1. Dokumen membahas tentang rumput laut sebagai sumber daya alam laut Indonesia yang potensial. Jenis rumput laut seperti Euchema cottonii dan Gracelaria sp. dibudidayakan di beberapa daerah pesisir Indonesia.
2. Rumput laut memiliki banyak manfaat sebagai bahan makanan, kosmetik, kertas, obat-obatan, dan komoditas ekspor. Pengolahan pascapanen rumput laut perlu dioptimalkan.
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang mempunyai wilayah perairan yang
luas, hal ini menyebabkan berbagai macam organisme dapat ditemukan di sana, tak
terkecuali alga, baik makroalga maupun mikroalga. Salah satu sumber daya alam hayati
laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut, atau lebih dikenal dengan
ganggang laut, seaweed atau agar-agar.
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan
oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak
dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp. Beberapa daerah
dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya
rumput laut ini diantaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, Provinsi Kepulauan Riau dan Pulau Lombok.
Banyak khasiat yang dapat di peroleh dengan mengkonsumsi Rumput Laut. Bagi
sebagian orang Rumput Laut hanya biasa digunakan sebagai bahan pokok pembuatan
agar-agar dan pelengkap es buah, namun Rumput Laut juga bisa dimanfaatkan menjadi
suatu temuan baru yang lebih unik dan bernilai tinggi. Misalnya saja yaitu dapat
dijadikan menjadi mie. Sifat kenyal pada Rumput Laut dapat dijadikan bahan pokok
pembuatan mie dan sebagai pengganti Boraks.
Selain itu rumput laut di Indonesia banyak dijadikan sebagai bahan makanan,
kosmetik, kertas, cat dan lain-lain. Tidak heran jika rumput laut menjadi komediti ekspor
yang hebat. Oleh karena itu, penanganan dan pengolahan pascapenen rumput laut harus
diusahakan secaa optimal.
1.2 Tujuan
Dari latar belakang diatas, dapat diambil tujuan:
1. Mampu mengetahui yang dimaksud dengan rumput laut
2. Mampu mengetahui klasifikasi rumput laut
3. Mampu mengetahui manfaat rumput laut
4. Mampu mengetahui pengembangan rumput laut
2. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan laut merupakan salah satu sumber daya alam yang besar dibumi yang
mengandung berbagai hal-hal yang besar dimana bisa dimanfaatkan manusia untuk
dikumpulkan, dipanen dan ditambang. Hal ini meliputi makanan yang bersumber dari laut,
berbagai mineral dan produk minyak bumi dari berbagai sumber salah satunya adalah rumput
laut.
2.1 Rumput Laut
Rumput laut merupakan merupakan salah satu tumbuhan yang masuk ke dalam divisi
Thallophyta (tumbuhan berthallus) yaitu suatu tumbuhan yang akar, batang dan daun
yang merupakan bentuk dari batang (thallus). Rumput laut memiliki alat perekat atau
penempel yang disebut holdfast. Holdfast bukan merupakan akar seperti yang dimiliki
tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi menyerap air atau nutrien. Holdfast hanya
berfungsi sebagai alat penempel pada substrat yang keras. Selain itu, rumput laut
memiliki jaringan yang sederhana; mereka tidak menghasilkan bunga atau benih seperti
yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi. Rumput laut dapat diklasifikasikan menjadi 3
divisi berdasarkan kandungan pigmennya yang digunakan dalam proses fotosintesis,
yaitu: Chlorophyta (hijau), Phaeophyta (cokelat) dan Rhodophyta (merah)
2.1.1 Phaeophyta (Rumput Laut Cokelat)
Istilah Phaeophyta berasal dari bahasa yunani “phaios” yang berarti cokelat
dan “phyton” tumbuhan: alga. Rumput laut cokelat merupakan salah satu divisi
makroalga dari kelas Phaeophceae yang berbentuk menyerupai seperti lembaran,
bulat dan menyerupai batang. Thalus dari alga ini berbentuk filamen, bercabang
dan berbentuk seperti lembaran daun. Karakteristik lainnya dari rumput laut
tersebut adalah dengan bentuk holdfast yang menyerupai cakram yang digunakan
untuk menempel pada substrat. Makroalga divisi Phaeophyta (Alga coklat) hidup
di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a,
klorofil b dan xantofil. memiliki bentuk thalli lembaran, bulat atau menyerupai
batang. Thallus tersebut berwarna coklat, berbentuk filament bercabang dan
bentuk seperti lembaran daun.
3. 3
Pheophyta hanya mempunyai satu kelas yaitu Phaeophyceae. Phaeophyceae
pada umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.
Sebagian besar Phaeophyceae merupakan unsur utama yang menyusun vegetasi
alga di lautan Artik dan Antartika, tetapi beberapa marga seperti Dictyota,
Sargassum, dan turbinaria merupakan alga yang khas untuk lautan daerah tropis.
Kebanyakan Phaeophyceae hidup sebagai litofit, tetapi beberapa jenis dapat
sebagai epifit atau endofit pada tumbuhan lain atau alga makroskopik yang lain
Alga coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis saja yang
hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada
batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya
sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda
bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang
hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal,
yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya
hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
Pada umumnya Phaeophyceae memiliki tingkat lebih tinggi secara morfologi
dan anatomi diferensiasinya dibandingkan keseluruhan alga. Tidak ada bentuk
yang berupa sel tunggal atau koloni (filamen yang tidak bercabang). Susunan
tubuh yang paling sederhana adalah filamen heterotrikus. Struktur talus yang
paling komplek dapat dijumpai pada alga perang yang tergolong kelompok
(Nereocystis, Macricystis, Sargassum). Pada alga ini terdapat diferensiasi
eksternal yang dapat dibandingkan dengan tumbuhan berpembuluh. Talus dari
alga ini mempunyai alat pelekat menyerupai akar, dan dari alat pelekat ini
tumbuh bagian yang tegak dengan bentuk sederhana atau bercabang seperti
batang pohon dengan cabang yang menyerupai daun dengan gelembung udara
Dinding sel dari semua Phaeophyceae mempunyai dinding dengan lapisan
bagian dalam dan lapisan bagian luar yang mengandung asam alginat dan asam
fusinat. Bentuk kloroplas pada kelompok yang rendah adalah bentuk bintang dan
lembaran axiler, tetapi pada kelompok yang tinggi berbentuk lembaran parietal
dan cakram. Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis
karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada
zat tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.
Alat gerak pada Phaeophyceae pada umumnya berupa flagella yang letaknya
lateral berjumlah dua dengan ukuran yang berbeda.
4. 4
Menurut Dawes (1990) reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif, sporik,
dan gametik. Reproduksi vegetatif umumnya dilakukan dengan fragmentasi talus.
Reproduksi secara sporik melakukan zoospora atau aplanospora yang masing-
masing tidak berdinding. Zoospora dibentuk dalam sporangium bersel tunggal
(unilokular) atau bersel banyak (plurilokular). Perkembangan dari sporangia yang
unilokular dimulai dengan membesarnya sel terminal dari cabang yang pendek.
Sporangia terdapat inti tunggal yang mengalami pembelahan meiosis diikuti
dengan pembelahan mitosis. Ketika pembelahan inti berhenti, terjadilah celah
yang membagi protoplas menjadi protoplas yang berinti tunggal. Masing-masing
protoplas mengalami metamorphose menjadi zoospora. Alat reproduksi yang
prulilokular juga terbentuk dari sel terminal dari cabangnya. Sel ini mengadakan
pembelahan transversal berulang-ulang sehingga terbentuk sederetan sel yang
terdiri dari 6-12 sel. Pembelahan sel secara vertikal dimulai dari sel yang letaknya
di tengah.
Reproduksi gametik dilakukan secara isogami, anisogami, dan oogami. Gamet
bisanya dibentuk dalam gametangia yang plurilokulrer atau yang unilokuler pada
gametofit. Zigot yang terbentuk tidak mengalami masa istirahat dan langsung
membentuk sporofit setelah terlepas dari gametofit. Pada beberapa bangsa seperti
Laminariales reproduksi bersifat oogami. Anterdium bersifat plurilokuler
misalnya pada Dictyota dan unilokuler pada Laminaria.
1. Klasifikasi Phaeophyta
a. Kelas Isogeneratae
Isogeneratae ini memiliki siklus hidup dengan pergantian isomorfik
generasi. Pertumbuhan talus yang mungkin trichothallic, kabisat, atau
ketat apikal. Generasi sporophytic dapat menghasilkan zoospora,
aplanospore, atau spora netral. Reproduksi seksual dari gametofit
mungkin isogamous, anisogamous, atau oogamous. Kelas ini dibagi
menjadi lima ordo, yaitu ordo Ectocarpales, Sphacelarialis,
Tilopteridales, Cutleriales, dan Dictyotales yang berbeda dari satu sama
lain dalam struktur vegetatif, modus pertumbuhan, dan struktur organ
reproduksi.
b. Kelas Heterogeneratae
Heterogeneratae yang memiliki pergantian heteromorphic dari
generatioans dan satu di mana sporophyte selalu lebih besar dari
5. 5
gametofit. Sporophyte biasanya ukuran makroskopik dan mempunyai
bentuk tertentu; gametophytes selalu berfilamen dan ukuran mikroskopis.
Sporophytes dari Heterogeneratae dapat menghasilkan baik zoospora atau
spora netral. Reproduksi gametophytes mungkin isogamous,
anisogamous, atau oogamous. Menurut struktur vegetatif dari
sporophytes Heterogeneratae dibagi menjadi dua subclass yaitu subclass
Haplostichineae dan Polystichineae.
c. Kelas Cyclosporeae
Cyclosporeae ini memiliki siklus hidup yang di dalamnya tidak ada
pergantian hidup bebas generasi multiseluler. Talusnya adalah
sporophyte, dan satu dengan spora yang dihasilkan oleh fungsi unilokular
sporangia secara langsung sebagai gamet. Gamet serikat selalu dari jenis
oogamous. Sporangianya adalah Boren whitin rongga khusus
(conceptacles). Conceptacles mungkin terbatas pada tips meningkat dari
bercabang (wadah). Selnya membentuk alat kelamin yang disebut
konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan
terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium
yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang
menghasilkan zigot.
Kelas Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales, contoh
marga lain misalnya sargassum yang terapung atau melekat pada
bebatuan, memiliki gelembung, perkembangbiakan dengan fragmentasi
dan hidup di lautan tropika. Fucus mnelekat pada bebatuan, memiliki
gelembung, berkembangbiak dengan fragmentasi talus, dan hidup di
semua lautan.
Peranan Phaeophyta dalam kehidupan yaitu (Iqbal, 2008); Phaeophyta
dapat dimanfaatkan dalam industry makanan, phaeophyta sebagai sumber
alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat
digunakan dalam pembuatan obat-obatan, senyawa alginat juga banyak
digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk
mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat
digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik
pengobatan. Phaeophyta dapat digunakan sebagai pupuk organik karena
6. 6
mengandung bahan-bahan mineral seperti potassium dan hormom seperti
auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman
untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Sargassum polycystum merupakan sumber penghasil alginat. Alginat
merupakan polimer organik yang tersusun dari dua unit monomer yaitu
L-asam guluronat dan D-asam manuronat. Polimer alginat yang bersifat
koloid, membentuk gel, dan bersifat hidrofilik menyebabkan senyawa ini
dimanfaatkan sebagai emulsifying agent, thickening agent, dan
stabilizing agent.
2.1.2 Rumput laut Merah (Rhodophyta)
Istilah Rhodophyta berasal dari bahasa yunani “rhodo” yang berarti merah dan
“phyton” tumbuhan: alga merah. Terdapat sebanyak 17 marga dari 34 jenis
rumput laut merah di Indonesia Rumput laut dari divisi Rhodophyta atau alga
merah memiliki ciri thallus berbentuk silindris, pipih dan lembaran. Thallus
tersebut berwarna merah, ungu, pirang, cokelat dan hijau. Beragamnya warna
yang dihasilkan makroalga ini disebabkan oleh pigmen caroten, fuxoxanthin serta
klorofil-a dan c. Dilihat dari bentuknya kelompok rumput laut ini memiliki
ukuran dan bentuk yang beragam. Kelompok makroalga merah sebagian besar
bersifat epifit, tumbuh di permukaan substrat yang keras seperti batu dan
cangkang kerang. Alga merah hidup di daerah intertidal dan sub-tidal perairan
yang dalam.
Cadangan makanan pada Rhodophyceae adalah karbohidrat yang tersimpan
dalam bentuk granula yang terletak dalam sitiplasma. Granula akan berwarna
merah apabila diuji dengan potassium iodide dan disebut tepung florodean.
Cadangan makanan lain adalah florodosida. Keistimewaan dan sifat lain
Rhodopyceae adalah tidak ada sel yang dilengkapi alat gerak.
1. Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebgai berikut:
1) Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan
yang beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat
memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet
jantan yang disebut spermatium. Dalam golongan ini termasuk suku
Bangiaceae, yang membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium
cruentum dan ganggang laut Bangia artropurpurea.
7. 7
2) Anak kelas floridae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu
bercabang-cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam
bentuk, seperti benang, lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip
atau menggarpu. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet betina yang
oleh karena tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoid tetapi
spermatium. Gametangium betina dinamakan karpogonium, terdapat
pada ujung-ujung cabang lain daripada cabang talus yang mempunyai
anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian
bawahnya membesar seperti botol, bagian atasnya berbentuk gada atau
benang dan dinamakan trikogen. Florideae dibagi dalam sejumlah
bangsa, diantaranya yaitu:
a. Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae yang
antara lain mencakup Batrachospeermum moniliforme,
Bonnemisonia humifera.
b. Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium
cartilagineum dan Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil
agar-agar.
c. Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggangang laut.
Yang penting ialah suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang
menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus crispus dan
Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang
berguna sebagai bahan obat.
d. Bangsa Nemastomales, dari bangsa ini perlu disebut suku
Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya terknal sebagai
penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum. Suku
Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang
merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria
lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus.
e. Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku
Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
8. 8
2. Reproduksi
Rhodopyceae dapat melakukan reproduksi secara vegetatif, yaitu dengan
fragmentasi talusnya. Akan tetapi cara demikian ini hanya terdapat pada
beberapa jenis tertentu saja. Rhodopyceae membentuk satu atau beberapa
macam spora yang tidak berflagel yaitu karpospora, spora netral, monospora,
bispora, tetraspora, atau polispora. Karpospora adalah spora yang terbentuk
secara seksual, spora ini terbentuk secara langsung atau tidak langsung dari
zigot. Spora-spora lainnya adalah spora aseksual. Spora netral adalah spora
yang terbentuk langsung dari sel vegetative yang mengalami metamorfosa.
Monospora adalah spora yang terbentuk dalam sporangium yang hanya
menghasilkan satu spora saja.
Reproduksi gametik pada Rhodopyceae berbeda dengan golongan alga
lainnya dan untuk struktur yang berkaitan dengan reproduksi ini, mempunyai
erminology tersendiri. Alat kelamin jantan disebut spermatangium, sel
kelamin jantan tidak berflagella disebut spermatium, dalam satu
spermatangium hanya dibentuk satu spermatium saja. Alat kelamin betina
disebut karpogonium yang terdiri dari satu sel yang di bagian ujung distalnya
terdapat tonjolan yang disebut trikhogin, inti terdapat di bagian dasar dari
karpogonium. Spermatium yang dibebaskan dari spermatangium terbawa
gerakan air sampai trikhogin. Pada tempat menempelnya spermatium
terbentuklah lubang kecil sehingga inti dari spermatium dapat masuk ke
dalam trikhogin dan berimigrasi ke bagian dasar dari karpogium di mana inti
karpogium berada. Kedua inti bersatu dan terbentuklah zygot. Rhodophyceae
yang tinggi tingkatannya mempunyai daur hidup dengan pergantian
keturunan yang bifasik dan trifasik.
3. Peranan
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang
dimanfaatkanantara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya
Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah
ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri
agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan
media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan
sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat didinding selnya. Kalsium
karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini
9. 9
menjadikan alga koral memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu
karang.
Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah
banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi
bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia)
dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa
menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan
pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria
lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan
karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar.
Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase
padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan,
perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan
penutup. Rumput laut dari jenis ini hidup di perairan yang lebih dalam
dibandingkan rumput laut cokelat (Phaeophyta).
2.1.3 Rumput laut hijau (Chlorophyta)
Istilah Chlorophyta berasal dari bahasa yunani “chloro” yang berarti hijau dan
“phyton” tumbuhan: alga hijau (Pulido dan Mc Cook, 2008). Rumput laut hijau
dikenal sebagai Chlorophyta karena mereka tampak berwarna hijau seperti
kebanyakan tumbuhan tingkat tinggi dan bersifat uniseluler maupun multiseluler.
Rumput laut ini memiliki thallus berbentuk membran, filamen, dan.Hal ini
disebabkan keberadaan klorofil yang terdapat pada alga hijau tersebut. Selain itu,
alga hijau juga memiliki pigmen karoten yang memberi warna kuning. Sehingga,
ada jenis alga yang memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini yang
menjadi salah satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke dalam filum
Chlorophyta.
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Alga hijau termasuk
dalam kingdom Protista, karena dia terdiri dari sel eukariotik yang masih
sederhana. Alasan itu sama saat pengklasifikasian jamur dari filum Mycomycota.
Jamur Oomycota memiliki tubuh terdiri dari filamen dan sel memiliki dinding sel
yang terdiri dari zat selulosa mirip dengan jamur dari kingdom Fungi. Tetapi,
jamur ini diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Hal itu dikarenakan, jamur
dari filum Oomycota memiliki sel eukariotik yang masih sederhana, seperti
halnya Alga hijau.
10. 10
Alga hijau dikelompokkan ke dalam makhluk hidup fotoautotrof. “Foto”
memiliki arti “cahaya” dan “autotrof” memiliki arti “mampu menciptakan
makanan sendiri”. Jadi, alga mampu menciptakan makanannya sendiri dengan
bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, seperti halnya tumbuhan.
Hal itu, memungkinkan alga menjadi produsen primer bagi ekosistem laut dan
menjadi makanan bagi individu lainnya.Alga hijau memiliki beberapa ciri-ciri
yang membedakan dengan individu lain, yaitu:
1. Memiliki sel eukariotik
Sel eukariotik berbeda dengan sel prokariotik. Perbedaan ini yang
memisahkan kingdom protista dengan kingdom arkebakteri dan eubakteri.
Sel eukariotik memiliki nukleus dan membran nukleus. Sehingga sel lebih
tersusun rapi daripada sel prokariotik. Sedangkan, sel prokariotik tidak
memiliki keduanya. sel prokariotik hanya memiliki nukleoid.
2. Memliki kloroplas
Kloroplas pada alga memiliki banyak variasi bentuk yang berbeda-beda. Di
dalam kloroplas terdapat klorofil.
3. Memiliki pigmen klorofil a dan b
Pigmen klorofil ini akan yang akan menjadi salah satu pembeda dalam
pengklasifikasian alga hijau dengan alga lain. Klorofil akan memberi warna
hijau pada alga ini. Klorofil juga akan berperan dalam proses fotosintesis.
Alga hijau mampu membuat makanannya sendiri dan mampu menjadi
sumber makanan bagi individu lain. Sehingga alga hijau dikelompokkan
sebagai makhluk hidup foto autotrof yang berarti mampu membuat
makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari dan menjadi produsen
primer yang berarti menjadi produsen utama dalam ekosistem yang mampu
menjadi sumber makanan bagi individu lain.
4. Memiliki pigmen karotenoid
Pigmen karotenoid ini juga akan menjadi salah satu pembeda dalam
pengklasifikasian alga hijau dengan alga lain. Pigmen karotenoid akan
memberi warna kuning seperti wortel, karena wortel juga memiliki pigmen
karotenoid seperti pada alga. Sehingga, nantinya ada alga hijau yang
memiliki warna hijau kekuningan.
11. 11
5. Tubuh berupa talus
Alga hijau tidak memiliki bagian tubuh daun, batang, dan akar seperti
tumbuhan tingkat atas pada umumnya. Oleh karena itu, alga hijau juga
disebut sebagai talofita. Bagian tubuh dari alga hijau terdiri dari blade, stipe,
dan holdfast. Blade merupakan bagian tubuh dari alga hijau yang menyerupai
daun. Blade memiliki fungsi sebagai tempat penyerapan zat hara, karbon
dioksida, dan air yang berguna bagi proses fotosintesis untuk menghasilkan
glukosa, fotosintesis tersebut juga terjadi pada blade ini. Blade ini berbeda
dengan daun pada tumbuhan. Daun memiliki sisi atas dan sisi bawah, sisi
atas adalah untuk berfotosintesis dan sisi bawah adalah tempat stomata yang
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Sedangkan, blade pada alga hijau
memiliki kedua sisi yang sama, dan keduanya mampu berfotosintesis dan
menukar gas. Stipe merupakan bagian tubuh dari alga hijau yang menyerupai
batang. Stipe berfungsi sebagai tempat percabangan bagi blade dan
penghubung antara blade dan holdfast. Dan yang terakhir adalah holdfast,
holdfast adalah bagian tubuh dari alga hijau yang menyerupai akar. Ini
berbeda dengan akar pada tumbuhan tingkat atas. Holdfast hanya berfungsi
sebagai alat perekat pada substrat saja, tidak untuk menyerap air seperti akar
pada tumbuhan tingkat atas.
6. Tersusun atas banyak sel
Alga hijau tersusun dari banyak sel atau juga disebut dengan multiseluler.
Alga hijau bersifat makroskopik, berarti alga hijau mampu dilihat
menggunakan mata telanjang. Oleh karena itu, alga hijau juga dijuluki
sebagai makroalga. Sebenarnya, alga hijau memiliki banyak spesies yang
terdiri dari satu sel atau yang disebut dengan mikroalga. Tapi, itu tidak
termasuk dalam pokok bahasan ini.
7. Memiliki dinding sel
Alga hijau memiliki dinding sel yang terdiri dari zat selulosa dan juga zat
kapur, silika, protein, atau campuran dari tiga zat tersebut. Tiga zat tersebut
akan membuat struktur yang kaku pada alga hijau.
8. Habitat di perairan air laut
Alga hijau dapat ditemukan di perairan air laut dangkal terutama di wilayah
pesisir melekat pada substrat koral, pasir, dan pecahan karang dengan
sebaran yang luas. Alga hijau hidup pada daerah intertidal (pasang surut)
12. 12
terendah hingga daerah subtidal. Alga hijau beradaptasi dengan baik terhadap
lingkungan yang memiliki salinitas air yang tinggi. Alga hijau toleran
terhadap salinitas air yang tinggi itu.
9. Alga hijau dewasa tidak dapat bergerak aktif
Alga hijau dewasa tidak memiliki alat gerak yang memungkin untuk
berpindah tempat atau bergerak. Alga hijau hanya melekat pada substrat
dengan bantuan holdfast. Holdfast adalah bagian talus dari alga hijau yang
menyerupai akar, tapi ini bukan akar. Holdfast hanya bisa membantu alga
hijau untuk melekat pada substrat. Sehingga, alga hijau tidak akan terbawa
arus pantai kemana-mana. Alga hijau memiliki alat gerak pada fase hidupnya
yang dimana dia menjadi gamet atau zoospora pada spesies tertentu.
10. Memiliki gamet biflagel
Gamet dari alga hijau pada umumnya biflagel. Biflagel berarti memiliki dua
flagel.
Alga hijau mampu melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Alga hijau
lebih dominan melakukan reproduksi aseksual fragmentasi. Karena, hal ini lebih
efektif dan efisien. Jadi, alga hijau memungkin bereproduksi dengan cepat.
Reproduksi seksual atau aseksual untuk menghasilkan spora dilakukan alga hijau
apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dan tidak mendukung. Alga akan
menghasilkan spor. Spora ini akan terbawa arus laut kemana saja sampai
menemukan tempat yang sesuai untuk melangsungkan hidup kembali. Setelah
spora alga hijau menemukan tempat yang sesuai, spora alga hijau akan melekat
dan tumbuh disitu.
1. Reproduksi aseksual alga hijau dilakukan dengan cara, yaitu:
a. Fragmentasi
Fragmentasi pada alga hijau dilakukan dengan cara pemutusan bagian
tubuh atau bagian talus pada alga hijau. Bagian talus yang terpisah tadi
akan melekat pada substrat baru dan membentuk suatu individu baru.
Bagian talus yang telah menjadi individu baru disebut hormogonium.
b. Zoospora
Alga hijau mampu membentuk zoospora pada saat kondisi lingkungan
tidak mendukung. Zoospora adalah spora berflagel dan hasil meiosis dari
sel induk. Jadi, zoospora memiliki ciri-ciri sel yang tidak indentik dengan
13. 13
sel induk. Zoospora memiliki kromosom sel haploid atau setengah dari
kromosom sel induk. Zoospora akan akan melepaskan diri dari sel
induknya dan pergi untuk menemukan tempat yang cocok untuk dirinya.
Setelah zoospora menemukan tempat yang cocok untuk dirinya, dia akan
melekatkan dirinya pada suatu substrat dan mulai menjadi individu baru.
c. Aplanospora
Aplanospora tidak berbeda jauh dengan zoospora. Perbedaan diantara
zoospora dan aplanospora hanya pada alat geraknya. Aplanospora tidak
mempunyai flagel seperti zoospora atau alat gerak lain yang
memungkinkan aplanospora untuk berpindah tempat dari tempat asalnya
ke tempat lain. Aplanospora tidak bisa bergerak aktif dan juga tidak dapat
berpindah tempat secara aktif seperti zoospora. Aplanospora hanya
berpindah tempat secara pasif, apabila ada arus yang membawanya ke
suatu tempat.
2. Reproduksi seksual alga hijau dilakukan dengan cara peleburan sel gamet.
Reproduksi ini memiliki proses yang lebih panjang daripada reproduksi
aseksual. Reproduksi ini dilakukan oleh alga hijau hanya pada saat
lingkungan tidak mendukung dan menguntungkan alga. Ada beberapa tipe
reproduksi seksual dari alga hijau ini, yaitu:
a. Isogami
Isogami adalah peleburan sel gamet yang yang indentik, memiliki
ukuran, dan bentuk yang sama. Sehingga tidak dapat dibedakan mana
yang sel gamet betina dan mana yang sel gamet jantan.
b. Anisogami
Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat dibedakan
kelaminnya, mana yang jantan dan mana yang betina. Kedua sel gamet
memiliki bentuk yang sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Sel
gamet jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding
sel gamet betina.
c. Oogami
Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat berbeda. Kedua sel
gamet memiliki memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Pada umumnya
sel gamet jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari sel gamet betina
14. 14
dan memiliki flagel. Sedangkan, sel gamet betina berukuran lebih besar
daripada sel gamet jantan dan tidak memiliki flagel.
Alga hijau mengalami pergiliran keturunan yang biasa disebut dengan
metagenesis. Pergiliran keturunan ini adalah perubahan dari fase sporofit ke
fase gametofit, atau sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit.
Fase sporofit adalah dimana alga hijau mengahasilkan spora haploid. Pada
saat alga hijau menjadi fase sporofit yang memiliki kromosom sel diploid,
alga hijau akan menghasilkan empat spora yang memiliki kromosom haploid
hasil dari proses pembelahan sel secara meiosis dari sel induk. Kedua spora
itu akan membelah lagi menjadi delapan secara mitosis. Spora haploid ini
akan menjadi individu dengan fase gametofit. Fase gametofit adalah fase
dimana sel alga menghasilkan sel gamet haploid. Pada fase gametofit, setiap
sel alga hijau akan menghasilkan dua sel gamet haploid hasil dari
pembelahan sel secara mitosis dari sel induk. Sel gamet jantan dan betina
yang terjadi fertilisasi akan membentuk diploid zygot. Diploid zygot ini akan
membelah secara mitosis menjadi dua diploid zygot. Setiap diploid zygot
akan tubuh menjadi fase sporofit alga hijau kembali.
2.2 Morfologi Rumput Laut
Bentuk morfologi rumput laut berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi. Rumput laut
tidak memiliki, batang, daun akar yang sebenarnya. Beberapa jenis rumput laut yang
terlihat memiliki batang, akar, daun seperti tumbuhan tingkat tinggi, namun pada
dasarnya mereka adalah thallus. Bentuk thallus yang dimiliki rumput laut beraneka
ragam, diantaranya adalah bulat, pipih, gepeng, tabung seperti rambut dan sebagainya.
Sedangkan percabangan thallus yaitu dichotomous (dua-dua terus-menerus), pinnate
(dua-dua berlawanan sepanjang thallus utama), irregular ( pola cabang tidak beraturan),
ferticillate (berpusat melingkar axis atau batang utama) dan terdapat thallus yang tidak
bercabang. Sifat substansi thallus juga bervariasi ada yang lunak seperti gelatin
(gelatinous), keras yang mengandung zat kapur (calcareous}, lunak seperti tulang rawan
(cartilagenous), berserabut (spongeous) dan sebagainya. Seperti tumbuhan darat lainnya,
rumput laut memiliki pigmen fotosintesis untuk menghasilkan makanan dengan bantuan
cahaya matahari dan nutrien di perairan.
15. 15
2.3 Substrat Rumput Laut
Substrat merupakan salah satu komponen terpenting dalam keberadaan dan
pertumbuhan jenis rumput laut. Rumput laut merupakan makrobentos yang tumbuh
melekat pada berbagai jenis tipe substrat seperti bervariasi seperti lumpur atau pasir,
pada batu-batuan atau karang, dengan kata lain pada kondisi atau tipe substrat yang
sesuai suatu jenis rumput laut ditemukan melimpah. Substrat yang mengandung kalsium
seperti karangmati (dead coral) ditumbuhi oleh beberapa spesies dari kelompok rumput
laut merah dan hijau.
1. Mud (lumpur), berasal dari aliran (run off) yang berasal dari daratan yang kemudian
terendap di dasar perairan. Substrat ini memberikan pengaruh negatif berupa
gangguan pernafasan bagi organisme perairan dan memiliki kandungan oksigen
terlarut yang rendah
2. Sand (pasir), kandungan pasir tergantung letak geografis suatu daerah. Wilayah
perpantai yang memiliki substrat ini memiliki kandungan oksigen terlarut cukup
tinggi
3. Rock (batu), areal bebatuan biasanya di tempati oleh berbagai organism, sebagai
tempat untuk tumbuh dan berlindung. Cakupan oksigen terlarut dan persediaan
nutrient di substrat ini cukup banyak.
4. Piling, habitan buatan berupa kayu dermaga, kapal dan sebagainya.
2.4 Pemanfaatan Rumput Laut
Rumput laut dari jenis algae merah lebih banyak dibudidayakan dibandingkan
rumput laut dari jenis algae hijau dan coklat. Untuk algae coklat baru Sargasum yang
mendapatkan perhatian, itupun masih sebatas penelitian, sedangkan untuk usaha
budidaya sampai saat ini belum dikembangkan. Algae coklat menghasilkan Alginat.
Sementara itu rumput laut merah khususnya jenis Eucheuma menghasilkan polisakarida
dalam bentuk Agar dan Karagenan. Kedua polisakarida ini banyak dimanfaatkan di
berbagai bidang industri.
Secara umum ketiga hasil metabolit sekunder tiga jenis rumput laut di atas memiliki
fungsi yang sama dalam dunia industri yaitu digunakan sebagai bahan pengental,
pensuspensi, penstabil dan pengemulsi. Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan
makanan, kosmetika dan obat-obatan tradisional sudah lama dikenal oleh masyarakat.
16. 16
1. Agar
Pemanfaatan utama dari agar adalah "melting point "nya yang tinggi. Dalam
dunia farmasi agar digunakan sebagai laxative untuk constipation yang kronis,
sering dengan penambahan obat-obatan anthraquinone, sebagai motor obat serta
sebagai substrat untuk kultur bakteri agar juga memainkan peranan yang penting.
Agar juga bekerja sebagai stabiliser untuk emulsi, constituent of ointment, lotion,
dll. Hawkins dan O'Neill melaporkan bahwa granuloma akan muncul setelah
diinjeksi dengan agar. Menurut Gerber dkk, agar dan juga karagenan melindungi
embrio ayam melawan infeksi yang disebabkan virus influense B dan mump-virus.
Agar juga dimanfaatkan dalam dunia Kedokteran Gigi. Dalam pratikum di
laboratorium agar dimanfaatkan secara optimal untuk beberapa penelitian. Agar
juga dimanfaatkan dalam dunia tehnologi pangan dan industri.
2. Agarose
Penggunaan agarose dalam Immunologi adalah yang sangat menarik sekali.
Agarose gel telah membuktikan lebih banyak digunakan daripada agar gel yang
tidak terfraksionasi, karena kandungan sulfat yang rendah dan sebab memberikan
gel yang jernih. Guiseley melaporkan tentang viscometric determination dari
agarose. Ahli Virologi dan Bakteriologi memerlukan produk agar dengan titik didih
yang rendah.
3. Karagenan
Karagenan adalah ekstrak yang tidak berubah dari karagenofit. Carrageenate
adalah garam tertentu dari asam karagenik. Karagenan adalah hidrokoloid yang
mengandung sulfat tinggi. Karagenan sering kali digunakan dalam industri farmasi
sebagai pengemulsi (sebagai contoh dalam emulsi minyak hati), sebagai larutan
granulation dan pengikat (sebagai contoh tablet, elexier, sirup, dll). Karagenan
digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabiliser, suspensi dan pelarut.
Produk kosmetik yang sering menggunakan adalah salep, kream, lotion, pasta gigi,
tonic rambut, stabilizer sabun, minyak pelindung sinar matahari, dll. Selain itu ada
beberapa kemungkinan dari aplikasi karagenan dalam industri teknologi pangan
dan telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan masalah
ini. Selain tehnik ynag berkualitas, karagenan itu juga digunakan dalam industri
kulit, kertas, tekstil, dll.
17. 17
4. Klorofil
Klorofil dibentuk melalui proses fotosintesis di dalam tanaman disimpan
pada bagian daun tanaman. Klorofil kaya akan sumber mineral alami, vitamin,
protein, elemen dan mikro-nutrien. Semua zat-zat tersebut penting untuk menjaga
kesehatan, terutama menyeimbangkan kandungan asam dan basa di dalam tubuh.
Membersihkan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara sangat alami dan
tanpa efek samping. Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam
basa dalam tubuh yang memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia guna
memaksimalkan kondisi tubuh yang sehat dan prima, mengandung banyak serat.
memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan darah untuk meningkatkan
kadar oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia.
5. Energi Alternatif
Keberadaan rumput laut sebagai sumber alternatif energi merupakan hal baru
yang harus didukung dan dikembangkan. Rumput laut sebagai biodisel dinilai lebih
kompetitif dibandingkan komoditas lainnya. Dimana, 1 ha lahan rumput laut dapat
menghasilkan 58.700 liter (30% minyak) pertahunnya atau jauh lebih besar
dibandingkan jagung (172 liter/tahun) dan kelapa sawit (5.900 liter/tahun). Selain
itu, rumput laut juga tidak dihadapkan pada masalah baru pada saat didorong
sebagai sumber energi karena rumput laut tidak dikonsumsi setiap hari, dan
budidayanya tidak memerlukan waktu yang lama.
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rumput Laut
Dalam pertumbuhan rumput laut di dalam laut dipengaruhi oleh faktor fisik maupun
kimiawi yang ada di lautan, beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya:
1. Arus
Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal massa air.
Arus merupakan salah satu faktor terpenting dalam mempengaruhi kesuburan laut.
Arus dapat membawa nutrisi dari suatu perairan ke perairan lainnya. Adanya arus
di lautan sangat penting dalam membawa unsur hara atau nutrisi dari satu perairan
ke perairan lainnya. Oleh karena itu arus merupakan faktor terpenting dalam
mempengaruhi kesuburan daerah suatu perairan laut. Kecepatan arus di suatu
perairan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi dan mengontrol pertumbuhan
rumput laut. Selain dapat menyediakan nutrien bagi rumput laut, arus juga dapat
mengontrol peningkatan suhu.
18. 18
2. Temperatur
Suhu di lautan merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan
organisme laut. Besar suhu air laut berkisar antara -2 sampai 40oC. Temperatur
mempunyai pengaruh yang besar pada makhluk hidup yaitu pada proses pertukaran
zat. Temperatur merupakan faktor penting dalam lingkungan perairan, karena suhu
mempunyai pengaruh universal dan sering menjadi faktor pembatas dalam suatu
pertumbuhan. Perubahan temperatur yang ekstrim akan mengakibatkan kematian
bagi rumput laut, terganggunya tahap-tahap reproduksi dan terhambatnya
pertumbuhan. Selain itu, Kenaikan temperatur yang tinggi mengakibatkan thallus
rumput laut menjadi pucat kekuning-kuningan yang menjadikan rumput laut tidak
dapat tumbuh dengan.
3. Salinitas
Salinitas merupakan nilai total garam-garam terlarut di laut. Nilai rata-rata salinitas
perairan laut rata-rata sebesar 35 ppt dan stabil ketika berada di perairan laut
terbuka. Salinitas berperan penting dalam kehidupan makroalgae. Salinitas yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan gangguan pada proses
fisiologis. Adanya fluktuasi salinitas mempengaruhi dalam pertumbuhan, stabilitas
dan bentuk rumput laut. Salinitas juga mempengaruhi penyebaran makroalga di
lautan. Rumput laut yang hidup didaerah intertidal memiliki kisaran toleransi yang
tinggi terhadap salinitas antara 10-100 ppt, sementara itu pada daerah subtidal
dapat hidup pada kisaran salinitas sebesar18-52 ppt.
4. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan
di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari
kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang
dibutuhkan untuk kehidupannya.
2.6 Budidaya Rumput Laut
Kebutuhan rumput laut semakin meningkat maka cara terbaik untuk tidak selalu
menggantungkan persediaan dari sumberdaya alam berbasiskan karbon adalah dengan
melakukan budidaya. Produksi terbesar rumput laut di Indonesia hampir seluruhnya
didukung oleh kegiatan budidaya.
19. 19
Keunggulan budidaya rumput laut antara lain adalah banyak menyerap tenaga kerja.
Aktivitas ekonomi seperti bertani, bertambak, menangkap ikan yang awalnya merupakan
mata pencaharian utama telah bergeser menjadi pekerjaan sampingan.
Secara umum, budidaya rumput laut Indonesia masih dilakukan dengan cara
tradisional, bersifat sederhana dan belum banyak mendapat input teknologi dari luar.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut adalah: pemilihan
lokasi yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Hal
ini diperlukan karena ada perlakuan yang berbeda untuk tiap jenis rumput laut, yang
kedua pemillihan atau seleksi bibit, penyediaan bibit, dan cara pembibitan yang tepat,
metode budidaya yang tepat, pemeliharaan selama musim tanam, dan metode panen dan
perlakuan pascapanen yang benar.
Menurut Indriani dan Suminarsih (1999), tahapan budidaya rumput laut di perairan
pantai terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Pemilihan lokasi
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan adalah: perairan cukup tenang,
terlindung dari pengaruh angina dan ombak, tersediannya sediaan rumput laut alami
setempat, kedalaman tidak boleh kuran dari dua kaki (sekitar 60 cm) pada saat surut
terendah dan tidak lebih dari tujuh kaki (sekitar 210 cm) pada saat pasang tertinggi.
Selain itu, juga harus didukung dasar perairan sedikit (tipe dan sifat substrat) yang
digunakan, dasar perairan sedikit berlumpur atau berpasir, perairan subur atau
kurang subur (plankton banyak atau sedikit). Factor lain yang perlu diperhatikan
adalah kualitas air, akses tenaga kerja, perizinan, dan sebagainya.
b. Melakukan uji penanaman
Setelah melakukan pemilihan lokasi perlu dilakukan uji penanaman untuk
mengetahui apakah daerah tersebut memberikan pertumbuhan yang baik atau tidak.
Pengujian dilakukan dengan metode tali dan metode jaring. Pada metode tali
digunakan tali monofilamen atau polyethilen yang diikatkan pada dua tiang pancang
yang dipasang dengan jarak sekitar 12m. Sedangkan pada metode jaring dapat
digunakan jaring monofilament atau polyethile dengan ukuran 5mx2,5m yang
diikatkan pada tiang pancang.
c. Menyiapkan areal budidaya
Persiapan lahan/areal budidaya sebagai berikut:
- Bersihkan dasar perairan lokasi budidaya dari rumput-rumput liar dan tanaman
penganggu lainnya.
20. 20
- Bersihkan lokasi dari karang, batu, bintang laut, bulu babu, maupun hewan
predator lainnya.
- Menyiapkan tempat penampungan benih,
d. Memilih metode budidaya yang akan digunakan
Membudidayakan rumput laut dilapangan (field culture) dapat dilakukan dengan
tiga macam metode berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan, yakni
metode dasar, metode lepas dasar, dan metode apung.
- Metode dasar (bottom method) adalah metode pembudidayaan rumput laut
menggunakan benih bibit tertentu, yang telah diikat, kemudian ditebarkan ke
dasar perairan, atau sebelum ditebarkan benih diikat dengan batu karang.
- Metode lepas dasar (off bottom method) dilakukan dengan mengikatkan benih
rumput laut (yang diikat dengan tali raffia) pada rentangan tali nilon atau jaring
di atas dasar perairan dengan menggunakan pancang-pancang kayu
- Metode apung (foating method) merupakan rekayasa bentuk dari metode lepas
dasar. Pada metode ini tidak lagi digunakan kayu pancang, tetapu diganti dengan
pelampung.
e. Penyediaan bibit
Bibit dikumpulkan dari pembibitan langsung, dilakukan dengan beberapa metode
pengumpulan benih, yaitu:
- Metode penyebaran secara spontan: potongan-potongan (fragmen
tetrasporotphyte) diletakkan pada jaring-jaring benih dan dapat pula diletakkan
pada potongan-potongan batu didalam tangki pengumpul yang telah diisi air laut.
Setelah itu dibiarkan hingga tetraspora menyebar secara spontan.
- Metode kering: tetrasporotphyte dikeringkan dibawah sinar matahari selama tiga
jam, kemudian ditempatkan dalam tangki seperti metode penyebaran secara
spontan. Prosedur berikutnya sama dengan metode penyebaran secara spontan.
- Metode kejutan osmotic: : tetrasporotphyte direndam didalam air laut
berkonsentrasi 1,030g/cm3 selama 25 menit, kemudian direndam didalam air laur
berkonsentrasi normal sambil diaduk dan akhirnya suspensi spora dapat
diperoleh.
f. Penanaman bibit
Bibit yang akan ditanam adalah talus yang masih muda dan berasal dari ujung talus
tersebut. Saat yang baik untuk penebaran maupun penanaman benih adalah pada saat
cuaca teduh dan yang paling baik adalah pagi hari atau sore hari menjelang malam.
21. 21
g. Perawatan selama pemeliharaan
Seminggu setelah penanaman, bibit yang ditanam harus diperiksa dan dipelihara
dengan baik melalui pengawasan yang teratur dan kontinu. Pengawasan ini sebagai
upaya untuk melakukan penggantian bibit atau membersihkan dari kotoran atau
hama yang mungkin muncul. Bila kondisi perairan kurang baik, seperti ombak yang
keras, angina, serta suasana peraian yang banyak dipengaruhi kondisi musim, perlu
pengawasan 2-3 hari sekali
h. Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan bila rumput laut telah mencapai bobot tertentu, yakni
sekitar empat kali bobot awal (waktu pemeliharaan 1,5-4 bulan). Cepat tidaknya
pemanenan tergantung metode dan perawatan yang dilakukan setelah bibit ditanam.
i. Pengeringan hasil panen
Penanganan pascapanen, termasuk pengeringan yang tepat sangat perlu, mengingat
pengaruh langsungya terhadap mutu dan harga penjualan dipasar.
Selain di perairan laut, budidaya rumput laut bisa di lahan tambak. Budidaya rumput
laut di tambak merupakan salah satu cara pemanfaatan lahan untuk memenihi permintaan
rumput laut yang semakin meningkat, terutama untuk rumput laut jenis Gracilaria sp.
Budidaya rumput laut di tambak memilliki banyak keunggulan daripada di perairan laut.
Keuntungan itu antara lain: tanaman rumput laut sedikit terlindungi dari pengaruh
lingkungan yag kurang sesuai, serta memungkinkan untuk dilakukan pemupukan,
termasuk mengontrol kualitas air, khususnya salinitas. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam budidaya rumput laut di lahan tambak adalah:
a. Pemilihan lokasi
Lokasi budidaya rumput laut dilahan tambak harus memenuhi beberapa syarat,
diantaranya:
- Gelombang dalam tambak (akibat pengaruh angina) tidak terlalu besar
- Area lahan pertambakan sebaiknya landau
- Pasang surut yang baik berkisar antara 1,5-2.5m
- Dekat dengan irigasi air tawar yang berguna untuk mengatur salinitas
- Kualitas air yang dibutuhkan dengan salinitas berkisar antara 12-30/ mil, dengan
kadar ideal 20-25/mil, suhu berkisar 180 C-300C , pH berkisar 6-9 dengan kisaran
optimum 6,8-8,2; oksigen berkisar 3-8mg/L. Selain itu air tidak membawa dan
mengandung lumpur
22. 22
- Dekat dengan rumah penduduk (untuk akses tenaga kerja)
- Aksesibilitas jalan untuk transportasi dan kebutuhan lainnya.
b. Sistem distribusi air
Sistem distribusi yang baik sangat diperlukan untuk dapat mengatur kualitas air,
khususnya melalui penggantian air yang teratur dan berulang-ulang.
c. Konstruksi tambak
Konstruksi tambak yang dibangun harus dapat menjawab kebutuhan untuk kegiatan
budidaya yang dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan terkait konstruksi tambak
adalah bentuk tambak, pematang, pintu air, dan juga saluran air.
d. Persiapan penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, tanah dasar terlebih dahulu dinaikkan ke pematan.
Setelah kering, tanah kemudian dimasukkan lagi. Untuk mempercepat pertumbuhan
gracilaria sp. , tanah dapat dipupuk dengan pupuk urea 3kg/ha, atau 1-2 ton pupuk
kandang/ha. Sedangkan untuk bibit yang digunakan dapat diperoleh dari usaha
budidaya.
e. Penanaman bibit
Penanaman bibit menggunakan broadcast method, dimana bibit ditebar diseluruh
dibagian tambak. Bibit yang ditebar adalah bagian talus yang masih muda, yang
diperoleh dengan jalan membuang bagian-bagian pangkalnya. Sedangkan untuk
bagian ujungnya dapat ditebar ke dalam tambak, karena bibit yang berasal dari
bagian ujung lebih baik daripada bagian pangkalnya.
f. Perawatan selama pemeliharaan
Perawatan pada budidaya rumput laut di tambak hampir sama dengan budidaya di
laut. Hal yang perlu diperhatikan kondisi air, hama dan gulma yang menyerang
seperti lumut dari jenis enteromorpha in limnea glabra muller yang biasanya
menyerang dengan membelit rumput laut, sehingga memperlambat pertumbuhan.
g. Pemanenan
Rumput laut dapat dipanen bila usia pemeliharaan sudah mencapai 45-60 hari
(sekitar 2 bulan) dengan bobot biasanya berkisar 500-600 g. pemanenan juga dapat
dilakukan setiap tujuh hari sekali setelah panen pertama. Untuk penanganan
pascapanen hampir sama dengan yang telah dijelaskan pada budidaya rumput laut di
perairan pantai atau laut
23. 23
2.7 Khasiat dan Kandungan Rumput Laut
Kandungan Rumput Laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum,
mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium,
strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya),
asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A,
D, C, D E, dan K. Karena kandungan gizinya yang tinggi, maka mampu meningkatkan
sistem kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf.
Rumput Laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah
buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya. Oleh karena itu kami menggunakan
Rumput Laut sebagai bahan dasar dalam pembuatan mie. Karena kandungan gizinya
yang tinggi, maka mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf.
Kandungan klorofil Rumput Laut bersifat antikarsinogenik, kandungan serat, selenium
dan seng yang tinggi pada Rumput Laut dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level
estrogen yang terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya kanker, sehingga konsumsi
Rumput Laut memperkecil resiko kanker bahkan mengobatinya.
Mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga
Rumput Laut sangat tepat. Selain itu juga kaya akan kandungan serat yang dapat
mencegah kanker usus besar, melancarkan pencernaan .
Sebagai Bahan obat-obatan (anticoagulant) kaya akan kandungan serat yang dapat
mencegah kanker usus besar, melancarkan pencernaan, meningkatkan kadar air dalam
feses antibiotics, antihehmethes, antihipertensi, agent, pengurang cholesterol, dan
insektisida. Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki sistem kerja jantung
dan peredaran darah, serta sistem pencernaan.
Obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam,
rematik, kandungan protein dari Rumput Laut penting untuk membentuk jaringan baru
pada kulit. Sehingga Mencegah penuaan dini. bahkan dipercaya dapat meningkatkan
daya seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit
gondok. Selain itu juga baik untuk diet, mengurangi resiko obesitas, serat pada Rumput
Laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga
akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama.
Salah satu unsur yang terkandung dalam Rumput Laut ialah kalsium, diketahui
kandungan kalsium pada Rumput Laut mencapai 10 kali lebih tinggi ketimbang susu.
Karenanya, Rumput Laut dimanfaatkan sebagai obat anti-osteoporosis.
24. 24
Dari sekian banyak unsur yang terkandung di dalam Rumput Laut, unsur terbanyak
ialah karbohidrat. Uniknya, karbohidrat pada Rumput Laut terdiri dari senyawa gumi,
yakni senyawa polimer polisakarida yang berbentuk serat. Oleh karena itu tidak heran
apabila Rumput Laut mengandung banyak serat. Serat tersebut sifatnya dietary fiber,
yakni serat dengan kandungan karbohidrat hanya sedikit yang dapat diserap tubuh.
25. 25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemanfaatan Rumput Laut
Rumput laut merupakan salah satu biota laut yang terdapat diseluruh perairan laut
dunia. Terdapat banyak sekali jenis dari rumput laut. Di Negara-negara Asia ada
beberapa jenis rumput laut yang bisa dimakan seperti wakame, arame, hijiki, nori dan
kombu. Kelima jenis rumput laut ini biasanya digunakan sebagai bahan tambahan
masakan. Selain sebagai bahan makanan, rumput laut digunakan juga sebagai pembuatan
obat. Rumput laut mengandung beragam nutrisi yang bisa bermanfaat untuk kesehatan
tubuh manusia. Berikut beberapa manfaat rumput laut:
a. Vitamin K
Rumput laut merupakan sumber vitamin K, nutrisi yang larut dalam lemak. Vitamin
K berkomunikasi dengan trombosit, yaitu jenis sel yang membentuk pembekuan
darah. Ketika mulai mengembangkan cedera, vitamin K akan membantu mengirim
sinyal kimia yang memberitahu trombosit untuk mengumpulkan dan membentuk
gumpalan darah, sehingga tubuh dapat menghentikan aliran darah pada luka.
Beberapa jenis rumput laut dapat membantu untuk mencapai rekomendasi asupan
harian vitamin K yaitu 90 mikrogram untuk wanita atau 120 untuk laki-laki. 1 porsi
rumput laut yang sarat dengan kalsium lebih dari manfaat brokoli dan hampir sama
seperti protein pada kacang-kacangan.
b. Kalsium
Menambahkan rumput laut dalam makanan, akan membantu meningkatkan asupan
mineral penting kalsium. Sebagian besar kalsium tubuh berguna untuk menjaga
tulang dan gigi yang kuat. Kalsium membentuk bagian dari hidroksiapatit, jaringan
mineral yang terdiri dari sebagian besar tulang. Kalsium juga membantu otot-otot
dab membantu komunikasi sel dan berkontribusi terhadap fungsi sistem saraf.
c. Zat Besi
Beberapa jenis rumput laut, mengandung zat besi. Zat besi membantu
tubuh menghasilkan energi yang diperlukan untuk bahan bakar sebagai aktivitas
sehari-hari dan juga membantu menyehatkan sistem peredaran darah, dengan
meningkatkan aliran darah. Kadar zat besi rendah dapat menyebabkan anemia
26. 26
defisiensi besi, suatu kondisi yang ditandai oleh tingkat energi menurun, kulit pucat
dan sesak napas. Memasukkan rumput laut ke dalam diet makanan sehari-hari dapat
membantu tubuh mencapai 8 miligram zat besi yang dibutuhkan setiap hari untuk
pria, atau 18 miligram untuk wanita. Nutrisi lainnya dalam rumput laut termasuk
vitamin B-12 dan vitamin A.
d. Asam Lemak Omega 3
Tubuh manusia membutuhkan lemak yang sehat sebagai bagian dari diet seimbang.
Rumput laut menyediakan lemak sehat yang disebut asam lemak omega-3. The Dr.
Oz Show situs mencatat bahwa selembar rumput laut nori berisi sejumlah sama asam
lemak omega 3. Jenis lemak akan membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL
yang sehat, sambil menurunkan kadar kolesterol LDL yang berbahaya. Asam lemak
Omega-3 juga membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
e. Pupuk
Rumput laut dapat digunakan sebagai pupuk tumbuhan didaratan. Masyarakat petani
didekat pentai telah mengumpulkan laut selama berabad-abad. Sebelum munculnya
pupuk berbasis kimia, rumput laut telah menyediakan komunitas ini dengan pasokan
tersedia pupuk. Dikalangan pertanian pupuk rumput laut dilihat sebagai alternative
organik untuk masyarakat pesisir, perkembangan teknologi saat ini telah melihat
rumput laut dieksrasi kedalam pupuk kimia untuk penyimpanan lebih mudah.
f. Pencegahan Pengroposan Tulang
Kalsium yang dihasilkan dari rumput laut dengan kandungannya yang lima kali
lebih besar dibandingkan susu. Bagi perempuan yang diusia lanjut, mengkonsumsi
rumput laut untuk mencegah terjadinya gejala penyakit osteoporosis.
g. Pencegahan Kanker
Kandungan vitamin C dapat mengandung antioksidan yang mencegah gejala kanker,
selain itu dapat untuk merawat kecantikan kulit.
h. Menurunkan Berat Badan
Banyak yang menggunakan rumput laut sebagai diet sehat. Rumput laut
mengandung serat alami yang baik untuk mengontrol berat badan seperti juga
pada manfaat apel dan manfaat pear. Mengkonsumsinya dengan teratur akan
memberikan efek diet sehat yang menyehatkan tubuh.
27. 27
i. Dapat Mengurangi Gejala Penyakit Hipertensi
Penggunaan garam ternyata dapat diganti dengan butiran-butiran ekstrak rumput
laut. Konsumsi garam yang dikurangi akan menjadikan tekanan lebih stabil sebagai
terapi bagi penderita gejala penyakit hipertensi.
j. Kesehatan Pencernaan
Rumput laut memiliki manfaat sebagai efek pencahar ringan dan cukup berguna
dalam menjaga pencernaan yang sehat. Mereka membantu dalam merangsang
pelepasan enzim pencernaan, mendukung penyerapan nutrisi, dan memfasilitasi
metabolisme lemak. Penelitian telah menunjukkan bahwa polisakarida memberi efek
prebiotik pada usus, yang membantu dalam fungsi normal dari bakteri perut yang
menguntungkan dan melindungi dinding lambung terhadap bakteri berbahaya.
k. Mencegah Diabetes
Fucoxanthin, senyawa yang hadir dalam ganggang coklat telah terbukti efektif
dalam mengerahkan efek anti-diabetes. Seiring dengan hal ini, penyerapan
trigliserida rumput laut Laminaria japonica, juga dikenal sebagai kombu, telah dipuji
karena efeknya pada diabetes. Seperti yang dinyatakan oleh penelitian, efek anti-
diabetes dapat dikaitkan dengan kehadiran asam alginat dalam kombu rumput laut.
l. Mencegah Terjadinya Penurunan Kecerdasan
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi defisiensi
iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan kecerdasan seseorang.
m. Mencegah Terjadinya Penuaan Dini dan Menjaga Kesehatan dan Kehalusan Kulit
Kandungan vitamin, mineral, asam amino dan enzym dalam rumput laut sangat
potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan
kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja sama dalam memelihara
kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk
jaringan baru pada kulit
3.2 Pengembangan Rumput Laut
Rumput laut merupakan makro algae yang termasuk dalam divisi Thallophyta, yaitu
tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka tubuh yang terdiri dari batang/thalus dan
tidak memiliki daun seperti akar. Jenis rumput laut banyak terdapat di perairan Indonesia
adalah Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargasum dan Tubrinaria.
Dari beragam jenis rumput laut tersebut, yang dibudidayakan, dikembangkan dan
diperdagangkan secara luas di Indonesia adalah jenis Karaginofit (eucheuma spinosium,
28. 28
eucheuma edule, eucheuma serra, eucheuma cottonii, dan eucheuma spp), agarofit
(gracilaria spp, gelidium spp, dan gelidiella spp) serta alginofit (sargassum spp,
laminaria spp, ascophyllum spp dan macrocystis spp), yang merupakan bahan baku
berbagai industri karena keragina (tepug rumput laut), agar-agar dan alginate.
Rumput laut Indonesia dikenal dengan kualitasnya yang baik dan banyak diminati
oleh industri karena mengandung sumber keraginan, agar-agar dan alginate yang cukup
tinggi dan cocok digunakan sebagai bahan baku industi makanan, pelembut rasa,
pencegahan kristalisasi es krim dan obat-obatan.
Bila dimanfaatkan secara bijak dengan biaya yang relative murah, peluang usaha kecil
pun bisa tercipta dengan salah satu sumber daya laut yang dapat dikelola yaitu rumput
laut. Kekayaan alam hayati yang dipercaya kaya akan vitamin dan mineral ini bisa diolah
menjadi berbagai jenis makanan.
Cendol, manisan, pudding merupakan tiga jenis makanan yang sangat potensial untuk
dikembangkan dalam industry makanan berskala mikro. Rumput laut yang umumnya
dipakai sebagai bahan baku adalah Euchemuma cotonii yang telah dikeringkan.
Cara pembuatan cendol adalah rumput laut yang telah dipotong disiran dnegan air
hangat, kurang lebih 15menit. Apabila ingin warna hijau dapat dicampur dengan pasta
pandan, tetapi bila warna putih tidak perlu diberikan campuran seperti itu. Setelah
ditiriskan dicampurkan dengan gula merah.
Cara pembuatan manisan, rumput laut yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam
larutan gula dengan perbandingan 1:1, direndam selama 5-10 menit setelah itu tiriskan.
Sedangkan dalam pembuatan pudding, rumput laut yang telah direbus dnegan air dan
susu cair. Banyaknya susu kira-kira satu kaleng untuk 1kg rumput laut basah atau sesuai
dengan selera. Agar lebih nikmat dapat ditambahkan sedikit gula, vanilli dan garam.
Setelah mendidih, segera diangkat dan dituang dalam cetakan.
Selain itu rumput laut dapat dikembangkan lagi menjadi permen jelly dengan cara
mencuci dan merendam rumput laut eucheuma cottonii, setelah itu rumput laut
dihaluskan dan dimasak bersama air sampai larut kemudian ditambahkan glukosa cair,
sukrosa, pasta/pewarna, dan natrium benzoat, aduk terus sampai mengental. Setelah itu
dicetak dan didinginkan selama 1 jam, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari
atau pengeringan mekanis suhu 60oC
29. 29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumput laut merupakan merupakan salah satu tumbuhan yang masuk ke dalam divisi
Thallophyta (tumbuhan berthallus) yaitu suatu tumbuhan yang akar, batang dan daun
yang merupakan bentuk dari batang (thallus). Rumput laut dapat diklasifikasikan
menjadi 3 divisi berdasarkan kandungan pigmennya yang digunakan dalam proses
fotosintesis, yaitu: Chlorophyta (hijau), Phaeophyta (cokelat) dan Rhodophyta (merah).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut adalah: pemilihan
lokasi yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Hal
ini diperlukan karena ada perlakuan yang berbeda untuk tiap jenis rumput laut, yang
kedua pemillihan atau seleksi bibit, penyediaan bibit, dan cara pembibitan yang tepat,
metode budidaya yang tepat, pemeliharaan selama musim tanam, dan metode panen dan
perlakuan pascapanen yang benar.
Rumput laut digunakan juga sebagai pembuatan obat. Rumput laut mengandung
beragam nutrisi yang bisa bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Kandungan
Rumput Laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan,
calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium,
barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat,
asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan
K. Rumput laut juga dapat dikembangkan menjadi mie, cendol, pudding dan permen
jelly dan masih banyak lagi. Selain dibidang makanan rumput laut dibidang kesehatan
juga terus berkembang.
4.2 Saran
Perlu dikembangkan lagi usaha budidaya rumput laut mengingat ketersediaan lahan
masih luas dengan memperhatikan daya dukung lingkungan perairan. Perlu adanya
peraturan pemerintah agar tidak menimbulkan konflik diantara pembudidaya rumput laut
dan masyarakat umum. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.
30. 30
Daftar Pustaka
Iqbal, Ali. 2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Jakarta: Erlangga
Indriani, H. & Suminarsih, E. 1999. Budidaya, pengolahan, dan pemasaran rumput laut.
Penebar Swadaya. Cetakan ke-6. Jakarta.
Anggadiredja, J.T., Zatnika, A., Purwoto, H., & Istini, S. 2008. Rumput laut, pembudidayaan,
pengolahan, dan pemasaran komoditas perikanan potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hambali, E., Suryani, A., dan Wadli. 2004. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut. Penebar
Swadaya. Jakarta