4. Persiapan preoperative
Keseimbangan cairan yang baik terutama pada pasien yang sangat muda dan lansia yang
dibuktikan dengan urin output yang baik
Dekompresi lambung menggunakan nasogastric tube
Antipiretik
Apabila curiga peritonitis atau abses, antibiotik dapat diberikan
6. Anestesia
Anesthesi inhalasi lebih sering digunakan, walaupun anestesi spinal lebih baik. Anestesi local
dapat diindikasikan pada pasien yang sangat sakit
7. Open Appendectomy
Dapat dilakukan tiga teknik insisi:
•Insisi McBurney-McArthur
•Insisi Lanz
•Insisi Pararectus (Jalaguier, Battle, Kammerer, Lennander, Senn)
Namun, karena appendix merupakan organ yang mobile yang dapat ditemukan pada beberapa
tempat, operator dapat menentukan lokasi dari appendix dari titik maksimum nyeri pada
pemeriksaan fisik
8. Insisi McBurney-McArthur
Posisi insisi berdasarkan lokasi dari titik McBurney, yang berada
1/3 jarak dari anterior superior iliac spine (ASIS) ke umbilicus.
Taruh irisan (1.5-5 cm panjangnya, berdasarkan umur pasien)
diantara 1/3 dan 2/3 jarak dari ASIS ke umbilicus, sejajar dengan
garis kulit langer
9. Insisi
Apabila pasien adalah wanita dan sarana evaluasi laparoskopik
tidak ada, banyak ahli bedah memilih insisi midline yang dapat
menampakan bagian dari pelvis. Apabila terdapat formasi
abses, insisi harus dibuat langsung di atas lokasi dari abses
10. Insisi
Lakukan insisi untuk menginsisi fascia Camper dan fascia Scarpa.
External oblique Aponeurosis nampak dan diinsisi sesuai arah
dari jaringan otot dari tepi selubung rectus keluar ke dalam sisi
sejajar dengan seratnya.
Otot external oblique lalu dipinggirkan dengan menggunakan
retractors, otot internal oblique lalu dibelah sejajar dengan arah
serat hingga ke selubung rektus dan ke arah lateral menuju krista
illiaca
11. Kadang fascia transversalis dan otot terbagi dengan otot internal
oblique, tapi struktur yang lebih kokoh untuk perbaikan apabila
fascia transversalis terbuka dengan peritoneum. Selubung rectus
dapat dibuka 1 cm hingga 2 cm untuk eksposure tambahan
12. Peritoneum lalu diangkat menggunakan forcep. Pertama oleh
operator dan kemudian oleh asisten. Lalu operator melepaskan
jepitan, menjepit lagi dekat dengan forsep asisten pertama dan
menekan peritoneum di antara forcep dengan gagang pisau
bedah untuk membebaskan usus di bawahnya. Manuver ini
penting untuk menjaga usus sebelum membuka peritoneum
13. Segera setelah peritoneum dibuka, ujung dari peritoneum dijepit
menggunakan spons dari kassa yang lembap yang sudah
mengelilingi dari daerah insisi. Kultur diambil dari cairan
peritoneum
14. Jika cecum terlihat, lebih baik segera dikeluarkan dari luka insisi,
menahannya dengan kain kasa lembab, dan untuk
menampakkan appendix tanpa perlu meraba-raba tanpa arah di
dalam abdomen
15. Perlekatan peritoneum dari cecum mungkin memerlukan
pembelahan untuk memudahkan pengangkatan appendix.
Setelah appendix dikeluarkan, bagian mesentery dekat ujungnya
dapat dijepit, dan cecum dapat dikembalikan ke rongga perut.
Lalu kavitas peritoneal dapat di tutupi dengan kasa basah
16. Mesenterium dari usus buntu dibelah menggunakan klem, dan
pembuluh darah secara hati-hati diligasi
17. Lebih baik menggunakan jahitan transfixing daripada mengikat
isi klem, karena apabila struktur menegang, pembuluh darah
dapat menarik diri dari klem dan kemudian berdarah ke dalam
mesenterium. Dengan diikatnya pembuluh mesenterium, bagian
ujung appendix dapat dijepit dengan klem bengkok sisi kanan
18. Klem bengkok sisi kanan dipindahkan 1 cm ke arah ujung
appendiks. Tepat di tepi proksimal dari bagian yang dijepit
(Gambar 14) dan klem lurus ditempatkan pada simpul. Sebuah
jahitan purse string diletakkan di dinding sekum di dasar
appendix. Berhati-hatilah untuk tidak melubangi pembuluh
darah di mana mesenterium appendix menempel
19. Jahitan pada bagian dasar appendix dipotong dan dimasukkan ke
dalam oleh klem lurus pada bagian ujung untuk memasukkan
bagian ujung ke dalam dinding cecal. Klem dilepaskan dengan
jahitan purse-string diikat. Dinding sekum difiksasi dengan forcep
jaringan untuk membantu membalikkan ujung appendiks
20. Kemudian bagian cecum akan terlihat sebagai Gambar 18. Area
dibilas menggunakan saline hangat dan bagian omentum
ditempatkan di atas lokasi operasi
21. Penutupan
Lapisan otot tetap terpisah sementara peritoneum tertutup
dengan jahitan continuous atau jahitan interrupted yang dapat
diserap
22. Fascia Tranversalis yang tergabung dengan peritoneum
memberikan dasar yang lebih baik untuk jahitan. Interupted
sutures ditempatkan di otot internal oblique dan di lubang kecil
di batas luar selubung rektus
23. External oblique aponeurosis ditutup tapi tidak menyempit
dengan interrupted suture. Lapisan subkutan dan kulit ditutup
lapis demi lapis
24. Laparoscopic Appendectomy
Dapat dilakukan untuk semua pasien, terutama pada pasien obesitas yang memerlukan insisi
lebih panjang dan manipulasi yang lebih banyak sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi pada
lokasi operasi
Pada wanita dalam masa produktif yang secara patologi tuba dan ovari dapat menyerupai
appendix
25. Penempatan portal akses dapat dilihat pada gambar, yaitu pada
umbilicus, quadran kiri bawah, dan bagian bawah midline.
Setelah Hasson port ditempatkan, abdomen digembungkan
dengan CO2. Abdomen menjadi membesar.
Dua buah 5 mm ports dipasang
26. Pasien diposisikan dengan posisi Trendelenburg
Appendix dan mesentarium harus terlihat jelas.
Posisi appendix dapat bervariasi dan dapat
tertutupi oleh peritoneum atau cecum
28. Bagian ujung appendix yang mengalami
inflamasi tidak dipegang karena dapat
menyebabkan rupture. Operator membuka
melalui meseterium di dasar appendiks
menggunakan instrument diseksi.
Mesoappendix dibagi menjadi satu atau lebih
transeksi menggunakan endoscopic vascular
stapling
29. Dasar appendiks dibagi dengan endoscopic
cutting linear stapler (endo GIA). Lalu dilakukan
rotasi 180 derajat untuk memvisualisasikan
Panjang dan isi dari konten yang dijepit
30. Appendix dapat secara aman diambil lewat port
10 mm. Appendix yang sudah diambil dapat
ditaruh di kantong plastic lewat dinding
abdominal. Ujung appendix dan bagian
mesoappendix diinpeksi untuk memastikan
keamanan dan hemostasis. Area di lavasi
dengan irrigator suction
31. Daftar Pustaka
A et al. (2013) Zollinger Atlasl General Surgery, Ecosystems and Human Well-being: A Framework
for Assessment. Available at:
http://www.millenniumassessment.org/en/Framework.html%5Cnhttp://www.who.int/entity/gl
obalchange/ecosystems/ecosys.pdf%5Cnhttp://www.loc.gov/catdir/toc/ecip0512/2005013229.h
tml%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15003161%5Cnhttp://cid.oxfordjournals.org.
Editor's Notes
pada kuadran kanan bawah, pada pelvis, dibawah colon ascending, dan bahkan sebelah kiri dari kavitas peritoneal