2. Histori evolusi istilah
“H”have been recognized for > 100 years
George Still (1902) seorang ahli fisika
1930s Minimal Brain Injury
1960s Syndrome Hyperactive
th 1980 label Hyperactive Child Syndrome
hilang digantikan oleh ADHD yang lebih focus
pada minat dan pemusatan perhatian
(Hallahan)
3. ADHD is frequently misunderstood: it is a
disability plagued by misconseption and
myths. Perilaku dari anak ADHD sering juga
diintepretasikan salah (indikator dari
kemalasan, tidak teratur dan tidak memiliki
rasa hormat) (Smith, Polloway, Patton &
Dowdy, 2008)
4. Kemungkinan ADHD
diantara 30 anak didalam kelas, setidaknya
satu orang diantaranya memiliki gejala dari
AD/HD (John Alban-Metcalfe and Juliette
Alban, 2003)
ADHD dipercaya melanda sekitar 3-5%
populasi anak usia sekolah (Richard M
Gargiulo, 2012)
But IDEA tidak memasukkan ADHD dlm
Kategori kecacatan tersendiri.
5. Hak ADHD
ADHD layak mendapatkan pelayanan
Pendidikan Khusus
PL 108-446 ,secara spesifik menyebutkan ADHD
merupakan sebuah kondisi yang
menyebabkan seorang individu layak untuk
mendapatkan pelayanan dibawah naungan
rubrik hambatan kesehatan.
Rehabilitation Act of PL 504, menyebutkan
ADHD patut mendapatkan akomodasi dalam
sebuah kelas dalam seting pendidikan umum.
6. What is AD/HD
Richard(1979)
Batasan hiperaktif bukan hanya anak yang
sangat aktif tetapi anak yang tidak mau diam
berbicara dan bergerak terus dan selalu sibuk.
Mereka terkadang mengalami masalah tidur
dan situasi hati yang sangat jelek
7. Quay dan Werry (1986)
hiperaktif atau ADD berhubungan dengan
kelemahan pada kemampuan memperhatikan,
tidak dapat mengendalikan diri dan tidak mampu
berperilaku sesuai dengan aturan atau perintah
yang ada (selalu minta dipenuhi, kontrol diri
kurang dan tidak dapat memecahkan masalah)
terjadi pada masa kanak-kanak, secara tidak
langsung sebagai akibat dari kecacatan mental,
kelambatan berbahasa, gangguan emosi, dan
kerusakan pada sensori atau gerak
8. Suprapti Djuari Soerais (1994)
memberi batasan hiperaktif sebagai suatu
gejala kelambatan motorik dari susunan saraf
besar yang mengakibatkan terjadingya
kelemahan dalam memperhatikan terhadap
rangsangan dari luar
9. Carrol (1997)
anak yang kesulitan mengontrol perilaku atau
motoriknya dalam memberikan respon dan
menunjukkan aktivitas yang berlebihan .
Aktivitas yang dilakukan kebanyakan tidak
tepat, tidak pantas dan itu dilakukan sepanjang
hari
10. Pengertian ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
adalah gangguan perkembangan dalam
peningkatan aktivitas motorik manusia hingga
menyebabkan aktivitas manusia yang tidak
lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai
dengan berbagai keluhan perasaan gelisah,
tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan
tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri
11. Hyperaktivitas sangat bervariasi berdasarkan
usia dan tahapan perkembangan seseorang,
dan diagnosisnya harus dibuat dengan hati-
hati pada anak-anak yang masih kecil.
Pada usia dewasa, gejala hyperactivity
menjadi sebuah bentuk perasaan yang gelisah
dan kesulitan terlibat dalam aktivitas yang
mensyaratkan duduk diam
14. Hiperkinetik
lebih menekankan pada motorik yang
berlebihan. Cenderung disebabkan gangguan
neurologi, brain damage
* Hiperaktif
gangguan neurologi merupakan salah satu
penyebab
15. • Overactivity
menggambarkan perilaku tidak mau diam atau
aktivitas tinggi, tetapi sesungguhnya aktivitas
yang tinggi bukan merupakan kelainan.
Ada kemungkinan disebabkan karena
kelebihan energy
16. DMO, label yang digunakan untuk
menggambarkan anak yang gampang
merusak, menyerang, bertindak sesuka hati
tetapi tidak kelihatan adanya abnormalitas scr
neurologis (tidak ada bukti bhw otak mereka
benar-benar rusak)
Gangguan motorik, istilah ini dipakai sebab
mereka yang bergerak terus tanpa henti.
17. Tiga tipe dari hiperaktif
1. Tipe hiperaktif implusif
Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang
sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana
ke mari, melompat seenaknya,
2. Tipe hiperaktif inatensi
Tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak
mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah
beralih perhatian dari satu hal ke lain hal,
3. Tipe hiperaktif kombinasi
perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering
berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam
melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.
18. Faktor-Faktor Penyebab
Hiperaktif
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pertama yang sering menyebabkan masalah
perilaku hiperaktif siswa, antara lain :
a. Keadaan Status Ekonomi Keluarga
Dalam lingkungan keluarga kaya semua
kebutuhan anak dapat tercukupi sehingga anak
tersebut memiliki perilaku manja. Perilaku manja
inilah yang sering menjadikan siswa berperilaku
hiperaktif.
b. Perhatian Orang Tua
Kurangnya perhatian orang tua cenderung
menimbulkan berbagai masalah termasuk perilaku
hiperaktif. Makin besar anak sebenarnya perhatian
19. c. Harapan Orang Tua
terjadi tuntunan yang lebih dari orang tua,
sementara itu anak tidak mampu memenuhinya,
akhirnya anak melampiaskannya pada diri anak
dan membawa akibat anak melampiaskannya
dengan perilaku hiperaktif.
d. Hubungan Keluarga yang Tidak Harmonis
Hubungan keluarga yang tidak harmonis
disebabkan oleh perceraian orang tua, hubungan
antar anggota keluarga yang saling tidak peduli,
dan sebagainya. Keadaan ini dapat berakibat anak
untuk mencari sensasi dengan perilaku hiperaktif.
20. 2. Lingkungan Sekolah
a. Kondisi Kurikulum
Perubahan kurikulum berakibat kesiapan siswa
sebagai subjek belajar berkurang. Sedangkan
isi kurikulum belum sesuai dengan
perkembangan siswa.
b. Hubungan Guru dengan siswa
Hubungan yang kurang akrab sering
menimbulkan siswa berperilaku hiperaktif.
Demikian pula hubungan yang terlalu akrab
antara guru dan siswa mengakibatkan siswa
beranggapan bahwa gurunya adalah temannya
21. c. Hubungan Antar Siswa
Siswa cenderung membuat kelompok bermain
yang satu dengan yang lain saling berkompetisi
dan berusaha untuk saling mencari perhatian
agar kelompoknya diperhatikan oleh orang lain.
Sehingga mereka tampakkan dalam perilaku
hiperaktif.
d. Iklim Sekolah
Adanya persaingan yang tidak sehat antar siswa
dapat menyebabkan siswa berperilaku hiperaktif
agar dirinya mendapatkan perhatian dari
teaman-temannya.
22. 3. Lingkungan masyarakat
Selain lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dapat, menyebabkan perilaku
hiperaktif siswa. Siswa yang bergaul di
lingkungan yang pemudanya kurang baik
seperti mabuk-mabukan dapat berimbas pada
diri siswa ketika disekolah.
23. Berikut perilaku yang muncul dan menghambat
proses belajar anak ADHD yaitu:
1) Aktivitas motorik yang berlebihan,
2) Menjawab tanpa ditanya,
3) Menghindari tugas,
4) Kurang perhatian,
5) Tidak menyelesaikan tugas secara tuntas,
6) Bingung terhadap arahan,
7) Disorganisasi aktivitas,
8) Tulisan yang jelek, dan
9) Masalah-masalah sosial.
24. Ciri-ciri Anak Hiperaktif
Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD
1. Tidak ada perhatian.
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau
ketidak mampuan untuk berkonsentrasi pada
beberapa hal seperti membaca, menyimak
pelajaran, dan sering tidak mendengarkan perkataan
oranglain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya
berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam,
selalu bergerak, dan sulit tidur.
3. Impulsif.
bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang
lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu
berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan
terlebih dahulu akibatnya.
25. Ciri-ciri khusus diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau
sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia
duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan
yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan
tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga,
tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara
7. Sering sulit menunggu giliran
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya
(bersikap apatis terhadap lawan bicaranya)
26. Problem-problem yang Dialami
Anak Hiperaktif
1. Problem di sekolah
a. Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru dengan baik.
b. Konsentrasi yang mudah terganggu
c. Rentang perhatian yang pendek membuat anak
ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas
sekolah.
d Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak
mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa,
dan matematika. Khusus untuk menulis, anak
hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang
tidak sebaik anak biasanya
27. 3. Problem berbicara
a. Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak
berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam
berkomunikasi.
b. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit
melakukan komunikasi yang timbal balik.
c. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan
kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
4. Problem fisik
a. Tingkat kesehatan fisik tidak sebaik anak lain.
b. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi
tenggorokan, sulit tidur dan sering terbangun pada malam
hari, aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami
kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya
28. Penanganan Anak Hiperaktif
1. Metode Penanganan Anak Hiperaktif di Lingkungan Keluarga
a. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang
gangguan hiperaktifitas.
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti
menggunakan penguat
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak
untuk menyalurkan kelebihan energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru
memahami kondisi anak yang sebenarnya.
29. j. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan
sepenuhnya kesalahan dia
k. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk,
seperti nakal, bodoh, dan lain sebagainya,
l. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat
(ibu).
m. Memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak
memanjakannya.
n. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta
diulang-ulang agar anak mudah memahami dan menggunakan
kekerasan.
o. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia
anak baik dan berikan apresiasi bila ia melakukan hal yang baik.
p. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat
kekerasan
30. Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di
Taman Kanak-Kanak, dapat pula dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Mulailah pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan
energi, seperti gerak dan lagu. Tujuannya untuk mengurangi
kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif.
b. Tutuplah benda-benda yang menarik perhatian anak.
c. Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan peralatan
yang ada serta hindari warna-warna yang terlalu menyolok.
d. Selalu menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai
kegiatan yang akan dilakukan, meliputi jenis kegiatannya,
hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar
anak tersebut senantiasa mengingat tugasnya.
e. Berilah label pada setiap tempat penyimpanan benda
karena anak yang hiperaktif suka mengambil benda dan lupa
31. TEKNIK TEKNIK PENANGANAN
YANG DITERAPKAN OLEH PARA
GURU
a. Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak
dikehendaki
1) Ekstingsi (extinction)
perilaku akan terulang jika mendapat respon. Jika tingkah
laku tersebut tidak dikehendaki jangan direspon sampai anak
menghentikannya.
2) Pemberian hukuman
hukuman yang keras akan membuat situasi tegang dan
membuat kebencian sehingga sangat membahayakan
kepribadian anak, oleh karena itu cara ini jarang dilakukan.
3) Time out
Teknik ini dilakukan dengan cara anak dipindahkan dri tempat
yang tidak dikehendaki terjadi, dan membuat anak
melewatkan waktu yang tidak menarik bagi dirinya.
32. b. Mengembangkan tingkah laku yang dikehendaki
Teknik mengembangkan tingkah laku yang dikehendak
dilakukan dengan cara memberi ulangan penguatan
(reinforcement). Prinsip yang digunakan adalah
memberikan ulangan penguatan menunjuk pada suatu
peningkatan frekuensi respon dimana yang diikuti oleh
konsekuensi tertentu.
c. Mengelola kelas, dengan karakteristik; pemberian tugas
yang memerlukan waktu yang tidak lama, kurikulum
pembelajaran yang menarik, menggunakan
reinforcemen positif.
33. d. Guru sering memantau dan memeriksa pekerjaan siswa,
penuh kesabaran, kehangatan, humoris, konsisten dan
tegas, memiliki pengetahuan tentang perilaku anak yang
berbeda, bekerja sama dengan guru yang memiliki
keahlian khusus tentang anak hiperaktif.
e. membantu siswa melakukan self monitoring atau
pemantauan perilaku diri sendiri, karena biasanya siswa
menyadari bahwa mereka memiliki masalah dan ingin
memperbaikinya.
34. Menurut kelompok anda siapakah anak yang
dianggap sebagai hyperaktif di mata
masyarakat?
Apa karakteristik utama mereka.
Editor's Notes
mendiskripsikan anak-anak yang memiliki intelegensi dibawah rata-rata dan yang diatas rata-rata yang tidak patuh pada orang dewasa, bertindak sesuka hati, dan menunjukkan tidak mampu memusatkan perhatian sebagai bentuk dari Hyperactivity.
. Pada era 1960 istilah anak dengan syndrome Hyperactive menjadi sangat popular menggantikan DMO/ minimal Brain Injury. Para professional lebih menyukai istilah ini sebab terfokus pada minat, perhatian dan perilaku yang dapat diamati daripada percaya pada spekulasi adanya kecacatan otak