SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KELOMPOK 3
HARUN ARRASYID NIM : 17010015P
HERY KURNIAWAN NIM : 17010016P
HENDRA SAPUTRA NIM : 17010017P
HENRICSON SIMANGUNSONG NIM : 17010018P
HIJRAH ASWATI HARAHA NIM : 17010019P
IMELDA VERAWATI HARIANJA NIM : 17010020P
LATIFA HANNUM PASARIBU NIM : 17010021P
Definisi
 EBP merupakan salah satu perkembangan yang
penting pada dekade ini untuk membantu sebuah
profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial,
psikologi, public health, konseling dan profesi
kesehatan dan sosial lainnya (Briggs & Rzepnicki,
2004; Brownson et al., 2002; Sackett et al., 2000).
Tingkatan dan Hierarki dalam
penerapan EBP
 Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy
evidence yang digunakan untuk mengukur kekuatan
suatu evidence dari rentang bukti terbaik
sampaidengan bukti yang paling rendah. Tingkatan
evidence ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam EBP. Hirarki untuk tingkatan evidence yang
ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian dan
Kualitas (AHRQ), sering digunakan dalam
keperawatan (Titler, 2010).
Evidence Based Practice dengan
Decision Making
 Melnyk & Fineout-Overholt (2011), menggambarkan keterkaitan
antara evidence based practice dengan proses decision
making yang digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
Pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan
berdasarkan bukti-bukti nyata atau EBP di pengaruhi oleh tiga
factor yaitu, hasil penelitian atau riset termasuk teori-teori
pendukung, pengalaman yang bersifat klinis, serta feedback atau
sumber-sumber dari pengalaman yang dialami oleh pasien.
Model Implmentasi Evidence
Based Practice
 Model Settler
 Model IOWA Model of Evidence Based Practice to
Promote Quality Care
 Model konseptual Rosswurm & Larrabee
Pengkajian dan Alat dalam EBP
Terdapat beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga
kesehatan professional untuk dapat menerapkan praktek klinis
berbasis bukti, yaitu :
 Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek
 Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,
 Melakukan pencarian literature yang efisien,
 Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki
dari bukti tersebut untuk menentukan tingkat validitasnya
 Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan
 Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya
pasien dapat mempengaruhi keseimbangan antara potensial
keuntungan dan kerugian dari pilihan manajemen/terapi (Jette
et al., 2003).
Langkah-langkah dalam EBP
 Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian. Sebelum memulai dalam tahapan yang
sebenarnya didalam EBP, harus ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga klinikan akan
lebih nyaman dan tertarik mengenai pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan perawatan pasien
 Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT. Pertanyaan klinis dalam format
PICOT untuk menghasilkan evidence yang lebih baik dan relevan.
 Populasi pasien (P),
 Intervensi (I),
 Perbandingan intervensi atau kelompok (C),
 Hasil / Outcome (O), dan
 Waktu / Time (T).
 Langkah 3: Cari bukti terbaik. Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah
sangat efisien ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT.
 Langkah 4: Kritis menilai bukti. Setelah artikel yang dipilih untuk review, mereka harus cepat
dinilai untuk menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk pertanyaan
klinis.
 Langkah 5: Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan nilai-
nilai. Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam praktek. Keahlian
klinis, berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data dari program manajemen hasil,
serta preferensi dan nilai-nilai pasien adalah komponen penting dari EBP.
 Langkah 6: Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti. Setelah
menerapkan EBP, penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan hasil sehingga efek
positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki.
 Langkah 7: Menyebarluaskan hasil EBP. Perawat dapat mencapai hasil yang indah bagi pasien
mereka melalui EBP, tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman dengan rekan-rekan dan
organisasi perawatan kesehatan mereka sendiri atau lainnya.
Pelaksanaan EBP Pada
Keperawatan
1) Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian
perawatan berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil
perawatan klien.
2) Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan
mendukung “pemberian perawatan berdasarkan fakta”.
3) Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam
penggunaan EBP.
4) Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan
kesehatan.
5) Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas
praktek, penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
6) Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan
evaluasi yang berkelanjutan.
7) Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan
intuisi, observasi pada klien dan bagaimana respon terhadap
intervensi yang diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat
memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan.
Hambatan Pelaksanaan EBP Pada
Keperawatan
1. Berkaitan dengan penggunaan waktu.
2. Akses terhadap jurnal dan artikel.
3. Keterampilan untuk mencari.
4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
5. Kurang paham atau kurang mengerti.
6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk
penggunaan hasil-hasil riset.
7. Salah pengertian tentang proses.
8. Kualitas dari fakta yang ditemukan.
9. Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk
menggunakan literatur hasil penemuan untuk intervensi
praktek yang terbaik untuk diterapkan pada klien.
Evidence Based Practice Oral Hygiene
Menggunakan Larutan Chlorhexidine
0,2% Pada Pasien Cedera Kepala Berat
Di Ruang ICU
 Pengertian
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan
dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 1993
dalam Amalia., Lina., Umi., Ryan., dan Made. S, 2008).
Chlorhexidine merupakan jenis antiseptik dengan
spektrum luas sehingga bisa membunuh bakteri gram
positif, negatif, aerob dan anaerob, serta fungi
(Peterson, 2005)
Tujuan
 Menurut Taylor et al (1997 dan Clark 1993, dalam Amalia.,
Lina., Umi., Ryan., dan Made. S, 2008), oral hygiene adalah
tindakan yang ditujukan untuk :
1) Menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa membran
mulut
2) Mencegah terjadinya infeksi rongga mulut
3) Melembabkan mukosa membran mulut dan bibir.
4) Mencegah penyakit gigi dan mulut
5) Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut
6) Mempertinggi daya tahan tubuh
 Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu
makan.
Persiapan Alat
1. Larutan antiseptik Chlorhexidine 0,2% (atau dalam kemasan
Minosep)
2. NaCl 0,9% untuk pencampur larutan antiseptik Chlorhexidine 0,2%
3. Spatel lidah dengan bantalan kassa
4. Perlak kecil dan pengalas perlak
5. Kom kecil 1 buah
6. Sikat gigi 1 buah
7. Arteri Klem 1 buah
8. Kassa atau Deppers secukupnya
9. Kateter penghisap (suction) yang dihubungkan dengan alat pengisap
10. Sarung tangan sekali pakai
11. Bengkok
12. Tissue
Pelaksanaan
 Menurut Genuit, Bochicchio, Napolitano, McCarter &
Roghman (2004) oral hygiene dilakukan dengan
menggosok gigi menggunakan sikat
kecil minimal dua kali sehari. Lakukan suction saat
oral hygiene untuk mencegah aspirasi, ditambahkan
dalam protokol dimulai pada semua pasien intubasi.
Teknik Melakukan Oral Hygiene
(Modifikasi Evidence Based Practice)
1) Perawat mencuci tangan
2) Buat larutan mouthwash, Chlorhexidine (CHG) 0,2% diencerkan
dengan NaCl 0,9 % (perbandingan sesuai ukuran gelas CHG 0,2%)
3) Gunakan sarung tangan sekali pakai
4) Beritahu pasien, bahwa pagi ini mulut, dan giginya akan
dibersihkan.
5) Tempatkan perlak dan pengalas dibawah wajah pasien
6) Uji adanya reflek muntah, dengan menekan lidah menggunakan
spatel lidah
7) Atur posisi kepala pasien miring kanan/kiri
8) Hidupkan mesin penghisap
9) Basahkan sikat gigi kecil dengan larutan mouthwash CHG 0,2%
yang telah di buat
10) Dengan menggunakan sikat gigi kecil, gosok gigi bagian depan dan
samping kanan dan kiri
11) Tangan kiri melakukan suction saat tangan kanan menyikat gigi.
12) Gunakan spatel lidah yang dilapisi kasa untuk membantu membuka
mulut (2 perawat)
13) Bersihkan gigi bagian dalam atas, bawah, kanan dan kiri serta lidah
14) Terakhir lakukan swab, menggunakan kassa atau deppers yang
dijepitkan dengan arteri klem mulai dari gigi bagian dalam dan
samping dalam kanan dan kiri, bawah dan lidah, gigi bagian luar depan
dan samping depan kanan dan kiri, bibir atas dan bawah
15) Beritahu pasien kembali, bahwa tindakan membersihkan mulut dan
gigi sudah selesai
16) Ingatkan pasien bahwa tindakan ini akan diulang sore hari oleh perawat
sore.
17) Lepaskan sarung tangan dan buang pada wadah yang tepat.
18) Kembalikan posisi nyaman klien.
19) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempat yang tepat.
20) Perawat mencuci tangan
21) Lakukan dokumentasi.
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx

More Related Content

What's hot

Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointPutriPamungkas8
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primerasadul usud
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
 
presentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaspresentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaswayan suarni Quetz
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAmalia Senja
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Presentasi pemeriksaan penunjang
Presentasi pemeriksaan penunjangPresentasi pemeriksaan penunjang
Presentasi pemeriksaan penunjangeliza kristina
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifdhewychabi
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanUwes Chaeruman
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 

What's hot (20)

Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primer
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
presentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaspresentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifas
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatal
 
Anfis sistem sensori
Anfis sistem sensoriAnfis sistem sensori
Anfis sistem sensori
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
Presentasi pemeriksaan penunjang
Presentasi pemeriksaan penunjangPresentasi pemeriksaan penunjang
Presentasi pemeriksaan penunjang
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
Pasient safety
Pasient safetyPasient safety
Pasient safety
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 

Similar to EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx

RPS gerontik new 2022.docx
RPS gerontik new 2022.docxRPS gerontik new 2022.docx
RPS gerontik new 2022.docxhanituasikal2
 
BAB III TABEL 3.1.docx
BAB III TABEL 3.1.docxBAB III TABEL 3.1.docx
BAB III TABEL 3.1.docxBangDonGaming
 
Standar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanStandar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanSulistia Rini
 
KASUS_SKENARIO_2.doc
KASUS_SKENARIO_2.docKASUS_SKENARIO_2.doc
KASUS_SKENARIO_2.doctentyisni
 
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxZhillu
 
kdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptx
kdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptxkdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptx
kdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptxSarahKusumahBakti
 
Standar 6 - Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Standar 6 - Pengelolaan Anemia Pada KehamilanStandar 6 - Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Standar 6 - Pengelolaan Anemia Pada KehamilanAi Ela Ayu Ningsih
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanpjj_kemenkes
 
1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx
1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx
1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptxFebriyanti779061
 

Similar to EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx (20)

EBM Desy Uas.pptx
EBM Desy Uas.pptxEBM Desy Uas.pptx
EBM Desy Uas.pptx
 
Pedoman mtbs
Pedoman mtbsPedoman mtbs
Pedoman mtbs
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
PASIENT_SAFETY.ppt
PASIENT_SAFETY.pptPASIENT_SAFETY.ppt
PASIENT_SAFETY.ppt
 
RPS gerontik new 2022.docx
RPS gerontik new 2022.docxRPS gerontik new 2022.docx
RPS gerontik new 2022.docx
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
 
PPT PDL.pptx
PPT PDL.pptxPPT PDL.pptx
PPT PDL.pptx
 
BAB III TABEL 3.1.docx
BAB III TABEL 3.1.docxBAB III TABEL 3.1.docx
BAB III TABEL 3.1.docx
 
Standar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanStandar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatan
 
KASUS_SKENARIO_2.doc
KASUS_SKENARIO_2.docKASUS_SKENARIO_2.doc
KASUS_SKENARIO_2.doc
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Riset keperawatan
Riset keperawatanRiset keperawatan
Riset keperawatan
 
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
 
kdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptx
kdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptxkdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptx
kdnfbjhvduhvfduhfvguefvguhdvguhwvugvwrhgvuhrvguwve.pptx
 
Standar 6 - Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Standar 6 - Pengelolaan Anemia Pada KehamilanStandar 6 - Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Standar 6 - Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
 
Ebn vero
Ebn veroEbn vero
Ebn vero
 
Kb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatanKb2 persiapan dan perawatan
Kb2 persiapan dan perawatan
 
1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx
1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx
1.PENGANTAR_RISET_KEPERAWATAN.pptx
 
SEMHAS minggu.pptx
SEMHAS minggu.pptxSEMHAS minggu.pptx
SEMHAS minggu.pptx
 
K3 01.ppt
K3 01.pptK3 01.ppt
K3 01.ppt
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 

EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx

  • 1. KELOMPOK 3 HARUN ARRASYID NIM : 17010015P HERY KURNIAWAN NIM : 17010016P HENDRA SAPUTRA NIM : 17010017P HENRICSON SIMANGUNSONG NIM : 17010018P HIJRAH ASWATI HARAHA NIM : 17010019P IMELDA VERAWATI HARIANJA NIM : 17010020P LATIFA HANNUM PASARIBU NIM : 17010021P
  • 2. Definisi  EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini untuk membantu sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi, public health, konseling dan profesi kesehatan dan sosial lainnya (Briggs & Rzepnicki, 2004; Brownson et al., 2002; Sackett et al., 2000).
  • 3. Tingkatan dan Hierarki dalam penerapan EBP  Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidence yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang bukti terbaik sampaidengan bukti yang paling rendah. Tingkatan evidence ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam EBP. Hirarki untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian dan Kualitas (AHRQ), sering digunakan dalam keperawatan (Titler, 2010).
  • 4. Evidence Based Practice dengan Decision Making  Melnyk & Fineout-Overholt (2011), menggambarkan keterkaitan antara evidence based practice dengan proses decision making yang digambarkan dalam kerangka sebagai berikut : Pengambilan keputusan untuk melakukan perubahan berdasarkan bukti-bukti nyata atau EBP di pengaruhi oleh tiga factor yaitu, hasil penelitian atau riset termasuk teori-teori pendukung, pengalaman yang bersifat klinis, serta feedback atau sumber-sumber dari pengalaman yang dialami oleh pasien.
  • 5. Model Implmentasi Evidence Based Practice  Model Settler  Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care  Model konseptual Rosswurm & Larrabee
  • 6. Pengkajian dan Alat dalam EBP Terdapat beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga kesehatan professional untuk dapat menerapkan praktek klinis berbasis bukti, yaitu :  Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek  Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,  Melakukan pencarian literature yang efisien,  Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari bukti tersebut untuk menentukan tingkat validitasnya  Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan  Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien dapat mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan kerugian dari pilihan manajemen/terapi (Jette et al., 2003).
  • 7. Langkah-langkah dalam EBP  Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian. Sebelum memulai dalam tahapan yang sebenarnya didalam EBP, harus ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga klinikan akan lebih nyaman dan tertarik mengenai pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan perawatan pasien  Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT. Pertanyaan klinis dalam format PICOT untuk menghasilkan evidence yang lebih baik dan relevan.  Populasi pasien (P),  Intervensi (I),  Perbandingan intervensi atau kelompok (C),  Hasil / Outcome (O), dan  Waktu / Time (T).  Langkah 3: Cari bukti terbaik. Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah sangat efisien ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT.  Langkah 4: Kritis menilai bukti. Setelah artikel yang dipilih untuk review, mereka harus cepat dinilai untuk menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk pertanyaan klinis.  Langkah 5: Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan nilai- nilai. Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam praktek. Keahlian klinis, berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data dari program manajemen hasil, serta preferensi dan nilai-nilai pasien adalah komponen penting dari EBP.  Langkah 6: Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti. Setelah menerapkan EBP, penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan hasil sehingga efek positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki.  Langkah 7: Menyebarluaskan hasil EBP. Perawat dapat mencapai hasil yang indah bagi pasien mereka melalui EBP, tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman dengan rekan-rekan dan organisasi perawatan kesehatan mereka sendiri atau lainnya.
  • 8. Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan 1) Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil perawatan klien. 2) Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung “pemberian perawatan berdasarkan fakta”. 3) Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan EBP. 4) Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan. 5) Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek, penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan. 6) Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi yang berkelanjutan. 7) Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi, observasi pada klien dan bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan.
  • 9. Hambatan Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan 1. Berkaitan dengan penggunaan waktu. 2. Akses terhadap jurnal dan artikel. 3. Keterampilan untuk mencari. 4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset. 5. Kurang paham atau kurang mengerti. 6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset. 7. Salah pengertian tentang proses. 8. Kualitas dari fakta yang ditemukan. 9. Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literatur hasil penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan pada klien.
  • 10. Evidence Based Practice Oral Hygiene Menggunakan Larutan Chlorhexidine 0,2% Pada Pasien Cedera Kepala Berat Di Ruang ICU  Pengertian Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 1993 dalam Amalia., Lina., Umi., Ryan., dan Made. S, 2008). Chlorhexidine merupakan jenis antiseptik dengan spektrum luas sehingga bisa membunuh bakteri gram positif, negatif, aerob dan anaerob, serta fungi (Peterson, 2005)
  • 11. Tujuan  Menurut Taylor et al (1997 dan Clark 1993, dalam Amalia., Lina., Umi., Ryan., dan Made. S, 2008), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk : 1) Menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut 2) Mencegah terjadinya infeksi rongga mulut 3) Melembabkan mukosa membran mulut dan bibir. 4) Mencegah penyakit gigi dan mulut 5) Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut 6) Mempertinggi daya tahan tubuh  Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
  • 12. Persiapan Alat 1. Larutan antiseptik Chlorhexidine 0,2% (atau dalam kemasan Minosep) 2. NaCl 0,9% untuk pencampur larutan antiseptik Chlorhexidine 0,2% 3. Spatel lidah dengan bantalan kassa 4. Perlak kecil dan pengalas perlak 5. Kom kecil 1 buah 6. Sikat gigi 1 buah 7. Arteri Klem 1 buah 8. Kassa atau Deppers secukupnya 9. Kateter penghisap (suction) yang dihubungkan dengan alat pengisap 10. Sarung tangan sekali pakai 11. Bengkok 12. Tissue
  • 13. Pelaksanaan  Menurut Genuit, Bochicchio, Napolitano, McCarter & Roghman (2004) oral hygiene dilakukan dengan menggosok gigi menggunakan sikat kecil minimal dua kali sehari. Lakukan suction saat oral hygiene untuk mencegah aspirasi, ditambahkan dalam protokol dimulai pada semua pasien intubasi.
  • 14. Teknik Melakukan Oral Hygiene (Modifikasi Evidence Based Practice) 1) Perawat mencuci tangan 2) Buat larutan mouthwash, Chlorhexidine (CHG) 0,2% diencerkan dengan NaCl 0,9 % (perbandingan sesuai ukuran gelas CHG 0,2%) 3) Gunakan sarung tangan sekali pakai 4) Beritahu pasien, bahwa pagi ini mulut, dan giginya akan dibersihkan. 5) Tempatkan perlak dan pengalas dibawah wajah pasien 6) Uji adanya reflek muntah, dengan menekan lidah menggunakan spatel lidah 7) Atur posisi kepala pasien miring kanan/kiri 8) Hidupkan mesin penghisap 9) Basahkan sikat gigi kecil dengan larutan mouthwash CHG 0,2% yang telah di buat 10) Dengan menggunakan sikat gigi kecil, gosok gigi bagian depan dan samping kanan dan kiri
  • 15. 11) Tangan kiri melakukan suction saat tangan kanan menyikat gigi. 12) Gunakan spatel lidah yang dilapisi kasa untuk membantu membuka mulut (2 perawat) 13) Bersihkan gigi bagian dalam atas, bawah, kanan dan kiri serta lidah 14) Terakhir lakukan swab, menggunakan kassa atau deppers yang dijepitkan dengan arteri klem mulai dari gigi bagian dalam dan samping dalam kanan dan kiri, bawah dan lidah, gigi bagian luar depan dan samping depan kanan dan kiri, bibir atas dan bawah 15) Beritahu pasien kembali, bahwa tindakan membersihkan mulut dan gigi sudah selesai 16) Ingatkan pasien bahwa tindakan ini akan diulang sore hari oleh perawat sore. 17) Lepaskan sarung tangan dan buang pada wadah yang tepat. 18) Kembalikan posisi nyaman klien. 19) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempat yang tepat. 20) Perawat mencuci tangan 21) Lakukan dokumentasi.