SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
2
PRODUKSI HORMONE
“
DEFINISI HORMON
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi
mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku,
keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke
dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang
dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja
yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).
3
“
▹ Klasifikasi
Klasifikasi Hormon Berdasarkan Transmisi Kimiawi
Autokrin: Bekerja pada sel mensintesis hormon itu sendiri;
Parakrin: Bekerja pada sel-sel di sekitarnya.
Endokrin: Bekerja pada sel atau organ yang menjadi tujuannya saat dibawa melalui aliran darah atau melalui
sistem saluran cairan lainnya misalnya saliran limf.
Neuroendokrin: Sebetulnya merupakan parakrin atau endokrin, kecuali bahwa hormon ini disintesis dalam sel
saraf (neuron) yang melepaskan hormon ini dekat dengan sel target (parakrin
Neural: ini merupakan neurotransmisi, ketika suatu zat kimiawi dilepaskan oleh satu neuron dan bekerja pada
neuron di sampingnya. Gardner, David G. 1994).
4
“
Klasifikasi Hormon Berdasarkan Senyawa Kimia
▹ Golongan steroid yaitu turunan dari kolesterol, contoh: Aldosteron,
cortisol, estradiol, dan progesteron.
▹ Golongan eiksanoid yaitu dari asam arachidonat. Contoh:
Prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana.
▹ Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil. Contoh:
tiroid katekolamin.
▹ Golongan polipeptida/ Protein. Contoh: Insulin, glukagon, GH, dan
TSH.(Lehninger A. Nelson D. Cox MM. 1993)
▹
5
“
Klasifikasi Hormon Berdasarkan Sifat Kelarutan
Lipofilik: Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak,
contoh: Estrogen, progesteron, testosteron, dan tironin.
Hidrofilik: Kelompok hormon yang dapat larut dalam air.
Contoh: Adrenokostikotropik (ACTH), dan katekolamin.
(Himmerich H. Steinberg H. 2011)
▹
6
“
Klasifikasi Hormon Berdasarkan Lokasi Reseptor
Hormon yang berikatan dengan hormon dengan
reseptointraseluler.Hormon yang berikatan dengan reseptor
permukaan sel (Plasma Membran). (Martin, David
W.1987).
7
SIFAT-SIFAT
HORMON
▹ Suatu chemical messenger yang dihasilkan oleh endokrin
▹ Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
▹ Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan
control berbagai proses metabolisme (reproduksi;
pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan
homeostatis; pengadaan; penggunaan dan penyimpanan
energi)
▹ Kadarnya dalam sirkulais darah dapat menggambarkan
aktivitas dari sel kelenjar endokrin
▹ Memiliki organ atau jaringan target tertentu
▹ Berbentuk amine, polipeptida, protein, steroid.
8
Kelebihan dan
Kekurangan
Hormon
Terlalu sedikit
● Gangguan ini ditandai dengan gagalnya
pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan
dengan kegagalan kematangan seksual.
● Penanganan: Gangguan ini bisa diobati
dengan pemberian hormon pertumbuhan
(dalam jumlah yang sangat sedikit).
9
LANJUTAN
10
Terlalu Banyak
●Gangguan ini ditandai dengan
gagalnya pertumbuhan, yang seringkali
dikaitkan dengan kegagalan
kematangan seksual.
●Penanganan: Gangguan ini bisa
diobati dengan pemberian hormon
pertumbuhan (dalam jumlah yang
sangat sedikit).
11
Konsep Dasar
●Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh jaringan
tertentu (kelenjar)
●Hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah yang
membawanya ke tempat tujuan
●Hormon secara khas mengubah kegiatan suatu jar
tertentu yang menerimanya
12
Review Jurnal
Judul:
Produksi Hormon IAA oleh Bakteri Endofit dari Akar
Tanaman
Ubi Jalar(Ipomoea batatas) dalam Media Limbah Cair Tahu
Fuad Hidayatullah, Yuni Sri Rahayu, Lisa Lisdiana
Pendahuluan :
Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup
atau bersimbiosis mutualisme pada jaringan tanaman tanpa
merugikan sel inang. Bakteri endofit dapat hidup di luar
ataupun di dalam jaringan akar, daun dan batang tanaman
(Weyens et al., 2009). Penelitian sebelumnya oleh Anggara
dkk. (2014)
Tujuan penelitian :
Tujuan penelitian adalah
untuk menguji pengaruh media pertumbuhan, isolat bakteri
dan interaksi antara media pertumbuhan dengan isolat
bakteri terhadap produksi hormon Indole Acetic Acid
(IAA) oleh bakteri endofit dari akar tanaman ubi jalar, serta
mengetahui fluktuasi produksi hormon IAA setiap
perlakuan selama empat hari waktu inkubasi.
3) Metode penelitian :
Metode penelitian :
Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap(RAL) dengan dua
faktor perlakuan yaitu isolat bakteri
(A1, B1, B2 dan B3) dan madia
pertumbuhan (media limbah cair tahu
dan media limbah cair tahu dengan
suplementasi triptofan).
Pengukuran hormon IAA dilakukan
setiap 24 jam selama empat hari
menggunakan metodespektrofotometri.
Parameter yang diamati yaitu
konsentrasi hormon IAA yang
dihasilkan pada setiap perlakuan.
13
Hasil :
Konsentrasi IAA yang dihasilkan dalam media
limbah cair tahu yang disuplementasi triptofan lebih
tinggi(1,799 ppm) dibandingkan dengan konsetrasi IAA
yang dihasilkan dalam media limbah cair tahu murni
(1,016 ppm). Uji Duncan terhadap isolat bakteri
menunjukkan isolat bakteri A1 berbeda nyata dengan
isolat bakteri lainnya (B1, B2, dan B3). Konsentrasi IAA
tertinggi dihasilkan oleh isolat bakteri A1 sebesar 1,899
ppm, sedangkan konsentrasi IAA terendah dihasilkan
oleh isolat bakteri B2 sebesar 1,221 ppm.
Hormon IAA menunjukkan bahwa tiap-tiap
perlakuan menghasilkan IAA dengan konsentrasi yang
berbeda selama 4 hari waktu inkubasi. Rata-rata produksi
IAA meningkat mulai dari inkubasi hari ke-1 dan
mencapai tingkat optimalpada hari ke-3 kemudian
mengalami penurunan pada inkubasi hari ke-4, namun
pada perlakuan LB2,LB3 dan TB2 konsentrasi IAA yang
dihasilkan terus meningkat tanpa adanya penurunan
produksi IAA.
Pembahasan :
Hasil yang didapat menunjukan bakteri endofit mampu tumbuh dalam
media limbah cair tahu, baik murni maupun yang disuplemetasi dengan
triptofan. Nutrisi utama dalam limbah cair tahu seperti karbon, nitrogen,
dan fosfat dibutuhkan bakteri untuk melakukan metabolisme sel dan
menghasilkan senyawa yang penting bag i pertumbuhan bakteri. Sumber
karbon yang terdapat dalam limbah cair tahu berupa karbohidrat atau
glukosa diserap oleh bakteri melalui proses transpor aktif yang
kemudian dimetabolisme untuk menghasilkan energi dan mensintesis
bahan pembentuk sel, serta sintesis metabolit primer maupun sekunder
(Thontowi dkk., 2007).
Produksi hormon IAA oleh bakteri endofit dalam media limbah cair tahu
murni menunjukan konsentrasi IAA yang lebih rendah dibandingkan
dengan produksi IAA dalam media limbah cair tahu yang
disuplementasi triptofan. Rendahnya konsentrasi IAA yang dihasilkan
dalam media limbah cair tahu dikarenakan kandungan asam amino
triptofan yang terdapat didalamnya masih cukup rendah. Triptofan yang
terkandung dalam limbah cair tahu juga masih dalam bentuk protein
sehingga terikat dengan asam amino yang lain, oleh karena itu triptofan
dalam media limbah cair tahu tidak dapat digunakan secara optimal
sebagai prekursor sintesis IAA oleh bakteri(Kresnawaty, 2008).
14
Penentuan fluktuasi hormon IAA menunjukan hasil
produksi IAA oleh setiap isolat bakteri berbeda-beda selama
4 hari waktu inkubasi. Rata-rata produksi hormon IAA
meningkat sampai waktu inkubasi hari ketiga dan
selanjutnya menurun meskipun tidak signifikan.Hasil ini
sesuai dengan penelitian Kresnawaty dkk. (2008) yang
menjelaskan produksi hormon IAA oleh bakteri endofit
pada inkubasi 24 jam lebih sedikit dikarenakan bakteri
masih berada dalam fase awal logaritmik serta kandungan
enzim-enzim yang berperan dalam proses sintesis triptofan
menjadi IAA masih rendah. Pada waktu inkubasi 48 jam
hormon IAA yang diproduksi paling optimal dikarenakan
bakteri endofit berada pada fase akhir logaritmik, serta
kandungan enzim-enzim yang berperan dalam biokonversi
triptofan menjadi hormon IAA cukup banyak seperti,
triptofan monooksigenase, IAAld dehidrogenase, indol-
piruvat dekarboksilase dan IAM hydrolase.
Kesimpulan :
Media pertumbuhan dan isolat bakteri berpengaruh terhadap produksi
IAA yang dihasilkan. Produksi hormon IAA dalam media limbah cair
tahu yang disuplementasi triptofan lebih tinggi (1,799 ppm)
dibandingkan dengan produksi hormon IAA dalam media limbah cair
tahu murni (1,016 ppm). Isolat bakteri A1 mampu memproduksi
hormon IAA lebih tinggi (1,899 ppm) dibandingkan dengan ketiga
isolat lainnya yaitu B1, B2 dan B3. Interaksi media pertumbuhan
dengan isolat bakteri juga berpengaruh nyata terhadap produksi
hormon IAA oleh bakteri endofit dari akar tanaman ubi jalar.
Produksi hormon IAA masing-masing perlakuan mengalami fluktuasi
pada setiap waktu inkubasi. Rata-rata konsentrasi IAA tertinggi
diperoleh pada waktu inkubasi harike-3 dan mengalami penurunan
pada inkubasi hari ke-4.
TERIMAKASIH
15

More Related Content

What's hot

Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrinfkgprima
 
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam   macam jaringan dan kelenjar endokrinMacam   macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrinAbimanyu Abimanyu
 
endokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
endokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasiendokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
endokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasiPutra putra
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrinpjj_kemenkes
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi HormonSapan Nada
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin pjj_kemenkes
 
Fisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaruFisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaruherdi03121985
 

What's hot (18)

Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam   macam jaringan dan kelenjar endokrinMacam   macam jaringan dan kelenjar endokrin
Macam macam jaringan dan kelenjar endokrin
 
Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1
 
endokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
endokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasiendokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
endokrinologi sub bahasan hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNASistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT Hormon
PPT HormonPPT Hormon
PPT Hormon
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
Makalah kebidanan dasar i sistem endokrinologi
Makalah kebidanan dasar i sistem endokrinologiMakalah kebidanan dasar i sistem endokrinologi
Makalah kebidanan dasar i sistem endokrinologi
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 
Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
 
Fisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaruFisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaru
 

Similar to Hormon Produksi Bakteri

Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005Yusuf Ahmad Husaeni
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekulpure chems
 
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptxPPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx02AdisAbilia
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrinpjj_kemenkes
 
Ppt somatropin
Ppt somatropinPpt somatropin
Ppt somatropinALLKuliah
 
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.pptAbdRaqib
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxKelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxFadhillFardholl
 
PRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIMPRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIMmahreni
 
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdfDianiAyu1
 

Similar to Hormon Produksi Bakteri (20)

Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
Hormon rilla sandri g2 l1 19 005
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
 
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptxPPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
PPT FISIOLOGI ENDOKRIN.pptx
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
Sistem endokrin AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppt somatropin
Ppt somatropinPpt somatropin
Ppt somatropin
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
sistem hormon
sistem hormon sistem hormon
sistem hormon
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
 
Fisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrinFisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrin
 
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
2020-Biokimia hormon-FKG.ppt
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxKelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
 
PRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIMPRODUKSI ENZIM
PRODUKSI ENZIM
 
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
 

More from ALLKuliah

ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxALLKuliah
 
ppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxALLKuliah
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxALLKuliah
 
ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ALLKuliah
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptxALLKuliah
 
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxPPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxALLKuliah
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxALLKuliah
 
PPT (LAMUN).pptx
PPT  (LAMUN).pptxPPT  (LAMUN).pptx
PPT (LAMUN).pptxALLKuliah
 
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxBAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxALLKuliah
 
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaPPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaALLKuliah
 
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaPPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2ALLKuliah
 
Farmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanFarmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanALLKuliah
 
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANFARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANALLKuliah
 

More from ALLKuliah (20)

ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
 
ppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxppt fisika.pptx
ppt fisika.pptx
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptx
 
ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptx
 
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxPPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptx
 
PPT (LAMUN).pptx
PPT  (LAMUN).pptxPPT  (LAMUN).pptx
PPT (LAMUN).pptx
 
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxBAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
 
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaPPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
 
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaPPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
 
Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8
 
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7
 
Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6
 
Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4
 
Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3
 
Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2
 
Farmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanFarmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilan
 
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANFARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
 

Recently uploaded

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 

Recently uploaded (12)

PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 

Hormon Produksi Bakteri

  • 1. 1
  • 3. “ DEFINISI HORMON Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011). 3
  • 4. “ ▹ Klasifikasi Klasifikasi Hormon Berdasarkan Transmisi Kimiawi Autokrin: Bekerja pada sel mensintesis hormon itu sendiri; Parakrin: Bekerja pada sel-sel di sekitarnya. Endokrin: Bekerja pada sel atau organ yang menjadi tujuannya saat dibawa melalui aliran darah atau melalui sistem saluran cairan lainnya misalnya saliran limf. Neuroendokrin: Sebetulnya merupakan parakrin atau endokrin, kecuali bahwa hormon ini disintesis dalam sel saraf (neuron) yang melepaskan hormon ini dekat dengan sel target (parakrin Neural: ini merupakan neurotransmisi, ketika suatu zat kimiawi dilepaskan oleh satu neuron dan bekerja pada neuron di sampingnya. Gardner, David G. 1994). 4
  • 5. “ Klasifikasi Hormon Berdasarkan Senyawa Kimia ▹ Golongan steroid yaitu turunan dari kolesterol, contoh: Aldosteron, cortisol, estradiol, dan progesteron. ▹ Golongan eiksanoid yaitu dari asam arachidonat. Contoh: Prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana. ▹ Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil. Contoh: tiroid katekolamin. ▹ Golongan polipeptida/ Protein. Contoh: Insulin, glukagon, GH, dan TSH.(Lehninger A. Nelson D. Cox MM. 1993) ▹ 5
  • 6. “ Klasifikasi Hormon Berdasarkan Sifat Kelarutan Lipofilik: Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak, contoh: Estrogen, progesteron, testosteron, dan tironin. Hidrofilik: Kelompok hormon yang dapat larut dalam air. Contoh: Adrenokostikotropik (ACTH), dan katekolamin. (Himmerich H. Steinberg H. 2011) ▹ 6
  • 7. “ Klasifikasi Hormon Berdasarkan Lokasi Reseptor Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptointraseluler.Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (Plasma Membran). (Martin, David W.1987). 7
  • 8. SIFAT-SIFAT HORMON ▹ Suatu chemical messenger yang dihasilkan oleh endokrin ▹ Disekresikan langsung ke dalam aliran darah ▹ Fungus sebagai katalisator rekasi kimia dalam tubuh dan control berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan; penggunaan dan penyimpanan energi) ▹ Kadarnya dalam sirkulais darah dapat menggambarkan aktivitas dari sel kelenjar endokrin ▹ Memiliki organ atau jaringan target tertentu ▹ Berbentuk amine, polipeptida, protein, steroid. 8
  • 9. Kelebihan dan Kekurangan Hormon Terlalu sedikit ● Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. ● Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yang sangat sedikit). 9
  • 10. LANJUTAN 10 Terlalu Banyak ●Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. ●Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yang sangat sedikit).
  • 11. 11 Konsep Dasar ●Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu (kelenjar) ●Hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah yang membawanya ke tempat tujuan ●Hormon secara khas mengubah kegiatan suatu jar tertentu yang menerimanya
  • 12. 12 Review Jurnal Judul: Produksi Hormon IAA oleh Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Ubi Jalar(Ipomoea batatas) dalam Media Limbah Cair Tahu Fuad Hidayatullah, Yuni Sri Rahayu, Lisa Lisdiana Pendahuluan : Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup atau bersimbiosis mutualisme pada jaringan tanaman tanpa merugikan sel inang. Bakteri endofit dapat hidup di luar ataupun di dalam jaringan akar, daun dan batang tanaman (Weyens et al., 2009). Penelitian sebelumnya oleh Anggara dkk. (2014) Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh media pertumbuhan, isolat bakteri dan interaksi antara media pertumbuhan dengan isolat bakteri terhadap produksi hormon Indole Acetic Acid (IAA) oleh bakteri endofit dari akar tanaman ubi jalar, serta mengetahui fluktuasi produksi hormon IAA setiap perlakuan selama empat hari waktu inkubasi. 3) Metode penelitian : Metode penelitian : Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan dua faktor perlakuan yaitu isolat bakteri (A1, B1, B2 dan B3) dan madia pertumbuhan (media limbah cair tahu dan media limbah cair tahu dengan suplementasi triptofan). Pengukuran hormon IAA dilakukan setiap 24 jam selama empat hari menggunakan metodespektrofotometri. Parameter yang diamati yaitu konsentrasi hormon IAA yang dihasilkan pada setiap perlakuan.
  • 13. 13 Hasil : Konsentrasi IAA yang dihasilkan dalam media limbah cair tahu yang disuplementasi triptofan lebih tinggi(1,799 ppm) dibandingkan dengan konsetrasi IAA yang dihasilkan dalam media limbah cair tahu murni (1,016 ppm). Uji Duncan terhadap isolat bakteri menunjukkan isolat bakteri A1 berbeda nyata dengan isolat bakteri lainnya (B1, B2, dan B3). Konsentrasi IAA tertinggi dihasilkan oleh isolat bakteri A1 sebesar 1,899 ppm, sedangkan konsentrasi IAA terendah dihasilkan oleh isolat bakteri B2 sebesar 1,221 ppm. Hormon IAA menunjukkan bahwa tiap-tiap perlakuan menghasilkan IAA dengan konsentrasi yang berbeda selama 4 hari waktu inkubasi. Rata-rata produksi IAA meningkat mulai dari inkubasi hari ke-1 dan mencapai tingkat optimalpada hari ke-3 kemudian mengalami penurunan pada inkubasi hari ke-4, namun pada perlakuan LB2,LB3 dan TB2 konsentrasi IAA yang dihasilkan terus meningkat tanpa adanya penurunan produksi IAA. Pembahasan : Hasil yang didapat menunjukan bakteri endofit mampu tumbuh dalam media limbah cair tahu, baik murni maupun yang disuplemetasi dengan triptofan. Nutrisi utama dalam limbah cair tahu seperti karbon, nitrogen, dan fosfat dibutuhkan bakteri untuk melakukan metabolisme sel dan menghasilkan senyawa yang penting bag i pertumbuhan bakteri. Sumber karbon yang terdapat dalam limbah cair tahu berupa karbohidrat atau glukosa diserap oleh bakteri melalui proses transpor aktif yang kemudian dimetabolisme untuk menghasilkan energi dan mensintesis bahan pembentuk sel, serta sintesis metabolit primer maupun sekunder (Thontowi dkk., 2007). Produksi hormon IAA oleh bakteri endofit dalam media limbah cair tahu murni menunjukan konsentrasi IAA yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi IAA dalam media limbah cair tahu yang disuplementasi triptofan. Rendahnya konsentrasi IAA yang dihasilkan dalam media limbah cair tahu dikarenakan kandungan asam amino triptofan yang terdapat didalamnya masih cukup rendah. Triptofan yang terkandung dalam limbah cair tahu juga masih dalam bentuk protein sehingga terikat dengan asam amino yang lain, oleh karena itu triptofan dalam media limbah cair tahu tidak dapat digunakan secara optimal sebagai prekursor sintesis IAA oleh bakteri(Kresnawaty, 2008).
  • 14. 14 Penentuan fluktuasi hormon IAA menunjukan hasil produksi IAA oleh setiap isolat bakteri berbeda-beda selama 4 hari waktu inkubasi. Rata-rata produksi hormon IAA meningkat sampai waktu inkubasi hari ketiga dan selanjutnya menurun meskipun tidak signifikan.Hasil ini sesuai dengan penelitian Kresnawaty dkk. (2008) yang menjelaskan produksi hormon IAA oleh bakteri endofit pada inkubasi 24 jam lebih sedikit dikarenakan bakteri masih berada dalam fase awal logaritmik serta kandungan enzim-enzim yang berperan dalam proses sintesis triptofan menjadi IAA masih rendah. Pada waktu inkubasi 48 jam hormon IAA yang diproduksi paling optimal dikarenakan bakteri endofit berada pada fase akhir logaritmik, serta kandungan enzim-enzim yang berperan dalam biokonversi triptofan menjadi hormon IAA cukup banyak seperti, triptofan monooksigenase, IAAld dehidrogenase, indol- piruvat dekarboksilase dan IAM hydrolase. Kesimpulan : Media pertumbuhan dan isolat bakteri berpengaruh terhadap produksi IAA yang dihasilkan. Produksi hormon IAA dalam media limbah cair tahu yang disuplementasi triptofan lebih tinggi (1,799 ppm) dibandingkan dengan produksi hormon IAA dalam media limbah cair tahu murni (1,016 ppm). Isolat bakteri A1 mampu memproduksi hormon IAA lebih tinggi (1,899 ppm) dibandingkan dengan ketiga isolat lainnya yaitu B1, B2 dan B3. Interaksi media pertumbuhan dengan isolat bakteri juga berpengaruh nyata terhadap produksi hormon IAA oleh bakteri endofit dari akar tanaman ubi jalar. Produksi hormon IAA masing-masing perlakuan mengalami fluktuasi pada setiap waktu inkubasi. Rata-rata konsentrasi IAA tertinggi diperoleh pada waktu inkubasi harike-3 dan mengalami penurunan pada inkubasi hari ke-4.