SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
PNEUMONIA
Human Respiratory System
Figure 10.1
Components of the Lower
Respiratory Tract
Figure 10.3
Gas Exchange Between the Blood
and Alveoli
Figure 10.8A
DEFINISI
 Pneumonia adalah salah satu dari penyakit yang
menyerang saluran respirasi bawah,
menyebabkan peradangan pada paru-paru,
alveolar terisi cairan
 Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua
paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-
bakteri, virus-virus, atau jamur.
 Dapat menyerang semua umur
 Masnifestasi klinis terparah terjadi
pada anak-anak, orang tua, dan
penderita penyakit kronis
 Proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli), bisa
bersamaan dengan infeksi pada
bronkus (bronchopneumonia).
Berdasarkan lokasi
 Pneumonia-masyarakat (community-acquired
pneumonia), bila infeksinya terjadi di masyarakat
 Pneumonia-RS atau pneumonia nosokomial
(hospital-acquired pneumonia).
AMERIKA SERIKAT (1936)
PENYEBAB KEMATIAN UTAMA PENYAKIT INFEKSI DI AS
INDONESIA
SURVEY KESEHATAN RUMAH TANGGA (1980)  26,1%
ANGKA KEJADIAN DAN 17,8% ANGKA KEMATIAN
1999 : VAKSIN 23 VALEN DIPASARKAN
2001 : PASIEN PENDERITA 50%NYA ADALAH GERIATRI,
DAN SETENGAH DARI JUMLAH PASIEN
MENGALAMI KEMATIAN
PATOGENESIS
Masuknya bakteri menginfeksi melalui 3 rute,
yaitu:
1. Inhalasi  partikel aerosol
2. Hematogen dari ektsrapulmonari
3. Naiknya isi orofaringeal
Infeksi mikroba sebabkan aktivitas paru-paru
untuk mengeluarkan mikroba menjadi berkurang
Medical Surgical Nursing
11
D. PATOFISIOLOGI
 Port de Entry  udara, luka
Patofisiologi
Mekanisme
pertahanan
terganggu
Terbentuk sekret
virulen
Sekret berlebih
turun
ke alveoli
Kuman masuk ke
saluran napas atas
Inflamasi
Pneumonia
Gambaran
Klinis
Typical
Pneumonia
Atypical
Pneumonia
Asal Infeksi
Community
-acquired
Hospital-
acquired
Etiologi
Bakteri
Non-
Bakteri
Mycoplas-
ma
Chlamydia Virus
Pneumonia Tipikal vs Atipikal
 Pneumonia tipikal
o Disebabkan oleh bakteri yang responsif
terhadap pengobatan dengan antibiotik
beta-laktam
 Pneumonia atipikal
o Tidak responsif dengan antibiotik beta-
laktam
o Terutama disebabkan oleh Mycoplasma
pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae
 Patogen yang paling banyak menginfeksi adalah
S.pneumoniae  75% dari seluruh kasus
 Patogen lain: M.pneumoniae, Legionella, C.pneumoniae,
H.influenzae, dan berbagai varietas virus influenza
 Community-acquired  S.aureus dan bakteri batang
gram negatif
 Hospital-acquired  S.aureus dan bakteri basil gram
negatif aerob
B. Etiologi
Medical Surgical Nursing
18
 Bakteri : streptococus pneumoniae,
staphylococus aureus
 Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
 Jamur : Candidiasis, histoplasmosis,
aspergifosis, coccidioido mycosis,
cryptococosis, pneumocytis carini
 Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
 Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok,
debu dan gas
Viral Pneumonia
 Penyebab utama pneumonia di negara maju
 Etiologi virus tersering :
o Respiratory Syncytial Virus (RSV)
o Rhinovirus
o Virus Parainfluenzae
 Secara klinis, umumnya pneumonia bakteri
sulit dibedakan dengan pneumonia virus.
Medical Surgical Nursing
20
Faktor risiko terkena pneumonia
 Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)
 Usia lanjut
 Alkoholisme, rokok
 Kekurangan nutrisi
 Umur dibawah 2 bulan, berat badan lahir rendah, tidak
mendapat ASI memadai, Imunisasi yang tidak memadai,
dan membedong
 Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, dan penyakit
kronik menahun.

CNS:
 Sakit kepala
 hilang nafsu makan
VASKULAR
 BP rendah
LAMBUNG
 Mual
 Muntah
SENDI
 Nyeri
JANTUNG
 denyut jantung
tinggi
SISTEMIK
 demam
 menggigil
KULIT
 berkeringat
 kebiruan
PARU PARU
 batuk dengan
sputum
 nafas pendek
 nyeri dada
 hemoptisis
OTOT
 Lelah
 Nyeri
Gejala Infeksi Umum
 Demam
 Sakit kepala
 Gelisah
 Malaise
 Penurunan napsu makan
 Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah,
atau diare
Gejala Gangguan Respiratori
 Batuk
 Sesak napas
 Retraksi dada
 Takipnea
 Napas cuping hidung
 Merintih
 Sianosis
diagnosis
 Sinar – X dada akan menunjukkan infiltrat
 Pemeriksaan Fisik
 Tergantung luas lesi paru
 Palpasi: fremitus dapat mengeras
 Auskultasi: suara dasar bronkovesikuler sampai
bronkial, suara tambahan bronki basah halus sampai
bronki basah kasar pada stadium resolusi.
Pemeriksaan Penunjang
 Gambaran radiologis: foto toraks lateral, gambaran infiltrat sampai
gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air bronchogram.
 Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukosit
lebih dari 10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul.
 Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan
biakan dahak, biakan darah, dan serologi.
 Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjut
asidosis respiratorik.
diagnosis
 pemeriksaan imunologik dalam mendeteksi
baik antigen maupun antibodi spesifik
terhadap kuman penyebab. Spesimen yang
dipakai ialah darah atau urin. Teknik
pemeriksaan yang dikembangkan antara
lain counter immunoelectrophoresis, ELISA,
latex agglutination atau coaglutination
Pneumonia Pneumokokus...
 2. Pemeriksaan radiologik
Gambaran radiologik pneumonia
pneumokokus bervariasi dari infiltrat ringan
sampai bercak-bercak konsolidasi merata
(bronkopneumonia) kedua lapang paru atau
konsolidasi pada satu lobus (pneumonia
lobaris)
Pneumonia Pneumokokus...
Pemeriksaan Rontgen Toraks
Radiografi Paru-paru
Normal
Radiografi Paru-paru
Penderita Pneumonia
Tujuan:
a. Eradikasi mikroba  antibiotik
b. Penyembuhan klinis
c. Penurunan morbiditas
Pendekatan Umum Terapi
a. Evaluasi fungsi respirasi dan
menentukan penyebab penyakit
b. Penerapan terapi pendukung :
penggunaan oksigen,
bronkodilator,
c. Terapi non-farmakologi: fisioterapi
dada, nutrisi
 Makrolida
 Azalida
 Tetrasiklin
 Penicillin
 Cephalosporin
 Fluorokuinolon
 Aminoglikosida
TERAPI EMPIRIK PADA PASIEN DEWASA
TERAPI EMPIRIK PADA PEDIATRI
Indikasi pasien rawat inap
 Penderita tampak keracunan
 Dibawah umur 6 bulan
 Distress pernapasan
 Dehidrasi dan muntah
 Abses paru
 Kondisi imunokompromis
 Ada penyakit penyerta lain
 Pasien membutuhkan antibiotik parentral
 Ketidak mampuan ortu dalam merawat
penderita
Pneumonia rawat inap
 Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal
antibiotik intravena harus dimulai sesegera
mungkin untuk mencegah terjadinya sepsis
atau meningitis
 Antibiotik yang direkomendasikan adalah
antibiotik spektrum luas seperti kombinasi
beta-laktam/klavunalat dengan aminoglikosid,
atau sefalosporin generasi ketiga
 Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat
diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari
 Untuk pneumonia dengan kuman penyebab
stphylococcus maka pemberian terapi 6 – 8
minggu secara parentral
 Jika penyebabnya H influenza atau
streptococcus pneumonia terapi parentral 10 -
14 hari.
 Secara umum pengobatan antibiotik untuk
pneumonia adalah 14 hari.
Penderita imunocompromise
 ( gizi buruk, peny jantung bawaan, gangguan
neuromuscular, pengobatan kostikosteroid
jangka panjang, cystic fibrocis, dan infeksi
HIV)
 Pilihan pertama: sefalosforin generasi ke 3
 Untuk pertimbangan :
 Kotrimoksazol
 Antiviral (asiklovir, ribavirin,gansiklovir)
 Antijamur ( ketokonazol, amfoterisin B)
 Pemberian imunoglobulin
Pneumonia ringan
 (Adanya nafas cepat tanpa penarikan
dada/chest indrawing)  antibiotik oral selama
5 hari
 Pilihan :amoksisilin- as klavulanat, ampisilin,
kotrimoksazol, prokain penisilin.
Pencegahan
 Mempraktekkan hidup sehat
 Mendapatkan vaksin pneumonokokus. Vaksin
ini 90% melawan bakteri dan melindungi dari
infeksi selama lima sampai sepuluh tahun
 Makan dengan asupan yang tepat
 Olahraga secara teratur
 Cukup tidur
 Tidak merokok
A. Sulfonamid dan Trimetoprim
1. Kotrimoksazol (kombinasi trimetoprim dan
sulfametoksazol dengan perbandingan 1:5)
Indikasi: infeksi saluran kemih dan saluran
napas (bronkitis dan pneumonia)
Perhatian: gangguan fungsi hati dan ginjal,
minum air cukup banyak, penggunaan pada
gangguan darah, wanita hamil dan menyusui
KI: Gagal ginjal dan gangguan fungsi hati berat
ES: mual, muntah, ruam, gangguan darah,
diare, dll
Dosis: Oral: 960 mg/hari tiap 12 jam
1. Tetrasiklin
Indikasi: bronkitis kronis, bruselosis, efusi pleura
karena keganasan atau sirosis
Peringatan: gangguan fungsi hati dan ginjal
ES: mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala,
gangguan penglihatan
Dosis: Oral: 250 mg tiap 6 jam
C. Gol. Makrolida
B. Gol. Tetrasiklin
Terapi Farmakologi-
Eritromisin
ISebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin,
untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumoniae,
penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatis
kronik, akne vulgaris, & profilaksis difteri dan pertusis.
 Peringatan Gangguan fungsi hati & porfiria ginjal, perpanjangan interval QT
(pernah dilaporkan terjadi takikardi ventrikuler); porfiria, kehamilan (tidak diketahui
efek buruknya) & menyusui (sejumlah kecil masuk ke ASI).
 KIPenyakit hati (garam estolat)
 ESMual, muntah, nyeri perut, diare, urtikaria, ruam dan reaksi alergi lainnya;
gangguan pendengaran yang reversible pernah dilaporkan setelah pemberian dosis
besar; ikaterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada).
Terapi Farmakologi-
Azitromisin
IInfeksi saluran nafas, otitis media, infeksi
klamidia daerah genital tanpa komplikasi.
 Peringatan & efek samping =eritromisin; wanita hamil atau menyusui; pernah
dilaporkan fotosensitivitas dan neutropenia ringan.
 KIGangguan fungsi hati.
 Dosis500 mg sekali sehari selama 3 hari; anak di atas 6 bulan: 10 mg/ kg sekali
sehari selama 3 hari; berat badan 26 – 35 kg: 300 mg sekali sehari selama 3 hari;
berat badan 36 – 45 kg: 400 mg sekali sehari selama 3 hari. Infeksi klamidia genital:
1 gram sebagai dosis tunggal.
Terapi Farmakologi-
Klaritromisin
IInfeksi saluran nafas, infeksi ringan dan sedang
pada kulit dan jaringan lunak; terapi tambahan untuk
eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum.
Peringatan dan efek samping=eritromisin; dosis diturunkan pada
gangguan fungsi ginjal; wanita hamil & menyusui; sakit kepala, gangguan
pengecapan, stomatis, glositis, iketerus kolestatik, hepatitis & sindrom
Steven-Johnson.
InteraksiAritmia: hindarkan penggunaan bersama astemizol, terfenadin dan
cisaprid.
D. Gol. Sefalosporin
. Sefaklor
Indikasi: infeksi bakteri gram + dan gram –
Peringatan: alergi terhadap penisilin, gangguan
fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui
KI: hipersensitivitas terhadap sefalosporin porfiria
ES: diare, mual muntah, sakit kepala, alergi,
demam, dll.
Dosis: 250 mg tiap 8 jam, max 4 g per hari
2. Sefiksim
Indikasi, peringatan, KI, ES: lihat sefaklor
Dosis: dewasa dan anak di atas 10 thn: 200-400 mg per hari
dosis tunggal atau dibagi 2 dosis
3. Sefrozil
Indikasi, peringatan, KI, ES: lihat sefaklor
Dosis: ISPA: 500 mg 1x sehari, untuk 10 hari
Otitis media anak 6 bulan-12 tahun: 20 mg/kgbb,
max 500 mg setiap 12 jam
4. Seftriakson
Indikasi, peringatan, ES: lihat sefaklor
KI: bayi di bawah 6 bulan
Dosis: pemberian secara injeksi IM, IV, atau infus, 1 g/hari
dalam dosis tunggal
5. Sefuroksim
Indikasi: profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadap H.
Influenzae dan N. Gonorrhoeae. Lihat sefaklor
Peringatan, KI, ES: lihat sefaklor
Dosis: oral untuk ISPA dan ISPB: 250 mg 2x sehari
 Parameter Klinis: hilangnya gejala
 Pasien community-acquired ringan hingga sedang :
waktu hilangnya batuk, produksi sputum, demam, dll
 Pasien dengan terapi suplemen oksigen harus
diperiksa secara berkala
 Nosocomial Pneumonia: cek WBC, radiografi/ rontgen,
penentuan gas dalam darah.
 Gejala dicek setidaknya 2 hari setelah terapi dan
maksimal penggunaan 10-14 hari.
TERIMA KASIH
PNEUMONIA PENGOBATAN
PNEUMONIA PENGOBATAN

More Related Content

What's hot

Komunikasi terapeutik pada anak
Komunikasi terapeutik pada anakKomunikasi terapeutik pada anak
Komunikasi terapeutik pada anakDaliaNovitasari
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanpjj_kemenkes
 
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...Faris Andrianto
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION
 ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION
ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATIONpjj_kemenkes
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilRahayu Pratiwi
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainageMelz Mutz
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusui
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusuiFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusui
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusuiCeniUti
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananAl-Ikhlas14
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Al-Ikhlas14
 

What's hot (20)

Contoh informed choise
Contoh informed choiseContoh informed choise
Contoh informed choise
 
Askep hematuri
Askep hematuriAskep hematuri
Askep hematuri
 
Komunikasi terapeutik pada anak
Komunikasi terapeutik pada anakKomunikasi terapeutik pada anak
Komunikasi terapeutik pada anak
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
 
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Disminore
DisminoreDisminore
Disminore
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION
 ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION
ASSESSMENT : PHYSICAL EXAMINATION
 
Soal soal ukom
Soal   soal ukomSoal   soal ukom
Soal soal ukom
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamil
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusui
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusuiFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusui
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas & menyusui
 
Prinsip Triase
Prinsip TriasePrinsip Triase
Prinsip Triase
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
 

Similar to PNEUMONIA PENGOBATAN

Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaYesi Tika
 
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanKelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanMil Samawati
 
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptxPPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptxSiskaPane
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxMithaIsmaulidia2
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxIndriaPermata1
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIVikiyRamadhanRachim
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis arum prasetyaning
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaBella Citra H
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atassoroylardo2
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxamin265170
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docxSilvhanyAkuba
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukAi Coryde
 

Similar to PNEUMONIA PENGOBATAN (20)

Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanKelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
 
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptxPPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 
Konsep medis
Konsep medisKonsep medis
Konsep medis
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptx
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
Lp ispa neonatus
Lp ispa neonatusLp ispa neonatus
Lp ispa neonatus
 
Epidemiologi ispa
Epidemiologi ispaEpidemiologi ispa
Epidemiologi ispa
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

PNEUMONIA PENGOBATAN

  • 3. Components of the Lower Respiratory Tract Figure 10.3
  • 4. Gas Exchange Between the Blood and Alveoli Figure 10.8A
  • 5. DEFINISI  Pneumonia adalah salah satu dari penyakit yang menyerang saluran respirasi bawah, menyebabkan peradangan pada paru-paru, alveolar terisi cairan  Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri- bakteri, virus-virus, atau jamur.
  • 6.  Dapat menyerang semua umur  Masnifestasi klinis terparah terjadi pada anak-anak, orang tua, dan penderita penyakit kronis  Proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), bisa bersamaan dengan infeksi pada bronkus (bronchopneumonia).
  • 7. Berdasarkan lokasi  Pneumonia-masyarakat (community-acquired pneumonia), bila infeksinya terjadi di masyarakat  Pneumonia-RS atau pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia).
  • 8.
  • 9. AMERIKA SERIKAT (1936) PENYEBAB KEMATIAN UTAMA PENYAKIT INFEKSI DI AS INDONESIA SURVEY KESEHATAN RUMAH TANGGA (1980)  26,1% ANGKA KEJADIAN DAN 17,8% ANGKA KEMATIAN 1999 : VAKSIN 23 VALEN DIPASARKAN 2001 : PASIEN PENDERITA 50%NYA ADALAH GERIATRI, DAN SETENGAH DARI JUMLAH PASIEN MENGALAMI KEMATIAN
  • 10. PATOGENESIS Masuknya bakteri menginfeksi melalui 3 rute, yaitu: 1. Inhalasi  partikel aerosol 2. Hematogen dari ektsrapulmonari 3. Naiknya isi orofaringeal Infeksi mikroba sebabkan aktivitas paru-paru untuk mengeluarkan mikroba menjadi berkurang
  • 11. Medical Surgical Nursing 11 D. PATOFISIOLOGI  Port de Entry  udara, luka
  • 12.
  • 13.
  • 16. Pneumonia Tipikal vs Atipikal  Pneumonia tipikal o Disebabkan oleh bakteri yang responsif terhadap pengobatan dengan antibiotik beta-laktam  Pneumonia atipikal o Tidak responsif dengan antibiotik beta- laktam o Terutama disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae
  • 17.  Patogen yang paling banyak menginfeksi adalah S.pneumoniae  75% dari seluruh kasus  Patogen lain: M.pneumoniae, Legionella, C.pneumoniae, H.influenzae, dan berbagai varietas virus influenza  Community-acquired  S.aureus dan bakteri batang gram negatif  Hospital-acquired  S.aureus dan bakteri basil gram negatif aerob
  • 18. B. Etiologi Medical Surgical Nursing 18  Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus  Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus  Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini  Aspirasi : Makanan, cairan, lambung  Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
  • 19. Viral Pneumonia  Penyebab utama pneumonia di negara maju  Etiologi virus tersering : o Respiratory Syncytial Virus (RSV) o Rhinovirus o Virus Parainfluenzae  Secara klinis, umumnya pneumonia bakteri sulit dibedakan dengan pneumonia virus.
  • 20. Medical Surgical Nursing 20 Faktor risiko terkena pneumonia  Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)  Usia lanjut  Alkoholisme, rokok  Kekurangan nutrisi  Umur dibawah 2 bulan, berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI memadai, Imunisasi yang tidak memadai, dan membedong  Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, dan penyakit kronik menahun. 
  • 21.
  • 22. CNS:  Sakit kepala  hilang nafsu makan VASKULAR  BP rendah LAMBUNG  Mual  Muntah SENDI  Nyeri JANTUNG  denyut jantung tinggi SISTEMIK  demam  menggigil KULIT  berkeringat  kebiruan PARU PARU  batuk dengan sputum  nafas pendek  nyeri dada  hemoptisis OTOT  Lelah  Nyeri
  • 23. Gejala Infeksi Umum  Demam  Sakit kepala  Gelisah  Malaise  Penurunan napsu makan  Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare
  • 24. Gejala Gangguan Respiratori  Batuk  Sesak napas  Retraksi dada  Takipnea  Napas cuping hidung  Merintih  Sianosis
  • 25. diagnosis  Sinar – X dada akan menunjukkan infiltrat  Pemeriksaan Fisik  Tergantung luas lesi paru  Palpasi: fremitus dapat mengeras  Auskultasi: suara dasar bronkovesikuler sampai bronkial, suara tambahan bronki basah halus sampai bronki basah kasar pada stadium resolusi.
  • 26. Pemeriksaan Penunjang  Gambaran radiologis: foto toraks lateral, gambaran infiltrat sampai gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air bronchogram.  Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukosit lebih dari 10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul.  Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan biakan dahak, biakan darah, dan serologi.  Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjut asidosis respiratorik. diagnosis
  • 27.  pemeriksaan imunologik dalam mendeteksi baik antigen maupun antibodi spesifik terhadap kuman penyebab. Spesimen yang dipakai ialah darah atau urin. Teknik pemeriksaan yang dikembangkan antara lain counter immunoelectrophoresis, ELISA, latex agglutination atau coaglutination Pneumonia Pneumokokus...
  • 28.  2. Pemeriksaan radiologik Gambaran radiologik pneumonia pneumokokus bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lapang paru atau konsolidasi pada satu lobus (pneumonia lobaris) Pneumonia Pneumokokus...
  • 29. Pemeriksaan Rontgen Toraks Radiografi Paru-paru Normal Radiografi Paru-paru Penderita Pneumonia
  • 30.
  • 31. Tujuan: a. Eradikasi mikroba  antibiotik b. Penyembuhan klinis c. Penurunan morbiditas Pendekatan Umum Terapi a. Evaluasi fungsi respirasi dan menentukan penyebab penyakit b. Penerapan terapi pendukung : penggunaan oksigen, bronkodilator, c. Terapi non-farmakologi: fisioterapi dada, nutrisi
  • 32.  Makrolida  Azalida  Tetrasiklin  Penicillin  Cephalosporin  Fluorokuinolon  Aminoglikosida
  • 33. TERAPI EMPIRIK PADA PASIEN DEWASA
  • 35.
  • 36. Indikasi pasien rawat inap  Penderita tampak keracunan  Dibawah umur 6 bulan  Distress pernapasan  Dehidrasi dan muntah  Abses paru  Kondisi imunokompromis  Ada penyakit penyerta lain  Pasien membutuhkan antibiotik parentral  Ketidak mampuan ortu dalam merawat penderita
  • 37. Pneumonia rawat inap  Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus dimulai sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya sepsis atau meningitis  Antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta-laktam/klavunalat dengan aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga  Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari
  • 38.  Untuk pneumonia dengan kuman penyebab stphylococcus maka pemberian terapi 6 – 8 minggu secara parentral  Jika penyebabnya H influenza atau streptococcus pneumonia terapi parentral 10 - 14 hari.  Secara umum pengobatan antibiotik untuk pneumonia adalah 14 hari.
  • 39. Penderita imunocompromise  ( gizi buruk, peny jantung bawaan, gangguan neuromuscular, pengobatan kostikosteroid jangka panjang, cystic fibrocis, dan infeksi HIV)  Pilihan pertama: sefalosforin generasi ke 3  Untuk pertimbangan :  Kotrimoksazol  Antiviral (asiklovir, ribavirin,gansiklovir)  Antijamur ( ketokonazol, amfoterisin B)  Pemberian imunoglobulin
  • 40. Pneumonia ringan  (Adanya nafas cepat tanpa penarikan dada/chest indrawing)  antibiotik oral selama 5 hari  Pilihan :amoksisilin- as klavulanat, ampisilin, kotrimoksazol, prokain penisilin.
  • 41. Pencegahan  Mempraktekkan hidup sehat  Mendapatkan vaksin pneumonokokus. Vaksin ini 90% melawan bakteri dan melindungi dari infeksi selama lima sampai sepuluh tahun  Makan dengan asupan yang tepat  Olahraga secara teratur  Cukup tidur  Tidak merokok
  • 42. A. Sulfonamid dan Trimetoprim 1. Kotrimoksazol (kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol dengan perbandingan 1:5) Indikasi: infeksi saluran kemih dan saluran napas (bronkitis dan pneumonia) Perhatian: gangguan fungsi hati dan ginjal, minum air cukup banyak, penggunaan pada gangguan darah, wanita hamil dan menyusui KI: Gagal ginjal dan gangguan fungsi hati berat ES: mual, muntah, ruam, gangguan darah, diare, dll Dosis: Oral: 960 mg/hari tiap 12 jam
  • 43. 1. Tetrasiklin Indikasi: bronkitis kronis, bruselosis, efusi pleura karena keganasan atau sirosis Peringatan: gangguan fungsi hati dan ginjal ES: mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala, gangguan penglihatan Dosis: Oral: 250 mg tiap 6 jam C. Gol. Makrolida B. Gol. Tetrasiklin
  • 44. Terapi Farmakologi- Eritromisin ISebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin, untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumoniae, penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatis kronik, akne vulgaris, & profilaksis difteri dan pertusis.  Peringatan Gangguan fungsi hati & porfiria ginjal, perpanjangan interval QT (pernah dilaporkan terjadi takikardi ventrikuler); porfiria, kehamilan (tidak diketahui efek buruknya) & menyusui (sejumlah kecil masuk ke ASI).  KIPenyakit hati (garam estolat)  ESMual, muntah, nyeri perut, diare, urtikaria, ruam dan reaksi alergi lainnya; gangguan pendengaran yang reversible pernah dilaporkan setelah pemberian dosis besar; ikaterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia dan nyeri dada).
  • 45. Terapi Farmakologi- Azitromisin IInfeksi saluran nafas, otitis media, infeksi klamidia daerah genital tanpa komplikasi.  Peringatan & efek samping =eritromisin; wanita hamil atau menyusui; pernah dilaporkan fotosensitivitas dan neutropenia ringan.  KIGangguan fungsi hati.  Dosis500 mg sekali sehari selama 3 hari; anak di atas 6 bulan: 10 mg/ kg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 26 – 35 kg: 300 mg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 36 – 45 kg: 400 mg sekali sehari selama 3 hari. Infeksi klamidia genital: 1 gram sebagai dosis tunggal.
  • 46. Terapi Farmakologi- Klaritromisin IInfeksi saluran nafas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum. Peringatan dan efek samping=eritromisin; dosis diturunkan pada gangguan fungsi ginjal; wanita hamil & menyusui; sakit kepala, gangguan pengecapan, stomatis, glositis, iketerus kolestatik, hepatitis & sindrom Steven-Johnson. InteraksiAritmia: hindarkan penggunaan bersama astemizol, terfenadin dan cisaprid.
  • 47. D. Gol. Sefalosporin . Sefaklor Indikasi: infeksi bakteri gram + dan gram – Peringatan: alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui KI: hipersensitivitas terhadap sefalosporin porfiria ES: diare, mual muntah, sakit kepala, alergi, demam, dll. Dosis: 250 mg tiap 8 jam, max 4 g per hari
  • 48. 2. Sefiksim Indikasi, peringatan, KI, ES: lihat sefaklor Dosis: dewasa dan anak di atas 10 thn: 200-400 mg per hari dosis tunggal atau dibagi 2 dosis 3. Sefrozil Indikasi, peringatan, KI, ES: lihat sefaklor Dosis: ISPA: 500 mg 1x sehari, untuk 10 hari Otitis media anak 6 bulan-12 tahun: 20 mg/kgbb, max 500 mg setiap 12 jam
  • 49. 4. Seftriakson Indikasi, peringatan, ES: lihat sefaklor KI: bayi di bawah 6 bulan Dosis: pemberian secara injeksi IM, IV, atau infus, 1 g/hari dalam dosis tunggal 5. Sefuroksim Indikasi: profilaksis tindakan bedah, lebih aktif terhadap H. Influenzae dan N. Gonorrhoeae. Lihat sefaklor Peringatan, KI, ES: lihat sefaklor Dosis: oral untuk ISPA dan ISPB: 250 mg 2x sehari
  • 50.  Parameter Klinis: hilangnya gejala  Pasien community-acquired ringan hingga sedang : waktu hilangnya batuk, produksi sputum, demam, dll  Pasien dengan terapi suplemen oksigen harus diperiksa secara berkala  Nosocomial Pneumonia: cek WBC, radiografi/ rontgen, penentuan gas dalam darah.  Gejala dicek setidaknya 2 hari setelah terapi dan maksimal penggunaan 10-14 hari.

Editor's Notes

  1. RSV: Respiratory Syncytial Virus
  2. Untuk community-acquired