Sistem informasi manajemen digunakan untuk mengelola data transaksi harian di instalasi farmasi rumah sakit. Data transaksi meliputi penerimaan, pengiriman, penjualan, dan retur obat, serta penyesuaian stok. Data tersebut diolah menjadi informasi untuk menentukan stok minimum dan maksimum, serta memperoleh gambaran penjualan untuk keputusan manajemen.
1. TUGASPERKULIAHAN
Sistem Informasi
Manajemen
Informasi dalam Praktik
(Studi Kasus pada Instalasi Farmasi
Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon
Jeruk)
Disusun Oleh :
Andreas Tanjaya (43218120078)
Fakultas Program Studi BAB Kode MK Dosen Pengampu
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi
09
F041700010 YanantoMihadi Putra, S.E., M.Si., CMA.
Abstrak Kompetensi
Tugas ini bertujuan untuk menambah
wawasan dan membantu mahasiswa
dalam menguasai materi Sistem
Informasi Manajemen
Mahasiswa mampu menguasai dan
memahami materi Sistem Informasi
Manajemen, serta dapat
mengaplikasikan dalam dunia kerja.
2. 2019
2 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
Abstrak
Penulisan artikel ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi sistem
informasi berbasis teknologi dalam praktik di instalasi ramasi rawat jalan Siloam
Hospitals Kebon Jeruk. Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dengan melakukan
pengamatan dalam keseharian kegiatan transaksi di lapangan terkait dengan
persediaan obat di ruangan. Data dari kegiatan transaksi tersebut diolah agar dapat
menjadi informasi bermanfaat bagi pihak manajemen dalam mengambil
keputusan. Dengan adanya penulisan artikel ilmiah ini, diharapkan dapat
memberikan gambaran umum mengenai praktik langsung implementasi sistem
informasi dalam pengelolaan data.
Kata Kunci: Sistem Infomasi Manajemen, Persediaan Obat.
Abstract
The writing this scientific article is intended to determine the implementation of
technology-based information systems in practice in Siloam Hospitals Kebon
Jeruk outpatient pharmacy. The writing of this scientific article is done by
observing the daily activities of transactions in the field related to the supply of
drugs in the room. Data from these transaction activities is processed so that it
can be useful information for management in making decisions. With the writing
of this scientific article, it is expected to provide an overview of the direct practice
of implementing information systems in data management.
Keywords:Management Information System, Drug Supplies.
3. 2019
3 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk implementasi sistem informasi manajemen di instalasi
famasi adalah penentuan jumlah persediaan masing-masing obat. Untuk itu
diperlukan penentuan jumlah persediaan obat minimum dan jumlah persediaan
obat maksimum. Hal ini dilakukan agar jumlah persediaan obat tidak terlalu
sedikit, maupun terlalu banyak.
Instalasi farmasi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk menggunakan sistem
min-max untuk menjaga stabilitas persediaan obat, dimana jumlah persediaan obat
minimum merupakan jumlah yang diperkirakan mencukupi penjualan selama
empat hari dan jumlah persediaan obat maksimum merupakan jumlah yang
diperkirakan mencukupi penjualan selama tujuh hari.
Setiap transaksi yang dilakukan di oleh petugas instalasi farmasi rawat
jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk dilakukan dengan memanfaatkan sistem
informasi yang tersedia.
Setiap transaksi yang terjadi ini akan terkumpul menjadi data. Data yang
diolah dengan proses atau model tertentu sesuai dengan kebutuhan manajemen
akan menjadi informasi. Infomasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan akan
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
Semua informasi yang diperoleh dan digunakan dalam proses pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen telah memanfaatkan teknologi. Dimulai dari
melakukan transaksi yang terjadi sehingga menjadi sekumpulan data, sampai
4. 2019
4 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
proses pengolahan data tersebut menjadi infomasi yang dibutuhkan sudah
menggunakan teknologi.
Hal ini dilakukan agar dapat diperoleh pihak manajemen dapat
memperoleh informasi yang akurat, relevan, tepat waktu, dan ekonomis. Semua
keunggulan ini akan dapat sulit didapatkan jika masih menggunakan metode
manual atau konvensional yang tidak menggunakan teknologi.
Sehingga diharapkan pihak manajemen dapat membuat keputusan yang
lebih dinamis dengan berpegang pada informasi yang lebih akurat dan telah diolah
sesuai kebutuhan (relevan) dalam waktu yang singkat, serta dengan pengorbanan
ekonomis seminimal mungkin.
Hal ini penting untuk dilakukan sebagai bentuk pengembangan rumah
sakit dalam mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu, bertujuan agar antar
cabang rumah sakit saling terintegrasi, meningkatkan transparansi, serta
memudahan dalam pemantauan oleh pihak manajemen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang
menjadi pokok bahasan dari penulisan artikel ini adalah bagaimana pihak
manajemen memperoleh informasi dari transaksi harian di instalasi farmasi rawat
jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk, serta jenis-jenis keputusan apa saja yang
dapat diambil dari informasi yang diperoleh?
5. 2019
5 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengetahui proses pencarian infromasi berdasarkan transaksi harian di
instalasi farmasi rawat jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk, serta jenis-
jenis keputusan apa saja yang dapat diambil dari informasi yang diperoleh.
2. Kontribusi Penelitian
Menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan kefarmasian
di instalasi farmasi rawat jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
6. 2019
6 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
Bab II
Literatur Teori
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dalam
keseharian kegiatan transaksi di instalasi farmasi rawat jalan Siloam Hospitals
Kebon Jeruk terkait dengan persediaan obat di ruangan.
Pada tahun 1961, D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu
perusahaan konsultan terbesar di Amerika, memperkenalkan istilah critical
success factor (CSF) atau faktor penting penentu keberhasilan. Ia mengungkapkan
bahwa terdapat beberapa aktivitas penting yang akan menentukan keberhasilan
atau kegagalan bagi semua jenis organisasi. Aktivitas-aktivitas penting tersebut
adalah CSF, dan faktor-faktor ini dapat berbeda-beda dari satu jenis organisasi ke
jenis organisasi yang lain. Sebagai contoh, dalam industri kendaraan bermotor,
yang diyakini sebagai CSF adalah model, jaringan dealer yang efisien dan
pengendalian biaya produksi yang ketat. Dalam industri asuransi, CSF
diidentifikasikan sebagai pengembangan personel manajemen agen, pengendalian
personel administrasi dan inovasi dalam menciptakan produk-produk asuransi
yang baru. Paling tidak, di awal tahun 1960-an semuanya diyakini sebagai CSF.
Ketika manajemen sebuah perusahaan menjalankan konsep CSF mereka
akan memusatkan perhatian pada pengedintifikasian CSF dan kemudian
memonitor sampai seberapa jauh mereka telah mencapainya.
Menurut Herry (2015:182), perputaran persediaan (inventory turnover)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
7. 2019
7 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama
(dalam hari) rata-rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual.
Rasio perputaran persediaan dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya
penjualan (atau harga pokok penjualan) dengan rata-rata persediaan. Yang
dimaksud dengan rata-rata persediaan di sini adalah persediaan barang awal
tahun ditambah persediaan barang dagang akhir tahun lalu dibagi dengan dua.
Sedangkan lamanya rata-rata persediaan barang tersimpan di gudang hingga
akhirnya terjual dihitung sebagai hasil bagi antara 365 hari (jumlah hari
dalam setahun) dengan rasio perputaran persediaan.
Menurut Sutabri (2012), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal,
yaitu: informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan
(relevance). Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut akan dipaparkan di
bawah ini.
A. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.
Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai
penerima ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah
atau merusak informasi tersebut.
B. Tepat waktu (timeline)
8. 2019
8 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
Informasi yang datang pada si pnerima tidak boleh terlambat. Informasi yang
sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan
landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan
terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya
informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau
didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapat, mengolah,
dan mengirimkannya.
C. Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi
informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi
sebab musabah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah
kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik
perusahaan. Sebaliknya, informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli
teknik merupakan infomasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan
untuk seorang akuntan perusahaan.
9. 2019
9 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan di lapangan, jenis transaksi yang terjadi di instalasi
farmasi rawat jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk terkait dengan persediaan
perbekalan farmsi dapat dikelompokkan menjadi:
A. Penerimaan perbekalan farmasi dari gudang pusat atau instalasi farmasi
rawat inap (transfer receipt)
B. Pengiriman perbekalan farmasi ke gudang pusat atau instalasi farmasi
rawat inap (transfer issue)
C. Penjualan perbekalan farmasi ke pasien (sales)
D. Retur perbekalan farmasi dari pasien (sales return)
E. Penyesuaian persediaan perbekalan farmasi setelah stock opname (stock
take)
F. Penyesuaian persediaan perbekalan farmasi untuk pemakaian
ruangan (consumption non-chargeable)
G. Penyesuaian persediaan lainnya (Adjusment)
A. Penerimaan Perbekalan Farmasi dari Gudang Pusat atau Instalasi Farmasi
Rawat Inap (transfer receipt)
Dalam sistem, penerimaan perbekalan farmasi dari gudang pusat atau
instalasi farmasi rawat inap akan menambah persediaan di ruangan, tapi tidak
10. 2019
10 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
menambah persediaan di rumah sakit. Hal ini terjadi karena transaksi perbekalan
farmasi hanya berpindah secara internal.
Pada dasarnya, jika suatu perbekalan farmasi mengalami kekosongan di
ruangan, maka permintaan dilakukan ke gudang pusat. Akan tetapi, dalam hal
terjadi kekosongan perbekalan farmasi di gudang pusat atau di luar jam
operasional gudang pusat, maka ruangan dapat membuat permintaan ke instalasi
farmasi rawat inap untuk menjaga kelancaran operasional.
B. Pengiriman Perbekalan Farmasi ke Gudang Pusat atau Instalasi Farmasi Rawat
Inap (transfer issue)
Dalam sistem, pengiriman persediaan ke gudang pusat atau instalasi
farmasi rawat inap akan mengurangi persediaan di ruangan, tapi tidak mengurangi
persediaan di rumah sakit. Hal ini terjadi karena transaksi perbekalan farmasi
hanya berpindah secara internal.
Sama seperti penerimaan perbekalan farmasi, pada dasarnya jika suatu
perbekalan farmasi mengalami kekosongan di instalasi farmasi rawat inap, maka
permintaan dilakukan ke gudang pusat. Akan tetapi, dalam hal terjadi kekosongan
perbekalan farmasi di gudang pusat atau di luar jam operasional gudang pusat,
maka dapat dibuat permintaan ke instalasi farmasi rawat jalan untuk menjaga
kelancaran operasional.
11. 2019
11 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
C. Penjualan Perbekalan Farmasi ke Pasien (sales)
Dalam sistem, penjualan perbekalan farmasi ke pasien (sales) akan
mengurangi persediaan di ruangan dan di rumah sakit. Hal ini terjadi karena
transaksi pengeluaran perbekalan farmasi berpindah ke pihak eksternal.
D. Retur Perbekalan Farmasi dari Pasien (sales return)
Dalam sistem, retur perbekalan farmasi ke pasien akan mengurangi
persediaan di ruangan dan di rumah sakit. Hal ini terjadi pembatalan transaksi
yang telah berpindah keluar ke pihak eksternal.
E. Penyesuaian persediaan perbekalan farmasi setelah stock opname (stock take)
Departemen farmasi Siloam Hospitals Siloam Kebon jeruk melakukan
stock opname secara berkala tiap enam bulan sekali yang diselenggarakan pada
pertengahan tahun dan akhir tahun.
Hasil perbandingan dari stock opname akan dilaporkan ke departemen
keuangan untuk kemudian dilakukan penyesuaian agar persediaan perbekalan di
sistem sama dengan persediaan secara fisik di ruangan.
Sehingga dalam sistem, penyesuaian persediaan perbekalan farmasi
setelah stock opname mempunyai dua kemungkinan, bisa menambah atau
mengurangi persediaan di ruangan dan di rumah sakit.
Persediaan dalam sistem akan bertambah apabila persediaan secara fisik
lebih besar dari persediaan menurut sistem. Sementara persediaan dalam sistem
12. 2019
12 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
akan berkurang apabila pesediaan secara fisik lebih sedikit dari persediaan
menurut sistem.
F. Penyesuaian Persediaan Perbekalan Farmasi untuk Pemakaian
Ruangan (consumption non-chargeable)
Penyesuaian persediaan perbekalan farmasi untuk pemakaian ruangan
bertujuan untuk mengakui beban yang dikeluarkan oleh rumah sakit selama
kegiatan operasional secara berkala dengan cara menyesuaikan persediaan
perbekalan farmasi sesuai dengan jumlah pada saat pengecekan dilakukan.
Departemen farmasi Siloam Hospitals Kebon Jeruk melakukan
pengecekan persediaan akhir perbekalan farmasi yang tersisa setiap akhir bulan.
Kemudian apoteker akan menginput ke sistem sehingga persediaan di sistem
berkurang dan sama dengan persediaan yang tersisa.
Perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam pemakaian ruangan
merupakan semua persediaan yang terdaftar di sistem yang digunakan untuk
kegiatan operasional kefarmasian yang tidak dibebankan ke pasien (non-
chargeable). Contoh perbekalan farmasi yang termasuk dalam kategori ini adalah
masker, sarung tangan, kapsul kosong, kertas perkamen, alkohol 70%, dsb.
Dalam sistem, penyesuaian perbekalan farmasi untuk pemakaian ruangan
akan mengurangi persediaan di ruangan dan di rumah sakit.
13. 2019
13 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
G. Penyesuaian Persediaan Lainnya (Adjusment)
Penyesuaian persediaan lainnya merupakan penyesuaian agar persediaan
perbekalan di sistem sama dengan persediaan secara fisik di ruangan dimana
penyesuaian tersebut terjadi karena kasus tertentu yang tidak termasuk dalam
kategori stock opname atau non-chargeable.
Salah satu contoh kasus adalah jika pasien tidak mengambil obat mereka
setelah tiga bulan dan tidak dapat dihubungi, maka departemen farmasi berhak
untuk mengembalikan obat tersebut ke sistem dan menjadi milik sesuai dengan
kebijakan akan dimasukkan ke dalam ke sistem. Untuk kasus tersebut, maka
persediaan perbekalan farmasi dalam sistem akan bertambah.
Akan tetapi, jika kemudian pasien datang untuk mengambil obat mereka,
maka persediaan yang telah masuk ke dalam persediaan ruangan disesuaian dan
secara sistem dikurangi.
Setiap transaksi yang terjadi ini akan terkumpul menjadi data. Data yang
diolah dengan proses atau model tertentu sesuai dengan kebutuhan manajemen
akan menjadi informasi. Infomasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan akan
menjadi dasar yang kokoh dalam pengambilan keputusan.
Dari data penerimaan perbekalan farmasi dari gudang pusat atau instalasi
farmasi rawat inap (transfer receipt) dan pengiriman perbekalan farmasi ke
gudang pusat atau instalasi farmasi rawat inap (transfer issue), pihak manajemen
dapat mengolahnya menjadi informasi yang menggambarkan tingkat perputaran
14. 2019
14 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
persediaan perbekalan farmasi di ruangan dan menggambarkan apakah perbekalan
farmasi tersebut memiliki persediaan yang sudah memadai atau belum.
Perbekalan farmasi yang terlalu sering diterima dari gudang pusat atau
instalasi farmasi rawat inap mengindikasikan bahwa persediaan di ruangan lebih
kecil daripada transaksi penjualan.
Sementara, perbekalan farmasi yang terlalu sering dikirim ke instalasi
farmasi rawat inap mengindikasikan bahwa persediaan di instalasi farmasi rawat
inap lebih kecil daripada transaksi penjualan mereka.
Sehingga adanya informasi tersebut, pihak manajemen dapat membuat
keputusan apakah perlu perlu dilakukan pembenahan dalam penetapan jumlah
minimal dan maksimal perbekalan farmasi di ruangan.
Dari data penjualan perbekalan farmasi ke pasien (sales) dan retur
perbekalan farmasi dari pasien (sales return), pihak majanemen dapat
mengolahnya menjadi informasi yang menggambarkan tingkat perputaran
perbekalan farmasi di ruangan dan menggambarkan apakah perbekalan farmasi
tersebut sedang mengalami peningkatan tren (fast moving), mengalami pergerakan
yang lambat (slow moving) atau justru tidak mengalami pergerakan (statis).
Dengan mengetahui kategori perbekalan farmasi tersebut, maka
manajemen dapat mengambil keputusan dalam evaluasi penetapan jumlah
minimal dan maksimal perbekalan farmasi di ruangan. Manajemen perlu
meningkatkan jumlah minimal dan maksimal perbekalan farmasi jika sedang
mengalami peningkatan untuk mengimbangi permintaan.
15. 2019
15 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
Untuk perbekalan farmasi yang bergerak lambat atau tidak bergerak,
manajemen perlu melakukan evaluasi penurunan jumlah minimal dan maksimal
perbekalan farmasi tersebut untuk menghindari penumpukan persediaan.
Penumpukan persediaan dapat menyebabkan penurunan tingkat perputaran
persediaan (inventory turnover ratio), serta berpotensi merugikan jika perbekalan
tersebut kedaluwarsa atau rusak.
Selain itu, dengan mengetaui perbekalan farmasi apa saja yang mengalami
penumpukan karena seang mengalami peregrakan yang lambat atau tidak
bergerak, pihak manajemen dapat melakukan pendekatan kepada dokter agar
membantu menghabiskan pernumpukan persediaan tersebut.
Dari data penyesuaian persediaan perbekalan farmasi setelah stock opname
(stock take), pihak manajemen dapat mengolahnya menjadi informasi yang
menggambarkan kinerja petugas farmasi di ruangan dalam melakukan
pemantauan perbekalan farmasi. Semakin sedikit penyesuaian perbekalan farmasi
setelah stock opname, menunjukkan bahwa petugas farmasi melakukan
pengawasan terhadap persediaan mereka dengan baik. Dengan demikian pihak
manajemen dapat menjadikan indikator ini sebagai salah satu acuan dalam
memberikan penilaian kinerja pekerja.
Dari data penyesuaian persediaan perbekalan farmasi untuk pemakaian
ruangan (consumption non-chargeable), pihak manajemen dapat mengolahnya
menjadi informasi yang menggambarkan beban operasional yang terjadi.
Sehingga dapat menjadi acuan untuk mendeteksi pemakaian yang melewati
ambang kewajaran. Selain itu, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menetukan
16. 2019
16 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
persediaan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi untuk
pemakaian ruangan.
Dari penyesuaian persediaan lainnya (Adjusment), pihak manajemen
dapat mengolahnya menjadi informasi yang menggambarkan pendapatan lain-lain
atau beban operasional lainnya yang terjadi. Sehingga dapat dijadikan acuan
dalam pengambilan keputusan yang terkait dengannya.
Secara keseluruhan, seluruh informasi yang diperoleh dari data transaksi di
instalasi farmasi rawat jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk dapat diolah menjadi
informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam pembuatan peraturan
perusahaan.
17. 2019
17 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
BAB IV
KESIMPULAN
Penulisan artikel ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi
sistem informasi berbasis teknologi dalam praktik di instalasi ramasi rawat jalan
Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan dalam keseharian kegiatan transaksi di lapangan terkait
dengan persediaan obat di ruangan. Data dari kegiatan transaksi tersebut diolah
agar dapat menjadi informasi bermanfaat bagi pihak manajemen dalam
mengambil keputusan.
Berdasarkan pembahasan pada bab 3 dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa:
A. Data yang tersumber dari transaksi di instalasi farmasi rawat jalan Siloam
Hospitals Kebon jeruk dapat diolah untuk menghasilkan informasi yang
membantu pihak manajemen mengambil keputusan dalam banyak hal.
B. Semua informasi yang diperoleh dan digunakan dalam proses pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen di instalasi farmasi rawat jalan Siloam
Hospitals Kebon Jeruk diperoleh dengan memanfaatkan teknologi.
C. Dengan memanfaatkan teknologi dalam pengumpulan, pemrosesan dan
pengolahan data, diharapkan akan diperoleh informasi yang lebih akurat,
tepat waktu, dan relevan.
18. 2019
18 Sistem Informasi Manajemen Tugas Individu
DAFTAR PUSTAKA
Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon. 2008. SistemInformasi Manajemen.
(Edisi ke-10. Buku ke-2). Jakarta: Salemba Empat.
Madura, Jeff. 2009. Pengantar Bisnis. (Edisi ke- 4. Buku ke-2). Jakarta: Salemba
Empat.
McLeod Jr, Raymond dan George P. Schell. 2008. Sistem Informasi Manajemen.
(Edisi ke-10). Jakarta: Salemba Empat.
Putra, Yananto M. 2018. Informasi Dalam Praktik. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.
Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.