Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Ada beberapa jenis pneumonia seperti community acquired pneumonia, hospital acquired pneumonia, dan pneumonia pada gangguan imun. Pneumonia dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Pemeriksaan seperti rontgen dada dan CT scan digunakan untuk diagnosis dan pemantauan. Pengobatan pneumonia meliputi antibiotik, terapi suportif, dan menangani
2. Pneumonia
• Pneumonia adalah suatu peradangan pada
paru-paru yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme dan sebagian kecil
disebabkan oleh noninfeksi
5. Patogenesis
makrofag
Surfaktan
A & D
Mukosiliaris
dan limfatik
Pertahanan
Tubuh
Respon
inflamasi
Mediator
inflamasi
Mikroorganisme
patogen
IgA
Kebocoran kapiler
Leukositosis
Sekresi purulen
Infiltrat pada
gambaran
radiografik
10. Pemeriksaan fisik
• Dada yang sakit akan terlihat tertinggal pada
saat bernapas
• Sisi yang sakit menunjukkan vokal fremitus
yang meningkat
• pada perkusi terdengar redup di daerah paru
yang terkena dan pada saat auskultasi akan
terdengar suara napas bronkial tanpa disertai
ronki di tempat yang sama
11. Pemeriksaan penunjang
• rontgen thoraks
Bagian paru yg terkena menunjukkan adanya peningkatan densitas
dikarenakan eksudat dan cairan inflamasi yg menempati ruang alveolus
Udara yg tetap mengisi bronkus yg terlibat tampak sebagai lusensi
berbentuk garis (konsolidasi dengan air bronchogram)
12. • Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmen/lobus atau bercak yang mengikut sertakan alveoli yang
tersebar. Air bronchogram biasanya ditemukan pada pneumonia jenis
ini.
• Pada CT scan khas ditemukan konsolidasi, tampak Air Bronchogram
dan pembuluh darah dapat dibedakan dari konsolidasi jaringan paru
Pneumonia Lobaris
14. Multifocal / lobularis /
Bronchopneumonia
• Merupakan Pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat
oleh eksudat mukopurulen sehingga membentuk bercak konsolidasi dalam lobus.
Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen
• Pada CT Scan tampak gambaran opak/hiperdens, namun tidak menjalar sampai
perifer.
15. Pneumonia Interstitial (focal diffuse)
• Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial peribronkial.
Tampak bayangan udara pada alveolus masih terlihat, diliputi oleh perselubungan yang
tidak merata.
• (A) Menunjukan area konsolidasi yang irreguler di percabangan peribronkovaskuler. (B)
CT Scan pada hasil follow up selama 2 tahun menunjukan area konsolidasi yang
irreguler tersebut berkembang menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis.
16. S pneumoniae pneumonia
•Biasanya menyebabkan pola lobaris atau segmental
• pola bronchopneumonic merata melibatkan lobus yang lebih rendah pada
orang tua
•Cenderung dg efusi pleura
17. H influenzae pneumonia
•Biasanya tampak gambran bronchopneumonic tambal sulam tetapi juga
bisa tampak konsolidasi segmental dan lobaris
•Sering ditemukan efusi pleura dan multilobar infiltrat
18. Pneumonia Aspirasi
• Gambaran pneumonia aspirasi bervariasi
• Dapat berupa Inhalasi isi gaster dan orofaring ke laring atau traktus respiratorius
bagian bawah
• Gambaran diatas merupakan gambaran pneumonia aspirasi pada pasien
dysphagia, aspirasi tersebut menyebabkan nekrosis sehingga terjadi
hydropneumothorax spontan dan bronchopleural fistula
19. Viral Pneumonia
• Terdapat nodul-nodul yg tidak begitu jelas
• air-space nodules (of 4-10 mm) dg gambaran ground glass opacity
20. Pemeriksaan laboratorium
leukositosis, anemia, ↓ albumin serum
Pemeriksaan bakteriologis
Bakteri yang predominan pada sputum yang
disertai Polimorfonuklear (PMN)
Pemeriksaan khusus
titer antibodi terhadap virus, legionella, dan
mikoplasma
Pemeriksaan penunjang
22. Skenario klinis Pedoman penatalaksanaan
Pasien rawat jalan Makrolida atau doksisiklin atau fluoroquinolon
antipneumokokus (FQ)
CAP, bangsal perawatan (sefalosporin generasi 2/3 ± makrolida) atau
FQ spektrum luas
CAP, bangsal perawatan, ICU (makrolida + sefalosporin generasi 3) atau FQ
spektrum luas
HAP (penisilin antipseudomonas atau sefalosporin
generasi 3)+(aminoglikosida antipneumokokus
(AG) atau FQ) +makrolid jika curiga
Legionella + vankomisin jika curiga Methicilin
resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Penatalaksanaan
1. Antibiotik
23. Gangguan kekebalan Seperti di atas + trimetoprim-sulfametoksazol
(TMP-SMX) ± steroid untuk melawan
Pneumosistis Carinii Pneumonia (PCP)
Aspirasi, pasien rawat jalan Klindamisin atau (penisilin + metronidazol)
Aspirasi, rawat inap Klindamisin + FQ
Rute terapi Pasien rawat inap sebaiknya diawali dengan
antibiotik intravena.
Penggantian rute pemberian obat dari intravena
menjadi peroral dilakukan bila ada respon
secara klinis dan pasien mampu menelan
(biasanya dalam 3 hari)
24. 2. Terapi suportif
oksigen
Humidifikasi
dengan nebulizer
fisioterapi
Pengaturan cairan Kortikosteroid pd
sepsis berat
ionotropik
Ventilasi mekanis
Drainase empiema
bila ada
Nutrisi cukup
kalori
25. Komplikasi
• Pulmonary gangren, lobar enlargement with
bulging, efusi pleura
• bakteriemi dijumpai pada 10% kasus berupa
meningitis, arthtritis, endokarditis,
perikarditis, peritonitis dan empiema.
• komplikasi ekstrapulmoner noninfeksius
antara lain gagal ginjal, gagal jantung, emboli
paru atau infark paru, dan infark miokard akut.