SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
HEMOPTISIS PADA TUBERKULOSIS
DR. Dr. Yusup Subagio Sutanto Sp.P (K) FISR
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2018
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular
masalah kesehatan di dunia
2015  Indonesia peringkat kedua negara
dengan kejadian TB tertinggi di dunia  setelah
India
Hemoptisis  gejala dan tanda dari
kelainan respirasi  TB
Hemoptisis  masif  kondisi gawat respirasi akut
 mengancam jiwa
IMUNOPATOGENESIS TUBERKULOSIS
Infeksi  hirup droplet nuklei mengandung basil tuberkel
Droplet nuklei  pertahanan mukosilier percabangan bronkus -
alveoli  difagosit makrofag alveolar dengan mekanisme
bakterisidal
Efikasi mekanisme bakterisidal tergantung :
kapasitas mikrobisidal intrinsik makrofag alveolar,
karakteristik sifat patogen strain Mtb yang terinhalasi
kondisi sekitar di area infeksi
IMUNOPATOGENESIS TUBERKULOSIS
Dheda K, Schwander SK, Zhu B, Zyl-Smit RN, Zhang Y. The immunology of tuberculosis: from bench to
bedside. Respirology. 2010;15:433-50
Skema infeksi Mycobacterium tuberculosis
IMUNOPATOGENESIS TUBERKULOSIS
Ahmad S. Pathogenesis, immunology, and diagosis of latent mycobacterium tuberculosis infection. Clin
Dev Immunol. 2011;81:1-17
Patogenesis tuberkulosis
DEFINISI HEMOPTISIS
Ekspektoransi darah atau dahak bercampur darah yang berasal
dari saluran napas bawah dan parenkim paru
Sumber pendarahan pada hemoptisis berasal dari saluran napas
bawah yaitu percabangan trakeobronkial yang terletak di bawah
plika vokalis
Hemoptisis yang disebabkan sumber pendarahan di saluran
napas atas/bukan saluran napas bawah dan parenkim paru
disebut pseudohemoptisis
KLASIFIKASI HEMOPTISIS
Klasifikasi hemoptisis dibedakan 
tingkat keparahan atau kuantitas
darah
Hemoptisis masif
Hemoptisis nonmasif
Definisi hemoptisis masif berdasarkan kriteria Busroh yaitu :
1. Hemoptisis dengan volume sedikitnya 600 mL dalam 24 jam.
2. Hemoptisis dengan volume antara 250-600 mL dalam 24 jam pada pasien yang
memiliki kadar hemoglobin (Hb) < 10 gram/desiliter (gr/dL) dan dalam
pengamatan masih terus berlangsung.
3. Hemoptisis dengan volume antara 250-600 mL dalam 24 jam pada pasien yang
memiliki kadar Hb > 10 gr/dL sedangkan dalam waktu 48 jam masih belum
berhenti.
KLASIFIKASI HEMOPTISIS
Morbiditas dan mortalitas pada px haemoptisis ditentukan oleh 3 hal yaitu:
1. Tingkat kecepatan kehilangan darah akibat hemoptisis yang terjadi
2. Kemampuan batuk atau bersihan darah dari saluran napas
3. Tingkat keparahan penyakit paru yang mendasari
Kriteria life threatening hemoptysis atau hemoptisis yang mengancam jiwa
yaitu:
1. Hemoptisis dengan volume lebih dari 100 mL dalam 24 jam.
2. Hemoptisis menyebabkan abnormalitas pertukaran gas dan/atau
obstruksi saluran napas.
3. Hemoptisis menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik.
ETIOLOGI HEMOPTISIS MASIF
Kelompok kelainan Penyakit yang menyebabkan hemoptisis masif
Keganasan Karsinoma paru
Bronchial adenoma
Metastasis keganasan diparu
Infeksi Tuberkulosis#
Infeksi jamur paru (khususnya Aspergilloma)#
Necrotising pneumonia
Abses paru
Kista hidatidosa
Paragonomiasis
Kelaianan struktur paru Brokiektasis#
Cystic fibrosis
Kelainan kardiovaskuler Tromboemboli paru
Arterio-venous malformation (Osler–Weber–Rendu syndrome)
Stenosis mitral
Aneurisma aorta torakalis
Ruptur arteri pulmonalis pada pemasangan balloon-tip catheter
Tabel 1. Berbagai etiologi hemoptisis masif
Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors. Respiratory
Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105.
ETIOLOGI HEMOPTISIS MASIF
Kelompok kelainan Penyakit yang menyebabkan hemoptisis masif
Kelainan sistemik Behcet’s disease
Wegener’s granulomatosis
Goodpasture’s syndrome
Systemic lupus erythematosus (SLE)
Gangguan koagulasi Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Trombositopenia
Hemofilia
Von Willebrand’s disease
Terapi antikoagulan
Penyebab lain-lain Lymphangioleiomyomatosis
Katamenial (endometriosis)
Bronkolith
Tabel 1. Berbagai etiologi hemoptisis masif
Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors.
Respiratory Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105
DIAGNOSIS
Perbedaan Hemoptisis Hematemesis
Anamnesis Tanpa keluhan mual atau
muntah
Disertai keluhan mual atau
muntah
Pasien memiliki riwayat
penyakit paru
Pasien biasanya tidak
memiliki riwayat penyakit
paru
Mungkin mengalami asfiksia Jarang disertai asfiksia
Pemeriksaan sputum Frothy
Kemerahan cair atau tampak
ada bekuan darah bercampur
dahak
Merah segar atau pink
Jarang frothy
Warna kehitaman/Coffe
ground appearance
Kecoklatan atau kehitaman
Laboratorium pH alkali
Bercampur dengan makrofag
dan neutrofil
pH asam
Bercampur dengan sisa
makanan
Tabel 2. Perbedaan antara hemoptisis dan hematemesis
Bidwell JL, Pachner RW. Hemoptysis: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2005;72:1253-60
PATOFISIOLOGI
• Hemoptisis  ruptur pembuluh darah di sekitar percabangan
trakeobronkial
• Darah keluar  robekan kapiler dan memasuki saluran napas
• Darah di saluran napas keluar melalui proses batuk
• Intensitas batuk dan jumlah darah yang keluar dipengaruhi :
• Derajat berat/dampak dari penyakit dasar
• Jenis sirkulasi darah yang terlibat
• Hemoptisis masif pecahnya arteri bronkialis
• Sirkulasi bronkial  patofisiologi hemoptisis masif:  Sirkulasi bronkial
memperdarahi sebagian besar saluran napas dan parenkim paru
• Sumber hemoptisis  arteri bronkialis > sirkulasi pulmonar
PATOFISIOLOGI
• Kerusakan pembuluh darah bronkial  penyakit yang menyebabkan
inflamasi lokal dan erosi di sekitar pembuluh darah bronkial
• Pecahnya pembuluh darah bronkial  perdarahan masif dan mendadak
• Hemoptisis nonmasif  pecahnya arteri pulmonalis  meskipun sumber
perdarahan pada hemoptisis mungkin berasal dari pecahnya kedua sistem
sirkulasi
• Keterlibatan pembuluh darah kolateral  dipertimbangkan penyebab
hemoptisis
PATOGENESIS HEMOPTISIS PADA TB PARU
• Patogenesis hemoptisis  TB paru aktif  adanya kavitas disertai peradangan 
ulserasi bronkus atau alveolus disekitarnya.
• Kavitas + peradangan  nekrosis atau erosi pembuluh darah dinding bronkus dan
alveolus di sekitarnya.
• Erosi  pecahnya pembuluh darah  hemoptisis
• Patogenesis hemoptisis pada bekas TB paru  kerusakan struktural parenkim paru
dan pembuluh darah akibat luasnya lesi TB yang telah diderita sebelumnya.
• Penderita bekas TB dengan hemoptisis  memiliki lesi ektasis bronkus sisa lesi
lama berupa:
• bronkiektasis, hipervaskularisasi, pelebaran pembuluh darah bronkial, kavitas,
serta pembentukan pembuluh darah kolateral anastomosis.
PATOGENESIS HEMOPTISIS PADA TB PARU
Ruptur aneurisma Rassmussen’s  penyebab
utama hemoptisis masif penderita TB paru aktif
& bekas TB
Aneurisma Rassmussen’s  pelebaran
pembuluh darah pulmonal yang berada di
sekitar dinding kavitas
Ruptur aneurisma Rassmussen’s  keterlibatan
tunika adventisia pembuluh darah yang
mengalami destruksi akibat inflamasi lokal
(infeksi TB yang aktif kembali)
PATOGENESIS HEMOPTISIS PADA TB PARU
• Erosi lesi kalsifikasi merupakan sebab lain hemoptisis  bekas TB.
• Lesi kalsifikasi membentuk bronkolith di dekat pembuluh darah dinding saluran
napas.
• Gerakan saluran napas saat batuk menyebabkan erosi dinding pembuluh darah oleh
kalsifikasi  hemoptisis masif
• Hemoptisis pada TB  pelepasan faktor pertumbuhan angiogenik yang memicu
neovaskularisasi dan remodelling pembuluh darah pulmonal.
• Vaskularisasi baru yang terhubung dengan sistem kolateral ini rapuh dan
cenderung ruptur ke dalam saluran napas.
• Peningkatan pembentukan pembuluh baru  penyakit paru kronis (bronkiektasis,
bronkitis kronis, tuberkulosis, mikosis paru, abses paru yang kronis, dan penyakit
neoplastik)
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
TB
paru
Anamnensis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
penunjang
laboratorium darah
Pemeriksaan sputum
Foto toraks
Pemeriksaan radiologis
lanjutan (ct-scan, HRCT,
angio MDCT)
Bronkoskopi diagnostik
PERBEDAAN ANTARA HEMOPTISIS DAN HEMATEMESIS
Perbedaan Hemoptisis Hematemesis
Anamnesis Tanpa keluhan mual atau
muntah
Disertai keluhan mual atau
muntah
Pasien memiliki riwayat
penyakit paru
Pasien biasanya tidak
memiliki riwayat penyakit
paru
Mungkin mengalami asfiksia Jarang disertai asfiksia
Pemeriksaan
sputum
Frothy
Kemerahan cair atau tampak ada
bekuan darah bercampur dahak
Merah segar atau pink
Jarang frothy
Warna kehitaman/Coffe
ground appearance
Kecoklatan atau kehitaman
Laboratorium pH alkali
Bercampur dengan makrofag
dan neutrofil
pH asam
Bercampur dengan sisa
makanan
Bidwell JL, Pachner RW. Hemoptysis: diagnosis and management. Am Fam Physician.
2005;72:1253-60
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan
hemoptisis masif /non
masif
Menghentikan pendarahan
Mencegah terjadinya aspirasi
Mengobati penyakit paru yang menjadi
penyebab dasar
Langkah penting
penatalaksanaan hemoptisis
masifMencegah terjadinya
aspirasi
Menjaga jalan napas dan resusitasi
penderita
Investigasi sumber/penyebab pendarahan
Segera memberikan terapi yang tepat dan
spesifik untuk menghentikan pendarahan
PENATALAKSANAAN
Tenangkan dan beritahu penderita agar jangan takut untuk membatukkan
darahnya
Penderita berbaring pada posisi lateral dekubitus ke sisi paru yang sakit
pemantauan kesadaran, tanda vital yaitu tekanan darah, frekuensi nadi,
laju pernapasan, dan saturasi oksigen, serta pantau jumlah darah yang
dibatukkan
Jaga agar jalan napas tetap terbuka
Pemberian oksigen dengan kanul atau masker bila jalan napas bebas
hambatan/sumbatan
Penanganan awal penderita yang mengalami pendarahan aktif
PENATALAKSANAAN
Pemasangan infus dilakukan untuk penggantian cairan maupun jalur
pemberian obat parenteral dan tranfusi bila diperlukan
Pemberian obat hemostatik pada penderita hemoptisis yang tidak disertai
kelainan faal hemostatic
Obat dengan efek sedasi ringan dapat diberikan jika penderita gelisah
Obat supresi refleks batuk seperti kodein dan morfin sebaiknya dihindari
Transfusi darah diberikan jika hematokrit < 25-30% atau Hb < 10 gr/dL
sedangkan perdarahan masih berlangsung.
Penanganan awal penderita yang mengalami pendarahan aktif
PENATALAKSANAAN
Algoritma penatalaksanaan awal hemoptisis di ruang gawat darurat
Baptiste EJ. Management of hemoptysis in the emergency department. Hospital Physician. 2005;28:53-9
PENATALAKSANAAN
Algoritma penatalaksanaan hemoptisis masif
Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors. Respiratory
Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105
PROGNOSIS
• Penderita hemoptisis sebagian besar  prognosis yang baik.
• Penderita hemoptisis akibat  keganasan dan gangguan pembekuan
darah  prognosis lebih buruk.
• Tingkat risiko kematian lebih tinggi pada keganasan dengan stadium yang
lebih lanjut.
• Tingkat prognosis hemoptisis dipengaruhi oleh lamanya perdarahan masif
yang telah berlangsung
• Mortalitas hemoptisis dipengaruhi oleh beratnya perdarahan dan
gambaran patologi paru
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.p
angkyrofi
 
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMADefinisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Lena Setianingsih
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
Listiana Dewi
 

What's hot (20)

Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1
 
ASKEP copd
ASKEP copdASKEP copd
ASKEP copd
 
A. pendekatan diagnosis anemia
A. pendekatan diagnosis anemiaA. pendekatan diagnosis anemia
A. pendekatan diagnosis anemia
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
Nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome
Nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome Nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome
Nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome
 
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Leaflet isk
Leaflet iskLeaflet isk
Leaflet isk
 
atypical pneumonia.pptx
atypical pneumonia.pptxatypical pneumonia.pptx
atypical pneumonia.pptx
 
Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.p
 
Bronkitis ppt
Bronkitis pptBronkitis ppt
Bronkitis ppt
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
 
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMADefinisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
 
Abses leher dalam
Abses leher dalamAbses leher dalam
Abses leher dalam
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
Omsk
OmskOmsk
Omsk
 

Similar to haemoptysis.pptx

296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
lany pratiwi
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Nola Hastuti
 
kegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.pptkegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.ppt
wisnukuncoro11
 
BRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologi
BRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologiBRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologi
BRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologi
PradilaDesty
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
ANANDITA63
 

Similar to haemoptysis.pptx (20)

Batuk darah-des
Batuk darah-desBatuk darah-des
Batuk darah-des
 
Bronkiektasis-HND.pdf
Bronkiektasis-HND.pdfBronkiektasis-HND.pdf
Bronkiektasis-HND.pdf
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.pptSLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
 
Haemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptxHaemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptx
 
kegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.pptkegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.ppt
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 
BRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologi
BRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologiBRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologi
BRONKIEKTASIS - angkatan 5.pptx imunologi
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
 
Pneumonia_.ppt
Pneumonia_.pptPneumonia_.ppt
Pneumonia_.ppt
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
pnemoni2.pptx
pnemoni2.pptxpnemoni2.pptx
pnemoni2.pptx
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptxJurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Lp efusi pleura
Lp efusi pleura Lp efusi pleura
Lp efusi pleura
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

haemoptysis.pptx

  • 1. HEMOPTISIS PADA TUBERKULOSIS DR. Dr. Yusup Subagio Sutanto Sp.P (K) FISR Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2018
  • 2. PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular masalah kesehatan di dunia 2015  Indonesia peringkat kedua negara dengan kejadian TB tertinggi di dunia  setelah India Hemoptisis  gejala dan tanda dari kelainan respirasi  TB Hemoptisis  masif  kondisi gawat respirasi akut  mengancam jiwa
  • 3. IMUNOPATOGENESIS TUBERKULOSIS Infeksi  hirup droplet nuklei mengandung basil tuberkel Droplet nuklei  pertahanan mukosilier percabangan bronkus - alveoli  difagosit makrofag alveolar dengan mekanisme bakterisidal Efikasi mekanisme bakterisidal tergantung : kapasitas mikrobisidal intrinsik makrofag alveolar, karakteristik sifat patogen strain Mtb yang terinhalasi kondisi sekitar di area infeksi
  • 4. IMUNOPATOGENESIS TUBERKULOSIS Dheda K, Schwander SK, Zhu B, Zyl-Smit RN, Zhang Y. The immunology of tuberculosis: from bench to bedside. Respirology. 2010;15:433-50 Skema infeksi Mycobacterium tuberculosis
  • 5. IMUNOPATOGENESIS TUBERKULOSIS Ahmad S. Pathogenesis, immunology, and diagosis of latent mycobacterium tuberculosis infection. Clin Dev Immunol. 2011;81:1-17 Patogenesis tuberkulosis
  • 6. DEFINISI HEMOPTISIS Ekspektoransi darah atau dahak bercampur darah yang berasal dari saluran napas bawah dan parenkim paru Sumber pendarahan pada hemoptisis berasal dari saluran napas bawah yaitu percabangan trakeobronkial yang terletak di bawah plika vokalis Hemoptisis yang disebabkan sumber pendarahan di saluran napas atas/bukan saluran napas bawah dan parenkim paru disebut pseudohemoptisis
  • 7. KLASIFIKASI HEMOPTISIS Klasifikasi hemoptisis dibedakan  tingkat keparahan atau kuantitas darah Hemoptisis masif Hemoptisis nonmasif Definisi hemoptisis masif berdasarkan kriteria Busroh yaitu : 1. Hemoptisis dengan volume sedikitnya 600 mL dalam 24 jam. 2. Hemoptisis dengan volume antara 250-600 mL dalam 24 jam pada pasien yang memiliki kadar hemoglobin (Hb) < 10 gram/desiliter (gr/dL) dan dalam pengamatan masih terus berlangsung. 3. Hemoptisis dengan volume antara 250-600 mL dalam 24 jam pada pasien yang memiliki kadar Hb > 10 gr/dL sedangkan dalam waktu 48 jam masih belum berhenti.
  • 8. KLASIFIKASI HEMOPTISIS Morbiditas dan mortalitas pada px haemoptisis ditentukan oleh 3 hal yaitu: 1. Tingkat kecepatan kehilangan darah akibat hemoptisis yang terjadi 2. Kemampuan batuk atau bersihan darah dari saluran napas 3. Tingkat keparahan penyakit paru yang mendasari Kriteria life threatening hemoptysis atau hemoptisis yang mengancam jiwa yaitu: 1. Hemoptisis dengan volume lebih dari 100 mL dalam 24 jam. 2. Hemoptisis menyebabkan abnormalitas pertukaran gas dan/atau obstruksi saluran napas. 3. Hemoptisis menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik.
  • 9. ETIOLOGI HEMOPTISIS MASIF Kelompok kelainan Penyakit yang menyebabkan hemoptisis masif Keganasan Karsinoma paru Bronchial adenoma Metastasis keganasan diparu Infeksi Tuberkulosis# Infeksi jamur paru (khususnya Aspergilloma)# Necrotising pneumonia Abses paru Kista hidatidosa Paragonomiasis Kelaianan struktur paru Brokiektasis# Cystic fibrosis Kelainan kardiovaskuler Tromboemboli paru Arterio-venous malformation (Osler–Weber–Rendu syndrome) Stenosis mitral Aneurisma aorta torakalis Ruptur arteri pulmonalis pada pemasangan balloon-tip catheter Tabel 1. Berbagai etiologi hemoptisis masif Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors. Respiratory Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105.
  • 10. ETIOLOGI HEMOPTISIS MASIF Kelompok kelainan Penyakit yang menyebabkan hemoptisis masif Kelainan sistemik Behcet’s disease Wegener’s granulomatosis Goodpasture’s syndrome Systemic lupus erythematosus (SLE) Gangguan koagulasi Disseminated intravascular coagulation (DIC) Trombositopenia Hemofilia Von Willebrand’s disease Terapi antikoagulan Penyebab lain-lain Lymphangioleiomyomatosis Katamenial (endometriosis) Bronkolith Tabel 1. Berbagai etiologi hemoptisis masif Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors. Respiratory Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105
  • 11. DIAGNOSIS Perbedaan Hemoptisis Hematemesis Anamnesis Tanpa keluhan mual atau muntah Disertai keluhan mual atau muntah Pasien memiliki riwayat penyakit paru Pasien biasanya tidak memiliki riwayat penyakit paru Mungkin mengalami asfiksia Jarang disertai asfiksia Pemeriksaan sputum Frothy Kemerahan cair atau tampak ada bekuan darah bercampur dahak Merah segar atau pink Jarang frothy Warna kehitaman/Coffe ground appearance Kecoklatan atau kehitaman Laboratorium pH alkali Bercampur dengan makrofag dan neutrofil pH asam Bercampur dengan sisa makanan Tabel 2. Perbedaan antara hemoptisis dan hematemesis Bidwell JL, Pachner RW. Hemoptysis: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2005;72:1253-60
  • 12. PATOFISIOLOGI • Hemoptisis  ruptur pembuluh darah di sekitar percabangan trakeobronkial • Darah keluar  robekan kapiler dan memasuki saluran napas • Darah di saluran napas keluar melalui proses batuk • Intensitas batuk dan jumlah darah yang keluar dipengaruhi : • Derajat berat/dampak dari penyakit dasar • Jenis sirkulasi darah yang terlibat • Hemoptisis masif pecahnya arteri bronkialis • Sirkulasi bronkial  patofisiologi hemoptisis masif:  Sirkulasi bronkial memperdarahi sebagian besar saluran napas dan parenkim paru • Sumber hemoptisis  arteri bronkialis > sirkulasi pulmonar
  • 13. PATOFISIOLOGI • Kerusakan pembuluh darah bronkial  penyakit yang menyebabkan inflamasi lokal dan erosi di sekitar pembuluh darah bronkial • Pecahnya pembuluh darah bronkial  perdarahan masif dan mendadak • Hemoptisis nonmasif  pecahnya arteri pulmonalis  meskipun sumber perdarahan pada hemoptisis mungkin berasal dari pecahnya kedua sistem sirkulasi • Keterlibatan pembuluh darah kolateral  dipertimbangkan penyebab hemoptisis
  • 14. PATOGENESIS HEMOPTISIS PADA TB PARU • Patogenesis hemoptisis  TB paru aktif  adanya kavitas disertai peradangan  ulserasi bronkus atau alveolus disekitarnya. • Kavitas + peradangan  nekrosis atau erosi pembuluh darah dinding bronkus dan alveolus di sekitarnya. • Erosi  pecahnya pembuluh darah  hemoptisis • Patogenesis hemoptisis pada bekas TB paru  kerusakan struktural parenkim paru dan pembuluh darah akibat luasnya lesi TB yang telah diderita sebelumnya. • Penderita bekas TB dengan hemoptisis  memiliki lesi ektasis bronkus sisa lesi lama berupa: • bronkiektasis, hipervaskularisasi, pelebaran pembuluh darah bronkial, kavitas, serta pembentukan pembuluh darah kolateral anastomosis.
  • 15. PATOGENESIS HEMOPTISIS PADA TB PARU Ruptur aneurisma Rassmussen’s  penyebab utama hemoptisis masif penderita TB paru aktif & bekas TB Aneurisma Rassmussen’s  pelebaran pembuluh darah pulmonal yang berada di sekitar dinding kavitas Ruptur aneurisma Rassmussen’s  keterlibatan tunika adventisia pembuluh darah yang mengalami destruksi akibat inflamasi lokal (infeksi TB yang aktif kembali)
  • 16. PATOGENESIS HEMOPTISIS PADA TB PARU • Erosi lesi kalsifikasi merupakan sebab lain hemoptisis  bekas TB. • Lesi kalsifikasi membentuk bronkolith di dekat pembuluh darah dinding saluran napas. • Gerakan saluran napas saat batuk menyebabkan erosi dinding pembuluh darah oleh kalsifikasi  hemoptisis masif • Hemoptisis pada TB  pelepasan faktor pertumbuhan angiogenik yang memicu neovaskularisasi dan remodelling pembuluh darah pulmonal. • Vaskularisasi baru yang terhubung dengan sistem kolateral ini rapuh dan cenderung ruptur ke dalam saluran napas. • Peningkatan pembentukan pembuluh baru  penyakit paru kronis (bronkiektasis, bronkitis kronis, tuberkulosis, mikosis paru, abses paru yang kronis, dan penyakit neoplastik)
  • 17. PENEGAKKAN DIAGNOSIS TB paru Anamnensis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang laboratorium darah Pemeriksaan sputum Foto toraks Pemeriksaan radiologis lanjutan (ct-scan, HRCT, angio MDCT) Bronkoskopi diagnostik
  • 18. PERBEDAAN ANTARA HEMOPTISIS DAN HEMATEMESIS Perbedaan Hemoptisis Hematemesis Anamnesis Tanpa keluhan mual atau muntah Disertai keluhan mual atau muntah Pasien memiliki riwayat penyakit paru Pasien biasanya tidak memiliki riwayat penyakit paru Mungkin mengalami asfiksia Jarang disertai asfiksia Pemeriksaan sputum Frothy Kemerahan cair atau tampak ada bekuan darah bercampur dahak Merah segar atau pink Jarang frothy Warna kehitaman/Coffe ground appearance Kecoklatan atau kehitaman Laboratorium pH alkali Bercampur dengan makrofag dan neutrofil pH asam Bercampur dengan sisa makanan Bidwell JL, Pachner RW. Hemoptysis: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2005;72:1253-60
  • 19. PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan hemoptisis masif /non masif Menghentikan pendarahan Mencegah terjadinya aspirasi Mengobati penyakit paru yang menjadi penyebab dasar Langkah penting penatalaksanaan hemoptisis masifMencegah terjadinya aspirasi Menjaga jalan napas dan resusitasi penderita Investigasi sumber/penyebab pendarahan Segera memberikan terapi yang tepat dan spesifik untuk menghentikan pendarahan
  • 20. PENATALAKSANAAN Tenangkan dan beritahu penderita agar jangan takut untuk membatukkan darahnya Penderita berbaring pada posisi lateral dekubitus ke sisi paru yang sakit pemantauan kesadaran, tanda vital yaitu tekanan darah, frekuensi nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen, serta pantau jumlah darah yang dibatukkan Jaga agar jalan napas tetap terbuka Pemberian oksigen dengan kanul atau masker bila jalan napas bebas hambatan/sumbatan Penanganan awal penderita yang mengalami pendarahan aktif
  • 21. PENATALAKSANAAN Pemasangan infus dilakukan untuk penggantian cairan maupun jalur pemberian obat parenteral dan tranfusi bila diperlukan Pemberian obat hemostatik pada penderita hemoptisis yang tidak disertai kelainan faal hemostatic Obat dengan efek sedasi ringan dapat diberikan jika penderita gelisah Obat supresi refleks batuk seperti kodein dan morfin sebaiknya dihindari Transfusi darah diberikan jika hematokrit < 25-30% atau Hb < 10 gr/dL sedangkan perdarahan masih berlangsung. Penanganan awal penderita yang mengalami pendarahan aktif
  • 22. PENATALAKSANAAN Algoritma penatalaksanaan awal hemoptisis di ruang gawat darurat Baptiste EJ. Management of hemoptysis in the emergency department. Hospital Physician. 2005;28:53-9
  • 23. PENATALAKSANAAN Algoritma penatalaksanaan hemoptisis masif Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors. Respiratory Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105
  • 24. PROGNOSIS • Penderita hemoptisis sebagian besar  prognosis yang baik. • Penderita hemoptisis akibat  keganasan dan gangguan pembekuan darah  prognosis lebih buruk. • Tingkat risiko kematian lebih tinggi pada keganasan dengan stadium yang lebih lanjut. • Tingkat prognosis hemoptisis dipengaruhi oleh lamanya perdarahan masif yang telah berlangsung • Mortalitas hemoptisis dipengaruhi oleh beratnya perdarahan dan gambaran patologi paru