SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
STRATEGIC MANAGEMENT
Porter’s Five Competitiveness
Force Model, BCG Matrix
AKFIKA RIZKY SABILLA (55117120115)
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
A. Porter’s Five Competitiveness Force Model
Kerangka Lima Kekuatan Porter adalah alat untuk menganalisis persaingan bisnis.
Ini menarik dari organisasi industri (IO) ekonomi untuk memperoleh lima kekuatan yang
menentukan intensitas kompetitif dan, oleh karena itu, daya tarik (atau kurangnya) dari
industri dalam hal profitabilitasnya. Industri yang "tidak menarik" adalah salah satu di
mana efek dari lima kekuatan ini mengurangi profitabilitas secara keseluruhan. Industri
yang paling tidak menarik akan menjadi salah satu yang mendekati "persaingan murni",
di mana keuntungan yang tersedia untuk semua perusahaan didorong ke tingkat laba
normal. Perspektif lima kekuatan dikaitkan dengan pencetusnya, Michael E. Porter dari
Harvard University. Kerangka ini pertama kali diterbitkan di Harvard Business Review
pada 1979.
Porter mengacu pada kekuatan-kekuatan ini sebagai lingkungan mikro, untuk
membedakannya dengan istilah makro lingkungan yang lebih umum. Mereka terdiri dari
kekuatan-kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya
untuk melayani pelanggan dan menghasilkan keuntungan. Perubahan dalam salah satu
kekuatan biasanya membutuhkan unit bisnis untuk menilai ulang pasar mengingat
perubahan keseluruhan dalam informasi industri.
Daya tarik industri secara keseluruhan tidak berarti bahwa setiap perusahaan dalam
industri akan mengembalikan profitabilitas yang sama. Perusahaan dapat menerapkan
kompetensi inti mereka, model bisnis atau jaringan untuk mencapai laba di atas rata-rata
industri. Contoh nyata dari ini adalah industri penerbangan. Sebagai industri,
profitabilitas rendah karena struktur yang mendasari industri dari biaya tetap yang tinggi
dan biaya variabel rendah memberikan keleluasaan besar dalam harga perjalanan
maskapai. Airlines cenderung bersaing dalam hal biaya, dan itu menurunkan profitabilitas
operator individual serta industri itu sendiri karena menyederhanakan keputusan oleh
pelanggan untuk membeli atau tidak membeli tiket. Beberapa operator - Richard Branson
Virgin Atlantic adalah salah satu - telah mencoba, dengan keberhasilan yang terbatas,
untuk menggunakan sumber diferensiasi untuk meningkatkan profitabilitas.
Gambar 1. Porter’s Five COmpetitivenes Force Model
Lima kekuatan Porter mencakup tiga kekuatan dari kompetisi 'horizontal' -
ancaman produk atau jasa pengganti, ancaman rival yang dibentuk, dan ancaman
pendatang baru - dan dua lainnya dari persaingan 'vertikal' - kekuatan tawar pemasok dan
kekuatan tawar pelanggan. Porter mengembangkan lima kerangka kekuatannya sebagai
reaksi terhadap analisis SWOT yang saat itu populer, yang ia temukan tidak memiliki
ketelitian dan. Kerangka kerja lima pasukan Porter didasarkan pada paradigma struktur-
perilaku-kinerja dalam ekonomi organisasi industri. Ini telah diterapkan untuk mencoba
mengatasi beragam masalah, dari membantu bisnis menjadi lebih menguntungkan untuk
membantu pemerintah menstabilkan industri. Alat strategi Porter lainnya termasuk rantai
nilai dan strategi persaingan generik.
a. Ancaman pendatang baru
Industri menguntungkan yang menghasilkan pengembalian tinggi akan menarik
perusahaan baru. Pendatang baru pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas untuk
perusahaan lain di industri. Kecuali jika masuknya perusahaan baru dapat dibuat lebih
sulit oleh perusahaan lama, profitabilitas yang abnormal akan jatuh ke nol (persaingan
sempurna), yang merupakan tingkat minimum profitabilitas yang diperlukan untuk
mempertahankan industri dalam bisnis.
Faktor-faktor berikut dapat berpengaruh pada seberapa banyak ancaman yang dapat
diajukan oleh para pendatang baru :
k adalah
segmen di mana hambatan masuk tinggi dan penghalang keluarnya rendah. Namun perlu
diperhatikan, bahwa hambatan tinggi untuk masuk hampir selalu membuat jalan keluar
lebih sulit.
gian biaya tidak bergantung pada ukuran.
-merek mapan.
ndustri (industri yang lebih menguntungkan, semakin menarik bagi para
pesaing baru).
b. Ancaman pengganti
Produk pengganti menggunakan teknologi yang berbeda untuk mencoba memecahkan
kebutuhan ekonomi yang sama. Contoh pengganti adalah daging, unggas, dan ikan;
telepon rumah dan telepon seluler; maskapai penerbangan, mobil, kereta api, dan kapal;
bir dan anggur; dan seterusnya. Misalnya, air mineral adalah pengganti Coke, tetapi
Pepsi adalah produk yang menggunakan teknologi yang sama (meskipun bahan yang
berbeda) untuk bersaing head-to-head dengan Coke, jadi itu bukan pengganti.
Peningkatan pemasaran untuk air mineral dapat " shrink the pie " untuk Coke dan Pepsi,
sedangkan iklan Pepsi yang meningkat kemungkinan akan " grow the pie "
(meningkatkan konsumsi semua minuman ringan), sambil memberi Pepsi pangsa pasar
yang lebih besar dengan biaya Coke.
Adapun faktor-faktor penyebab, diantaranya :
anti
c. Daya tawar pelanggan
Kekuatan tawar pelanggan juga digambarkan sebagai pasar output : kemampuan
pelanggan untuk menempatkan perusahaan di bawah tekanan, yang juga mempengaruhi
kepekaan pelanggan terhadap perubahan harga. Perusahaan dapat mengambil tindakan
untuk mengurangi daya pembeli, seperti menerapkan program loyalitas. Kekuatan
pembeli tinggi jika pembeli memiliki banyak alternatif. Itu rendah jika mereka memiliki
beberapa pilihan.
Adapun Faktor-faktor penyebab, diantaranya :
saluran distribusi yang ada.
diferensial (keunikan) dari produk industry.
d. Daya tawar pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok
bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan layanan (seperti keahlian) ke perusahaan dapat
menjadi sumber kekuasaan atas perusahaan ketika ada beberapa pengganti. Jika Anda
membuat biskuit dan hanya ada satu orang yang menjual tepung, Anda tidak memiliki
alternatif selain membelinya dari mereka. Pemasok dapat menolak bekerja dengan
perusahaan atau mengenakan harga tinggi yang berlebihan untuk sumber daya yang unik.
Adapun Faktor-faktor penyebab, diantaranya :
aya dan diferensiasi.
l dan memotong
pembeli.
e. Persaingan industri
Bagi kebanyakan industri, intensitas persaingan kompetitif adalah penentu utama daya
saing industri. Memiliki pemahaman tentang pesaing industri sangat penting untuk
berhasil memasarkan produk. Positioning berkenaan dengan bagaimana publik suatu
produk dan membedakannya dari pesaing. Sebuah bisnis harus menyadari strategi
pemasaran dan penetapan harga pesaingnya dan juga bersikap reaktif terhadap setiap
perubahan yang dilakukan.
Adapun faktor-faktor penyebab, diantaranya :
f. Penggunaan
Konsultan strategi terkadang menggunakan kerangka kekuatan lima Porter ketika
membuat evaluasi kualitatif dari posisi strategis perusahaan. Namun, bagi sebagian besar
konsultan, kerangka kerja hanya titik awal. Mereka mungkin menggunakan rantai nilai
atau jenis analisis lain dalam hubungannya. Seperti semua kerangka kerja umum, analisis
yang menggunakannya untuk mengesampingkan spesifik tentang situasi tertentu
dianggap naif.
Menurut Porter, kerangka kekuatan lima harus digunakan pada tingkat industri lini
bisnis, itu tidak dirancang untuk digunakan pada kelompok industri atau tingkat sektor
industri. Suatu industri didefinisikan pada tingkat yang lebih rendah dan lebih mendasar,
pasar di mana produk dan / atau jasa yang mirip atau terkait erat dijual kepada pembeli.
Sebuah perusahaan yang bersaing dalam satu industri harus mengembangkan,
minimal, satu analisis lima kekuatan untuk industrinya. Porter menjelaskan bahwa bagi
perusahaan yang terdiversifikasi, masalah utama dalam strategi perusahaan adalah
pemilihan industri (lini bisnis) di mana perusahaan akan bersaing.
Kerangka Porter telah ditantang oleh akademisi dan ahli strategi lainnya. Misalnya,
Kevin P. Coyne dan Somu Subramaniam mengklaim bahwa tiga asumsi yang meragukan
mendasari lima kekuatan. Bahwa pembeli, pesaing, dan pemasok tidak terkait dan tidak
berinteraksi dan berkolusi. Bahwa sumber nilai adalah keuntungan struktural
(menciptakan hambatan masuk). Ketidakpastian itu rendah, memungkinkan peserta di
pasar untuk merencanakan dan menanggapi perubahan dalam perilaku kompetitif.
Perpanjangan penting untuk pekerjaan Porter berasal dari Adam Brandenburger dan
Barry Nalebuff dari Yale School of Management pada pertengahan tahun 1990-an.
Menggunakan teori permainan, mereka menambahkan konsep pelengkap (juga disebut
"kekuatan ke-6") untuk mencoba menjelaskan alasan di balik aliansi strategis.
Complementors dikenal sebagai dampak dari produk dan layanan terkait yang sudah ada
di pasar.
Gagasan bahwa pelengkap adalah kekuatan keenam sering dikreditkan ke Andrew
Grove, mantan CEO Intel Corporation. Martyn Richard Jones, sementara konsultasi di
Groupe Bull, mengembangkan model lima pasukan tambahan di Skotlandia pada tahun
1993. Hal ini didasarkan pada Kerangka Porter dan termasuk Pemerintah (nasional dan
regional) serta kelompok-kelompok penekan sebagai kekuatan keenam nosional. Model
ini adalah hasil kerja yang dilakukan sebagai bagian dari inisiatif Organisasi Manajemen
Aset Pengetahuan Groupe Bull.
Porter secara tidak langsung membantah pernyataan kekuatan lain, dengan mengacu
pada inovasi, pemerintah, dan produk dan layanan pelengkap sebagai "faktor" yang
mempengaruhi lima kekuatan. Mungkin juga tidak layak untuk mengevaluasi daya tarik
industri secara independen dari sumber daya yang dibawa oleh perusahaan ke industri
tersebut. Dengan demikian diperdebatkan (Wernerfelt 1984) [9] bahwa teori ini
dikombinasikan dengan pandangan berbasis sumber daya (RBV) agar perusahaan untuk
mengembangkan kerangka yang lebih sehat.
B. BCG Matrix
a. Pengertian Analisis Matriks BCG dan Contohnya
Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk
membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan
perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan
tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau
menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga membantu perusahaan dalam
menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis dalam pemasaran
merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio.
Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce Henderson pada tahun 1970-an. Bruce
Henderson juga merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG) yaitu sebuah
perusahaan konsultan manajemen global yang terkemuka yang pernah menduduki
peringkat ketiga perusahaan terbaik untuk bekerja versi Forbes pada tahun 2014.
Karena Matriks ini dikembangkan oleh pendiri Boston Consulting Group (BCG) maka
matriks ini dinamakan dengan Matrik BCG yang singkatan dari Boston Consulting
Group. Matriks BCG ini juga berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products life
cycle) sehingga sering disebut juga dengan Product Portfolio Matrix (Matriks Portofolio
Produk). Nama-nama lain Matriks BCG diantaranya adalah BCG Growth-Share Matrix
(Matriks Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram
(Diagram Portofolio).
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4
sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk
perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa
pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori
tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing
(Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks).
Gambar 2. BCG Matrix
1) Stars (Bintang)
Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis
yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta
menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk yang dihasilkan
merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar.
Perusahaan membutuhkan banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk-
produk tersebut dan untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan
keunggulan-keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan produk
kompetitor lainnya. Produk-produk di kategori Bintang ini dapat berubah menjadi
kategori Sapi perah (Cash Cows) apabila mereka tetap dapat mempertahankan
keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan.
2) Cash Cows (Sapi Perah)
Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah produk atau unit
bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Produk atau
unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi namun prospek
pertumbuhan kedepan akan sangat terbatas.
Pendapatan yang didapat pada tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai
pendanaan untuk penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang masih berada
di kategori Question Marks (Tanda Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan
serta membayar dividen kepada pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk-produk dalam kategori Cash Cows ini untuk mempertahankan
produktivitas dan kualitas atau dapat juga dijadikan pendapatan pasif bagi perusahaan.
3) Dogs (Anjing)
Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang termasuk
pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah
dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini
biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan
harus menderita kerugian.
Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya merupakan beban bagi
perusahaan karena dapat menguras waktu manajemen dan sebagian besar sumber daya
perusahaan. Unit bisnis atau produk yang telah berada pada kategori ini biasanya akan
mengalami pengurangan, divestasi ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan.
4) Question Marks (Tanda Tanya)
Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga dengan problem children atau
wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini adalah produk atau bisnis
unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih
sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga berpotensi untuk
berubah menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk
tetap berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang berada dalam kategori Question
Marks ini karena pertumbuhan yang tinggi.
Dari penjelasan 4 kategori pada Matriks BCG diatas, terlihat bahwa analisis matriks
BCG memiliki hubungan yang erat dengan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. Hubungan Siklus Hidup Produk dengan Matriks BCG
b. Strategi setelah Analisis Matriks BCG
Setelah mengetahui posisi produk dan bisnis unit kita berada, tahap selanjutnya
adalah menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat persaingan
yang ada. Berikut ini terdapat empat strategi yang dapat diterapkan pada bisnis unit atau
produk-produk yang berada dalam Matriks BCG.
o Build atau Membangun, yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis
agar dapat meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan untuk
mendorong produk-produk dalam kategori Question Marks menjadi Stars dan
akhirnya menjadi Cash Cows.
o Hold atau Mempertahankan, yaitu strategi untuk mempertahankan produk-produk
agar tetap pada kategori yang sama. Strategi tersebut biasanya digunakan pada
kategori Stars.
o Harvest atau Memanen, yaitu strategi untuk mengurangi investasi dan mencoba
untuk mendapatkan uang tunai (cash) semaksimum mungkin dari produk atau
meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan. Strategi ini biasanya digunakan pada
produk-produk atau unit bisnis yang berada di kategori Cash Cows.
o Divest atau Melakukan Divestasi, yaitu strategi yang melakukan penutupan usaha
atau likuidasi terhadap unit bisnis atau produk yang mengalami kerugian atau produk
yang memiliki pangsa pasar rendah. Strategi Divestasi ini biasanya dilakukan pada
produk atau unit bisnis yang berada di kategori Dogs.
c. Cara Menggunakan Analisis Matriks BCG
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menganalisis produk atau unit bisnis dengan
menggunakan Matriks BCG :
Langkah 1. Pilih Unit atau Produk yang ingin dianalisis
Analisis Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisis Bisnis unit strategis,
merek, produk atau bahkan perusahaan itu sendiri. Langkah pertama adalah menentukan
pilihan terhadap unit mana yang akan dianalisis.
Langkah 2. Tentukan Pasar (Market)
Menentukan Pasar merupakan hal yang paling penting dalam melakukan analisis.
Kesalahan menentukan pasar akan menyebabkan klasifikasi yang tidak tepat. Sebagai
contoh, jika kita menganalisis mobil bermerek BMW di pasar pengangkutan umum maka
akan mendapatkan hasil di kategori Dogs. Karena mobil bermerek BMW lebih dominan
dan kuat di pasar mobil mewah.
Langkah 3. Menghitung Pangsa Pasar Relative (Relative Market Share)
Relative Market Share dapat dihitung berdasarkan segi Pangsa Pasar ataupun segi
Pendapatan. Perhitungannya adalah dengan membagi Pangsa Pasar atau Pendapatan
merek kita sendiri dengan Pangsa Pasar atau Pendapatan merek pesaing terbesar kita
dalam industri yang sama. Misalnya, jika perusahaan kita adalah memproduksi
Smartphone, pangsa pasar pesaing kita adalah sekitar 25% sedangkan pangsa pasar kita
hanya 10% pada tahun yang sama, maka nilai Relative Market Share kita adalah 0,4 saja.
Dalam Matriks BCG, Relative Market Share diletakkan pada sumbu X. Di sudut
kiri paling atas berikan nilai 1, ditengah matriks berikan nilai 0,5 dan sudut kanan atas
berikan nilai 0.
Relative Market Share = Pangsa Pasar atau Pendapatan Perusahaan kita / Pangsa Pasar
atau Pendapatan Perusahaan pesaing terbesar
Langkah 4. Ketahui tingkat pertumbuhan pasar (Growth Market Rate)
Tingkat pertumbuhan industri dapat diketahui dari laporan industri yang biasanya
tersedia secara online. Tingkat Pertumbuhan pasar dapat dihitung dengan melihat
pertumbuhan pendapatan rata-rata dari perusahaan terkemuka. Tingkat pertumbuhan
pasar diukur dengan persentase (%). Titik tengah sumbu Y biasanya ditetapkan pada
tingkat pertumbuhan 10%, tetapi dapat juga bervariasi sesuai dengan aktual pencapaian
industri yang bersangkutan.
Beberapa industri mengalami pertumbuhan selama bertahun-tahun tetapi hanya
pada tingkat pertumbuhan rata-rata 1% hingga 2% per tahun. Oleh karena itu, ketika
melakukan analisis kita harus mengetahui tingkat pertumbuhan yang dianggap paling
signifikan (titik tengah) untuk memisahkan Cash Cows dengan Stars dan Question
Marks dengan Dogs.
Setelah melakukan perhitungan pada setiap variabel pengukuran, gambarkan posisi
merek atau produk anda ke dalam matriks dengan bentuk lingkaran. Gambarkan juga
merek atau produk lainnya dengan bentuk lingkaran sesuai dengan proporsi pendapatan
atau pangsa pasar yang didapat oleh merek yang bersangkutan.
d. Contoh Analisis Matriks BCG
Berdasarkan langkah-langkah yang disebutkan diatas, berikut ini adalah contoh untuk
Analisis Matriks BCG atau BCG Growth-Share Matrix.
Implementasi Porter’s Five Competitiveness Force Model pada GO-JEK :
Terdapat lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan pada
Implementasi Porter’s Five Competitiveness Force Model pada GO-JEK :
Terdapat lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan pada suatu bisnis atau
dikenaldengan 5 forces porter.
1. Ancaman masuknya pendatang baru
Go-jek merupakan perusahaan start-up yang pertama kali beroperasi di Indonesia. Dengan
kata lain, Go-jek merupakan market leader dibagian layanan jasa angkut penumpang online
dengan kendaraan bermotor di Indonesia. Sehingga bagi pendatang baru yang ingin merintis
bisnis di pangsa pasar ini akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan Go-jek.
2. Ancaman dari barang pengganti atau jasa
Banyak start-up lain yang beroperasi di bagian jasa angkut penumpang online dengan
kendaraan bermotor, namun hanya sedikit yang dapat bersaing dengan Go-jek. Salah satu nya
adalah Grab-bike. Yang dimana driver dan pelayanan yang diberikan hampir menyaingi Go-
jek. Sehingga dapat dikatakan bahwa ancaman dari barang pengganti cukup tinggi.
3. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Go-jek merupakan layanan jasa angkut penumpang dengan kendaraan bermotor yang
berbasis aplikasi pada smartphone. Pada aplikasi yang tersedia terdapat tarif yang tertera
berdasarkan jarak yang akan ditempuh. Dan persaingan yang terjadi diantara perusahaan
sejenis adalah persaingan harga. Go-jek hanya memiliki satu rival yakni Grab bike. Sehingga
kekuatan tawar-menawar pembeli cukup rendah.
4. Kekuatan tawar-menawar
Pemasok Go-jek memiliki pesaing yang cukup berat meskipun Go-jek merupakan market
leader, yakni Grab Bike. Grab bike mampu menawarkan pelayanan dan harga yang cukup
bersaing dengan gojek. Sehingga kekuatan tawar menawar pemasok cukup tinggi.
5. Persaingan di antara perusahaan yang ada
Go-jek tidak hanya satu-satu nya perusahaan yang menjalani bisnis start-up jasa angkut
penumpang kendaraan bermotor di Indonesia. Selain Go-jek, terdapat juga Grab bike, Smart-
jek, dan Blujek. Sehingga tingkat persaingan cukup cukup tinggi. Namun dikarenakan Go-jek
merupakan market leader di Indonesia sehingga gojek berada dalam posisi yang cukup aman
dalam persaingan.
Daftar Pustaka
1. Ali, Hapzi, Modul Strategic Management, Porter’s Five Competitiveness Force
Model and BCG Matrix, 2018.
2. Kartika, Tika. 2018. https://www.scribd.com/document/341611388/5-Forces-Porter-
GO-JEK (6 Desember 2018, jam 07:43)

More Related Content

What's hot

Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
 
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Puw Elroy
 
Chapter 13 merancang dan mengelola
Chapter 13 merancang dan mengelolaChapter 13 merancang dan mengelola
Chapter 13 merancang dan mengelola
Cn Beng
 

What's hot (20)

Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta AbadiLaporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Saluran distribusi
Saluran distribusiSaluran distribusi
Saluran distribusi
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Contoh soal uts fe ui
Contoh soal uts fe uiContoh soal uts fe ui
Contoh soal uts fe ui
 
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
kasus analisis laporan keuangan
kasus analisis laporan keuangankasus analisis laporan keuangan
kasus analisis laporan keuangan
 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
 
Chapter 13 merancang dan mengelola
Chapter 13 merancang dan mengelolaChapter 13 merancang dan mengelola
Chapter 13 merancang dan mengelola
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan BisnisStudi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis
 
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawanBab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Bab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansialBab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansial
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongLingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
 

Similar to 12, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Porter’s Five Competitiveness Force Model and BCG Matrix, UNIVERSITAS MERCUBUANA, 2018

12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
Adrianto Dasoeki
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuanaSm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuana
Ari Prayogo
 
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...
Agus Daman
 

Similar to 12, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Porter’s Five Competitiveness Force Model and BCG Matrix, UNIVERSITAS MERCUBUANA, 2018 (20)

Bcg
BcgBcg
Bcg
 
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
12, sm, adrianto, hapzi ali, porter's competitiveness five force model, bcg m...
 
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
12, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, porter five competitiveness force model, ...
 
five force porters. umb. 2019
five force porters. umb. 2019five force porters. umb. 2019
five force porters. umb. 2019
 
Five Force Porters. Universitas Mercu Buana. 2019
Five Force Porters. Universitas Mercu Buana. 2019Five Force Porters. Universitas Mercu Buana. 2019
Five Force Porters. Universitas Mercu Buana. 2019
 
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
12, sm, maharani gustianingtyas, hapzi ali, strategic management, porters fiv...
 
12, sm, rame priyanto, hapzi ali, porters five competitiveness and bcg, unive...
12, sm, rame priyanto, hapzi ali, porters five competitiveness and bcg, unive...12, sm, rame priyanto, hapzi ali, porters five competitiveness and bcg, unive...
12, sm, rame priyanto, hapzi ali, porters five competitiveness and bcg, unive...
 
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
 
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
 
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
Resume Teori Porter's Five Model, BCG Matrix, dan Siklus Hidup dan Projek ole...
 
12,sm, lusianasari, prof. dr. ir. hapzi ali. mm. cma, porter's five force mod...
12,sm, lusianasari, prof. dr. ir. hapzi ali. mm. cma, porter's five force mod...12,sm, lusianasari, prof. dr. ir. hapzi ali. mm. cma, porter's five force mod...
12,sm, lusianasari, prof. dr. ir. hapzi ali. mm. cma, porter's five force mod...
 
10, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, porter model dan bcg matrix...
10, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, porter model dan bcg matrix...10, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, porter model dan bcg matrix...
10, sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, porter model dan bcg matrix...
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuanaSm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuana
Sm, ari prayogo, hapzi ali, bcg matrix, universitas mercubuana
 
The Five Competitive Forces That Shape Strategy
The Five Competitive Forces That Shape StrategyThe Five Competitive Forces That Shape Strategy
The Five Competitive Forces That Shape Strategy
 
Strategic management12
Strategic management12Strategic management12
Strategic management12
 
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...
12, sm, agus daman, hapzi ali, porter five competitiveness force model, bcg m...
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
6, sm, ali nico gerard doan, porter generic strategies, universitas mercu bua...
6, sm, ali nico gerard doan, porter generic strategies, universitas mercu bua...6, sm, ali nico gerard doan, porter generic strategies, universitas mercu bua...
6, sm, ali nico gerard doan, porter generic strategies, universitas mercu bua...
 
Chapter 5 riset bisnis
Chapter 5   riset bisnisChapter 5   riset bisnis
Chapter 5 riset bisnis
 

More from AkfikaRizkySabilla

15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...
15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...
15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...
AkfikaRizkySabilla
 
14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...
14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...
14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...
AkfikaRizkySabilla
 
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
AkfikaRizkySabilla
 

More from AkfikaRizkySabilla (9)

15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...
15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...
15, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Summary of Materies 9 to 14, Univers...
 
14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...
14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...
14, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Disruption Era, Universitas Mercubua...
 
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
13, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Digital Era, Universitas Mercubuana,...
 
11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...
11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...
11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...
 
8, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada WhatsApp, UNIVERSI...
8, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada WhatsApp, UNIVERSI...8, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada WhatsApp, UNIVERSI...
8, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada WhatsApp, UNIVERSI...
 
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
10, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, and Risk Manag...
 
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
 
5, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Type, Form and Implementation Strateg...
5, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Type, Form and Implementation Strateg...5, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Type, Form and Implementation Strateg...
5, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Type, Form and Implementation Strateg...
 
2, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, VISION AND COMPANY MISSION, LONGTERM ...
2, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, VISION AND COMPANY MISSION, LONGTERM ...2, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, VISION AND COMPANY MISSION, LONGTERM ...
2, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, VISION AND COMPANY MISSION, LONGTERM ...
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 

12, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Porter’s Five Competitiveness Force Model and BCG Matrix, UNIVERSITAS MERCUBUANA, 2018

  • 1. STRATEGIC MANAGEMENT Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG Matrix AKFIKA RIZKY SABILLA (55117120115) DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
  • 2. A. Porter’s Five Competitiveness Force Model Kerangka Lima Kekuatan Porter adalah alat untuk menganalisis persaingan bisnis. Ini menarik dari organisasi industri (IO) ekonomi untuk memperoleh lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan, oleh karena itu, daya tarik (atau kurangnya) dari industri dalam hal profitabilitasnya. Industri yang "tidak menarik" adalah salah satu di mana efek dari lima kekuatan ini mengurangi profitabilitas secara keseluruhan. Industri yang paling tidak menarik akan menjadi salah satu yang mendekati "persaingan murni", di mana keuntungan yang tersedia untuk semua perusahaan didorong ke tingkat laba normal. Perspektif lima kekuatan dikaitkan dengan pencetusnya, Michael E. Porter dari Harvard University. Kerangka ini pertama kali diterbitkan di Harvard Business Review pada 1979. Porter mengacu pada kekuatan-kekuatan ini sebagai lingkungan mikro, untuk membedakannya dengan istilah makro lingkungan yang lebih umum. Mereka terdiri dari kekuatan-kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan dan menghasilkan keuntungan. Perubahan dalam salah satu kekuatan biasanya membutuhkan unit bisnis untuk menilai ulang pasar mengingat perubahan keseluruhan dalam informasi industri. Daya tarik industri secara keseluruhan tidak berarti bahwa setiap perusahaan dalam industri akan mengembalikan profitabilitas yang sama. Perusahaan dapat menerapkan kompetensi inti mereka, model bisnis atau jaringan untuk mencapai laba di atas rata-rata industri. Contoh nyata dari ini adalah industri penerbangan. Sebagai industri, profitabilitas rendah karena struktur yang mendasari industri dari biaya tetap yang tinggi dan biaya variabel rendah memberikan keleluasaan besar dalam harga perjalanan maskapai. Airlines cenderung bersaing dalam hal biaya, dan itu menurunkan profitabilitas operator individual serta industri itu sendiri karena menyederhanakan keputusan oleh pelanggan untuk membeli atau tidak membeli tiket. Beberapa operator - Richard Branson Virgin Atlantic adalah salah satu - telah mencoba, dengan keberhasilan yang terbatas, untuk menggunakan sumber diferensiasi untuk meningkatkan profitabilitas.
  • 3. Gambar 1. Porter’s Five COmpetitivenes Force Model Lima kekuatan Porter mencakup tiga kekuatan dari kompetisi 'horizontal' - ancaman produk atau jasa pengganti, ancaman rival yang dibentuk, dan ancaman pendatang baru - dan dua lainnya dari persaingan 'vertikal' - kekuatan tawar pemasok dan kekuatan tawar pelanggan. Porter mengembangkan lima kerangka kekuatannya sebagai reaksi terhadap analisis SWOT yang saat itu populer, yang ia temukan tidak memiliki ketelitian dan. Kerangka kerja lima pasukan Porter didasarkan pada paradigma struktur- perilaku-kinerja dalam ekonomi organisasi industri. Ini telah diterapkan untuk mencoba mengatasi beragam masalah, dari membantu bisnis menjadi lebih menguntungkan untuk membantu pemerintah menstabilkan industri. Alat strategi Porter lainnya termasuk rantai nilai dan strategi persaingan generik. a. Ancaman pendatang baru Industri menguntungkan yang menghasilkan pengembalian tinggi akan menarik perusahaan baru. Pendatang baru pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas untuk perusahaan lain di industri. Kecuali jika masuknya perusahaan baru dapat dibuat lebih sulit oleh perusahaan lama, profitabilitas yang abnormal akan jatuh ke nol (persaingan sempurna), yang merupakan tingkat minimum profitabilitas yang diperlukan untuk mempertahankan industri dalam bisnis.
  • 4. Faktor-faktor berikut dapat berpengaruh pada seberapa banyak ancaman yang dapat diajukan oleh para pendatang baru : k adalah segmen di mana hambatan masuk tinggi dan penghalang keluarnya rendah. Namun perlu diperhatikan, bahwa hambatan tinggi untuk masuk hampir selalu membuat jalan keluar lebih sulit. gian biaya tidak bergantung pada ukuran. -merek mapan. ndustri (industri yang lebih menguntungkan, semakin menarik bagi para pesaing baru). b. Ancaman pengganti Produk pengganti menggunakan teknologi yang berbeda untuk mencoba memecahkan kebutuhan ekonomi yang sama. Contoh pengganti adalah daging, unggas, dan ikan; telepon rumah dan telepon seluler; maskapai penerbangan, mobil, kereta api, dan kapal; bir dan anggur; dan seterusnya. Misalnya, air mineral adalah pengganti Coke, tetapi Pepsi adalah produk yang menggunakan teknologi yang sama (meskipun bahan yang berbeda) untuk bersaing head-to-head dengan Coke, jadi itu bukan pengganti. Peningkatan pemasaran untuk air mineral dapat " shrink the pie " untuk Coke dan Pepsi, sedangkan iklan Pepsi yang meningkat kemungkinan akan " grow the pie "
  • 5. (meningkatkan konsumsi semua minuman ringan), sambil memberi Pepsi pangsa pasar yang lebih besar dengan biaya Coke. Adapun faktor-faktor penyebab, diantaranya : anti c. Daya tawar pelanggan Kekuatan tawar pelanggan juga digambarkan sebagai pasar output : kemampuan pelanggan untuk menempatkan perusahaan di bawah tekanan, yang juga mempengaruhi kepekaan pelanggan terhadap perubahan harga. Perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi daya pembeli, seperti menerapkan program loyalitas. Kekuatan pembeli tinggi jika pembeli memiliki banyak alternatif. Itu rendah jika mereka memiliki beberapa pilihan. Adapun Faktor-faktor penyebab, diantaranya : saluran distribusi yang ada. diferensial (keunikan) dari produk industry.
  • 6. d. Daya tawar pemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan layanan (seperti keahlian) ke perusahaan dapat menjadi sumber kekuasaan atas perusahaan ketika ada beberapa pengganti. Jika Anda membuat biskuit dan hanya ada satu orang yang menjual tepung, Anda tidak memiliki alternatif selain membelinya dari mereka. Pemasok dapat menolak bekerja dengan perusahaan atau mengenakan harga tinggi yang berlebihan untuk sumber daya yang unik. Adapun Faktor-faktor penyebab, diantaranya : aya dan diferensiasi. l dan memotong pembeli. e. Persaingan industri Bagi kebanyakan industri, intensitas persaingan kompetitif adalah penentu utama daya saing industri. Memiliki pemahaman tentang pesaing industri sangat penting untuk berhasil memasarkan produk. Positioning berkenaan dengan bagaimana publik suatu produk dan membedakannya dari pesaing. Sebuah bisnis harus menyadari strategi pemasaran dan penetapan harga pesaingnya dan juga bersikap reaktif terhadap setiap perubahan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor penyebab, diantaranya :
  • 7. f. Penggunaan Konsultan strategi terkadang menggunakan kerangka kekuatan lima Porter ketika membuat evaluasi kualitatif dari posisi strategis perusahaan. Namun, bagi sebagian besar konsultan, kerangka kerja hanya titik awal. Mereka mungkin menggunakan rantai nilai atau jenis analisis lain dalam hubungannya. Seperti semua kerangka kerja umum, analisis yang menggunakannya untuk mengesampingkan spesifik tentang situasi tertentu dianggap naif. Menurut Porter, kerangka kekuatan lima harus digunakan pada tingkat industri lini bisnis, itu tidak dirancang untuk digunakan pada kelompok industri atau tingkat sektor industri. Suatu industri didefinisikan pada tingkat yang lebih rendah dan lebih mendasar, pasar di mana produk dan / atau jasa yang mirip atau terkait erat dijual kepada pembeli. Sebuah perusahaan yang bersaing dalam satu industri harus mengembangkan, minimal, satu analisis lima kekuatan untuk industrinya. Porter menjelaskan bahwa bagi perusahaan yang terdiversifikasi, masalah utama dalam strategi perusahaan adalah pemilihan industri (lini bisnis) di mana perusahaan akan bersaing. Kerangka Porter telah ditantang oleh akademisi dan ahli strategi lainnya. Misalnya, Kevin P. Coyne dan Somu Subramaniam mengklaim bahwa tiga asumsi yang meragukan mendasari lima kekuatan. Bahwa pembeli, pesaing, dan pemasok tidak terkait dan tidak berinteraksi dan berkolusi. Bahwa sumber nilai adalah keuntungan struktural (menciptakan hambatan masuk). Ketidakpastian itu rendah, memungkinkan peserta di pasar untuk merencanakan dan menanggapi perubahan dalam perilaku kompetitif. Perpanjangan penting untuk pekerjaan Porter berasal dari Adam Brandenburger dan Barry Nalebuff dari Yale School of Management pada pertengahan tahun 1990-an. Menggunakan teori permainan, mereka menambahkan konsep pelengkap (juga disebut "kekuatan ke-6") untuk mencoba menjelaskan alasan di balik aliansi strategis. Complementors dikenal sebagai dampak dari produk dan layanan terkait yang sudah ada di pasar. Gagasan bahwa pelengkap adalah kekuatan keenam sering dikreditkan ke Andrew Grove, mantan CEO Intel Corporation. Martyn Richard Jones, sementara konsultasi di Groupe Bull, mengembangkan model lima pasukan tambahan di Skotlandia pada tahun 1993. Hal ini didasarkan pada Kerangka Porter dan termasuk Pemerintah (nasional dan regional) serta kelompok-kelompok penekan sebagai kekuatan keenam nosional. Model ini adalah hasil kerja yang dilakukan sebagai bagian dari inisiatif Organisasi Manajemen Aset Pengetahuan Groupe Bull.
  • 8. Porter secara tidak langsung membantah pernyataan kekuatan lain, dengan mengacu pada inovasi, pemerintah, dan produk dan layanan pelengkap sebagai "faktor" yang mempengaruhi lima kekuatan. Mungkin juga tidak layak untuk mengevaluasi daya tarik industri secara independen dari sumber daya yang dibawa oleh perusahaan ke industri tersebut. Dengan demikian diperdebatkan (Wernerfelt 1984) [9] bahwa teori ini dikombinasikan dengan pandangan berbasis sumber daya (RBV) agar perusahaan untuk mengembangkan kerangka yang lebih sehat. B. BCG Matrix a. Pengertian Analisis Matriks BCG dan Contohnya Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga membantu perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis dalam pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio. Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce Henderson pada tahun 1970-an. Bruce Henderson juga merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG) yaitu sebuah perusahaan konsultan manajemen global yang terkemuka yang pernah menduduki peringkat ketiga perusahaan terbaik untuk bekerja versi Forbes pada tahun 2014. Karena Matriks ini dikembangkan oleh pendiri Boston Consulting Group (BCG) maka matriks ini dinamakan dengan Matrik BCG yang singkatan dari Boston Consulting Group. Matriks BCG ini juga berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products life cycle) sehingga sering disebut juga dengan Product Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk). Nama-nama lain Matriks BCG diantaranya adalah BCG Growth-Share Matrix (Matriks Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram (Diagram Portofolio). Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks).
  • 9. Gambar 2. BCG Matrix 1) Stars (Bintang) Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk yang dihasilkan merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar. Perusahaan membutuhkan banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk- produk tersebut dan untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan keunggulan-keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-produk di kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows) apabila mereka tetap dapat mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan. 2) Cash Cows (Sapi Perah) Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat terbatas. Pendapatan yang didapat pada tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question Marks (Tanda Tanya) atau membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar dividen kepada pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk tetap
  • 10. berinvestasi pada produk-produk dalam kategori Cash Cows ini untuk mempertahankan produktivitas dan kualitas atau dapat juga dijadikan pendapatan pasif bagi perusahaan. 3) Dogs (Anjing) Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita kerugian. Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya merupakan beban bagi perusahaan karena dapat menguras waktu manajemen dan sebagian besar sumber daya perusahaan. Unit bisnis atau produk yang telah berada pada kategori ini biasanya akan mengalami pengurangan, divestasi ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan. 4) Question Marks (Tanda Tanya) Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini adalah produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding dengan biaya- biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan). Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang berada dalam kategori Question Marks ini karena pertumbuhan yang tinggi. Dari penjelasan 4 kategori pada Matriks BCG diatas, terlihat bahwa analisis matriks BCG memiliki hubungan yang erat dengan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) seperti pada gambar dibawah ini.
  • 11. Gambar 3. Hubungan Siklus Hidup Produk dengan Matriks BCG b. Strategi setelah Analisis Matriks BCG Setelah mengetahui posisi produk dan bisnis unit kita berada, tahap selanjutnya adalah menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat persaingan yang ada. Berikut ini terdapat empat strategi yang dapat diterapkan pada bisnis unit atau produk-produk yang berada dalam Matriks BCG. o Build atau Membangun, yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis agar dapat meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan untuk mendorong produk-produk dalam kategori Question Marks menjadi Stars dan akhirnya menjadi Cash Cows. o Hold atau Mempertahankan, yaitu strategi untuk mempertahankan produk-produk agar tetap pada kategori yang sama. Strategi tersebut biasanya digunakan pada kategori Stars. o Harvest atau Memanen, yaitu strategi untuk mengurangi investasi dan mencoba untuk mendapatkan uang tunai (cash) semaksimum mungkin dari produk atau meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan. Strategi ini biasanya digunakan pada produk-produk atau unit bisnis yang berada di kategori Cash Cows. o Divest atau Melakukan Divestasi, yaitu strategi yang melakukan penutupan usaha atau likuidasi terhadap unit bisnis atau produk yang mengalami kerugian atau produk yang memiliki pangsa pasar rendah. Strategi Divestasi ini biasanya dilakukan pada produk atau unit bisnis yang berada di kategori Dogs.
  • 12. c. Cara Menggunakan Analisis Matriks BCG Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menganalisis produk atau unit bisnis dengan menggunakan Matriks BCG : Langkah 1. Pilih Unit atau Produk yang ingin dianalisis Analisis Matriks BCG dapat digunakan untuk menganalisis Bisnis unit strategis, merek, produk atau bahkan perusahaan itu sendiri. Langkah pertama adalah menentukan pilihan terhadap unit mana yang akan dianalisis. Langkah 2. Tentukan Pasar (Market) Menentukan Pasar merupakan hal yang paling penting dalam melakukan analisis. Kesalahan menentukan pasar akan menyebabkan klasifikasi yang tidak tepat. Sebagai contoh, jika kita menganalisis mobil bermerek BMW di pasar pengangkutan umum maka akan mendapatkan hasil di kategori Dogs. Karena mobil bermerek BMW lebih dominan dan kuat di pasar mobil mewah. Langkah 3. Menghitung Pangsa Pasar Relative (Relative Market Share) Relative Market Share dapat dihitung berdasarkan segi Pangsa Pasar ataupun segi Pendapatan. Perhitungannya adalah dengan membagi Pangsa Pasar atau Pendapatan merek kita sendiri dengan Pangsa Pasar atau Pendapatan merek pesaing terbesar kita dalam industri yang sama. Misalnya, jika perusahaan kita adalah memproduksi Smartphone, pangsa pasar pesaing kita adalah sekitar 25% sedangkan pangsa pasar kita hanya 10% pada tahun yang sama, maka nilai Relative Market Share kita adalah 0,4 saja. Dalam Matriks BCG, Relative Market Share diletakkan pada sumbu X. Di sudut kiri paling atas berikan nilai 1, ditengah matriks berikan nilai 0,5 dan sudut kanan atas berikan nilai 0. Relative Market Share = Pangsa Pasar atau Pendapatan Perusahaan kita / Pangsa Pasar atau Pendapatan Perusahaan pesaing terbesar Langkah 4. Ketahui tingkat pertumbuhan pasar (Growth Market Rate) Tingkat pertumbuhan industri dapat diketahui dari laporan industri yang biasanya tersedia secara online. Tingkat Pertumbuhan pasar dapat dihitung dengan melihat pertumbuhan pendapatan rata-rata dari perusahaan terkemuka. Tingkat pertumbuhan pasar diukur dengan persentase (%). Titik tengah sumbu Y biasanya ditetapkan pada tingkat pertumbuhan 10%, tetapi dapat juga bervariasi sesuai dengan aktual pencapaian industri yang bersangkutan. Beberapa industri mengalami pertumbuhan selama bertahun-tahun tetapi hanya pada tingkat pertumbuhan rata-rata 1% hingga 2% per tahun. Oleh karena itu, ketika melakukan analisis kita harus mengetahui tingkat pertumbuhan yang dianggap paling
  • 13. signifikan (titik tengah) untuk memisahkan Cash Cows dengan Stars dan Question Marks dengan Dogs. Setelah melakukan perhitungan pada setiap variabel pengukuran, gambarkan posisi merek atau produk anda ke dalam matriks dengan bentuk lingkaran. Gambarkan juga merek atau produk lainnya dengan bentuk lingkaran sesuai dengan proporsi pendapatan atau pangsa pasar yang didapat oleh merek yang bersangkutan. d. Contoh Analisis Matriks BCG Berdasarkan langkah-langkah yang disebutkan diatas, berikut ini adalah contoh untuk Analisis Matriks BCG atau BCG Growth-Share Matrix.
  • 14. Implementasi Porter’s Five Competitiveness Force Model pada GO-JEK : Terdapat lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan pada Implementasi Porter’s Five Competitiveness Force Model pada GO-JEK : Terdapat lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan pada suatu bisnis atau dikenaldengan 5 forces porter. 1. Ancaman masuknya pendatang baru Go-jek merupakan perusahaan start-up yang pertama kali beroperasi di Indonesia. Dengan kata lain, Go-jek merupakan market leader dibagian layanan jasa angkut penumpang online dengan kendaraan bermotor di Indonesia. Sehingga bagi pendatang baru yang ingin merintis bisnis di pangsa pasar ini akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan Go-jek. 2. Ancaman dari barang pengganti atau jasa Banyak start-up lain yang beroperasi di bagian jasa angkut penumpang online dengan kendaraan bermotor, namun hanya sedikit yang dapat bersaing dengan Go-jek. Salah satu nya adalah Grab-bike. Yang dimana driver dan pelayanan yang diberikan hampir menyaingi Go- jek. Sehingga dapat dikatakan bahwa ancaman dari barang pengganti cukup tinggi. 3. Kekuatan tawar-menawar pembeli Go-jek merupakan layanan jasa angkut penumpang dengan kendaraan bermotor yang berbasis aplikasi pada smartphone. Pada aplikasi yang tersedia terdapat tarif yang tertera berdasarkan jarak yang akan ditempuh. Dan persaingan yang terjadi diantara perusahaan sejenis adalah persaingan harga. Go-jek hanya memiliki satu rival yakni Grab bike. Sehingga kekuatan tawar-menawar pembeli cukup rendah. 4. Kekuatan tawar-menawar Pemasok Go-jek memiliki pesaing yang cukup berat meskipun Go-jek merupakan market leader, yakni Grab Bike. Grab bike mampu menawarkan pelayanan dan harga yang cukup bersaing dengan gojek. Sehingga kekuatan tawar menawar pemasok cukup tinggi. 5. Persaingan di antara perusahaan yang ada Go-jek tidak hanya satu-satu nya perusahaan yang menjalani bisnis start-up jasa angkut penumpang kendaraan bermotor di Indonesia. Selain Go-jek, terdapat juga Grab bike, Smart- jek, dan Blujek. Sehingga tingkat persaingan cukup cukup tinggi. Namun dikarenakan Go-jek merupakan market leader di Indonesia sehingga gojek berada dalam posisi yang cukup aman dalam persaingan.
  • 15. Daftar Pustaka 1. Ali, Hapzi, Modul Strategic Management, Porter’s Five Competitiveness Force Model and BCG Matrix, 2018. 2. Kartika, Tika. 2018. https://www.scribd.com/document/341611388/5-Forces-Porter- GO-JEK (6 Desember 2018, jam 07:43)