2. PENDAHULUAN
Malformasi Anorektal :
Kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus
imperforata meliputi anus, rectum atau keduanya.
Paling sering terjadi pada bayi baru lahir (1 dari tiap 5000
– 10000 kelahiran)
3. Klasifikasi
Letak Rendah ( Infra levator, tipe anal)
terdapat di bawah garis pubococcygeal atau kurang
dari 1 cm dari kulit
Contoh :
• anal stenosis,
• anal membran,
• anal agenesis (dengan / tanpa fistula)
01
4. Klasifikasi
Letak Tinggi (supra levator , tipe rektal )
ujung rektum tdp di atas garis pubococcygeal atau
lebih dari 1 cm dari kulit
Contoh :
• anorektal agenesis atresia rekti (dengan atau tanpa
fistula)
02
9. FEMALE ANORECTAL DEFECTS
Rectoperineal Fistulas Rectovestibular Fistulas
Figure 36-6.
A, Schematic drawing of a
rectovestibular fistula.
B, A female neonate with a rectove
stibular fistula. Note the patient is i
n the prone position and the rectal
fistula (arrow) is located in the post
erior aspect of the vestibule.
10. Persistent Cloaca
Figure 36-7. A, Schematic diagram of a
long common channel in a female with a
cloacal anomaly.
B, The more commonly encountered
short common channel cloaca is
depicted.
11. Figure 36-9. A, Schematic depiction of a cloacal anomaly with
insertion of the rectum into the common channel and subsequent
vaginal obstruction with hydrocolpos.
B, Schematic depiction of a cloacal anomaly and uterine
duplication. The rectum is shown entering between the two
hemivaginas.
14. Perut kembung
Tidak bisa buang air
besar
Bila ada fistula pada
perineum (mekoneum +)
kemungkinan letak rendah
Muntah
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang menunjukan terjadinya malformasi anorektal
terjadi dalam waktu 24-48 jam.
15. PEMERIKSAAN FISIK
Bayi ditempatkan dalam posisi litotomi denga
n pencahayaan yang cukup, dilakukan pe
nelusuran lubang anus dengan mengguna
kan termometer, pipa sonde ukuran 5 F, sp
ekulum nasal atau probe duktus lakrimalis.
16. Urinalisis : untuk memeriksa adanya sel-sel epitel
mekonium (jika terdapat fistula)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cross table lateral foto :
pemeriksaan radiologis dilakukan dengan
posisi kepala bayi diletakkan di bawah s
elama 3-5 menit, dengan petanda yang di
tempelkan ke kulit
Invertogram ( foto posisi terbalik )
19. Kolostomi (prosedur yang ideal) dekompresi,
diversi dan proteksi terhadap kemungkinan terjadinya
obstruksi usus
Postero sagittal anorectoplasty (PSARP) : operasi pembu
atan anus yang memberikan beberapa keuntungan dala
m operasi fistula rektourinaria maupun rektovaginal de
ngan cara membelah otot dasar pelvis, sling dan sfingte
r
PENATALAKSANAAN
20. Metode ini diperkenalkan oleh Pena dan de Vries pada tahun
1982. Prosedur ini memberikan beberapa keuntungan seperti
kemudahan dalam operasi fistel rektourinaria maupun
rektovaginal dengan cara membelah otot pelvis dan sfingte
r.
PSARP dibagi menjadi tiga yaitu:
Posterosagital Anorectoplasty (PSARP)
Minimal Limited Full PSARP
25. Penatalaksanaan malformasi anorektal
tergantung klasifikasinya.
Pada malformasi anorektal letak tinggi harus
dilakukan kolostomi terlebih dahulu.
Pada beberapa waktu lalu penanganan malformasi
anorektal menggunakan prosedur abdominoperineal
pullthrough,
tapi metode ini banyak menimbulkan inkontinen
feses dan prolaps mukosa usus yang lebih tinggi.
26. Antibiotik intra vena diberikan selama 3 hari, antibiotik to
pikal diberikan selama 8- 10 hari
Dua minggu pasca operasi dilakukan anal dilatasi dengan
heger dilatation, 2x sehari dan tiap minggu dilakukan ana
l dilatasi dengan anal dilator yang dinaikan sa
mpai mencapai ukuran yang sesuai dengan umurnya
PERAWATAN PASCA OPERASI PSARP
27.
28. • Atresia ani merupakan kasus bedah anak yang paling
sering dijumpai. Bila tidak ditangani akan memberikan
morbiditas yang tinggi.
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan hal yan
g sangat penting dalam menegakkan diagnosis
malformasi anorektal
• Tindakam kolostomi merupakan prosedur yang ideal
untuk penatalaksanaan awal malformasi anorektal.
PENUTUP