SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Appendectomy
Klasifikasi
Open Appendectomy
Laparoscopic Appendectomy
Indikasi
Akut appendicitis
Persiapan preoperative
Keseimbangan cairan yang baik terutama pada pasien yang sangat muda dan lansia yang
dibuktikan dengan urin output yang baik
Dekompresi lambung menggunakan nasogastric tube
Antipiretik
Apabila curiga peritonitis atau abses, antibiotik dapat diberikan
Posisi
Pasien diposisikan dalam posisi supinasi
Anestesia
Anesthesi inhalasi lebih sering digunakan, walaupun anestesi spinal lebih baik. Anestesi local
dapat diindikasikan pada pasien yang sangat sakit
Open Appendectomy
Dapat dilakukan tiga teknik insisi:
•Insisi McBurney-McArthur
•Insisi Lanz
•Insisi Pararectus (Jalaguier, Battle, Kammerer, Lennander, Senn)
Namun, karena appendix merupakan organ yang mobile yang dapat ditemukan pada beberapa
tempat, operator dapat menentukan lokasi dari appendix dari titik maksimum nyeri pada
pemeriksaan fisik
Insisi McBurney-McArthur
Posisi insisi berdasarkan lokasi dari titik McBurney, yang berada
1/3 jarak dari anterior superior iliac spine (ASIS) ke umbilicus.
Taruh irisan (1.5-5 cm panjangnya, berdasarkan umur pasien)
diantara 1/3 dan 2/3 jarak dari ASIS ke umbilicus, sejajar dengan
garis kulit langer
Insisi
Apabila pasien adalah wanita dan sarana evaluasi laparoskopik
tidak ada, banyak ahli bedah memilih insisi midline yang dapat
menampakan bagian dari pelvis. Apabila terdapat formasi
abses, insisi harus dibuat langsung di atas lokasi dari abses
Insisi
Lakukan insisi untuk menginsisi fascia Camper dan fascia Scarpa.
External oblique Aponeurosis nampak dan diinsisi sesuai arah
dari jaringan otot dari tepi selubung rectus keluar ke dalam sisi
sejajar dengan seratnya.
Otot external oblique lalu dipinggirkan dengan menggunakan
retractors, otot internal oblique lalu dibelah sejajar dengan arah
serat hingga ke selubung rektus dan ke arah lateral menuju krista
illiaca
Kadang fascia transversalis dan otot terbagi dengan otot internal
oblique, tapi struktur yang lebih kokoh untuk perbaikan apabila
fascia transversalis terbuka dengan peritoneum. Selubung rectus
dapat dibuka 1 cm hingga 2 cm untuk eksposure tambahan
Peritoneum lalu diangkat menggunakan forcep. Pertama oleh
operator dan kemudian oleh asisten. Lalu operator melepaskan
jepitan, menjepit lagi dekat dengan forsep asisten pertama dan
menekan peritoneum di antara forcep dengan gagang pisau
bedah untuk membebaskan usus di bawahnya. Manuver ini
penting untuk menjaga usus sebelum membuka peritoneum
Segera setelah peritoneum dibuka, ujung dari peritoneum dijepit
menggunakan spons dari kassa yang lembap yang sudah
mengelilingi dari daerah insisi. Kultur diambil dari cairan
peritoneum
Jika cecum terlihat, lebih baik segera dikeluarkan dari luka insisi,
menahannya dengan kain kasa lembab, dan untuk
menampakkan appendix tanpa perlu meraba-raba tanpa arah di
dalam abdomen
Perlekatan peritoneum dari cecum mungkin memerlukan
pembelahan untuk memudahkan pengangkatan appendix.
Setelah appendix dikeluarkan, bagian mesentery dekat ujungnya
dapat dijepit, dan cecum dapat dikembalikan ke rongga perut.
Lalu kavitas peritoneal dapat di tutupi dengan kasa basah
Mesenterium dari usus buntu dibelah menggunakan klem, dan
pembuluh darah secara hati-hati diligasi
Lebih baik menggunakan jahitan transfixing daripada mengikat
isi klem, karena apabila struktur menegang, pembuluh darah
dapat menarik diri dari klem dan kemudian berdarah ke dalam
mesenterium. Dengan diikatnya pembuluh mesenterium, bagian
ujung appendix dapat dijepit dengan klem bengkok sisi kanan
Klem bengkok sisi kanan dipindahkan 1 cm ke arah ujung
appendiks. Tepat di tepi proksimal dari bagian yang dijepit
(Gambar 14) dan klem lurus ditempatkan pada simpul. Sebuah
jahitan purse string diletakkan di dinding sekum di dasar
appendix. Berhati-hatilah untuk tidak melubangi pembuluh
darah di mana mesenterium appendix menempel
Jahitan pada bagian dasar appendix dipotong dan dimasukkan ke
dalam oleh klem lurus pada bagian ujung untuk memasukkan
bagian ujung ke dalam dinding cecal. Klem dilepaskan dengan
jahitan purse-string diikat. Dinding sekum difiksasi dengan forcep
jaringan untuk membantu membalikkan ujung appendiks
Kemudian bagian cecum akan terlihat sebagai Gambar 18. Area
dibilas menggunakan saline hangat dan bagian omentum
ditempatkan di atas lokasi operasi
Penutupan
Lapisan otot tetap terpisah sementara peritoneum tertutup
dengan jahitan continuous atau jahitan interrupted yang dapat
diserap
Fascia Tranversalis yang tergabung dengan peritoneum
memberikan dasar yang lebih baik untuk jahitan. Interupted
sutures ditempatkan di otot internal oblique dan di lubang kecil
di batas luar selubung rektus
External oblique aponeurosis ditutup tapi tidak menyempit
dengan interrupted suture. Lapisan subkutan dan kulit ditutup
lapis demi lapis
Laparoscopic Appendectomy
Dapat dilakukan untuk semua pasien, terutama pada pasien obesitas yang memerlukan insisi
lebih panjang dan manipulasi yang lebih banyak sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi pada
lokasi operasi
Pada wanita dalam masa produktif yang secara patologi tuba dan ovari dapat menyerupai
appendix
Penempatan portal akses dapat dilihat pada gambar, yaitu pada
umbilicus, quadran kiri bawah, dan bagian bawah midline.
Setelah Hasson port ditempatkan, abdomen digembungkan
dengan CO2. Abdomen menjadi membesar.
Dua buah 5 mm ports dipasang
Pasien diposisikan dengan posisi Trendelenburg
Appendix dan mesentarium harus terlihat jelas.
Posisi appendix dapat bervariasi dan dapat
tertutupi oleh peritoneum atau cecum
Pengangkatan dimulai dengan melebarkan
mesoappendix menggunakan forcep pada
mesenterium
Bagian ujung appendix yang mengalami
inflamasi tidak dipegang karena dapat
menyebabkan rupture. Operator membuka
melalui meseterium di dasar appendiks
menggunakan instrument diseksi.
Mesoappendix dibagi menjadi satu atau lebih
transeksi menggunakan endoscopic vascular
stapling
Dasar appendiks dibagi dengan endoscopic
cutting linear stapler (endo GIA). Lalu dilakukan
rotasi 180 derajat untuk memvisualisasikan
Panjang dan isi dari konten yang dijepit
Appendix dapat secara aman diambil lewat port
10 mm. Appendix yang sudah diambil dapat
ditaruh di kantong plastic lewat dinding
abdominal. Ujung appendix dan bagian
mesoappendix diinpeksi untuk memastikan
keamanan dan hemostasis. Area di lavasi
dengan irrigator suction
Daftar Pustaka
A et al. (2013) Zollinger Atlasl General Surgery, Ecosystems and Human Well-being: A Framework
for Assessment. Available at:
http://www.millenniumassessment.org/en/Framework.html%5Cnhttp://www.who.int/entity/gl
obalchange/ecosystems/ecosys.pdf%5Cnhttp://www.loc.gov/catdir/toc/ecip0512/2005013229.h
tml%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15003161%5Cnhttp://cid.oxfordjournals.org.

More Related Content

Similar to Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan

Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomyrudzkaka
 
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptxPendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptxphindomawardinata
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxBonySimbolon
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratanEsofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratanMuhammadAdeRahman1
 
ANATOMI saluran cerna_0.pdf
ANATOMI saluran cerna_0.pdfANATOMI saluran cerna_0.pdf
ANATOMI saluran cerna_0.pdfyanmedkendari
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacementgobankgo
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxqweqweqw3
 
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptxPendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptxDaryGunawan
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAAyu Insafi Mulyantari
 

Similar to Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan (20)

Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomy
 
Histerektomi postpartum
Histerektomi postpartumHisterektomi postpartum
Histerektomi postpartum
 
Hirschprung-Disease-ppt.pdf
Hirschprung-Disease-ppt.pdfHirschprung-Disease-ppt.pdf
Hirschprung-Disease-ppt.pdf
 
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptxPendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
 
816b_gastrostomy.pptx
816b_gastrostomy.pptx816b_gastrostomy.pptx
816b_gastrostomy.pptx
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptx
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratanEsofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
Esofagoskopi dan bronkoskopi THT pada kegawatdaruratan
 
Abdominal block
Abdominal blockAbdominal block
Abdominal block
 
Jenis laparotomi.pptx
Jenis laparotomi.pptxJenis laparotomi.pptx
Jenis laparotomi.pptx
 
Jurnal reading
Jurnal readingJurnal reading
Jurnal reading
 
ANATOMI saluran cerna_0.pdf
ANATOMI saluran cerna_0.pdfANATOMI saluran cerna_0.pdf
ANATOMI saluran cerna_0.pdf
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacement
 
Fraktur femur sinistra
Fraktur femur sinistraFraktur femur sinistra
Fraktur femur sinistra
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
 
apendisitis.pptx
apendisitis.pptxapendisitis.pptx
apendisitis.pptx
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptxPendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
 

Recently uploaded

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan

  • 4. Persiapan preoperative Keseimbangan cairan yang baik terutama pada pasien yang sangat muda dan lansia yang dibuktikan dengan urin output yang baik Dekompresi lambung menggunakan nasogastric tube Antipiretik Apabila curiga peritonitis atau abses, antibiotik dapat diberikan
  • 6. Anestesia Anesthesi inhalasi lebih sering digunakan, walaupun anestesi spinal lebih baik. Anestesi local dapat diindikasikan pada pasien yang sangat sakit
  • 7. Open Appendectomy Dapat dilakukan tiga teknik insisi: •Insisi McBurney-McArthur •Insisi Lanz •Insisi Pararectus (Jalaguier, Battle, Kammerer, Lennander, Senn) Namun, karena appendix merupakan organ yang mobile yang dapat ditemukan pada beberapa tempat, operator dapat menentukan lokasi dari appendix dari titik maksimum nyeri pada pemeriksaan fisik
  • 8. Insisi McBurney-McArthur Posisi insisi berdasarkan lokasi dari titik McBurney, yang berada 1/3 jarak dari anterior superior iliac spine (ASIS) ke umbilicus. Taruh irisan (1.5-5 cm panjangnya, berdasarkan umur pasien) diantara 1/3 dan 2/3 jarak dari ASIS ke umbilicus, sejajar dengan garis kulit langer
  • 9. Insisi Apabila pasien adalah wanita dan sarana evaluasi laparoskopik tidak ada, banyak ahli bedah memilih insisi midline yang dapat menampakan bagian dari pelvis. Apabila terdapat formasi abses, insisi harus dibuat langsung di atas lokasi dari abses
  • 10. Insisi Lakukan insisi untuk menginsisi fascia Camper dan fascia Scarpa. External oblique Aponeurosis nampak dan diinsisi sesuai arah dari jaringan otot dari tepi selubung rectus keluar ke dalam sisi sejajar dengan seratnya. Otot external oblique lalu dipinggirkan dengan menggunakan retractors, otot internal oblique lalu dibelah sejajar dengan arah serat hingga ke selubung rektus dan ke arah lateral menuju krista illiaca
  • 11. Kadang fascia transversalis dan otot terbagi dengan otot internal oblique, tapi struktur yang lebih kokoh untuk perbaikan apabila fascia transversalis terbuka dengan peritoneum. Selubung rectus dapat dibuka 1 cm hingga 2 cm untuk eksposure tambahan
  • 12. Peritoneum lalu diangkat menggunakan forcep. Pertama oleh operator dan kemudian oleh asisten. Lalu operator melepaskan jepitan, menjepit lagi dekat dengan forsep asisten pertama dan menekan peritoneum di antara forcep dengan gagang pisau bedah untuk membebaskan usus di bawahnya. Manuver ini penting untuk menjaga usus sebelum membuka peritoneum
  • 13. Segera setelah peritoneum dibuka, ujung dari peritoneum dijepit menggunakan spons dari kassa yang lembap yang sudah mengelilingi dari daerah insisi. Kultur diambil dari cairan peritoneum
  • 14. Jika cecum terlihat, lebih baik segera dikeluarkan dari luka insisi, menahannya dengan kain kasa lembab, dan untuk menampakkan appendix tanpa perlu meraba-raba tanpa arah di dalam abdomen
  • 15. Perlekatan peritoneum dari cecum mungkin memerlukan pembelahan untuk memudahkan pengangkatan appendix. Setelah appendix dikeluarkan, bagian mesentery dekat ujungnya dapat dijepit, dan cecum dapat dikembalikan ke rongga perut. Lalu kavitas peritoneal dapat di tutupi dengan kasa basah
  • 16. Mesenterium dari usus buntu dibelah menggunakan klem, dan pembuluh darah secara hati-hati diligasi
  • 17. Lebih baik menggunakan jahitan transfixing daripada mengikat isi klem, karena apabila struktur menegang, pembuluh darah dapat menarik diri dari klem dan kemudian berdarah ke dalam mesenterium. Dengan diikatnya pembuluh mesenterium, bagian ujung appendix dapat dijepit dengan klem bengkok sisi kanan
  • 18. Klem bengkok sisi kanan dipindahkan 1 cm ke arah ujung appendiks. Tepat di tepi proksimal dari bagian yang dijepit (Gambar 14) dan klem lurus ditempatkan pada simpul. Sebuah jahitan purse string diletakkan di dinding sekum di dasar appendix. Berhati-hatilah untuk tidak melubangi pembuluh darah di mana mesenterium appendix menempel
  • 19. Jahitan pada bagian dasar appendix dipotong dan dimasukkan ke dalam oleh klem lurus pada bagian ujung untuk memasukkan bagian ujung ke dalam dinding cecal. Klem dilepaskan dengan jahitan purse-string diikat. Dinding sekum difiksasi dengan forcep jaringan untuk membantu membalikkan ujung appendiks
  • 20. Kemudian bagian cecum akan terlihat sebagai Gambar 18. Area dibilas menggunakan saline hangat dan bagian omentum ditempatkan di atas lokasi operasi
  • 21. Penutupan Lapisan otot tetap terpisah sementara peritoneum tertutup dengan jahitan continuous atau jahitan interrupted yang dapat diserap
  • 22. Fascia Tranversalis yang tergabung dengan peritoneum memberikan dasar yang lebih baik untuk jahitan. Interupted sutures ditempatkan di otot internal oblique dan di lubang kecil di batas luar selubung rektus
  • 23. External oblique aponeurosis ditutup tapi tidak menyempit dengan interrupted suture. Lapisan subkutan dan kulit ditutup lapis demi lapis
  • 24. Laparoscopic Appendectomy Dapat dilakukan untuk semua pasien, terutama pada pasien obesitas yang memerlukan insisi lebih panjang dan manipulasi yang lebih banyak sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi pada lokasi operasi Pada wanita dalam masa produktif yang secara patologi tuba dan ovari dapat menyerupai appendix
  • 25. Penempatan portal akses dapat dilihat pada gambar, yaitu pada umbilicus, quadran kiri bawah, dan bagian bawah midline. Setelah Hasson port ditempatkan, abdomen digembungkan dengan CO2. Abdomen menjadi membesar. Dua buah 5 mm ports dipasang
  • 26. Pasien diposisikan dengan posisi Trendelenburg Appendix dan mesentarium harus terlihat jelas. Posisi appendix dapat bervariasi dan dapat tertutupi oleh peritoneum atau cecum
  • 27. Pengangkatan dimulai dengan melebarkan mesoappendix menggunakan forcep pada mesenterium
  • 28. Bagian ujung appendix yang mengalami inflamasi tidak dipegang karena dapat menyebabkan rupture. Operator membuka melalui meseterium di dasar appendiks menggunakan instrument diseksi. Mesoappendix dibagi menjadi satu atau lebih transeksi menggunakan endoscopic vascular stapling
  • 29. Dasar appendiks dibagi dengan endoscopic cutting linear stapler (endo GIA). Lalu dilakukan rotasi 180 derajat untuk memvisualisasikan Panjang dan isi dari konten yang dijepit
  • 30. Appendix dapat secara aman diambil lewat port 10 mm. Appendix yang sudah diambil dapat ditaruh di kantong plastic lewat dinding abdominal. Ujung appendix dan bagian mesoappendix diinpeksi untuk memastikan keamanan dan hemostasis. Area di lavasi dengan irrigator suction
  • 31. Daftar Pustaka A et al. (2013) Zollinger Atlasl General Surgery, Ecosystems and Human Well-being: A Framework for Assessment. Available at: http://www.millenniumassessment.org/en/Framework.html%5Cnhttp://www.who.int/entity/gl obalchange/ecosystems/ecosys.pdf%5Cnhttp://www.loc.gov/catdir/toc/ecip0512/2005013229.h tml%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15003161%5Cnhttp://cid.oxfordjournals.org.

Editor's Notes

  1. pada kuadran kanan bawah, pada pelvis, dibawah colon ascending, dan bahkan sebelah kiri dari kavitas peritoneal