SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Mahreni
PRODUKSI ENZIM INTRASELULER DAN EKSTRA/INTRA
SELULER
1
PRODUKSI ENZIM INTRA SELULER.
Mikroorganisme
Sebagai contohmucor
circinelloides
Media kultur steril terdiri dari cairan
tongkol jagung (3,7 %) , dan minyak
zaitun 2,7 %, pH =4,7
Kultivasi 72 jam (30O C)
(diaduk 180 rpm)
Filtrasi/
sentrifu
gasi Dicuci dengan air Dibilas dengan aseton
Miselia (Enzim
intraseluler)
Filtrat: Enzim
esktra seluler
Dikeringkan dengan udara
pada suhu ruangan
Pemecahan didning sel
Pemurnian enzim.
Pengujian aktivitas
enzim
2
Pemecahan dinding sel
Ekstraksi protein (enzim) dari miselia pertama harus memecahkan
dinding sel dengan beberapa cara di antaranya: cara biologi
(menggunakan enzim lisozime): Cara kimia menggunakan detergen: 1
g miselia disuspensikan ke dalam larutan buffer phosphate 0.1 M , pH
7,2 (12 ml) + Triton X-100 atau Brij 35 atau Tween 80 atau Sodium
cholate. Campuran diaduk 30 menit, 4 oC, kemudian disentrifugasi
(13.000 rpm, 20 menit) dan cairan (supernatant) digunakan sebagai
ekstrak enzim. Bisa juga menggunakan sonikasi. (Cara fisika): Miselia
kering (1 g) ditambah dengan buffer phosphate 0,1 M, pH 7,2 (12
ml). Campuran dimasukkan ke dalam alat sonikasi dengan frekwensi
22 dan 30 kHz selama 6 menit, 4C dan kemudian disentrifugasi
(13.000 rpm selama 20 menit). Supernatan diambil sebagai produk
enzim ekstrak. Bisa juga menggunakan homogenizer atau pengeringan
beku dan penggilingan beku.
3
Pemurnian enzim
 Pemurnian enzim dilakukan dengan cara : (1)
memisahkan sel dari kaldu fermentasi dengan
cara sentrifugasi ( 10.000 rpm pada suhu 4 C)
selama 20 menit. (2) Cairan yang terpisah
ditambah dengan larutan (NH4)2SO4 at 4°C
sambil diaduk. Selama pengadukan akan
terbentuk endapan dan selanjutnya endapan
dipisahkan dengan cara sentrifugasi (10.000 rpm)
selama 20 menit. Endapan kembali dilarutkan ke
dalam larutan buffer (pH 7.0) 20 mM sodium
phosphate dan didiamkan selama satu malam
pada suhu 4oC. Enzim (dialisat) dimasukkan ke
dalam kolom kromatografi untuk dimurnikan .
4
PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL (SEL MIKROBA)
 Protein sel tunggal adalah bahan makanan
berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba.
Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk
membedakan bahwa PST berasal dari organisme
bersel tunggal atau banyak. Pemanfaatan
mikroorganisme sehingga mengahasilkan
makanan berprotein tinggi secara komersial
dimulai sejak Perang Dunia I di Jerman dengan
memproduksi khamir torula. Operasi utama
dalam produksi protein sel tunggal adalah
fermentasi yang bertujuan mengoptimalkan
konversi substrat menjadi massa microbial.
5
Mikroorganisme PST
 Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel
tunggal dan digunakan sebagai sumber protein
untuk hewan atau pangan harus mendapat
perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang
cocok antara lain memiliki sifat tidak
menyebabkan penyakit terhadap tanaman,
hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik,
dapat digunakan sebagai bahan pangan atau
pakan, tidak mengandung bahan beracun serta
biaya produk yang dibutuhkan rendah.
Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai
protein sel tunggal, antara lain alga Chlorella,
Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir
Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium
gramineaum; maupun dari bakteri.
6
Keuntungan PST
 Laju pertumbuhan sangat cepat jika dibandingkan
dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu
yang diperlukan untuk penggandaan relatif
singkat;
 berbagai macam substrat yang digunakan
bergantung pada jenis mikroorganisme yang
digunakan.
7
Diagram alir produksi PST
8
Produksi asam sitrat
9
Tetes
H2O
Pengenceran dan
konversi sukrosa
menjadi glukosa dan
fruktosa
Ca(OH)2
RDVF
(NH4)2SO4 + H2O +
Udara
Aspergillus niger
Pengendap asam sitrat
Filtrat
Aspergillus niger
Klarifier
Bioreaktor:
T=30,4oC
Klarifier
H2SO4
Pengasaman (melarutkan
kembali kalsium sitrat
menjadi asam sitrat )
Kalsium sitrat
Pengeringan
Kristalisasi
Kalsium sulfat
Asam sitrat
Kristal kering asam sitrat
Sekilas mengenai enzim
(Wikipedia Free Enciklopedia).
 Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam
enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak
dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi
sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi
terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
 Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan
daging oleh sekresi perut[3] dan konversi pati menjadi gula oleh
ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme
bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi.[4]
10
 Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai
kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia
tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet
eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula
difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada
campuran.[6] Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa
sebagai "zymase" (zimase).[7] Pada tahun 1907, ia menerima
penghargaan Nobel dalam bidang kimia "atas riset biokimia dan
penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti
praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi
yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk
mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan
pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase,
merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis
reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang
menghasilkan polimer DNA).
11
 Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup
mendorong penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut.
Banyak peneliti awal menemukan bahwa aktivitas enzim
diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti
Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah
bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak
dapat melakukan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B.
Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan
menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni.
Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim
dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley
yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan
kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun
1946 pada bidang kimia.[8]
12
 Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya
mengijinkan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-
X. Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang
ditemukan pada air mata, air ludah, dan putih telur, yang
mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini
dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David
Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965.[9] Struktur
lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai dimulainya bidang
biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim
bekerja pada tingkat atom.
13
Konvensi penamaan
 Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun
reaksi kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase. Contohnya
adalah laktase, alkohol dehidrogenase (mengatalisis penghilangan
hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase. International Union of
Biochemistry and Molecular Biology telah mengembangkan suatu
tatanama untuk enzim, yang disebut sebagai nomor EC; tiap-tiap
enzim memiliki empat digit nomor urut sesuai dengan ketentuan
klasifikasi yang berlaku. Nomor pertama untuk klasifikasi teratas
enzim didasarkan pada ketentuan berikut:
 EC 1 Oksidoreduktase: mengatalisis reaksi oksidasi/reduksi
 EC 2 Transferase: mentransfer gugus fungsi
 EC 3 Hidrolase: mengatalisis hidrolisis berbagai ikatan
 EC 4 Liase: memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan
oksidasi
 EC 5 Isomerase: mengatalisis isomerisasi sebuah molekul tunggal
 EC 6 Ligase: menggabungkan dua molekul dengan ikatan kovalen
 Tata nama secara lengkap dapat dilihat di
http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/ (Bahasa Inggris).
14
Struktur dan mekanisme
 Diagram pita yang menunjukkan karbonat
anhidrase II. Bola abu-abu adalah kofaktor seng
yang berada pada tapak aktif.
15
 Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya
berkisar dari hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat
tautomerase[10], sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam
lemak sintase.[11] Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan
yang paling umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk
sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim ditentukan oleh
struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner).[12] Walaupun struktur
enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang
hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.[13]
 Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam
amino yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan
struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein
tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk
kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi
(yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh
pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis
enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
16
Kespesifikan
 Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan
maupun terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk,
muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat
bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat
menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan
kemoselektivitas yang sangat tinggi.[15]
 Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan
tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom.
Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang".
Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah
pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada
langkah kedua.[16] Proses dwi-langkah ini menurunkan laju
kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada
polimerase mamalia.[17] Mekanisme yang sama juga dapat
ditemukan pada RNA polimerase,[18] aminoasil tRNA sintetase[19] dan
ribosom.[20]
17
 Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder
dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat
bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda.
Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini
sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.[21]
 Model "kunci dan gembok"
 Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer
mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat
memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi.[22] Hal ini sering
dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini
menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan
stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini
telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah
yang sekarang paling banyak diterima.
18
 Model ketepatan induksi
 Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi.
19
Kofaktor dan koenzim
 Kofaktor
 Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk
mencapai aktivitas penuhnya. Namun beberapa memerlukan
pula molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk berikatan
dengan enzim dan menjadi aktif.[38] Kofaktor dapat berupa zat
anorganik (contohnya ion logam) ataupun zat organik
(contohnya flavin dan heme). Kofaktor dapat berupa gugus
prostetik yang mengikat dengan kuat, ataupun koenzim, yang
akan melepaskan diri dari tapak aktif enzim semasa reaksi.
20
 Enzim yang memerlukan kofaktor namun tidak terdapat kofaktor
yang terikat dengannya disebut sebagai apoenzim ataupun
apoprotein. Apoenzim beserta dengan kofaktornya disebut
holoenzim (bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat
secara kovalen dengan enzim, tetapi terikat dengan kuat.
Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat secara
kovalen (contohnya tiamina pirofosfat pada enzim piruvat
dehidrogenase). Istilah holoenzim juga dapat digunakan untuk
merujuk pada enzim yang mengandung subunit protein
berganda, seperti DNA polimerase. Pada kasus ini, holoenzim
adalah kompleks lengkap yang mengandung seluruh subunit
yang diperlukan agar menjadi aktif.
 Contoh enzim yang mengandung kofaktor adalah karbonat
anhidrase, dengan kofaktor seng terikat sebagai bagian dari
tapak aktifnya.[39]
21
Koenzim
 Model pengisian ruang koenzim NADH.
 .

22
 Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang
mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim
lainnya.[38][40][41] Contoh koenzim mencakup NADH, NADPH dan
adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup ion
hidrida (H–) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil
yang dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus
metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang dibawa
oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin,
tiamina, dan asam folat adalah vitamin.
 Oleh karena koenzim secara kimiawi berubah oleh aksi enzim,
adalah dapat dikatakan koenzim merupakan substrat yang
khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar 700
enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.[42]
 Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi
dalam sel. Contohnya, NADPH diregenerasi melalui lintasan
pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui metionina
adenosiltransferase.
23
24
• Enzim ekstra seluler: Enzim hasil
metabolisme sel diekskresikan keluar dari
dinding sel: Contoh enzim Xilanase
dihasilkan oleh jamur atau bakteri
• Enzim Protease dihasilkan oleh Bacillus
aquamaris (bakteri halopilik) strain VITP4
dan mo lain.
• Enzim Amilase dihasilkan oleh Bacillus
subtilis dan Bacillus sp. sumber karbon
dapat menggunakan pati tapioka dengan
konsentrasi 1% (b/v).
Enzim
Enzim
Enzim Intra seluler: Enzim hasil oleh
metabolisme sel dan ada dalam sel Contoh
Enzim chitosanolytic dihasilkan oleh Mucor
circinelloides.
25
Contoh Enzim Penting
• Xilanase
• Karbohidrase (alfa amilase, beta amilase,
glukosidase) atau kalau gabungan dari ketiga
enzim tersebut disebut selulase.
• Enzim Pektat
• Hemiselulase
• Protease
• Oksidase
• Lipase
• Peroksidase
26
Mikroorganisme penghasil enzim xilanase
27
Xilanase
• Biasanya bermacam macam sistem enzim xilanolitik
seperti enzim xilanase dihasilkan oleh bakteri atau
fungi. Pewnggunaan enzim secara komersial untuk
mengkonversi xilan yang ada di dalam limbah
pertanian dan industri pangan menjadi xilosa. Juga
dapat digunakan untuk klarifikasi jus ekstraksi kofi,
minyak nabati, dan tepung juga untuk hewan ternak
dan bahan bleaching pulp. Biomasa sel dapat
dimanfaatkan sebagai dekomposer bahan organik.
28
29
30
Karbohidrase
• Menghidrolisis polisakarida atau oligosakarida.
• Tipe yg penting scr komersial:
– a-amilase,
– glukoamilase,
– invertase,
– laktase,
– glukosa isomerase.
• Alfa-amilase menghidrolisis ikatan a-1,4 menjadi
pati cair atau maltosa
• Produk yg dihasilkan digunakan unt bhn
tambahan dlm soup kering, makanan bayi dan
saus.
• Glukoamilase (amiloglukosidase) adl enzim
sakarifikasi shg dihasilkan glukosa.
31
Enzim pektat
• Mencakup: pektin esterase, poligalakturonase,
pektin liase
• Pektin esterase menghidrolisis gugus metoksil dari
molekul pektin menjadi bentuk pektin dg metoksil
rendah dan asam poligalakturonat
• Poligalaturonase menghidrolisis ikatan a-1,4 pada
poligalakturomat mjd oligogalaktironan dan asam
galakturonat.
• Enzim pektat dari jamur digunakan untuk
memepercpat filtrasi juice, menghilangkan pektin
dan buah terutama untuk industri jam dan pure dsb
32

More Related Content

What's hot

What's hot (16)

Antibiotik Penicilin
Antibiotik PenicilinAntibiotik Penicilin
Antibiotik Penicilin
 
Makalah defisiensi enzim
Makalah defisiensi enzimMakalah defisiensi enzim
Makalah defisiensi enzim
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanLaporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
 
Makalah enzim
Makalah enzimMakalah enzim
Makalah enzim
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
 
Metabolisme mikroba
Metabolisme mikrobaMetabolisme mikroba
Metabolisme mikroba
 
Metabolisme Mikroba
Metabolisme MikrobaMetabolisme Mikroba
Metabolisme Mikroba
 
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenKlasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
 
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
 
Komposisi kimia dalam sel
Komposisi kimia dalam selKomposisi kimia dalam sel
Komposisi kimia dalam sel
 
Metabolisme mikroorganisme
Metabolisme mikroorganisme Metabolisme mikroorganisme
Metabolisme mikroorganisme
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Media dan teknologi-enzim
Media dan teknologi-enzimMedia dan teknologi-enzim
Media dan teknologi-enzim
 
60.disa fajriah arifin
60.disa fajriah arifin60.disa fajriah arifin
60.disa fajriah arifin
 

Similar to PRODUKSI ENZIM

SEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPAN
SEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPANSEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPAN
SEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPANpure chems
 
Biokimia pres [compatibility mode] 0
Biokimia pres [compatibility mode] 0Biokimia pres [compatibility mode] 0
Biokimia pres [compatibility mode] 0Muhamad Izzah
 
Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)
Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)
Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)Muhammad Yusuf
 
Biokimia.Pertemuan 1.ppt
Biokimia.Pertemuan 1.pptBiokimia.Pertemuan 1.ppt
Biokimia.Pertemuan 1.pptWahidinHidayat2
 
12787846.ppt
12787846.ppt12787846.ppt
12787846.pptLaRahman2
 
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan PerngertiannyaUnsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan PerngertiannyaFêlîx TÃñèväñ
 
jumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips anggajumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips anggaRiyanAdita
 
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...Muhammad Zubir, S.TP
 
biologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.ppt
biologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.pptbiologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.ppt
biologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.pptfonnykurniaputri3
 

Similar to PRODUKSI ENZIM (20)

Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
SEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPAN
SEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPANSEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPAN
SEL,TAKSONOMI,ORGANISASI KEHIDUPAN
 
Biologi molekuler
Biologi molekulerBiologi molekuler
Biologi molekuler
 
bab-sel.pptx
bab-sel.pptxbab-sel.pptx
bab-sel.pptx
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Biokimia pres [compatibility mode] 0
Biokimia pres [compatibility mode] 0Biokimia pres [compatibility mode] 0
Biokimia pres [compatibility mode] 0
 
Struktur sel
Struktur selStruktur sel
Struktur sel
 
Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)
Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)
Makalah Biologi (Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak)
 
Biokimia.Pertemuan 1.ppt
Biokimia.Pertemuan 1.pptBiokimia.Pertemuan 1.ppt
Biokimia.Pertemuan 1.ppt
 
Bab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptxBab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptx
 
Sel
SelSel
Sel
 
12787846.ppt
12787846.ppt12787846.ppt
12787846.ppt
 
Biologi sel
Biologi selBiologi sel
Biologi sel
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
 
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan PerngertiannyaUnsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
 
jumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips anggajumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips angga
 
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
Memahami mengenai Enzim MUHAMMAD ZUBIR,S.TP (ZUBIR ACEH) (ZUBIR BPOM) (ZUBIR ...
 
Sel ---organel-organel sel
Sel ---organel-organel selSel ---organel-organel sel
Sel ---organel-organel sel
 
biologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.ppt
biologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.pptbiologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.ppt
biologisel-130420024505-phpapp0kkdn1.ppt
 
Sel
SelSel
Sel
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

PRODUKSI ENZIM

  • 1. Mahreni PRODUKSI ENZIM INTRASELULER DAN EKSTRA/INTRA SELULER 1
  • 2. PRODUKSI ENZIM INTRA SELULER. Mikroorganisme Sebagai contohmucor circinelloides Media kultur steril terdiri dari cairan tongkol jagung (3,7 %) , dan minyak zaitun 2,7 %, pH =4,7 Kultivasi 72 jam (30O C) (diaduk 180 rpm) Filtrasi/ sentrifu gasi Dicuci dengan air Dibilas dengan aseton Miselia (Enzim intraseluler) Filtrat: Enzim esktra seluler Dikeringkan dengan udara pada suhu ruangan Pemecahan didning sel Pemurnian enzim. Pengujian aktivitas enzim 2
  • 3. Pemecahan dinding sel Ekstraksi protein (enzim) dari miselia pertama harus memecahkan dinding sel dengan beberapa cara di antaranya: cara biologi (menggunakan enzim lisozime): Cara kimia menggunakan detergen: 1 g miselia disuspensikan ke dalam larutan buffer phosphate 0.1 M , pH 7,2 (12 ml) + Triton X-100 atau Brij 35 atau Tween 80 atau Sodium cholate. Campuran diaduk 30 menit, 4 oC, kemudian disentrifugasi (13.000 rpm, 20 menit) dan cairan (supernatant) digunakan sebagai ekstrak enzim. Bisa juga menggunakan sonikasi. (Cara fisika): Miselia kering (1 g) ditambah dengan buffer phosphate 0,1 M, pH 7,2 (12 ml). Campuran dimasukkan ke dalam alat sonikasi dengan frekwensi 22 dan 30 kHz selama 6 menit, 4C dan kemudian disentrifugasi (13.000 rpm selama 20 menit). Supernatan diambil sebagai produk enzim ekstrak. Bisa juga menggunakan homogenizer atau pengeringan beku dan penggilingan beku. 3
  • 4. Pemurnian enzim  Pemurnian enzim dilakukan dengan cara : (1) memisahkan sel dari kaldu fermentasi dengan cara sentrifugasi ( 10.000 rpm pada suhu 4 C) selama 20 menit. (2) Cairan yang terpisah ditambah dengan larutan (NH4)2SO4 at 4°C sambil diaduk. Selama pengadukan akan terbentuk endapan dan selanjutnya endapan dipisahkan dengan cara sentrifugasi (10.000 rpm) selama 20 menit. Endapan kembali dilarutkan ke dalam larutan buffer (pH 7.0) 20 mM sodium phosphate dan didiamkan selama satu malam pada suhu 4oC. Enzim (dialisat) dimasukkan ke dalam kolom kromatografi untuk dimurnikan . 4
  • 5. PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL (SEL MIKROBA)  Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau banyak. Pemanfaatan mikroorganisme sehingga mengahasilkan makanan berprotein tinggi secara komersial dimulai sejak Perang Dunia I di Jerman dengan memproduksi khamir torula. Operasi utama dalam produksi protein sel tunggal adalah fermentasi yang bertujuan mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa microbial. 5
  • 6. Mikroorganisme PST  Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel tunggal dan digunakan sebagai sumber protein untuk hewan atau pangan harus mendapat perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang cocok antara lain memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit terhadap tanaman, hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik, dapat digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, tidak mengandung bahan beracun serta biaya produk yang dibutuhkan rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal, antara lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun dari bakteri. 6
  • 7. Keuntungan PST  Laju pertumbuhan sangat cepat jika dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu yang diperlukan untuk penggandaan relatif singkat;  berbagai macam substrat yang digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan. 7
  • 9. Produksi asam sitrat 9 Tetes H2O Pengenceran dan konversi sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa Ca(OH)2 RDVF (NH4)2SO4 + H2O + Udara Aspergillus niger Pengendap asam sitrat Filtrat Aspergillus niger Klarifier Bioreaktor: T=30,4oC Klarifier H2SO4 Pengasaman (melarutkan kembali kalsium sitrat menjadi asam sitrat ) Kalsium sitrat Pengeringan Kristalisasi Kalsium sulfat Asam sitrat Kristal kering asam sitrat
  • 10. Sekilas mengenai enzim (Wikipedia Free Enciklopedia).  Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.  Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh sekresi perut[3] dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi.[4] 10
  • 11.  Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran.[6] Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" (zimase).[7] Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan Nobel dalam bidang kimia "atas riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA). 11
  • 12.  Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.[8] 12
  • 13.  Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar- X. Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan putih telur, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965.[9] Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom. 13
  • 14. Konvensi penamaan  Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase. Contohnya adalah laktase, alkohol dehidrogenase (mengatalisis penghilangan hidrogen dari alkohol), dan DNA polimerase. International Union of Biochemistry and Molecular Biology telah mengembangkan suatu tatanama untuk enzim, yang disebut sebagai nomor EC; tiap-tiap enzim memiliki empat digit nomor urut sesuai dengan ketentuan klasifikasi yang berlaku. Nomor pertama untuk klasifikasi teratas enzim didasarkan pada ketentuan berikut:  EC 1 Oksidoreduktase: mengatalisis reaksi oksidasi/reduksi  EC 2 Transferase: mentransfer gugus fungsi  EC 3 Hidrolase: mengatalisis hidrolisis berbagai ikatan  EC 4 Liase: memutuskan berbagai ikatan kimia selain melalui hidrolisis dan oksidasi  EC 5 Isomerase: mengatalisis isomerisasi sebuah molekul tunggal  EC 6 Ligase: menggabungkan dua molekul dengan ikatan kovalen  Tata nama secara lengkap dapat dilihat di http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/ (Bahasa Inggris). 14
  • 15. Struktur dan mekanisme  Diagram pita yang menunjukkan karbonat anhidrase II. Bola abu-abu adalah kofaktor seng yang berada pada tapak aktif. 15
  • 16.  Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar dari hanya 62 asam amino pada monomer 4-oksalokrotonat tautomerase[10], sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak sintase.[11] Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga dimensinya (struktur kuaterner).[12] Walaupun struktur enzim menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.[13]  Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel. 16
  • 17. Kespesifikan  Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan maupun terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.[15]  Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua.[16] Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia.[17] Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase,[18] aminoasil tRNA sintetase[19] dan ribosom.[20] 17
  • 18.  Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.[21]  Model "kunci dan gembok"  Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi.[22] Hal ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima. 18
  • 19.  Model ketepatan induksi  Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi. 19
  • 20. Kofaktor dan koenzim  Kofaktor  Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk mencapai aktivitas penuhnya. Namun beberapa memerlukan pula molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk berikatan dengan enzim dan menjadi aktif.[38] Kofaktor dapat berupa zat anorganik (contohnya ion logam) ataupun zat organik (contohnya flavin dan heme). Kofaktor dapat berupa gugus prostetik yang mengikat dengan kuat, ataupun koenzim, yang akan melepaskan diri dari tapak aktif enzim semasa reaksi. 20
  • 21.  Enzim yang memerlukan kofaktor namun tidak terdapat kofaktor yang terikat dengannya disebut sebagai apoenzim ataupun apoprotein. Apoenzim beserta dengan kofaktornya disebut holoenzim (bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat secara kovalen dengan enzim, tetapi terikat dengan kuat. Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat secara kovalen (contohnya tiamina pirofosfat pada enzim piruvat dehidrogenase). Istilah holoenzim juga dapat digunakan untuk merujuk pada enzim yang mengandung subunit protein berganda, seperti DNA polimerase. Pada kasus ini, holoenzim adalah kompleks lengkap yang mengandung seluruh subunit yang diperlukan agar menjadi aktif.  Contoh enzim yang mengandung kofaktor adalah karbonat anhidrase, dengan kofaktor seng terikat sebagai bagian dari tapak aktifnya.[39] 21
  • 22. Koenzim  Model pengisian ruang koenzim NADH.  .  22
  • 23.  Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya.[38][40][41] Contoh koenzim mencakup NADH, NADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup ion hidrida (H–) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin, tiamina, dan asam folat adalah vitamin.  Oleh karena koenzim secara kimiawi berubah oleh aksi enzim, adalah dapat dikatakan koenzim merupakan substrat yang khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar 700 enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.[42]  Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi dalam sel. Contohnya, NADPH diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui metionina adenosiltransferase. 23
  • 24. 24
  • 25. • Enzim ekstra seluler: Enzim hasil metabolisme sel diekskresikan keluar dari dinding sel: Contoh enzim Xilanase dihasilkan oleh jamur atau bakteri • Enzim Protease dihasilkan oleh Bacillus aquamaris (bakteri halopilik) strain VITP4 dan mo lain. • Enzim Amilase dihasilkan oleh Bacillus subtilis dan Bacillus sp. sumber karbon dapat menggunakan pati tapioka dengan konsentrasi 1% (b/v). Enzim Enzim Enzim Intra seluler: Enzim hasil oleh metabolisme sel dan ada dalam sel Contoh Enzim chitosanolytic dihasilkan oleh Mucor circinelloides. 25
  • 26. Contoh Enzim Penting • Xilanase • Karbohidrase (alfa amilase, beta amilase, glukosidase) atau kalau gabungan dari ketiga enzim tersebut disebut selulase. • Enzim Pektat • Hemiselulase • Protease • Oksidase • Lipase • Peroksidase 26
  • 28. Xilanase • Biasanya bermacam macam sistem enzim xilanolitik seperti enzim xilanase dihasilkan oleh bakteri atau fungi. Pewnggunaan enzim secara komersial untuk mengkonversi xilan yang ada di dalam limbah pertanian dan industri pangan menjadi xilosa. Juga dapat digunakan untuk klarifikasi jus ekstraksi kofi, minyak nabati, dan tepung juga untuk hewan ternak dan bahan bleaching pulp. Biomasa sel dapat dimanfaatkan sebagai dekomposer bahan organik. 28
  • 29. 29
  • 30. 30
  • 31. Karbohidrase • Menghidrolisis polisakarida atau oligosakarida. • Tipe yg penting scr komersial: – a-amilase, – glukoamilase, – invertase, – laktase, – glukosa isomerase. • Alfa-amilase menghidrolisis ikatan a-1,4 menjadi pati cair atau maltosa • Produk yg dihasilkan digunakan unt bhn tambahan dlm soup kering, makanan bayi dan saus. • Glukoamilase (amiloglukosidase) adl enzim sakarifikasi shg dihasilkan glukosa. 31
  • 32. Enzim pektat • Mencakup: pektin esterase, poligalakturonase, pektin liase • Pektin esterase menghidrolisis gugus metoksil dari molekul pektin menjadi bentuk pektin dg metoksil rendah dan asam poligalakturonat • Poligalaturonase menghidrolisis ikatan a-1,4 pada poligalakturomat mjd oligogalaktironan dan asam galakturonat. • Enzim pektat dari jamur digunakan untuk memepercpat filtrasi juice, menghilangkan pektin dan buah terutama untuk industri jam dan pure dsb 32