SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
ANATOMI
SISTEM MUSKULOSKELETAL
& SISTEM INTEGUMEN
Ns. Amalia Senja.,M.Kep
2
SISTEM MUSKULOSKELETAL
(OTOT-RANGKA)
Otot (muscle)
jaringan tubuh yg berfungsi mengubah
energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai
respons tubuh terhadap perubahan
lingkungan
Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang
rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya
otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi
3
Sistem Rangka dan Sendi
 Alat gerak tubuh manusia ⇒ sistem
muskuloskeletal: pasif→ rangka (skeletal);
aktif → otot (muscle)
 Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras &
kaku (jaringan penyokong); banyak
mengandung mineral, zat perekat dan zat
kapur.
 Tulang rawan, tulang, dan sendi
4
Fungsi Sistem Rangka
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya
ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid
(yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ
yang halus & lunak
5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot
rangka saat bergerak; adanya persendian
5
Tulang rawan
 Berkembang dari mesenkim membentuk sel
yg disebut kondrosit
 Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna)
di dalam matriks dgn substansi dasar seperti
gel (berupa proteoglikans) yg basofilik.
 Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan
tumbuh menjadi tulang (keras).
6
Tulang rawan
Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks,
ada 3 macam tulang rawan:
1. Tl rawan hialin: matriks mengandung seran
kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai
2. Tl rawan elastin: serupa dg tl rawan hialin ttp
lebih bny serat elastin yg mengumpul pd dinding
lakuna yg mengelilingi kondrosit
3. Fibrokartilago: tdk pernah berdiri sendiri ttp scr
berangsur menyatu dg tl rawan hialin atai jar.ikat
fibrosa yg berdekatan
7
Pertumbuhan Tulang Rawan
Ada 2 cara:
1. Appositional growth; tumbuh dari luar → sel
pembentuk kartilago di dlm perikondrium
menyekresi matriks baru ke permukaan luar
kartilago yg sdh ada
2. Interstisial growth; tumbuh dari dalam → kondrosit
yg berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah
& menyekresi matriks baru & memperluas
kartilago dari dalam
Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode
dewasa
8
Tulang
 Pembentuk jaringan:
- sel-sel tulang (sel
osteoprogenitor, osteoblast,
osteosit, dan osteoklas)
- matriks
 Matriksnya mengandung unsur
anorganik, terutama kalsium fosfat
(hidroksiapatit)
 Scr makroskopik:
- spongiosa (kanselosa)
- kompak (padat)
 Permukaan luar tulang dilapisi
selubung fibrosa (periosteum);
lapis tipis jaringan ikat
(endosteum) melapisi rongga
sumsum & meluas ke dlm
kanalikuli tulang kompak
9
Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem havers
 Lamella
 Lacuna
 Kanalikuli
10
Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh
darah, aliran limfe)
 Lamella (lempeng tulang yang tersusun
konsentris).
 Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara
lempengan–lempengan yang mengandung sel
tulang).
 Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan
tempat difusi makanan sampai ke osteon).
11
Periosteum
 Membran vaskuler fibrosa yang melapisi
tulang, banyak pembuluh darah dan
melekat erat pada tulang.
 Pada tulang yang
sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
12
Tulang
 Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang
rawan yang merupakan pusat osifikasi.
 Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang
(diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
anat_muskuloskeletal/ikun/2007 13
Tulang menurut bentuknya
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran
panjangnya terbesar, cth: os humerus
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga
ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg
ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os
sphenoidale
5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth:
os maxilla
14
Sistem skeletal/ rangka
15
 Skull
 Sternum
 Ribs
 Vertebrae
 Sacrum
 Scapula & collarbone
 Upper limb bones
 Hip
 Lower limb bones
16
 Skull
- Os Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
Truncus/ Batang badan
 Os Sternum
- Manubrium sterni
- Louis angle
- Corpus Sterni
- Processus Xyphoideus
 Ribs/Costae
- Costae vera (1-7)
- Costae spuriae affixae (8-10)
- Costae spuriae fluctuantes (11-
12)
 Vertebrae
- Cervical (7)
- Torakal (12)
- Lumbal (5)
 Sacrum (1)
 Coccygeal (1)
Cranium
Face
17
Upper limb
 Os Scapula
 Os Clavicula
 Os Humerus
 Os Radius
 Os Ulna
 Os Carpals
 Ossa Metacarpals
 Ossa Phalanges
Lower limb
 Os coxae (Os
Ilium, Os
Ischium,Os Pubis)
 Os Femur
 Os Patella
 Os Tibia
 Os Fibula
 Os Tarsals
 Ossa Metatarsals
 Ossa phalanges
18
19
Sendi
 Persambungan/ artikulasio :
pertemuan antara dua atau lebih dari
tulang rangka.
 Artrologi: ilmu yang mempelajari
persendian.
20
3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
 Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
 Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan
dengan tulang rawan.
 Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk
mempertahankan persendian.
21
Sendi berdasarkan jenis
persambungannya
Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan krn di antara
kedua ujung tulang yang bersendi tdp suatu
jaringan
Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di
antara tulang yg bersendi terdapat rongga
(cavum articulare)
22
Sinartrosis
1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya mrp
jaringan ikat
a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
mrp jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
mrp serat kolagen. Cth: antara ulna & radius
oleh membran interossa antebrachii
23
Sinartrosis
2. Synchondrosis: jaringan
penghubungnya jaringan tulang rawan.
Cth:antara epifisis & diafisis sebelum
penulangan selesai, antara kedua ossa
pubica
3. Synostosis: jaringan penghubungnya
jaringan tulang. Cth: antara epifisis &
diafisis setelah penulangan selesai,
antara os ilium, os pubis, dan os
ischium
24
Diartrosis
Pada diartrosis tdp bgn2 sbb:
1. Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn
luar) & stratum synoviale (bgn dlm)
3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
4. Alat-alat khusus:
- tendon: membatasi gerak sendi & sbg penyokong
mekanik
- kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima tumbukan,
penyangga, & untuk mengurangi diskongruen
- kandung sega (bursae mucosae) untuk memudahkan
gerakan sendi
- ligament (accessories, extracapsular, & intracapsular
ligaments)
25
26
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
1. Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit
-Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Cth: intervertebral
disc, pubic symphysis
2. Articulationes: kemampuan gerak luas
a. Sendi sumbu 1
(1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak lurus pd
arah panjang tulang. Cth: art.interphalangeae, humero-
ulnaris
(2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-kira
sesuai dgn arah panjang tulang. Cth: art.radioulnaris,atlantodentalis
b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
(1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi cekung
berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek.
Cth: art.radiocarpae
(2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi berbentuk
pelana; arah sumbu yg 1 permukaannya cembung &
arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
anat_muskuloskeletal/ikun/2007 27
Diartrosis bdskn kemungkinan gerak
c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak
paling luas; kepala sendi berbentuk bola
(1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art.
Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri
(2) Sendi buahpala (enarthrosis
spheroidea): lekuk sendi mencakup
lebih dari setengah kepala sendi. Cth:
art coxae
28
29
Penstabil sendi
1. Jaringan kolagen kapsula sendi &
ligamen.
2. Bentuk permukaan sendi →
menentukan gerakan spesifik sendi
3. Adanya tulang lain, otot rangka, &
bantalan lemak pd sendi
4. Tegangan pd tendon yg menempel pd
tulang yang bersendi
30
Gerakan Sendi
1. Gerakan lurus (linear motion) - gliding
2. Gerakan sudut (angular motion)
* fleksi-ekstensi-hiperekstensi
* abduksi-adduksi
* sirkumduksi
3. Gerakan putar (rotation)
* rotasi kanan-kiri
* rotasi medial-lateral
* pronasi-supinasi
4. Gerakan khusus
* inversi-eversi
* dorsofleksi-plantar fleksi
* opposisi
* protraksi-retraksi
* elevasi-depresi
* fleksi lateral
31
Otot
 Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-
nya mrpkn protein tubuh & ½-nya tempat
terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh
istirahat
 Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi
jantung, kontriksi pembuluh darah,
bernapas, peristaltik usus) terjadi krn adanya
aktivitas otot
32
Fungsi Sistem Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi
tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar
saluran dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh;
kontraksi otot:energi → panas
33
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam
tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani,
tahan thd kelelahan
2. Otot rangka
memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik
(volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum
sarkoplasma (RS), sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik,
awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
3. Otot jantung
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+
dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi
lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
34
3 Tipe Jaringan Otot
35
 Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon:
jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih
yg menghubungkan otot rangka dengan tulang.
TENDON
36
Struktur Otot Rangka
 Fascia
- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit
yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.
Sel otot→ serat otot (endomysium)→ fascicle →
fasciculus (perimysium)→ fascia (epimysium)→
otot rangka (organ)
37
Struktur Otot Rangka
Sarcolemma (membran sel/serat otot) &
Sarcoplasma
 Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-
0,1 mm;panjang 1-40 mm).
 Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan
meningkat sejalan dengan penambahan usia.
 Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut
sarcolemma.
 Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut
sarkoplasmA.
 Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot
berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
38
Struktur Otot Rangka
Miofibril (diameter 1-2µm)
 Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt
pita gelap & terang yang bersilangan.
 Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
 Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin,
troponin & tropomiosin)
39
Struktur Otot Rangka
Sarkomer
 1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
 Pita gelap (pita/ bands A∼anisotropic); pita terang (pita/bands I
∼isotropic)
 Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
 Filamen tebal tdp pd pita I;
 garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan &
mengandung protein Connectins yg menghubungkan filamen
tiois pd sarkomer yg berdekatan.
40
Struktur Otot Rangka
Retikulum sarkoplasma
 Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada
jaringan otot
 ≈ retikulum endoplasma di sel lain.
 Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis
Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral
sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal
(Tubulus T).
 Tempat penyimpanan ion Ca2+
.
 Tubulus T → saluran untuk berpindahnya cairan yang
mengandung ion.
 Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm
metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
41
Struktur Otot Rangka
 Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
Motor end plates
42
Komposisi Otot Rangka
Otot rangka
Sel (85%) Ekstrasel (15%)
Air (75%) Solut (25%
Protein (80%) Lain-lain (20%)
Fibrilar (65%) Sarkoplasmic (35%)
Miosin (55%) Aktin (20%) Tropomiosin (7%) Troponin (3%) Lain-lain (15%)
43
Komposisi Otot Rangka
 Otot merah & putih
Otot merah → bnyk mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg
berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria
(intrasel) ⇒ kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn
aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat
Otot putih → krn kurang mioglobin ⇒ kapasitas glikolisis anaerobik yang
tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.
 Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat,
ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat
mrpkn zat yang ‘kaya energi’
 Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses
glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur
otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
44
4 Pola pengorganisasian otot rangka
1. Parallel muscle
2. Convergent muscle
3. Pennate muscle
4. Circular muscle
45
 Axial musculature
- melekat pd rangka aksial
- memposisikan kepala, tulang belakang;
menggerakkan tulang iga
- mencakup 60% otot rangka tubuh
 Appendicular musculature
- menstabilkan atau menggerakkan
komponen rangka appendikular
- mencakup 40% otot rangka tubuh
46
Sistem Integumen
 Mrpkn organ terbesar, tertipis, & sangat
penting (vital, diverse, complex, extensive)
 Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) &
mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dg
dalam tubuh)
 Pd orang dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal=
0,05-0,3cm
47
Fungsi Sistem Integumen
 PELINDUNG; dr kekeringan, invasi
mikroorganisme, sinar ultraviolet, & … mekanik,
kimia, atau suhu
 PENERIMA SENSASI; sentuhan, tekanan, nyeri,
& suhu
 PENGATUR SUHU; menurunkan kehilangan
panas saat suhu dingin & meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
 FUNGSI METABOLIK; menyimpan energi mll
cadangan lemak; sintesis vitamin D
 EKSKRESI & ABSORPSI
48
Struktur kulit (membran kutan)
1. Epidermis
2. Dermis
Lapisan subkutan/ hipodermis/fasia
superfisial → jaringan lemak & areolar
• Kulit tipis → kulit yg menutupi sbgn
besar permukaan tubuh
• Kulit tebal → kulit yg menutupi
telapak tangan & kaki
Anatomi Kulit
 Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
 Lapisan epidermis/ kutikel
 Stratum korneum / lapisan tanduk
 Stratum lusidum
 Stratum granulosum / lapisan keratohialin
 Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer
 Stratum basale
Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true
skin
Pars papilare
Pars retikulare
Lapisan subkutis/ hipodermis
*Lapisan epidermis/ kutikel
 STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK
 Lapisan kulit yang paling luar
 Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
 Tidak berinti
 Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk
 Terdiri dari 15-30 lapisan sel keratin
 STRATUM LUSIDUM
 Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
 Lapisan sel terang
 Lapisan sel gepeng tanpa inti
 Protoplasma yang berubah menjadi protein (elerdin)
 Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di
telapak tangan dan kaki
 STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN
 Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
 Grainy (lapisan bulir padi)
 Sitoplasma berbutir kasar (keratohialin), terdapat inti
diantaranya.
 Juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
 STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL LAYER
 Terdiri dari 5-8 lapisan
 Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)
 Sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena
adanya proses mitosis.
 Terdapat sel langerhans
 Lapisan ini memproduksi keratin
 Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga
kelembaban kulit
STRATUM BASALE
 Lapisan epidermis yang paling dalam,
berkontak dengan dermis
 Terdiri atas sel-sel berbentuk
kubus/kolumnar
 Terdiri dari sel pembentuk melanin yang
mengandung pigmen.
 Sel-sel basal mengadakan mitosis dan
berfungsi reproduktif
 Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true
skin
 Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis,
Otot, Saraf
 Mendapat suplai darah dan saraf
 Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis.
 Sensori aparatus: sentuhan, tekanan,
temperatur, nyeri.
 Terdiri dari 2 bagian :
 Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis,
berisi ujung serabut saraf dan pemb darah
 Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat,
folikel rambut, pemb darah, saraf, kolagen.
Lap subkutis/ hipodermis
 Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak
disebut panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Dalam
lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf
tepi, pembuluh darah dan getah bening
 Tebal tipisnya jaringan lemak tidak
sama tergantung pada lokalisasinya, di
abdomen dapat mencapai ketebalan 3
cm, kelopak mata dan penis sangat
sedikit dan fungsinya sebagai Isolator
panas bagi tubuh
MELANOCYTES
 Mampu memproduksi pigmen coklat,
melanin
 Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet
(UV)
 Sinar UV light berisi energi tinggi foton yang
dapat merusak DNA – mutasi
 Melanin dapat mencegah kerusakan DNA,
membantu mencegah kanker kulit
STRUKTUR ASESORIS KULIT
Kelenjar pada Kulit
 Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus/ kelenjar minyak
 Kelenjar keringat terbagi atas :
 Kelenjar Ekrin
 Kelenjar apokrin
Kelenjar Ekrin
 Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di
lapisan dermis, bermuara di permukaan
kulit.
 Sekret encer ± 1,5 lt/24 jam
 Udara panas dan kering, ± 6 lt/24 jam
 Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh
stres emosional, faktor paanas dan saraf
simpatis
 Fungsinya untuk pengeluaran keringat,
pengaturan suhu tubuh
Kelenjar apokrin
 Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental
 Banyak terdapat pada axila, areola mamae,
pubis, dan saluran telinga luar
 Fungsi belum jelas
KELENJAR SEBASEA (KELENJAR
MINYAK)
 Terdapat di seluruh permukaan kulit
kecuali di telapak tangan dan kaki
 Terletak di samping akar rambut,
bermuara pada folikel rambut
 Fungsi : memberi lapisan lemak,
bakteriostatik, menahan evaporasi
 Masa remaja kelenjar sabasea lebih
produktif
RAMBUT
 Terdiri dari akar rambut dan batang
 Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
 Diproduksi oleh folikel rambut
 Siklus pertumbuhan rambut:
 Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan
kecepataan tumbuh 0,35mm/hari
 Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan
 Fase Katogen :fase diantara kedua fase
 Pada saat 85% mengalami fase anagen, 15
% mengalami fase telogen
KUKU
 Bagian terminal lapisan tanduk yang
menebal
 Akar kuku : bagian yang terbenam
kulit jari
 Badan kuku : bagian di atas jaringan
lunak ujung jari
 Tumbuh : 1 mm/minggu
 Fungsi : melindungi jari tangan
FUNGSI KULIT
 Fungsi proteksi
 Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan,
gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan; lisol,
karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat
panas; radiasi, sengatan UV, gangguan infeksi luar;
kuman/bakteri, jamur
 Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut jaringan penunjang yang
berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
 Fungsi absorbsi
 Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan
benda padat, tapi cairan yang mudah menguap lebih
mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada
fungsi respirasi.
 Fungsi ekskresi
 Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
sisa metabolisme dalam tubuh; NaCl, urea, as urat dan
ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga
menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak
menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit
menyebabkan keasaman kulit pd pH 5-6,5
 Fungsi persepsi
 Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan
ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh
badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissnerr
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan. Terhadap
tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis
 Fungsi pengaturan suhu tbh
 Kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot /
kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan
pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup baik.
 Fungsi pembtkan pigmen
 Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan
basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Jumlah
melanosit menentukan warna kulit ras maupun
individu. Warna kulit tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga
oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan
karoten.
 Fungsi keratinisasi
 Proses berlangsung 14-21 hari sebagai
perlindungan terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik
 Fungsi pembtkan vit D
 Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar matahari.
68
EPIDERMIS
Dibentuk oleh 5 lapis sel epitel:
1. Stratum corneum
tdd sel skuamosa yg sangat tipis; mengandung
keratinosit
2. Stratum lucidum
Tdd keratinosit yg bersih, tdk berinti, & tdk jelas batas
antar selnya; sel berisi materi spt gel (eleidin) yg akan
diubah mjd keratin; eleidin∼lemak berikatan dg
protein→menghambat masuk/keluarnya air; pd kulit
tipis lapisan ini tdk ada.
3. Stratum granulosum
Proses keratinisasi dimulai dr lapisan ini. Tdd 2-4 lapis
sel yg berisi granul (keratohyalin) yg dibutuhkan untuk
pembentukan keratin. Sitoplasma sel memiliki kadar
enzim lysosom yg tinggi, inti sel tdk ada &
berdegenerasi. Pd kulit tipis lapisan ini tidak ada.
69
4. Stratum spinosum
Tdd 8-10 lapis sel yg berbentuk tdk teratur
(polyhedral). Sel pd lapisan ini kaya akan RNA yg
menginisiasi sintesis protein untuk produksi
keratin.
5. Stratum basale
Tdd 1 lapis sel kolumnar yg dapat mengalami
mitosis → aktivitas regenerasi → sel berpindah
dari lapisan terbawah ke paling atas
Stratum germinativum (growth layer) ⇒
stratum spinosum + stratum basale
EPIDERMIS
70
DERMIS
 Tdd lapis tipis papil & retikular tebal
 Lapisan dermis lebih tebal drpd
epidermis
 Bny tdp jaringan saraf & ujung-ujung
saraf reseptor sensori somatik
 Bny tdp pembuluh darah → regulasi
suhu tubuh
71
DERMIS
1. Lapisan papil (dermal papillae)
2. Lapisan retikular
- tdd retikulum→ jaringan serat kolagen
(terbanyak) & serat elastin
- tmpt menempelnya serat otot rangka
(wajah & kulit kepala) & otot polos
(arrector pili muscles/ akar rambut)
- tdpt reseptor sensori somatik (rasa
nyeri, tekanan, sentuhan, & suhu)
72
Warna Kulit
 Penentu dasar warna kulit: kuantitas melanin yg
tersimpan di dlm sel epidermis
 Melanosit yg memproduksi pigmen tersebar di stratum
basale epidermis
 Melanosit: mengubah as.amino tyrosin mjd pigmen
melanin coklat kehitaman yg diatur oleh enzim
tyrosinase.
 Konversi tyrosin mjd pigmen tgtg pd:
(1) gen/ keturunan , (2) paparan cahaya matahari,
(3) hormon ACTH
 Pd keadaan ttt yg bersifat sementara, warna kulit
berubah oleh perubahan volume darah yg melalui
kapiler kulit & jumlah hemoglobin yg teroksigenasi
Anatomi Muskuloskeletal

More Related Content

What's hot

Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Anatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanAnatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanYepi Addianto
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalPrastuti Waraharini
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Dedi Kun
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem PersyarafanNona Zesifa
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 

What's hot (20)

Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Anatomi otot wajah
Anatomi otot wajahAnatomi otot wajah
Anatomi otot wajah
 
Anatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanAnatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
Istilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomiIstilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomi
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Dasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomiDasar dasar anatomi
Dasar dasar anatomi
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 

Similar to Anatomi Muskuloskeletal

Biologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalBiologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalRamadhani Sardiman
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletaltarmizitaher
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletaltarmizitaher
 
Sistem Muskuloskeletal
Sistem MuskuloskeletalSistem Muskuloskeletal
Sistem MuskuloskeletalDedi Kun
 
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptBAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptsoalujian84
 
tugas kelompok materi Sistem gerak
tugas kelompok materi Sistem geraktugas kelompok materi Sistem gerak
tugas kelompok materi Sistem gerakNur An'nisa
 
Anatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalAnatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalSujana Pkm
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSupriadi_usm
 
Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)
Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)
Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)Anggie Ristantri
 
Sistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan HewanSistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan Hewanedmundtanjaya
 
Sistema skeletal dan sendi
Sistema skeletal dan sendiSistema skeletal dan sendi
Sistema skeletal dan sendiTotoSiswantoro
 

Similar to Anatomi Muskuloskeletal (20)

Biologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalBiologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem Muskuloskeletal
 
Muskulo Skeletal
Muskulo SkeletalMuskulo Skeletal
Muskulo Skeletal
 
Muskuloskletal
MuskuloskletalMuskuloskletal
Muskuloskletal
 
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletalKul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
 
ANATOMI SIST. MUSKULOSKELETAL.ppt
ANATOMI SIST. MUSKULOSKELETAL.pptANATOMI SIST. MUSKULOSKELETAL.ppt
ANATOMI SIST. MUSKULOSKELETAL.ppt
 
Sistem Muskuloskeletal
Sistem MuskuloskeletalSistem Muskuloskeletal
Sistem Muskuloskeletal
 
Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptBAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
 
tugas kelompok materi Sistem gerak
tugas kelompok materi Sistem geraktugas kelompok materi Sistem gerak
tugas kelompok materi Sistem gerak
 
Anatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalAnatomimuskuloskeletal
Anatomimuskuloskeletal
 
Anatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalAnatomimuskuloskeletal
Anatomimuskuloskeletal
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
 
Sistem gerak dan tulang
Sistem gerak dan tulangSistem gerak dan tulang
Sistem gerak dan tulang
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)
Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)
Materi sistem gerak manusia (tulang, sendi, otot) dikonversi (1)
 
Sistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan HewanSistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan Hewan
 
Sistema skeletal dan sendi
Sistema skeletal dan sendiSistema skeletal dan sendi
Sistema skeletal dan sendi
 

More from Amalia Senja

Family nursing theory
Family nursing theoryFamily nursing theory
Family nursing theoryAmalia Senja
 
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Amalia Senja
 
Prinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiPrinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiAmalia Senja
 
Format pengkajian anak
Format pengkajian anakFormat pengkajian anak
Format pengkajian anakAmalia Senja
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursingAmalia Senja
 
Profil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senjaProfil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senjaAmalia Senja
 
REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON Amalia Senja
 
Developing patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skillDeveloping patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skillAmalia Senja
 
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY  THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY Amalia Senja
 
The importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communicationThe importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communicationAmalia Senja
 
How to stress management2
How to stress management2How to stress management2
How to stress management2Amalia Senja
 
How to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise TherapyHow to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise TherapyAmalia Senja
 
Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership Amalia Senja
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan Amalia Senja
 
Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif Amalia Senja
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidanceAmalia Senja
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanAmalia Senja
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAmalia Senja
 

More from Amalia Senja (20)

Family nursing theory
Family nursing theoryFamily nursing theory
Family nursing theory
 
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Prinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiPrinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasi
 
Format pengkajian anak
Format pengkajian anakFormat pengkajian anak
Format pengkajian anak
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursing
 
Profil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senjaProfil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senja
 
REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON
 
Developing patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skillDeveloping patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skill
 
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY  THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
 
The importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communicationThe importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communication
 
How to stress management2
How to stress management2How to stress management2
How to stress management2
 
How to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise TherapyHow to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
 
Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
 
Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatan
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 
MTBS + FORMULIR
MTBS + FORMULIR MTBS + FORMULIR
MTBS + FORMULIR
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Anatomi Muskuloskeletal

  • 1. ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL & SISTEM INTEGUMEN Ns. Amalia Senja.,M.Kep
  • 2. 2 SISTEM MUSKULOSKELETAL (OTOT-RANGKA) Otot (muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan Rangka (skeletal) bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi
  • 3. 3 Sistem Rangka dan Sendi  Alat gerak tubuh manusia ⇒ sistem muskuloskeletal: pasif→ rangka (skeletal); aktif → otot (muscle)  Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur.  Tulang rawan, tulang, dan sendi
  • 4. 4 Fungsi Sistem Rangka 1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ 2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow) 3. Produksi sel darah (red marrow) 4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak 5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian
  • 5. 5 Tulang rawan  Berkembang dari mesenkim membentuk sel yg disebut kondrosit  Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik.  Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).
  • 6. 6 Tulang rawan Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan: 1. Tl rawan hialin: matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai 2. Tl rawan elastin: serupa dg tl rawan hialin ttp lebih bny serat elastin yg mengumpul pd dinding lakuna yg mengelilingi kondrosit 3. Fibrokartilago: tdk pernah berdiri sendiri ttp scr berangsur menyatu dg tl rawan hialin atai jar.ikat fibrosa yg berdekatan
  • 7. 7 Pertumbuhan Tulang Rawan Ada 2 cara: 1. Appositional growth; tumbuh dari luar → sel pembentuk kartilago di dlm perikondrium menyekresi matriks baru ke permukaan luar kartilago yg sdh ada 2. Interstisial growth; tumbuh dari dalam → kondrosit yg berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah & menyekresi matriks baru & memperluas kartilago dari dalam Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode dewasa
  • 8. 8 Tulang  Pembentuk jaringan: - sel-sel tulang (sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas) - matriks  Matriksnya mengandung unsur anorganik, terutama kalsium fosfat (hidroksiapatit)  Scr makroskopik: - spongiosa (kanselosa) - kompak (padat)  Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dlm kanalikuli tulang kompak
  • 9. 9 Struktur Mikroskopis Tulang  Sistem havers  Lamella  Lacuna  Kanalikuli
  • 10. 10 Struktur Mikroskopis Tulang  Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe)  Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).  Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).  Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
  • 11. 11 Periosteum  Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang.  Pada tulang yang sedang tumbuh terdapat lapisan sel pembentuk tulang diantara periosteum dan tulang.
  • 12. 12 Tulang  Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi.  Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
  • 13. anat_muskuloskeletal/ikun/2007 13 Tulang menurut bentuknya 1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, cth: os humerus 2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi 3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale 4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os sphenoidale 5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth: os maxilla
  • 15. 15  Skull  Sternum  Ribs  Vertebrae  Sacrum  Scapula & collarbone  Upper limb bones  Hip  Lower limb bones
  • 16. 16  Skull - Os Occipitale - Os Parietale - Os Temporale - Os Frontale - Os Sphenoid - Os Ethmoid - Os Maxilla - Os Palatine - Os Nasal - Vomer - Concha nasal inferior - Os Zygomatic - Os Lacrimal - Mandibula - Ossicles auditori & Os Hyoid Truncus/ Batang badan  Os Sternum - Manubrium sterni - Louis angle - Corpus Sterni - Processus Xyphoideus  Ribs/Costae - Costae vera (1-7) - Costae spuriae affixae (8-10) - Costae spuriae fluctuantes (11- 12)  Vertebrae - Cervical (7) - Torakal (12) - Lumbal (5)  Sacrum (1)  Coccygeal (1) Cranium Face
  • 17. 17 Upper limb  Os Scapula  Os Clavicula  Os Humerus  Os Radius  Os Ulna  Os Carpals  Ossa Metacarpals  Ossa Phalanges Lower limb  Os coxae (Os Ilium, Os Ischium,Os Pubis)  Os Femur  Os Patella  Os Tibia  Os Fibula  Os Tarsals  Ossa Metatarsals  Ossa phalanges
  • 18. 18
  • 19. 19 Sendi  Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.  Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
  • 20. 20 3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya  Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa  Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.  Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
  • 21. 21 Sendi berdasarkan jenis persambungannya Sinartrosis Sendi yang terdapat kesinambungan krn di antara kedua ujung tulang yang bersendi tdp suatu jaringan Diartrosis Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
  • 22. 22 Sinartrosis 1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya mrp jaringan ikat a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang- tulang tengkorak b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth antara rostrum sphenoid & vomer c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya mrp jar ikat elastin. Cth: di antara arc. Vertebra oleh lig.flavum e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya mrp serat kolagen. Cth: antara ulna & radius oleh membran interossa antebrachii
  • 23. 23 Sinartrosis 2. Synchondrosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang rawan. Cth:antara epifisis & diafisis sebelum penulangan selesai, antara kedua ossa pubica 3. Synostosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang. Cth: antara epifisis & diafisis setelah penulangan selesai, antara os ilium, os pubis, dan os ischium
  • 24. 24 Diartrosis Pada diartrosis tdp bgn2 sbb: 1. Ujung-ujung tulang yg bersendi: kepala sendi (caput articulare) & lekuk sendi (cavitas glenoidalis) 2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar) & stratum synoviale (bgn dlm) 3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial 4. Alat-alat khusus: - tendon: membatasi gerak sendi & sbg penyokong mekanik - kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus & meniscus articulares sbg alat menerima tumbukan, penyangga, & untuk mengurangi diskongruen - kandung sega (bursae mucosae) untuk memudahkan gerakan sendi - ligament (accessories, extracapsular, & intracapsular ligaments)
  • 25. 25
  • 26. 26 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak 1. Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit -Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Cth: intervertebral disc, pubic symphysis 2. Articulationes: kemampuan gerak luas a. Sendi sumbu 1 (1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak lurus pd arah panjang tulang. Cth: art.interphalangeae, humero- ulnaris (2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-kira sesuai dgn arah panjang tulang. Cth: art.radioulnaris,atlantodentalis b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus (1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek. Cth: art.radiocarpae (2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi berbentuk pelana; arah sumbu yg 1 permukaannya cembung & arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
  • 27. anat_muskuloskeletal/ikun/2007 27 Diartrosis bdskn kemungkinan gerak c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak paling luas; kepala sendi berbentuk bola (1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art. Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri (2) Sendi buahpala (enarthrosis spheroidea): lekuk sendi mencakup lebih dari setengah kepala sendi. Cth: art coxae
  • 28. 28
  • 29. 29 Penstabil sendi 1. Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen. 2. Bentuk permukaan sendi → menentukan gerakan spesifik sendi 3. Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan lemak pd sendi 4. Tegangan pd tendon yg menempel pd tulang yang bersendi
  • 30. 30 Gerakan Sendi 1. Gerakan lurus (linear motion) - gliding 2. Gerakan sudut (angular motion) * fleksi-ekstensi-hiperekstensi * abduksi-adduksi * sirkumduksi 3. Gerakan putar (rotation) * rotasi kanan-kiri * rotasi medial-lateral * pronasi-supinasi 4. Gerakan khusus * inversi-eversi * dorsofleksi-plantar fleksi * opposisi * protraksi-retraksi * elevasi-depresi * fleksi lateral
  • 31. 31 Otot  Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3- nya mrpkn protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat  Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi krn adanya aktivitas otot
  • 32. 32 Fungsi Sistem Otot Rangka 1. Menghasilkan gerakan rangka. 2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh. 3. Menyokong jaringan lunak. 4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh. 5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi → panas
  • 33. 33 3 Tipe jaringan otot 1. Otot polos memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan 2. Otot rangka memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah 3. Otot jantung memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
  • 35. 35  Tendon Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang. TENDON
  • 36. 36 Struktur Otot Rangka  Fascia - Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat). - Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat yg disebut epimysium (fascia). - Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium - Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. - Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak. Sel otot→ serat otot (endomysium)→ fascicle → fasciculus (perimysium)→ fascia (epimysium)→ otot rangka (organ)
  • 37. 37 Struktur Otot Rangka Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma  Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01- 0,1 mm;panjang 1-40 mm).  Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia.  Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut sarcolemma.  Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasmA.  Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
  • 38. 38 Struktur Otot Rangka Miofibril (diameter 1-2µm)  Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan.  Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin  Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
  • 39. 39 Struktur Otot Rangka Sarkomer  1 sarkomer tdd: - filamen tebal, - filamen tipis, - protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, & - protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.  Pita gelap (pita/ bands A∼anisotropic); pita terang (pita/bands I ∼isotropic)  Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn: - garis M; zona H; dan zona overlap  Filamen tebal tdp pd pita I;  garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung protein Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg berdekatan.
  • 40. 40 Struktur Otot Rangka Retikulum sarkoplasma  Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot  ≈ retikulum endoplasma di sel lain.  Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T).  Tempat penyimpanan ion Ca2+ .  Tubulus T → saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.  Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
  • 41. 41 Struktur Otot Rangka  Motor end plates merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot. Motor end plates
  • 42. 42 Komposisi Otot Rangka Otot rangka Sel (85%) Ekstrasel (15%) Air (75%) Solut (25% Protein (80%) Lain-lain (20%) Fibrilar (65%) Sarkoplasmic (35%) Miosin (55%) Aktin (20%) Tropomiosin (7%) Troponin (3%) Lain-lain (15%)
  • 43. 43 Komposisi Otot Rangka  Otot merah & putih Otot merah → bnyk mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) ⇒ kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat Otot putih → krn kurang mioglobin ⇒ kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.  Ekstraktif Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang ‘kaya energi’  Protein Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
  • 44. 44 4 Pola pengorganisasian otot rangka 1. Parallel muscle 2. Convergent muscle 3. Pennate muscle 4. Circular muscle
  • 45. 45  Axial musculature - melekat pd rangka aksial - memposisikan kepala, tulang belakang; menggerakkan tulang iga - mencakup 60% otot rangka tubuh  Appendicular musculature - menstabilkan atau menggerakkan komponen rangka appendikular - mencakup 40% otot rangka tubuh
  • 46. 46 Sistem Integumen  Mrpkn organ terbesar, tertipis, & sangat penting (vital, diverse, complex, extensive)  Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dg dalam tubuh)  Pd orang dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal= 0,05-0,3cm
  • 47. 47 Fungsi Sistem Integumen  PELINDUNG; dr kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & … mekanik, kimia, atau suhu  PENERIMA SENSASI; sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu  PENGATUR SUHU; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin & meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas  FUNGSI METABOLIK; menyimpan energi mll cadangan lemak; sintesis vitamin D  EKSKRESI & ABSORPSI
  • 48. 48 Struktur kulit (membran kutan) 1. Epidermis 2. Dermis Lapisan subkutan/ hipodermis/fasia superfisial → jaringan lemak & areolar • Kulit tipis → kulit yg menutupi sbgn besar permukaan tubuh • Kulit tebal → kulit yg menutupi telapak tangan & kaki
  • 50.  Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :  Lapisan epidermis/ kutikel  Stratum korneum / lapisan tanduk  Stratum lusidum  Stratum granulosum / lapisan keratohialin  Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer  Stratum basale Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin Pars papilare Pars retikulare Lapisan subkutis/ hipodermis
  • 51. *Lapisan epidermis/ kutikel  STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK  Lapisan kulit yang paling luar  Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati  Tidak berinti  Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk  Terdiri dari 15-30 lapisan sel keratin  STRATUM LUSIDUM  Terdapat langsung di bawah lapisan korneum  Lapisan sel terang  Lapisan sel gepeng tanpa inti  Protoplasma yang berubah menjadi protein (elerdin)  Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki
  • 52.  STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN  Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng  Grainy (lapisan bulir padi)  Sitoplasma berbutir kasar (keratohialin), terdapat inti diantaranya.  Juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.  STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL LAYER  Terdiri dari 5-8 lapisan  Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)  Sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.  Terdapat sel langerhans  Lapisan ini memproduksi keratin  Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban kulit
  • 53. STRATUM BASALE  Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis  Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus/kolumnar  Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen.  Sel-sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
  • 54.  Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin  Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf  Mendapat suplai darah dan saraf  Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.  Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.  Terdiri dari 2 bagian :  Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb darah  Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pemb darah, saraf, kolagen.
  • 55. Lap subkutis/ hipodermis  Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening
  • 56.  Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama tergantung pada lokalisasinya, di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, kelopak mata dan penis sangat sedikit dan fungsinya sebagai Isolator panas bagi tubuh
  • 57. MELANOCYTES  Mampu memproduksi pigmen coklat, melanin  Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet (UV)  Sinar UV light berisi energi tinggi foton yang dapat merusak DNA – mutasi  Melanin dapat mencegah kerusakan DNA, membantu mencegah kanker kulit
  • 58. STRUKTUR ASESORIS KULIT Kelenjar pada Kulit  Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak  Kelenjar keringat terbagi atas :  Kelenjar Ekrin  Kelenjar apokrin
  • 59. Kelenjar Ekrin  Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di permukaan kulit.  Sekret encer ± 1,5 lt/24 jam  Udara panas dan kering, ± 6 lt/24 jam  Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor paanas dan saraf simpatis  Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh
  • 60. Kelenjar apokrin  Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental  Banyak terdapat pada axila, areola mamae, pubis, dan saluran telinga luar  Fungsi belum jelas
  • 61. KELENJAR SEBASEA (KELENJAR MINYAK)  Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki  Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut  Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi  Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif
  • 62. RAMBUT  Terdiri dari akar rambut dan batang  Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh  Diproduksi oleh folikel rambut  Siklus pertumbuhan rambut:  Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan kecepataan tumbuh 0,35mm/hari  Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan  Fase Katogen :fase diantara kedua fase  Pada saat 85% mengalami fase anagen, 15 % mengalami fase telogen
  • 63. KUKU  Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal  Akar kuku : bagian yang terbenam kulit jari  Badan kuku : bagian di atas jaringan lunak ujung jari  Tumbuh : 1 mm/minggu  Fungsi : melindungi jari tangan
  • 64. FUNGSI KULIT  Fungsi proteksi  Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan; lisol, karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi, sengatan UV, gangguan infeksi luar; kuman/bakteri, jamur  Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.  Fungsi absorbsi  Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
  • 65.  Fungsi ekskresi  Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pd pH 5-6,5  Fungsi persepsi  Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissnerr terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan. Terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis
  • 66.  Fungsi pengaturan suhu tbh  Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot / kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.  Fungsi pembtkan pigmen  Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu. Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
  • 67.  Fungsi keratinisasi  Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara mekanis fisiologik  Fungsi pembtkan vit D  Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
  • 68. 68 EPIDERMIS Dibentuk oleh 5 lapis sel epitel: 1. Stratum corneum tdd sel skuamosa yg sangat tipis; mengandung keratinosit 2. Stratum lucidum Tdd keratinosit yg bersih, tdk berinti, & tdk jelas batas antar selnya; sel berisi materi spt gel (eleidin) yg akan diubah mjd keratin; eleidin∼lemak berikatan dg protein→menghambat masuk/keluarnya air; pd kulit tipis lapisan ini tdk ada. 3. Stratum granulosum Proses keratinisasi dimulai dr lapisan ini. Tdd 2-4 lapis sel yg berisi granul (keratohyalin) yg dibutuhkan untuk pembentukan keratin. Sitoplasma sel memiliki kadar enzim lysosom yg tinggi, inti sel tdk ada & berdegenerasi. Pd kulit tipis lapisan ini tidak ada.
  • 69. 69 4. Stratum spinosum Tdd 8-10 lapis sel yg berbentuk tdk teratur (polyhedral). Sel pd lapisan ini kaya akan RNA yg menginisiasi sintesis protein untuk produksi keratin. 5. Stratum basale Tdd 1 lapis sel kolumnar yg dapat mengalami mitosis → aktivitas regenerasi → sel berpindah dari lapisan terbawah ke paling atas Stratum germinativum (growth layer) ⇒ stratum spinosum + stratum basale EPIDERMIS
  • 70. 70 DERMIS  Tdd lapis tipis papil & retikular tebal  Lapisan dermis lebih tebal drpd epidermis  Bny tdp jaringan saraf & ujung-ujung saraf reseptor sensori somatik  Bny tdp pembuluh darah → regulasi suhu tubuh
  • 71. 71 DERMIS 1. Lapisan papil (dermal papillae) 2. Lapisan retikular - tdd retikulum→ jaringan serat kolagen (terbanyak) & serat elastin - tmpt menempelnya serat otot rangka (wajah & kulit kepala) & otot polos (arrector pili muscles/ akar rambut) - tdpt reseptor sensori somatik (rasa nyeri, tekanan, sentuhan, & suhu)
  • 72. 72 Warna Kulit  Penentu dasar warna kulit: kuantitas melanin yg tersimpan di dlm sel epidermis  Melanosit yg memproduksi pigmen tersebar di stratum basale epidermis  Melanosit: mengubah as.amino tyrosin mjd pigmen melanin coklat kehitaman yg diatur oleh enzim tyrosinase.  Konversi tyrosin mjd pigmen tgtg pd: (1) gen/ keturunan , (2) paparan cahaya matahari, (3) hormon ACTH  Pd keadaan ttt yg bersifat sementara, warna kulit berubah oleh perubahan volume darah yg melalui kapiler kulit & jumlah hemoglobin yg teroksigenasi