Makalah ini membahas tentang sistem endokrinologi yang meliputi definisi kerja hormon, pengertian kelenjar endokrin, dan jenis-jenis hormon reproduksi. Juga dibahas kelenjar endokrin apa saja yang terdapat pada janin.
1. MAKALAH
SISTEM ENDOKRINOLOGI
(Dosen Pengampu : Rosi Kurnia S, S.ST.,M.Kes)
Di Susun oleh :
Kelompok 1/1B
1. Ayunda Dewi (141540134020005)
2. Devilia Megasari (141540134080011)
3. Fika Wardiyanti (141540134280031)
4. Husnul Hotimah (141540134320035)
5. Munika Setiyana (141540134460049)
6. Retno Syafitri (141540134550058)
7. Wahyu Andani (141540134740077)
8. Yulista Hanndika Putri (141540134790082)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014/2015
i
2. Kata Pengantar
ii
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan
lancar dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah KD 1 tentang sistem endokrinologi. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Rosi Kurnia S, S.ST., M.Kes, dosen-dosen pengampu
mata kuliah KD 1 kelas 1B DIII Kebidanan,serta teman- teman kelas 1B DIII
Kebidanan ,sehingga makalah selesai tepat pada waktunya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Purwokerto, 7 November 2014
Penyusun
3. DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................. 3
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN................................................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................... 16
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya,
kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi
hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang. Di
dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan
kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon
di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu
ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Macam-Macam Hormon Reproduksi
Hormon reproduksi pada manusia
Hormon pada Pria Hormon pada Wanita
Hormon testosterone
Hormon gonadotropin
Hormon estrogen
Hormon pertumbuhan
Hormon GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormon)
Hormon FSH
Hormon LH
Hormon estrogen
5. Kelenjar endokrin juga disebut kelenjar buatan . Karena kelenjar
endokrin tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung ke pembuluh
darah, tidak ke dalam rongga tubuh. Cabang kedokteran yang mempelajari
kelainan pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu
kedokteran yang cakupannya lebih luas di bandingkan dengan penyakit
dalam.
Kelenjar endokrin merupakan salah satu kelenjar yang menghasilkan
hormon-hormon yang berperan dalam pematangan dan. Pengaturan oleh
hormon tersebut bertujuan agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di
dalam rahim maupun di luar rahim.
Berikut adalah Kelenjar endokrin pada janin :
1. Hipofisis Anterior
2. Neurohipofisis
3. Hipofisis Intermedia Janin
4. Tiroid
5. Paratiroid
6. Adrenal
7. Gonad
Kelenjar endokrin merupakan salah satu kelenjar yang menghasilkan
hormon-hormon yang berperan dalam pematangan dan. Pengaturan oleh
hormon tersebut bertujuan agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di
dalam rahim maupun di luar rahim.
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi dari kerja hormon?
2. Apa pengertian dari kelenjar endoktrinologi?
3. Sebutkan macam-macam dari hormon reproduksi ?
4. Jelaskan klasifikasi kelenjar endokrin pada janin?
6. 3
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sistem kerja hormon.
2. Untuk mengetahui pengertian kelenjar endokrin.
3. Untuk mengetahui macam macam dari hormone reproduksi.
4. Untuk mengetahui kelenjar endokrin apa saja yang terdapat pada janin.
7. BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
4
A. DEFINISI KERJA HORMON
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah
karena tidak memiliki saluran sendiri. Hormon adalah melekul yang berfungsi
di dalam tubuh sebagai sinyal kimia. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang
disebut sel-sel endokrin karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan
berbeda dari sel-sel eksokrin, yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau
permukaan tubuh.
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya,
kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi
hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang. Di
dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan
kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain,
terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui
saluran khusus.
8. Kelenjar yang menghasilkan hormon reproduksi:
No Nama Kelenjar Hormon yang dihasilkan
1 Hipofisa Follicle Stimulating Hormone (FSH)
5
Luteinizing Hormone (LH)
Luteotropic Hormone (LTH)
2 Ovarium Estrogen
Progesteron
3 Endometrium Human Chorionic Gonadotropin
(HCG)
4 Testis Testosteron
B. KELENJAR ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa
pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang
selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut
sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan
dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordina sikan
kegiatan berbagai organ tubuh.
9. Organ utama dari sistem endokrin adalah:
1. Hipotalamus
2. Kelenjar hipofisa
3. Kelenjar tiroid
4. Kelenjar paratiroid
5. Pulau-pulau pankreas
6. Kelenjar adrenal
7. Buah zakar
8. Indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar
6
endokrin.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang
hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan
yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.
Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa
mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.
Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya
secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ
lainnya.
Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri
melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya
dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau
mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa;
beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak
langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:
1. Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula
dan asam lemak
2. Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
10. 3. Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon
terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon,
tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin.
Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat
pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam
aliran darah.
Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya
7
terutama terbatas pada sistem saraf.
C. HORMON REPRODUKSI
Macam-Macam Hormon Reproduksi
1. Hormon reproduksi pada manusia
Hormon pada Pria Hormon pada Wanita
Hormon testosterone
Hormon gonadotropin
Hormon estrogen
Hormon pertumbuhan
Hormon GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormon)
Hormon FSH
Hormon LH
Hormon estrogen
a. Hormon pada Pria
1) Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat
diantara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
meosis untuk membentuk spermatogenesis sekunder.
Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak
terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan
hormon testosteron yang disekresikan oleh testisTestosteron yang
tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah oleh hati menjadi
11. aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresikan
dalam usus menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:
a) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan
bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk
perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan
merupakan faktor keturunan.
b) Perkembangan seks prime r dan sekunder: sekresi
testosterone setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan
skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi
pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa
pubertas.
8
2) Hormon Gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam
hormon yaitu Lutein Hormon (LH) dan Folikel Stimulating
Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar
hipofisis, maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting
untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron. FSH juga
disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan
spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi.
Testosteron diperlukan untuk proses pematangan akhir
spermatozoa.
3) Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon
perangsang folikel. Hormon ini memungkinkan spermatogenesis
untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat
testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan
lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
12. 9
4) Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis. Bila tidak
terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat
berkurang atau tidak ada sama sekali.
b. Hormon pada Wanita
1) Hormon GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormon)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan,
berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH/LH).
2) Hormon FSH (Follicle Stimullating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basa hipofisis anterior, sebagai respon
terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan
folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria: memicu
pematangan sperma di testisFollicle Stimulating Hormone (FSH) :
berfungsi Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan
menghasilkan estrogen, mengendalikan ciri seksual pria & wanita
(penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit,
suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
3) Hormon LH (Lutinizing Homone)/ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormon)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama
FSH,LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan
se-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi
dipertengahan siklus( LH-surge). Luteinizing Hormone (LH) :
berfungsi mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan
menghasilkan progestron, mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus
menstruasi.
13. 10
4) Hormon Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka
internal folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih
sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal mrlalui konfersi
hormone androgen.Selama kehamilan, diproduksi juga oleh
plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
(proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Estrogen
berfungsi untuk merangsang sekresi hormon LH.
Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan
ciri seksual & sistem reproduksi wanita, saat pembentukan
kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya
payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di
ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga
membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.
5) Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum
di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada
kehamilan juga diproduksi di plasenta. Hormon progesteron :
berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur
yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk
menghasilkan susu, menjaga penebalan endometrium, menghambat
produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen
(susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang
oleh LH.
6) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon
steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
14. darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan.
7) LTH (Lactotrophic Hormon) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu
/ meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan
sel telur dan mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi
korpus luteum.
11
D. ENDOKRINOLOGI JANIN
Kelenjar endokrin juga disebut kelenjar buatan . Karena kelenjar
endokrin tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung ke pembuluh darah,
tidak ke dalam rongga tubuh. Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan
pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran
yang cakupannya lebih luas di bandingkan dengan penyakit dalam.
Kelenjar endokrin merupakan salah satu kelenjar yang menghasilkan
hormon-hormon yang berperan dalam pematangan dan. Pengaturan oleh
hormon tersebut bertujuan agar seorang bayi dapat bertahan hidup baik di
dalam rahim maupun di luar rahim.
Berikut adalah Kelenjar endokrin pada janin :
1. Hipofisis Anterior.
Hipofisis anterior janin berdiferensiasi menjadi lima tipe sel yang
mensekresi enam hormon protein, yaitu sebagai berikut :
a. Laktotrop memproduksi prolaktin (PRL).
b. Somatotrop, memproduksi hormon pertumbuhan (GH).
c. Kortikotrop, memproduksi kortikotropin (ACTH).
d. Tirotrop, memproduksi thyroid-stimulating horomone (TSH).
e. Gonadotrop, memproduksi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating
hormone (FSH).
15. ACTH pertama kali di deteksi pada hipofisis janin yaitu pada
minggu ke-7 kehamilan dan sebelum akhir minggu ke-17. Hipofisis janin
mampu mensintesis dan menyimpan semua hormon hipofisis. GH, ACTH
dan LH telah di identifikasi pada hipofisis janin manusia pada minggu ke-
13 kehamilan. Kadar hormon pertumbuhan hipofisis agak tinggi pada
darah tali pusat.
12
2. Neurohipofisis.
Neurohipofisis janin berkembang dengan baik pada masa kehamilan
minggu ke-10 sampai ke-12 dan dapat di temukan oksitosin dan arginin
vasopresin (AVP). Di samping itu, terdapat juga hormon vasotosin (AVT)
di hipofisis janin dan kelenjar pineal. AVT hanya terdapat pada kehidupan
janin manusia. Ada kemungkinan oksitosin dan AVP berfungsi pada janin
untuk menghemat air, tetapi keadaan ini banyak terjadi pada tingkat paru
dan plasenta dibandingkan pada tingkat ginjal. Pembentukan PGE2 di
dalam ginjal janin dapat melemahkan kerja AVP di organ ini. Kadar AVP
di plasma tali pusat meningkat secara menyolok dibandingkan dengan
kadar yang ditemukan dalam plasma ibu. Di samping itu, AVP dalam darah
tali pusat dan darah janin tampak meninggi pada stress janin.
3. Hipofisis Intermedia Janin.
Ada lobus intermedia hipofisis yang berkembang baik pada janin
manusia. Sel-sel dalam struktur ini mulai menghilang sebelum cukup bulan
dan tidak ada lagi pada hipofisis dewasa. Produk sekresi utaria dari sel-sel
lobus intermedia adalah hormon stimulasi α- melanosit (α-MSH) dan β-
endorfin. Kadar α-MSH janin menurun sesuai dengan umur kehamilan.
4. Tiroid.
Sistem hipofisis-tiroid mampu berfungsi pada akhir trimester
pertama kehamilan. Tetapi sampai tengah-tengah kehamilan, sekresi
thyroid-stimulating hormone dan hormon tiroid masih rendah. Ada
peningkatan yang lumayan besar setelah waktu ini. Mungkin sangat sedikit
tirotropin melintasi plasenta dari ibu ke janin dibandingkan stimulator-stimulator.
16. Plasenta manusia secara aktif mengonsentrasikan yodida pada sis i
janin. Pada trimester ke-2 dan ke-3 kehamilan, tiroid janin
mengonsentrasikan yodida lebih kuat dari tiroid ibu. Oleh karena itu,
pemberian jumlah yodida yang berlebihan sangat berbahaya bagi janin.
Hormon tiroid yang berasal dari ibu melintasi plasenta pada tingkat yang
sangat terbatas dengan triyodotironin yang lebih mudah lewat daripada
tiroksin. Ada aksi terbatas hormon tiroid selama kehidupan janin. Janin
manusia yang atiroid tumbuh secara normal pada waktu lahir. Hanya
jaringan-jaringan tertentu yang mungkin responsif terhadap hormon tiroid,
yaitu otak dan paru.
13
5. Paratiroid.
Paratiroid menguraikan parathormon pada akhir trimester pertama
dan kelenjar tersebut tampaknya memberi respon dalam utero terhadap
stimulasi pengaturan. Kadar paratiroid dalam darah janin relatif rendah
dan kadar kalsitonin tinggi.
6. Adrenal.
Adrenal janin manusia dibandingkan dengan ukuran badan totalnya
jauh lebih besar daripada perbandingan ukuran tersebut pada orang dewasa.
Seluruh pembesaran tersebut merupakan bagian dalamnya atau yang
disebut zone janin korteks adrenal. Zone janin yang normal mengalami
hipertrofi tersebut, dan mengalami involusio dengan cepat setelah lahir.
Adrenal janin juga mensintesis aldosteron. Kadar aldosteron di plasma tali
pusat mendekati cukup bulan melebihi kadarnya di plasma ibu, seperti juga
rennin dan substrat rennin.
Tubulus-tubulus ginjal janin dan bayi baru lahir tampak relatif tidak
sensitif terhadap aldosteron. Pada awal kehidupan embrional, adrenal janin
tersusun dari sel-sel yang mirip dengan sel-sel zona fetal korteks adrenal
janin. Sel-sel ini dengan cepat muncul dan berproliferasi sebelum waktu
vaskularisasi hipofisis oleh hipotalamus sempurna
17. 14
7. Gonad.
Siiteri dan Wilson (1974) mengemukakan bahwa sintesis
testosteron oleh testis janin dari progesterone dan pregnenolon terjadi pada
minggu ke-10 kehamilan. Kemudian, Leinonen dan Jaffe ( 1985)
menemukan bahwa sel-sel Leydig testis janin luput dari desensitisasi yang
khas pada testis dewasa, yang diberi tantangan-tantangan hCG berulang.
Fenomena dalam testis janin ini mungkin di sebabkan oleh :
a. Tidak adanya reseptor estrogen di dalam testis janin.
b. Stimulasi prolaktin pada reseptor hCG/LH yang terdapat pada testis
janin.
Karena itu, ada hubungan yang erat antara gambaran
perkembangan sel-sel Leydig dalam testis janin dengan kadar hCG,
pembentukan testosteron testis dengan kadar hCG, konsentrasi reseptor
untuk kadar LH/hCG dengan tidak adanya regulasi penurunan reseptor
LH/hCG, dan sekresi testosteron testikuler janin yang terus menerus pada
waktu kadar hCG tinggi.
Pembentukan estrogen di ovarium janin telah didemonstrasikan
tetapi tidak diperlukan untuk perkembangan fenotip perempuan. Di
samping peningkatan pembentukan hormon steroid seks dan
mineralkortikoid ini, juga ada peningkatan menyolok kadar rennin,
angiotensinogen dan angiotensin II plasma.
18. BAB III
PENUTUP
15
A. KESIMPULAN
1. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
endokrin.
2. Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat
menghasilkan hormon reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar
Ovarium, Endometrium, dan Testis.
3. Hormon pada pria terdiri dari: hormon testosteron, hormon gonadotropin,
hormon estrogen, dan hormon pertumbuhan.
4. Hormon pada wanita terdiri dari: hormone GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormon), hormon FSH, LH, dan estrogen.
5. Kelenjar endokrin juga disebut kelenjar buatan . Karena kelenjar endokrin
tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung ke pembuluh darah, tidak
ke dalam rongga tubuh
6. Kelenjar endokrin pada janin yaitu hipofisis anterior, neurohipofisis,
hipofisis intermedia janin, tiroid, paratiroid, adrenal dan gonad.
19. DAFTAR PUSTAKA
Candra, Aditya., Anatomi & Fisiologi, Banda Aceh: Diktat, 2011.
Ganong, William F., Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2008.
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia, Bandung: Yrama Widya,
16
2004.
Linda J. Heffner and Danny J. Schust., At a Glance Sistem Reproduksi, Jakarta:
EGC, 2008.
Syaifuddin., Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba Medica, 2011