakan asumsi harga bahan baku
konstan. Bisa terjadi pada saat diperkirakan akan terjadi kenaikan bahan baku, perusahaan
sengaja membeli dalam jumlah besar. Demikian juga kadang-kadang perusahaan melakukan
pembelian diatas jumlah yang paling ekonomis (atau melanggar kebijakan yang biasa dianut)
dengan maksud untuk memproleh quantity discount.
Untuk ilustrasi, misalkan perusahaan di atas memproleh tawaran quantity discountsebesar 2%
apabila perusahaan membeli dalam jumlah minimal 1.000 unit setiap kali pembelian. Apabila
perusahaan memanfaatkan discount ini, maka biaya yang dapat dihemat adalah,
2% = Rp. 3.600.000
Tetapi sebagai akibatnya biaya persediaan akan naik apabila dibandingkan denagn biaya
persediaan dengan menggunakan EOQ. Biaya persediaan akan sebesar,
Biaya pesan = 3,6 = Rp. 720.000,-
Biaya simpan = (1000/2) = Rp. 4.500.000,-
Biaya persediaan = = Rp. 5. 220.000,-
Dengan demikian tambahan biaya persediaan adalah
Rp. 5.220.000 – Rp. 3.600.000 = Rp. 1.620.000
Karena tambahan biaya masih lebih kecil dibandingkan dengan diskon yang dinikmati, maka
perusahaan sebaiknya memanfaatkan tawaran quantity discounttersebut. Dengan demikian
perusahaan tidak akan membeli dalam jumlah sesuai dengan rumus EOQ.
9.2. Kaitan pengelolaan persediaan dengan manajemen keuangan
Apabila perusahaan mengelola persediaan dengan dikaitkan pada factor tertentu (misal
produksi atau penjualan), sangat boleh jadi bahwa jumlah persediaan akan proporsional
dengan factor tersebut. Sebagai misal perusahaan menetukan bahwa persediaan barang jadi
sebesar setengah bulan penjuaan. Dengan demikian apabila penjualan dalam satu tahun
sebesar Rp. 48.000 juta, maka persedian akan sebesar Rp. 48.000/ 24 = Rp. 2.000 juta.
Apabila penjualan meningkat menjadi Rp. 60.000 juta (naik 25%), maka persediaan akan
naik menjadi Rp. 60.000 juta/ 24 = Rp. 2.500 juta (juga naik 25% ).
37. Dalam keadaan semacam ini masuk akal kalau manajer keuangan menggunakan metode sales
percentage untuk merencanakan keunagan, atau menggunakan data tahun lalu sebagai dasar
perbandingan rasio perputaran persediaan.
Kalau kita menggunakan contoh yang sama dengan contoh diatas maka seandainya
perusahaan menerapkan model EOQ tanpa persediaan keamanan, maka perputaran
persediaan bahan baku adalah,
Pemakaian bahan/ rata-rata persediaan = 180 juta/ 10 juta
= 18x
Sekarang misalkan pemakaian bahan meningkat 25% menjadi 4.500 unit dalam satu tahun.
Perhitungan EOQ akan berubah menjadi,
Q = [(2 x 4.500 x Rp. 200.000)/ (0,18)(Rp. 50.000)] ½
= 447
Dengan demikian nilai rata-rata persediaan adalah,
(447 x Rp. 50.000)/ 2 = Rp. 11,175 juta
Yang berarti perputaran persediaan bahan baku menjadi,
(4.500 x Rp. 50.000)/ Rp. 11,175 juta = 20,13x
Dengan demikian apaila dibandingkan dengan periode sebelumnya, perputaran persediaan
Nampak meningkat. Hal ini mungkin ditafsirkan membaiknya manajemen persediaan.
Padahal sebenarnya kebijaksanaan yang diterapkan sama saja. Yaitu menerapkan EOQ.
Phenomena sebaliknya akan muncul apabila pemakaian bahan berkurang. Artinya, perputaran
persediaan bahan baku akan menurun apabila diterapkan model EOQ dan terjadi penurunan
rasio-rasio keuangan sebagai ukuran kinerja manajemen perlu berhati-hati, dan pemahaman
terhadap kebijaksaan perusahaan perlu dilakukan agar tidak menjadi kesalahan penafsiran.
Jawaban
(2). Memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah tuhuan jangka panjang karena
memodifikasi tujuan memaksimalkan keuntungan agar mampu menghadapi perubahan
lingkungan operasi yang kompleks. Kita sudah memilih memaksimalisi kekayaan pemegang
saham yaitu memaksimalisai harga pasar saham perusahaan karena seluruh keputusan
keuangan akan terefleksi didalamnya. Kebijakan investasi ataupun dividen yang buruk akan
mengakibatkan para investor beraksi dan membuat harga saham menjadi turun, begitupun
38. sebaliknya. Sayangnya, ada beberapa masalah praktis yang cukup seriyus dalam menerapkan
tujuan ini, yaitu kita tahu bahwa harga saham perusahaan selalu berubah-ubah sering tanpa
alasannya.
Selain itu cara untuk memaksimalkan kekayaanpemegang saham adalah dengan cara
menerbitkan saham baru untuk memperoleh tambahan dana yang kemudian diinvestasikan
untuk mendapatkan tambahan keuntungan.
Perbedaan antara memaksimalkan harga saham dan memaksimalkan laba,
Memaksimalkan harga saham ialah memaksimalkan harga pasarsaham karena seluruh
keputusan keuangan akan terefleksi didalamnya. Sedangkan memaksimalkan laba ialah
menakankan pada pemanfaatan barang modal secara efisien.
(3). Mengapa penerimaan uang pada saat sekarang lebih tinggi nilainya dari pada
diterima pada masa yang akan datang, karena bahwa uang yang saat ini kita pegang lebih
berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti dimasa mendatang. Coba kalian
bayangkan ketika kalian memiiki uang satu juta rupiah pada tahun 1970. Dengan uang
sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang
satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk
lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa
sekarang jelas sudah tidak ada apa-apanya. Orang yang kaya di jama dulu disebut juga
dengan sebutan jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan
dengan sebutan milyuner.
Ada beberapa Faktor yang mempengaruhinya yaitu :
I. Tingkat inflasi
Dalam pasar value asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa
menjadi dasar yang utama dalam pasar vaue asing, sehingga perubahan harga dalam negeri
yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi
pergerakan kurs value asing.
Contoh, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat infleksi yang cukup
tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis
pemerintahan terhadap produk relatif mengalami penurunan. Rasio uang dalam daya beli
(paritas daya beli) berfungsi sebagai titik nilai tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah
mengapa tingkat inflasi berdampak pada nilai tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara
mengarah pada penurunan pada mata uang nasional, dan sebaliknya. Penyusutan infasi uang
di dalam negeri akan mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar
39. mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih
rendah.
II. Aktifitas neraca pembayaran
Neraca pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca
pembayaran aktifmeningkatkan mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan dari
debitur asing. Saldo pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan penurunan nilai
tukar mata uang nasional sebagai seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual
semuanya menggunakan mata uang asing untuk membayarkembali kewajiban eksternal
mereka. Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat
keterbukaan ekonomi.
Contoh, efek dari perubahan tarif pembatasan impor, kuota perdaagangan, sunsidi ekspor
berdampak pada neraca perdagangan. Ketika keseimbangan positif dalam perdagangan ada di
muka terdapat peningkatan.
Permintaan untuk mata uang negarayang meningkatkan laju, dan dalam hal keseimbangan
negatif proses sebalinya terjadi. Pergerakan modal jangka pendek dan jangka panjang
bergantung pada tingkat suku bunga domestik, pembatasan atau mendorong impor dan eskpor
modal.
III. Perbedaan suku bunga di berbagai negara
Perubahan tingkat suku bunga di suatu negaraakan mempengaruhi arus modal internasional.
Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing itulah
sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk
meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif
“uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran.
Suku bunga mempengaruhi operasi pasar value asing dan paar uang. Ketika melakukan
transaksi, bank akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan
global dengan perdagangan yang berasal dari laba. Mereka lebih melilih untuk mendapatkan
pinjaman lebih murah dipasar uang asing, di mana tingkat lebih rendah, dan tempat mata
uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga ynang lebih tinggi, dimana tingkat
lebih rendah, dan tempat mata uang asing di pasar kredit kenaikan nomonal suku bunga di
suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit
yang mahal untuk bisnis. Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya
produk mereka yang pda gilirannya, menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri. Hal
ini relatif mengurangi nilai mata uang nasional terhadap satu negara.
IV. Tingkat pendapatan relatif
40. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasarmata uang asing
adalah laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan
pendapatan dalam negeri di diperkkirakan akan melemahkan kurs matauang asing.
Sedangkan pendapatan rill dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif
dibandingkan dengan supply yang tersedia.
V. Kontrol pemerintah
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal
termasuk:
1. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
2. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri
3. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan memberi mata uang.
VI. Ekspetasi
Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai
tukardimasa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat
terhadap setiap berita yang memiliki dampak kedepan. Dan sebagai contoh, berita
mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas
menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi
langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
(4). Jika perusahaan A berinvestasi sebesar 40.000.000 dan B berivestasi 80. 000.000 dan
dalam jangka waktu yang sama yaitu 2 tahun, dan pengembalian perusahaan A sebesar 6%
dan pengembalian perusahaan B sebesar 5%
Perusahaan A
FV = PV (1+i) ^n
= 40.000.000 (1+0.06)^2
=40.000.000 x (1.1236)
=44.944.000
Perusahaan B
FV = PV (1+i) ^n
= 80.000.000 (1+0.05)^2
=80.000.000 x (1.1025)
= 88.200.000
Jadi semakin besar perusahaan berinfestasi, semkin tinggi resiko yang hadapi.
Namun semakin besar pula keuntungan yang diperoleh, jadi perusahaan B lebih beresiko.
41. (5). Jika suatu perusahaan kekurangan modal untuk melakukan ekspansi, apakah
perusahaan tersebut harus meminjam uang dari bank atau mengeluarkan obligasi. Ketika
perusahaan membutuhkan sejumlah dana, menerbitkan obligasi merupakan salah satu cara
dan pilihan untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Fungsi obligasi seperti pinjaman antara
investor dan perusahaan. Investor setuju untuk memberikan korporasi tersebut sejumlah uang
tertentu untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan pembayaran bunga secara periodik pada
interval yang ditentukan. Ketika pinjaman mencapai tanggal jatuh tempo, pinjaman investor
tersebut akan dilunasi.
Kelemahannya ialah :Keputusan untuk menerbitkan obligasi dibandingkan memilih metode
lain dalam mendapatkan uang dapat didorong oleh banyak faktor. Membandingkan fitur dan
manfaat dari obligasi dibandingkan metode umum lainnya dalam mengumpulkan uang
memberikan beberapa wawasan atas alasan perusahaan sering menggunakan penerbitan
obligasi ketika mereka butuh untuk mendapatkan uang tunai guna membiayai kegitan atau
operasional perusahaan.
Meminjam uang dari bank mungkin merupakan salah satu cara yang paling mudah diinget
bagi banyak orang yang membutuhkan dana. Dari sini bisa muncul pertanyaan, “kenapa harus
obligasi dan bukan mengajukan pinjaman dari bank?” seperti individu, perusahaan dapat
meminjam dari bank, tetapi menerbitkan obligasi sering memiliki proposi lebih menarik.
Bunga yang dibayarkan perusahaan kepada investor kepada obligasi seringkali lebih rendah
dan tingkat suku bunga yang dibebankan oleh bank. Karena uang yang dibayarkan untuk
bunga diambil dari keuntungan perusahaan, dan perusahaan menggerakan bisnis untuk
menghasilkan keuntungan, meminimalkan jumlah bunga yang harus dibayar ketika
meminjam uang merupakan sebuah pertimbangan penting. Ini adalah salah satu alasan bagi
perusahaan yang sehat dimana kelihatannya tidak membutuhkan uang seringkali menerbitkan
obligasi ketika suku bunga berada pada tingkat yang sangat rendah. Kemampuan untuk
meminjam uang dalam besar pada tingkat bunga yang rendah memberikan perusahaan
kemampuan dalam berinvestasi pada infrastruktur dan proyek-proyek lainnya.