2. Kelenjar endokrin : sekelompok sel yang berfungsi mensekresikan senyawa
kimia (hormon) dan mendistribusikan melalui peredaran darah menuju
sel/jaringan/organ yang memerlukan (target).
Gambar 1. Organisasi Kerja Sistem Endokrin
Hormon pada umumnya diproduksi kelenjar endokrin saat dibutuhkan dan
dalam jumlah sedikit, namun mempunyai dampak respon yang luas.
Hormon bertindak sebagai pembawa pesan kimiawi (messenger) untuk
dibawa ke organ sasaran dan diterjemahkan pesan yang didapat di organ
tersebut (Nugroho, 2016).
Pengertian Sistem Endokrin
3. • Mensekresikan hormon
yang dialirkan langsung
ke dalam darah yang
diperlukan
sel/jaringan/organ
tubuh tertentu
1
• Bertindak
mengontrol aktivitas
kelenjar tubuh
2
• Merangsang
aktivitas kelenjar
tubuh
3
• Merangsang
pertumbuhan
jaringan
4
• Pengaturan
metabolisme, proses
oksidasi,
meningkatkan
absorbsi glukosa
pada usus halus
5
• Mempengaruhi
metabolisme lemak,
protein, karbohidrat,
vitamin, mineral, dan
air.
6
• Memelihara
lingkungan internal
tubuh agar tetap
optimal dan
homeostatis.
7
Fungsi Kelenjar Endokrin
5. Organ endokrin tersusun dari sel-sel sekretori yang
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
• Sel-sel endokrin sejati (endokrin klasik). Kelompok sel ini mempunyai
fungsi sebagai penghasil hormon dan bentuknya khas namun tidak
seperti sel saraf. Sel ini dapat berupa sel tunggal ataupun multiseluler.
Sel kelenjar ini mensekresikan hormon secara langsung ke dalam
peredaran darah.
• Neurosekretori. Sel-sel tipe neurosekretori merupakan sel yang
berbentuk seperti sel saraf namun mampu menghasilkan
hormon(Neuroendokrin). Beberapa contoh sel-sel neuroendokrin
terdapat di hipotalamus
6. Berdasarkan sifat kelarutannya, hormon
dikelompokkan :
Larut Dalam Air
• Polipeptida (misal insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik, gastrin) dan katekolamin
(dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Larut Dalam
Lemak
• Golongan steroid (estrogen, progesteron,
testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
tironin (misal tiroksin).
7. Hormon dibedakan berdasarkan sifat kerjanya dalam menstimulasi
organ target
• Hormon tropik : hormon yang bekerja mempengaruhi kelenjar
endokrin lain untuk mensekresikan hormonnya.
Contoh: Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang disekresikan hipofisis
akan bekerja pada organ endokrin (Kelenjar tiroid) dan memicu sekresi
hormon tiroksin. Contoh lain Adrenocorticotropic Hormone (ACTH).
Hormon ini disekresikan hipofisis dan bekerja di bagian kortek adrenal
untuk menstimulasi disintesisnya hormon kortisol.
• Hormon nontropik : hormon yang bekerja di jaringan target non-
endokrin.
Contohnya: parathormon, merupakan hormon yang disekresikan
kelenjar Paratiroid dan bekerja pada jaringan tulang untuk menstimulasi
dibebaskannya kalsium dalam darah. Contoh lain adalah Aldosteron
yang dibebaskan dari bagian kortek adrenal dan bekerja di organ ginjal
untuk menstimulasi reabsorpsi natrium ke dalam darah
8. Amina : variasi susunan
asam amino. Terdiri dari :
tiroksin, epinefrin,
norepinefrin
Protein : rantai asam amino
Peptida : rantai pendek
asam amino.
Terdiri dari : insulin, hormon
pertumbuh
Steroid : Kelompok hormon
ini disintesis dari bahan
dasar kolesterol, bersifat
larut dalam lipid, bersifat
lipofilikterdiri dari kortisol
dan aldesteron
Susunan Kimia Hormon
9.
10.
11. • Hormon mempunyai pola sekresi yang pulsatif dan siklik dan bersifat naik
turun pada kurun waktu tertentu. Contoh : hormon-hormon yang mengatur
siklus menstruasi yaitu estrogen. Estrogen merupakan hormon dengan
hormon reproduksi yang disekresikan dengan pola non siklik dan titik
puncak dan lembah pola sekresinya menyebabkan menstruasi.
• Sekresi hormon bergantung kepada substrat atau senyawa lain. Contoh
hormon Paratiroid yang mengatur kadar kalsium dalam tubuh, sekresinya
dipengaruhi oleh kadar kalsium dalam serum darah.
• Beberapa hormon mempunyai pola sekresi diurnal, yaitu sekresi akan naik
turun dalam periode 24 jam. Contoh hormon kortisol yang akan meningkat
pada pagi hari, namun akan turun di malam hari.
Karakteristik Sistem Hormon
12. • Hormon bekerja dengan mekanisme umpan balik baik positif maupun
negatif. Dengan sistem ini, sekresi hormon akan memastikan kondisi
tubuh dalam keadaan optimal untuk kelangsungan metabolismenya.
Contoh umpan balik negatif: kadar hormon testosterone dalam darah.
Artinya jika kadarnya telah cukup atau naik, maka ada mekanisme
menurunkan atau mempertahankan kadar testosteron dalam darah.
Sebaliknya, jika kadar testosteron turun, maka tubuh memberikan
umpan balik agar kadarnya dinaikkan. Contoh umpan balik positif:
hormon oksitosin. Hormon oksitosin yang menstimulasi kontraksi otot
saat melahirkan. Oksitosin akan diproduksi lebih banyak ketika kontraksi
otot tersebut makin hebat.
• Hormon bersifat dependen dan independen. Artinya, sekresi hormon
dari satu kelenjar akan menginduksi sekresi hormon dari kelenjar lain.
• Hormon hanya bekerja pada sel/jaringan/organ tertentu yang reaktif dan
mempunyai reseptor yang spesifik (Nugroho, 2016).
13. Gambar Mekanisme Dasar Kerja Hormon: (A) Autokrin; (B) Parakrin; dan (C) Endokrin
1. Autokrin : respon sel yang timbul karena hasil sekresinya sendiri.
2. Parakrin : komunikasi dengan sel dekatnya, sinyal kimiawi dibebaskan suatu
sel di ekstraseluler menuju sel yang ada di sekitarnya
3. Endokrin : letak sel, jaringan/organ jauh dari sumber dilepaskannya sinyal
kimiawi, maka molekul kimiawi pembawa pesan tadi dilewatkan pembuluh
darah dan menuju organ target.
Mekanisme Kerja Hormon
14. Transport dan Clearence Hormon
dalam Darah
• Hormon terlarut dalam air didegradasi oleh enzim dalam darah dan jaringan
serta diekskresikan oleh ginjal dan hepar
• Hormon yang terikat dengan protein mempunyai waktu clearance yang lebih
lambat dan tinggal di peredaran darah untuk beberapa jam atau bahkan hari.
Sebagai contoh, waktu paruh steroid adrenal di sirkulasi berkisar antara 20-100
menit
15. • Interaksi sinergisme : saat dua hormon saling berinteraksi di jaringan target,
kombinasi efek kedua hormon tersebut lebih besar.
Contoh: epinephrine, kortisol, dan glucagon merupakan tiga hormon tugasnya
masing-masing menaikkan kadar gula darah. Kenaikan gula darah karena pengaruh
satu hormon lebih rendah jika dibandingkan dengan kombinasi ketiga hormon
tersebut.
• Interaksi permisif : saat satu hormon meningkatkan responsifitas jaringan target
terhadap hormon kedua.
Contoh, pematangan sistem reproduksi memerlukan hormon reproduksi dari
hipotalamus, hipofisis dan gonad serta keberadaan hormon dari kelenjar tiroid.
Meskipun hormon tiroid tidak berpengaruh langsung ke sistem reproduksi, namun
ketiadaan hormon tiroid menghambat perkembangan sistem. Sehingga hormon dari
kelenjar tiroid mempunyai efek permisif pada sistem reproduksi yang memfasilitasi
kematangan seksual.
• Efek antagonism : terjadi apabila satu hormon bertindak berlawanan dengan efek
hormon lain.
Contoh, insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah dan memfasilitasi
pembentukan lipid. Sementara, glucagon meningkatkan kadar gula dalam darah dan
memicu degradasi lipid. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua hormon ini
mempunyai interaksi yang antagonis
16. Lokasi-lokasi reseptor hormon :
• Permukaan membran: reseptor untuk hormon protein, peptida, dan
katekolamin
• Sitoplasma sel: reseptor untuk hormon steroid
• Dalam nukelus: reseptor untuk hormon thyroid dan mempunyai
hubungan langsung dengan satu atu lebih kromosom