SlideShare a Scribd company logo
MATERI UAS HK
PERBANKAN
VI. KREDIT BANK
Pengertian Kredit
 Kredit berasal dari kata “Credere” artinya percaya.
 Seseorang dipercaya untuk memperoleh kredit
berdasarkan analisa “The five of credit atau 5 c yaitu:
character (watak), capital (modal), capacity
(kemampuan), ncollateral (jaminan), condition of
Economy (kondisi ekonomi)
VI. KREDIT BANK
Pasal 1 angka 11 UUPerbankan No. 10 Tahun
1998. Pengertian :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Unsur-unsur Kredit
1. Kepercayaan, keyakinan bank bahwa prestasi
yg diberikan akan diterima kembali dlm
jangka waktu tertentu.
2. Tenggang waktu, masa yg memisahkan
antara pemberian prestasi dg kontra prestasi.
3. Degree of risk, tingkat risiko yg dihadapi,
akibat adanya jangka waktu tertentu.
4. Prestasi, objek kredit, bisa uang, benda atau
jasa.
FUNGSI KREDIT
1. Meningkatkan daya guna uang
2. Meningkatkan peredaran dan lalulintas uang
3. Meningkatkan daya guna dan peredaran
barang.
4. Salah satu alat stabilitas ekonomi
5. Meningkatkan kegairahan berusaha
6. Meningkatkan pemerataan pendapatan
7. Meningkatkan hubungan internasional.
JENIS KREDIT
Pengklasifikasian jenis kredit didasarkan pd:
1. Kelembagaannya: Bank, Bank Indonesia
2. Jangka waktunya: jangka pendek, menengah,
panjang
3. Penggunaan kredit: Konsumtif, produktif
4. Kelengkapan dan keterikatannya dg dokumen yg
dibutuhkan: Kredit ekspor, impor
5. Aktivitas perputaran usaha: Kredit kecil,Menengah,
Kredit besar (sindikasi/konsorsium)
6. Jaminannya: tanpa jaminan, dengan jaminan.
7. Atau dari berbagai kriteria lainnya.
PERJANJIAN KREDIT
 Menurut KUHPerdata, Perjanjian Kredit merupakan
salah satu bentuk perjanjian pinjam meminjam yang
diatur dalam buku ketiga KUHPerdata sebagaimana
diatur dalam Pasal 1754 s/d 1769 KUHPerdata.
 Sesuai dgn asas yg utama dr suatu perjanjian yaitu
asas kebebasan berkontrak, maka pihak2 yg akan
mengikatkan diri dlm perjanjian dapat mendasarkan
kepada kesepakatan bersama.
 Perjanjian Kredit selain dikuasai oleh asas –asas
umum hukum perjanjian, juga dikuasai oleh apa yg
secara khusus disepakati oleh kedua belah pihak.
FUNGSI PERJANJIAN
KREDIT
1. Perjanjian kredi berfungsi sebagai perjanjian pokok,
artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yg
menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain
yg mengikutinya, mis perjjn pengikatan jaminan.
2. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti
mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban
diantara kreditur dan debitur.
3. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk
melakukan monitoring kredit.
KLAUSUL-KLAUSUL DALAM
PERJANJIAN KREDIT
1. Syarat2 penarikan kredit pertama kali (pembayaran profisi, penyerahan brg
jaminan, penutupan asuransi).
2. Maksimum kredit
3. Jangka waktu kredit
4. Bunga pinjaman
5. Barang agunan kredit
6. Asuransi
7. Tindakan yang dilarang oleh bank (mengubah bentuk hukum prusahaan)
8. Tigger clause atau Opeisbaar Clause ( Bank mengakhiri perjjn secara sepihak)
9. Denda
10. Expence Clause (beban biaya dan ongkos sbg akibat pemberian kredit)
11. Debet Authorization Clause (pendebetan rekening hrs seijin debitur)
12. Representation and Warranties
13. Ketaatan pada ketentuan bank
14. Pasal-pasal tambahan
15. Alternatif Dispute Resolution
16. Pasal Penutup
ASAS-ASAS PERKREDITAN
 Kredit yg diberikan oleh bank mengandung risiko,
shg hrs diperhatikan asas2 perkreditan yg sehat, al:
1. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa
surat perjanjian tertulis.
2. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada
usaha yg sejak semula kurang sehat.
3. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit utk
pembelian saham.
4. Bank tdk diperkenankan memberikan kredit
melampaui batas maksimum pemberian kredit (Legal
Lending Limit)
VII. RAHASIA BANK
 Pasal 1 angka 16 UU No. 7 thn 1992 ttg
Perbankan:
“ Rahasia bank adalah segala sesuatu yg
berhub dg keuangan, dan hal-hal lain dari
nasabah bank yg menurut kelaziman dunia
perbankan wajib dirahasiakan”.
 Pasal 1 angka 28 UU No. 10 thn 1998
“ Rahasia bank adalah segala sesuatu yg
berhub dg keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.”
Ketentuan Rahasia Bank
 Ketentuan Rahasia Bank dalam UU No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan diatur dlm Pasal 40 s.d Pasal
45.
 Menurut UU No. 10 tahun 1998, ketentuan rahasia
bank mengalami perubahan dan penambahan. Bank
wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya kecuali dlm hal
sebagaimana dimaksud dlm Pasal 41, 41A,42, 43, 44
dan 44A.
SIFAT RAHASIA BANK
 Bersifat mutlak, bank berkewajiban menyimpan
rahasia nasabah yg diketahui oleh bank krn kegiatan
usahanya dalam keadaan apapun, biasa atau keadaan
luar biasa. Terlalu mementingkan individu, shg
kepentingan negara dan masy terabaikan (Swiss).
 Bersifat nisbi atau relatif, bank diperbolehkan
membuka rahasia nasabahnya, bila untuk suatu
kepentingan mendesak, misalnya kepentingan negara.
Rahasia Bank di Indonesia
 Rahasia bank di Indonesia bersifat nisbi atau
relatif. Dengan demikian, pemberian data,
informasi yg menyangkut kerahasiaan bank
kepada pihak lain dimungkinkan. Adapun
mengenai kemungkinan pembukaan
kerahasiaan bank dapat dilakukan, apabila
adanya suatu kepentingan umum.
Kepentingan umum pembukaan
rahasia bank, berupa:
1. Perpajakan.
2. Penyelesaian Piutang yg ditangani oleh
BUPLN/PUPN (Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara/ Panitia Urusan Piutang Negara)
3. Peradilan baik untuk perkara pidana maupun
perdata.
4. Kepentingan kelancaran dan keamanan kegiatan
usaha bank, termasuk di dalamnya permintaan
pembukaan rahasia berdasarkan kuasa dari nasabah
penyimpan itu sendiri atau permintaan ahli
warisnya.
Mekanisme Dan Prosedur Permintaan Untuk
Pembukaan Rahasia Bank
1. Permohonan ditujukan kepada Pimpinan
Bank Indonesia up. Urusan Hukum BI.
2. Atas permintaan ini BI membahasnya dan
kemudian memberikan keputusannya apakah
memberikan atau menolaknya.
3. Apabila permohonan tsb tdk memenuhi
persyaratan akan ditolak. Sebaliknya bl telah
memenuhi persyaratan maka diijinkan
pembukaan rahasia bank tsb.
 Kepentingan Perpajakan, Pimpinan BI atas
permintaan Menteri Keuangan berwenang
mengeluarkan perintah tertulis kpd bank.
 Kepentingan Penyelesaian Piutang Negara,
Pimpinan BI memberi ijin kpd pejabat
BUPLN/PUPN utk memperoleh ket dr bank
mengenai simpanan nasabah debitur.
 Kepentingan Peradilan,
VIII. Likuidasi Bank
 Pembubaran dan likuidasi pada umumnya
 Likuidasi bank sebagai akibat pencabutan
ijin usaha
 Proses dan akibat dilikuidasinya bank
 Urutan Prioritas pihak-pihak yang
memperoleh pembayaran dari hasil likuidasi.
Dasar Hukum
 Undang-Undang N0.10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang N0. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan
 Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 yg mengatur
pencabutan ijin usaha, pembubaran dan likuidasi bank
 Peraturan yang lebih bersifat umum yaitu:
- UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT
- UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
- UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
- Peraturan lainnya yang berkaitan
Pembubaran Bank
 Pembubaran badan hukum bank terjadi karena
:
- dicabut ijin usahanya
- Jangka waktu berdirinya yg ditetapkan
dalam anggaran dasar telah berakhir
- Penetapan Pengadilan
Pencabutan Ijin Usaha Bank
Pencabutan ijin bank dilakukan Pimpinan Bank Indonesia
dikarenakan bank tersebut tidak dapat mengatasi kesulitannya
atau keadaan bank yang bersangkutan membahayakan sistem
perbankan nasional.
 Keadaan bank yang bersangkutan membahayakan
kelangsungan usahanya apabila berdasarkan penilaian BI,
kondisi usaha bank semakin memburuk, antara lain ditandai
dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas, dan
rentabilitas, serta pengelolaan bank yang tidak dilakukan
berdasarkan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang
sehat.
 Kriteria membahayakan sistem perbankan yaitu, suatu bank
tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban kepada bank
lain, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan dampak
berantai kepada bank-bank lainnya.
 Pencabutan ijin usaha bank merupakan langkah akhir dari usaha
menyehatkan bank yang terkena kesulitan. Sebelumnya telah ditempuh
langkah-langkah oleh BI agar :
a. pemegang saham menambah modal;
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan/atau direksi bank;
c. Bank menghapusbukukan kredit yang macet, dan memperhitungkan kerugian
bank dengan modalnya;
d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain;
e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh
kewajiban. (Pasal 37 ayat (1)) UU Perbankan
 Langkah lain yg sesuai dg peraturan perundangan2 yg berlaku al:
a. Menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak
lain.
b. Menjual sebagian harta atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada
bank lain. (SK Direksi BI No. 28/76/KEP/DIR tgl 3 Oktober 1995.
 Dalam hal Direksi tidak menyelenggarakan RUPS dalam
jangka waktu 60 hari sejak tgl pencabutan ijin usaha atau dpt
menyelenggarak namun tdk berhasil memutuskan
pembubaran badan hukum bank dan pembentukan Tim
Likuidasi, Pimpinan BI meminta kepada Pengadilan utk
mengeluarkan penetapan sbb:
1. pembubaran badan hukum bank;
2. Penunjukan Tim Likuidasi;
3. Perintah pelaksanaan likuidasi sesuai dengan ketentuan;
4. Perintah agar Tim Likuidasi mempertanggungjawabkan
pelaksanaan likuidasi kepada BI
 Pencabutan ijin usaha harus diumumkan secara
luas kepada masyarakat melalui media massa
cetak yang mempunyai peredaran luas.
 Dalam hal pencabutan ijin usaha terhadap
BPR, pengumumannya selain seperti biasa
juga dapat dilakukan menempatkannya dalam
pengumuman di Kantor Kecamatan agar
memungkinkan masyarakat setempat
mengetahuinya.
Kewajiban-kewajiaban bank yang dicabut
ijin usahanya, yaitu:
1. Menutup seluruh kantor-kantornya dan
menghentikan segala kegiatan perbankan sejak
tanggal pencabutan ijin usaha tersebut.
2. Menyusun neraca penutupan per tanggal
pencabutan ijin usaha, dan audit oleh akuntan
publik.
3. Menyelenggarkan RUPS untuk bank yg berbentuk
PT atau Rapat Anggota utk bank yg berbentu
Koperasi, utk memutuskan pembubaran badan
hukum bank dan pembentukan Tim Likuidasi.
LIKUIDASI BANK
 Likuidasi bank merupakan kelanjutan dari
pelaksanaan pencabutan ijin usaha bank. Likuidasi
bank dilakukan dengan cara:
1. Pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada
para debitur, diikuti dengan pembayaran kewajiban
bank kepada para kreditur dari hasil pencairan dan
atau penagihan tersebut; atau
2. Pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank
kepada pihak lain yang disetujui oleh BI.
TIM LIKUIDASI
 Pelaksana dari likuidasi yaitu Tim Likuidasi,
yang bekerja dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal dibentuknya Tim
Likuidasi tsb utk menyelesaikan semua hak
dan kewajiban dari bank yg dilikuidasi.
Apabila dalam jangka waktu yg ditetapkan
penyelesaian tidak tercapai maka ditetapkan
penjualan harta bank dilakukan secara lelang.
Semua beban tanggungjawab dan kepengurusan
bank dalam likuidasi berada pada pada Tim
Likuidasi.
 Kewenangan yg dimiliki Tim tercantum dalam
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 al:
1. Mewakili bank dalam likuidasi dalam segala hal
yang berkaitan dengan penyelesaian hak dan
kewajiban bank tersebut (Psl 10 ayat (3))
2. Dapat meminta pembatalan kepada pengadilan
mengenai segala perbuatan hukum yg merugikan
harta bankapabila perbuatan hukum tersebut
dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun sebelum
pencabutan ijin usaha (Pasal 14 ayat (1))
Kewajiban Tim Likuidasi
1. Melakukan pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada
para debitur;
2. Melakukan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur
dari hasil pencairan dan atau penagihan piutang bank tersebut;
3. Melakukan pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank
kepada pihak lain apabila disetujui oleh BI;
4. Menyusun Neraca Akhir Likuidasi.
5. Melaporkan Neraca Akhir Likuidasi kepada BI serta
mempertanggungjawabkannya kepada RUPS;
6. Mengumumkan berakhirnya likuidasi dan menempatkannya
pada Berita Negara Republik Indonesia, memberitahukan
kepada instansi yg berwenang, Deperindag agar badan hukum
bank tsb dicoret dari Daftar Perusahaan.
7. Membubarkan Tim Likuidasi apabila telah selesai
menjalankan tugasnya.
Larangan bagi Tim Likuidasi
 Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
dilarang memperoleh keuntungan untuk diri
sendiri. Apabila melanggar larangan tsb
mereka secara pribadi bertanggungjawab atas
perbuatannya tersebut.
 Direksi dan Dewan Komisaris bank dalam likuidasi
sejak terbentuknya tim, menjadi tdk aktif, tetapi tetap
mempunyai kewajiban utk setiap saat membantu
memberikan segala data dan informasi yg diperlukan
oleh Tim.
 Tim Likuidasi dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya diawasi oleh BI.
 BI mempunyai kewenangan utk: menilai pelaksanaan
tugas dan wewenang dari Tim Likuidasi,
memberhentikan dan mengganti anggota Tim
Likuidasi.
Likuidasi Bank

Likuidasi Bank
 Dasar Hukum Likuidasi Bank:
• UU No. 24 Th. 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
• UU No. 7 Th. 1992 tentang Perbankan jo UU No. 10 Th. 1998
• UU No. 40 Th. 2007 tentang Perseroan Terbatas
• Peraturan LPS No. 2/PLPS/2005 tanggal 9 Desember 2005
(berlaku surut sejak 22 September 2005) telah dicabut dg PLPS
No. 2/2008 dan telah dicabut dg PLPS No. 1/2010
• PP No. 25 Th. 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran
& Likuidasi Bank Umum telah dicabut dg UU LPS
• SK DIR BI No. 32/53/KEP/DIR tgl. 14 Mei 1999 ttg Tata Cara
Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran & Likuidasi Bank Umum
• SK DIR BI No. 32/54/KEP/DIR tgl. 14 Mei 1999 ttg Tata Cara
Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran & Likuidasi Bank
Perkreditan Rakyat
Likuidasi Bank
 Likuidasi Bank adalah :
 tindakan penyelesaian seluruh aset
dan kewajiban bank sebagai akibat
pencabutan izin usaha dan
pembubaran badan hukum bank
Likuidasi Bank
 Tata Cara Likuidasi Bank
1. Pencabutan izin usaha oleh Bank Indonesia/Lembaga
Pengawas Perbankan
2. LPS mengambil alih dan menjalankan segala hak dan
wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang
RUPS dalam rangka likuidasi
3. Direksi & Komisaris wajib menyusun Neraca Penutupan
yang harus disampaikan kepada LPS
4. Dalam hal Direksi & Komisaris tidak menyampaikan Neraca
Penutupan, LPS menunjuk KAP atau instansi Pemerintah
dibidang Audit untuk menyusun Neraca Penutupan
Likuidasi Bank
 Tata Cara Likuidasi Bank :
• Dengan diambil alihnya hak dan wewenang RUPS,
LPS segera memutuskan :
Pembubaran badan hukum bank
Pembentukan Tim Likuidasi
Penetapan status Bank sebagai BDL
Penonaktifan Direksi dan Komisaris
6. Keputusan LPS dimuat dalam Risalah RUPS yang
dibuat dalam Akte Notaris
Likuidasi Bank
 Tugas Tim Likuidasi :
1. Menyelesaikan hal-hal yang berkaitan
dengan pembubaran badan hukum Bank
2. Melakukan pemberesan aset dan kewajiban
Bank dan
3. Melakukan pertanggung jawaban
pelaksanaan Likuidasi Bank
Likuidasi Bank
 Wewenang Tim Likuidasi :
1. Melakukan perundingan dan tindakan lainnya
dalam rangka penjualan aset dan penagihan piutang
terhadap para debitur ;
2. Melakukan perundingan dan pembayaran
kewajiban kepada para kreditur ;
3. Mempekerjakan pegawai ;
4. Menunjuk pihak lain (konsultan keuangan,
konsultan hukum dan advokat) untuk membantu
pelaksanaan Likuidasi Bank
Likuidasi Bank
 Wewenang Tim Likuidasi :
1. Melakukanpemanggilankepada para kreditur
2. Meminta pengadilan niaga untuk membatalkan segala
perbuatan hukum Bank yang dilakukan dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun sebelum pencabutan izin usaha
Bank, yang mengakibatkan kerugian Bank dan
3. Melakukan tindakan lain dalam rangka pelaksanaan
Likuidasi Bank
Likuidasi Bank
 Anggota Tim Likuidasi :
1. Ditetapkan dengan Keputusan Dewan
Komisioner ;
2. Paling banyak 9 (sembilan) orang ;
3. Penunjukan berdasarkan keahlian ;
4. Mendapatkan Honorarium
Likuidasi Bank
 Tim Likuidasi :
 Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Biaya
dalam rangka pelaksanaan Likuidasi Bank
 Melaksanakan tindakan dalam rangka
pembubaran Badan Hukum Bank (paling
lambat 30 hari sejak tanggal keputusan LPS
tentang pembubaran badan hukum Bank
Likuidasi Bank
 Pemberesan Aset dan Kewajiban Bank :
1. Menunjuk KAP u/ audit neraca penutupan ;
2. Inventarisasi aset dan kewajiban
3. Menyusun Neraca Sementara Likuidasi
4. Pencairan aset dan/atau penagihan piutang (setelah
neraca sementara likuidasi disetujui)
5. Melaksanakan pembayaran kewajiban kepada para
kreditur dan
6. Menitipkan bagian yang belum diambil oleh
Kreditur kepada Bank yang disetujui oleh LPS
Likuidasi Bank
 Neraca Penutupan adalah :
 Laporan Keuangan yang memuat posisi
aset, kewajiban dan modal Bank
termasuk rekening administratif pada
tanggal pencabutan izin usaha yang
disusun sesuai standar akuntansi
keuangan yang berlaku
Likuidasi Bank
Neraca Sementara Likuidasi adalah :
Neraca awal yang dibuat oleh Tim Likuidasi
berdasarkan Neraca Penutupan Bank, yang
memperhitungkan/memuat sekurang-kurangnya :
•Posisi aset berdasarkan nilai aktual yang
diperkirakan dapat direalisasikan ;
•Posisi kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu
pengajuan tagihan atau piutang oleh Kreditur
Likuidasi Bank
 Neraca Akhir Likuidasi adalah :
 Neraca yang memuat posisi aset dan kewajiban Bank
setelah Tim Likuidasi menyelesaikan seluruh
tugasnya, yang disusun sesuai standar akuntansi
keuangan yang berlaku
Likuidasi Bank
 Laporan bulanan Tim Likuidasi mengenai
Perkembangan Pelaksanaan Tugas :
1. Posisi aset yang telah dicairkan ;
2. Posisi kewajiban yang telah dibayarkan ;
3. Posisi kredit per debitur ;
4. Posisi aset dan kewajiban per akhir bulan ;
5. Pengeluaran biaya operasional dan
6. Hambatan-hambatan yang dihadapi dan rencana
tindak lanjut
IX. TINDAK PIDANA
PERBANKAN
Tindak Pidana Perbankan :
Perbuatan pelanggaran terhadap
UU Perbankan dan Peraturan
Pelaksananya. (Misalnya
Pendirian bank tanpa ijin BI)
Tindak Pidana di Bidang Perbankan :
Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum
dalam ruang lingkup seluruh kegiatan
usaha pokok lembaga keuangan bank.
Tindak Pidana Perbankan & Tindak Pidana di Bid.
Perbankan Merupakan Tindak Tidana Ekonomi.
Unsur-unsur Tindak Pidana Ekonomi
Menurut Conklin :
1. Suatu perbuatan melawan hukum yang diancam
dengan sanksi pidana
2. Dilakukan oleh perorangan atau korporasi di
dalam pekerjaannya yang sah atau dalam
usahanya di bidang industri atau perdagangan.
3. Tujuan : memperoleh uang, kekayaan,
menghindari pembayaran uang/ menghindari
kekayaan/ kerugian/keuntungan bisnis atau
keuntungan pribadi
Bentuk-bentuk Pelanggaran Ekonomi, antara
lain :
 Pelanggaran / penghindaran pajak
 Penipuan/kecurangan di bid perkreditan (credit fraud)
 Penggelapan dana masyarakat, penyalahgunaan dana
masyarakat
 Pelanggaran terhadap aturan keuangan
 Spekulasi dan penipuan transaksi tanah
 Delik-delik lingkungan
 Menaikkan harga serta melebihkan harga faktur
 Eksploitasi tenaga kerja
 Penipuan konsumen
Tindak Pidana di Bid Perbankan
Merupakan White Collar Crime
White collar crime dapat dikelompokan dalam
:
1.Kejahatan yg dilakukan oleh kalangan profesi
dalam melakukan pekerjaannya, spt advocat,
akuntan, dokter.
2.Kejahatan yg dilakukan oleh pemerintah atau
aparatnya, spt korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan, pelanggaran hak warga negara.
Identifikasi WCC Menurut Prof Muladi
:
 Penyamaran atau sifat tersembunyi maksud
dan tujuan kejahatan
 Keyakinan si pelaku terhadap kebodohan, dan
kesembronoan si korban, kurang keahlian,
kurang pengetahuan, keteledoran korban
 Penyembunyian pelanggaran
Faktor-faktor yang mendorong :
 Dari si pelaku : karena yakin sering terjadi
kekuranghati-hatian pd pelaksanaan adm bank.
 Dari kondisi perbankan : bank sering menutupi
bila tindak kejahatan utk menjaga
kepercayaan masyarakat.
 Maraknya kolusi
 dll
Tipologi Kejahatan Perbankan
 Penipuan / kecurangan di bid perkreditan (
credit fraud )
 Penggelapan dana masyarakat (
embezzlement of public fraud )
 Penyelewengan / penyalahgunaan dana masyarakat (
Misapropriation of public funds )
 Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan keuangan
( violaton of currency regultions )
 Pencucian uang ( money laundering )
Pengenaan Pidana thd Kejahatan &
Pelanggaran Perbankan :
1. Umumnya mengacu ke Pasal 10 KUHP :
 Pidana Pokok dan Pidana Tambahan ( Penjara,
kurungan, denda, pencabutan hak-hak tertentu,
perampasan barang-barang tertentu, pengumuman
putusan hakim )
2. Sanksi Administrartif oleh Bank Indonesia: Denda,
teguran,penurunan tingkat kesehatan, larangan ikut
kliring, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin
usaha
( sanksi administratif tdk mengurangi ketentuan
ancaman pidana )
TINDAK PIDANA PERBANKAN
SEBAGAI BAGIAN DARI TINDAK
PIDANA DI BIDANG EKONOMI
 WHITE COLLAR CRIME
 TINDAK PIDANA YANG MEMPUNYAI
MOTIF EKONOMI DAN LAZIMNYA
DILAKUKAN OLEH ORANG YANG
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
INTELEKTUAL DAN MEMPUNYAI
POSISI PENTING DALAM MASY.
ATAU PEKERJAANNYA
TINDAK PIDANA PERBANKAN DALAM UU
PERBANKAN 7/1992 SEBAGAIMANA DIUBAH
DENGAN UU 10/1998
2 JENIS:
 KEJAHATAN
 PELANGGARAN
APA PERBEDAANNYA?
KEJAHATAN AKAN DIKENAKAN
ANCAMAN HUKUMAN YANG
LEBIH BERAT DIBANDINGKAN
DENGAN PELANGGARAN
TINDAK PIDANA PERBANKAN DALAM UU
PERBANKAN 7/1992 SEBAGAIMANA DIUBAH
DENGAN UU 10/1998
PASAL 51 AYAT (1):
“TINDAK PIDANA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 46, 47, 48
(1), 49, PASAL 50, DAN PASAL 51 A
ADALAH KEJAHATAN”
PASAL 51 AYAT (2):
“TINDAK PIDANA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL PASAL
48 AYAT (2) ADALAH
PELANGGARAN”
KEJAHATAN PERBANKAN
 PASAL 46 (1): PENGHIMPUNAN DANA DARI
MASYARAKAT DALAM BENTUK SIMPANAN
TANPA IJIN USAHA DARI BI
 PASAL 47: TERKAIT DENGAN RAHASIA BANK
 PASAL 48: INFORMASI / LAPORAN KEUANGAN
BANK (MEMBUAT, MEMALSUKAN, MENGHILANGKAN,
MENGUBAH, MENGABURKAN, MENYEMBUNYIKAN DLL)
 PASAL 49 (2): MEMINTA ATAU MENERIMA,
MENGIZINKAN, MENYETUJUI IMBALAN,
KOMISI, UANG TAMBAHAN, PELAYANAN DLL.
 PASAL 50: PIHAK TERAFILIASI
PELANGGARAN
PERBANKAN
PASAL 48 (2): ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS, DIREKSI, PEGAWAI BANK
YANG LALAI MEMBERIKAN
KETERANGAN YANG WAJIB DIPENUHI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD…..”
TINDAK PIDANA PERBANKAN DI LUAR
UU PERBANKAN
 KUHPIDANA BUKU II TENTANG
KEJAHATAN DAN BUKU III
TENTANG PELANGGARAN
 UU 31/1999 JO. UU 20/2001 TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
 UU 15/2002 JO. UU 25/2003 TINDAK
PIDANA PENCUCIAN UANG

More Related Content

Similar to materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi

Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buanaHbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buanaMeikaSihombimg
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditRachardy Andriyanto
 
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...cekkembali dotcom
 
PRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.ppt
PRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.pptPRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.ppt
PRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.pptJesiskaLin1
 
Dasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankanDasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankanAde Yh
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKRisniSari1
 
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...claramonalisa09
 
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...Giriyogodwis
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaastrinovianti699
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...febrysaragih
 
Pengertian bank
Pengertian bankPengertian bank
Pengertian bankerin130893
 
PERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptx
PERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptxPERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptx
PERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptxNggokabis
 

Similar to materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi (20)

Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buanaHbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
 
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
 
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
 
PRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.ppt
PRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.pptPRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.ppt
PRINSIP PERBANKAN DAN AZAS KHUSUS PADA HUBUNGAN HUKUM.ppt
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Dasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankanDasar dasar perbankan
Dasar dasar perbankan
 
AKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANKAKUNTANSI JASA BANK
AKUNTANSI JASA BANK
 
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
 
Uu 10 1998
Uu 10 1998Uu 10 1998
Uu 10 1998
 
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Uu 24 2004 Pjls
Uu 24 2004 PjlsUu 24 2004 Pjls
Uu 24 2004 Pjls
 
Pengertian bank
Pengertian bankPengertian bank
Pengertian bank
 
1 uu perb ankan
1 uu perb ankan1 uu perb ankan
1 uu perb ankan
 
KESEHATAN BANK
KESEHATAN BANKKESEHATAN BANK
KESEHATAN BANK
 
PERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptx
PERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptxPERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptx
PERTEMUAN 4 - JENIS DAN LAPANGAN USAHA BANK.pptx
 
Sesi iii bank
Sesi iii bankSesi iii bank
Sesi iii bank
 
Uu 10 th 98
Uu 10 th 98Uu 10 th 98
Uu 10 th 98
 

Recently uploaded

Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfCI kumparan
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfCI kumparan
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfCI kumparan
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...CI kumparan
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfCI kumparan
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfCIkumparan
 

Recently uploaded (6)

Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 

materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi

  • 3. Pengertian Kredit  Kredit berasal dari kata “Credere” artinya percaya.  Seseorang dipercaya untuk memperoleh kredit berdasarkan analisa “The five of credit atau 5 c yaitu: character (watak), capital (modal), capacity (kemampuan), ncollateral (jaminan), condition of Economy (kondisi ekonomi)
  • 4. VI. KREDIT BANK Pasal 1 angka 11 UUPerbankan No. 10 Tahun 1998. Pengertian : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
  • 5. Unsur-unsur Kredit 1. Kepercayaan, keyakinan bank bahwa prestasi yg diberikan akan diterima kembali dlm jangka waktu tertentu. 2. Tenggang waktu, masa yg memisahkan antara pemberian prestasi dg kontra prestasi. 3. Degree of risk, tingkat risiko yg dihadapi, akibat adanya jangka waktu tertentu. 4. Prestasi, objek kredit, bisa uang, benda atau jasa.
  • 6. FUNGSI KREDIT 1. Meningkatkan daya guna uang 2. Meningkatkan peredaran dan lalulintas uang 3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang. 4. Salah satu alat stabilitas ekonomi 5. Meningkatkan kegairahan berusaha 6. Meningkatkan pemerataan pendapatan 7. Meningkatkan hubungan internasional.
  • 7. JENIS KREDIT Pengklasifikasian jenis kredit didasarkan pd: 1. Kelembagaannya: Bank, Bank Indonesia 2. Jangka waktunya: jangka pendek, menengah, panjang 3. Penggunaan kredit: Konsumtif, produktif 4. Kelengkapan dan keterikatannya dg dokumen yg dibutuhkan: Kredit ekspor, impor 5. Aktivitas perputaran usaha: Kredit kecil,Menengah, Kredit besar (sindikasi/konsorsium) 6. Jaminannya: tanpa jaminan, dengan jaminan. 7. Atau dari berbagai kriteria lainnya.
  • 8. PERJANJIAN KREDIT  Menurut KUHPerdata, Perjanjian Kredit merupakan salah satu bentuk perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam buku ketiga KUHPerdata sebagaimana diatur dalam Pasal 1754 s/d 1769 KUHPerdata.  Sesuai dgn asas yg utama dr suatu perjanjian yaitu asas kebebasan berkontrak, maka pihak2 yg akan mengikatkan diri dlm perjanjian dapat mendasarkan kepada kesepakatan bersama.  Perjanjian Kredit selain dikuasai oleh asas –asas umum hukum perjanjian, juga dikuasai oleh apa yg secara khusus disepakati oleh kedua belah pihak.
  • 9. FUNGSI PERJANJIAN KREDIT 1. Perjanjian kredi berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yg menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yg mengikutinya, mis perjjn pengikatan jaminan. 2. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban diantara kreditur dan debitur. 3. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.
  • 10. KLAUSUL-KLAUSUL DALAM PERJANJIAN KREDIT 1. Syarat2 penarikan kredit pertama kali (pembayaran profisi, penyerahan brg jaminan, penutupan asuransi). 2. Maksimum kredit 3. Jangka waktu kredit 4. Bunga pinjaman 5. Barang agunan kredit 6. Asuransi 7. Tindakan yang dilarang oleh bank (mengubah bentuk hukum prusahaan) 8. Tigger clause atau Opeisbaar Clause ( Bank mengakhiri perjjn secara sepihak) 9. Denda 10. Expence Clause (beban biaya dan ongkos sbg akibat pemberian kredit) 11. Debet Authorization Clause (pendebetan rekening hrs seijin debitur) 12. Representation and Warranties 13. Ketaatan pada ketentuan bank 14. Pasal-pasal tambahan 15. Alternatif Dispute Resolution 16. Pasal Penutup
  • 11. ASAS-ASAS PERKREDITAN  Kredit yg diberikan oleh bank mengandung risiko, shg hrs diperhatikan asas2 perkreditan yg sehat, al: 1. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis. 2. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada usaha yg sejak semula kurang sehat. 3. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit utk pembelian saham. 4. Bank tdk diperkenankan memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit (Legal Lending Limit)
  • 12. VII. RAHASIA BANK  Pasal 1 angka 16 UU No. 7 thn 1992 ttg Perbankan: “ Rahasia bank adalah segala sesuatu yg berhub dg keuangan, dan hal-hal lain dari nasabah bank yg menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan”.  Pasal 1 angka 28 UU No. 10 thn 1998 “ Rahasia bank adalah segala sesuatu yg berhub dg keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.”
  • 13. Ketentuan Rahasia Bank  Ketentuan Rahasia Bank dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diatur dlm Pasal 40 s.d Pasal 45.  Menurut UU No. 10 tahun 1998, ketentuan rahasia bank mengalami perubahan dan penambahan. Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya kecuali dlm hal sebagaimana dimaksud dlm Pasal 41, 41A,42, 43, 44 dan 44A.
  • 14. SIFAT RAHASIA BANK  Bersifat mutlak, bank berkewajiban menyimpan rahasia nasabah yg diketahui oleh bank krn kegiatan usahanya dalam keadaan apapun, biasa atau keadaan luar biasa. Terlalu mementingkan individu, shg kepentingan negara dan masy terabaikan (Swiss).  Bersifat nisbi atau relatif, bank diperbolehkan membuka rahasia nasabahnya, bila untuk suatu kepentingan mendesak, misalnya kepentingan negara.
  • 15. Rahasia Bank di Indonesia  Rahasia bank di Indonesia bersifat nisbi atau relatif. Dengan demikian, pemberian data, informasi yg menyangkut kerahasiaan bank kepada pihak lain dimungkinkan. Adapun mengenai kemungkinan pembukaan kerahasiaan bank dapat dilakukan, apabila adanya suatu kepentingan umum.
  • 16. Kepentingan umum pembukaan rahasia bank, berupa: 1. Perpajakan. 2. Penyelesaian Piutang yg ditangani oleh BUPLN/PUPN (Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/ Panitia Urusan Piutang Negara) 3. Peradilan baik untuk perkara pidana maupun perdata. 4. Kepentingan kelancaran dan keamanan kegiatan usaha bank, termasuk di dalamnya permintaan pembukaan rahasia berdasarkan kuasa dari nasabah penyimpan itu sendiri atau permintaan ahli warisnya.
  • 17. Mekanisme Dan Prosedur Permintaan Untuk Pembukaan Rahasia Bank 1. Permohonan ditujukan kepada Pimpinan Bank Indonesia up. Urusan Hukum BI. 2. Atas permintaan ini BI membahasnya dan kemudian memberikan keputusannya apakah memberikan atau menolaknya. 3. Apabila permohonan tsb tdk memenuhi persyaratan akan ditolak. Sebaliknya bl telah memenuhi persyaratan maka diijinkan pembukaan rahasia bank tsb.
  • 18.  Kepentingan Perpajakan, Pimpinan BI atas permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis kpd bank.  Kepentingan Penyelesaian Piutang Negara, Pimpinan BI memberi ijin kpd pejabat BUPLN/PUPN utk memperoleh ket dr bank mengenai simpanan nasabah debitur.  Kepentingan Peradilan,
  • 19. VIII. Likuidasi Bank  Pembubaran dan likuidasi pada umumnya  Likuidasi bank sebagai akibat pencabutan ijin usaha  Proses dan akibat dilikuidasinya bank  Urutan Prioritas pihak-pihak yang memperoleh pembayaran dari hasil likuidasi.
  • 20. Dasar Hukum  Undang-Undang N0.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang N0. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan  Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 yg mengatur pencabutan ijin usaha, pembubaran dan likuidasi bank  Peraturan yang lebih bersifat umum yaitu: - UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT - UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal - UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian - Peraturan lainnya yang berkaitan
  • 21. Pembubaran Bank  Pembubaran badan hukum bank terjadi karena : - dicabut ijin usahanya - Jangka waktu berdirinya yg ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir - Penetapan Pengadilan
  • 22. Pencabutan Ijin Usaha Bank Pencabutan ijin bank dilakukan Pimpinan Bank Indonesia dikarenakan bank tersebut tidak dapat mengatasi kesulitannya atau keadaan bank yang bersangkutan membahayakan sistem perbankan nasional.  Keadaan bank yang bersangkutan membahayakan kelangsungan usahanya apabila berdasarkan penilaian BI, kondisi usaha bank semakin memburuk, antara lain ditandai dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas, dan rentabilitas, serta pengelolaan bank yang tidak dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat.  Kriteria membahayakan sistem perbankan yaitu, suatu bank tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban kepada bank lain, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan dampak berantai kepada bank-bank lainnya.
  • 23.  Pencabutan ijin usaha bank merupakan langkah akhir dari usaha menyehatkan bank yang terkena kesulitan. Sebelumnya telah ditempuh langkah-langkah oleh BI agar : a. pemegang saham menambah modal; b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan/atau direksi bank; c. Bank menghapusbukukan kredit yang macet, dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya; d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain; e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban. (Pasal 37 ayat (1)) UU Perbankan  Langkah lain yg sesuai dg peraturan perundangan2 yg berlaku al: a. Menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain. b. Menjual sebagian harta atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada bank lain. (SK Direksi BI No. 28/76/KEP/DIR tgl 3 Oktober 1995.
  • 24.  Dalam hal Direksi tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu 60 hari sejak tgl pencabutan ijin usaha atau dpt menyelenggarak namun tdk berhasil memutuskan pembubaran badan hukum bank dan pembentukan Tim Likuidasi, Pimpinan BI meminta kepada Pengadilan utk mengeluarkan penetapan sbb: 1. pembubaran badan hukum bank; 2. Penunjukan Tim Likuidasi; 3. Perintah pelaksanaan likuidasi sesuai dengan ketentuan; 4. Perintah agar Tim Likuidasi mempertanggungjawabkan pelaksanaan likuidasi kepada BI
  • 25.  Pencabutan ijin usaha harus diumumkan secara luas kepada masyarakat melalui media massa cetak yang mempunyai peredaran luas.  Dalam hal pencabutan ijin usaha terhadap BPR, pengumumannya selain seperti biasa juga dapat dilakukan menempatkannya dalam pengumuman di Kantor Kecamatan agar memungkinkan masyarakat setempat mengetahuinya.
  • 26. Kewajiban-kewajiaban bank yang dicabut ijin usahanya, yaitu: 1. Menutup seluruh kantor-kantornya dan menghentikan segala kegiatan perbankan sejak tanggal pencabutan ijin usaha tersebut. 2. Menyusun neraca penutupan per tanggal pencabutan ijin usaha, dan audit oleh akuntan publik. 3. Menyelenggarkan RUPS untuk bank yg berbentuk PT atau Rapat Anggota utk bank yg berbentu Koperasi, utk memutuskan pembubaran badan hukum bank dan pembentukan Tim Likuidasi.
  • 27. LIKUIDASI BANK  Likuidasi bank merupakan kelanjutan dari pelaksanaan pencabutan ijin usaha bank. Likuidasi bank dilakukan dengan cara: 1. Pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada para debitur, diikuti dengan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan dan atau penagihan tersebut; atau 2. Pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank kepada pihak lain yang disetujui oleh BI.
  • 28. TIM LIKUIDASI  Pelaksana dari likuidasi yaitu Tim Likuidasi, yang bekerja dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal dibentuknya Tim Likuidasi tsb utk menyelesaikan semua hak dan kewajiban dari bank yg dilikuidasi. Apabila dalam jangka waktu yg ditetapkan penyelesaian tidak tercapai maka ditetapkan penjualan harta bank dilakukan secara lelang.
  • 29. Semua beban tanggungjawab dan kepengurusan bank dalam likuidasi berada pada pada Tim Likuidasi.  Kewenangan yg dimiliki Tim tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 al: 1. Mewakili bank dalam likuidasi dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelesaian hak dan kewajiban bank tersebut (Psl 10 ayat (3)) 2. Dapat meminta pembatalan kepada pengadilan mengenai segala perbuatan hukum yg merugikan harta bankapabila perbuatan hukum tersebut dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun sebelum pencabutan ijin usaha (Pasal 14 ayat (1))
  • 30. Kewajiban Tim Likuidasi 1. Melakukan pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada para debitur; 2. Melakukan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan dan atau penagihan piutang bank tersebut; 3. Melakukan pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank kepada pihak lain apabila disetujui oleh BI; 4. Menyusun Neraca Akhir Likuidasi. 5. Melaporkan Neraca Akhir Likuidasi kepada BI serta mempertanggungjawabkannya kepada RUPS; 6. Mengumumkan berakhirnya likuidasi dan menempatkannya pada Berita Negara Republik Indonesia, memberitahukan kepada instansi yg berwenang, Deperindag agar badan hukum bank tsb dicoret dari Daftar Perusahaan. 7. Membubarkan Tim Likuidasi apabila telah selesai menjalankan tugasnya.
  • 31. Larangan bagi Tim Likuidasi  Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dilarang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri. Apabila melanggar larangan tsb mereka secara pribadi bertanggungjawab atas perbuatannya tersebut.
  • 32.  Direksi dan Dewan Komisaris bank dalam likuidasi sejak terbentuknya tim, menjadi tdk aktif, tetapi tetap mempunyai kewajiban utk setiap saat membantu memberikan segala data dan informasi yg diperlukan oleh Tim.  Tim Likuidasi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya diawasi oleh BI.  BI mempunyai kewenangan utk: menilai pelaksanaan tugas dan wewenang dari Tim Likuidasi, memberhentikan dan mengganti anggota Tim Likuidasi.
  • 34. Likuidasi Bank  Dasar Hukum Likuidasi Bank: • UU No. 24 Th. 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) • UU No. 7 Th. 1992 tentang Perbankan jo UU No. 10 Th. 1998 • UU No. 40 Th. 2007 tentang Perseroan Terbatas • Peraturan LPS No. 2/PLPS/2005 tanggal 9 Desember 2005 (berlaku surut sejak 22 September 2005) telah dicabut dg PLPS No. 2/2008 dan telah dicabut dg PLPS No. 1/2010 • PP No. 25 Th. 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran & Likuidasi Bank Umum telah dicabut dg UU LPS • SK DIR BI No. 32/53/KEP/DIR tgl. 14 Mei 1999 ttg Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran & Likuidasi Bank Umum • SK DIR BI No. 32/54/KEP/DIR tgl. 14 Mei 1999 ttg Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran & Likuidasi Bank Perkreditan Rakyat
  • 35. Likuidasi Bank  Likuidasi Bank adalah :  tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban bank sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank
  • 36. Likuidasi Bank  Tata Cara Likuidasi Bank 1. Pencabutan izin usaha oleh Bank Indonesia/Lembaga Pengawas Perbankan 2. LPS mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS dalam rangka likuidasi 3. Direksi & Komisaris wajib menyusun Neraca Penutupan yang harus disampaikan kepada LPS 4. Dalam hal Direksi & Komisaris tidak menyampaikan Neraca Penutupan, LPS menunjuk KAP atau instansi Pemerintah dibidang Audit untuk menyusun Neraca Penutupan
  • 37. Likuidasi Bank  Tata Cara Likuidasi Bank : • Dengan diambil alihnya hak dan wewenang RUPS, LPS segera memutuskan : Pembubaran badan hukum bank Pembentukan Tim Likuidasi Penetapan status Bank sebagai BDL Penonaktifan Direksi dan Komisaris 6. Keputusan LPS dimuat dalam Risalah RUPS yang dibuat dalam Akte Notaris
  • 38. Likuidasi Bank  Tugas Tim Likuidasi : 1. Menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembubaran badan hukum Bank 2. Melakukan pemberesan aset dan kewajiban Bank dan 3. Melakukan pertanggung jawaban pelaksanaan Likuidasi Bank
  • 39. Likuidasi Bank  Wewenang Tim Likuidasi : 1. Melakukan perundingan dan tindakan lainnya dalam rangka penjualan aset dan penagihan piutang terhadap para debitur ; 2. Melakukan perundingan dan pembayaran kewajiban kepada para kreditur ; 3. Mempekerjakan pegawai ; 4. Menunjuk pihak lain (konsultan keuangan, konsultan hukum dan advokat) untuk membantu pelaksanaan Likuidasi Bank
  • 40. Likuidasi Bank  Wewenang Tim Likuidasi : 1. Melakukanpemanggilankepada para kreditur 2. Meminta pengadilan niaga untuk membatalkan segala perbuatan hukum Bank yang dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum pencabutan izin usaha Bank, yang mengakibatkan kerugian Bank dan 3. Melakukan tindakan lain dalam rangka pelaksanaan Likuidasi Bank
  • 41. Likuidasi Bank  Anggota Tim Likuidasi : 1. Ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisioner ; 2. Paling banyak 9 (sembilan) orang ; 3. Penunjukan berdasarkan keahlian ; 4. Mendapatkan Honorarium
  • 42. Likuidasi Bank  Tim Likuidasi :  Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Biaya dalam rangka pelaksanaan Likuidasi Bank  Melaksanakan tindakan dalam rangka pembubaran Badan Hukum Bank (paling lambat 30 hari sejak tanggal keputusan LPS tentang pembubaran badan hukum Bank
  • 43. Likuidasi Bank  Pemberesan Aset dan Kewajiban Bank : 1. Menunjuk KAP u/ audit neraca penutupan ; 2. Inventarisasi aset dan kewajiban 3. Menyusun Neraca Sementara Likuidasi 4. Pencairan aset dan/atau penagihan piutang (setelah neraca sementara likuidasi disetujui) 5. Melaksanakan pembayaran kewajiban kepada para kreditur dan 6. Menitipkan bagian yang belum diambil oleh Kreditur kepada Bank yang disetujui oleh LPS
  • 44. Likuidasi Bank  Neraca Penutupan adalah :  Laporan Keuangan yang memuat posisi aset, kewajiban dan modal Bank termasuk rekening administratif pada tanggal pencabutan izin usaha yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku
  • 45. Likuidasi Bank Neraca Sementara Likuidasi adalah : Neraca awal yang dibuat oleh Tim Likuidasi berdasarkan Neraca Penutupan Bank, yang memperhitungkan/memuat sekurang-kurangnya : •Posisi aset berdasarkan nilai aktual yang diperkirakan dapat direalisasikan ; •Posisi kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu pengajuan tagihan atau piutang oleh Kreditur
  • 46. Likuidasi Bank  Neraca Akhir Likuidasi adalah :  Neraca yang memuat posisi aset dan kewajiban Bank setelah Tim Likuidasi menyelesaikan seluruh tugasnya, yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku
  • 47. Likuidasi Bank  Laporan bulanan Tim Likuidasi mengenai Perkembangan Pelaksanaan Tugas : 1. Posisi aset yang telah dicairkan ; 2. Posisi kewajiban yang telah dibayarkan ; 3. Posisi kredit per debitur ; 4. Posisi aset dan kewajiban per akhir bulan ; 5. Pengeluaran biaya operasional dan 6. Hambatan-hambatan yang dihadapi dan rencana tindak lanjut
  • 49. Tindak Pidana Perbankan : Perbuatan pelanggaran terhadap UU Perbankan dan Peraturan Pelaksananya. (Misalnya Pendirian bank tanpa ijin BI) Tindak Pidana di Bidang Perbankan : Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dalam ruang lingkup seluruh kegiatan usaha pokok lembaga keuangan bank.
  • 50. Tindak Pidana Perbankan & Tindak Pidana di Bid. Perbankan Merupakan Tindak Tidana Ekonomi. Unsur-unsur Tindak Pidana Ekonomi Menurut Conklin : 1. Suatu perbuatan melawan hukum yang diancam dengan sanksi pidana 2. Dilakukan oleh perorangan atau korporasi di dalam pekerjaannya yang sah atau dalam usahanya di bidang industri atau perdagangan. 3. Tujuan : memperoleh uang, kekayaan, menghindari pembayaran uang/ menghindari kekayaan/ kerugian/keuntungan bisnis atau keuntungan pribadi
  • 51. Bentuk-bentuk Pelanggaran Ekonomi, antara lain :  Pelanggaran / penghindaran pajak  Penipuan/kecurangan di bid perkreditan (credit fraud)  Penggelapan dana masyarakat, penyalahgunaan dana masyarakat  Pelanggaran terhadap aturan keuangan  Spekulasi dan penipuan transaksi tanah  Delik-delik lingkungan  Menaikkan harga serta melebihkan harga faktur  Eksploitasi tenaga kerja  Penipuan konsumen
  • 52. Tindak Pidana di Bid Perbankan Merupakan White Collar Crime White collar crime dapat dikelompokan dalam : 1.Kejahatan yg dilakukan oleh kalangan profesi dalam melakukan pekerjaannya, spt advocat, akuntan, dokter. 2.Kejahatan yg dilakukan oleh pemerintah atau aparatnya, spt korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran hak warga negara.
  • 53. Identifikasi WCC Menurut Prof Muladi :  Penyamaran atau sifat tersembunyi maksud dan tujuan kejahatan  Keyakinan si pelaku terhadap kebodohan, dan kesembronoan si korban, kurang keahlian, kurang pengetahuan, keteledoran korban  Penyembunyian pelanggaran
  • 54. Faktor-faktor yang mendorong :  Dari si pelaku : karena yakin sering terjadi kekuranghati-hatian pd pelaksanaan adm bank.  Dari kondisi perbankan : bank sering menutupi bila tindak kejahatan utk menjaga kepercayaan masyarakat.  Maraknya kolusi  dll
  • 55. Tipologi Kejahatan Perbankan  Penipuan / kecurangan di bid perkreditan ( credit fraud )  Penggelapan dana masyarakat ( embezzlement of public fraud )  Penyelewengan / penyalahgunaan dana masyarakat ( Misapropriation of public funds )  Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan keuangan ( violaton of currency regultions )  Pencucian uang ( money laundering )
  • 56. Pengenaan Pidana thd Kejahatan & Pelanggaran Perbankan : 1. Umumnya mengacu ke Pasal 10 KUHP :  Pidana Pokok dan Pidana Tambahan ( Penjara, kurungan, denda, pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, pengumuman putusan hakim ) 2. Sanksi Administrartif oleh Bank Indonesia: Denda, teguran,penurunan tingkat kesehatan, larangan ikut kliring, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha ( sanksi administratif tdk mengurangi ketentuan ancaman pidana )
  • 57. TINDAK PIDANA PERBANKAN SEBAGAI BAGIAN DARI TINDAK PIDANA DI BIDANG EKONOMI  WHITE COLLAR CRIME  TINDAK PIDANA YANG MEMPUNYAI MOTIF EKONOMI DAN LAZIMNYA DILAKUKAN OLEH ORANG YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN INTELEKTUAL DAN MEMPUNYAI POSISI PENTING DALAM MASY. ATAU PEKERJAANNYA
  • 58. TINDAK PIDANA PERBANKAN DALAM UU PERBANKAN 7/1992 SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UU 10/1998 2 JENIS:  KEJAHATAN  PELANGGARAN
  • 59. APA PERBEDAANNYA? KEJAHATAN AKAN DIKENAKAN ANCAMAN HUKUMAN YANG LEBIH BERAT DIBANDINGKAN DENGAN PELANGGARAN
  • 60. TINDAK PIDANA PERBANKAN DALAM UU PERBANKAN 7/1992 SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UU 10/1998 PASAL 51 AYAT (1): “TINDAK PIDANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 46, 47, 48 (1), 49, PASAL 50, DAN PASAL 51 A ADALAH KEJAHATAN” PASAL 51 AYAT (2): “TINDAK PIDANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL PASAL 48 AYAT (2) ADALAH PELANGGARAN”
  • 61. KEJAHATAN PERBANKAN  PASAL 46 (1): PENGHIMPUNAN DANA DARI MASYARAKAT DALAM BENTUK SIMPANAN TANPA IJIN USAHA DARI BI  PASAL 47: TERKAIT DENGAN RAHASIA BANK  PASAL 48: INFORMASI / LAPORAN KEUANGAN BANK (MEMBUAT, MEMALSUKAN, MENGHILANGKAN, MENGUBAH, MENGABURKAN, MENYEMBUNYIKAN DLL)  PASAL 49 (2): MEMINTA ATAU MENERIMA, MENGIZINKAN, MENYETUJUI IMBALAN, KOMISI, UANG TAMBAHAN, PELAYANAN DLL.  PASAL 50: PIHAK TERAFILIASI
  • 62. PELANGGARAN PERBANKAN PASAL 48 (2): ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, PEGAWAI BANK YANG LALAI MEMBERIKAN KETERANGAN YANG WAJIB DIPENUHI SEBAGAIMANA DIMAKSUD…..”
  • 63. TINDAK PIDANA PERBANKAN DI LUAR UU PERBANKAN  KUHPIDANA BUKU II TENTANG KEJAHATAN DAN BUKU III TENTANG PELANGGARAN  UU 31/1999 JO. UU 20/2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI  UU 15/2002 JO. UU 25/2003 TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG