SI&PI. Anggri Afriani. Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA. Universitas Mercu Buana, 2018. Bagaimana Implementasi Sistem Pengendalian Internal dalam Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT XYZ.
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
OPTIMALKAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
1. ARTIKEL
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL
DALAM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
PADA PT XYZ
Dosen Pengampu : Prof, Dr, Ir. H. Hapzi Ali, MM
Disusun Oleh:
Nama : Anggri Afriani
NIM : 55518110045
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila mempunyai sistem pengendalian
yang efektif dan efesien. Pengendalian dalam perusahaan merupakan arahan yang
dilakukan suatu perusahaan kepada para karyawannya untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang diinginkan. Perusahaan menggunakan pengendalian internal dalam
melaksanakan operasi, melindungi aset dan mencegah penyalahgunaan sistem mereka.
Kebutuhan akan sistem pengendalian internal ini adalah suatu hal yang wajar karena
dengan adanya praktik pengendalian internal yang baik akan membuktikan adanya
praktik manajerial yang baik dalam perusahaan tersebut. Manajemen sangatlah
bertanggung jawab dalam menyusun, melaksanakan dan mengawasi secara terus menerus
berjalannya sistem pengendalian internal tersebut.
Salah satu bentuk pengendalian internal yang sangat dibutuhkan dan
membutuhkan fokus yang lebih oleh perusahaan yaitu pengendalian penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan. Setiap perusahaan pasti mengharuskan adanya kas untuk
menunjang keefektifan dalam mengoperasikan perusahaan. Kas diperlukan untuk
membiayai operasional perusahaan dan menjadi hal yang sangat penting untuk
memperlancar aktivitas perusahaan di dalam memperoleh laba. Kas juga menjadi begitu
penting karena suatu perusahaan harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai,
yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban
pada saat jatuh tempo, agar entitas yang bersangkutan dapat beroperasi sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
Kas merupakan aset yang paling lancar dari seluruh aset yang ada. Sifat kas yang
mudah dipindah tangankan dan keinginan untuk memilikinya juga sangat tinggi oleh
karena itu kas selalu menjadi sasaran untuk diselewengkan di dalam perusahaan.
Perangkat pengendalian canggih atau sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu
3. mendeteksi dan menghindarkan perusahaan dari kecurangan, apalagi jika terdapat
persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan.
Menurut Mulyadi (2015) sistem pengendalian intern yang baik mengharuskan
setiap kas dilakukan dengan cek dan untuk pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan
dengan cek (karena jumlahnya relatif kecil), dilakukan melalui dana kas kecil yang
diselenggarakan dengan imprest system. Seperti yang telah disebutkan di atas,
pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin diterimanya pembayaran tersebut oleh
perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan dilibatkannya pihak ketiga
(dalam ini bank) untuk ikut serta mengawasi pengeluaran kas perusahaan. Catatan kas
perusahaan dapat dicek ketelitiannya dengan cara membandingkannya dengan rekening
koran yang diterima perusahaan secara periodik dari bank.
Farida (2015) meneliti tentang analisis sistem pengendalian internal atas
penerimaan dan pengeluaran kas pada CV. Saputra Karya Malang. Penelitian
menghasilkan bahwa sistem pengendalian internal atas penerimaan dan pengeluaran kas
sebagian sudah sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian internal, serta masih
terdapat kelemahan-kelemahan. Suci (2016) meneliti tentang analisis sistem
pengendalian internal atas penerimaan dan pengeluaran kas pada PDAM Kabupaten
Ngawi. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal pada penerimaan
dan pengeluaran kas yang diterapkan pada PDAM Kabupaten Ngawi dapat dikatakan
sudah sesuai dengan elemen-elemen sistem pengendalian intern yang ada, tetapi pada
praktek sehat dalam pelaksanaannya terdapat temuan yang belum sesuai dengan
elemenelemen sistem pengendalian internal.
Melihat keadaan kas yang demikian beresiko, maka sangatlah penting adanya
suatu pengawasan terhadap kas dalam aktifitas perusahaan. Disini penulis akan meneliti
tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan tambang (PT. XYZ).
Penerimaan kas diperoleh dari penjualan emas dan perak kepada konsumen. Sedangkan
untuk pengeluaran kas dilakukan untuk membayar hutang kepada supplier dan juga ada
pengeluaran kas kecil untuk kebutuhan harian perusahaan. Oleh karena itu melindungi
kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam pengendalian internal
4. yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan. Perusahaan juga memerlukan sistem
pengendalian internal kas yang baik untuk memperkecil bahkan menghapuskan
terjadinya kecurangan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen yaitu membuat
sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang sangat
baik. Pihak manajemen juga harus berusaha untuk bisa mengontrol para karyawannya,
agar menjalankan sistem sesuai dengan prosedur sistem pengendalian internal
penerimaan dan pengeluaran kas yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut
dilakukan demi menjaga keakuratan pencatatan akuntansi tanpa adanya penyelewengan
terhadap kas perusahaan. PT XYZ selaku perusahaan dagang yang bergerak dalam
tambang harus membuat pengendalian internal untuk penerimaan dan pengeluaran kas.
Disini penulis ingin mengetahui bagaimana “Implementasi pengendalian internal dalam
penerimaan dan pengeluaran kas pada PT XYZ”.
2. Rumusan Masalah
Dalam sebuah perusahaan, penerapan pengendalian internal kas sangat penting.
Pengendalian internal kas diperlukan untuk mengatur keefektifan keluar masuknya kas
agar tidak terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan. Pengendalian internal
penerimaan dan pengeluaran kas membutuhkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis
memutuskan untuk merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu Bagaimana
Implementasi Sistem Pengendalian Internal dalam Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada
PT XYZ.
5. BAB II
LANDASAN TEORI
1. KAS
A. Pengertian Kas
a. Menurut Sukrino Agoes. Kas adalah investasi berjangka pendek dan sangat
likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangkapendek, bukan
untuk investasi atau tujuan lain.
b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan
bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
c. Kas merupakan aktiva yang paling likuid.
d. Menurut Bayangkara (2015:339), kas merupakan aset paling likuid dimiliki
perusahaan harus dikelola dengan baik agar mampu memberikan kontribusi
secara optimal dalam usaha pencapaian laba.
e. Definisi kas menurut Samryn (2015:31), Kas merupakan aset perusahaan yang
terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan money orders. Termasuk
sebagai unsur kas adalah uang yang ada di tangan atau dalam deposito di bank
atau lembaga deposito lainnya.
B. Komposisi Kas
Kas terdiri dari :
a. Uang kertas
b. Uang logam
c. Cek yang belum disetorkan
d. Simpanan dalam bentuk bilyet dan giro
e. Rekening tabungan
f. Traveler check
g. Wesel bank
h. Cek kasir
6. i. Money order
j. Kas kecil
k. Uang kembalian
l. Uang yang ada di cabang-cabang tetap
C. Ciri dan Sifat Kas
Ciri-ciri kas adalah dapat digunakan segera sebagai alat bayar sebesar nilai
nominalnya, sedangkan alat bayar yang tidak dapat digunakan segera sebagai alat
bayar dan tidak sesuai dengan nilai nominalnya tidak dapat dipakai sebagai alat
bayar.
Sifat-sifat kas antara lain:
a. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan
b. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi
serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa
tanda pemilik
c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
D. Tujuan Pemeriksaan Kas dan Bank
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas
dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
Beberapa ciri-ciri internal control:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan
yang mengeluarkan kas dengan melakukan pencatatan, memberikan
otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank
b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang
mengajukan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus di
telaah oleh kepala bagian akuntansi.
7. c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil
d. Penerimaan kas, cek & giro harus disetor ke bank dalam jumlah
seutuhnya.
e. Uang kas disimpan ditempat yang aman
f. Uang kas harus dikelola dengan baik
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca pertanggal
neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan. Maksudnya auditor harus
meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-
betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau
pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan
mengirim konfirmasi ke bank.
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan dalam penggunaan saldo kas dan
bank. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk
keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo
rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah
hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di
harta lancar.
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut dapat dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs
dengam Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.
5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK Kas disajikan di neraca
sebagai harta lancer. Kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan
8. dalam aktiva lancar hanya jika pembahasan tersebut dilakukan untuk
menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika
pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun. Saldo kredit pada
perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka
pendek.
E. Manajemen Pengendalian Kas
Prinsip pengendalian internal terhadap kas menetapkan bahwa harus ada pemisahan
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan kas yaitu pemisahan antara fungsi
penyimpanan, pelaksana dan pencatatan.
Jelasnya harus dipisahkan misalnya fungsi penerimaan, pengeluaran,
penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas. Alasan Pengendalian Kas itu
penting :
1. Kas merupakan satu-satunya satunya aset yang mempunyai sifat segera dapat
dikonversikan menjadi jenis aset lain. Kas ini mudah digelapkan dan
dipindahtangankan dan hampir secara universal diinginkan setiap orang.
2. Jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus diatur secara
seksama sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit yang tersedia
setiap saat. Jika terjadi kelebihan (idle cash) perusahaan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh penghasilan. Jika kas tersebut dapat
diinvestasikan, sehinga sering dikatakan tidak produktif. Tetapi jika
kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditas.
Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta penyimpanan,
pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan menerapkan system
berikut ini :
1. Penggunaan rekening bank
Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak semuanya disimpan di dalam
perusahaan, tetapi disimpan di bank (rekening bank). Simpanan di bank yang
9. memenuhi kriteria sebagai kasmisalnya tabungan dan giro. Rekening
bank yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu bank.
2. Transfer Dana Elektronik (TDE)
Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya tidak selalu
menggunakan media kertas misalnya jika kita mau mengirimkan uang ke
pemasok kita harus datang ke bank dengan mengisi formulir pengiriman uang.
Metode yang memanfaatkan teknologi seperti telepon, telegraf, komputer,
satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan mudah digunakan untuk
memindahkan dana dari satu pihak ke pihak lainnya.
3. Sistem Kas Kecil
Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan
siang,ongkos taksi, sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil-kecil,
tidak mungkin dilakukan dengan mengeluarkab cek. Oleh karena itu
perusahaanharus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Proteksi fisik atas saldo kas
Tidak hanya melalui pemisahan fungsi penerimaan, pengeluaran
danpencatatan saja yang diperlukan dalam pengendalian terhadap kas, tetapi
juga perlu melindungi secara fisik kas yang disimpan di perusahaan (cash on
hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan dengan
menyediakanlemari besi, peti penyimpanan atau laci kas yang terkunci.
5. Rekonsiliasi Saldo Bank
Karena uang perusahaan ada yangdisimpan di bank, dan
seringkaliterjadi perbedaan dan keterlambatan informasi mengenai mutasi
kas dibank maka secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar
catatanmenurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang
benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal pelaporan keuangan.
10. Pengendalian internal penerimaan kas. Penerimaan uang dalam suatu
perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber-sumber lain dari
penjualantunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman.
F. Prosedur-prosedur Pengawasan
1. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:
a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dansetiap
penerimaan kas harus segera dicatat dan di setor ke bank.
b. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusankas dengan fungsi
pencatatankas.
c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatankas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas, pengendalian
internalpengeluaran kas. Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah
untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan
tidak dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan
selisihnya digelapkan.
2. Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-
pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen-
dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan system voucher.
d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran,
yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran
kas.
e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.
f. Diharuskan membuat laporankas harian.
11. 3. Melakukan Rekonsiliasi Bank
Setiap bulan biasanya perusahaan akan menerima rekening koran dari Bank,
rekening koran tersebut digunakan untuk mencocokkan saldo kas yang ada di
Bank tersebut dengan saldo kas yang adadi perusahaan.
4. Perencanaan Arus Kas (Cash Flow Planning)
Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas (cash budget)
untuk periode-periode tertentu. Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat
pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Pada kala tertentu anggaran kas
dibandingkan dengan realisasinya. Apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang mencolok, manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan
perbaikan
G. Keterbatasan Pengendalian Intern
1. Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan
2. Pengendalian intern daoat rusak karena kekeliruan dan kesalahan
3. Pengendalian tidak efektif karena adanya kolusi
4. Manajemen mengesampingkan pengendalian internal
5. Biaya pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan
H. Elemen Sistem Pengendalian Internal
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai
macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur
pengendalian
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan
saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.
12. 3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan
karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendali-an manajemen
dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari:
a. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau
transaksi.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya
pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail,
karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang
terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang
lain.
b. Pembagian tugas.
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi. Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu
transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan,
catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang
sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua
fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi
yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak
dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak
terjamin keamanannya.
c. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan
yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan
13. kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan,
utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.
d. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset
dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadi-nya pencurian aset dan
data/informasi perusahaan.
e. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara
periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan
oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit
fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas
pemeriksaan.
4. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko
pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit
dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di
analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang
dapat meminimalkannya.
5. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh
manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan
pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat
menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal.
14. BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Salah
satu ciri penelitian kualitatif adalah diskriptif, yaitu berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Metode penelitian deskriptif kualitatif dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang kemudian di
analisis dengan teori yang mendukung sehingga dapat memberi penjelasan mengenai
suatu hal serta gambaran umum perusahaan.
1. Jenis Data
a. Data Primer : Data yang di peroleh yaitu melalui wawancara, dan kegiatan
observasi yang kemudian dioleh sendiri
b. Data Sekunder : Data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi
perusahaan dan data yang telah diolah perusahaan dalam hal ini yaitu: struktur
organisasi perusahaan, sejarah perusahaan dan dokumen lain terkait dengan
pengeluaran kas seperti bukti kas keluar
1. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi ini data mengenai bagaimana struktur organisasi dalam perusahaan,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik sehat dan karyawan yang sesaui
dengan tanggung jawabnya.
b. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan pihak yang terkait di dalam perusahaan yaitu
supervisor keuangan, bagian keuangan dan akuntansi yang berguna untuk
15. mendapatkan informasi mengenai data–data yang diperlukan. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara tersetruktur
c. Observasi
Yang digunakan pada teknik pengumpulan data ini adalah observasi terus terang,
yaitu peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, telah melakukan penelitian
16. BAB IV
PEMBAHASAN
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang tambang. PT XYZ
memili lahan tambang di daerah Kalimantan Tengah, Palangkaraya dan head office di
Jakarta. Kesuksekan dalam implementasi strategi perusahaan tergantung pada tim
manajemen yang dituntut tegas tapi adil, disiplin, jujur, berkomitmen pada tugas dan
memiliki kredibilitas sesuai dengan tuntutan pengetahuan teknis dan pengalaman
yangdiperlukan. Dengan tujuan dan sasaran yang jelas manajemen harus menciptakan
lingkungan kerja yang terbuka dan transparan, dan pada waktu yang bersamaan mampu
memotivasi dan mengarahkan anggota tim dan seluruh karyawan kesasaran atau target
yang tepat.
Pengendalian Internal dalam penerimaan dan pengeluaran kas pada PT XYZ sudah berjalan
dengan baik.
A. Prosedur Pengeluaran Kas
Pengeluaran Kas di PT XYZ menggunakan 2 metode. Untuk transaksi besar
menggunakan menu transfer bank dan cheque. Sedangkan untuk transaksi kecil
menggunakan kas kecil.
Pengeluaran kas dengan menggunakan menu transfer biasanya digunakan untuk
membayar supplier atau membayar medical claim karyawan yang berjumlah besar.
Prosedur pengeluaran kas dengan menu transfer dan cheque adalah sebagai berikut:
1. Kasir membuat voucher pengeluaran yang didalamnya terdapat kolom tanda
tangan kasir, admin keuangan, manager, dan direksi. Voucher tersebut
ditandatangani oleh kasir dan kemudian meminta approval admin keuangan,
kemudian manajer keuangan dan yang terakhir adalah direksi. Approval direksi
dibutuhkan untuk transaksi diatas 100 juta.
2. Setelah semua tanda tangan lengkap, kasir membuat cheque sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan, kemudian cheque di review oleh manajer keuangan dan
17. kemudian ditanda tangani. Jika menggunakan menu transfer, PT XYZ
menggunakan internet banking.
3. Kemudian menyerahkan cheque tersebut ke Bank dan terjadilah perpindahan uang
dari PT XYZ ke supplier. Jika menggunakan menu transfer, kasir hanya perlu
login ke applikasi bank dan melakukan transfer. Kontrol untuk transfer adalah
ketika melakukan transfer, Bank akan meminta approval dari department lain, di
PT XYZ adalah manajer akuntansi. Jika sudah di approve akan keluar bukti
transfer.
4. PT XYZ melakukan konfirmasi ke supplier bahwa sudah dilakukan pembayaran
hutang dan melampirkan bukti transfer atau cheque.
5. Menginput ke sistem pronto (software keuangan) atas transaksi yang sudah
dilakukan, sehingga secara pencatatan hutang PT XYZ akan berkurang.
Berikut ini adalah contoh voucher pengeluaran kas di PT XYZ:
18. Pengeluaran kas melalui kas kecil biasanya untuk transaksi dengan nilai nominal
kecil. Berikut ini adalah contoh form kas kecil:
B. Prosedur Penerimaan Kas
Penerimaan uang pada PT XYZ berasal dari penjualan emas dan perak secara
ekspor. PT XYZ hanya mempunyai satu customer. Penjualan dilakukan secara kredit. PT
XYZ akan menerima uang dari customer setelah barang diterima. Selanjutnya akan
dibukukan ke dalam sistem oleh finance atas transaksi tersebut.
19. Contoh voucher penerimaan kas:
Dibawah ini terdapat kelemahan-kelemahan yang dimiliki PT XYZ berserta
rekomendasinya:
a. Terdapat kesalahan pencatatan oleh staff
Pada saat melakukan rekonsiliasi bank akan ditemukan jika terdapat kesalahan
pencatatan keuangan yang dilakukan oleh staff. Tetapi hal ini menggangu
kefektifan keefisian perusahaan. Staff keuangan harus lebih berhati-hari ketika
melakukan pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas.
b. Hilangnya nota pengeluaran
Kurang terjaganya nota rangkapmengakibatkan dokumentasi yangdilakukan oleh
staff. Sebaiknya staff melakukan pemeriksaan setiap hari dan melaporkan kepada
manajer agar dapat di cek kebenarannya.
20. C. Pengendalian Internal dalam penerimaan dan pengeluaran Kas
1. Pengendalian Penerimaan Kas
Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu dirancang sedimikian
rupasehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang
seharusnyaditerima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin.Prosedur dan
pengawasandalam penerimaan kas perlumemperhatikan beberapa hal berikut:
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, mencatat, daan
yang menerima uang. Untuk perusahaan kecil pemisahan tugas seperti
demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara ketiga tugas tadi
hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetorkan ke Bank sebagaimana
adanya.Untuk pembayaran piutang maupun pembayaran dalam jumlah besar
daripelanggan bisa juga dengan cara pelanggan tersebut langsung
mentransferpembayaran itu ke Bank.
c. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas atau bukti kas
masuk.Bukti transaksi tersebut hendaklah perlu juga dilengkapi dengan
lampiran-lampiran untuk menguatkan adanya bukti transaksi tersebut. Dan
setelah itudari bukti transaksitersebut akan di catat pada jurnal penerimaan
kas.
d. Menggunakan penomoran dokumen transaksi untuk mencegah
transaksidicatat lebih dari sekali.
e. Mengadakan pemerik saan kas secara fisik.
f. Menetapkan laporan kas setiap hari. Laporan mengenai setiap
pengeluarandan penerimaan kas.
2. Pengendalian Pengeluaran Kas
Seperti halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga
memerlukan prosedur dan pengawasan yang baik sehingga perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
21. a. Semua pengeluaran uang yang relatif besar dilakukan dengan
menggunakan check sedangkan untuk pengeluaran-pengeluaran yang relatif
kecil dilakukandengan menggunakan kas kecil.
b. Mengadakan pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui
pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas, dan yang mencatat pengeluaran
kas.
c. Melakukan pemeriksaan Intern dalam waktu yang tidak tentu.
d. Setiap pengeluaran kas dibuatkan bukti pengeluaran kas atau kas
masuk serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Setelah itu bukti
transaksi akan dicatatdalam jurnal pengeluaran kas.
22. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Implementasi pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas
pada PT XYZ sudah berjalan dengan baik. Namun masih terdapat beberapa
kekurangan berikut ini :
1. Terdapat nota pengeluaran maupun penerimaan yang hilang sebelum
diserahkan kepada pihak pembukuan.
2. Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh staff yang tidak diperiksa kembali
oleh atasan yang bersangkutan.
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan atas implementasi pengeluaran dan
penerimaan kas pada PT XYZ adalah :
1. Bukti pengeluaran kas hendaknya dijaga dan disimpan dengan baik agar pada
saat diperlukan semua bukti pengeluaran kas dapat dipertanggung jawabkan.
2. Sebaiknya setiap hari ataupun dalam waktu berjangka, saldo kas kecil
sebaiknya diperiksa oleh atasan yang bersangkutan, sehingga kesalahan
pencatatan dapat dihindari.
23. DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Leny. 2016. Analisis Sistem Pengendalian Internal atas Pengeluaran Kas pada
PT. LMI. Jurnal Skripsi Surabaya: Universitas Narotama.
Rejeki, Dewi. 2017. Analisis Sistem Pengendalian Dalam Rangka Menjaga Aset
Perusahaan dan Meningkatkan Efektivitas Pada PT Dharmatama Megah Finance. Jurnal
Akuntansi Bisnis Vol 4 No. 2. Universitas Krisnadwipayana.
Pratiwi, Widi C dan Ary Natalina. 2016. Analisis Sistem Pengendalian Internal
Penerimaan Kas pada PT XYZ. UG Jurnal Vol. 10 No.12. Universitas Gunadarma.
Tampi, Ribka dan J.J. Tinangon. 2015. Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Penggajian pada Grand Sentral Supermarket Tomohon. Jurnal EMBA Vol.3 No.3.
Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Tandri, Marchell dan Harijanto Sabijono. 2015. Efektivitas Penerapan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan dan Pengeluaran Kas di RSU Pancaran
Kasih GIIM Manado. Jurnal EBMA Vol.3 No.3. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Latif, Abdul dan Yuningsih Van Solang. 2016. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Pengelolaan Piutang Pada Amanah Finance Cabang Gorontalo. Jurnal Studi
Ekonomi dan Bisnis Islam. Gorontalo.
Kalendesang, Angelina dan rekan. 2017. Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian
Internal Persediaan Barang Dagang pada Supermarket Paragon Mart Tahuna. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern. Manado: Universitas Sam Ratulangi.