Makalah ini membahas tentang petunjuk Allah SWT (hidayah Allah) dengan menjelaskan makna dan jenis-jenis hidayah, ciri-ciri penerima hidayah, hubungan antara hidayah dan potensi manusia, serta keimanan dan keislaman sebagai hidayah terbesar."
Sejak penyebaran Islam yang paling awal keluar dari Arab, Islam telah menjadi suatu agama dari berbagai suku, ras, dan kelompok masyarakat. Islam adalah suatu agama dunia, dengan demikian pada umumnya kita dapat menemukan di sebagian besar tempat-tempat utama dan di antara masyarakat yang ada di dunia.
Sejak penyebaran Islam yang paling awal keluar dari Arab, Islam telah menjadi suatu agama dari berbagai suku, ras, dan kelompok masyarakat. Islam adalah suatu agama dunia, dengan demikian pada umumnya kita dapat menemukan di sebagian besar tempat-tempat utama dan di antara masyarakat yang ada di dunia.
sampaikan dariku walaupun satu ayat adalah perintah dari allah swt untuk kita sebagai umatnya. tugas ini bukan hanya sekedar ucapan tetapi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi orang lain atau pun kita yang menyampaikannya
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Makalah materi 1 kelompok 1
1. MAKALAH
PETUNJUK ALLAH SWT (HIDAYAH ALLAH)
Mata Kuliah : Agama Islam 2
Dosen Pengampu : Abdul Hamid Aly, S.Pd, M.Pd
Kelompok 1
1. Abd. Ghofar 21801082115
2. Habibatut Thoyyibah 21901082009
3. Vina Anggraeni 21901082010
4. Duwi Pebrianti Ambarsari 21901082014
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
MARET 2020
2. 1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahamat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah makalah yang berjudul “Petunjuk Allah SWT (Hidayah
Allah)” ini tetap sesuai rencana.
Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita ke jalan
yang terang benderang. Sekaligus kita menyampaikan rasa terima kasih yang
sebanyak-banyaknya untuk bapak Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
mata kuliah Agama Islam 2, yang telah memberi kepercayaannya kepada kami
guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Selain itu kami sadar bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan serta
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan bagi pembaca untuk
memberikan kritik dan sarannya agar dikemudian hari kami dapat menyusun
makalah dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat di pahami oleh pihak
yang membaca. Kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
Kelompok 1
3. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makna dan Macam-macam Petunjuk Ilahi.................................................. 5
2.2 Ciri-ciri Orang yang Mendapat Hidayah dan Taufiq .................................. 8
2.3 Keterkaitan Hidayah dan Potensi Dasar Manusia ....................................... 10
2.4 Keimanan dan Keislaman sebagai Hidayah Terbesar dari Allah SWT...... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
4. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidayah atau petunjuk Allah merupakan hal penting dan kebutuhan
paling besar dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan hidayah
merupakan sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia
dan di akhirat. Sehingga barang siapa yang sudah mendapatkan hidayah
atau petunjuk oleh Allah SWT maka ia termasuk orang-orang yang sangat
beruntung. Namun, dalam kehidupan yang serba modern ini kita semakin
lama semakin susah untuk mendapatkan hidayah tersebut. Hal ini
disebabkan kita tidak mengetahui apa hakikat dari petunjuk (hidayah)
Allah tersebut dan kita juga tidak mengetahui ada berapa macam hidayah
Allah itu.
Petunjuk Allah begitu penting dan sangat beruntung bagi orang
yang mendapatkannya. Hal ini terdapat dalam firman Allah yang berarti
“Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang
mendapatkan petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang yang merugi
(dunia dan akhirat)” (QS. Al A’raaf:178). Dari ayat tersebut dapat dilihat
begitu pentingya sebuah petunjuk dari Allah untuk keselamatn kita hidup
di dunia maupun di akhirat nanti. Bahkan dalam ayat itu orang-orang yang
tidak mendapatkan petunjuk dari Allah merupakan orang yang merugi
dunia dan akhirat. Oleh karena itu penting dari kita untuk menjemput
petunjuk tersebut dengan cara mengetahui apa hakikat dan macam-macam
hidayah tersebut.
5. 4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat
diambil sebagai berikut :
1. Apa makna dan macam-macam petunjuk ilahi (Hidayah Allah) ?
2. Bagaimana ciri-ciri orang yang mendapatkan hidayah dan taufiq
dari Allah ?
3. Bagaimana keterkaitan hidayah dan potensi dasar manusia ?
4. Apa maksud keimanan dan keislaman sebagai hidayah terbesar dari
Allah ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, penyusun dapat menyimpulkan
manfaat dari makalah ini yaitu :
1. Mampu memengetahui makna dan macam-macam petunjuk Ilahi.
2. Mengenali ciri-ciri orang yang mendapatkan hidayah dan taufiq.
3. Mengetahui keterikatan antara hidayah dan potensi dasar manusia.
4. Memahami maksud keimanan dan keislaman merupakan hidayah
terbesar dari Allah.
6. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna dan Macam-macam Petunjuk Ilahi
Hidayah secara etimologi atau bahasa berarti ar-rasyaad
(bimbingan) dan ad dalaalah (dalil/tanda/petunjuk). Berarti yang
dimaksud dengan hidayah adalah bimbingan atau petunjuk yang
didapatkan dari Allah SWT untuk manusia yang sangat membutuhkan
hidayah untuk menjalani hidup di dunia agar nantinya terselamatkan dari
siksa dunia dan akhirat pula.
Adapun Imam Ibnul Qayyim membagi hidayah dengan 4 macam
yang mana itu didapatkan dari menisbatkan ke firman Allah Ta’ala.
Adapun macam-macam hidayah yang dimaksud oleh Ibnul Qayyim
sebagai berikut :
1. Hidayah yang bersifat umum yakni dimana hidayah
Allah itu diberikan kepada semua makhluk dalam hal yang
berhubungan dengan kemaslahatan hidup mereka dalam
urusan-urusan dunia, seperti halnya melakukan hal-hal
yang bermanfaat dan menjauhi hal-hal yang membinasakan
untuk kelangsungan di dunia. Pernyataan ini di nisbatkan
pada ayat Allah yang ada paa surat Taahaa ayat 50 yang
berbunyi “ ْلَخ ٍءْيَش َّلُك ىَطْعَأ يِذَّلا َانُّبََر الَقىَدَه َّمُث ُهَق ” Yang artinya
Musa berkata : Rabb kami (Allah Ta’ala) ialah (Rabb)
yang telah memberikan kepada setiap makhluk bentuk
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.
2. Hidayah tentang penjelasan dan keterangan tentang jalan
baik dan jalan buruk, serta jalan keselamatan dan jalan
kebinasaan. Inilah hidayah yang mampu dilakukan oleh
manusia, yaitu dengan berdakwah dan menyeru manusia ke
jalan Allah, serta menjelaskan kepada mereka jalan yang
benar dan memperingatkan jalan yang salah. Akan tetapi
7. 6
hidayah Allah yang sempurna (taufiq) hanya ada ditangan
Allah Ta’ala. Meskipun seperti itu, hidayah ini merupakan
sebab besar untuk membuka hati manusia agar mau
mengikuti petunjuk Allah dengan taufiq-nya. Hal ini di
nisbatkan pada QS. Asy Syuuraa ayat 52 yang berbunyi
ٍيمِقَتْسُم ٍاط َر ِص ىَلِإ يِدْهَتَل َكَّنِإ َو yang artinya Sesungguhnya
engkau (wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam)
benar-benar memberi petunjuk (penjelasan dan
bimbingan) kepada jalan yang lurus. Jadi hidayah yang
kedua ini dalah hidayah yang mengantarkan kita menuju
taufiq-Nya.
3. Hidayah Taufiq, ilham (dalam hati manusia untuk
mengikuti jalan yang benar) dan kelapangan dada untuk
menerima kebenaran serta memilihnya. Inilah hidayah
yang sempurna yang mesti menjadikan orang yang
meraihnya akan mengikuti petunjuk Allah SWT. Hal
seperti ini disebutkan dalam surat Faathir ayat 8 yang
berarti “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada
siapa yang dikehendaki-Nya” dan juga pada Surat Al
Qashash ayat 56 yang artinya yaitu “Sesungguhnya
engkau (wahai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam)
tidak dapat memberikan hidayah kepada orang yang
engkau cintai, tetapi Allah memberikan petunjuk kepada
orang yang dikehendaki-Nya, dan Dia yang lebih
mengetahui tentang orang-orang yang mau menerima
petunjuk” dari dua ayat diatasa dapat disimpulkan
bahwasanya hidayah taufiq ini berasal dari Allah dan ini
merupakan hidayah paling sempurna untuk membimbing
umat manusia hidup di dunia maupun diakhirat kelak.
4. Puncak hidayah ini, yaitu Hidayah Kepada Surga dan
Neraka ketika penghuninya digiring kepadanya. Yang
8. 7
dimaksud hidayah ini yaitu dengan adanya hidayah ini kita
dapat masuk ke Surga ataupun neraka. Hidayah yang
dapat diartikan petunjuk yaitu petunjuk kita untuk
dimasukkan kedalam surga atau neraka atas izin Allah.
Adapun Firman Allah yang berbunyi mengenai penghuni
surge yaitu “Segala puji bagi Allah yang telah memberi
hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan
mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak
menunjukkan kami” (QS al-A’raaf: 43) ada juga Firman
Allah yang menerangkan tentang penghuni neraka
“Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman-
teman yang bersama mereka dan apa yang dahulu mereka
sembah selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka
jalan ke Neraka” (QS ash-Shaaffaat: 22-23)” dapat
disimpulkan bahwasanya inilah hidayah paling puncak
yang nantinya kita dapatkan yaitu hidayah (petunjuk)
surge atau neraka.
Selain dari Imam Ibnul Qayyim ada Imam Ibnu Rajab al-Hambali
yang membagi hidayah hanya dengan dua bagian yakni Hidayah yang
bersifat Mujmal (global) dan rinci atau detail. Hidayah mujmal yaitu
hidayah kepada agama islam dan iman, yang ini dianugerahkan oleh-Nya
kepada setiap muslim. Sedangkan yang dimaksud dengan hidayah yang
bersifat rinci adalah hidayah untuk mengetahui perincian cabang-cabang
iman dan islam tersebut. Jadi kita diberi kesempatan atau diberi hidayah
untuk mengetahui apa itu islam dan iman secara rinci.
Ada dua bentuk hidayah. Pertama, hidayah bayan wal irsyad
(penjelasan dan petunjuk). “Hidayah ini cenderung dimiliki oleh para
nabi dan rasul. Hidayah turun kepada mereka dan mereka punya
kewajiban menyampaikan dan menjelaskan hal tersebut kepada umat
yang ada bersama mereka pada saat itu,”
Kedua, hidayah taufiq. Ini adalah hidayah yang Allah turunkan
kepada hamba-hamba Allah, siapa saja, dengan syarat punya kemauan
9. 8
dan kesungguhan untuk mendapatkan hidayah Allah. “Hidayah ini akan
sampai kepada seseorang manakala dia mau menjemputnya. Hanya
hamba-hamba Allah yang punya persiapan yang baik, punya keinginan
yang baik dalam hidupnya, dan mau berikhtiar sungguh-sungguh untuk
menjemputnya, yang akan mendapatkan hidayah taufiq,”
2.2 Ciri-ciri Orang yang Mendapat Hidayah dan Taufiq
Didalam Al Qur’an Allah menjelaskan beberapa ciri-ciri orang
yang mendapatkan hidayah dan taufiq. Setiap manusia yang berusaha
meraih hidayah pastinya akan senantiasa menjalankan segala perintahNya
dan menjauhi laranganNya. Ha itu dapat membuat kita menjemput yang
namanya hidayah itu turun dari Allah SWT. Dalam Al Quran Allah
berfirman “Katakanlah, “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul;
dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah
apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah
semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepada-
Nya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu
melainkan menyampaikan dengan terang”. (Q.S. An-Nur :54) dalam ayat
tersebut ada kalimat “dan jika kamu taat kepadaNya, niscaya kamu
mendapat petunjuk” darisini dapat dilihat bahwasanya petunjuk itu dapat
diraih dengan cara kita taat kepada Allah SWT. Adapun ciri-ciri orang
yang mendapatkan hidayah dan taufiq yaitu :
a. Merasa Ringan dalam Beramal Saleh
Orang yang mendapatkan hidayah akan mudah sekali dalam
melakukan kebaikan apapun itu. Baik hubungan horizontal (sesame
makhluk) ataupun hubungan secara vertical (hubungan dengan
Pencipta) hal ini terdapat dalam firman Allah “Barangsiapa yang
Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya , niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.
Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
10. 9
beriman”. (Q.S. Al-An’am : 125). Dalam ayat tersebut ada kalimat
“Dia melapangkan dadanya untuk Islam..” yang dimaksud kalimat
tersebut adalah orang yang mendapatkan hidayah itu akan mudah
melaksanakan ajaran-ajaran Allah SWT seperti tidak ada beban
bagi dirinya.
b. Konsisten
Orang yang mendapatkan hiayah itu pastinya dia akan konsisten
dalam menjalakan kebaikan dan dia (yang mendapatkan hidayah)
akan berpegang teguh pada kebaikan yang selama ini dia lakukan.
Karena ia sudah menikmati proses untuk taat kepada Sang
Pencipta. Dalam Firman Allah “…Barangsiapa yang berpegang
teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Ali Imran :103) jadi orang yang
konsisten itu akan selalu berpegang teguh pada perintah-perintah
Allah.
c. Bersemangat dalam Mempelajari Ajaran Agama
Ada sebuah hadist yang berbunyi ”Apabila Allah akan
memberikan kebaikan pada seseorang, Dia faqihkan orang
tersebut dalam agama” dalam hadist tersebut maksud dari
difaqihkan adalah orang yang bersemangat untuk menelaah ajaran-
ajaran islam. Dari hadist diatas dapat disimpulakn orang yang
mendapatkan hidayah nantinya dia akan bersemangat dalam
mempelajari ajaran agama. Karenanya Islam adalah agama yang
harus difahami bukan hanya diyakini semata.
d. Bergetar Mendengar Nama Allah
Orang yang mendapatkan hidayah akan bergetar hatinya ketika
mendengar nama Allah. Ia akan merasa takut sekaligus bertambah
kecintaannya pada Allah SWT. Sebagaimana telah Allah sebutkan
dalam surah Al Anfal ayat 2 “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
11. 10
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.”
e. Menjauhi Maksiat
Orang yang mendapatkan hidayah sadar bahwa segala amalannya
akan hilang dan sia-sia jika ia mendekati maksiat. Maka dari itu, ia
harus menjaga betul-betul setiap perbuatannya agar tidak terjatuh
dalam kemaksiatan. Allah berfirman “Apa saja nikmat yang kamu
peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS. An
Nisa’:79)”
2.3 Keterkaitan Hidayah dan Potensi Dasar Manusia
Allah menciptakan manusia dengan memberikan kelebihan dan
keutamaan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Kelebihan dan
keutamaan itu berupa potensi dasar yang disertakan Allah atasnya, baik
potensi internal (yang terdapat dalam dirinya) dan potensi eksternal
(potensi yang disertakan Allah untuk membimbingnya). Potensi ini adalah
modal utama bagi manusia untuk melaksanakn tugas dan memikul
tanggung jawabnya. Oleh karena itu, ia harus diolah dan digunakan
dengan sebaik-baiknya, sehingga ia dapat menunaikan tugas dan tanggung
jawab dengan sempurna.
Dalam potensi dasar manusia itu terdapat potensi internal dan
eksternal. Yang dimaksud dengan potensi internal yakni potensi yang
menyatu dalam diri manusia itu sendiri. Adapun potensi internal itu terdiri
dari potensi fitriyah, potensi ruhiyah, potensi aqliyah dan potensi
jasmaniyyah.
Dibalik potensi internal ada potensi eskternal yang berarti potensi
yang berperan sebagai pembimbing dan pengarah potensi-potensi internal
tersebut agar berjalan sesuai kehendak-Nya. Tanpa arahan potensi ekternal
ini, maka potensi internal tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan.
Potensi internal sendiri dibagi menjadi 2 yaitu potensi huda dan potensi
alam.
12. 11
Setelah mengetahui pengertian dan pembagian potensi-potensi
dasar manusia dapat diambil kesimpulan bahwasanya hubungan antara
potensi dasar manusia dan hidayah itu terdapat dalam potensi eksternal.
Dalam artian bahwasanya potensi internal (Fitriyah, jasmaniyyah, aqliyah,
ruhiyyah) itu membutuhkan petunjuk atau hidayah sebagai pengarah dan
pembimbing agar berjalan sesuai dengan kehendakNya.
Hidayah disini sebagai pemertegas nilai kebenaran yang Allah
tunjukkan melalui perantara Rasul untuk membimbing manusia ke jalan
yang lurus. Allah berfirman pada surat Al Insaan ayat 3 “Sesungguhnya
Kami telah menunjukinnnya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada
pula yang kafir.” Ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya Allah, telah
menunjuki ke jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang
kafir. Maka dengan bimbingan wahyu-Nya yang disampaikan lewat Nabi
Muhammad SAW manusia telah ditunjuki jalan yang lurus dan mana pula
jalan yang sesat Allah. Dari perkataan “Sabil” yang terdapat dalam ayat ini
tergambar keinginan Allah terhadap manusia yakni membimbing manusia
kepada hidayah-Nya sebab “Sabil” lebih tepat diartikan sebagai
“petunjuk” dari pada jalan. Hidayah itu berupa dalil-dalil keesaan Allah
dan kebangkitan Rasul yang disebutkan dalam kitab suci.
Dalam artian disini peran hidayah adalah untuk menuntun manusia
ke jalan yang benar agar semua itu sesuai dengan kehendakNya. Hal ini
agar potensi dasar manusia dapat sinkron (nyambung) dan berjalan di jalan
yang benar sesuai perintah Allah.
2.4 Keimanan dan Keislaman sebagai Hidayah Terbesar dari Allah SWT
Hidayah merupakan sebuah petunjuk yang diberikan oleh Allah
kepada hambanya. Hidayah atau petunjuk dapat disebut juga sebagai
karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini dikarenakan hidayah atau
petunjuk merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada sebagian
makhluknya saja. Dalam artian tidak semua makhluk Allah itu
mendapatkan hidayah hanya orang-orang yang mau menjemput hidayah
itu saja yang akan mendapatkan hidayah nantinya.
13. 12
Hidayah terbesar yang diberikan oleh Allah yakni hidayah berupa
keislaman dan keimanan. Keislaman dan keimanan adalah suatu nikmat
atau karunia yang luar biasa diberikan oleh Allah kepada makhluknya.
Dalam KBBI V Keislaman merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan agama Islam. Dan Islam sendiri adalah agama yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al Quran yang
diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Dari sini dapat dilihat
keislaman merupakan hidayah yang sangat besar yang diberikan oleh
Allah SWT. Karenanya kita diberikan nikmat Islam yang notabenenya
merupakan agama yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Hal inipun berlaku pada keimanan yang juga merupakan hidayah
terbesar diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua. Kita patut
bersyukur dikarenakan kita mendapatkan hidayah keimanan yang berarti
kita beriman terhadap Allah, Malaikat, Rasul, Kitab dst. Karena hal ini
adalah hal yang diridhoi oleh Allah SWT. Kita beriman kepada Allah dan
kita percaya bahwa Allah itu ada merupakan tanda kalau kita itu beriman
kepada ajran-ajaran Allah. Dan semua ajaran Allah itu termasuk ajaran
yang benar dan itu merupakan petunjuk atau Hidayah terbesar yang
diberikan Allah yakni berupa keimanan dan keislaman.
14. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidayah ilahi atau petunjuk Allah merupakan satu hal yang sangat
penting dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Hidayah sendiri itu ada
dua bentuk yaitu hidayah bayan wal irsyad dan hidayah taufiq. Orang
yang mendapatkan hidayah tersendiripun ada ciri-cirinya tersendiri. Jadi
orang-orang yang mendapatkan hidayah dapat diketahui dari sikap
maupun perilakunya. Dan hidayah juga memiliki keterkaitan dengan
potensi dasar manusia yang mana ada dua internal dan eksternal. Dan
sebagian manusia mendapatkan hidayah yang sangat besar yang patut
disyukuri yakni hidayah keislaman dan keimanan yang juga bisa diakatan
sebagai karunia dari Allah SWT.
3.2 Saran
Agar kita semua dapat memahami makna dan macam-macam dari
hidayah serta dapat menerapkan ciri-ciri orang yang mendapatkan hidayah.
Kami membutuhkan saran dari pembaca sebagai evaluasi pembuatan
makalah-makalah selanjutnya.
15. 14
DAFTAR PUSTAKA
1. Kitab “al-Qaamuushul muhiith” (hal. 1733).
2. Kitab “Bada-i’ul fawa-id” (2/271-273) dengan ringkasan dan tambahan.
3. Kitab “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (hal. 225).
4. Amiruddin, Aam.2004.Doa Orang-Orang Sukses.Bandung : Khazanah
Intelektual
5. Al-qur’an dan tafsir Depag Indonesia
6. Kamus KBBI V