Dokumen ini membahas implementasi kebijakan manajemen diklat sebagai pembentuk aparatur yang profesional. Dokumen menjelaskan tentang center of excellence, komponen-komponennya, model TQM Baldridge, konteks kebijakan diklat di Jawa Barat, dan peran SDM dalam merealisasikan visi organisasi. Dokumen ini memberikan pandangan bahwa diklat harus dikelola secara sistemik untuk menjamin mutu SDM pemerintah.
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
Implementasi Kebijakan Diklat Sebagai Pembentuk Aparatur yang Profesional
1. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MANAJEMEN DIKLAT SEBAGAI PEMBENTUK APARATUR YANG PROFESIONAL NoorsyamsaDjumara & Tri Widodo W. Utomo DisampaikandalamLokakaryaPenyusunan Grand Design BadanDiklat Daerah ProvinsiJawa Barat SebagaiPusatUnggulan (Center of Excellence) DenganStrategiDiferensiasi Lembang, 12 April 2011 Pusat KMK LAN-RI
2. ApaituCenter of Excellence? Ivanovich (Dictionary of Human Resources and Personnel Management, 2003): organization which is being successful and having world wide reputation. Encarta, 2000: a place where the highest standards of achievement are aimed for in a particular sphere of activity. OrganisasidikatakanmenjadiCenter of Excellence, jika: Memilikikinerjatinggidalammelaksanakantugasnya; Mampumenghasilkanjasaygbermutubagiparapelanggan; Selalufokuskpdpenggunalayananannyadanmemperbaikikinerjanyasecaraterusmenerus; Secarakonsistenmenerapkanstandardisasidansistempenjaminanmutudenganmenekansemaksimalmungkinkesalahanataupenyimpangan; Diakuisecaraluassbgorganisasiyghandalolehparapenggunalayanandanorganisasipenyediajasasejenislainnya.
3. 7 KomponenCenter of Excellence Kepemimpinan; Strategic planning; Student, stakeholder, market focus; Measurement, knowledge management, analysis; Workforce focus; Process management; Results orientation. Sumber:Baldrige National Quality Program: Education, Criteria for Excellence Performance, 2008
5. Kontekske-Jabar-an Jabar Cyber Province 2012 (integrasisisteminformasi; efektivitastatakelola & pelayanan prima; pertumbuhanbisnisbaruberbasisindustrikreatif; quantum learning & e-society). Fenomenamasihadanya gap kinerja: IPM saatini 70,93 (data 2007), sedang target 2025 sebesar 82,82 (RPJPD Jabar 2005-2025); Tahun 2006, jumlahsiswaputussekolahmasihcukuptinggi: SD 21.219 orang, SMP 93.875 orang, SMA & SMK 4.264 orang; Tahun 2025, proyeksi jumlah angkatan kerja mencapai 21,5 jutajiwadenganjumlahpendudukbekerjasebanyak 19 jutajiwa & pencari kerja sebanyak 2,5 juta jiwa tantangan berat bidang pendidikan, perumahan, lapangan kerja, dll.
7. Cascading Visi Strategi KonvergensiVisiBadanDiklat, RB dan RPJP menjadi modal awaldalammenentukanstrategimewujudkanBadanDiklatsbgCenter of Excellence. Perluanalisislebihcermat: AnalisisLingkunganStrategis. AnalisisSumberDayaAparatur. AnalisisSejarahOrganisasi. Analisisorganisasitsbperludilanjutkandenganopsi-opsistrategis (strategic option) dalammencapaivisi + misi. Atasdasarstrategic options tsb, kemudiandilakukanpemodelan & pelaksanaandesainorganisasi.
8. Grand Design dlmKonteksPerubahanOrganisasi Sumber: HarisFaozan, MenujuPerubahanKeorganisasianDalamRangkaMewujudkanKeberhasilanReformasidiJajaranInstansiPemerintah, 2011.
9. Diklat & Pemb. Administrasi Negara Sumber: Shih-Hsien Chang, “Enhancing the Quality of a Public Administration Training Plan through Knowledge Management”, dalam United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN-DESA) and International Association of Schools and Institutes of Administration (IASIA), Excellence and Leadership In The Public Sector: The Role of Education and Training,.
15. Peran SDM dlmMenjabarkanVisi & MembangunKinerja MANAGING PUBLIC POLICY ORGANISASI PEME- RINTAHAN NEGARA VISI PRESIDEN / WAPRES PNS (PUSAT DAN DAERAH) FUNGSIONAL DAN STAFF VISI NEGARA PUBLIC POLICY FORMULATION K I N E R J A PUBLIC SERVICE DELIVERY MANA- JEMEN PEME- RINTAHAN NEGARA PROSES POLITIK PROSES ADMINISTRASI SDM / ESELON