SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
1. DEFINISI dan
TUJUAN
PENELITIAN UJI
KLINIS
Pre-clinical
studies
Clinical
studies (I-III)
Registration
PMDS
(Phase IV)
Not-approved
withdrawal
Marketin
g &
Selling
Uji klinis (clinical trials)
merupakan penelitian
eksperimental terencana
yang dilakukan pada
manusia.
TUTOR 10A
Uji Klinik atau Studi Klinik adalah setiap penelitian pada subyek
manusia yang dimaksudkan untuk menemukan atau memastikan
efek klinik, farmakologik dan/atau farmakodinamik lainnya dari
produk yang diteliti, dan/ atau mengidentifikasi setiap reaksi yang
tidak diinginkan terhadap produk yang diteliti, dan/atau untuk
mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dari
produk yang diteliti dengan tujuan untuk memastikan keamanan
dan/atau efektivitasnya.
TUTOR 10A
TUTOR 10A
Uji Klinik Yaitu suatu pengujian
khasiat obat baru pada
manusia, dimana sebelumnya
diawali oleh pengujian pada
binatang atau pra klinik
(Katzung, 1989)
TUTOR 10A
Uji klinik : suatu metode untuk melihat, mengevaluasi
apakah suatu tindakan intervensi efektif/tidak
TUTOR 10A
 Memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran
efek samping yang sering timbul pada manusia
akibat pemberian suatu obat.
 Membuktikan atau menilai manfaat klinik suatu obat,
pengobatan, atau strategi terapetik tertentu
secara objektif dan benar.
2.
JENIS-JENIS
PENELITIAN
KLINIS
Open trial
Randomized
controlled
trial
Non-
randomized
controlled
trial
3. TAHAP-TAHAP
UJI KLINIS
TUTOR 10A
TAHAP
2
TAHAP
1
TUTOR 10A
• First In man
• Penelitian farmakokinetik
Fase 1
• First in patient
• Dose,dosage form
Fase 2
• Membutuhkan percobaan yang lebih banyak
• Memperkuat tahap 2 (efek samping)
Fase 3
• Obat mulai beredar
• Mengatasi kekurangan informasi yang ada
Fase 4
Uji Fase IV
TUTOR 10A
Obat yang telah lolos Uji klinis tahap III, akan dapat
mengajukan izin edar ke badan yang bertugas untuk
mengawasi dan memberikan izin edar untuk obat
nasional, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), Food and Drug Administration (FDA) di
Amerika Serikat, Health Canada di Kanada, Medicine
and Healthcare Product Regulatory Agency (MHRA) di
Inggris, European Agency for the Evaluation of
Medicinal Product (EMEA) di negara Eropa dan
Therapeutics Good Administration (TGA) di Australia
lanjutan
TUTOR 10A
Setelah itu obat data diresepkan dan digunakan kepada
masyarakat dan akan masuk ke uji klinis fase IV. Uji klinis fase
IV ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada efek samping,
pengurangan efektivitas pada kasus khusus dan masalah dalam
penggunaan yang tidak atau belum diketahui pada saat pengujian
pada tahap sebelumnya dikarenakan sedikitnya subjek pengujian.
Uji klinik fase IV merupakan survei epidemiologi terhadap obat
yang telah dipasarkan (post marketing drug surveilance). Uji ini
dilakukan dengan ribuan subjek yang menggunakan obat. Fase ini
bertujuan menentukan pola penggunaan obat di masyarakat serta
pola efektivitas dan keamanannya pada penggunaan obat yang
sebenarnya. Survei epidemiologi pada fase IV tidak terikat pada
protokol penelitian, tidak ada ketentuan tentang pemilihan
penderita, besarnya dosis, dan lamanya pemberian obat
Evaluasi Penggunaan
TUTOR 10A
Apabila dokter dalam praktik sehari-hari menemukan
efek samping penggunaan obat dari pasien maka
diharapkan membuat laporan tertulis dengan mengisi
lembar MESO (Monitoring Efek Samping Obat), bila
vaksin kasus efek samping terjadi pada imunisasi maka
dokter membuat laporan tertulis dengan mengisi lembar
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Oleh pihak
yang berwenang lembaran-lembaran MESO maupun
KIPI tersebut akan dianalisis dan diambil kesimpulan.
Hal-hal yg diamati dalam Fase IV
TUTOR 10A
 Efek samping yang frekuensinya rendah atau yang timbul setelah pemakaian obat
bertahun-tahun.
 Efektivitas pada penderita berpenyakit berat atau berpenyakit ganda, penderita anak
atau usia lanjut, atau setelah penggunaan berulang kali dalam jangka panjang.
 Masalah penggunaan berlebihan, penyalahgunaan dan lain-lain.
4. DESAIN
UJI KLINIS
TUTOR 10A
Paralel
Menyilang
(cross-over)
TUTOR 10A
TUTOR 10A
Teknik membagi kelompok yang
sebanding sebagai berikut:
 dengan melakukan randomisasi
 dengan pemilihan pasangan serasi
(matching)
5.
TUTOR 10A
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada desain cross-over :
a) Terdapatnya efek carry over
b) Terdapatnya efek order
c) Terdapatnya periode wash out
6.
KOMPONEN-
KOMPONEN
DALAM UJI KLINIK
Komponen komponen uji klinik
Seleksi
Demarkasi
diagnostik
Antisipasi
prognostik
Seleksi
penderita
Disain
penelitian
Cross over
design
Basic
design
TUTOR10A
 Involve human subjects
 Move forward in time
 Most have a comparison CONTROL group
 Must have method to measure intervention
 Focus on unknowns: effect of medication
 Must be done before medication is part of
standard of care
 Conducted early in the development of
therapies
sumber : kuliah pakar dr.Abraham
Simatupang
 Ethical issues: Research proposal should pass IRB or
Institutional Ethical Committee (IEC)
 Informed consent
 Data management & security
 Statistical analysis
 Sponsor finding, sponsor reporting
 Publication planning
sumber : kuliah pakar dr.Abraham Simatupang
7.
The basics design of RCT
Population
Study
popula-
tion
Grou
p A
Grou
p B
Grou
p n
Grou
p A
Grou
p B
Sampling
Random
allocation
Screening,
Inclusion &
exclusion
criteria
Grou
p n
Interventions & measurements
Blinding:
One/doubl
e-blind
Cross-over design
Study
popula-
tion
Grou
p A
Grou
p B
Grou
p A
Grou
p B
Interventions & measurements
Wash-out
Wash-out
Placebo Placebo
New drug New drug
8. LANGKAH-LANGKAH
DALAM UJI KLINIK
TUTOR 10A
Merumuskan
pertanyaan
penelitian dan
hipotesis
Menentukan
desain uji klinis
yang sesuai
Menetapkan
peserta
penelitian
Mengukur
variabel data
dasar
Melakukan
randomisasi
Melaksanakan
perlakuan
Mengukur
variabel efek
Menganalisis
data
TUTOR 10A
 Dinyatakan dalam kalimat dekralatif yang jelas dan
sederhana, tidak bermakna ganda.
 Mempunyai landasan teori yang kuat
 Menyatakan hubungan antara satu variabel
tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas
 Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris
 Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan
menggambarkan variabel-variabel yang diukur.
TUTOR 10A
Dianjurkan untuk menggunakan desain yang
paling sederhana(menyilang atau pararel), karena:
I. Desain yang sederhana akan memberikan hasil yang
lebih langsung dan mudah dipahami oleh para klinikus,
pengguna utama uji klinis
II. analisisnya tidak banyak menggunakan asumsi.
TUTOR 10A
1. Menetapkan populasi terjangkau
2. Menentukan kriteria pemilihan (eligibility criteria)
 Kriteria inklusi (kriteria penerimaan)
 Kriteria eksklusi (kriteria penolakan)
3. Menetapkan besar sampel
TUTOR 10A
DATA
DEMOGRAFIS
KLINIS &
PRAKLINIS
KOMORBID
TUTOR 10A
1. Randomisasi sederhana
2. Randomisasi blok
3. Randomisasi dalam strata
TUTOR 10A
TUTOR 10A
9.
 Open trial
 Single blind
 Double blind
 Triple mask
TUTOR 10A
TUTOR 10A
 Pemeriksa variabel efek tidak mengetahui peserta
masuk kelompok perlakuan atau kelompok kontrol
TUTOR 10A
1. Uji Mc Nemar
2. Uji non-parametrik
3. Uji varians
4. Uji kesintasan
10. KEUNTUNGAN
dan
KERUGIAN
TUTOR 10A
 Dengan dilakukannya randominasi maka dapat dikontrol
secara efektif, oleh karena factor confounding akan
terbagi secara seimbang diantara kedua kelompok
subyek.
 Criteria inklusi, perlakuan dan outcome telah ditentuakan
terlebih dahulu.
 Statistic akan lebih efektif, oleh karena :
a. Jumlah kelompok perlakuan dan control
sebanding
b. Kekuatan atau power statistic tinggi
 Uji klinis secara teori sangat
menguntungkan oleh karena banyak
metode statistic harus berdasarkan
pemilihab subyek secara random.
 Kelompok subyek merupakan kelompok
sebanding sehingga intervensi dari luar
setelah randominasi tidak banyak
berpengaruh terhadap hasil penelitian
selama intervensi tersebut mengenai
kedua kelompok subyek.
 Desain dan pelaksanaan uji klinis kompleks dan
mahal
 Uji klinis mungkin dilakukan dengan seleksi tertentu
sehingga tidak representative terhadap populasi
terjangkau atau populasi target.
 Uji klinis paling sering dihadapkan kepada masalah
etik, misalnya apakah etis bila kita memberikan
pengobatan pada kelompok perlakuan namun tidak
mengobati kelompok control.
 Kadang-kadang uji klinis sangat tidak praktis.
TUTOR 10A
 Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.
 Sastroasmoro, sudigdo, & Ismael, Sofyan(2011).
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
Sagung Seto
 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan RI. Cara uji klinis yang baik.
Jakarta; 2001.
 Kuliah prof.Abraham Simatupang
TUTOR 10A
Terbukti bahwa dengan persiapan
yang baik, penelitian uji klinik dapat
terlaksana dengan baik.
KESIMPULAN
TUTOR 10A
 Uji klinik adalah suatu metode untuk melihat,
mengevaluasi apakah suatu tindakan intervensi
efektif/tidak. Tujuan dari penelitian uji klinik adalah
membuktikan atau menilai manfaat klinik suatu obat,
pengobatan, atau strategi terapetik tertentu
secara objektif dan benar. Ada 2 tahapan uji klinik
yaitu tahapan I atau disebut pre- klinik dan tahapan
II yang terbagi menjadi 4 fase. Ada 2 desain yaitu
desain paralel yang merupakan suatu perbandingan
antar-kelompok (group comparison), dapat bersifat
perbandingan kelompok independen ataupun
kelompok pasangan serasi (matched pairs) dan
desain menyilang (cross-oaer design). Uji klinik
mempunyai keuntungan dan kekurangan.
TUTOR 10A
THANK YOU
FOR YOUR
ATTENTION

More Related Content

What's hot

Etnografi presentasi
Etnografi presentasiEtnografi presentasi
Etnografi presentasiArif Winahyu
 
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanPerencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanErulk Khaerul
 
CSE-UCLA EVALUATION MODEL
CSE-UCLA EVALUATION MODELCSE-UCLA EVALUATION MODEL
CSE-UCLA EVALUATION MODELAlberstofRadjah
 
Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)Muhammad Syarif
 
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fbMetode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fbFirman Bachtiar
 
Desain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-EksperimentalDesain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-EksperimentalDhenok Citra Panyuluh
 
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah KesehatanPengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah KesehatanMila Khairina
 
VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.ppt
VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.pptVALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.ppt
VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.pptHenyNingtyas1
 
Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
Powerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatifPowerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatifannisa herlida
 
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenDesain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenRahmadi Pribadi Muclis
 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraRosti Hidayah
 
Makalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamMakalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamPutri Diyou
 

What's hot (20)

Etnografi presentasi
Etnografi presentasiEtnografi presentasi
Etnografi presentasi
 
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanPerencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
 
Humanisme ppt
Humanisme pptHumanisme ppt
Humanisme ppt
 
Sejarah statistik
Sejarah statistikSejarah statistik
Sejarah statistik
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
CSE-UCLA EVALUATION MODEL
CSE-UCLA EVALUATION MODELCSE-UCLA EVALUATION MODEL
CSE-UCLA EVALUATION MODEL
 
Makalah uji normalitas
Makalah uji normalitasMakalah uji normalitas
Makalah uji normalitas
 
Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)Sistem kesehatan nsional (skn)
Sistem kesehatan nsional (skn)
 
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fbMetode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
 
Desain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-EksperimentalDesain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
Desain Penelitian Kuantitatif Non-Eksperimental
 
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah KesehatanPengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan
 
VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.ppt
VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.pptVALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.ppt
VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS.ppt
 
Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)Metode Survey (Psikologi Umum)
Metode Survey (Psikologi Umum)
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Powerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatifPowerpoint kelompok kualitatif
Powerpoint kelompok kualitatif
 
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenDesain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
 
Presentasi uji manova
Presentasi uji manovaPresentasi uji manova
Presentasi uji manova
 
Makalah penelitian survei
Makalah penelitian surveiMakalah penelitian survei
Makalah penelitian survei
 
Makalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islamMakalah sejarah peradaban islam
Makalah sejarah peradaban islam
 

Similar to uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari

Clinical trial study(cts)
Clinical trial study(cts)Clinical trial study(cts)
Clinical trial study(cts)windaw3110
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimentalDesy Rahayu
 
clinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptx
clinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptxclinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptx
clinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptxyeggie2
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursingAmalia Senja
 
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 UJI PRAKLINIK OT.pptx UJI PRAKLINIK OT.pptx
UJI PRAKLINIK OT.pptxtaufiq882504
 
asdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdfasdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdfPutraUtomo
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanpjj_kemenkes
 
Uji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.ppt
Uji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.pptUji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.ppt
Uji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.pptfiah0289
 
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxAinulUyuni1
 
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis VariabelIdentifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabelpjj_kemenkes
 
Desain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hDesain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hRoby Frank
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptxFebySWinarno1
 
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?akunlastri
 
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...pjj_kemenkes
 
Bab III mery skripsi.docx
Bab III mery skripsi.docxBab III mery skripsi.docx
Bab III mery skripsi.docxRaymondPHSinaga
 

Similar to uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari (20)

GCP - UJI KLINIK.pptx
GCP - UJI KLINIK.pptxGCP - UJI KLINIK.pptx
GCP - UJI KLINIK.pptx
 
66 122-1-sm
66 122-1-sm66 122-1-sm
66 122-1-sm
 
Clinical trial study(cts)
Clinical trial study(cts)Clinical trial study(cts)
Clinical trial study(cts)
 
Ppt study eksperimental
Ppt study eksperimentalPpt study eksperimental
Ppt study eksperimental
 
clinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptx
clinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptxclinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptx
clinicaltrialstudycts-150316055339-conversion-gate01-dikonversi.pptx
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursing
 
pico.pptx
pico.pptxpico.pptx
pico.pptx
 
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 UJI PRAKLINIK OT.pptx UJI PRAKLINIK OT.pptx
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 
asdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdfasdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdf
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatan
 
Uji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.ppt
Uji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.pptUji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.ppt
Uji_Pra_Dan_Klinik_Ppt.ppt
 
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
 
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis VariabelIdentifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
 
Desain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hDesain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby h
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
340007330-Tugas-Penelitian-Observasional.pptx
 
EBM Desy Uas.pptx
EBM Desy Uas.pptxEBM Desy Uas.pptx
EBM Desy Uas.pptx
 
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
Chapter 5: Apa pendekatan dan metode yang tepat untuk Riset Implementasi?
 
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...
 
Bab III mery skripsi.docx
Bab III mery skripsi.docxBab III mery skripsi.docx
Bab III mery skripsi.docx
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

uji klinis materi bidang farmasi klinik yang dipelajari

  • 3. Uji klinis (clinical trials) merupakan penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia. TUTOR 10A
  • 4. Uji Klinik atau Studi Klinik adalah setiap penelitian pada subyek manusia yang dimaksudkan untuk menemukan atau memastikan efek klinik, farmakologik dan/atau farmakodinamik lainnya dari produk yang diteliti, dan/ atau mengidentifikasi setiap reaksi yang tidak diinginkan terhadap produk yang diteliti, dan/atau untuk mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dari produk yang diteliti dengan tujuan untuk memastikan keamanan dan/atau efektivitasnya. TUTOR 10A
  • 5. TUTOR 10A Uji Klinik Yaitu suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia, dimana sebelumnya diawali oleh pengujian pada binatang atau pra klinik (Katzung, 1989)
  • 6. TUTOR 10A Uji klinik : suatu metode untuk melihat, mengevaluasi apakah suatu tindakan intervensi efektif/tidak
  • 7. TUTOR 10A  Memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian suatu obat.  Membuktikan atau menilai manfaat klinik suatu obat, pengobatan, atau strategi terapetik tertentu secara objektif dan benar.
  • 12. TUTOR 10A • First In man • Penelitian farmakokinetik Fase 1 • First in patient • Dose,dosage form Fase 2 • Membutuhkan percobaan yang lebih banyak • Memperkuat tahap 2 (efek samping) Fase 3 • Obat mulai beredar • Mengatasi kekurangan informasi yang ada Fase 4
  • 13. Uji Fase IV TUTOR 10A Obat yang telah lolos Uji klinis tahap III, akan dapat mengajukan izin edar ke badan yang bertugas untuk mengawasi dan memberikan izin edar untuk obat nasional, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, Health Canada di Kanada, Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency (MHRA) di Inggris, European Agency for the Evaluation of Medicinal Product (EMEA) di negara Eropa dan Therapeutics Good Administration (TGA) di Australia
  • 14. lanjutan TUTOR 10A Setelah itu obat data diresepkan dan digunakan kepada masyarakat dan akan masuk ke uji klinis fase IV. Uji klinis fase IV ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada efek samping, pengurangan efektivitas pada kasus khusus dan masalah dalam penggunaan yang tidak atau belum diketahui pada saat pengujian pada tahap sebelumnya dikarenakan sedikitnya subjek pengujian. Uji klinik fase IV merupakan survei epidemiologi terhadap obat yang telah dipasarkan (post marketing drug surveilance). Uji ini dilakukan dengan ribuan subjek yang menggunakan obat. Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di masyarakat serta pola efektivitas dan keamanannya pada penggunaan obat yang sebenarnya. Survei epidemiologi pada fase IV tidak terikat pada protokol penelitian, tidak ada ketentuan tentang pemilihan penderita, besarnya dosis, dan lamanya pemberian obat
  • 15. Evaluasi Penggunaan TUTOR 10A Apabila dokter dalam praktik sehari-hari menemukan efek samping penggunaan obat dari pasien maka diharapkan membuat laporan tertulis dengan mengisi lembar MESO (Monitoring Efek Samping Obat), bila vaksin kasus efek samping terjadi pada imunisasi maka dokter membuat laporan tertulis dengan mengisi lembar KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Oleh pihak yang berwenang lembaran-lembaran MESO maupun KIPI tersebut akan dianalisis dan diambil kesimpulan.
  • 16. Hal-hal yg diamati dalam Fase IV TUTOR 10A  Efek samping yang frekuensinya rendah atau yang timbul setelah pemakaian obat bertahun-tahun.  Efektivitas pada penderita berpenyakit berat atau berpenyakit ganda, penderita anak atau usia lanjut, atau setelah penggunaan berulang kali dalam jangka panjang.  Masalah penggunaan berlebihan, penyalahgunaan dan lain-lain.
  • 20. TUTOR 10A Teknik membagi kelompok yang sebanding sebagai berikut:  dengan melakukan randomisasi  dengan pemilihan pasangan serasi (matching)
  • 21. 5.
  • 22. TUTOR 10A Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada desain cross-over : a) Terdapatnya efek carry over b) Terdapatnya efek order c) Terdapatnya periode wash out
  • 24. Komponen komponen uji klinik Seleksi Demarkasi diagnostik Antisipasi prognostik Seleksi penderita Disain penelitian Cross over design Basic design
  • 25. TUTOR10A  Involve human subjects  Move forward in time  Most have a comparison CONTROL group  Must have method to measure intervention  Focus on unknowns: effect of medication  Must be done before medication is part of standard of care  Conducted early in the development of therapies sumber : kuliah pakar dr.Abraham Simatupang
  • 26.  Ethical issues: Research proposal should pass IRB or Institutional Ethical Committee (IEC)  Informed consent  Data management & security  Statistical analysis  Sponsor finding, sponsor reporting  Publication planning sumber : kuliah pakar dr.Abraham Simatupang 7.
  • 27. The basics design of RCT Population Study popula- tion Grou p A Grou p B Grou p n Grou p A Grou p B Sampling Random allocation Screening, Inclusion & exclusion criteria Grou p n Interventions & measurements Blinding: One/doubl e-blind
  • 28. Cross-over design Study popula- tion Grou p A Grou p B Grou p A Grou p B Interventions & measurements Wash-out Wash-out Placebo Placebo New drug New drug
  • 30. TUTOR 10A Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis Menentukan desain uji klinis yang sesuai Menetapkan peserta penelitian Mengukur variabel data dasar Melakukan randomisasi Melaksanakan perlakuan Mengukur variabel efek Menganalisis data
  • 31. TUTOR 10A  Dinyatakan dalam kalimat dekralatif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.  Mempunyai landasan teori yang kuat  Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas  Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris  Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur.
  • 32. TUTOR 10A Dianjurkan untuk menggunakan desain yang paling sederhana(menyilang atau pararel), karena: I. Desain yang sederhana akan memberikan hasil yang lebih langsung dan mudah dipahami oleh para klinikus, pengguna utama uji klinis II. analisisnya tidak banyak menggunakan asumsi.
  • 33. TUTOR 10A 1. Menetapkan populasi terjangkau 2. Menentukan kriteria pemilihan (eligibility criteria)  Kriteria inklusi (kriteria penerimaan)  Kriteria eksklusi (kriteria penolakan) 3. Menetapkan besar sampel
  • 35. TUTOR 10A 1. Randomisasi sederhana 2. Randomisasi blok 3. Randomisasi dalam strata
  • 38. 9.  Open trial  Single blind  Double blind  Triple mask
  • 40. TUTOR 10A  Pemeriksa variabel efek tidak mengetahui peserta masuk kelompok perlakuan atau kelompok kontrol
  • 41. TUTOR 10A 1. Uji Mc Nemar 2. Uji non-parametrik 3. Uji varians 4. Uji kesintasan
  • 43. TUTOR 10A  Dengan dilakukannya randominasi maka dapat dikontrol secara efektif, oleh karena factor confounding akan terbagi secara seimbang diantara kedua kelompok subyek.  Criteria inklusi, perlakuan dan outcome telah ditentuakan terlebih dahulu.  Statistic akan lebih efektif, oleh karena : a. Jumlah kelompok perlakuan dan control sebanding b. Kekuatan atau power statistic tinggi
  • 44.  Uji klinis secara teori sangat menguntungkan oleh karena banyak metode statistic harus berdasarkan pemilihab subyek secara random.  Kelompok subyek merupakan kelompok sebanding sehingga intervensi dari luar setelah randominasi tidak banyak berpengaruh terhadap hasil penelitian selama intervensi tersebut mengenai kedua kelompok subyek.
  • 45.  Desain dan pelaksanaan uji klinis kompleks dan mahal  Uji klinis mungkin dilakukan dengan seleksi tertentu sehingga tidak representative terhadap populasi terjangkau atau populasi target.  Uji klinis paling sering dihadapkan kepada masalah etik, misalnya apakah etis bila kita memberikan pengobatan pada kelompok perlakuan namun tidak mengobati kelompok control.  Kadang-kadang uji klinis sangat tidak praktis.
  • 46. TUTOR 10A  Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.  Sastroasmoro, sudigdo, & Ismael, Sofyan(2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto  Badan Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI. Cara uji klinis yang baik. Jakarta; 2001.  Kuliah prof.Abraham Simatupang
  • 47. TUTOR 10A Terbukti bahwa dengan persiapan yang baik, penelitian uji klinik dapat terlaksana dengan baik.
  • 48. KESIMPULAN TUTOR 10A  Uji klinik adalah suatu metode untuk melihat, mengevaluasi apakah suatu tindakan intervensi efektif/tidak. Tujuan dari penelitian uji klinik adalah membuktikan atau menilai manfaat klinik suatu obat, pengobatan, atau strategi terapetik tertentu secara objektif dan benar. Ada 2 tahapan uji klinik yaitu tahapan I atau disebut pre- klinik dan tahapan II yang terbagi menjadi 4 fase. Ada 2 desain yaitu desain paralel yang merupakan suatu perbandingan antar-kelompok (group comparison), dapat bersifat perbandingan kelompok independen ataupun kelompok pasangan serasi (matched pairs) dan desain menyilang (cross-oaer design). Uji klinik mempunyai keuntungan dan kekurangan.
  • 49. TUTOR 10A THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Editor's Notes

  1. 1 orang
  2. KALO BERHASIL, DI PASARKAN DAN DIDAFTAR MENJADI OBAT. KALO GAK BERHASIL , DI ULANG LAGI .
  3. (KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02002/SK/KBPOM )
  4. kesimpulan
  5. 1 orang
  6. Percobaan open-label atau sidang terbuka adalah jenis percobaan klinis di mana kedua peneliti dan peserta tahu mana pengobatan yang diberikan. [1] [2] Hal ini kontras dengan single blind dan double blind eksperimental, dimana para peserta tidak sadar apa perlakuan yang mereka terima (peneliti juga menyadari dalam sidang double blind). Percobaan open-label mungkin tepat untuk membandingkan dua perlakuan sangat mirip dengan menentukan mana yang paling efektif. Percobaan open-label mungkin tidak dapat dihindari dalam keadaan tertentu, seperti membandingkan efektivitas obat untuk intensif sesi terapi fisik. Sebuah sidang label terbuka mungkin masih acak. Percobaan open-label mungkin juga tidak terkontrol, dengan semua peserta yang menerima perlakuan yang sama. Definisi Trial Non-Acak : Sebuah studi di mana para peserta telah ditetapkan dengan alternatif pengobatan, prosedur, atau intervensi dengan metode yang tidak acak. Investigator mendefinisikan dan mengelola alternatif. Randomized controlled trial : Sebuah uji coba terkontrol secara acak (atau acak percobaan kontrol, [2] RCT) adalah jenis ilmiah percobaan (sering medis), di mana orang-orang yang diteliti secara acak dialokasikan satu atau lain dari perawatan yang berbeda yang diteliti. RCT adalah standar emas untuk uji klinis. RCT sering digunakan untuk menguji keampuhan atau efektivitas berbagai jenis intervensi medis dan dapat memberikan informasi tentang efek samping, seperti reaksi obat. Tugas acak intervensi dilakukan setelah subyek telah dinilai kelayakan dan direkrut, tapi sebelum intervensi untuk dipelajari dimulai.
  7. Tahapan l : Pada tahapan ini dilakukan penelitian laboratorium, yang disebut sebagai uji pra-klinis, dilaksanakan dengan menggunakan hewan coba. Tujuan penelitian tahapan 1 adalah untuk mengumpulkan informasi tentang aspek farmakologi dan toksikologi obat guna menyiapkan tahapan berikut, yakni studi menggunakan manusia. TAhapan2 : Dalam tahapan pengembangan obat baru 2 digunakan manusia sebagai peserta penelitian. Tahapan ke-2 ini berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
  8. Tahap I: Untuk pertama kali obat dicobakan pada manusia. Subjek disini terdiri dari sukarelawan yang sehat (20-80). Uji coba fase I ini dilakukan di suatu rumah sakit atau lembaga dengan pengawasan yang ketat oleh para ahli. Perhatian ditujukan untuk mengetahui farmakokinetika dan farmakodinamika obat pada orang yang sehat. Dari segi etik riset, uji klinik tahap I umumnya tergolong riset non terapeutik. Tahap II: Obat dicobakan pada sekelompok kecil penderita yang diharapkan akan mendapat manfaat terapeutik atau diagnostik dari obat tersebut. Subjek diseleksi dengan ketat dan diawasi oleh ahli yang kompeten. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengetahui apakah obat baru ini mempunyai efek terapeutik pada penderita. Disamping itu dicatat pula data lain seperti pada tahap I. Tahap III: Obat diberikan pada sejumlah besar penderita dengan kondisi yang menyerupai keadaan dimana obat dipakai sehari-hari dimasyarakat. Ini berarti bahwa seleksi pasien tidak terlalu ketat dan obat mungkin diberikan oleh dokter umum atau orang-orang yang tidak ahli benar. Efek samping yang agak jarang dijumpai mungkin telah dapat terlihat pada tahap ini. Bila hasil uji klinik tahap III ini dinilai aman dan efektif maka obat dapat dipasarkan. Tahap IV: Disini dapat dikumpulkan data efektivitas maupun efek samping obat dalam penggunaan jangka panjang. Demikian pula kemungkinan timbulnya kecenderungan penggunaan berlebihan atau penyalahgunaan
  9. 2 orang
  10. 1 Desain parallel merupakan suatu perbandingan antar-kelompok (group comparison), dapat bersifat perbandingan kelompok independen ataupun kelompok pasangan serasi (matched pairs). 2 Desain menyilang (cross-oaer design).
  11. Jenis desain ini paling banyak digunakan, baik pada penyakit akut maupun kronik. Pada desain ini disusun 2 kelompok (atau lebih), dan pengobatan pada kelompok-kelompok tersebut dilakukan secara paralel atau simultan. Jenis yang paling banyak dilakukan adalah desain paralel dengan 2 kelompok; satu kelompok memperoleh pengobatan baru (disebut kelompok eksperimental, kelompok perlakuan, kelompok terapi), sedangkan kelompok lainnya menerima plasebo atau terapi standar, disebut kelompok kontrol.
  12. Dengan cara tersebut diharapkan sebelum dilakukan intervensi, karakteristik kedua kelompok sama atau sebanding. Bila pada akhir penelitian terdapat perbedaan efek antara kedua kelompok, maka penyebab perbedaan itu tidak dipengaruhi oleh perbedaan faktor prognosis atau perjalanan alamiah penyakit antara kedua kelompok.
  13. Ganti orang
  14. Terdapatnya efek carry over yaitu efek obat pertama belum hilang pada saat dimulai pengobatan kedua Terdapatnya efek order, yaitu terjadinya perubahan derajat penyakit atau lingkungan selama penelitian berlangsung Terdapatnya periode wash out yaitu waktu yang diperlukan untuk menghilangkan efek obat pertama sebelum obat kedua dimulai (efek carry oaer).Lama periode wnsh out ini bergantung pada farmakokinetik obat; periode wash out dapat berlangsung hanya beberapa menit (misalnya dobutamin) sampai beberapa minggu (misal fenobarbital atau digoksin).
  15. Penelitian klinis digunakan untuk menentukan efektivitas suatu obat terhadap penyakit tertentu.oleh sebab itu seleksi penderita penyakit merupakan hal yang penting Demarkasi diagnostik : membedakan orang sehat dengan sakit dan membedakan berbagai penderita dari penyakit yang mempunyai gejala yg sama Antisipasi diagnostik : membedakan stadium dan faktor2 lain yang dapat mempengaruhi hasil pengobatan. *sedangkan untuk seleksi penderita : terbagi menjadi 3 kriteria 1.Kriteria diagnostik : berisisi persyaratan untuk menegakan diagnosis/ 2.Kriteri komorbid : berisi penyakit lain yg menyertai atau yg menyulitkan diagnosis,dan berpengaruh terhadap riwayat penyakit dan pengobatannya 3.Kriteria preterapi :mencakup persyaratan ttg umur,status ekonomi dan sosial,keparahan penyakit dan pengobatan yang sudah diterima
  16. Libatkan subyek manusia Bergerak maju dalam waktu Sebagian besar memiliki kelompok pembanding KONTROL Harus memiliki metode untuk mengukur intervensi Fokus pada yang tidak diketahui: efek obat Harus dilakukan sebelum pengobatan adalah bagian dari standar perawatan Dilakukan di awal pengembangan terapi
  17. Etika masalah: Proposal Penelitian harus melewati Kelembagaan Komite Etik IRB atau (IEC) informed consent Manajemen Data & Keamanan analisis statistik Temuan Sponsor, sponsor pelaporan perencanaan publikasi
  18. Design dasar dari Randomize control trial Dari populasi diambilah sampling lalu dilakukan study populasi dengan cara kriteria screening inclusi dan ekslusi (inclusi persyaratan agar subjek dimasukkan dalam penelitian | ekslusi persyaratan yg membuat subjek tdk dapat dimasukkan dalam penelitian) setelah didapat subjeknya dilakukan alokasi acak. Lalu dibagi menjadi kelompok A dan B (kelompok kontrol dan perlakuan) dilakukan intervensi dan pengukuran.
  19. Design cross over ini nanti dibagi menjadi 2 kelompok, Kelompok perlakuan dan kontrol. Perlakuan diberikan obat yang diuji yang lainnya diberikan obat standar setelah itu diberikan waktu untuk wash out (untuk menghilangkan efek obat) setelah itu di tukar.
  20. 2 orang
  21. Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian r lang harus diuji validitasnya secara empiris.
  22. Berdasarkan hipotesis yang dibanguN dapat ditetapkan desain yangdipergunakan apakah desain paralel atau menyilang, atau desain lain yang lebih kompleks. . Desain uji klinis yang lebih kompleks sering memberikan hasil yang tidak mudah dipahami oleh sebagian besar klinikus, dan pada analisisnya kerap kali digunakan pelbagai asumsi statistika yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh data yang ada.
  23. Menetapkan populasi terjangkau :Populasi terjangkau atau populasi sumber adalah bagian dari populasi target yang merupakan sumber peserta yang akan diteliti. Menentukan kriteria pemilihan (eligibility titeris) Kriteria pemilihan membatasi karakteristik populasi-terjangkau yang telah memenuhi persyaratan untuk uji klinis. Kriteria inklusi merupakan syarat umum yang harus dipenuhi oleh peserta agar dapat disertakan ke dalam penelitian. Persyaratan kriteria inklusi biasanya mencakup karakteristik klinis, demografis, geografis, dan waktu. Dalam penerapan kriteria inklusi harus diperhitungkan kemampulaksanaan, kemungkinan generalisasi, serta spesifisitas yang diperlukan Kriteria eksklusi adalah tiap keadaan yang menyebabkan pesertayang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian. Dalam kriteria eksklusi ini termasuk kontraindikasi, terdapatnya keadaan atau penyakit lain yang memengaruhi variabel yang diteliti, kepatuhan pasiery peserta yang menolak diteliti, dan masalah etika.
  24. Jenis klmin, umur, pkerjaan, bb, tb Mnckup gjla pnykit, kluhan pndrta Pnykit lain yg mnyertai atau komplikasi dri pnykit pokok
  25. Pada uji klinis dengan variabel bebas berskala nominal dua kelompok (obatbaru vs. obat standar) dan variabel efekberskala nominal (sembuh-tidak sembuh), uji hipotesis dilakukan dengan uji kai-kuadrat. Perlu diperhatikan bahw a apabila sampel dipilih secara independen harus dipakai uji kai-kuadrat untuk 2 kelompok independen, sedangkan apabila sampel dipilih secara serasi (matching) maka harus dipergunakan uji kaikuadrat untuk kelompok berpasangan (uji Mc Nemar). Bila variabel bebas berskala nominal 2 kelompok (misalnya lelaki-perempuan) dan variabel efek berskala numerik (misalnya kadar kolesterol), maka uji yang digunakan adalah uji-t, yakni uji-t untuk 2 kelompok independen atau uji-t untuk kelompok berpasangan. Namun apabila distribusi data tidak normal maka dipakai uji non-parametrik. atau dapat dilakukan tranformasi data lebih dahulu (dengan logaritme, akar, atau teknik lain) sebelum dilakukan uji parametrik seperti uji-t. Bila variabel bebas berskala nominal lebih dari 2 kelompolg dan variabel efek berskala numerik, digunakan analisis varians (Anova). 4 . Apabila terjadi perbedaan lama pengamatan dari masing-masing pesert4 jadi yang dinilai bukan hanya apakah terjadi efek namun juga saat terjadinya efek, maka digunakan analisis kesintasan (surairsal analysis), yang dibahas tersendiri dalam Bab 72.