2. Definisi
Batuk darah= hemoptoe = hemoptisis
hemoptisis berasal dari kata (haemoptysis) dari
bahasa Yunani
â—¦ haima dan physis
Ekspektorasi darah akibat perdarahan
pada saluran napas di bawah laring
3. Anatomi dan vaskularisasi paru
• Sistem sirkulasi pulmoner
berfungsi untuk perturan gas
• Tekanan rendah berkisar
15 – 20 mmHg pada saat sitolik
dan 5-10 mmHg pada saat
diatolik
• Memsuplai darah untuk
bronkiolus terminalis dan alveolus
Sistem
sirkulasi
pulmoner
4. • Pemberi nutrisi
pada paru dan
saluran
pernapasan.
• Tekanan sesuai
dengan tekanan
darah sistemik.
• Variasi sirkulasi
bronkial sangat
beragam.
• Cabang dari aorta
desenden
Sistem
sirkulasi
bronkial
5. Sumber perdarahan pada batuk darah
â—¦ Sirkulasi bronkial ( 90%)
Sistem sirkulasi bronkial memegang
peranan penting dalam patofisiologi
batuk darah, karena memperdarahi
sebagian besar jalanan napas
â—¦ Sirkulasi pulmoner sekitar 5 %
9. Berdasarkan kekerapan batuk darah
Sering (≥ 5 % )
Tuberkulosis
Bronkogenik karsinoma
Bronkiektasis
Bronkitis
Pneumonia Bakterialis
Jarang ( 1-4%)
Neoplasma paru lainnya
Metastasis
Mycetoma
Abses paru
Embolis paru
Gagal jantung kiri
Traumatik atau iatrogenik
Trauma torak
Bronkoskopi
Biopsi paru
Cateterisasi arteri
pulmonal
Thoracostomy tube insertion
Sangat jarang ( ≤ 1 %)
Pneumonia fungal atau parasit
Benda asing
Sarcoidosis
Mitral stenosis
Endometriosis
Penyakit vaskuler sistemik
Akibat pengaruh obat
10. Patogenesis batuk darah
Patogenesis batuk darah pada berbagai
penyebab batuk darah hampir sama
â—¦ Terjadi penyakit pada parenkim paru,
â—¦ Sistem sirkulasi bronkial dan pulmoner
â—¦ Kelainan pada pleura
Sumber perdarahan berasal dari
kedua sistem sirkulasi tersebut
11. TUBERKULOSIS PARU
Terjadinya pada penderita infeksi TB paru
aktif atau pada bekas penderita TB paru.
Pada penderita TB terjadi rusaknya susunan
parenkim paru dan pembuluh darah paru
Terjadi bronkiektasis dengan
hipervaskularisasi
Pelebaran pembuluh darah bronkial
,
13. BRONKIEKTASIS
Destruksi tulang rawan bronkus akibat
infeksi / fibrosis alveolar.
Perdarahan
â—¦ pecahnya pembuluh darah arteri bronkial
karena proses infeksi atau peradangan.
14. Terjadi proses nekrosis dan peradangan
pembuluh darah pada jaringan tumor.
kejadian batuk darah pada penderita
karsinoma bronkogenik berkisar 7-10 %.
Kanker metastasis ke paru akibat
penyebaran sel tumor ke trekobronkial.
NEOPLASMA
15. INFEKSI JAMUR
Fungus ball--- Aspergilloma.
Batuk darah pada Fungus ball berkisar
50-90 % dari penderita Fungus ball
Fungus ball sering terbentuk pada
penderita penyakit paru berkavitas seperti
TB paru,
Terjadinya batuk darah adalah
â—¦ akibat trauma mekanis karena pergerakan
fungus ball di dalam kavitas
Batuk darah juga dapat terjadi akibat
angioinvasi menyebabkan infark paru dan
perdarahan,
16.
17. ABSES PARU
Nekrosis pada parenkim paru dan
pembuluh darah paru.
Kejadian sekitar 11-15 % dari
penderita abses paru,
â—¦ ïƒ 20-50 % mengalami batuk darah masif.
18. Fibrosis Kistik
Perdarahan yang terjadi berasal dari
percabangan arteri bronkial.
Sistem arteri bronkial mengalami
hipervaskularisasi dan anastomosis
bronkopulmoner,
Adanya hipertensi pulmonal
19. Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
seksama untuk menentukan sumber
perdarahan :
â—¦ saluran napas atas -- epistaksis
â—¦ saluran napas bawah --
hemoptisis
â—¦ saluran cerna. --
hematemesis
Memastikan Hemoptisis
Bedakan dengan epistaksis atau
hematemesis
Menentukan derajat hemoptisis -- masif ?
Memastikan etiologi
20. Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis
Keadaan Hemoptisis Hematemesis
ï‚· Prodromal
ï‚· Onset
ï‚· Penampilan darah
ï‚· Warna
ï‚· Isi
ï‚· Reaksi
ï‚· Riwayat Penyakit
Dahulu
ï‚· Anemi
ï‚· Tinja Kadang- (-
)Guaiac test (-)
kadangSelalu
ï‚· Rasa tidak enak di
tenggorokan, ingin
batuk
ï‚· Darah dibatukkan,
dapat disertai batuk
ï‚· Merah Berbuih
ï‚· Merah terang
ï‚· Lekosit,
mikroorganisme,
makrofag,
hemosiderin
ï‚· Alkalis (pH tinggi)
ï‚· Menderita kelainan
paru
ï‚· Kadang kadang
ï‚· Mual, stomach distress
ï‚· Darah dimuntahkan
dapat disertai batuk
ï‚· Tidak berbuih
ï‚· Merah tua
ï‚· Sisa makanan
ï‚· Asam (pH rendah)
ï‚· Gangguan lambung,
kelainan hepar
ï‚· selalu
ï‚· Tinja bisa berwarna
hitam,
21. Batuk darah masif
Di Bagian Pulmonologi - RS M Jamil Padang :
1. Batuk darah ≥ 600 mL /24 jam
2. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250
mL/24 jam Hb < 10 g% & masih berlangsung
3. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250 mL/24
jam, Hb > 10 g% dalam 24 jam belum
berhenti
22. Pemeriksaan fisik
• Stridor dapat memberikan petunjuk
tumor/benda asing di daerah
trakeolaring.
• perforasi septum dapat
menunjukkan granulomatosis
Wegener.
• Jari tabuh (clubbing fiber)
memberikan petunjuk kemungkinan
keganasan intratorakal
• Supurasi intratorakal (abses paru,
bronkiektasis)
Pemeriksaan
fisik dapat
membantu
diagnosis
penyebab
hemoptisis
24. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi torak
â—¦ Plan foto torak
Gambaran sesuai penyakit yang mendasari terjadinya hemoptisis
seperti;
Gambaran fungus ball pada jamur paru
Gambaran kavitas/fibroinfiltrat pada Tb paru
Gambaran masa tumor
â—¦ CT-Scan toraks
Baik untuk bronkiektasis atau karsinoma bronkus berukuran
kecil
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum bronkoskopi,
kecuali dalam keadaan kegawat daruratan
25. Bronkoskopi
â—¦ Bronkoskopi bisa di lakukan atas indikasi terapeutik
atau diagnostik
â—¦ Terapeutik untuk menghentikan perdarahan
â—¦ Diagnostik untuk;
Menentukan sumber/lokasi perdarahan untuk rencana
tindakan bedah
Mengambil bahan bilasan atau sikatan bronkus untuk
pemeriksaan lab
26. Angiografi
â—¦ Pemeriksaan angiografi dilakukan apabila
dengan pemeriksaan lain tidak bisa
menentukan penyebab atau asal dari
perdarahan.
â—¦ Angiografi
Diagnostik
terapeutik -- terapi embolisasi.
27. PENATATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan hemoptisis :
â—¦ Menjaga jalan napas tetap terbuka dan
stabilisasi penderita
â—¦ Menentukan lokasi perdarahan
â—¦ Memberikan terapi sesuai etiolog
Mencegah risiko berulangnya hemoptisis
Penderita dengan hemoptisis masif harus
dimonitor dengan ketat di instalasi
perawatan intensif
28. LANGKAH I : MENJAGA JALAN
NAPAS DAN STABILISASI PENDERITA
Menenangkan dan
mengistirahatkan penderita
Suplementasi oksigen
Instruksi cara membatukkan darah
dengan benar sehingga pasien
tidak takut untuk membatukkannya
Resusitasi cairan dan bila perlu
transfusi
29. Penderita dengan keadaan umum berat
dan refleks batuk kurang adekuat, maka
posisi penderita Tredelenberg ïƒ
mencegah aspirasi darah ke sisi yang
sehat
Laxansia ïƒ mencegah mengedan
Bronkoskopi serat optik lentur untuk
evaluasi, melokalisir perdarahan dan
tindakan pengisapan (suctioning).
31. Intubasi dilakukan jika dengan terapi
konvensional perdarahan tidak berhenti
ïƒ dilakukan intubasi untuk live saving
dampak dari intubasi paru yang
mengalami perdarahan akan terjadi
atelektasis total
32. LANGKAH II :
MENCARI SUMBER DAN PENYEBAB
PERDARAHAN
Pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT
Scan, USG, angiografi)
Bronkoskopi (BSOL maupun
bronkoskop kaku)
34. 2. Terapi non-bronkoskopik
1. Pemberian terapi medikamentosa
Vasopresin intravena
Asam traneksamat (antifibrinolitik)
Vitamin k
Vitamin c
Kortikosteroid sistemik ïƒ pd autoimun
Gonadotropin releasing hormon agonist
(GnRH) atau danazol ïƒ hemoptisis
katamenial
Antitusif kontra indikasi
Antituberkulosis, antijamur ataupun
antibiotik
2. Radioterapi
Terutama yang disebabkan oleh proses Tumor Paru
35. 3. Embolisasi arteri bronkialis dan
pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk penderita
dengan penyakit bilateral, fungsi paru sisa
yang minimal, menolak operasi ataupun
memiliki kontraindikasi tindakan operasi
Embolisasi arteri pulmoner
Embolisasi arteri bronkialis
36. 3. Bedah
Terapi definitif
Tindakan bedah dilakukan apabila
tindakan terapi diatas tidak berhasil
dan fungsi paru adekuat, tidak ada
konta indikasi bedah,