Studi ini meneliti pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai berdasarkan hasil survei terhadap 40 responden. Korelasinya kuat dengan koefisien korelasi 0,786 dan koefisien determinasi 61,7%.
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Antologi
1. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
Dewi Nur Ilahi – Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Departemen Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
1
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penulis :
Dewi Nur Ilahi
Ade Rukmana
Elin Rosalin
Departemen Administrasi Pendidikan – Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas
Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Kinerja
Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat”.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut pengembangan
karir dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pengembangan
karir terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode
angket tertutup. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai (non
widyaiswara) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
sebanyak 69 orang, dan untuk sampel berjumlah 40 orang. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus Weight Means Score (WMS),
gambaran umum variabel X (Pengembangan Karir) berada pada kategori
sangat baik dengan skor rata-rata 3,25. Sementara gambaran umum variabel Y
(Kinerja Pegawai) berada pada kategori sangat baik, dengan skor rata-rata 3,64.
Korelasi variabel X dan Y memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,786 yang ada pada kategori kuat
dan signifikan, dengan koefisien determinasi sebesar 61,7%, serta hasil analisis
regresi yaitu Ŷ = 17,865+ 0,785X yang bersifat signifikan dan linier.
Kesimpulan penelitian menyatakan pengembagan karir signifikan terhadap
kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa
Barat.
Kata Kunci : Pengembangan karir, kinerja pegawai
2. Abstract
This research was titled "The Influence Of Career Development for Employee
Performance in Education and Training Agency of West Java Province". The
problems discussed in this study concern on the career development on
employee performance in Education and Training Agency of West Java
Province. The research was conducted in Education and Training Agency of
West Java Province. This research aims to obtain the actual description about
the influence of career development to the Employee Performance in Education
and Training Agency of West Java Province. This research uses descriptive
quantitative approach. The data was collected by questionnaire covered. The
population in this research were the employees (non-trainers) in Education
and Training Agency of West Java Province as many as 69 people, and the
total sample of the research were 40 people. Based on the calculations using
the formula of Weight Means Score (WMS), an overview of the variables X
(Career Development) is in a very good category with an average score of
3.25. While an overview of variable Y (Employee Performance )is in the very
well category, with an average score of 3.64. Correlation of variables X and Y
have a significant relationship. It can be seen from the correlation coefficient
is 0.786 which is in a strong category and significant, with a coefficient of
determination of 61.7%, and the results of the regression analysis is Ŷ =
17,865+ 0,785X that are both significant and linear. The conclusion this
research shows that the career development significantly influence satisfaction
of employee performance in Education and Training Agency of West Java
Province.
Keywords : Career development, employee performance
Di era globalisasi sekarang ini,
teknologi dan ilmu pengetahuan sangat
berpengaruh pada pola kehidupan manusia
untuk secara terus menerus
mengembangkan diri. Upaya
pengembangan diri setiap individu dalam
sebuah organisasi merupakan hal penting
yang perlu diperhatikan seperti
meningkatkan kompetensi pegawai sesuai
dengan standar kompetensinya. Upaya
pengembangan diri dianggap penting
karena setiap organisasi atau instansi
dalam melaksanakan program selalu
diarahkan untuk mencapai tujuannya.
Salah satu faktor yang menjadi pendukung
dalam mencapai kelancaran tujuan suatu
organisasi atau instansi adalah
mengidentifikasi dan mengukur kinerja
pegawainya. Suatu organisasi dapat
dikatakan baik dan efektif apabila mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seiring dengan perkembangannya, semua
organisasi dituntut untuk dapat bersaing
memberikan pelayanan yang maksimal,
tidak terkecuali organisasi pemerintah.
Dalam rangka mewujudkan sistem
pemerintahan yang bersih dan berwibawa
(good governance) serta mewujudkan
pelayanan publik yang baik dan berkualitas
tentunya perlu didukung adanya Sumber
Daya Manusia (SDM) aparatur khususnya
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
profesional, bertanggungjawab, adil, jujur
dan kompeten dalam bidangnya. Dengan
kata lain, PNS dalam menjalankan tugas
tentunya harus berdasarkan pada
profesionalisme dan kompetensi sesuai
kualifikasi bidang ilmu yang dimilikinya
sehingga dapat terwujud kinerja yang baik
dan pegawai lebih efektif dalam
menjalankan tugasnya. Semua ini
bertujuan agar organisasi memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas dan
sekaligus memiliki daya saing yang tinggi,
3. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
Dewi Nur Ilahi – Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Departemen Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
3
sehingga menghasilkan kualitas pelayanan
masyarakat yang sesuai dengan apa yang
diharapan oleh masyarakat. Kinerja
pegawai dan kinerja organisasi memiliki
keterkaitan yang sangat erat, tercapainya
tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
yang digerakan atau dijalankan pegawai
yang berperan aktif sebagai pelaku dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
Berkaitan dengan kinerja PNS khususnya
untuk daerah Provinsi Jawa Barat
pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
Daerah Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Kinerja dan Disiplin Kerja Pegawai.
Peraturan tersebut bertujuan untuk
mewujudkan profesionalisme, kompetensi,
akuntabilitas, kinerja dan kedisiplinan dari
pegawai. Seperti yang tercantum dalam
Pasal 8 menyebutkan bahwa dalam
mencapai target kinerja pegawai
diperlukannya standar kerja pegawai.
Standar kerja pegawai dibagi menjadi 6
(enam) bagian, yaitu : a. standar prosedur
operasional adalah standar yang dibakukan
untuk menjadi pedoman dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
perangkat Daerah. b. standar sarana kerja
adalah standar yang ditetapkan untuk
menjadi pedoman dalam pemberian
fasilitas kerja kepada Pegawai sesuai
jabatan dan kebutuhan kerja. c. standar
biaya kerja adalah standar biaya yang
ditetapkan untuk pelaksanaan suatu
kegiatan. d. standar waktu kerja adalah
standar waktu yang ditetapkan untuk
penyelesaian suatu kegiatan. e. standar
pegawai adalah standar kompetensi, latar
belakang pendidikan, keahlian, dan
pengalaman Pegawai yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas tertentu. f.
standar teknis lain yang dibutuhkan adalah
standar teknis yang ditetapkan oleh
masing-masing organisasi perangkat
daerah berkaitan dengan keahlian Pegawai
yang dibutuhkan untuk menangani tugas
teknis tertentu.
Proses membangun profesionalisme
sebagai upaya meningkatkan kinerja
pegawai membutuhkan waktu yang cukup
panjang, salah satunya adalah dengan
pengembangan karir. Pengembangan karir
sangat erat kaitannya dengan kinerja
pegawai. Setiap individu menginginkan
karirnya meningkat karena karir seseorang
juga berpengaruh pada penghasilan.
Pegawai akan menghasilkan kinerja yang
lebih baik dan lebih giat lagi dalam bekerja
karena ingin mencapai suatu tujuan yaitu
pengembangan karier. Seperti yang
dinyatakan oleh Kusnadi (Syafitri, 2010:
42) yaitu ‘Karyawan akan menghasilkan
kinerja yang baik apabila mereka memiliki
motivasi pribadi yang tinggi, setia motif
ditandai dengan keinginan yang kuat untuk
mencapai jenis target tertentu seperti
pengembangan karir.’ Pada awal tahun
2014 telah ditetapkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang berisi menuntut
Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk lebih
kreatif dan aktif dalam melakukan
pekerjaan. Tidak saja dinilai kedisiplinan
dan tanggungjawab, namun juga menilai
prestasi kerja pegawai. Semua diukur
dengan penilaian kinerja, termasuk sistem
pengembangan karier PNS yang tercantum
dalam Pasal 68 ayat 1 menyebutkan bahwa
“Pengembangan karier PNS dilakukan
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan
penilaian kinerja.” Hal ini menjadi tuntutan
sebagai pembenahan diri dari masing -
masing individu agar bisa bersaing dengan
pegawai lain dan konsistensi diri tetap
terjaga, maka setiap individu
menginginkan karirnya meningkat karena
karir seseorang juga berpengaruh pada
penghasilan. Langkah yang ditempuh agar
mampu bersaing yaitu pegawai dituntut
mempunyai skil, knowledge, ability,
(keterampikan, pengetahuan, kemampuan)
4. yang tinggi agar dapat menjadi sumber
daya manusia yang mampu bersaing,
mampu memenuhi kebutuhan organisasi
dan bersaing diluar organisasi tempat
mereka bekerja secara nasional maupun
internasional.
Pengembangan Karier
Dalam Undang-undang Aparatur Sipil
Negara No 5 tahun 2014 Pasal 69
berkenaan dengan pengambangan karier
terdapat enam hal yang perlu diperhatikan
sebagaimana tercantum yakni :
1. Kualifikasi:
2. Kompetensi:
3. Kinerja;
4. Kebutuhan organisasi;
5. Mempertimbangkan Integritas;
Kompetensi yang dimaksud di atas
dijelaskan dalam ayat selanjutnya yakni
ayat 3 pasal 69 berupa kompetensi teknis
(pendidikan, diklat teknis dan
pengalaman), kompetensi manajerial
(tingkat pendidikan, diklat struktural dan
pengalaman) dan kompetensi sosiokultural
tentunya kompetensi terakhir ini sangat
berkaitan dengan kemampuan pegawai
dalam memahami kondisi masyarakat yang
dilayani. Dengan adanya peraturan
mengenai pengembangan karier tersebut
membuktikan bahwa pemerintah
menanggapi serius mengenai
pengembangan karier pegawai agar dapat
menjadi aparatur yang berkompetensi.
Menurut Veithzal Rivai (2006: 290)
“Pengembangan karier adalah proses
peningkatan kemampuan kerja individu
yang dicapai dalam rangka mencapai karier
yang diinginkan.”
Menurut simamora (1995: 231) bentuk
pengembangan karier yang dapat diperoleh
pegawai ialah : “pembinaan dari pimpinan,
pendidikan dan pelatihan, rotasi kerja,
promosi dan mutasi.”
Kinerja Pegawai
Dalam konteks pengembangan sumber
daya manusia kinerja seorang pegawai
dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan
untuk mencapai prestasi kerja bagi
pegawai itu sendiri dan juga untuk
keberhasilan organisasi. Rivai dan Basri
(2006: 14) mengemukakan bahwa ‘Kinerja
adalah kesediaan seseorang atau kelompok
orang untuk melakukan sesuatu kegiatan
dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawab dengan hasil seperti yang
diharapkan’. Sejalan dengan pendapat
Mangkunegara (2011: 67) yaitu : ‘Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya’. Menurut Malayu S.P
Hasibuan (2005: 94), pengertian kinerja
adalah : “Suatu hasil kerja yang dicapai
seorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya didasarkan
atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan, serta waktu”. Kinerja dapat
diketahui dan diukur jika individu atau
sekelompok pegawai telah mempunyai
kriteria atau standar keberhasilan / tolok
ukur yang ditetapkan. Hal ini menjadi
suatu perbandingan bagi seorang pegawai,
karena dengan terpenuhinya tolak ukur
yang ditetapkan melalui proses yang
terencana maka pegawai tersebut bisa
dikatakan memiliki kinerja yang baik.
Indikator kinerja (performance indicators)
adalah kriteria yang digunakan untuk
menilai keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-
ukuran tertentu. Ada beberapa pengukuran
kinerja pegawai, menurut Gomes (2003 :
134) mengemukakan, sebagai berikut : 1.
Quantity of work : Jumlah kerja yang
dilakukan dalam suatu periode waktu yang
ditentukan. 2. Quality of work : kualitas
kerja yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Job
Knowledge : Luasnya pengetahuan
mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4. Creativeness : Keaslian gagasan-
gagasan yang dimunculkan dari tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang timbul. 5. Cooperation :
kesediaan untuk bekerja sama dengan
5. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
Dewi Nur Ilahi – Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Departemen Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
5
orang lain (sesama anggota organisasi). 6.
Dependability : Kesadaran dan dapat
dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7.
Initiative : Semangat untuk melaksanakan
tugas-tugas baru dan dalam memperbesar
tanggung jawabnya. 8. Personal Qualities :
Menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramah-tamahan, dan integritas pribadi.
METODE
Suatu objek penelitian sangat berperan
penting guna memberikan sumber data
bagi peneliti, tentunya objek tersebut
disesuaikan dengan masalah yang akan
diteliti dan ditetapkan pada suatu lokasi
penelitian, sehingga lokasi penelitian
sangat diperlukan dalam penelitian ini.
Adapun lokasi yang menjadi tempat
penelitian yang dilakukan oleh penulis
yaitu Badan Pendididkan dan Pelatihan
Daerah Provinsi Jawa Barat (Badiklatda)
yang beralamat di Jalan Windu No. 26
Bandung. Adapun populasi yang dipilih
dalam penelitian ini adalah pegawai non
widyaiswara berjumlah 69 orang. Dalam
Penelitian ini metode yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian
ini teknik sampel yang digunakan adalah
teknik Probability Sampling, sesuai dengan
yang digunakan oleh Sugiyono (2011:120),
bahwa:
Teknik Probability Sampling yaitu
teknik pengambilan sample yang
memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk
menjadi anggota sample, dan cara
pengambilan sampling dengan cara
Simple Random Sampling.
Rumus yang akan digunakan dalam
menentukan besarnya sample yang akan
dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
rumus yang diungkapkan Taro Yamane
(dalam Riduwan, 2013:65), berdasarkan
perhitungan dihasilkan sampel penelitian
sebanyak 44 orang. Berdasarkan variabel
yang diteliti, penelitian ini menggunakan
kuisioner (angket) dengan penilaiannya
menggunakan skala Likert dengan kriteria
skor : 4 (Sering), 3 (Kadang-kadang), 2
(Jarang), dan 1 (Tidak Pernah).
Sebelum instrumen disebar kepada
responden, peneliti memandang perlu
melakukan uji coba terlebih dahulu
terhadap instrumen yang telah disusun
yaitu dengan melakukan uji validitas dan
uji reliabilitas. Adapun pengujian validitas
instrumen dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson
Product Moment, sedangkan untuk
menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan
metode Alpha.
Adapun langkat – langkah pengolahan data
dalam penelitian ini dimulai dari selesksi
data, menghitung kecenderungan umum
skor responden dari masing-masing
variabel dengan menggunakan rumus
Weighted Means Score (WMS), mengubah
skor mentah menjadi skor baku untuk setiap
variabel, uji normalitas data yang digunakan
untuk mengetahui dan menentukan apakah
pengolahan data menggunakan analisis data
parametrik atau non parametrik dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat (x²),
menguji hipotesis penelitian dengan tahapan
analisis korelasi, uji koefisien determinasi, uji
signifikansi dan analisis regresi dengan
menggunakan SPSS 17.0 for Windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian didapatkan dari
pengolahan angket yang telah diisi oleh
responden. Berdasarkan hasil penyebaran
kuisioner, diketahui bahwa angket yang
6. terkumpul sebanyak 40 dan semua dapat
diolah. Berdasarkan hasil perhitungan
(Weighted Means Scored) WMS,
menunjukan bahwa hasil kecenderungan
rata-rata variabel X (Pengembangan
Karier) untuk seluruh item sebesar 3.25.
hal ini menunjukkan pengembangan karir
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat termasuk dalam
kategori Sangat Baik. Ini terlihat dari lima
indikator, dimana indikator pembinaan
dari pemimpin termasuk kedalam kategori
Sangat Baik (3,39), indikator pendidikan
dan pelatihan termasuk kedalam kategori
Sangat Baik (3,25), indikator promosi
termasuk kedalam kategori Sangat Baik
(3,08), indikator rotasi termasuk kedalam
kategori Sangat Baik (3,16), indikator
mutasi termasuk kedalam kategori Sangat
Baik (3,38). Sedangkan untuk variabel Y
(Kinerja Pegawai) berdasarkan hasil
perhitungan (Weighted Means Scored)
WMS, menunjukan bahwa hasil
kecenderungan umum sebesar 3.64. Hal ini
menunjukkan bahwa, kinerja pegawai di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat termasuk ke dalam
kategori Sangat Baik. Indikator Quantity
of work (Kuantitas Kerja) termasuk
kedalam kategori Sangat Baik (3,74),
indikator Quality of work (Kualitas Kerja)
termasuk kedalam kategori Sangat Baik
(3,68), indikator Creativeness (Kreatifitas)
termasuk kedalam kategori Sangat Baik
(3,76), indikator Knowlwdge of job
(Pengetahuan tentang pekerjaan) termasuk
dalam kategori Sangat Baik (3,84),
indikator Cooperation (Kerjasama)
termasuk dalam kategori Sangat Baik
(3,08), indikator Dependability (kesadaran)
termasuk dalam kategori Sangat Baik
(3,75). Selanjutnya dilakukan uji
normalitas data. Pada proses uji normalitas
ini, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS versi 17.00 for Windows,
berdasarkan hasil perhitungan diketahui
bahwa variabel X (pengembangan karier)
dan variabel Y (kinerja pegawai)
berdistribusi normal.
Selanjutnya adalah tahap pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan analisis koefisien korelasi, Analisis
koefisien korelasi dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Teknik korelasi dalam penelitan ini
menggunakan bantuan program SPSS
versi 17.00 for Windows. Adapun hasil
perhitungan uji korelasi yaitu Nilai korelasi
variabel X dan Y yaitu sebesar 0,785,
berarti Pengembangan Karir memiliki
korelasi atau hubungan yang kuat dengan
Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Kemudian dilakukan uji signifikansi,
Untuk menguji signifikansi hasil koefisien
korelasi, maka dilakukan uji signifikansi
yang dihitung dengan menggunakan rumus
uji t, Dalam perhitungannya, uji t
dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 17.00 for Windows. Adapun hasil
perhitungannya diketahui bahwa thitung
adalah sebesar 7,823, adapun nilai ttabel
adalah sebesar 1,686 dengan derajat
kebebasa (dk) = n – 2. Dengan demikian,
hal tersebut menunjukkan bahwa thitung >
ttabel, maka Pengembangan Karir signifikan
terhadap Kinerja Pegawai di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat. Selanjutnya dilakukan uji
determinasi, Koefisien determinasi,
besarnya merupakan kuadrat dari koefisien
korelasi. Koefisien determinasi
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel X terhadap
variabel Y. Adapun perhitungan dari uji
koefisien determinasi sebesar 61,7%.
Artinya disiplin kerja (variabel X)
memberikan pengaruh terhadap kinerja
guru produktif (variabel Y) sebesar 61,7%,
sementara sisanya sebesar 38,3%
dipengaruhi oleh faktor lain seperti
kepemimpinan, manajemen sarana dan
prasarana dan lain-lain.
Terakhir adalah uji regresi, Uji regresi
digunakan untuk meramalkan atau
memprediksi seberapa besar perubahan
yang terjadi pada variabel Y (variabel
dependen) jika variabel X (variabel
7. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
Dewi Nur Ilahi – Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Departemen Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
7
independen) diubah. Dalam melakukan uji
atau analisis regresi dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan bantuan program
SPSS versi 17.0 for Windows. Berdasarkan
hasil perhitungan nilai konstanta (a)
sebesar 17,865 dan beta yaitu 0,785, serta
harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7,823 dan tingkat
signifikansi 0,000. Adapun persamaan
yang diperoleh dari hasil perhitungan
diatas, yaitu:
𝒀̂ = 17,865 + 0,785X
Artinya apabila variabel X (Pengembangan
Karir) tidak ada atau mempunyai nilai 0,
maka variabel Y (Kinerja Pegawai) akan
tetap mempunyai nilai sebesar 17.865. Dan
apabila terjadi peningkatan variabel X
(Pengembangan Karir), maka akan diikuti
oleh peningkatan nilai variabel Y (Kinerja
Pegawai) sebesar 0,785. Pembahasan
dalam penelitian ini merupakan suatu
kajian terhadap hasil temuan yang
berhubungan dengan jawaban terhadap
pertanyaan penelitian yang telah
dinyatakan pada rumusan masalah.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
telah dibahas sebelumnya, bahwa hipotesis
yang diajukan oleh peneliti adalah
“Pengembangan karir berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai di
Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian,
hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
Artinya bahwa penelitian ini mampu
menjawab kebenaran hipotesis penelitian
yang diajukan.
KESIMPULAN
Secara garis besar penelitian ini telah
menjawab seluruh masalah yang telah
dirumuskan pada rumusan masalah serta
telah menguji kebenaran hipotesis
penelitian ini. Berdasarkan hasil temuan-
temuan dan pembahasan hasil penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Pegawai di Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat”, penulis dapat mengemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengembangan karir termasuk kedalam
kategori sangat baik. Artinya,
pemimpin mengarahkan pegawai dalam
menyelesaikan tugas sehingga lebih
efektif dan efisien, hal ini terlihat dari
pimpinan secara rutin memberikan
motivasi kepada pegawai untuk segera
menyelesaikan tugas dan berdisiplin.
Lembaga mengadakan pendidikan dan
pelatihan bagi pegawai serta pegawai
mengikuti pendidikan dan pelatihan
sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan,
dan sikap. Lembaga memberikan
kesempatan kepada pegawai untuk
mengembangkan diri, hal ini terlihat
dari lembaga yang memberikan
kesempatan pegawai untuk
meningkatkan kinerja sehingga
pegawai dapat dengan mudah
mendapatkan promosi. Selain itu,
lembaga secara rutin mengadakan rotasi
dan mutasi untuk menghindari
kejenuhan pegawai serta bertujuan
agar pegawai dapat menguasai dan
mendalami pekerjaan lain di bidang
yang berbeda pada suatu organisasi.
2) Kinerja pegawai termasuk kedalam
kategori Sangat Baik. Artinya,
Pegawai di BADIKLATDA Jabar
memiliki kinerja yang sangat baik dari
segi kuantitas kerja, kualitas kerja,
kreativitas, pengetahuan tentang
pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya, mampu
bekerjasama dengan sesama pegawai.
8. 3) Pengembangan karir memiliki korelasi
atau hubungan yang kuat. Sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain diluar
faktor yang peneliti teliti. Dari hasil
pengujian hipotesis, dapat disimpulkan
bahwa pengajuan hipotesis yang
peneliti ajukan dapat diterima.
Artinya, pengembangan karir
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai di
BADIKLATDA Jabar.
Adapun rekomendasi dari penelitian
ini adalah :
1. Rekomendasi terhadap
Pengembangan Karir Pegawai yaitu
Pimpinan memiliki jadwal
berkonsultasi dengan pegawai
sehingga pegawai lebih terarah
dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Karena dengan diadakannya jadwal
berkonsultasi akan berpengaruh
pada hasil yang dikerjakan pegawai.
Pada saat pegawai dimutasi ke
instansi lain, diharapkan tidak
mengalami kesulitan pada saat
berada di lingkungan kerja yang
baru agar bisa tetap fokus kepada
tanggung jawab pekerjaan sehingga
tujuan dari organisasi cepat
tercapai. Menempatkan pegawai
sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan kemampuan
pegawai. Serta promosi yang
dilakukan lembaga tidak dilihat dari
lamanya pegawai bekerja akan
tetapi dilihat dari kinerja pegawai
tersebut.
2. Saran terhadap kinerja Pegawai
Pegawai hendaknya dapat mencapai
target pekerjaan yang telah
ditentukan oleh lembaga dan
senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil kerja yang telah
dicapai oleh pegawai dengan lebih
baik lagi. Pegawai hendaknya
menyadari untuk lebih kreatif dan
meningkatkan etos kerja dalam
menyelesaikan tugas – tugas agar
tidak terjadi penumpukkan
tugas/pekerjaan.
3. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan dapat mengkaji
permasalahan yang terjadi di
lapangan mengenai peran
pengembangan karir, kemudian
mencari apa yang menjadi
penghambat kinerja pegawai.
Kemudian, dapat ditemukan faktor
lain selain pengembangan karir
terhadap kinerja pegawai sehingga
penelitian yang dilakukan benar-
benar memperoleh pemecahan
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Melayu S.P. (2005). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar. A.A.A. (2005).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Pertama.
Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 20 Tahun 2012 Tentang
Kinerja Dan Disiplin Pegawai
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar
Statistika (Untuk Penelitian
Pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi, dan Bisnis). Bandung:
Alfabeta.
9. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
Dewi Nur Ilahi – Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai
di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat
Departemen Administrasi Pendidikan Vol 1 No 1 April 2015
9
Rivai, V. (2006). Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Simamora, Henry. (2001). Manajemen
Sumber Daya Manusia.. STIE
YKPN, Yogyakarta
Sugiono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
Biodata Penulis :
1. Dewi Nur Ilahi adalah mahasiswa S1 tingkat akhir Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI
2. Drs. Ade Rukmana, M.Pd adalah Pembimbing I Dosen Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI
3. Elin Rosalin, M.Pd adalah Pembimbing II Dosen Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI