SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
STUDI DIAGNOSTIK
Dwi Adji Norontoko
PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN PROSEDUR STUDI DIAGNOSTIK
SEMESTER - 2
MODUL 1
KEGIATAN BELAJAR 2
PASIEN DENGAN PROSEDUR STUDI DIAGNOSTIK
ETIK DAN LEGAL PRAKTIK KEPERAWATAN
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Kegiatan
Belajar 2
Persiapan dan Perawatan
Pasien dengan Prosedur Studi Diagnostik
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini Anda diharapkan mampu melakukan
persiapan dan perawatan pasien yang dilakukan berbagai jenis prosedur studi diagnostik.
Pokok - Pokok Materi
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini Anda diharapkan mampu:
1.	 Menjelaskan tahap prosedur studi diagnostik.
2.	 Menjelaskan persiapan keperawatan pasien sebelum (pra) dilakukan berbagai jenis
prosedur studi diagnostik.
3.	 Menjelaskan perawatan pasien sesudah (pasca) dilakukan berbagai jenis prosedur
studi diagnostik.
4.	 Memahami persiapan keperawatan pasien pra dan perawatan pasca prosedur dari
berbagai jenis studi diagnostik.
5.	Menganalisa kebutuhan pasien pra dan pasca prosedur studi diagnostik dengan
pendekatan proses keperawatan.
6.	 Melakukan persiapan dan perawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi
diagnostik.
1.	 Tahapan prosedur studi diagnostik.
2.	 Implikasiproses keperawatanpada pasien yang dilakukan prosedur diagnostik.
3.	 Persiapankeperawatanpasienyangdilakukanprosedurpemeriksaanlaboratorium.
4.	 Persiapan keperawatan pasien yang dilakukan prosedur diagnostik radiologi.
5.	 Perawatan pasien pasca prosedur pemeriksaan laboratorium.
6.	 Perawatan pasien pasca prosedur diagnostik radiologi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
3
Uraian
Materi
“Pernahkah Anda merasa takut ketika harus melakukan pemeriksaan laboratorium? Tidak jarang
Anda menjadi cemas dan panik saat dilakukan pemeriksaan laboratorium. Alasannya pun
bermacam-macam, karena takut akan rasa sakit saat jarum ditusukkan ketubuh, takut tertular
penyakit, takut kehilangan banyak darah, dan lain sebagainya”.
Gambar : Pembesaran Sel Darah Merah
1.	 Tahapan studi diagnostik
	 Seperti Anda ketahui prosedur studi diagnostik dapat dilakukan di Rumah Sakit,
Puskesmas, Klinik Kesehatan, atau Pusat studi diagnostik khusus, di rumah, ditempat
kerja, pusat-pusat perbelanjaan.
“Apakah Anda pernah mengetahui pasien dilakukan pemeriksaan ulang foto polos abdomen,
dikarenakan pengosongan isi perut yang tidak bersih? Sehingga hasil pemeriksaan relative kurang
akurat untuk menggambarkan status kesehatan pasien”.
	 Hal tersebut dapat Anda cegah dengan upaya memberikan pengetahuan tentang
tahap-tahap yang harus diikuti pada proses studi diagnostik. Uraian berikut dapat
memberikan pemahaman kepada Anda tentang tahapan dalam prosedur studi
diagnostik.
	 Prosedur studi diagnosis dalam praktik keperawatan merupakan bagian dari tindakan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara tim. Sehingga dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnosis
tenaga keperawatan melakukan fungsi kolaboratif (Kozier, et all, 2004).
	 Hasil prosedur studi diagnostik memberikan kontribusi yang penting, bahkan sering
menjadi informasi yang vital bagi kesehatan seseorang. Diagnosa yang tepat dan
keputusan pengobatan, sebagian bergantung pada hasil pemeriksaan studi diagnostik.
Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan studi diagnostik yang akurat sangat dibutuhkan.
Persiapan pasien dan pengambilan spesimen yang benar dan akurat merupakan
persyaratan pokok untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang bermakna dan akurat
(Kemkes RI, 2011).
	Oleh karena itu, kerjasama
Anda sangatlah diperlukan dalam
tim untuk menjamin akurasi hasil
prosedur diagnostik, dalam hal ini
Anda telah melaksanakan peran
advokasi keperawatan pada pasien
yang dilakukan prosedur diagnostik.
Sehubungan dengan hal tersebut
Anda harus memahami tahapan-
tahapan pada studi diagnostic (Kozier
et all, 2004). Berikut akan dipaparkan
3 tahap pada studi diagnostik.
Gambar 2.1 : Advokasi Keperawatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Prosedur studi diagnostik mencakup 3 tahap yaitu: (1) tahap pra instrumentasi, (2)
tahap instrumentasi, (3) tahap pasca instrumentasi (Kee, 1994; Kee, 2002).
a.	 Tahap Pra Instrumentasi
	 Tahap pra instrumentasi (Pra-Uji) adalah tahap sebelum dilakukan prosedur studi
diagnostik.FokusutamatahapPra-Ujiadalahmempersiapkanpasien.Selanjutnyauntuk
memantapkan pemahaman Anda tentang tahap pra-uji ini, cobalah Anda identifikasi
kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji sesuai pengalaman yang
pernah Anda lakukan. Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut!
	 Sekarang cocokan atau bandingkan jawaban Anda dengan beberapa kegiatan
tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji pada uraian berikut ini. Kegiatan tenaga
keperawatan pada tahap pra-uji meliputi:
	 1)	 Pemahaman instruksi dan pengisian formulir studi diagnostik.
Kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji adalah :
1.	………………………………………………………………………………………
2.	………………………………………………………………………………………
3.	………………………………………………………………………………………
4.	..................................................................................................
	 Kegiatan ini perlu Anda perhatikan benar
tentang advis dokter dan dipindahkan ke
dalam formulir pemeriksaan. Hal ini penting
untuk menghindari pengulangan pemeriksaan
yang tidak penting, membantu persiapan
pasien sehingga tidak merugikan pasien dan
menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan
secara lengkap meliputi identitas pasien: nama,
alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data
klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan
kalau diperlukan pengobatan yang sedang
diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat
membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan
khusus dan jangka panjang.
2)	 Pembuatan persetujuan prosedur (inform concent).
	 Sebelum melakukan segala tindakan harus melakukan persetujuan klien
terlebih dahulu dengan membuat informed consent. Hal ini sangat penting karena
sebagai bukti tenaga keperawatan telah memberikan pendidikan kesehatan
yang berhubungan dengan prosedur tindakan, serta bukti persetujuan klien atas
tindakan yang dilakukan.
Gambar 2.2 : Pengisian formulir pemeriksaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
5
3)	 Persiapan pasien: bio, psiko, sosial, kultural, dan spiritual
	 Prosedur studi diagnostik merupakan stresor pada hampir seluruh pasien.
Kondisi stress psikologis akan merubah pola adaptasi dan homeostasis fisik,
sehingga dapat membiaskan hasil akurasi prosedur studi diagnostik. Peran
komunikasi sangatlah penting untuk mencegah kesalahan karena faktor stress
psikologis tersebut. Untuk mendapatkan pola komunikasi yang berdaya guna
maka tenaga keperawatan harus kompeten dalam melakukan pengkajian
keperawatan secara komprehensif. Hasil pengkajian dapat memberikan arah atau
acuan pola pikir tenaga keperawatan dalam merumuskan masalah keperawatan,
membangun pola komunikasi terapieutik, serta melakukan tindakan yang rasional
sesuai kebutuhan pasien yang akan dilakukan prosedur diagnostik. Nah, untuk
keperluan teknis operasional dari persiapan pasien silahkan Anda melanjutkan
membaca pada pembahasan tentang implikasi proses keperawatan pada pasien
yang dilakukan prosedur diagnostik.
4)	 Persiapan alat yang akan digunakan.
Gambar 2.3 : Kegiatan mempersiapkan alat
b.	 Tahap Instrumentasi
	 Tahap Instrumentasi (Intra-Uji) adalah tahap saat dilakukan prosedur studi
diagnostik. Fokus utama tahap Intra-Uji adalah pengumpulan spesimen atau asistensi
pelaksanaan prosedur studi laboratorium atau diagnostik radiologis spesifik.
Selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Anda tentang tahap Intra-Uji ini,
cobalah Anda identifikasi kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-
Uji sesuai pengetahuan atau pengalaman yang pernah Anda ketahui atau lakukan.
Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut!
Kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji adalah :
1.	………………………………………………………………………………………
2.	………………………………………………………………………………………
3.	………………………………………………………………………………………
4.	..................................................................................................
	 Prosedur studi diagnostik dikerjakan
dengan menggunakan peralatan
atau mesin. Tugas Anda berperan
melakukan koordinasi dan pengaturan
peralatan studi diagnostik dengan
tim dan klien dalam persiapan alat.
Dalam mempersiapkan alat yang akan
digunakan selalu memperhatikan advis
dokter sehingga tidak salah persiapan
dan berkesan profesional dalam bekerja
(Kee, 2002).
	 Sekarang cocokan atau bandingkan jawaban Anda dengan beberapa kegiatan
tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji pada uraian berikut ini. Kegiatan tenaga
keperawatan pada tahap Intra-Uji meliputi:
1)	 Prosedur pengambilan sample.
2)	 Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan pewadahan.
3)	 Prosedur transportasi atau pengiriman sampel.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
	 Kegiatan penting dalam tahap Intra-Uji adalah tenaga keperawatan menerapkan
kewaspadaan standar dan teknik steril sesuai tujuan studi diagnostik. Anda dapat
melakukan kewaspadaan standar pada prosedur studi diagnostik dengan cara
mengikuti prinsip yang disajikan di dalam kotak berikut. Selama pelaksanaan prosedur
tenaga keperawatan memberikan dukungan moril atau emosional, dan memonitor
kondisi fisik, seperti tanda-tanda vital, oksimetri atau EKG. Kegiatan akhir pada tahap
ini adalah tenaga keperawatan mengkoordinasikan pewadahan, labeling sampel
sesuai kebutuhan, penyimpanan, dan pengiriman sampel (Kee, 1994).
KEWASPADAAN STANDAR ( TINGKAT I )
-	 Kewaspadaan Standar ini digunakan dalam perawatan pasien dengan memperhatikan
diagnosis penyakit atau kemungkinan status infeksi pasien tersebut. Kewaspadaan
Standar ini merupakan implikasi Universal Precaution dan Isolasi Cairan Tubuh.
-	 Kewaspadaan Standar berlaku untuk: (1) darah, (2) cairan ekskresi dan sekresi tubuh
(kecuali keringat), (3) kulit yang tidak utuh (rusak), (4) membran mukosa
-	 Prosedur digunakan untuk mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme dari sum-
ber yang diketahui dan sumber yang tidak diketahui.
-	 Prosedur Kewaspadaan Standar sebagia berikut:
1.	 Cuci tangan sesudah kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit yang rusak, mem-
bran mukosa, dan peralatan yang terkontaminasi, baik mengenakan sarung tangan
atau tidak mengenakan sarung tangan. Cara sebagai berikut:
a.	 Cuci tangan segera setelah bersentuhan dengan pasien atau melepas sarung
tangan.
b.	Gunakan sabun anti mikroba atau agen antiseptik untuk cuci tangan.
2.	 Gunakan sarung tangan (prinsip bersih) saat kontak dengan darah, cairan tubuh,
kulit yang rusak, membran mukosa, dan peralatan yang terkontaminasi.
a.	 Sarung tangan bersih diperlakukan sebagai alat non-steril (kecuali untuk tujuan
pencegah infeksi silang mikroorganisme harus steril)
b.	Lepaskan sarung tangan sebelum kontak dengan peralatan yang tidak terkon-
taminasi atau steril.
c.	 Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan.
3.	 Gunakan alat pelindung diri (APD), seperti: masker, pelindung mata atau pelindung
wajah dan gaun/celemek untuk menghindari percikan darah, dan cairan tubuh.
a.	 Lepaskan APD dengan prinsip mencegah penyebaran mikroorganisme.
b.	Cuci tangan setelah melepas APD.
2.	 Dekontaminasi peralatan perawatan yang terkotori atau terkomtaminasi darah,
cairan tubuh, kulit yang rusak, membran mukosa, dan benda yang terkontaminasi
	 untuk mencegah penyebaran mikroorganisme ke lingkungan.
a.	 Pastikan peralatan yang dapat digunakan kembali (re-used) bersih dan diproses
ulang dengan baik.
b.	Buang peralatan sekali pakai (disposible) dengan benar.
3.	 Cegah cidera akibat penggunaan peralatan yang tajam, dan letakkan peralatan
tersebut kedalam wadah yang tahan terhadap benda tajam
Catatan: 	Guidelines for Isolation Precaution in Hospital, JS Garner dan Hospital Infection Control
Practices Advisory Commite (HICPAC), 1996 &1997.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
7
keperawatan untuk melakukan evaluasi perkembangan dan memodifikasi asuhan
keperawatan lanjut baik mandiri maupun kolaborasi, sesuai kebutuhan pasien pasca
studi diagnostik. Dokumentasi dan pelaporan akan menjadi hal yang sangat penting
pada tahap ini, karena merupakan manifestasi responsibilitas dan akuntabilitas
profesional tenaga keperawatan (Kee, 1994).
2.	 Implikasi proses keperawatan pada pasien dengan prosedur diagnostik
	 Seperti Anda ketahui, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium merupakan dasar
diagnosa, pengobatan, dan kemajuan dari kondisi suatu penyakit atau status kesehatan,
atau keduanya. Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multifase:
mengidentifikasi kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan, sentral
suplai/permintaan laboratorium, persiapan pemeriksaan fisik dan edukasi pasien dan
keluarga, pengumpulan spesimen, pemberian label dan penyimpanan spesimen, serta
pendidikan kesehatan. Untuk Anda mencapai tujuan praktis, akan dibahas uraian umum
yang lazim dilakukan dalam pemeriksaan studi diagnosis yang berhubungan dengan
nilai-nilai standar, deskripsi, masalah-masalah klinis, prosedur, diagnosa keperawatan,
dan implikasi keperawatan.
NILAI RUJUKAN: Nilai standar laboratorium. Nilai laboratorium (normal) dapat ditemukan
agak berbeda di antara institusi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui nilai-nilai
standar dari laboratorium institusi tempat Anda bekerja (Kee, 1994).
DESKRIPSI: Informasi umum mengenai setiap pemeriksaan laboratorium dan tujuan-
tujuannya, seperti indikasi untuk uji farmakologi obat. Sebagian besar informasi
semacam ini perlu disertakan ketika berdiskusi dengan klien tentang tujuan uji tersebut
(Kee, 1994; Kee, 2002).
TUJUAN: Tujuan umum dicakupkan pula untuk setiap uji laboratorium dan diagnostik. Jika
terdapat lebih dari satu tujuan, hanya satu tujuan yang dipilih, yang dianggap menjadi
tujuan paling umum (Kee, 1994).
MASALAH KLINIS: Wujud penyakit yang dikaitkan dengan penurunan atau peningkatan
hasil uji disajikan dengan mengacu pada penurunan frekuensi kejadian. Obat yang dapat
memengaruhi hasil uji dijelaskan juga, baik berdampak penurunan maupun peningkatan
hasil. Obat yang diketahui diasup oleh klien yang mampu memengaruhi hasil uji, harus
dicantumkan pada formulir permintaan obat (Kee, 1994; Kee, 2002).
c.	 Tahap Pasca Instrumentasi
	 Tahap pasca instrumentasi (Pasca-Uji)
adalah tahap sesudah dilakukan prosedur studi
diagnostik. Fokus utama tahap Pasca-Uji adalah
perawatan pasien sesudah dilakukan prosedur
studi laboratorium atau diagnostik radiologis
dan interprestasi hasil untuk keperluan asuhan
keperawatan. Interprestasi hasil yang akurat
dapat memberikan informasi perkembangan
status kesehatan pasien yang adekuat.
Sehingga akan memberikan arah kepada tenaga
Gambar 2.4 : Pendampingan Pasca Instrumentasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
PROSEDUR: Prosedur merupakan bagian penting pada uji sehingga perawat perlu
mendiskusikannya, setiap langkah demi langkah, bersama dengan klien. Kebanyakan
langkah prosedur uji laboratorium dan diagnostik sama di antara institusi. Penjelasan
atau saran berikut sangat bermanfaat untuk kebanyakan studi diagnostik (Kee, 1994).
a.	 Studi Laboratorium (Kee, 1994; Kee, 2002).
1)	 Ikuti prosedur dan kebijaksanaan institusional.
2)	 Kumpulkan jumlah spesimen yang direkomendasikan (darah, urine, dsb nya).
3)	 Hindari pengambilan darah vena dengan menggunakan lengan atau tangan yang
terdapat jalur IV.
4)	 Cantumkan label secara jelas pada wadah spesimen dengan informasi identitas
pasien.
5)	 Catatdataobatyangsedangdigunakanpasienpadalabelatauformulirpermintaan
studi laboratorium.
6)	 Hindari hemolisis, bila tidak dianjurkan jangan mengocok spesimen darah.
7)	 Pantau penerapan teknik aseptik yang ketat saat mengumpulkan dan menangani
setiap spesimen. Gunakan petunjuk OSHA yang diadopsi oleh setiap institusi
(misal kewaspadaan standar).
8)	 Lakukan pembatasan asupan makanan dan minuman hanya apabila diindikasikan
dalam pemeriksaan laboratorium.
9)	 Kumpulkan spesimen urine 24 jam dengan cara sebagai berikut:
a)	 Untuk urine tampung, minta pasien menampung urine sesuai dengan waktu
yang dianjurkan (misal 24 jam).
Gambar 2.5 : Pengumpulan Spesimen Urine
b)	Untuk urine rutin, minta pasien berkemih
dan urine pertama dibuang, kemudian urine
selanjutnya ditampung pada wadah yang
telah disediakan khusus dari laboratorium.
c)	Anjurkan klien menghindari kontaminasi
spesimen urine dengan kertas toilet atau
dengan feses.
d)	Simpan spesimen urine sesuai keperluan
prosedur studi laboratorium. Penyimpanan
spesimen urine dapat dengan cara mendingikan urine 24 jam dalam lemari
es, atau simpan di antara tumpukan es. Bisa juga dengan menambahkan
zat pengawet atau disimpan pada suhu kamar dan tanpa penambahan zat
pengawet.
e)	 Cantumkan label pada bagian botol penampung urine dengan:	 n a m a
klien, tanggal, dan waktu pengumpulan yang tepat (missal: 21/6/2004 pukul
07.00 sampai 22/6/2004 pukul 07.01).
10)	Cantumkan nama obat dan makanan yang di konsumsi pasien yang dapat
memengaruhi hasil uji.
11)	Apabilamungkin,tundapemberianobatdanmakananyangmungkinmenyebabkan
hasil uji palsu sampai pemeriksaan benar-benar telah selesai dilakukan. Sebelum
menunda pemberian obat, konfirmasi hal ini kepada pemberi layanan kesehatan.
12)	Kirim spesimen ke laboratorium dengan kewaspadaan dan kesesuaian.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
9
b.	 Studi Diagnostik Radiologis (Kee, 1994; Kee, 2002).
1)	 Ikuti prosedur dan kebijaksanaan institusional.
2)	 Buatlah inform concent dan tanda tangani formulir persetujuan tindakan.
3)	 Protokol pembatasan asupan makanan dan minuman kerap dilakukan.
4)	 Protokol penggunaan zat kontras untuk mendapat kewaspadaan dan kesesuaian.
5)	 Protokol pengosongan isi perut untuk diinformasikan kepada pasien secara jelas
dan cegah komplikasi akibat prosedur pengosongan isi perut.
c.	 Faktor-faktor yang memengaruhi hasil studi diagnostic.
a.	 Pengambilan spesimen yang tidak kesesuaian (misal jumlah dan jenis).
b.	 Efek obat dan makanan yang dikonsumsi.
c.	 Pewadahanyangtidakmendapatkesesuaian(misalsterilitas,zataditifataupengawet).
d.	 Cara penyimpanan dan transportasi yang tidak kesesuaian (misal suhu, waktu, jarak
tempuh, goncangan) (Kemkes RI, 2011).
IMPLIKASI KEPERAWATAN
1.	 Pastikan Anda memiliki cukup pengetahuan dan ketrampilan tentang prosedur
studi diagnostik.
2.	 Jelaskan tujuan dan prosedur setiap studi diagnostik kepada pasien dan keluarga.
3.	 Sediakan waktu yang cukup, dan berempatilah pada saat menjawab setiap
pertanyaan yang muncul. Jadilah Anda motivator bagi pasien dan keluarganya.
4.	 Ikuti setiap langkah prosedur yang ditetapkan untuk tiap-tiap studi diagnostik.
5.	 Cantumkan pada label spesimen tentang informasi yang berkaitan dengan pasien.
6.	 Hubungkan temuan studi diagnostik dengan masalah klinis dan obat. Sampaikan
bahwa studi diagnostik ini dapat diulang untuk konfirmasi kecurigaan masalah.
7.	 Laporkan hasil studi diagnostik yang abnormal ke pemberi layanan kesehatan.
8.	 Bandingkan hasil studi diagnostik dengan uji diagnostik lain yang relevan.
9.	 Anjurkan klien mematuhi kontrol ke dokter sebagai langkah tindak lanjut.
10.	 Berikan penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan masalah klinis.
11.	 Perlakuan terhadap uji diagnostik:
a)	Minta klien berkemih sebelum pengobatan atau sebelum uji dilakukan, atau
keduanya.
b)	Untuk pemakaian zat kontras, kaji riwayat alergi tehadap zat iodin atau protein.
c)	 Pantau bila ada reaksi alergi yang parah terhadap zat kontras.
d)	Monitor tanda vital sesuai yang diindikasikan setelah uji selesai dilakukan.
e)	Jika digunakan zat sedatif, anjurkan klien untuk tinggal sampai efek obat
menghilang (Kee, 1994; Kee, 2002; Lemone, 2007).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
3.	 Persiapan keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik.
	 Menurut Lemon & Burke (2007), bahwa persiapan pasien yang benar dan
adekuat dapat memberikan kemudahan pelaksanaan prosedur studi diagnostik
dan meningkatkan akurasi hasil studi diagnostik. Sehingga didapat kesan kepuasan
dari klien sebagai customer pelayanan kesehatan dan berdampak pada peningkatan
kualitas asuhan keperawatan prima. Pada pembahasan ini Anda diharapkan memahami
dan mampu melakukan persiapan pasien yang dilakukan prosedur diagnostik dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.	Pendidikan kesehatan
	 KegiataninisangatlahpentingartinyabagiAndasebagaitenagakeperawatan.Karena
pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan merupakan upaya meningkatkan
pengetahuan klien tentang prosedur studi diagnostik, bertujuan meningkatkan
fungsi kooperatif dan peran aktif klien dalam pelaksanaan prosedur studi diagnostik.
Pendidikan kesehatan yang dapat Anda berikan adalah pengertian, tujuan, masalah
klinis, dan prosedur. Media yang Anda dapat gunakan adalah: leaflet, audio visual, atau
sharing pengalaman nyata pasien yang telah dilakukan studi diagnostik (Kozier et all,
2004).
Penyuluhan : Perawatan Pasien
	 Mempersiapkan pasien untuk Prosedur Studi Diagnostik
•	 Informasikan klien mengenai hal-hal yang diperlu-
kan atau dibatasi (misal kapan dan apa yang boleh
dimakan atau diminum, berapa lama pasien harus
berpuasa).
•	 Informasikan mengenai apa yang mungkin akan
dirasakan klien (misal kemerahan sementara dan
merasa hangat ketika media kontras diinjeksikan).
•	 Tanyakan kepada klien apakah penggambaran
alat-alat yang diperlukan dan dipergunakan, akan
membantu klien mempersiapkan dirinya untuk
menjalani pemeriksaan.
•	 Motivasikan klien mengajukan pertanyaan
atau membicarakan mengenai rasa ce-
mas klien. Cari tahu informasi apa yang
mungkin pernah klien dengar mengenai
pemeriksaan dari orang lain,
•	 Informasikan klien waktu yang diperlukan
untuk memperoleh hasil studi diagnostik.
•	 Dokumentasikan penyuluhan dan respons
klien. Catat alat bantu audio-visual dan
bahan bacaan yang digunakan.
Catatan: A Manual of laboratory and Diagnostic Tests, 6th ed., oleh F. Fschbach. 2000, Philadelphia: Lip-
pincott, dan Nurses’ Quick Reference to Common Laboratory and Diagnostic Test, 3nd ed., oleh
F. Fischbach, 2002, Philadelphia: Llppincott.
b.	Persiapan pasien
1)	Puasa
	 Menghentikan aktivitas makan sebaiknya dilakukan selama 6-8 jam sebelum
dilakukan prosedur studi diagnostik. Karena selama jam tersebut makanan sudah
tercerna sempuran, proses absorbsi dan metabolisme tubuh relatif basal. Dengan
catatan asupan cairan tetap diperhatikan kecukupannya, dengan hanya memberikan
air putih tawar sesuai jumlah yang dianjurkan. Dua jam setelah makan, kira-kira
sebanyak 800 kalori dapat mengakibatkan peningkatan volume plasma. Perubahan
volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam
plasma dan jumlah sel darah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
11
Penyuluhan :	 Perawatan Pasien
		 Tata cara puasa dalam persiapan pemeriksaan laboratorium
1.	Puasa pada malam hari 10 – 12 jam sebelum
pengambilan darah
2.	Selama puasa Anda tidak diperkenankan
makan dan minum kecuali minum air putih
tanpa gula
3.	Anda diperkenankan atau bahkan dianjurkan
minum air putih tanpa gula seperti biasa teru-
tama bila Anda akan melakukan pemeriksaan
yang memerlukan bahan pemeriksaan urine
(air kencing) dengan catatan minuman lain
seperti teh dan kopi meskipun tanpa gula tetap
tidak diperkenankan
4.	Selama puasa malam hari dan setelah ban-
gun tidur sampai dengan pengambilan darah
Anda tidak diperbolehkan melakukan aktivitas
berlebih (contoh: Olah raga, begadang, dan
aktivitas berat lainnya)
5.	Hindari juga merokok dan makan permen karet
karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan
6.	Jangan puasa lebih dari 14 jam
Catatan: Nurses’ Quick Reference to Common Laboratory and Diagnostic Test, 3nd ed., oleh F. Fisch-
bach, 2002, Philadelphia: Llppincott.
2)	Obat
	Penggunaan obat dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan hematologi misalnya: asam
folat, Fe, vitamin B12. Pemberian kortikosteroid
akan menurunkan jumlah eosinofil, pemberian
adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit
dan trombosit. Pemberian transfusi darah
akan mempengaruhi komposisi darah sehingga
menyulitkan pembacaan morfologi sediaan
apus darah tepi maupun penilaian hemostasis.
Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi
hasil pemeriksaan hemostasis. Gambar 2.6 : Kapsul Obat-Obatan
3)	Waktu pengambilan spesimen.
	 Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama
pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih
pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali
ada instruksi dan indikasi khusus atas advis dokter. Selain itu, juga ada pemeriksaan
yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan
memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter
hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi
diurnal yaitu hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi
serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-
100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari
dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
4)	Posisi dan aktivitas pasien.
	 Posisi berdiri atau ambulasi yang baru dilakukan menyebabkan cairan tubuh
berpindah dari ruang vaskular ke jaringan. Hemokonsentrasi vaskular dapat
memengaruhi konsentrasi protein, enzim, albumin, globulin, kolesterol, trigliserida,
kalsium, dan zat besi. Diperlukan waktu 20-30 menit agar kadar cairan kembali
mencapai equilibrium. Anjurkan pasien untuk dudak melakukan aktivitas atau
latihan berat sebelum pengumpulan spesimen karena dapat menyebabkan temuan
palsu (misal uji enzim).
5)	Pewadahan (tabung pengumpulan).
	 Tabung pengumpulan dengan penutup berkode warna memberikan indikasi
mengenai penambahan zat aditif di dalam tabung tersebut. Penambahan zat aditif
bisa berupa antikoagulan, seperti oksalat, sitrat, ethylene diamine tetraacetic acid
(EDTA), dan heparin. Spesimen serum darah dapat diambil dari tabung bertutup-
merah, karena tidak mengandung zat aditif.
Tabel: Pengelompokan studi laboratorium dan tabung bertutup warna
Warna tutup
Tabung
Zat Aditif Jenis
Identifikasi
Studi Laboratorium
Merah Tidak ada penam-
bahan zat aditif
Serum
(Sampel darah da-
lam kondisi beku)
pemeriksaan kimiawi (elektrolit, pro-
tein, enzim, lipid, hormon), peman-
tauan obat metode RIA (radioimmu-
noassay), serologi, serta bank darah.
Hindari hemolisis
Lembayung EDTA Plasma dan darah uji hematologik (hitung darah lengkap
(CBC), hitung trombosit)
Hijau HEPARIN Plasma uji gas darah arteri (ABG), Lupus
Eritematosus (LE), kadar hormon dan
elektrolit
Biru SITRAT Plasma uji koagulasi (masa protrombin (PT),
masa tromboplastin parsial teraktiva-
si (APTT), masa tromboplastin par-
sial(PTT), serta kadar hemoglobin.
Abu-abu NATRIUM FLOR-
IDA
Plasma Uji kadar glukosa.
Zat aditif ini bertujuan mencegah
glikolisis sehingga mampu memper-
tahankan konsentrasi glukosa seperti
masih di dalam tubuh.
Catatan: Kee, J. L., 1994. Handbook of Laboratory and Diagnostic Test With Nursing Implication. 2nd
ed. s.l.:Appleton & Lange.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
13
4.	 Perawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik.
	 Anda telah mengetahui dan memahami prosedur studi diagnostik, dimana pada
pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik mengalami manipulasi perlakuan
dan tindakan invasive. Apa contohnya? Misalnya penusukan jarum ke vena atau arteri,
penggunaan zat kontras, obat sedatif, memasukkan alat endoskopi kedalam organ,
perlukaan jaringan karena biopsi, dan masih banyak lagi contoh yang Anda bisa ketahui
bila Anda berkunjung ke rumah sakit. Semua perlakuan di atas dapat menyebabkan
stress fisik dan psikis. Demikian juga dengan
menunggu waktu jadinya hasil pemeriksaan
studi diagnostik, pasien dan keluarganya
akan mengalami cemas akan hasil status
kesehatan pasien, serta perubahan pola
hidup dan kesejahteraan klien.
	 Permasalahan kritis yang terjadi harus
segera mendapat penyelesaian dengan
tujuan mencegah memburuknya status
kesehatan pasien dampak stress fisik dan
psikis. Kontribusi tenaga keperawatan Gambar 2.7 : Penusukan Jarum ke Vena
sangat berarti untuk mencegah dan memulihkan stress fisik dan psikis tersebut dengan
memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Anda pasti
masih mengingat bahwa proses keperawatan merupakan metode perencanaan dan
pemberian asuhan keperawatan yang rasional dan sistimatis berdasarkan kebutuhan
individu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi status kesehatan dan masalah
kesehatan aktual, risiko atau kemungkinan, menyusun rencana guna memenuhi
kebutuhan dan memberikan intervensi keperawatan sesuai kebutuhan pasien dan
keluarga. Pada prinsipnya Anda melakukan asuhan keperawatan holistik: bio, psiko,
sosial, kultural, spiritual, dan komprehensif, menggunakan pendekatan metode proses
keperawatan (Kozier et all, 2004; Lemone, 2007).
Menurut Kee L Joyce (1994, 2002) diagnosa keperawatan yang dapat berhubungan
dengan hampir semua atau seluruh pemeriksaan studi diagnostik adalah:
1.	Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur studi diagnostik dan perawatan
pasca studi diagnostik.
2.	Ketidakpatuhan pada program prosaedur studi diagnostik berhubungan dengan
informasi yang tidak adekuat mengenai prosedur studi diagnostik.
3.	Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan prosedur studi diagnostik
dan masalah kesehatan.
4.	Cemas berhubungan dengan kemungkinan hasil studi diagnostik positif.
5.	Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan hasil studi diagnostik dan
proses penyakit.
6.	Perubahan proses keluarga berhubungan dengan masalah kesehatan sekunder
prosedur studi diagnostik.
7.	Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan kesehatan sekunder
prosedur studi diagnostik.
8.	Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan sistem barier mukosa sekunder
prosedur studi diagnostik invasif.
9.	Risiko tinggi injuri berhubungan dengan kerentanan integritas kulit atau mukosa
sekunder prosedur studi diagnostik invasif.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
10.	Risiko tinggi defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan tindakan enema atau
lavage abdomen sekunder prosedur studi diagnostik.
11.	Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan sekunder prosedur studi
diagnostik invasif.
Coba Anda tuliskan di dalam kolom berikut, masalah atau diagnosa keperawatan yang
Anda pernah temukan saat merawat pasien pada pasca prosedur studi diagnostik.
Diagnosa keperawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik adalah:
1..............................................................................................................................
2..............................................................................................................................
3..............................................................................................................................
4..............................................................................................................................
5..............................................................................................................................
6..............................................................................................................................
Bila masih banyak diagnosa keperawatan yang Anda temukan, silahkan Anda men-
gambil secarik kertas untuk menuliskan dan tempelkan pada modul ini sebagai
karya Anda, untuk menambah pengetahuan sejawat dalam perawatan pasien.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
15
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegitan Belajar 2 dari Modul 1 tentang Persiapan
dan Perawatan Pasien dengan Prosedur Studi Diagnostik. Dengan demikian, Anda telah
menguasai kompetensi melakukan persiapan dan perawatan pasien yang dilakukan
prosedur studi diagnostik. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam kegiatan
belajar 2 dari modul-1 mata kuliah studi diagnostik dalam praktik keperawatan adalah
sebagai berikut:
1.	 Prosedur studi diagnostik ada 3 tahap yaitu: (1) tahap pra instrumentasi (Pra-Uji), (2)
tahap instrumentasi (Intra-Uji), (3) tahap pasca instrumentasi (Pasca-Uji).
2.	 Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji meliputi:
a.	Pemahaman instruksi dan pengisian formulir studi diagnostik.
b.	Pembuatan persetujuan prosedur (inform concent).
c.	Persiapan pasien: bio, psiko, sosial, kultural, dan spiritual.
d.	Persiapan alat yang akan digunakan.
3.	 Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji meliputi:
a.	Prosedur pengambilan sample.
b.	Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan pewadahan.
c.	Prosedur transportasi atau pengiriman sampel.
Pada tahap ini penting menerapkan kewaspadaan standar dan teknik steril
4.	 Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pasca-Uji meliputi:
a.	Interprestasi hasil studi diagnosis untuk keperluan asuhan keperawatan.
b.	Perawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik.
c.	Dokumentasi dan pelaporan keperawatan.
5.	 Implikasi proses keperawatan pada pasien dengan prosedur diagnostik adalah: nilai-
nilai standar, deskripsi, masalah-masalah klinis, prosedur, diagnosa keperawatan,
dan implikasi keperawatan.
6.	 Persiapan keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a.	Pendidikan atau promosi kesehatan
b.	Persiapan pasien: puasa, obat dan makanan yang dikonsumsi, waktu pengembilan
spesimen, posisi dan aktivitas pasien, pewadahan.
7.	 Perawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik dengan cara melakukan
prinsip asuhan keperawatan holistik, yaitu: bio, psiko, sosial, kultural, spiritual, dan
komprehensif, menggunakan pendekatan metode proses keperawatan.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
1.	Seorang perempuan umur 30 tahun
dengan diagnosa medis tumor paru,
akan dilakukan prosedur diagnostik
biopsi jaringan. Pasien mengatakan
cemas dan takut kalau organ parunya
nanti berlubang. Pada tahap apa Anda
melakukan eksplorasi atau penggalian
perasaan takut dan cemas pasien
adalah ....
A.	Tahap Pra-Uji karena data tersebut
perlu dicantumkan di formulir
pemeriksaan.
B.	 Tahap Intra-Uji karena data tersebut
berpengaruh pada tanda vital
C.	Tahap Pra-Uji karena data tersebut
untuk mempersiapkan fisik dan
mental pasien.
D.	Tahap Pasca-Uji karena data
tersebut berguna untuk memenuhi
kebutuhan tidur pasien sesudah
dilakukan prosedur studi diagnostik.
2.	Seorang laki-laki umur 35 tahun hasil
pemeriksaan HIV rapid tes positif,
dilakukan prosedur studi diagnostik
Analisa Gas Darah Arteri. Langkah
utama yang menjadi perhatian Anda
adalah ........
A.	Mempelajari penyakit HIV karena
pengetahuan meningkatkan
ketrampilan tindakan.
B.	Menyiapkan wadah yang bertutup
warna hijau karena mengandung
heparin.
C.	Menerapkan kewaspadaan standar
karena HIV menular melalui darah.
D.	Menentukan diagnosa keperawatan
karena penting untuk memeberikan
asuhan sesuai kebutuhan pasien.
3.	Seorang laki-laki umur 35 tahun hasil
pemeriksaan HIV rapid tes positif,
dilakukan prosedur studi diagnostik
Analisa Gas Darah Arteri. Langkah
utama yang menjadi perhatian Anda
setelah melakukan pengambilan darah
pasien tersebut adalah ........
A.	 Melakukan dekontaminasi peralatan
keperawatan karena HIV penyakit
menular.
B.	Mengirim segera spesimen darah ke
laboratorium, karena darah mudah
membeku.
C.	Mendokumentasikan prosedur
pengambilan darah arteri untuk
analisa gas darah.
D.	Melakukan penekanan pada lokasi
pengambilan darah arteri pasien
selama 10 menit.
4.	Seorang perempuan umur 25 tahun
mengeluh ada benjolan pada payudara,
advis dokter dilakukan studi diagnostik
mamografi. Implikasi keperawatan
dengan pendekatan prinsip etik dan
legal praktik keperawatan. Perilaku yang
Anda lakukan dalam mempersiapkan
pasien tersebut adalah ……..
A.	Mempelajari penyakit tumor
payudara dan prosedur mamografi.
B.	Menjelaskan tujuan dan prosedur
mamografi kepada pasien dan
keluarganya.
C.	 Mengikuti setiap langkah prosedur
mamografi secara sistimatis
4.	 Mengembangkan rasa simpati bagi
pasien dan keluarganya.
Evaluasi
Formatif
	 Apakah Anda ingin mengukur penguasaan pengetahuan dan pemahaman Anda
tentang persiapan dan perawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik? Saya
yakin ya... Silahkan Anda jawab pertanyaan-pertanyaan dalam test formatif berikut:
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
17
Tugas
Mandiri
5.	Persiapan pasien yang benar dan
adekuat dapat memberikan kemudahan
pelaksanaan prosedur studi diagnostik
dan meningkatkan akurasi hasil studi
diagnostik. Perilaku mana yang Anda
lakukan dalam persiapan pasien yang
dilakukan studi diagnostik adalah .........
A.	 “Ibu mulai jam 10.00 malam sampai
jam6pagitidakbolehmakanapapun
kecuali minum air putih tawar.”
B.	“Saya akan menjawab pertanyaan
Bapak sesuai kewenangan dan
pengetahuan saya.”
C.	 “Apa ada yang bisa saya bantu untuk
mengatasi rasa cemas Ibu ?“
D.	“Maaf saya harus mengakhiri
perbincangan ini, karena saya harus
melakukan injeksi pasien kamar 2.”
Selanjutnya Apakah Anda ingin menjadi pengelola ruang rawat yang handal berwawasan
ilmiah? Silahkan Anda menuangkan ide dan pola pikir ilmiah untuk menyelesaikan tugas
mandiri berikut, tuliskan jawaban Anda pada secarik kertas kemudian lekatkan pada
modul ini, sebagai karya pikir ilmiah Anda mahasiswa PPJJ Perdidikan Tinggi Kesehatan.
Situasi
Seorang pasien laki-laki umur 20 tahun
dengan diagnosa medis suspek tumor paru
dan akan dilakukan bronkoskopi, pasien
dan keluarga sering bertanya pemeriksaan
akandilakukanjamberapadanberapalama
waktu yang digunakan pemeriksaan. Anda
sedang jaga malam, apa yang akan Anda
lakukan bila Anda mendapat pendelegasian
tugas tersebut! Jelaskan menggunakan
pendekatan implikasi proses keperawatan
pada pasien yang dilakukan prosedur studi
diagnostik, dan kewaspadaan standar.
Gambar 2.8 : Bronskopi Serat Optik Lentur (BSOL)
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Pradasary
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarRiska Ramadhana
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
Diagnosa Kehamilan
Diagnosa KehamilanDiagnosa Kehamilan
Diagnosa KehamilanMelly anti
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6tristyanto
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLChiyapuri
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidananpjj_kemenkes
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidananpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
 
askeb abortus imminens
askeb abortus imminensaskeb abortus imminens
askeb abortus imminens
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Diagnosa Kehamilan
Diagnosa KehamilanDiagnosa Kehamilan
Diagnosa Kehamilan
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 

Similar to DIAGNOSTIK

Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatanTindakan keperawatan
Tindakan keperawatanpjj_kemenkes
 
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan pjj_kemenkes
 
Standar Praktik Keperawatan
Standar Praktik KeperawatanStandar Praktik Keperawatan
Standar Praktik Keperawatanpjj_kemenkes
 
Standar Praktik Keperawatan
Standar Praktik KeperawatanStandar Praktik Keperawatan
Standar Praktik Keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanpjj_kemenkes
 
Prosedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGTProsedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGTpjj_kemenkes
 
KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4pjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananKb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananpjj_kemenkes
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)pjj_kemenkes
 
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...pjj_kemenkes
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluargapjj_kemenkes
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluargapjj_kemenkes
 

Similar to DIAGNOSTIK (20)

Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatanTindakan keperawatan
Tindakan keperawatan
 
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan
 
Standar Praktik Keperawatan
Standar Praktik KeperawatanStandar Praktik Keperawatan
Standar Praktik Keperawatan
 
Standar Praktik Keperawatan
Standar Praktik KeperawatanStandar Praktik Keperawatan
Standar Praktik Keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
 
Prosedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGTProsedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGT
 
KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4KDK III Modul 3 Kb 4
KDK III Modul 3 Kb 4
 
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananKb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
 
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

DIAGNOSTIK

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 STUDI DIAGNOSTIK Dwi Adji Norontoko PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PROSEDUR STUDI DIAGNOSTIK SEMESTER - 2 MODUL 1 KEGIATAN BELAJAR 2 PASIEN DENGAN PROSEDUR STUDI DIAGNOSTIK ETIK DAN LEGAL PRAKTIK KEPERAWATAN
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Kegiatan Belajar 2 Persiapan dan Perawatan Pasien dengan Prosedur Studi Diagnostik Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus I. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini Anda diharapkan mampu melakukan persiapan dan perawatan pasien yang dilakukan berbagai jenis prosedur studi diagnostik. Pokok - Pokok Materi Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2 ini Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan tahap prosedur studi diagnostik. 2. Menjelaskan persiapan keperawatan pasien sebelum (pra) dilakukan berbagai jenis prosedur studi diagnostik. 3. Menjelaskan perawatan pasien sesudah (pasca) dilakukan berbagai jenis prosedur studi diagnostik. 4. Memahami persiapan keperawatan pasien pra dan perawatan pasca prosedur dari berbagai jenis studi diagnostik. 5. Menganalisa kebutuhan pasien pra dan pasca prosedur studi diagnostik dengan pendekatan proses keperawatan. 6. Melakukan persiapan dan perawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik. 1. Tahapan prosedur studi diagnostik. 2. Implikasiproses keperawatanpada pasien yang dilakukan prosedur diagnostik. 3. Persiapankeperawatanpasienyangdilakukanprosedurpemeriksaanlaboratorium. 4. Persiapan keperawatan pasien yang dilakukan prosedur diagnostik radiologi. 5. Perawatan pasien pasca prosedur pemeriksaan laboratorium. 6. Perawatan pasien pasca prosedur diagnostik radiologi.
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 3 Uraian Materi “Pernahkah Anda merasa takut ketika harus melakukan pemeriksaan laboratorium? Tidak jarang Anda menjadi cemas dan panik saat dilakukan pemeriksaan laboratorium. Alasannya pun bermacam-macam, karena takut akan rasa sakit saat jarum ditusukkan ketubuh, takut tertular penyakit, takut kehilangan banyak darah, dan lain sebagainya”. Gambar : Pembesaran Sel Darah Merah 1. Tahapan studi diagnostik Seperti Anda ketahui prosedur studi diagnostik dapat dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Kesehatan, atau Pusat studi diagnostik khusus, di rumah, ditempat kerja, pusat-pusat perbelanjaan. “Apakah Anda pernah mengetahui pasien dilakukan pemeriksaan ulang foto polos abdomen, dikarenakan pengosongan isi perut yang tidak bersih? Sehingga hasil pemeriksaan relative kurang akurat untuk menggambarkan status kesehatan pasien”. Hal tersebut dapat Anda cegah dengan upaya memberikan pengetahuan tentang tahap-tahap yang harus diikuti pada proses studi diagnostik. Uraian berikut dapat memberikan pemahaman kepada Anda tentang tahapan dalam prosedur studi diagnostik. Prosedur studi diagnosis dalam praktik keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara tim. Sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnosis tenaga keperawatan melakukan fungsi kolaboratif (Kozier, et all, 2004). Hasil prosedur studi diagnostik memberikan kontribusi yang penting, bahkan sering menjadi informasi yang vital bagi kesehatan seseorang. Diagnosa yang tepat dan keputusan pengobatan, sebagian bergantung pada hasil pemeriksaan studi diagnostik. Oleh sebab itu, hasil pemeriksaan studi diagnostik yang akurat sangat dibutuhkan. Persiapan pasien dan pengambilan spesimen yang benar dan akurat merupakan persyaratan pokok untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang bermakna dan akurat (Kemkes RI, 2011). Oleh karena itu, kerjasama Anda sangatlah diperlukan dalam tim untuk menjamin akurasi hasil prosedur diagnostik, dalam hal ini Anda telah melaksanakan peran advokasi keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur diagnostik. Sehubungan dengan hal tersebut Anda harus memahami tahapan- tahapan pada studi diagnostic (Kozier et all, 2004). Berikut akan dipaparkan 3 tahap pada studi diagnostik. Gambar 2.1 : Advokasi Keperawatan
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Prosedur studi diagnostik mencakup 3 tahap yaitu: (1) tahap pra instrumentasi, (2) tahap instrumentasi, (3) tahap pasca instrumentasi (Kee, 1994; Kee, 2002). a. Tahap Pra Instrumentasi Tahap pra instrumentasi (Pra-Uji) adalah tahap sebelum dilakukan prosedur studi diagnostik.FokusutamatahapPra-Ujiadalahmempersiapkanpasien.Selanjutnyauntuk memantapkan pemahaman Anda tentang tahap pra-uji ini, cobalah Anda identifikasi kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji sesuai pengalaman yang pernah Anda lakukan. Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut! Sekarang cocokan atau bandingkan jawaban Anda dengan beberapa kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji pada uraian berikut ini. Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap pra-uji meliputi: 1) Pemahaman instruksi dan pengisian formulir studi diagnostik. Kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji adalah : 1. ……………………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………………………… 4. .................................................................................................. Kegiatan ini perlu Anda perhatikan benar tentang advis dokter dan dipindahkan ke dalam formulir pemeriksaan. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang. 2) Pembuatan persetujuan prosedur (inform concent). Sebelum melakukan segala tindakan harus melakukan persetujuan klien terlebih dahulu dengan membuat informed consent. Hal ini sangat penting karena sebagai bukti tenaga keperawatan telah memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan prosedur tindakan, serta bukti persetujuan klien atas tindakan yang dilakukan. Gambar 2.2 : Pengisian formulir pemeriksaan
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 5 3) Persiapan pasien: bio, psiko, sosial, kultural, dan spiritual Prosedur studi diagnostik merupakan stresor pada hampir seluruh pasien. Kondisi stress psikologis akan merubah pola adaptasi dan homeostasis fisik, sehingga dapat membiaskan hasil akurasi prosedur studi diagnostik. Peran komunikasi sangatlah penting untuk mencegah kesalahan karena faktor stress psikologis tersebut. Untuk mendapatkan pola komunikasi yang berdaya guna maka tenaga keperawatan harus kompeten dalam melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif. Hasil pengkajian dapat memberikan arah atau acuan pola pikir tenaga keperawatan dalam merumuskan masalah keperawatan, membangun pola komunikasi terapieutik, serta melakukan tindakan yang rasional sesuai kebutuhan pasien yang akan dilakukan prosedur diagnostik. Nah, untuk keperluan teknis operasional dari persiapan pasien silahkan Anda melanjutkan membaca pada pembahasan tentang implikasi proses keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur diagnostik. 4) Persiapan alat yang akan digunakan. Gambar 2.3 : Kegiatan mempersiapkan alat b. Tahap Instrumentasi Tahap Instrumentasi (Intra-Uji) adalah tahap saat dilakukan prosedur studi diagnostik. Fokus utama tahap Intra-Uji adalah pengumpulan spesimen atau asistensi pelaksanaan prosedur studi laboratorium atau diagnostik radiologis spesifik. Selanjutnya untuk memantapkan pemahaman Anda tentang tahap Intra-Uji ini, cobalah Anda identifikasi kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra- Uji sesuai pengetahuan atau pengalaman yang pernah Anda ketahui atau lakukan. Tuliskan jawaban Anda pada kolom berikut! Kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji adalah : 1. ……………………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………………………… 4. .................................................................................................. Prosedur studi diagnostik dikerjakan dengan menggunakan peralatan atau mesin. Tugas Anda berperan melakukan koordinasi dan pengaturan peralatan studi diagnostik dengan tim dan klien dalam persiapan alat. Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu memperhatikan advis dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja (Kee, 2002). Sekarang cocokan atau bandingkan jawaban Anda dengan beberapa kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji pada uraian berikut ini. Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji meliputi: 1) Prosedur pengambilan sample. 2) Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan pewadahan. 3) Prosedur transportasi atau pengiriman sampel.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Kegiatan penting dalam tahap Intra-Uji adalah tenaga keperawatan menerapkan kewaspadaan standar dan teknik steril sesuai tujuan studi diagnostik. Anda dapat melakukan kewaspadaan standar pada prosedur studi diagnostik dengan cara mengikuti prinsip yang disajikan di dalam kotak berikut. Selama pelaksanaan prosedur tenaga keperawatan memberikan dukungan moril atau emosional, dan memonitor kondisi fisik, seperti tanda-tanda vital, oksimetri atau EKG. Kegiatan akhir pada tahap ini adalah tenaga keperawatan mengkoordinasikan pewadahan, labeling sampel sesuai kebutuhan, penyimpanan, dan pengiriman sampel (Kee, 1994). KEWASPADAAN STANDAR ( TINGKAT I ) - Kewaspadaan Standar ini digunakan dalam perawatan pasien dengan memperhatikan diagnosis penyakit atau kemungkinan status infeksi pasien tersebut. Kewaspadaan Standar ini merupakan implikasi Universal Precaution dan Isolasi Cairan Tubuh. - Kewaspadaan Standar berlaku untuk: (1) darah, (2) cairan ekskresi dan sekresi tubuh (kecuali keringat), (3) kulit yang tidak utuh (rusak), (4) membran mukosa - Prosedur digunakan untuk mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme dari sum- ber yang diketahui dan sumber yang tidak diketahui. - Prosedur Kewaspadaan Standar sebagia berikut: 1. Cuci tangan sesudah kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit yang rusak, mem- bran mukosa, dan peralatan yang terkontaminasi, baik mengenakan sarung tangan atau tidak mengenakan sarung tangan. Cara sebagai berikut: a. Cuci tangan segera setelah bersentuhan dengan pasien atau melepas sarung tangan. b. Gunakan sabun anti mikroba atau agen antiseptik untuk cuci tangan. 2. Gunakan sarung tangan (prinsip bersih) saat kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit yang rusak, membran mukosa, dan peralatan yang terkontaminasi. a. Sarung tangan bersih diperlakukan sebagai alat non-steril (kecuali untuk tujuan pencegah infeksi silang mikroorganisme harus steril) b. Lepaskan sarung tangan sebelum kontak dengan peralatan yang tidak terkon- taminasi atau steril. c. Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan. 3. Gunakan alat pelindung diri (APD), seperti: masker, pelindung mata atau pelindung wajah dan gaun/celemek untuk menghindari percikan darah, dan cairan tubuh. a. Lepaskan APD dengan prinsip mencegah penyebaran mikroorganisme. b. Cuci tangan setelah melepas APD. 2. Dekontaminasi peralatan perawatan yang terkotori atau terkomtaminasi darah, cairan tubuh, kulit yang rusak, membran mukosa, dan benda yang terkontaminasi untuk mencegah penyebaran mikroorganisme ke lingkungan. a. Pastikan peralatan yang dapat digunakan kembali (re-used) bersih dan diproses ulang dengan baik. b. Buang peralatan sekali pakai (disposible) dengan benar. 3. Cegah cidera akibat penggunaan peralatan yang tajam, dan letakkan peralatan tersebut kedalam wadah yang tahan terhadap benda tajam Catatan: Guidelines for Isolation Precaution in Hospital, JS Garner dan Hospital Infection Control Practices Advisory Commite (HICPAC), 1996 &1997.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 7 keperawatan untuk melakukan evaluasi perkembangan dan memodifikasi asuhan keperawatan lanjut baik mandiri maupun kolaborasi, sesuai kebutuhan pasien pasca studi diagnostik. Dokumentasi dan pelaporan akan menjadi hal yang sangat penting pada tahap ini, karena merupakan manifestasi responsibilitas dan akuntabilitas profesional tenaga keperawatan (Kee, 1994). 2. Implikasi proses keperawatan pada pasien dengan prosedur diagnostik Seperti Anda ketahui, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium merupakan dasar diagnosa, pengobatan, dan kemajuan dari kondisi suatu penyakit atau status kesehatan, atau keduanya. Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multifase: mengidentifikasi kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan, sentral suplai/permintaan laboratorium, persiapan pemeriksaan fisik dan edukasi pasien dan keluarga, pengumpulan spesimen, pemberian label dan penyimpanan spesimen, serta pendidikan kesehatan. Untuk Anda mencapai tujuan praktis, akan dibahas uraian umum yang lazim dilakukan dalam pemeriksaan studi diagnosis yang berhubungan dengan nilai-nilai standar, deskripsi, masalah-masalah klinis, prosedur, diagnosa keperawatan, dan implikasi keperawatan. NILAI RUJUKAN: Nilai standar laboratorium. Nilai laboratorium (normal) dapat ditemukan agak berbeda di antara institusi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui nilai-nilai standar dari laboratorium institusi tempat Anda bekerja (Kee, 1994). DESKRIPSI: Informasi umum mengenai setiap pemeriksaan laboratorium dan tujuan- tujuannya, seperti indikasi untuk uji farmakologi obat. Sebagian besar informasi semacam ini perlu disertakan ketika berdiskusi dengan klien tentang tujuan uji tersebut (Kee, 1994; Kee, 2002). TUJUAN: Tujuan umum dicakupkan pula untuk setiap uji laboratorium dan diagnostik. Jika terdapat lebih dari satu tujuan, hanya satu tujuan yang dipilih, yang dianggap menjadi tujuan paling umum (Kee, 1994). MASALAH KLINIS: Wujud penyakit yang dikaitkan dengan penurunan atau peningkatan hasil uji disajikan dengan mengacu pada penurunan frekuensi kejadian. Obat yang dapat memengaruhi hasil uji dijelaskan juga, baik berdampak penurunan maupun peningkatan hasil. Obat yang diketahui diasup oleh klien yang mampu memengaruhi hasil uji, harus dicantumkan pada formulir permintaan obat (Kee, 1994; Kee, 2002). c. Tahap Pasca Instrumentasi Tahap pasca instrumentasi (Pasca-Uji) adalah tahap sesudah dilakukan prosedur studi diagnostik. Fokus utama tahap Pasca-Uji adalah perawatan pasien sesudah dilakukan prosedur studi laboratorium atau diagnostik radiologis dan interprestasi hasil untuk keperluan asuhan keperawatan. Interprestasi hasil yang akurat dapat memberikan informasi perkembangan status kesehatan pasien yang adekuat. Sehingga akan memberikan arah kepada tenaga Gambar 2.4 : Pendampingan Pasca Instrumentasi
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 PROSEDUR: Prosedur merupakan bagian penting pada uji sehingga perawat perlu mendiskusikannya, setiap langkah demi langkah, bersama dengan klien. Kebanyakan langkah prosedur uji laboratorium dan diagnostik sama di antara institusi. Penjelasan atau saran berikut sangat bermanfaat untuk kebanyakan studi diagnostik (Kee, 1994). a. Studi Laboratorium (Kee, 1994; Kee, 2002). 1) Ikuti prosedur dan kebijaksanaan institusional. 2) Kumpulkan jumlah spesimen yang direkomendasikan (darah, urine, dsb nya). 3) Hindari pengambilan darah vena dengan menggunakan lengan atau tangan yang terdapat jalur IV. 4) Cantumkan label secara jelas pada wadah spesimen dengan informasi identitas pasien. 5) Catatdataobatyangsedangdigunakanpasienpadalabelatauformulirpermintaan studi laboratorium. 6) Hindari hemolisis, bila tidak dianjurkan jangan mengocok spesimen darah. 7) Pantau penerapan teknik aseptik yang ketat saat mengumpulkan dan menangani setiap spesimen. Gunakan petunjuk OSHA yang diadopsi oleh setiap institusi (misal kewaspadaan standar). 8) Lakukan pembatasan asupan makanan dan minuman hanya apabila diindikasikan dalam pemeriksaan laboratorium. 9) Kumpulkan spesimen urine 24 jam dengan cara sebagai berikut: a) Untuk urine tampung, minta pasien menampung urine sesuai dengan waktu yang dianjurkan (misal 24 jam). Gambar 2.5 : Pengumpulan Spesimen Urine b) Untuk urine rutin, minta pasien berkemih dan urine pertama dibuang, kemudian urine selanjutnya ditampung pada wadah yang telah disediakan khusus dari laboratorium. c) Anjurkan klien menghindari kontaminasi spesimen urine dengan kertas toilet atau dengan feses. d) Simpan spesimen urine sesuai keperluan prosedur studi laboratorium. Penyimpanan spesimen urine dapat dengan cara mendingikan urine 24 jam dalam lemari es, atau simpan di antara tumpukan es. Bisa juga dengan menambahkan zat pengawet atau disimpan pada suhu kamar dan tanpa penambahan zat pengawet. e) Cantumkan label pada bagian botol penampung urine dengan: n a m a klien, tanggal, dan waktu pengumpulan yang tepat (missal: 21/6/2004 pukul 07.00 sampai 22/6/2004 pukul 07.01). 10) Cantumkan nama obat dan makanan yang di konsumsi pasien yang dapat memengaruhi hasil uji. 11) Apabilamungkin,tundapemberianobatdanmakananyangmungkinmenyebabkan hasil uji palsu sampai pemeriksaan benar-benar telah selesai dilakukan. Sebelum menunda pemberian obat, konfirmasi hal ini kepada pemberi layanan kesehatan. 12) Kirim spesimen ke laboratorium dengan kewaspadaan dan kesesuaian.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 9 b. Studi Diagnostik Radiologis (Kee, 1994; Kee, 2002). 1) Ikuti prosedur dan kebijaksanaan institusional. 2) Buatlah inform concent dan tanda tangani formulir persetujuan tindakan. 3) Protokol pembatasan asupan makanan dan minuman kerap dilakukan. 4) Protokol penggunaan zat kontras untuk mendapat kewaspadaan dan kesesuaian. 5) Protokol pengosongan isi perut untuk diinformasikan kepada pasien secara jelas dan cegah komplikasi akibat prosedur pengosongan isi perut. c. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil studi diagnostic. a. Pengambilan spesimen yang tidak kesesuaian (misal jumlah dan jenis). b. Efek obat dan makanan yang dikonsumsi. c. Pewadahanyangtidakmendapatkesesuaian(misalsterilitas,zataditifataupengawet). d. Cara penyimpanan dan transportasi yang tidak kesesuaian (misal suhu, waktu, jarak tempuh, goncangan) (Kemkes RI, 2011). IMPLIKASI KEPERAWATAN 1. Pastikan Anda memiliki cukup pengetahuan dan ketrampilan tentang prosedur studi diagnostik. 2. Jelaskan tujuan dan prosedur setiap studi diagnostik kepada pasien dan keluarga. 3. Sediakan waktu yang cukup, dan berempatilah pada saat menjawab setiap pertanyaan yang muncul. Jadilah Anda motivator bagi pasien dan keluarganya. 4. Ikuti setiap langkah prosedur yang ditetapkan untuk tiap-tiap studi diagnostik. 5. Cantumkan pada label spesimen tentang informasi yang berkaitan dengan pasien. 6. Hubungkan temuan studi diagnostik dengan masalah klinis dan obat. Sampaikan bahwa studi diagnostik ini dapat diulang untuk konfirmasi kecurigaan masalah. 7. Laporkan hasil studi diagnostik yang abnormal ke pemberi layanan kesehatan. 8. Bandingkan hasil studi diagnostik dengan uji diagnostik lain yang relevan. 9. Anjurkan klien mematuhi kontrol ke dokter sebagai langkah tindak lanjut. 10. Berikan penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan masalah klinis. 11. Perlakuan terhadap uji diagnostik: a) Minta klien berkemih sebelum pengobatan atau sebelum uji dilakukan, atau keduanya. b) Untuk pemakaian zat kontras, kaji riwayat alergi tehadap zat iodin atau protein. c) Pantau bila ada reaksi alergi yang parah terhadap zat kontras. d) Monitor tanda vital sesuai yang diindikasikan setelah uji selesai dilakukan. e) Jika digunakan zat sedatif, anjurkan klien untuk tinggal sampai efek obat menghilang (Kee, 1994; Kee, 2002; Lemone, 2007).
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 3. Persiapan keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Menurut Lemon & Burke (2007), bahwa persiapan pasien yang benar dan adekuat dapat memberikan kemudahan pelaksanaan prosedur studi diagnostik dan meningkatkan akurasi hasil studi diagnostik. Sehingga didapat kesan kepuasan dari klien sebagai customer pelayanan kesehatan dan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan prima. Pada pembahasan ini Anda diharapkan memahami dan mampu melakukan persiapan pasien yang dilakukan prosedur diagnostik dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pendidikan kesehatan KegiataninisangatlahpentingartinyabagiAndasebagaitenagakeperawatan.Karena pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan merupakan upaya meningkatkan pengetahuan klien tentang prosedur studi diagnostik, bertujuan meningkatkan fungsi kooperatif dan peran aktif klien dalam pelaksanaan prosedur studi diagnostik. Pendidikan kesehatan yang dapat Anda berikan adalah pengertian, tujuan, masalah klinis, dan prosedur. Media yang Anda dapat gunakan adalah: leaflet, audio visual, atau sharing pengalaman nyata pasien yang telah dilakukan studi diagnostik (Kozier et all, 2004). Penyuluhan : Perawatan Pasien Mempersiapkan pasien untuk Prosedur Studi Diagnostik • Informasikan klien mengenai hal-hal yang diperlu- kan atau dibatasi (misal kapan dan apa yang boleh dimakan atau diminum, berapa lama pasien harus berpuasa). • Informasikan mengenai apa yang mungkin akan dirasakan klien (misal kemerahan sementara dan merasa hangat ketika media kontras diinjeksikan). • Tanyakan kepada klien apakah penggambaran alat-alat yang diperlukan dan dipergunakan, akan membantu klien mempersiapkan dirinya untuk menjalani pemeriksaan. • Motivasikan klien mengajukan pertanyaan atau membicarakan mengenai rasa ce- mas klien. Cari tahu informasi apa yang mungkin pernah klien dengar mengenai pemeriksaan dari orang lain, • Informasikan klien waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil studi diagnostik. • Dokumentasikan penyuluhan dan respons klien. Catat alat bantu audio-visual dan bahan bacaan yang digunakan. Catatan: A Manual of laboratory and Diagnostic Tests, 6th ed., oleh F. Fschbach. 2000, Philadelphia: Lip- pincott, dan Nurses’ Quick Reference to Common Laboratory and Diagnostic Test, 3nd ed., oleh F. Fischbach, 2002, Philadelphia: Llppincott. b. Persiapan pasien 1) Puasa Menghentikan aktivitas makan sebaiknya dilakukan selama 6-8 jam sebelum dilakukan prosedur studi diagnostik. Karena selama jam tersebut makanan sudah tercerna sempuran, proses absorbsi dan metabolisme tubuh relatif basal. Dengan catatan asupan cairan tetap diperhatikan kecukupannya, dengan hanya memberikan air putih tawar sesuai jumlah yang dianjurkan. Dua jam setelah makan, kira-kira sebanyak 800 kalori dapat mengakibatkan peningkatan volume plasma. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 11 Penyuluhan : Perawatan Pasien Tata cara puasa dalam persiapan pemeriksaan laboratorium 1. Puasa pada malam hari 10 – 12 jam sebelum pengambilan darah 2. Selama puasa Anda tidak diperkenankan makan dan minum kecuali minum air putih tanpa gula 3. Anda diperkenankan atau bahkan dianjurkan minum air putih tanpa gula seperti biasa teru- tama bila Anda akan melakukan pemeriksaan yang memerlukan bahan pemeriksaan urine (air kencing) dengan catatan minuman lain seperti teh dan kopi meskipun tanpa gula tetap tidak diperkenankan 4. Selama puasa malam hari dan setelah ban- gun tidur sampai dengan pengambilan darah Anda tidak diperbolehkan melakukan aktivitas berlebih (contoh: Olah raga, begadang, dan aktivitas berat lainnya) 5. Hindari juga merokok dan makan permen karet karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan 6. Jangan puasa lebih dari 14 jam Catatan: Nurses’ Quick Reference to Common Laboratory and Diagnostic Test, 3nd ed., oleh F. Fisch- bach, 2002, Philadelphia: Llppincott. 2) Obat Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya: asam folat, Fe, vitamin B12. Pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, pemberian adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis. Gambar 2.6 : Kapsul Obat-Obatan 3) Waktu pengambilan spesimen. Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas advis dokter. Selain itu, juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal yaitu hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40- 100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 4) Posisi dan aktivitas pasien. Posisi berdiri atau ambulasi yang baru dilakukan menyebabkan cairan tubuh berpindah dari ruang vaskular ke jaringan. Hemokonsentrasi vaskular dapat memengaruhi konsentrasi protein, enzim, albumin, globulin, kolesterol, trigliserida, kalsium, dan zat besi. Diperlukan waktu 20-30 menit agar kadar cairan kembali mencapai equilibrium. Anjurkan pasien untuk dudak melakukan aktivitas atau latihan berat sebelum pengumpulan spesimen karena dapat menyebabkan temuan palsu (misal uji enzim). 5) Pewadahan (tabung pengumpulan). Tabung pengumpulan dengan penutup berkode warna memberikan indikasi mengenai penambahan zat aditif di dalam tabung tersebut. Penambahan zat aditif bisa berupa antikoagulan, seperti oksalat, sitrat, ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA), dan heparin. Spesimen serum darah dapat diambil dari tabung bertutup- merah, karena tidak mengandung zat aditif. Tabel: Pengelompokan studi laboratorium dan tabung bertutup warna Warna tutup Tabung Zat Aditif Jenis Identifikasi Studi Laboratorium Merah Tidak ada penam- bahan zat aditif Serum (Sampel darah da- lam kondisi beku) pemeriksaan kimiawi (elektrolit, pro- tein, enzim, lipid, hormon), peman- tauan obat metode RIA (radioimmu- noassay), serologi, serta bank darah. Hindari hemolisis Lembayung EDTA Plasma dan darah uji hematologik (hitung darah lengkap (CBC), hitung trombosit) Hijau HEPARIN Plasma uji gas darah arteri (ABG), Lupus Eritematosus (LE), kadar hormon dan elektrolit Biru SITRAT Plasma uji koagulasi (masa protrombin (PT), masa tromboplastin parsial teraktiva- si (APTT), masa tromboplastin par- sial(PTT), serta kadar hemoglobin. Abu-abu NATRIUM FLOR- IDA Plasma Uji kadar glukosa. Zat aditif ini bertujuan mencegah glikolisis sehingga mampu memper- tahankan konsentrasi glukosa seperti masih di dalam tubuh. Catatan: Kee, J. L., 1994. Handbook of Laboratory and Diagnostic Test With Nursing Implication. 2nd ed. s.l.:Appleton & Lange.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 13 4. Perawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik. Anda telah mengetahui dan memahami prosedur studi diagnostik, dimana pada pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik mengalami manipulasi perlakuan dan tindakan invasive. Apa contohnya? Misalnya penusukan jarum ke vena atau arteri, penggunaan zat kontras, obat sedatif, memasukkan alat endoskopi kedalam organ, perlukaan jaringan karena biopsi, dan masih banyak lagi contoh yang Anda bisa ketahui bila Anda berkunjung ke rumah sakit. Semua perlakuan di atas dapat menyebabkan stress fisik dan psikis. Demikian juga dengan menunggu waktu jadinya hasil pemeriksaan studi diagnostik, pasien dan keluarganya akan mengalami cemas akan hasil status kesehatan pasien, serta perubahan pola hidup dan kesejahteraan klien. Permasalahan kritis yang terjadi harus segera mendapat penyelesaian dengan tujuan mencegah memburuknya status kesehatan pasien dampak stress fisik dan psikis. Kontribusi tenaga keperawatan Gambar 2.7 : Penusukan Jarum ke Vena sangat berarti untuk mencegah dan memulihkan stress fisik dan psikis tersebut dengan memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Anda pasti masih mengingat bahwa proses keperawatan merupakan metode perencanaan dan pemberian asuhan keperawatan yang rasional dan sistimatis berdasarkan kebutuhan individu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi status kesehatan dan masalah kesehatan aktual, risiko atau kemungkinan, menyusun rencana guna memenuhi kebutuhan dan memberikan intervensi keperawatan sesuai kebutuhan pasien dan keluarga. Pada prinsipnya Anda melakukan asuhan keperawatan holistik: bio, psiko, sosial, kultural, spiritual, dan komprehensif, menggunakan pendekatan metode proses keperawatan (Kozier et all, 2004; Lemone, 2007). Menurut Kee L Joyce (1994, 2002) diagnosa keperawatan yang dapat berhubungan dengan hampir semua atau seluruh pemeriksaan studi diagnostik adalah: 1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur studi diagnostik dan perawatan pasca studi diagnostik. 2. Ketidakpatuhan pada program prosaedur studi diagnostik berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai prosedur studi diagnostik. 3. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan prosedur studi diagnostik dan masalah kesehatan. 4. Cemas berhubungan dengan kemungkinan hasil studi diagnostik positif. 5. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan hasil studi diagnostik dan proses penyakit. 6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan masalah kesehatan sekunder prosedur studi diagnostik. 7. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan kesehatan sekunder prosedur studi diagnostik. 8. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan sistem barier mukosa sekunder prosedur studi diagnostik invasif. 9. Risiko tinggi injuri berhubungan dengan kerentanan integritas kulit atau mukosa sekunder prosedur studi diagnostik invasif.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 10. Risiko tinggi defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan tindakan enema atau lavage abdomen sekunder prosedur studi diagnostik. 11. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan sekunder prosedur studi diagnostik invasif. Coba Anda tuliskan di dalam kolom berikut, masalah atau diagnosa keperawatan yang Anda pernah temukan saat merawat pasien pada pasca prosedur studi diagnostik. Diagnosa keperawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik adalah: 1.............................................................................................................................. 2.............................................................................................................................. 3.............................................................................................................................. 4.............................................................................................................................. 5.............................................................................................................................. 6.............................................................................................................................. Bila masih banyak diagnosa keperawatan yang Anda temukan, silahkan Anda men- gambil secarik kertas untuk menuliskan dan tempelkan pada modul ini sebagai karya Anda, untuk menambah pengetahuan sejawat dalam perawatan pasien.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 15 Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegitan Belajar 2 dari Modul 1 tentang Persiapan dan Perawatan Pasien dengan Prosedur Studi Diagnostik. Dengan demikian, Anda telah menguasai kompetensi melakukan persiapan dan perawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam kegiatan belajar 2 dari modul-1 mata kuliah studi diagnostik dalam praktik keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Prosedur studi diagnostik ada 3 tahap yaitu: (1) tahap pra instrumentasi (Pra-Uji), (2) tahap instrumentasi (Intra-Uji), (3) tahap pasca instrumentasi (Pasca-Uji). 2. Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pra-Uji meliputi: a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir studi diagnostik. b. Pembuatan persetujuan prosedur (inform concent). c. Persiapan pasien: bio, psiko, sosial, kultural, dan spiritual. d. Persiapan alat yang akan digunakan. 3. Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Intra-Uji meliputi: a. Prosedur pengambilan sample. b. Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan pewadahan. c. Prosedur transportasi atau pengiriman sampel. Pada tahap ini penting menerapkan kewaspadaan standar dan teknik steril 4. Kegiatan tenaga keperawatan pada tahap Pasca-Uji meliputi: a. Interprestasi hasil studi diagnosis untuk keperluan asuhan keperawatan. b. Perawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik. c. Dokumentasi dan pelaporan keperawatan. 5. Implikasi proses keperawatan pada pasien dengan prosedur diagnostik adalah: nilai- nilai standar, deskripsi, masalah-masalah klinis, prosedur, diagnosa keperawatan, dan implikasi keperawatan. 6. Persiapan keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Pendidikan atau promosi kesehatan b. Persiapan pasien: puasa, obat dan makanan yang dikonsumsi, waktu pengembilan spesimen, posisi dan aktivitas pasien, pewadahan. 7. Perawatan pasien pasca prosedur studi diagnostik dengan cara melakukan prinsip asuhan keperawatan holistik, yaitu: bio, psiko, sosial, kultural, spiritual, dan komprehensif, menggunakan pendekatan metode proses keperawatan. Rangkuman
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 1. Seorang perempuan umur 30 tahun dengan diagnosa medis tumor paru, akan dilakukan prosedur diagnostik biopsi jaringan. Pasien mengatakan cemas dan takut kalau organ parunya nanti berlubang. Pada tahap apa Anda melakukan eksplorasi atau penggalian perasaan takut dan cemas pasien adalah .... A. Tahap Pra-Uji karena data tersebut perlu dicantumkan di formulir pemeriksaan. B. Tahap Intra-Uji karena data tersebut berpengaruh pada tanda vital C. Tahap Pra-Uji karena data tersebut untuk mempersiapkan fisik dan mental pasien. D. Tahap Pasca-Uji karena data tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan tidur pasien sesudah dilakukan prosedur studi diagnostik. 2. Seorang laki-laki umur 35 tahun hasil pemeriksaan HIV rapid tes positif, dilakukan prosedur studi diagnostik Analisa Gas Darah Arteri. Langkah utama yang menjadi perhatian Anda adalah ........ A. Mempelajari penyakit HIV karena pengetahuan meningkatkan ketrampilan tindakan. B. Menyiapkan wadah yang bertutup warna hijau karena mengandung heparin. C. Menerapkan kewaspadaan standar karena HIV menular melalui darah. D. Menentukan diagnosa keperawatan karena penting untuk memeberikan asuhan sesuai kebutuhan pasien. 3. Seorang laki-laki umur 35 tahun hasil pemeriksaan HIV rapid tes positif, dilakukan prosedur studi diagnostik Analisa Gas Darah Arteri. Langkah utama yang menjadi perhatian Anda setelah melakukan pengambilan darah pasien tersebut adalah ........ A. Melakukan dekontaminasi peralatan keperawatan karena HIV penyakit menular. B. Mengirim segera spesimen darah ke laboratorium, karena darah mudah membeku. C. Mendokumentasikan prosedur pengambilan darah arteri untuk analisa gas darah. D. Melakukan penekanan pada lokasi pengambilan darah arteri pasien selama 10 menit. 4. Seorang perempuan umur 25 tahun mengeluh ada benjolan pada payudara, advis dokter dilakukan studi diagnostik mamografi. Implikasi keperawatan dengan pendekatan prinsip etik dan legal praktik keperawatan. Perilaku yang Anda lakukan dalam mempersiapkan pasien tersebut adalah …….. A. Mempelajari penyakit tumor payudara dan prosedur mamografi. B. Menjelaskan tujuan dan prosedur mamografi kepada pasien dan keluarganya. C. Mengikuti setiap langkah prosedur mamografi secara sistimatis 4. Mengembangkan rasa simpati bagi pasien dan keluarganya. Evaluasi Formatif Apakah Anda ingin mengukur penguasaan pengetahuan dan pemahaman Anda tentang persiapan dan perawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik? Saya yakin ya... Silahkan Anda jawab pertanyaan-pertanyaan dalam test formatif berikut:
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 17 Tugas Mandiri 5. Persiapan pasien yang benar dan adekuat dapat memberikan kemudahan pelaksanaan prosedur studi diagnostik dan meningkatkan akurasi hasil studi diagnostik. Perilaku mana yang Anda lakukan dalam persiapan pasien yang dilakukan studi diagnostik adalah ......... A. “Ibu mulai jam 10.00 malam sampai jam6pagitidakbolehmakanapapun kecuali minum air putih tawar.” B. “Saya akan menjawab pertanyaan Bapak sesuai kewenangan dan pengetahuan saya.” C. “Apa ada yang bisa saya bantu untuk mengatasi rasa cemas Ibu ?“ D. “Maaf saya harus mengakhiri perbincangan ini, karena saya harus melakukan injeksi pasien kamar 2.” Selanjutnya Apakah Anda ingin menjadi pengelola ruang rawat yang handal berwawasan ilmiah? Silahkan Anda menuangkan ide dan pola pikir ilmiah untuk menyelesaikan tugas mandiri berikut, tuliskan jawaban Anda pada secarik kertas kemudian lekatkan pada modul ini, sebagai karya pikir ilmiah Anda mahasiswa PPJJ Perdidikan Tinggi Kesehatan. Situasi Seorang pasien laki-laki umur 20 tahun dengan diagnosa medis suspek tumor paru dan akan dilakukan bronkoskopi, pasien dan keluarga sering bertanya pemeriksaan akandilakukanjamberapadanberapalama waktu yang digunakan pemeriksaan. Anda sedang jaga malam, apa yang akan Anda lakukan bila Anda mendapat pendelegasian tugas tersebut! Jelaskan menggunakan pendekatan implikasi proses keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik, dan kewaspadaan standar. Gambar 2.8 : Bronskopi Serat Optik Lentur (BSOL)
  • 18. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015