2. Kompetensi Dasar:
Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam
kingdom Protista dan peranannya bagi
kehidupan.
3. Protista merupakan dunia yang dihuni oleh organisme
dengan sifat eukariotik, umumnya uniseluler namun ada
juga yang multiseluler tetapi sel-selnya belum
terdiferensiasi. Pembentukan kingdom ini bertujuan
sebagai jalan tengah untuk mengakhiri peprtikaian
pendapat para ilmuwan tentang penggolongan makhluk
hidup yang memiliki ciri-ciri mirip hewan, tumbuhan dan
jamur. Protista yang mirip hewan mampu bergerak
secara aktif, protista yang mirip tumbuhan mampu
berfotosintesis, sedangkan protista yang menyerupai
jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat
seperti amoeba dan reproduksinya mirip jamur.
4. A. Protista yang Mirip Hewan (Protozoa)
Protista yang mirip hewan disebut protozoa.
Protozoa berasal dari bahasa Yunani (protos =
pertama dan zoon = hewan) yang berarti hewan
bersel tunggal.
5. 1. Ciri-ciri Umum Protozoa
a. Uniseluler, hidup soliter atau berkoloni;
b. Bersifat mikroskopis, ukuran tubuh antara 3 – 1000
mm;
c. Habitat pada lingkungan yang lembab berair, kaya zat-zat
organik atau bersifat parasit terhadap organisme
lain;
d. Umumnya mampu bergerak aktif, karena memiliki alat
gerak;
e. Dapat membentuk sista (kista) jika kondisi lingkungan
memburuk;
f. Berkembangbiak secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dengan pembelahan biner dan
secara seksual dengan konjugasi.
6. 2. Kalisifikasi
Berdasarkan alat geraknya, protozoa dibedakan
menjadi 4 filum:
a. Rhizopoda (Sarcodina)
Filum Rhizopoda memiliki ciri-ciri: bergerak dengan
pseudopodia (kaki semu), hidup bebas atau
parasit, bentuk tubuh tidak teratur karena tidak
berdinding sel yang kuat, reproduksi aseksual
dengan pembelahan biner tanpamelalui tahap
mitosis.
7. Contoh:
Amoeba proteus, yang hidup di alam secara bebas.
Entamoeba histolitytica, hidup di kolon manusia yang
menyebabkan penyakit disentri.
Foraminifera, hidup di laut yang memiliki pelindung tubuh
berbahan zat kersik atau zat kapur. Jika mati kulitnya akan
membentuk endapan zat kersik/kapur di dasar laut, seperti
tanah globigerina yang dapat dijadikan indikator adanya
minyak bumi.
Radiolaria, hidup di laut yang digunakan sebagai bahan
penggosok atau penghalus.
8. b. Flagellata
Filum ini memiliki ciri-ciri: bergerak dengan flagela (bulu
cambuk), umumnya hidup sebagai parasit dalam tubuh
manusia atau hewan namun ada juga yang fotoautotrof
dan reproduksi aseksual dengan membelah diri.
Dibedakan menjadi zooflagellata dan fitoflagellata.
9. Contoh:
Trypanosoma gambiense, parasit pada manusia yang
menyebabkan penyakit tidur dengan vektor lalat tze-tze
(Glossina palpalis).
Trichomonas vaginalis, parasit pada manusia yang
menyebabkan vaginitis.
Euglena viridis, meupakan fitoflagellata yang hidup bebas
dan berfungsi sebagai produsen dalam ekosistem perairan.
10. c. Ciliata (Chiliophora)
Kelompok ini memiliki ciri-ciri: bergerak dengan silia
(rambut getar), reproduksi aseksual dengan membelah
diri secara memanjang sedangkan secara seksual
dengan konjugasi, habitat di air laut dan air tawar yang
kaya zat organik dan umumnya parasit.
11. Contoh:
o Paramaecium caudatum, disebut juga hewan sandal yang
hidup soliter di alam. Organisme ini memiliki dua macam inti,
yaitu makronukleus dan mikronukleus.
o Nyctoterus ovalis, parasit dalam usus kecoa.
o Didinium, merupakan predator Paramaecium yang hidup pada
peraian yang banyak mengandung protozoa.
12. d. Sporozoa
Sporozoa belum memiliki alat gerak, semua anggotanya
bersifat parasit pada organisme lain, reproduksi aseksual
dengan skizonomi dan secara seksual dengan sporogoni.
Contoh:
• Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana
dengan masa sporulasi 3 – 24 jam.
• Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana
dengan masa sporulasi 2 – 24 jam.
• Emeria stidae, parasit pada sel epitel vertebrata.
13. B. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Alga (ganggang) dimasukkan ke dalam kingdom
protista karena memiliki ciri-ciri yang menyerupai
tumbuhan dan sebagian hewan, namun sel-sel
penyusun tubuhnya belum terdiferensiasi dan
terspesialisasi menjadi jaringan khusus. Selain alga
hijau-biru (Cyanophyta), semua divisi alga adalah
protista.
14. 1. Ciri-ciri Umum Alga
a. Autotrof, uniseluler atau multiseluler;
b. Tubuh organisme multiseluler berupa benang,
lembaran atau bahkan mirip tumbuhan tingkat tinggi;
c. Hidup soliter atau berkoloni, ada yang bersifat epifit
dan endofit;
d. Bersifat sesil (menetap) atau motil;
e. Sudah memiliki dinding sel, kloroplas dan organela
lainnya;
f. Habitat di perairan;
g. Reproduksi dapat berlangsung secara seksual
(generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara vegetatif
dengan pembelahan sel, spora berkembang
(zoospora), hormogonium dan fragmentasi.
Sedangkan generatif dengan konjugasi, isogami,
anisogami dan oogami.
15. 2. Klasifikasi
Berdasarkan pigmen dominannya, alga dibedakan menjadi 4
divisi:
a. Euglenophyta
Euglenophyta menunjukkan ciri mirip hewan sekaligus
tumbuhan, karena dapat bergerak aktif dengan flagel,
berbintik mata (stigma), tidak berdinding sel, serta
mengandung klorofil dan karoten. Bersifat fotoautotrof
dan sekaligus heterotrof. Merupakan organisme
uniseluler yang hidup di air tawar, permukaan tanah dan
tempat-tempat yang lembab. Reproduksi vegetatif
dengan pembelahan biner.
Contoh:
Euglena viridis, yang mampu berfotosintesis dan memakan
bahan-bahan organik yang tersedia (autotrof dan heterotrof).
16. b. Alga keemasan (Chrysophyta)
Pigmen dominan lingkungan perairan (air tawar/laut) yang
menyebabkan perairan berwarna kekuning-kuningan.
Reproduksi vegetatif dengan pembelahan sel dan secara
generatif dengan peleburan gamet.
Contoh:
Vaucheria, multiseluler berfilamen yang berpigmen klorofil
(hijau) dan xantofil (kuning).
Ochromonas, uniseluler berpigmen keemasan (karoten) dan
klorofil.
Navicula (diatom), uniseluler yang hidup soliter dan berkoloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka)
dan tutup (epiteka).
17. c. Alga api (Phyrophyta)
Disebut juga dinoflagellata, bersifat seluler, motil, berdinding
sel dan habitat utamanya di laut. Pigmen dominannya adalah
klorofil dan pigmen coklat kekuning-kuningan. Reproduksi
vegetatif dengan membelah diri.
Contoh:
• Nocticula miliaris, dapat mengeluarkan cahaya pada malam hari
karena mengandung fosfor yang mampu memendarkan cahaya.
Peristiwa tersebut dikenal dengan bioluminesensi.
18. d. Alga hijau (Chlorophyta)
Pigmen dominannya adalah klorofil, uniseluler atau
multiseluler dan memiliki bentuk kloroplas yang bervariasi
yaitu seperti spiral, lembaran, bola, mangkok dan
binatang. Habitat utamanya di air tawar (90%) dan
sebagian di air laut (10%) sebagai plankton atau bentos,
namun ada juga yang hidup di tanah melekat pada
hewan dan tumbuhan. Reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi dan generatif dengan konjugasi.
19. Contoh:
Clamydomonas, bersel tunggal dan dapat bergerak.
Chlorococcum, dan Chlorella, bersel tunggal dan sesil.
Chlorella digunakan sebagai bahan makanan suplemen yang
kaya protein (PST), obat-obatan dan kosmetik.
Spirogyra, dan Oedogonium, multiseluler berbentuk benang.
Ulva dan Chara, multiseluler berbentuk lembaran.
20. e. Alga cokelat (Phaeophyta)
Pigmen dominan adalah fukosantin, umumnya berbentuk
benang atau lembaran dan menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi, karena memiliki organ yang mirip akar, batang dan
daun. Habitat utamanya di air laut dan hanya sebagian kecil
saja yang di air tawar. Reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi dan generatif dengan cara membentuk alat
kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel
betina. Alga cokelat dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
asam alginat yang digunakan sebagai campuran es krim,
cokelat, tekstil dan kosmetik.
21. Contoh:
Fucus vesiculosus, yang hidup di laut yang dingin dan meiliki
gelembung-gelembung udara sebagai alat pengapung.
Sargassum, hidup di perairan tropis yang tumbuh mengapung
dengan gelembung-gelembung udaranya.
22. f. Alga merah (Rhodophyta)
Disebut juga dengan rumput laut (seaweed). Pigmen
dominannya adalah fikoeritrin, multiseluler yang
menyerupai benang atau lembaran, tidak memiliki alat
gerak. Habitat utamanya di air laut yang dalam dan
hanya sebagian yang hidup di air tawar. Reproduksi
generatif dengan peleburan spermatozoid dan ovum
yang menghasilkan zigot diploid (2n).
Contoh:
Eucheuma spinosum, tumbuh di laut tropis yang dangkal,
alga ini banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai bahan
penghasil agar-agar.
Gelidium dan Gracilaria, tumbuh di laut dingin yang dalam
dan sebagai bahan pembuatan agar-agar.
23. C. Protista Mirip Jamur
Jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air
(Oomycota) merupakan dua filum yang merupakan
protista mirip jamur. Disebut demikian karena
siklus hidupnya memiliki dua fase, yaitu fase
plasmodium (generatif) yang mirip reproduksi fungi
dan fase amoeboid (vegetatif) yang dapat bergerak
menyerupai amoeba.
24. 1. Myxomycota
Jamur lendir tidak memiliki klorofil sehingga bersifat
heterotrof saprofit dengan cara fagositosis (menelan
partikel makanan). Umumnya berpigmen terang, kuning
atau oranye. Habitatnya di hutan basah, batang kayu
yang membusuk, tanah lembab, sampah basah dan kayu
lapuk. Jamur lendir ada yang bersekat dan ada yang tidak
bersekat.
Contoh:
Fuligo varians dan Aethalium septicum.
25. 2. Oomycota
Jamur air memiliki struktur tubuh seperti benang atau hifa
bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti
(senosotik). Dinding selnya tersusun atas selulosa.
Habitatnya di darat maupun di air, baik sebagai saprofit
atau parasit. Memperoleh makanan dengan cara
memasukkan hifa ke dalam jaringan inangnya kemudian
melepaskan enzim pencernaan dan menghisap larutan
hasil penceranaan tersebut.
Contoh:
Saprolegnia parasitica, Phytophtora infestan, Phytium
debaryanum dan Plasmopara viticola.