SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Gizi Pada Usia Dewasa
Gizi dan Diet
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Emmy Kardinasari
Pengertian Usia Dewasa
• Batas usia antara akhir 20 th
s.d 50 th → usia paling
panjang dalam siklus daur
kehidupan
• Dikenal dengan usia
pertengahan
• Kategori usia dewasa dibagi
menjadi 2 :
1. Dewasa muda 18 th s.d 30
th
2. Dewasa tua > 30 th
Keadaan Kesehatan Usia dewasa
•Status kesehatan pada usia ini dapat baik jika dijaga
dengan baik.
•Kebiasaan buruk akan membuat status kesehatan
yang buruk pada masa tua, spt : merokok, (-) olga,
stres, pola makan yang salah→tinggi lemak jenuh,
tinggi kolesterol, banyak gula & garam serta
kurangnya konsumsi serat.
•Pola makan salah memicu hipertensi, diabetes
militus, jantung koroner, kanker & gangguan saluran
pencernaan.
Masalah gizi pada dewasa
• Masalah gizi berada pada dua sisi → gizi lebih & gizi kurang
• IMT → indikator status gizi yang sudah memperhitungkan
unsur kesehatan.
→ berlaku untuk dewasa usia 20-65 th ≠ wanita hamil &
menyusui.
IMT :
Kurang : < 18,5
Normal : 18,5 - < 25
Kegemukan (obesitas) : > 27
Gizi Kurang
• Kurang Energi Protein (KEP)
→ konsekuensi (-) asupan energi dalam waktu yang lama atau
penyakit yang sedang diderita.
→ Pecandu narkoba
→ KEP menjadikan daya tahan tubuh rendah, mudah terkena
penyakit infeksi.
→ Menurunkan produktivitas kerja & kualitas hidup
→ Makanan tinggi kalori & protein peningkatan BB
→ Penyebab KEK dewasa :
1. Kemiskinan
2. Aktivitas yg berlebihan tdk sempat meluangkan
waktu utk mkn
3. Pemilihan mknan yg salah
4. Absorbsi zat yg tdk baik
5. Peyakit infeksi spt diare berkepanjangan
6. Depresi / stres
7. Investasi cacing
8. Gangguan kesehatan → (-) nafsu mkn
•Anemia
→lebih bnyk wanita dari laki-laki, karena mengalami
menstruasi
→Penyebab:
- rendahnya asupan Fe
- adanya penyakit : malaraia
- infeksi parasit : cacing, gangguan patologis
- rendahkanya mineral kemampuan
mempengaruhi pembentukan hemoglobin
→ Sumber Fe :
- makanan hewani: hati, daging merah
- makanan nabati: sayuran hijau
→ Faktor penghambat penyerapan zat besi (Fe)
adalah asam fitat pada serealia, tanin
→ Faktor pendukung penyerapan zat besi (Fe) adalah
vitamin C
Gizi Lebih
• Memilih makanan tinggi kalori & lemak tapi rendah serat→
meningkatnya status ekonomi
• Gaya hidup sedentary → penimbunan lemak
• Ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan yang
keluar → meningkatnya usia kecepatan metabolisme tubuh
menurun (memasuki usia > 30th).
• Akibat kegemukan → resiko penyakit degeneratif al:
Dislipidemia, penyakit jantung koronen (PJK), Hipertensi,
Diabetes militus
Prinsip gizi seimbang untuk dewasa
Makanan seimbang
→ Makanan mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh dalam juml seimbang, aneka
ragam makanan
→ Tidak ada satu makanan yang mengandung
semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia
→ Aneka ragam mknan akan saling melengkapi &
menutupi kekuranganan
Kebutuhan Gizi Usia Dewasa
•Kalori : tergantung aktivitas fisik, jenis kelamin dan
massa tubuh→ aktif lebih banyak butuh kalori,
memonitor BB dengan mengukur IMT
•Karbohidrat :
- 50 -65% dari energi total
- Utama CHO kompleks dibanding sederhana →
sumber serat (sayur dan buah)
Manfaat Serat :
1. Melancarkan BAB
2. Menurunkan kolesterol darah
3. Karbohidrat kompleks memberikan rasa kenyang
lebih lama karena proses pencernaannya yang
lambat → konsumsi gula max 5% dari kec. Energi
karbohidrat (4-5 sdm/hari)
•Protein
1. Kebutuhan protein dewasa laki-lako atau
perempuan = 0,8 g/kg BB
2. Konsumsi protein terlalu tinggi →mengganggu
penyerapan calsium efek osteoforosis
3. Asupan protein 2x lipat dari yang dianjurkan
meningkatkan risiko kanker
4. PJK akibat tinggi asupan lemak jenuh & kolesterol
→ lemak nabati dari kacang-kacanganan &
olahannya.
•Lemak
1. Tidak ada angka kecukupan lemak secara khusus
2. Anjuran konsumsi lemak sehari 20-30% dari
kecukupan energi
3. Lemak tinggi berkontribusi terhadap obesitas &
meningkatnya risiko terhadap kanker
4. Membatasi konsumsi lemak jenuh, kolesterol &
asam lemak trans serta meningkatkan konsumsi
asam lemak tidak jenuh: omega 3 & 6
•Mineral
1. Perlu dibatasi : garam natrium →mencegah
tekanan darah tinggi
2. Fe →dewasa muda lebih tinggi dari dewasa
tengah tua kr kehilangan zat besi saat haid
3. Ca → penting pembentukan tulang & menjaga
tulang kuat , khusus bumil & menyusui ↑,
mencegah osteoporosis
•Vitamin
1. Kecukupan vitamin dapat terpenuhi bila makanan
sehari-hari mengikuti pedoman
2. Kekurangan vitamin terjadi pada usia dewasa
akibat asupan makanan vitamin yang kurang
Gizi Pada Lanjut Usia
Gizi Dan Diet
Potekkes Kemenkes Pangkalpinang | Emmy Kardinasari,
M.Sc.
OUTLINE
• Pengertian Usia Lanjut & Kelompoknya
• Proses menua & Implikasinya
• Masalah Gizi pada Usia lanjut
• Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi usia lanjut
• Kebutuhan energi & zat gizi usia lanjut
• Prinsip pemberian makan usia lanjut
Pengertian Usia Lanjut & Kelompoknya
• Menua atau menjadi tua (aging )
merupakan proses yang akan
dialami oleh semua orang dan
merupakan proses yang tidak
dapat dihindari.
• Usia lanjut dimulai dari usia 60
tahun ke atas.
• Hal yang menjadi perhatian dan
fokus utama adalah untuk tetap
sehat pada saat proses menua
(menua sehat/healthy aging) →
menghindari munculnya penyakit
Pengertian Usia Lanjut & Kelompoknya
• Proses menua dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen.
• Eksogen: faktor dari luar
• Endogen: faktor dari dalam
• Faktor eksogen maupun endogen dapat menjadi faktor resiko
penyakit degeneratif.
• Faktor risiko tersebut bisa dimulai dari usia muda atau usia
produktif, namun bersifat subklinis
Perubahan fisiologis & implikasinya terhadap
status gizi
• Fungsi fisiologis lansia dalam tubuh lansia menurun
seiring pertambahan usianya → menurun kemampuan
lansia dalam menerima rangsangan baik dari dalam
maupun luar.
Fungsi fisilogis → menurunnya fungsi indera
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Pengecapan
4. Peraba
5. Penciuman
• Penurunan fungsi indera penciuman dan indera
perasa → penurunan kemampuan untuk dapat
menikmati makanan dengan baik, asupan makan
kurang sehingga penggunaan bumbu seperti
kecap dan garam yang berlebihan dapat
memberikan pengaruh yang kurang baik bagi
kesehatan.
• Perubahan yang terjadi pada fisiologi
gastrointestinal mempengaruhi ketersediaan hayati
→ atropi gastritis, 24% lansia berusia 60-69 th, 32%
lansia usia 70-79th & 40% lansia > 80 th.
• Risiko gangguan penyerapan nutrient akibat
gangguan gastrointestinal.
• Berkurangnya sekresi saliva → membuat kesulitan menelan & durasi
makanan berada di dalam mulut menjadi lebih lama sehingga berisiko
mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi.
• Kehilangan gigi, mengakibatkan terganggunya kemampuan dalam
mengkonsumsi makanan dengan tekstur keras, makanan yang
mengandung tekstur lunak biasanya tidak memiliki kandungan vit A, C
dan serat, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami
konstipasi.
• Menurunnya kemampuan tubuh untuk melakukan sekresi HCL.
• HCl (asam lambung) memiliki fungsi penting dalam pencernaan makanan,
berkurangnya volume HCl yang diproduksi tubuh dapat memicu
penurunan kemampua tubuh untuk menyerap berbagai nutrient.
• HCL merupakan faktor ekstrinsik yang membantu penyerapan vitamin
B12 & Caserta utilisasi protein.
• Menurunnya sekresi pepsin & enzim proteolitik menyebabkan
pencernaan protein tdk efisien
• Me↙sekresi garam empedu mengganggu proses penyerapan
lemak & vit A, D, E & K
• Terjadinya penurunan motilitas usus, sehingga
memperpanjang waktu singgah (transit time) dalam saluran
gastrointestinal yang mengakibatkan retensi pada bagian
perut & konstipasi.
⏬ Produksi HCl
Penurunan Absorpsi
vitamin B12 dan
kalsium (Ca)
Defisiensi
vitamin B12
dan Ca
Defisiensi vitamin
B12 dan Ca
⏫ risiko munculnya
osteoporosis dan
anemia
Anemia memicu
stress oksidatif:
muncul risiko
penyakit degenratif
• Penurunan fungsi fisiologis pada lansia merupakan hal yang terjadi
secara alami seiring pertambahan usia.
• Perubahan fungsi fisiologi meliputi perubahan kemampuan lansia
dalam menanggapi ransangan yang datang dari luar maupun dari
dalam tubuh lansia itu sendiri, yaitu:
• Fungsi panca indra
• Fungsi kardiovaskuler
• Sistem pencernaan
• Sistem endokrin
• Sistem pernafasan
• Sistem encernaan
• Sistem imun
• Sistem eskresi
• Otot dan rangka
• Perubahan-perubahan fungsi fisiolgis pada lansia dapat menyebabkan
penurunan jumlah aasupan makanan yang berakibat pada penurunan
status gizi .
• Penurunan fungsi fisiologi pada lansia yang memiliki kaitan erat dengan
penurunan status gizi adalah menurunnya kemampuan mengunyah
makanan & berkurangnya nya sekresi enzim pencernaan.
Kebutuhan Energi & Zat Gizi Usia Lanjut
• Kebutuhan energi
→ Perlu memperhatikan faktor perubahan fungsi fisiologi tubuh.
→ Energi basal menurun sekitar 2% pertahun.
→ Aktivitas fisik menurun sehingga kebutuhan energi lebih
rendah dibandingkan dengan dewasa muda.
→ Kemampuan usus untuk menyerap zat-zat gizi dalam
makanan menurun, fungsi & motalitas lambung menurun,
fungsi ginjal menurun & meningkatnya jumlah mineral yang
hilang dari jaringan keras (tulang & gigi).
Kebutuhan Energi
→ Kebutuhan tubuh akan energi ditentukankan oleh
umur, jenis kelamin & aktivitasnya
→ Hasil penelitian, pada lansia metabolisme basal
menurun sekitar 15-20% hal ini terjadi karena
berkurangnya massa otot (tubuh lebih mudah
menimbun lemak).
→ Penurunan jumlah konsumsi energi dapat
dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi lemak,
karena lemak memberikan sumbangan energi lebih
besar dalam jumlah yang sama dibandingkan pati,
Next..
→ Konsumsi karbohidrat sederhana (gula) harus dikurangi, gula
tidak memberikan rasa kenyang sehingga dikhawatirkan akan
menyebabkan konsumsi energi yang lebih besar
→ Pengganti lemak, konsumsi karbohidrat (CHO) kompleks
seperti serealia & umbi-umbian
→ Pengganti gula, pemanis buatan yang banyak beredar
dipasaran
•Karbohidrat
→ Masalah yang sering dihadapi lansia yaitu konstipasi
& terbentuknya benjolan-benjolan pada permukaan
usus (diverticulosis), upaya pencegahan dg serat
pangan yaitu serealia utuh ( belum disosoh), sayur-
sayuran & buah2an.
→ Lactose intolerance, munculnya gangguan
pencernaan seperti diare setelah minum susu karena
usus tidak mampu melakukan produksi enzim laktase
pemecah gula susu (lactosa).
→ Susu sumber kalsium, protein dengan mutu tinggi
dan B2 (riboflavin) serta zat gizi lainnya.
→ Pemberian produk olahan susu yang rendah lactosa,
susu fermentasi seperti: yoghurt, kefir, keju.
•Protein
→ Pengganti jaringan yang rusak & mempertahankan
tubuh dari serangan infeksi
→ Kebutuhan protein 0,8 gr/kg BB perhari atau sekitar
48 gram perhari untuk BB 60 kg, dengan syarat nilai
protein setara telur.
→ Protein yang nilai gizi lebih rendah dari telur ( serealia
& kacang2an) harus dikonsumsi dengan jumlah yang
lebih banyak
→ Sumber protein yang baik dari kacang-kacangan &
ikan, mengurangi sumber protein hewani yg tinggi
lemak & kolesterol
•Lemak
→ Sumber atau pelarut Vitamin A, D, E & K dan
provitamin A (karoten)
→ Sumber asam lemak esensial (linoleat & linolenat),
seperti minyak jagung, olive oil, minyak kedelai
→ Manula ≠ menghindari konsumsi lemak berlebih,
perlu mengurangi
→ Konsumsi lemak jenuh maupun produk-produk
hewani dapat meningkatkan kadar kolesterol &
trigliserida dalam darah
→ Konsumsi lemak dibatasi sekitar 20% dari ttl energi
sehari
•Vitamin & mineral
→ Hasil penelitian “lansia pada umumnya rendah
konsumsi vit A, B1, B2, B6, niasin, folat, serta vit C, D
& E” karena dibatasinya konsumsi makanan
→ Konsumsi susu membantu mengatasi kekurang
vitamin tersebut
→ Mineral yang direkomendasi untuk lansia : Ca, fosfor,
Mg, Fe, Zn, serta iodium (I)
•Cairan
→ Berguna untuk membantu pencernaan makanan serta
membersihkan ginjal
→ Lansia cenderung kurang suka minum cairan karena
sering buang air kecil, hal ini disebabkan karena
menurunnya kontrol terhadap kandung kemih
→ Kebutuhan cairan sehari 2 - 2,5 liter perhari
Thank you 

More Related Content

What's hot

Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja Shela Rizky Tarinda
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4Indri Wati
 
Leaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamilLeaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamilK-dzal Ghazali
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaFakhriyah Elita
 
-Tablet-tambah-darah-ppt
-Tablet-tambah-darah-ppt-Tablet-tambah-darah-ppt
-Tablet-tambah-darah-pptmiftah836826
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Aris Rahmanda
 
Kerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingKerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingyetiyuwansyah1
 
Gizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsGizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsEvi Fatimah
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Dessycis
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015yesintabella
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 

What's hot (20)

Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
Diet demam typhoid
Diet demam typhoidDiet demam typhoid
Diet demam typhoid
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
 
Leaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamilLeaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamil
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
 
-Tablet-tambah-darah-ppt
-Tablet-tambah-darah-ppt-Tablet-tambah-darah-ppt
-Tablet-tambah-darah-ppt
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometriPengukuran antropometri
Pengukuran antropometri
 
Kerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingKerangka teori stunting
Kerangka teori stunting
 
Gizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsGizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana ns
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 

Similar to Gizi Seimbang Lanjut Usia

GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdf
GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdfGIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdf
GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdfIrkham5
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIApjj_kemenkes
 
KEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASA
KEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASAKEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASA
KEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASApjj_kemenkes
 
GIZI_PADA_REMAJA.pptx
GIZI_PADA_REMAJA.pptxGIZI_PADA_REMAJA.pptx
GIZI_PADA_REMAJA.pptxRani911076
 
ppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdfppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdfCeceLisa
 
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptxGerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptxPemkot prabumulih
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaTriana Septianti
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remajaEmmy Kardinasari
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.pptintanmega2
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.pptheri sos
 
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanpemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanDiena Masrukin
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.pptaria800212
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.pptErinRika2
 

Similar to Gizi Seimbang Lanjut Usia (20)

GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdf
GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdfGIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdf
GIZI_SEIMBANG_LANSIA.pdf
 
Gizi kesmas fix
Gizi kesmas fixGizi kesmas fix
Gizi kesmas fix
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
 
GIZI DEWASA.ppt
GIZI DEWASA.pptGIZI DEWASA.ppt
GIZI DEWASA.ppt
 
KEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASA
KEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASAKEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASA
KEBUTUHAN GIZI PADA USIA REMAJA DAN DEWASA
 
GIZI_PADA_REMAJA.pptx
GIZI_PADA_REMAJA.pptxGIZI_PADA_REMAJA.pptx
GIZI_PADA_REMAJA.pptx
 
Masalah Kebutuhan Nutrisi
Masalah Kebutuhan NutrisiMasalah Kebutuhan Nutrisi
Masalah Kebutuhan Nutrisi
 
Gizi
GiziGizi
Gizi
 
GIZI USIA DEWASA.pdf
GIZI USIA DEWASA.pdfGIZI USIA DEWASA.pdf
GIZI USIA DEWASA.pdf
 
ppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdfppt_microteacing.pdf
ppt_microteacing.pdf
 
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptxGerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
 
Gizi seimbang usia lanjut
Gizi seimbang usia lanjutGizi seimbang usia lanjut
Gizi seimbang usia lanjut
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remaja
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt
 
KEBUTUHAN_NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN_NUTRISI.pptKEBUTUHAN_NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN_NUTRISI.ppt
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanpemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 

More from Emmy Kardinasari

BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptxBIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptxEmmy Kardinasari
 
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptxBIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptxEmmy Kardinasari
 
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemihEmmy Kardinasari
 
9 asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular
9   asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular9   asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular
9 asuhan gizi pada gangguan kardiovaskularEmmy Kardinasari
 
10 11 isu diet mutakhir - golongan darah
10 11   isu diet mutakhir - golongan darah10 11   isu diet mutakhir - golongan darah
10 11 isu diet mutakhir - golongan darahEmmy Kardinasari
 
08 09 isu diet mutakhir - autoimun
08 09   isu diet mutakhir - autoimun08 09   isu diet mutakhir - autoimun
08 09 isu diet mutakhir - autoimunEmmy Kardinasari
 
6 pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 2020
6   pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 20206   pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 2020
6 pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 2020Emmy Kardinasari
 
4 5 - waktu pemberian obat 2020
4 5 - waktu pemberian obat 20204 5 - waktu pemberian obat 2020
4 5 - waktu pemberian obat 2020Emmy Kardinasari
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan GiziEmmy Kardinasari
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksiEmmy Kardinasari
 
01 patologi manusia konsep dasar patologi
01 patologi manusia   konsep dasar patologi01 patologi manusia   konsep dasar patologi
01 patologi manusia konsep dasar patologiEmmy Kardinasari
 
Nutritional Intervention at A Critical Condition
Nutritional Intervention at A Critical ConditionNutritional Intervention at A Critical Condition
Nutritional Intervention at A Critical ConditionEmmy Kardinasari
 

More from Emmy Kardinasari (12)

BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptxBIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
 
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptxBIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
BIOKIMIA GIZI 03 - PERANAN HORMON DAN ENZIM 2023.pptx
 
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih10   asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
10 asuhan gizi pada ginjal dan saluran kemih
 
9 asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular
9   asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular9   asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular
9 asuhan gizi pada gangguan kardiovaskular
 
10 11 isu diet mutakhir - golongan darah
10 11   isu diet mutakhir - golongan darah10 11   isu diet mutakhir - golongan darah
10 11 isu diet mutakhir - golongan darah
 
08 09 isu diet mutakhir - autoimun
08 09   isu diet mutakhir - autoimun08 09   isu diet mutakhir - autoimun
08 09 isu diet mutakhir - autoimun
 
6 pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 2020
6   pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 20206   pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 2020
6 pengaruh obat terhadap penyerapan zat gizi 2020
 
4 5 - waktu pemberian obat 2020
4 5 - waktu pemberian obat 20204 5 - waktu pemberian obat 2020
4 5 - waktu pemberian obat 2020
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksi
 
01 patologi manusia konsep dasar patologi
01 patologi manusia   konsep dasar patologi01 patologi manusia   konsep dasar patologi
01 patologi manusia konsep dasar patologi
 
Nutritional Intervention at A Critical Condition
Nutritional Intervention at A Critical ConditionNutritional Intervention at A Critical Condition
Nutritional Intervention at A Critical Condition
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (19)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

Gizi Seimbang Lanjut Usia

  • 1. Gizi Pada Usia Dewasa Gizi dan Diet Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Emmy Kardinasari
  • 2. Pengertian Usia Dewasa • Batas usia antara akhir 20 th s.d 50 th → usia paling panjang dalam siklus daur kehidupan • Dikenal dengan usia pertengahan • Kategori usia dewasa dibagi menjadi 2 : 1. Dewasa muda 18 th s.d 30 th 2. Dewasa tua > 30 th
  • 3. Keadaan Kesehatan Usia dewasa •Status kesehatan pada usia ini dapat baik jika dijaga dengan baik. •Kebiasaan buruk akan membuat status kesehatan yang buruk pada masa tua, spt : merokok, (-) olga, stres, pola makan yang salah→tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol, banyak gula & garam serta kurangnya konsumsi serat. •Pola makan salah memicu hipertensi, diabetes militus, jantung koroner, kanker & gangguan saluran pencernaan.
  • 4. Masalah gizi pada dewasa • Masalah gizi berada pada dua sisi → gizi lebih & gizi kurang • IMT → indikator status gizi yang sudah memperhitungkan unsur kesehatan. → berlaku untuk dewasa usia 20-65 th ≠ wanita hamil & menyusui. IMT : Kurang : < 18,5 Normal : 18,5 - < 25 Kegemukan (obesitas) : > 27
  • 5. Gizi Kurang • Kurang Energi Protein (KEP) → konsekuensi (-) asupan energi dalam waktu yang lama atau penyakit yang sedang diderita. → Pecandu narkoba → KEP menjadikan daya tahan tubuh rendah, mudah terkena penyakit infeksi. → Menurunkan produktivitas kerja & kualitas hidup → Makanan tinggi kalori & protein peningkatan BB
  • 6. → Penyebab KEK dewasa : 1. Kemiskinan 2. Aktivitas yg berlebihan tdk sempat meluangkan waktu utk mkn 3. Pemilihan mknan yg salah 4. Absorbsi zat yg tdk baik 5. Peyakit infeksi spt diare berkepanjangan 6. Depresi / stres 7. Investasi cacing 8. Gangguan kesehatan → (-) nafsu mkn
  • 7. •Anemia →lebih bnyk wanita dari laki-laki, karena mengalami menstruasi →Penyebab: - rendahnya asupan Fe - adanya penyakit : malaraia - infeksi parasit : cacing, gangguan patologis - rendahkanya mineral kemampuan mempengaruhi pembentukan hemoglobin
  • 8. → Sumber Fe : - makanan hewani: hati, daging merah - makanan nabati: sayuran hijau → Faktor penghambat penyerapan zat besi (Fe) adalah asam fitat pada serealia, tanin → Faktor pendukung penyerapan zat besi (Fe) adalah vitamin C
  • 9. Gizi Lebih • Memilih makanan tinggi kalori & lemak tapi rendah serat→ meningkatnya status ekonomi • Gaya hidup sedentary → penimbunan lemak • Ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan yang keluar → meningkatnya usia kecepatan metabolisme tubuh menurun (memasuki usia > 30th). • Akibat kegemukan → resiko penyakit degeneratif al: Dislipidemia, penyakit jantung koronen (PJK), Hipertensi, Diabetes militus
  • 10. Prinsip gizi seimbang untuk dewasa Makanan seimbang → Makanan mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam juml seimbang, aneka ragam makanan → Tidak ada satu makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia → Aneka ragam mknan akan saling melengkapi & menutupi kekuranganan
  • 11. Kebutuhan Gizi Usia Dewasa •Kalori : tergantung aktivitas fisik, jenis kelamin dan massa tubuh→ aktif lebih banyak butuh kalori, memonitor BB dengan mengukur IMT •Karbohidrat : - 50 -65% dari energi total - Utama CHO kompleks dibanding sederhana → sumber serat (sayur dan buah)
  • 12. Manfaat Serat : 1. Melancarkan BAB 2. Menurunkan kolesterol darah 3. Karbohidrat kompleks memberikan rasa kenyang lebih lama karena proses pencernaannya yang lambat → konsumsi gula max 5% dari kec. Energi karbohidrat (4-5 sdm/hari)
  • 13. •Protein 1. Kebutuhan protein dewasa laki-lako atau perempuan = 0,8 g/kg BB 2. Konsumsi protein terlalu tinggi →mengganggu penyerapan calsium efek osteoforosis 3. Asupan protein 2x lipat dari yang dianjurkan meningkatkan risiko kanker 4. PJK akibat tinggi asupan lemak jenuh & kolesterol → lemak nabati dari kacang-kacanganan & olahannya.
  • 14. •Lemak 1. Tidak ada angka kecukupan lemak secara khusus 2. Anjuran konsumsi lemak sehari 20-30% dari kecukupan energi 3. Lemak tinggi berkontribusi terhadap obesitas & meningkatnya risiko terhadap kanker 4. Membatasi konsumsi lemak jenuh, kolesterol & asam lemak trans serta meningkatkan konsumsi asam lemak tidak jenuh: omega 3 & 6
  • 15. •Mineral 1. Perlu dibatasi : garam natrium →mencegah tekanan darah tinggi 2. Fe →dewasa muda lebih tinggi dari dewasa tengah tua kr kehilangan zat besi saat haid 3. Ca → penting pembentukan tulang & menjaga tulang kuat , khusus bumil & menyusui ↑, mencegah osteoporosis
  • 16. •Vitamin 1. Kecukupan vitamin dapat terpenuhi bila makanan sehari-hari mengikuti pedoman 2. Kekurangan vitamin terjadi pada usia dewasa akibat asupan makanan vitamin yang kurang
  • 17. Gizi Pada Lanjut Usia Gizi Dan Diet Potekkes Kemenkes Pangkalpinang | Emmy Kardinasari, M.Sc.
  • 18. OUTLINE • Pengertian Usia Lanjut & Kelompoknya • Proses menua & Implikasinya • Masalah Gizi pada Usia lanjut • Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi usia lanjut • Kebutuhan energi & zat gizi usia lanjut • Prinsip pemberian makan usia lanjut
  • 19. Pengertian Usia Lanjut & Kelompoknya • Menua atau menjadi tua (aging ) merupakan proses yang akan dialami oleh semua orang dan merupakan proses yang tidak dapat dihindari. • Usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun ke atas. • Hal yang menjadi perhatian dan fokus utama adalah untuk tetap sehat pada saat proses menua (menua sehat/healthy aging) → menghindari munculnya penyakit
  • 20. Pengertian Usia Lanjut & Kelompoknya • Proses menua dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. • Eksogen: faktor dari luar • Endogen: faktor dari dalam • Faktor eksogen maupun endogen dapat menjadi faktor resiko penyakit degeneratif. • Faktor risiko tersebut bisa dimulai dari usia muda atau usia produktif, namun bersifat subklinis
  • 21. Perubahan fisiologis & implikasinya terhadap status gizi • Fungsi fisiologis lansia dalam tubuh lansia menurun seiring pertambahan usianya → menurun kemampuan lansia dalam menerima rangsangan baik dari dalam maupun luar. Fungsi fisilogis → menurunnya fungsi indera 1. Penglihatan 2. Pendengaran 3. Pengecapan 4. Peraba 5. Penciuman
  • 22. • Penurunan fungsi indera penciuman dan indera perasa → penurunan kemampuan untuk dapat menikmati makanan dengan baik, asupan makan kurang sehingga penggunaan bumbu seperti kecap dan garam yang berlebihan dapat memberikan pengaruh yang kurang baik bagi kesehatan. • Perubahan yang terjadi pada fisiologi gastrointestinal mempengaruhi ketersediaan hayati → atropi gastritis, 24% lansia berusia 60-69 th, 32% lansia usia 70-79th & 40% lansia > 80 th. • Risiko gangguan penyerapan nutrient akibat gangguan gastrointestinal.
  • 23. • Berkurangnya sekresi saliva → membuat kesulitan menelan & durasi makanan berada di dalam mulut menjadi lebih lama sehingga berisiko mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi. • Kehilangan gigi, mengakibatkan terganggunya kemampuan dalam mengkonsumsi makanan dengan tekstur keras, makanan yang mengandung tekstur lunak biasanya tidak memiliki kandungan vit A, C dan serat, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami konstipasi. • Menurunnya kemampuan tubuh untuk melakukan sekresi HCL. • HCl (asam lambung) memiliki fungsi penting dalam pencernaan makanan, berkurangnya volume HCl yang diproduksi tubuh dapat memicu penurunan kemampua tubuh untuk menyerap berbagai nutrient. • HCL merupakan faktor ekstrinsik yang membantu penyerapan vitamin B12 & Caserta utilisasi protein.
  • 24. • Menurunnya sekresi pepsin & enzim proteolitik menyebabkan pencernaan protein tdk efisien • Me↙sekresi garam empedu mengganggu proses penyerapan lemak & vit A, D, E & K • Terjadinya penurunan motilitas usus, sehingga memperpanjang waktu singgah (transit time) dalam saluran gastrointestinal yang mengakibatkan retensi pada bagian perut & konstipasi. ⏬ Produksi HCl Penurunan Absorpsi vitamin B12 dan kalsium (Ca) Defisiensi vitamin B12 dan Ca Defisiensi vitamin B12 dan Ca ⏫ risiko munculnya osteoporosis dan anemia Anemia memicu stress oksidatif: muncul risiko penyakit degenratif
  • 25. • Penurunan fungsi fisiologis pada lansia merupakan hal yang terjadi secara alami seiring pertambahan usia. • Perubahan fungsi fisiologi meliputi perubahan kemampuan lansia dalam menanggapi ransangan yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh lansia itu sendiri, yaitu: • Fungsi panca indra • Fungsi kardiovaskuler • Sistem pencernaan • Sistem endokrin • Sistem pernafasan • Sistem encernaan • Sistem imun • Sistem eskresi • Otot dan rangka • Perubahan-perubahan fungsi fisiolgis pada lansia dapat menyebabkan penurunan jumlah aasupan makanan yang berakibat pada penurunan status gizi . • Penurunan fungsi fisiologi pada lansia yang memiliki kaitan erat dengan penurunan status gizi adalah menurunnya kemampuan mengunyah makanan & berkurangnya nya sekresi enzim pencernaan.
  • 26. Kebutuhan Energi & Zat Gizi Usia Lanjut • Kebutuhan energi → Perlu memperhatikan faktor perubahan fungsi fisiologi tubuh. → Energi basal menurun sekitar 2% pertahun. → Aktivitas fisik menurun sehingga kebutuhan energi lebih rendah dibandingkan dengan dewasa muda. → Kemampuan usus untuk menyerap zat-zat gizi dalam makanan menurun, fungsi & motalitas lambung menurun, fungsi ginjal menurun & meningkatnya jumlah mineral yang hilang dari jaringan keras (tulang & gigi).
  • 27. Kebutuhan Energi → Kebutuhan tubuh akan energi ditentukankan oleh umur, jenis kelamin & aktivitasnya → Hasil penelitian, pada lansia metabolisme basal menurun sekitar 15-20% hal ini terjadi karena berkurangnya massa otot (tubuh lebih mudah menimbun lemak). → Penurunan jumlah konsumsi energi dapat dilakukan dengan cara mengurangi konsumsi lemak, karena lemak memberikan sumbangan energi lebih besar dalam jumlah yang sama dibandingkan pati,
  • 28. Next.. → Konsumsi karbohidrat sederhana (gula) harus dikurangi, gula tidak memberikan rasa kenyang sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan konsumsi energi yang lebih besar → Pengganti lemak, konsumsi karbohidrat (CHO) kompleks seperti serealia & umbi-umbian → Pengganti gula, pemanis buatan yang banyak beredar dipasaran
  • 29. •Karbohidrat → Masalah yang sering dihadapi lansia yaitu konstipasi & terbentuknya benjolan-benjolan pada permukaan usus (diverticulosis), upaya pencegahan dg serat pangan yaitu serealia utuh ( belum disosoh), sayur- sayuran & buah2an. → Lactose intolerance, munculnya gangguan pencernaan seperti diare setelah minum susu karena usus tidak mampu melakukan produksi enzim laktase pemecah gula susu (lactosa). → Susu sumber kalsium, protein dengan mutu tinggi dan B2 (riboflavin) serta zat gizi lainnya. → Pemberian produk olahan susu yang rendah lactosa, susu fermentasi seperti: yoghurt, kefir, keju.
  • 30. •Protein → Pengganti jaringan yang rusak & mempertahankan tubuh dari serangan infeksi → Kebutuhan protein 0,8 gr/kg BB perhari atau sekitar 48 gram perhari untuk BB 60 kg, dengan syarat nilai protein setara telur. → Protein yang nilai gizi lebih rendah dari telur ( serealia & kacang2an) harus dikonsumsi dengan jumlah yang lebih banyak → Sumber protein yang baik dari kacang-kacangan & ikan, mengurangi sumber protein hewani yg tinggi lemak & kolesterol
  • 31. •Lemak → Sumber atau pelarut Vitamin A, D, E & K dan provitamin A (karoten) → Sumber asam lemak esensial (linoleat & linolenat), seperti minyak jagung, olive oil, minyak kedelai → Manula ≠ menghindari konsumsi lemak berlebih, perlu mengurangi → Konsumsi lemak jenuh maupun produk-produk hewani dapat meningkatkan kadar kolesterol & trigliserida dalam darah → Konsumsi lemak dibatasi sekitar 20% dari ttl energi sehari
  • 32. •Vitamin & mineral → Hasil penelitian “lansia pada umumnya rendah konsumsi vit A, B1, B2, B6, niasin, folat, serta vit C, D & E” karena dibatasinya konsumsi makanan → Konsumsi susu membantu mengatasi kekurang vitamin tersebut → Mineral yang direkomendasi untuk lansia : Ca, fosfor, Mg, Fe, Zn, serta iodium (I)
  • 33. •Cairan → Berguna untuk membantu pencernaan makanan serta membersihkan ginjal → Lansia cenderung kurang suka minum cairan karena sering buang air kecil, hal ini disebabkan karena menurunnya kontrol terhadap kandung kemih → Kebutuhan cairan sehari 2 - 2,5 liter perhari