SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
I Dewa ketut gede herry oka
1971022014
 Suatu prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuat
lubang atau saluran ke dalam lambung dengan tujuan untuk
pemberian makanan dan cairan
 Digunakan dalam memberikan dukungan enteral
berkepanjangan pada pasien yang tidak dapat memperoleh
nutrisi yang cukup secara oral
Indikasi:
 Nutrisi intake yang kurang
dan tidak dapat menerima
makanan lewat mulut
 Drainase dan dekompresi
lambung
 NGT yang terlalu lama setelah
pembedahan besar pada
abdomen
Kontraindikasi:
 Riwayat operasi gaster
 Riwayat operasi abdomen
bagian atas
 Shunt ventrikel-peritenoeal
 Dialisis peritoneal (CAPD
(continuous ambulatory perito
neal dialysis)
Teknik Temporer:
•Stamm dan Witzel
Teknik Permanen  Janeway
•Keganasan yang tidak dapat dioperasi
•Obstruksi komplit saluran cerna
Teknik PEG (Percutaneus Endoscopic Gastrostomy)
•Trans-oral
•CT-guiding
•Laparoskopi
Pre
op:
Inform concent
Penuhi kebutuhan cairan, cegah dehidrasi
Transfusi bila Hb<7g/dL
Antibiotik profilaksis
NGT
Penderita posisi supine dengan general anestesi. Dilakukan tindakan aseptic-
antiseptic pada seluruh abdomen dan dada bagian bawah kemudian dipersempit
dengan linen steril.
Insisi midline kecil 5-6 cm mulai dari bawah xyphoid. Insisi diperdalam sampai
tembus peritoneum.
Lambung dipegang dengan Babcock dan ditarik ke luka operasi.
Dibuat irisan kecil 2 cm paramedian kiri → masukkan Folley Catheter ch 18 – 20
ke rongga abdomen.
Buat purse string silk 00 pada antrum lambung.
Buat irisan dan masukkan ujung Foley catheter kedalam lumen
lambung. Isi balon dengan air 10-15 ml dan purse string diikat kuat.
Buat purse string kedua berjarak 1 cm dari yang pertama dengan silk
00 → ikat.
Buat lagi purse string ke 3 berjarak 1 cm dari purse string kedua →
ikat kuat, ujung benang dikeluarkan lewat irisan paramedian untuk
fiksasi.
Kateter yang telah dikeluarkan tadi kemudian difiksasi pada dinding
luar abdomen dengan benang non absorbable dikeluarkan dengan
asisten menarik kateter keluar.
Luka operasi kemudian ditutup lapis demi lapis. Kateter foley dapat
diganti tiap 2-3 minggu.
 Melalui insisi kecil vertikal
midline, dinding perut lalu
diidentifikasi. Lokasi
dipilih pada area yang
dapat mencapai dinding
abdomen anterior tanpa
menyebabkan tension
 Lambung
dipegang
dengan
Babcock dan
ditarik ke luka
operasi
 Kemudian dua jahitan
purse-string
dilakukan untuk
menentukan batas sisi
gastrostomy.
 Gastrostomi kemudian
dilakukan di antara kedua
jahitan tersebut dan selang
gastrostomi diletakkan
pada insisi di antara kedua
jahitan
 Bagian dalam purse-
string diikat sehingga
area di sekitar selang
akan tertutup rapat
 Selanjutnya bagian
luar pursue-string juga
diikat sehingga selang
tidak mudah terlepas
dengan membalik
ikatan ke dinding
lambung
 Bagian eksternal gastrostomi
kemudian disisipkan (inside
to outside) melalui dinding
abdomen.
 Dinding anterior gaster
dijahit ke dinding abdomen
dengan 4 jahitan absorbable
 Kateter kemudian difiksasi
pada dinding abdomen dan
insisi laparotomi ditutup.
 full-
thickness
gastric
tube
WITZEL
GASTROSTOMY
Gastrostomi pertama yang
menyebabkan serangkaian
keberhasilan klinis adalah yang
diperkenalkan oleh WitzeI pada
tahun 1891.
Dia menunjukkan bahwa
pembentukan terowongan
lambung yang melindungi
pembukaan kateter, dan jahitan
lambung yang hati-hati ke
dinding anterior, adalah faktor
terpenting dalam
kesuksesanpembuatan
gastrostomi
 Perdarahan
 Kebocoran
 Perforasi
 Aspirasi
 Selang bergeser/ tersumbat
 Fistula
 Infeksi
 Buried Bumper syndrome
 Dilakukan sedikit traksi ketika memfiksasi kateter agar tidak
terjadi kebocoran.
 Setiap kali memberikan nutrisi jangan lupa membilas dengan
air.
 Jika mengganti kateter yang baru, jangan lupa
mengempiskan balon kateter lama dan jangan lupa mengisi
balon kateter baru.
 Perlu fiksasi kateter baru dengan plester.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

LP kala II lama
LP kala II lamaLP kala II lama
LP kala II lamaneng elis
 
Modified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aaiModified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aaiAzis Aimaduddin
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisf' yagami
 
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustioMyoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustioAzis Aimaduddin
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarPangestu S
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
Algoritma eklampsia
Algoritma eklampsiaAlgoritma eklampsia
Algoritma eklampsiaDokter Tekno
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutReny Erawati
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 

What's hot (20)

LP kala II lama
LP kala II lamaLP kala II lama
LP kala II lama
 
Modified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aaiModified Radical Mastectomy MRM aai
Modified Radical Mastectomy MRM aai
 
Vulnus degloving
Vulnus  deglovingVulnus  degloving
Vulnus degloving
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Ileus obstruksi
Ileus obstruksiIleus obstruksi
Ileus obstruksi
 
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustioMyoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
Myoglobinuria pada luka bakar listrik combustio
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Prolaps Rektum
Prolaps RektumProlaps Rektum
Prolaps Rektum
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Algoritma eklampsia
Algoritma eklampsiaAlgoritma eklampsia
Algoritma eklampsia
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akut
 
Hernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udtHernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udt
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 

Similar to Modul gastrostomy dho

Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan PersiapanAppendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapanazwararifki1993
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxqweqweqw3
 
Askep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docxAskep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docxedison770133
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAAyu Insafi Mulyantari
 
Kateterisasi
KateterisasiKateterisasi
KateterisasiDewiAtri
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxBonySimbolon
 
malformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptxmalformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptxWayanSatriadi
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikDewi_Dera
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak satyadr25
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAChelia Adnara
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikChelia Adnara
 

Similar to Modul gastrostomy dho (20)

816b_gastrostomy.pptx
816b_gastrostomy.pptx816b_gastrostomy.pptx
816b_gastrostomy.pptx
 
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan PersiapanAppendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
 
Fistula enterocutan
Fistula enterocutanFistula enterocutan
Fistula enterocutan
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
 
Appendektom1
Appendektom1Appendektom1
Appendektom1
 
Appendektomi
AppendektomiAppendektomi
Appendektomi
 
Hirschprung-Disease-ppt.pdf
Hirschprung-Disease-ppt.pdfHirschprung-Disease-ppt.pdf
Hirschprung-Disease-ppt.pdf
 
Kateter urin.pptx
Kateter urin.pptxKateter urin.pptx
Kateter urin.pptx
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Askep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docxAskep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docx
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Kateterisasi
KateterisasiKateterisasi
Kateterisasi
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptx
 
Histerektomi postpartum
Histerektomi postpartumHisterektomi postpartum
Histerektomi postpartum
 
malformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptxmalformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptx
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRA
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Modul gastrostomy dho

  • 1. I Dewa ketut gede herry oka 1971022014
  • 2.  Suatu prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuat lubang atau saluran ke dalam lambung dengan tujuan untuk pemberian makanan dan cairan  Digunakan dalam memberikan dukungan enteral berkepanjangan pada pasien yang tidak dapat memperoleh nutrisi yang cukup secara oral
  • 3. Indikasi:  Nutrisi intake yang kurang dan tidak dapat menerima makanan lewat mulut  Drainase dan dekompresi lambung  NGT yang terlalu lama setelah pembedahan besar pada abdomen Kontraindikasi:  Riwayat operasi gaster  Riwayat operasi abdomen bagian atas  Shunt ventrikel-peritenoeal  Dialisis peritoneal (CAPD (continuous ambulatory perito neal dialysis)
  • 4. Teknik Temporer: •Stamm dan Witzel Teknik Permanen  Janeway •Keganasan yang tidak dapat dioperasi •Obstruksi komplit saluran cerna Teknik PEG (Percutaneus Endoscopic Gastrostomy) •Trans-oral •CT-guiding •Laparoskopi
  • 5. Pre op: Inform concent Penuhi kebutuhan cairan, cegah dehidrasi Transfusi bila Hb<7g/dL Antibiotik profilaksis NGT
  • 6. Penderita posisi supine dengan general anestesi. Dilakukan tindakan aseptic- antiseptic pada seluruh abdomen dan dada bagian bawah kemudian dipersempit dengan linen steril. Insisi midline kecil 5-6 cm mulai dari bawah xyphoid. Insisi diperdalam sampai tembus peritoneum. Lambung dipegang dengan Babcock dan ditarik ke luka operasi. Dibuat irisan kecil 2 cm paramedian kiri → masukkan Folley Catheter ch 18 – 20 ke rongga abdomen. Buat purse string silk 00 pada antrum lambung.
  • 7. Buat irisan dan masukkan ujung Foley catheter kedalam lumen lambung. Isi balon dengan air 10-15 ml dan purse string diikat kuat. Buat purse string kedua berjarak 1 cm dari yang pertama dengan silk 00 → ikat. Buat lagi purse string ke 3 berjarak 1 cm dari purse string kedua → ikat kuat, ujung benang dikeluarkan lewat irisan paramedian untuk fiksasi. Kateter yang telah dikeluarkan tadi kemudian difiksasi pada dinding luar abdomen dengan benang non absorbable dikeluarkan dengan asisten menarik kateter keluar. Luka operasi kemudian ditutup lapis demi lapis. Kateter foley dapat diganti tiap 2-3 minggu.
  • 8.  Melalui insisi kecil vertikal midline, dinding perut lalu diidentifikasi. Lokasi dipilih pada area yang dapat mencapai dinding abdomen anterior tanpa menyebabkan tension
  • 10.  Kemudian dua jahitan purse-string dilakukan untuk menentukan batas sisi gastrostomy.
  • 11.  Gastrostomi kemudian dilakukan di antara kedua jahitan tersebut dan selang gastrostomi diletakkan pada insisi di antara kedua jahitan
  • 12.  Bagian dalam purse- string diikat sehingga area di sekitar selang akan tertutup rapat  Selanjutnya bagian luar pursue-string juga diikat sehingga selang tidak mudah terlepas dengan membalik ikatan ke dinding lambung
  • 13.  Bagian eksternal gastrostomi kemudian disisipkan (inside to outside) melalui dinding abdomen.  Dinding anterior gaster dijahit ke dinding abdomen dengan 4 jahitan absorbable  Kateter kemudian difiksasi pada dinding abdomen dan insisi laparotomi ditutup.
  • 15. WITZEL GASTROSTOMY Gastrostomi pertama yang menyebabkan serangkaian keberhasilan klinis adalah yang diperkenalkan oleh WitzeI pada tahun 1891. Dia menunjukkan bahwa pembentukan terowongan lambung yang melindungi pembukaan kateter, dan jahitan lambung yang hati-hati ke dinding anterior, adalah faktor terpenting dalam kesuksesanpembuatan gastrostomi
  • 16.  Perdarahan  Kebocoran  Perforasi  Aspirasi  Selang bergeser/ tersumbat  Fistula  Infeksi  Buried Bumper syndrome
  • 17.  Dilakukan sedikit traksi ketika memfiksasi kateter agar tidak terjadi kebocoran.  Setiap kali memberikan nutrisi jangan lupa membilas dengan air.  Jika mengganti kateter yang baru, jangan lupa mengempiskan balon kateter lama dan jangan lupa mengisi balon kateter baru.  Perlu fiksasi kateter baru dengan plester.

Editor's Notes

  1. 1. Nutrisi yang diperlukan seseorang yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya oleh karena intake yang kurang dan tidak dapat menerima makanan lewat mulut 2. Untuk drainase dan dekompresi lambung4 3. NGT yang terlalu lama (dekompresi) setelah pembedahan besar pada abdomen seperti vagotomi, subtotal gastrektomi dan colectomy
  2. 1. Prosedur Witzel atau Stamm digunakan lebih sering dan lebih mudah dilakukan. Teknik temporer dilakukan untuk pemberian nutrisi/dekompresi sementara setelah operasi abdomen
  3. Jika pasien dehidrasi, balance cairan harus diperhatikan. Bila pasien mengalami malnutrisi, nutrisi parenteral menjadi pilihan yang tepat. Transfusi darah harus diberikan jika terdapat anemia atau HB < 7 g/dl. Tidak terdapat persiapan khusus untuk gastrostomi temporer karena biasanya prosedur ini dilakukan sebagai bagian kecil dari prosedur bedah primer5 : Penuhi kebutuhan cairan, cegah dehidrasi Bisa menggunakan RL IV atau 5%dextrosa dalam salin Transfusi bila Hb<7g/dL Antibiotik profilaksis (operasi melibatkan organ abdomen) NGT k/p
  4. Komplikasi pada prosedur Gastrostomy dilaporkan antara 8-30%. Identifikasi awal komplikasi ini dapat menurunkan resiko serius dan kematian. Dari hasil penelitian menunjukan tanpa perawatan gastrostomy, 6 bulan perawatan rumah sakit meningkat sampai 23%.