SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
NAMA KELOMPOK :
1. ANINDITA PUJI ANJANI SUNARKO ( A1C 011 011 )
2. AYU NIRMALA ( A1C 011 015 )
3. BQ. IKA SUFRIAWATI AMRUS ( A1C 011 023 )
4. CITRA NOVALIA WINDINATA ( A1C 011 025 )
5. DIANISA INDIRASANI ( A1C 011 035 )
6. HARDIAN TENAS PRAKASA ( A1C 011 051 )
7. LIANA UTAMI ( A1C 011 081 )
8. LINTANG ANGGRAINI KUSUMA DEWI ( A1C 011 082 )
9. MUHAMMAD ZAINI ( A1C 011 093 )
10. MUHARRAMA AZLA ( A1C 011 095 )
11. PUTU PRIMERA PRITHA SARI ( A1C 011 117 )
12. RAHMATIA AZZINDANI ( A1C 011 123 )
13. SHOFIA FATHY EFENDY ( A1C 011 143 )
14. YUYUN ASRIATI ( A1C 011 161 )
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATARAM
2012
BAB I
MASALAH POKOK:
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KUALITAS HIDUP
Terdapat beberapa permasalahan mendasar terkait pertumbuhan penduduk dan kualitas hidup
di antaranya ialah:
1. Mampukah negara-negara dunia ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya di tengah
sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk?
2. Apa yang harus dilakukan Negara berkembang untuk mengatasi ledakan pertambahan
angkatan kerja di masa mendatang?
3. Apa implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di Negara-negara miskin untuk
meringankan penderitaan akibat kemiskinan absolut?
4. Apakah Negara berkembang mampu memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan dan
system pendidikan yang ada?
5. Seberapa jauh taraf hidup mempengaruhi kebebasan orang tua untuk menentukan jumlah
anggota keluarganya?
6. Seberapa jauh peningkatan kemakmuran Negara maju menjadi factor penghambat Negara
miskin dalam mengatasi lonjakan jumlah penduduknya?
Pertumbuhan penduduk yang
begitu pesat berdasarkan kurva
di atas disebabkan oleh
cepatnya transisi yang melanda
kecenderungan kependudukan
dunia yang semula dicirikan
oleh angka kelahiran dan
kematian yang tinggi menjadi
ke tingkat yang cukup rendah.
BAB II
KAJIAN ANGKA:
PERTUMBUHAN PENDUDUK DI MASA LAMPAU,
MASA KINI, DAN MASA MENDATANG
A. Struktur Kependudukan Dunia
Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata baik menurut wilayah geografi, tingkat
kelahiran dan kematian, maupun menurut struktur usia.
1. Sebaran Per Wilayah Geografis, pada saat ini di berbagai kawasan di dunia (angka
pertumbuhan penduduk yang terdapat di negara-negara berkembang jauh lebih tinggi),
maka diperkirakan bahwa distribusi regional (menurut wilayah geografis) penduduk di
dunia akan mengalami perubahan yang tidak dapat dihidarkan menjelang tahun 2050
mendatang.
2. Tren Tingkat Kelahiran dan Kematian, secara kuantitatif tingkat pertambahn
penduduk (rate of population increase) dihitung atas dasar persentase kenaikan relatif
dari jumlah penduduk neto pertahun yang bersumber dari pertambahan alami (natural
increase) dan migrasi internasional neto (net international migration). Perbedaan laju
pertumbuhan penduduk di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang dapat
dijelaskan bahwa tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematia (mortalitas) di negara-
negara berkembang umumnya lebih tinggi daripada negara-negara maju.
3. Struktur Usia dan Beban Ketergantungan, dimana rasio ketergantungan pemuda
yakni, perbandingan antara pemuda berusia dibawah usia 15 tahun yang tentunya belum
memiliki pendapatan sendiri, dengan orang-orang dewasa yang aktif atau produktif
secara ekonomis berusia 15 hingga 64 tahun sangat tinggi. Hal ini berarti angkatan kerja
di negara-negara berkembang harus menanggung beban hidup anak-anak mereka yang
besarnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan angkatan kerja di negara-negara
kaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin cepat laju pertambahan prnduduk,
akan semakin besar pula proporsi penduduk berusia muda yang belum produktif.
Fonomena ketergangtungan penduduk berusia muda akan menimbulkan konsep lain
yakni sebagai momentum pertumbuhan populasi/penduduk yang tersembunyi.
B. Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
Pertambahan penduduk yang terus melaju, seolah olah laju pertumbuhan penduduk
mengandung suatu daya gerak (momentum) internal yang kuat dan tersembunyi. Ada dua
alasan pokok yang melatar belakangi keberadaan daya gerak (momentum) yang tersembunyi
yaitu:
1. Tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin diturunkan hanya dalam waktu satu malam
saja. Kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan institusionalyang mempengaruhi tingkat
fasilitas yang telah ada dan bertahan selama berabad-abad tidak mudah hilang begitu saja
hanya karena himbauan-himbauan dari para pemimpin nasional.
2. Adanya momentum yang tersembunyi tersebut erat sekali kaitannya dengan struktur usia
penduduk di negara-negara berkembang. Berikut ini contoh dari jumlah penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin (piramida penduduk) di negara berkembang dan
negara maju:
Negara Berkembang Negara Maju
Oleh karena itu, hal yang terpenting dalam konsep momentum tersembunyi ini yaitu
bahwa kelengahan penurunan fertilitas yang sekecil apa pun harus dibayar sangat mahal
berupa pelipat gandaan jumlah penduduk tanpa dapat dicegah. Setiap negara berkembang
harus berupaya lebih lebih gigih dan tidak kenal menyerah sampai akhirnya tingkat populasi
yang stabil berhasil dicapai.
BAB III
TRANSISI DEMOGRAFI
Pada dasarnya, konsep ini mencoba menerangkan mengapa hampir semua negara maju telah
melewati sejarah populasi modern yang terdiri dari tiga tahapan besar.
 Pada negara maju :
1. Tahapan pertama terjadi sebelum modernisasi ekonomi, negara-negara ini mempunyai
laju pertambahan penduduk yang stabil atau sangat lambat. Penyebabnya adalah angka
kematian yang hampir sama tingginya dengan angka kelahiran.
2. Tahapan kedua berlangsung setelah modernisasi ditandai dengan berbagai bentuk
perbaikan hidup, sehingga secara perlahan-lahan usia harapan hidup (life expectancy)
penduduk di negara–negara maju meningkat dari rata–rata 40 tahun menjadi lebih dari 60
tahun. Dengan demikian angka kematian mengalami penurunan yang cukup berarti.
Tahapan kedua ini menandai awal dari suatu proses transisi demografi, yaitu masa
transisi dari keadaan stabil atau laju pertambahan penduduk yang lambat ke laju
pertambahan penduduk yang terus meningkat dengan cepat.
3. Tahapan ketiga berlangsung dengan munculnya berbagai macam dorongan dan pengaruh
yang bersumber dari upaya-upaya modernisasi dan pembangunan yang menyebabkan
menurunnya tingkat fertilitas sehingga tingkat kelahiran berhasil diturunkan cukup tajam
sampai sama rendahnya dengan tingkat kematian.
 Sedangkan pada negara berkembang:
1. Tahapan pertama diawali dengan tingkat kelahiran yang jauh lebih tinggi dari negara-
negara maju. Hal ini disebabkan adanya tradisi kaum wanita negara berkembang untuk
menikah pada usia relatif sangat muda sehingga periode reproduksi subur menjadi
panjang yang berakibat pada tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk tinggi.
2. Tahapan kedua berlangsung ditandai dengan penggunaan teknologi pelayanan kesehatan
serta pengobatan impor modern yang efektif menyebabkan turunnya tingkat kematian
secara drastis di banyak negara berkembang. Dengan tingkat kelahiran yang masih tinggi,
maka tahapan kedua dari transisi demografi negara berkembang dicirikan oleh laju
pertumbuhan penduduk mencapai lebih dari 2% per tahun.
3. Pada tahapan ketiga, pola umum negara dunia ketiga terbagi menjadi dua pola besar yang
masing-masing terjadi pada dua kelompok negara-negara berkembang yaitu:
a) Untuk kelompok pertama aneka metode modern pengendalian dan pengurangan
tingkat kematian yang dikombinasikan dengan meningkatnya taraf hidup secara
merata berhasil menurunkan tingkat kematian dan tingkat kelahiran, sehingga berhasil
menurunkan laju pertumbuhan penduduk secara cepat. Contohnya adalah negara
Korea Selata, Taiwan, Malaysia, Meksiko, Kenya, dan lain-lain.
b) Namun, beberapa negara-negara dunia ketiga masih termasuk dalam kelompok
“gagal”. Pada awalnya tingkat kematian dikelompok negara ini berhasil diturunkan,
akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya penurunan tersebut terhenti sebagai
akibat dari tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolut, rendahnya taraf hidup, dan
juga mewabahnya penyakit AIDS. Sementara itu, tingkat kelahiran tetap saja tinggi
sehingga laju pertumbuhan pun tinggi. Meskipun fertilitas menurun, tetapi masih
sangat tinggi diantara negara berkembang lainnya. Contohnya adalah negara yang
kebanyakan berlokasi di kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur-Tengah.
BAB IV
SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-
NEGARA BERKEMBANG: MODEL MALTHUS DAN MODEL RUMAH
TANGGA
A. Teori Jebakan Populasi Malthus
Sekitar 200 tahun lalu, Malthus yang merupakan seorang pendeta mengajukan sebuah
teori tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang
masih banyak dipercayai oleh para ahli sampai saat ini. Dalam bukunya “Esay on the
Principle of Population” terbitan tahun 1798 yang merumuskan sebuah konsep tentang
pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing retrurn).
Gambaran umumnya bahwa jumlah pertumbuhan populasi mengikuti deret ukur atau
penggandaan: 1,2,4,6,8,,,dst setiap 30 atau 40 tahun, kecuali jika hal tersebut direndam oleh
bencana seperti kelaparan dan bencana lainnya. Pada saat yang bersamaan,karena adanya
proses pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu faktor produksi yang jumlahnya
tetap, yaitu tanah maka persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung:
1,2,3,4,5,,,dst.
Bahkan karena lahan yang semakin sempit maka kontribusi marjinalnya semakin
terhadap total produksi pangan semakin menurun.Oleh karena pertumbuhan pengadaan
pangan tidak bisa mengimbangi pertumbuhan populasi penduduk maka pendapatan perkapita
semakin menurun sampai sedemikian rendahnya sehingga segenap populasi harus bertahan
hanya cukup untuk mengganjal perut dan itupun untuk jumlah populasi tertentu. Sehingga
untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan pembatasan jumlah kelahiran. Dengan konsep
Malthus ini dia dipandang sebagai “bapak” atau pelopor gerakan modern pengendalian
kelahiran.Dengan gagasan pola hidup pas-pasan, para ahli menyebutnya sebagai “jebakan
populasi Malthus (Malthusian population trap)”.
B. Kelemahan-Kelemahan Model Malthus
Model jebakan populasi Malthus merupakan sebuah teori sederhana dan menarik
mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Sayangnya,
model tersebut didasarkan pada sejumlah asumsi yang ternyata terlampaui simplistis dan
hipotesis yang diajukannya juga tidak terbukti secara empiris. Kita dapat melontarkan kritik
terhadap model ini atas dasar dua alasan pokok, yaitu:
1. Melupakan atau tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak kemajuan teknologi
dalam mengimbangi berbagai kekuatan negatif yang bersumber dari ledakan
pertambahan penduduk. Sejarah pertumbuhan ekonomi modern sangat diwarnai oleh
adanya kemajuan-kemajuan teknologi yang pesat dalam berbagai macam bentuk inovasi
dan penemuan-penemuan penting di bidang sosial, teknologi, dan ilmu pengetahuan.
Aspek utama dari pranata pertumubuhan modern ternyata bukan skala penghasilan yang
terus menyusut (decreasing returns to scale) seperti dikemukakan Malthus, melainkan
skala penghasilan yang terus meningkat (increasing returns to scale).
2. Kritik mendasar kedua terhadap model Malthus bertumpu pada asumsi yang
digunakannya, yaitu bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di suatu negara memiliki
hubungan langsung dengan tingkat pendapatan per kapita dari negara yang bersangkutan.
Menurut asumsi ini dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi tinggi-rendahnya
pertumbuhan penduduk bukanlah tingkat pendapatan per kapita atau tingkat pendapatan
agregat, melainkan bagaimana pendapatan tersebut didistribusikan.
C. Teori Mikro Ekonomi Fertilitas Rumah Tangga:
 Negara Maju
 Mengadopsi teori perilaku konsumen konvensional. Anak dianggap sebagai barang
konsumsi (tidak memberi keuntungan).
 Permintaan anak merupakan pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan
tersebut mengorbankan pilihan (barang) lain.
 Keinginan punya anak dipengaruhi oleh income, harga anak (biaya hidup) dan
keinginan mengkonsumsi barang lain (efek substitusi dan pendapatan).
1. Permintaan terhadap anak berhubungan positif dengan pendapatan
2. Permintaan terhadap anak berhubungan negative terhadap harga relative (biaya
pemeliharaan) anak serta preferensi untuk barang-barang lain. Secara matematis,
hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
nxtPPYfC xxcd ,...,1),,,,( 
Keterangan:
Cd = Permintaan akan anak
Y = Pendapatan RT
Pc = Harga neto anak
Px = Harga barang lain
tx = Preferensi terhadap barang lain
Dalam kondisi-kondisi yang normal (atau situasi neoklasik), dapat mengharapkan bahwa:
artinya, makin tinggi pendapatan, maka permintaan akan anak meningkat.
artinya, makin tinggi biaya pemel;iharaan anak, permintaan akan anak menurun.
artinya, makin tinggi harga barang-barang lain, permintaan akan anak meningkat.
artinya, makin tinggi preferensi untuk barang-barang lain, permintaan akan anak
menurun.
 Negara Berkembang
 Anak memberi keuntungan, sebagai barang investasi tenaga kerja (utk menggarap
lahan), atau investasi hari tua (Outflow biaya riil & Opp.Cost membesarkan anak
sampai selesai pendidikan; Inflow anak mulai bekerja sampai tak terhingga).
 Masyarakat miskin, masa tuanya sangat tergantung kepada anak, sehingga semakin
banyak anak semakin terjamin masa tuanya.
0


c
d
P
C
0


x
d
P
C
0


x
d
t
C
0


Y
Cd
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan anak di negara berkembang, yaitu:
1. Harga atau biaya opportunitas (OC) dan penghasilan keluarga ybs.
a) OC: waktu yg dihabiskan (ibu) utk mengurus anak sehingga tidak bisa melakukan
kegiatan yang produktif.
b) biaya pendidikan anak.
2. Kultur dan psikologis: keputusan memiliki (2 atau 3) anak dianggap sbg barang
konsumsi. Permintaan anak tidak responsif terhadap perubahan harga relatif.
D. Permintaan akan Anak di Negara-negara Berkembang
Tingkat permintaan terhadap anak dipengaruhi oleh “harga” atau “biaya oportunitas” dari
kepemilikan anak-anak, serta oleh tingkat penghasilan keluarga yang bersangkutan. Anak,
bagi masyarakat miskin dipadang sebagai suatu investasi ekonomi yang nantinya akan
diharapkan suatu “hasil” baik dalam bentuk tambahan tenaga kerja maupun sebagai sumber
finansial orang tua di usia lanjut.
Namun, dibanyak negara berkembang dijumpai pulaadanya faktor penentu yang berdifat
kultural dan psikologis yang sangat mempengaruhi keputusan keluarga dalam menentukan
jumlah anak, sehingga dua atau tiga anak yang pertama harus dianggap sebagai “barang
konsumsi”yang tingkat perminttaanya tidaklah begitu responsif terhadap perubahan harga
relatif.
Jadi, mekanisme penentuan jumlah anak dalam teori ekonomi fertilitas yang berlaku di
negara-negara berkembang khusus untuk anak-anak tambahan (marginal children), secara
umum di anggap sebagai suatu bentuk investasi. Dalam memutuskan perlu-tidaknya
tambahan anak, para orang tua diasumsikan akan selalu memperhitungkan untung ruginya
secara ekonomis.
E. Sejumlah Bukti Empiris
Serangkaian data statistik yang dilaksanakan di beberapa negara-negara berkembang
telah menghasilkan bulti-bukti empiris yang menunjang keberlakuan dan kesahihan teori
fertilitas. Sebagai contoh, diperoleh bukti bahwa luasnya kesempatan bagi kaum wanita
untuk bekerja diluar rumah, dan anak-anak usia sekolah (khususnya wanita) untuk menikmati
bangku sekolah dasar dan menengah ternyata sangat berkaitan erat dengan tingkat
fertilitasnya yang relatif rendah. Dengan semakin baiknya tingkat pendidikan kaum wanita,
maka mereka semakin berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam
penghasilan keuarga sehingga waktu yang khusus mereka sediakan untuk membesarkan anak
semakin terbatas, sehingga dengan sendirinya jumlah anak yang mereka inginkan semakin
sedikit.
Ada juga penelitian yang memberikan bukti-bukti akan adanya hubungan yang kuat
antara penurunan tingkat kematian bayi dengan rendahnya tingkat fertilitas. Dengan asumsi
bahwasanya keluarga-keluarga hanya menginginkan sejumlah anak, maka peningkatan
pendapatan dan meningkatnya tingkat pendidikan wanita akan mengarah kepada perbaikan
kualitas pemeliharaan anak sehingga wajar tingkat kematian bayi atau anak menurun tajam.
F. Berbagai Implikasi Bagi Pembangunan dan Fertilitas
Dampak kemajuan ekonomi sosial dalam menurunkan fertilitas di negara-negara
berkembang akan maksimal jika sebagian besar penduduk, terutama golongan penduduk
paling miskin, turut serta menikmati hasil-hasil kemajuan tersebut. Secara spesifik, tingkat
kelahiran dikalangan penduduk sangat miskin akan menurun apabila:
1. Taraf pendidikan kaum wanita meningkat sehingga peranan dan status mereka pun
menjadi lebih baik .
2. Kesempatan kerja untuk kaum wanita di sektor-sektor non pertanian meningkat, sehingga
biaya oportunitas ats waktu yang biasanya hanya mereka habiskan guna melakukan
berbagai macam fungsi tradisionalnya menjadi lebih tinggi.
3. Penghasilan keluarga meningkat bekat adanya kenaikan upah dan kesempatan kerja bagi
suami dan istri.
4. Tingkat mortalitas bayi menurun berkat peningkatan penyediaan berbagai macam
pelayanan kesehatan masyarakat semakin baiknaya gizi makanan keluarga, baik untuk
ibu maupun anak-anak.
5. Sistem jaminan dan tunjangan hari ua
6. Perluasan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan sehingga orang tua orang tus dapat
mensubtitusi keinginan untuk memiliki banyak anak dengan kualitas anak-anak tersebut.
BAB V
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI TINGGINYA TINGKAT FERTILITAS:
SEJUMLAH PENDAPAT YANG SALING BERTENTANGAN
A. Pertumbuhan Penduduk Bukan Masalah yang Sebenarnya
Ada tiga aliran yang berkeyakinan terhadap argumen ini, yaitu:
1. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain.
2. Pertumbuhan penduduk merupakan persoalan palsu yang sengaja diciptakan oleh badan-
badan atau lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan dengan tujuan menjadikan
negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada negara-negara maju.
3. Bagi kebanyakan negara dan awasan berkembang, pertumbuhan penduduk justru
merupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan.
Ada masalah lain di balik pertumbuhan penduduk, yaitu:
1. Keterbelakangan (underdevelopment), dimana program keluarga berencana atau
pengendalian tingkat kelahiran akan gagal selama keluarga-keluarga miskin tidak
mempunyai motivasi yang cukup untuk membatasi sendiri jumlah anak atau anggota
keluarganya.
2. Penyusutan Sumber Daya Alam dan Kerusakan Lingkungan, yaitu suatu kombinasi
dari meningkatnya kemakmuran, pemborosan serta kebiasaan berkonsumsi secara
berlebihan tanpa memikirkan nasib dan kepentingan orang lain yang dilakukan oleh
negara-negara kaya dan segelintir orang kaya di negara-negara miskin.
3. Penyebaran Penduduk, pemerintah seharusnya tidak menjadikan upaya penurunan laju
pertumbuhan penduduk sebagai prioritas utama, melainkan mengatasi gelombang
urbanisasi antara desa-kota dan melaksanakan transmigrasi atau pemindahan penduduk
dari wilayah yang terlalu padat ke wilayah-wilayah yang masih relative kosong namun
kaya akan sumber-sumber daya alam yang produktif.
4. Rendahnya Posisi dan Status Kaum Wanita, dimana ledakan penduduk merupakan
akibat yang alamiah dari begitu terbatasnya kesempatan ekonomi yang dimiliki kaum
wanita.
B. Pelemparan Persoalan Palsu Secara Sengaja
Yaitu suatu rekayasa negative yang dilontarkan oleh negara-negara kaya yang ingin
menghambat kemajuan pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka
mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan bagi mereka.
C. Pertumbuhan Penduduk Itu Perlu
Aliran argumentasi ketiga yang lebih konvensional megatakan bahwa pertumbuhan
penduduk itu bukanlah merupakan suatu masalah, melainkan justru merupakan unsure
penting yang akan memacu pertumbuhan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar
potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang
kemudian akan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan
skala ekonomis produksi yang menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya-biaya
produksi, dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam
jumlah yang memadai sehingga pada gilirannya akan merangsang tingkat output atau
produksi agregat yang lebih tinggi lagi.
Para ekonom populasi “revisionis” dari aliran pemikiran kontraevolusi neoklasik,
misalnya, menyatakan bahwa pasar bebas akan senantiasa mampu mengimbangi kelangkaan
yang diakibatkan oleh tekanan-tekanan populasi. Kelangkaan itu akan memacu harga dan
sekaligus melontarakan sinyal-sinyal akan perlunya pengembangan teknologi-teknologi
produksi baru yang hemat biaya. Pada akhirnya, pasar bebas dan kemurnian ide manusia
akan mampu mengatasi setiap persoalan dan kesulitan yang bersumber dari laju pertumbuhan
penduduk. Pandangan “revisionis” ini jelas berlawanan dengan argument “ortodoks”
tradisional yang menegaskan bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan
ancaman serius yang jika tidak dikoreksi secepatnya akan menghambat upaya-upaya
pembangunan ekonomi.
Pada ujung spectrum lainnya, para penganut aliran neo-Marxis di negara-negara
berkembang menegaskan bahwa masih banyak daerah pedesaan di negara-negara Dunia
Ketiga yang bahkan kekurangan penduduk, sehingga tanah dan segenap sumber daya yang
ada di daerah-daerah itu belum tergarap secara maksimal. Seandainya jumlah penduduknya
memadai, maka produksi dari daerah-daerah tersebut dapat menjadi sangat besar.
D. Pertumbuhan Penduduk Adalah Masalah yang Sebenarnya
Pihak yang mendukung perlunya pembatasan pertumbuhan jumlah penduduk karena
konsekuensi ekonomi, social, dan lingkungan yang negative biasanya didasarkan pada salah
satu dari ketiga rgumen berikut ini:
1. Argumentasi Garis Keras: Populasi aan Krisi Global merupakan versi ekstrem dari
kubu yang meyakini laju pertambahan penduduk sebagai masalah yang nyata. Menurut
argument ini langkah terpenting yang harus segera di lakukan oleh “dunia” (Negara
berkembang) adalah upaya stabilisasi populasi atau penurunan jumlah penduduk. Usaha
drastis disertai paksaan seperti program strelisasi atau peraturan formal yang
mengharuskan setiap keluarga hanya berhak beranak satu khusunya bagi Negara yang
tingkat kepadatan penduduknya sudah sampai taraf “mengerikan”.
2. Argumentasi Teoretis: Siklus Populasi–Kemiskinan dan Pentingnya
Program Keluarga Berencana merupakan argument utama dari orang-orang yang
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk secara cepat menimbulkan berbagai
konsekuensi ekonomi yang merugikan. Dengan menggunakan produksi dasar
Y=f(K,L,R,T) yakni ouput merupakan fungsi dari (ditentukan oleh) modal, tenaga kerja,
sumber daya (bhan mentah atau bahan baku) dan teknologi serta dengan asumsi bahwa
ketersedian sumber-sumber daya itu konstan atau bakumaka kita pun akan memperoleh
rumus seperti ini:
y - l = α (k - l) + t
keterangan :
y = tingkat pertumbuhan GNP
l = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
α = elastisitas output dari modal (biasanya factor ini ditemukan konstan)
t = dampak pertumbuhan teknologi
Argument ini tetap bersikeras bahwa penyediaan pelayanan-pelayanan tersebut
sangan diperlukan guna memungkinkan setiap Negara mengendalikan laju pertumbuhan
pendudknya yang berlebihan secara cepat. Argument ini yakin bahwa tanpa fasilitas-
fasilitas Keluarga Berencana upaya peredaan pertambahna penduduk akan berlangsung
jauh lebih lambat.
E. Argument Empiris: Tujuh Konsekuensi Negatif Dari Pertumbuhan Penduduk yang
Pesat
1. Pertumbuhan ekonomi, dengan adanya kenaikan jumlah penduduk yang cepat,
cenderung akan menurunkan tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita, karena
tingginya tanggungan namun dengan keterbatasan lahan serta sumber daya alam.
2. Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, dimana pertumbuhan penduduk yang cepat
cenderung berdampak negative terhadap penduduk miskin, mereka tidak mempunyai
lahan atau alat produksi sendiri. Jika ada kebijakan pemerintah dalam hal penghematan
dana untuk program kesehatan dan pendidikan, mereka akan menjadi korban utama. Jika
keluarga-keluarga miskin ini memiliki banyak anggota , maka memburuknya kemiskinan
mereka akan dibarengi dengan memburuknya ketimpangan pendapatan atau
kesejahteraan.
3. Pendidikan, keluarga yang besar dan pendapatan yang rendah mempersempit peluang
orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Distribusi anggaran juga akan
semakin kecil karena jumlah penduduk yang pesat. Sehingga pertumbuhan ekonomi
akan merosot karena kurangnya modal manusia yang berkompeten.
4. Kesehatan, angka kelahiran yang tinggi cenderung merugikan kesehatan ibu dan anak-
anaknya. Jarak kelahiran yang dekat cenderung menurunkan berat badan bayi, dan
meningkatkan tingkat kematian bayi dan anak-anak.
5. Ketersediaan bahan pangan, jika penduduk terus bertambah, maka bertambah pula
jumlah mulut yang harus disuapi. Sehingga jumlah bahan pangan yang dibutuhkan
semakin banyak dan juga menjadi sulit persediaanya untuk memenuhi kebutuhan
penduduk.
6. Lingkungan hidup, pertumbuhan penduduk yang pesat ikut memicu pengrusakan
lingkungan hidup, yang digunakan sebagai tempat tinggal maupun eksploitasi besar-
besaran untuk memeunhi kebutuhan penduduk.
7. Migrasi internasional, kelebihan tenaga kerja serta terbatasnya lapangan kerja yang
tersedia pada Negara berkembang memicu adanya migrasi internasional ke Negara-
negara maju. Dampaknya negara maju sebagai pihak yang menerima migrasi
internasional ini harus memikul biaya sosial dan ekonomi yang timbul dari migrasi ini.
BAB VI
SASARAN DAN TUJUAN: MENUJU SUATU KONSENSUS
Berikut ini merupakan proporsi atau pemikiran pokok yang merupakan komponen utama
dalam gagasan yang menjadi konsensus internasional tersebut:
1. Pertumbuhan penduduk bukan merupakan penyebab utama rendahnya taraf hidup
masyarakat, kesenjangan pendapatan, atau terbatasnya kebebasan dalam membuat pilihan
yang merupakan masalah-masalah pokok negara-negara Dunia Ketiga.
2. Persoalaan kependudukan tidak semata-mata menyangkut jumlah, akan tetapi juga meliputi
kualitas hidup dan kesejahteraan materiil.
3. Pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan
membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh.
Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, sasaran dan tujuan kebijakan yang dapat
dimasukkan ke dalam setiap pendekatan yang realistis bagi pemecahan persoalan pertumbuhan
penduduk di berbagai negara-negara berkembang, antara lain:
A. Di negara-negara atau kawasan yang jumlah penduduk, penyebaran, dan laju
pertumbuhannya dianggap sebagai masalah serius, tujuan utama dari setiap strategi untuk
membatasi pertumbuhan penduduk harus memperhitungkan variabel jumlah penduduk dan
mempertimbangkan segenap kondisi ekonomi da sosial yang melatarbelakangi terjadinya
keterbelakangan. Berbagai masalah seperti kemiskinan absolut, ketimpangan pendapatan,
pengangguran, keterbatasan kesempatan kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan,
kekurangan gizi dan minimnya fasilitas kesehatan harus mendapat prioritas utama.
B. Menciptakan keluarga-keluarga berukuran kecil melalui pembangkitan motivasi yang
menunjang pembangunan dengan melaksanakan program-program keluarga berencana
lengkap dengan penyediaan sarana teknologi dan pendidikan-penyuluhan guna
mengendalikan tingkat fertilisasi bagi mereka yang menghendaki.
C. Negara-negara maju harus membantu negara-negara berkembang dalam usahanya
menurunkan tingkat kelahiran dan kematian, tidak hanya dengan sekedar menyediakan alat-
alat kontrasepsi dan dana untuk pembukaan klinik keluarga berencana, akan tetapi dengan
cara membatasi kebiasaan menggunakan sumber daya dunia secara berlebihan; memberikan
komitmen riil untuk turut menanggulangi kemiskinan, buta huruf, wabah penyakit, dan
kekurangan gizi di negara-negara Dunia Ketiga dan yang masi tersisa di negaranya, serta
menyadari bahwa dalam setiap retorika maupun pelaksanaan hubungan-hubungan ekonomi
dan sosial internasional yang menjadi masalah utama adalah pembangunan, bukan sekedar
upaya pengendalian pertumbuhan penduduk.
A. Beberapa Pendekatan Kebijakan
Dalam rangka mengusahakan penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dunia secara
keseluruhan dalam jangka panjang, ada tiga bidang kebijakan yang secara langsung dan tidak
langsung mempunyai pengaruh penting terhadap kondisi kependudukan dunia saat ini dan
yang akan datang, kebijakan tersebut antara lain:
1. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus yang diajukan oleh pemerintahan negara
berkembang untuk mempengaruhi dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
Kebijakan-kebijakan yang diajukan pemerintah negara berkembang untuk mempengaruhi
dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk ini dilakukan antara lain untuk:
a) Mengurangi kemiskinan absolut
b) Memperkecil ketidakmerataan pendapatan
c) Memperluas kesempatan mengenyam pendidikan, terutama bagi kaum wanita
d) Meningkatkan penyediaan lapangan kerja
e) Menambah sarana dan prasarana pengobatan preventif yang modern
f) Meningkatkan jasa pelayanan kesehatan masyarakat
g) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak demi mengurangi tingkat kematian bayi
h) Menciptakan jasa pelayanan sosial secara lebih merata bagi semua lapisan penduduk
Ada lima cara pokok yang dilakukan pemerintah negara berkembang untuk
mengendalikan tingkat fertilitas antara lain adalah:
a) Mempengaruhi masyarakat agar memilih pola keluarga kecil melalui kegiatan
penerangan melalui media massa dan proses pendidikan.
b) Melancarkan program KB dengan menyediakan dukungan pelayanan kesehatan dan
alat kontrasepsi.
c) Memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi untuk mengurangi jumlah anak
per keluarga.
d) Memberlakukan peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur jumlah anak
dalam satu keluarga dengan dilengkapi sanksi-sanksi tertentu.
e) Melakukan berbagai upaya nyata untuk menaikkan status sosial dan ekonomi kaum
wanita.
2. Kebijakan umum dan khusus yang diajukan pemerintahan negara maju untuk mengurangi
konsumsi yang berlebihan atas sumber daya dunia yang terbatas serta mendorong
distribusi atas keuntungan yang lebih adil dan merata. Pemerintah negara maju dapat
membuat aturan mengenai penyederhanaan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat
negara maju atau mengendurkan peraturan keimigrasian agar warga negara miskin dan
berkembang dapat mencari kehidupan yang lebih baik di negara maju sekaligus
meringankan beban negara asalnya.
3. Kebijakan umum dan khusus dari negara maju dan badan bantuan internasional untuk
membantu negara berkembang mencapai target kebijakan kependudukan yang tengah
mereka upayakan
Kebijakan ini antara lain berupa:
a) penyediaan bantuan riset untuk mengembangkan metode dan teknologi pengendalian
kelahiran seperti pil kontrasepsi, intraurine devices (IUD) modern, dan sebagainya
b) penyediaan bantuan keuangan untuk melancarkan program KB, pengembangan
sarana pendidikan umum, dan kegiatan penelitian guna merumuskan kebijakan
kependudukan nasional yang seefektif mungkin.
B. Apa yang Bisa Dilakukan Negara-negara Maju: Sumber Daya, Populasi, dan
Lingkungan Global
Jika kita melihat masalah kependudukan dari sudut pandang lingkungan dan sumber daya
secara global, dan memang seharusnya demikian, maka kita akan semakin merasakan
pentingya pertanyaan mengenai hubungan antara jumlah, distribusi penduduk engan
pemanfaatan sumber-sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable) di negara-
negara maju dan berkembang. Masalah yang kita hadapi bukan semata-mata jumlah
penduduk saja, kita juga perlu memperhitungkan dampak-dampak yang akan muncul dari
peningkatan kemakmuran serta ketimpangan distribusi pendapatan terhadap penipisan
sumber-sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, logam-logam
dasar, dan berbagai macam bahan baku berharga lainnya yang sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi.
Di bidang energi, yang mungkin merupakan sumber daya kedua terpenting dalam suatu
masyarakat modern setelah bahan pangan. Pemakaian energi bahan bakar fosil tersebut untuk
keperluan pemakaian mobil-mobil pribadi, aneka peralatan rumah tangga, pendingin
ruangan-ruangan kantor dan rumah maupun sikat gigi listrik di negara-negara maju
merupakan sumber utama penyebaran karbondioksida ke atmosfer yang selanjutnya
mengakibatkan kebocoran lapisan ozon dan terciptanyaefek rumah kaca (greenhouse effect)
atau pemanasan global. Hal ini berarti bahwa, suplay energi yang tersedia untuk
menyuburkan ladang-ladang sempit di negara-negara berkembang menjadi semakin sedikit.
Banyak kasus pemborosan sumber daya alam berharga yang langka dan tidak dapat
diperbaharui justru di negara-negara maju yang makmur. Itu berarti setiap program yang
dirancang untuk menciptakan suatu keseimbangan yang lebih baik atas pemanfaatan sumber
daya alam dan jumlah penduduk dengan cara membatasi pertumbuhan penduduk di negara-
negara Dunia Ketiga melalui intervensi sosial dan upaya-upaya keluarga berencana, harus
melibatkan ketersediaan sumber daya alam yang selanjutnya dapat digunakan oleh negara-
negara miskin untuk menjalankan segenap upaya pembangunan ekonomi dan sosial yang
sangat mendesak, termasuk upaya-upaya untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduknya.
Di samping menyederhanakan gaya hidup dan pola konsumsi, ada satu kebijakan internal
yang positif namun tidak begitu disukai, yaitu langkah penting yang dapat ditempuh oleh
negara-negara maju dalam upayanya membantu mengurangi masalah kependudukan duni.
Kebijakan itu adalah pengenduran atau liberalisasi peraturan-peraturan keimigrasian
sehungga penduduk miskin dan kurang terdidik dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin bisa
pindah ke Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia untuk mencari kehidupan yang lebih
baik, sekaligus meringankan beban negara asalnya. Jika migrasi internasional itu
dimungkinkan,maka banyak sekali manfaat yang bisa dipetik oleh semua pihak.

More Related Content

What's hot

Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBambang Deswantoro
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifDadang Solihin
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahLutfiyah Siti
 
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Sandyarini Melati Irawan
 
Perubahan struktural
Perubahan strukturalPerubahan struktural
Perubahan strukturalifa_talita
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahRanti Pusriana
 
Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional Ahwal Dejiro
 
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomiMakalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomiWarnet Raha
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasionalJuni Effendi
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...turah11
 
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiErika N. D
 

What's hot (20)

Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatifBab II pembangunan ekonomi komparatif
Bab II pembangunan ekonomi komparatif
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Perubahan struktural
Perubahan strukturalPerubahan struktural
Perubahan struktural
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
 
Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional
 
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomiMakalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
 
PPT KEMISKINAN
PPT KEMISKINANPPT KEMISKINAN
PPT KEMISKINAN
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
 

Viewers also liked

Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanPertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanShafa Fatin
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateMaiya Maiya
 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Ch11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_INDCh11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_INDMaiya Maiya
 
Ch08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDCh08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Income statement & related information
Income statement & related informationIncome statement & related information
Income statement & related informationRahmatia Azzindani
 
Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)
Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)
Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)Nimas Putri
 
Laporan laba rugi dan laba ditahan
Laporan laba rugi dan laba ditahanLaporan laba rugi dan laba ditahan
Laporan laba rugi dan laba ditahanRahmatia Azzindani
 
Ch01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediateCh01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediateMaiya Maiya
 

Viewers also liked (20)

Ch08 penilaian persediaan 2
Ch08 penilaian persediaan 2Ch08 penilaian persediaan 2
Ch08 penilaian persediaan 2
 
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunanPertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
Pertumbuhan Penduduk terhadap pembangunan
 
Komunikasi Bisnis Bab 05
Komunikasi Bisnis Bab 05Komunikasi Bisnis Bab 05
Komunikasi Bisnis Bab 05
 
Ch10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetapCh10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetap
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - IND
 
Ch15
Ch15Ch15
Ch15
 
Ch11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_INDCh11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_IND
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Ch08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDCh08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - IND
 
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjangLiabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjang
 
Neraca dan laporan arus kas
Neraca dan laporan arus kasNeraca dan laporan arus kas
Neraca dan laporan arus kas
 
Pp laba ditahan
Pp laba ditahanPp laba ditahan
Pp laba ditahan
 
Komunikasi Bisnis Bab 04
Komunikasi Bisnis Bab 04Komunikasi Bisnis Bab 04
Komunikasi Bisnis Bab 04
 
Income statement & related information
Income statement & related informationIncome statement & related information
Income statement & related information
 
Ch11 depresiasi aset
Ch11 depresiasi asetCh11 depresiasi aset
Ch11 depresiasi aset
 
Bab02 laporan keuangan
Bab02 laporan keuanganBab02 laporan keuangan
Bab02 laporan keuangan
 
Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)
Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)
Ekonomi Teknik (Analisa IS-LM)
 
Laporan laba rugi dan laba ditahan
Laporan laba rugi dan laba ditahanLaporan laba rugi dan laba ditahan
Laporan laba rugi dan laba ditahan
 
Ch01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediateCh01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediate
 

Similar to Populasi dan pembangunan ekonomi

Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptEkonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptJumriani8
 
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Eem Masitoh
 
Tantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoTantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoYabniel Lit Jingga
 
Pembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptx
Pembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptxPembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptx
Pembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptxElisabethPanggabeanS
 
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.guest484de80
 
169620909 1-8-model-peralihan-demografi
169620909 1-8-model-peralihan-demografi169620909 1-8-model-peralihan-demografi
169620909 1-8-model-peralihan-demografihaslinda antisan
 
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomiPembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomiIra Kusuma
 
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-pendudukvena supartini
 
Studi Kependudukan
Studi KependudukanStudi Kependudukan
Studi KependudukanMAHASISWI
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhluluk404
 
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaanPenduduk, masyarakat dan kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaanDasufianti
 
Teori demografi penduduk
Teori demografi pendudukTeori demografi penduduk
Teori demografi pendudukFatonah Munsai
 
Dinamika kependudukan.pptx
Dinamika kependudukan.pptxDinamika kependudukan.pptx
Dinamika kependudukan.pptxssuserbad494
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DAAlfius Taarelluan
 
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomidhikaandiansyah
 

Similar to Populasi dan pembangunan ekonomi (20)

Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptEkonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
 
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
 
Tantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoTantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indo
 
Pembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptx
Pembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptxPembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptx
Pembangunan dan Kemiskinan_materi 9.pptx
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
 
169620909 1-8-model-peralihan-demografi
169620909 1-8-model-peralihan-demografi169620909 1-8-model-peralihan-demografi
169620909 1-8-model-peralihan-demografi
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomiPembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
 
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
 
Studi Kependudukan
Studi KependudukanStudi Kependudukan
Studi Kependudukan
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklh
 
Imf
ImfImf
Imf
 
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaanPenduduk, masyarakat dan kebudayaan
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan
 
Ekbang PLPG 2012.pdf
Ekbang PLPG 2012.pdfEkbang PLPG 2012.pdf
Ekbang PLPG 2012.pdf
 
Teori demografi penduduk
Teori demografi pendudukTeori demografi penduduk
Teori demografi penduduk
 
Dinamika kependudukan.pptx
Dinamika kependudukan.pptxDinamika kependudukan.pptx
Dinamika kependudukan.pptx
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
 
globalisasi
globalisasiglobalisasi
globalisasi
 
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
 

More from Rahmatia Azzindani

Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...Rahmatia Azzindani
 
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...Rahmatia Azzindani
 
Bab 3 & 4 sia dan laporan keuangan
Bab 3 & 4 sia dan laporan keuanganBab 3 & 4 sia dan laporan keuangan
Bab 3 & 4 sia dan laporan keuanganRahmatia Azzindani
 
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptualAkuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptualRahmatia Azzindani
 
PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)
PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)
PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)Rahmatia Azzindani
 
PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)
PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)
PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)Rahmatia Azzindani
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangRahmatia Azzindani
 

More from Rahmatia Azzindani (20)

Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
 
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
Pengaruh Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dan Penerapan...
 
Kas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bankKas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bank
 
Bab 3 & 4 sia dan laporan keuangan
Bab 3 & 4 sia dan laporan keuanganBab 3 & 4 sia dan laporan keuangan
Bab 3 & 4 sia dan laporan keuangan
 
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptualAkuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptual
 
Prilaku biaya
Prilaku biayaPrilaku biaya
Prilaku biaya
 
Metode pengumpulan biaya 1
Metode pengumpulan biaya 1Metode pengumpulan biaya 1
Metode pengumpulan biaya 1
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
Harga pokok proses
Harga pokok prosesHarga pokok proses
Harga pokok proses
 
Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrikBiaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik
 
Biaya bahan baku
Biaya bahan bakuBiaya bahan baku
Biaya bahan baku
 
Aliran biaya manufaktur
Aliran biaya manufakturAliran biaya manufaktur
Aliran biaya manufaktur
 
konsep biaya
konsep biayakonsep biaya
konsep biaya
 
PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)
PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)
PKM-K (“MASASI TELUR ASIN” Telur Asin Rasa Manis-Asam-Pedas)
 
PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)
PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)
PKM-K (Buku Bekas, Sumber Ilmu, Sumber Penghasilan)
 
Metode pengumpulan biaya 2
Metode pengumpulan biaya 2Metode pengumpulan biaya 2
Metode pengumpulan biaya 2
 
Metode pengumpulan biaya 1
Metode pengumpulan biaya 1Metode pengumpulan biaya 1
Metode pengumpulan biaya 1
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
 
Kerangka konseptual
Kerangka konseptualKerangka konseptual
Kerangka konseptual
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Populasi dan pembangunan ekonomi

  • 1. NAMA KELOMPOK : 1. ANINDITA PUJI ANJANI SUNARKO ( A1C 011 011 ) 2. AYU NIRMALA ( A1C 011 015 ) 3. BQ. IKA SUFRIAWATI AMRUS ( A1C 011 023 ) 4. CITRA NOVALIA WINDINATA ( A1C 011 025 ) 5. DIANISA INDIRASANI ( A1C 011 035 ) 6. HARDIAN TENAS PRAKASA ( A1C 011 051 ) 7. LIANA UTAMI ( A1C 011 081 ) 8. LINTANG ANGGRAINI KUSUMA DEWI ( A1C 011 082 ) 9. MUHAMMAD ZAINI ( A1C 011 093 ) 10. MUHARRAMA AZLA ( A1C 011 095 ) 11. PUTU PRIMERA PRITHA SARI ( A1C 011 117 ) 12. RAHMATIA AZZINDANI ( A1C 011 123 ) 13. SHOFIA FATHY EFENDY ( A1C 011 143 ) 14. YUYUN ASRIATI ( A1C 011 161 ) S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM 2012
  • 2. BAB I MASALAH POKOK: PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KUALITAS HIDUP Terdapat beberapa permasalahan mendasar terkait pertumbuhan penduduk dan kualitas hidup di antaranya ialah: 1. Mampukah negara-negara dunia ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya di tengah sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk? 2. Apa yang harus dilakukan Negara berkembang untuk mengatasi ledakan pertambahan angkatan kerja di masa mendatang? 3. Apa implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di Negara-negara miskin untuk meringankan penderitaan akibat kemiskinan absolut? 4. Apakah Negara berkembang mampu memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan dan system pendidikan yang ada? 5. Seberapa jauh taraf hidup mempengaruhi kebebasan orang tua untuk menentukan jumlah anggota keluarganya? 6. Seberapa jauh peningkatan kemakmuran Negara maju menjadi factor penghambat Negara miskin dalam mengatasi lonjakan jumlah penduduknya? Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat berdasarkan kurva di atas disebabkan oleh cepatnya transisi yang melanda kecenderungan kependudukan dunia yang semula dicirikan oleh angka kelahiran dan kematian yang tinggi menjadi ke tingkat yang cukup rendah.
  • 3. BAB II KAJIAN ANGKA: PERTUMBUHAN PENDUDUK DI MASA LAMPAU, MASA KINI, DAN MASA MENDATANG A. Struktur Kependudukan Dunia Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata baik menurut wilayah geografi, tingkat kelahiran dan kematian, maupun menurut struktur usia. 1. Sebaran Per Wilayah Geografis, pada saat ini di berbagai kawasan di dunia (angka pertumbuhan penduduk yang terdapat di negara-negara berkembang jauh lebih tinggi), maka diperkirakan bahwa distribusi regional (menurut wilayah geografis) penduduk di dunia akan mengalami perubahan yang tidak dapat dihidarkan menjelang tahun 2050 mendatang. 2. Tren Tingkat Kelahiran dan Kematian, secara kuantitatif tingkat pertambahn penduduk (rate of population increase) dihitung atas dasar persentase kenaikan relatif dari jumlah penduduk neto pertahun yang bersumber dari pertambahan alami (natural increase) dan migrasi internasional neto (net international migration). Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang dapat dijelaskan bahwa tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematia (mortalitas) di negara- negara berkembang umumnya lebih tinggi daripada negara-negara maju. 3. Struktur Usia dan Beban Ketergantungan, dimana rasio ketergantungan pemuda yakni, perbandingan antara pemuda berusia dibawah usia 15 tahun yang tentunya belum memiliki pendapatan sendiri, dengan orang-orang dewasa yang aktif atau produktif secara ekonomis berusia 15 hingga 64 tahun sangat tinggi. Hal ini berarti angkatan kerja di negara-negara berkembang harus menanggung beban hidup anak-anak mereka yang besarnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan angkatan kerja di negara-negara kaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin cepat laju pertambahan prnduduk, akan semakin besar pula proporsi penduduk berusia muda yang belum produktif. Fonomena ketergangtungan penduduk berusia muda akan menimbulkan konsep lain yakni sebagai momentum pertumbuhan populasi/penduduk yang tersembunyi.
  • 4. B. Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi Pertambahan penduduk yang terus melaju, seolah olah laju pertumbuhan penduduk mengandung suatu daya gerak (momentum) internal yang kuat dan tersembunyi. Ada dua alasan pokok yang melatar belakangi keberadaan daya gerak (momentum) yang tersembunyi yaitu: 1. Tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin diturunkan hanya dalam waktu satu malam saja. Kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi dan institusionalyang mempengaruhi tingkat fasilitas yang telah ada dan bertahan selama berabad-abad tidak mudah hilang begitu saja hanya karena himbauan-himbauan dari para pemimpin nasional. 2. Adanya momentum yang tersembunyi tersebut erat sekali kaitannya dengan struktur usia penduduk di negara-negara berkembang. Berikut ini contoh dari jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin (piramida penduduk) di negara berkembang dan negara maju: Negara Berkembang Negara Maju Oleh karena itu, hal yang terpenting dalam konsep momentum tersembunyi ini yaitu bahwa kelengahan penurunan fertilitas yang sekecil apa pun harus dibayar sangat mahal berupa pelipat gandaan jumlah penduduk tanpa dapat dicegah. Setiap negara berkembang harus berupaya lebih lebih gigih dan tidak kenal menyerah sampai akhirnya tingkat populasi yang stabil berhasil dicapai.
  • 5. BAB III TRANSISI DEMOGRAFI Pada dasarnya, konsep ini mencoba menerangkan mengapa hampir semua negara maju telah melewati sejarah populasi modern yang terdiri dari tiga tahapan besar.  Pada negara maju : 1. Tahapan pertama terjadi sebelum modernisasi ekonomi, negara-negara ini mempunyai laju pertambahan penduduk yang stabil atau sangat lambat. Penyebabnya adalah angka kematian yang hampir sama tingginya dengan angka kelahiran. 2. Tahapan kedua berlangsung setelah modernisasi ditandai dengan berbagai bentuk perbaikan hidup, sehingga secara perlahan-lahan usia harapan hidup (life expectancy) penduduk di negara–negara maju meningkat dari rata–rata 40 tahun menjadi lebih dari 60 tahun. Dengan demikian angka kematian mengalami penurunan yang cukup berarti. Tahapan kedua ini menandai awal dari suatu proses transisi demografi, yaitu masa transisi dari keadaan stabil atau laju pertambahan penduduk yang lambat ke laju pertambahan penduduk yang terus meningkat dengan cepat. 3. Tahapan ketiga berlangsung dengan munculnya berbagai macam dorongan dan pengaruh yang bersumber dari upaya-upaya modernisasi dan pembangunan yang menyebabkan menurunnya tingkat fertilitas sehingga tingkat kelahiran berhasil diturunkan cukup tajam sampai sama rendahnya dengan tingkat kematian.  Sedangkan pada negara berkembang: 1. Tahapan pertama diawali dengan tingkat kelahiran yang jauh lebih tinggi dari negara- negara maju. Hal ini disebabkan adanya tradisi kaum wanita negara berkembang untuk menikah pada usia relatif sangat muda sehingga periode reproduksi subur menjadi panjang yang berakibat pada tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk tinggi. 2. Tahapan kedua berlangsung ditandai dengan penggunaan teknologi pelayanan kesehatan serta pengobatan impor modern yang efektif menyebabkan turunnya tingkat kematian secara drastis di banyak negara berkembang. Dengan tingkat kelahiran yang masih tinggi, maka tahapan kedua dari transisi demografi negara berkembang dicirikan oleh laju pertumbuhan penduduk mencapai lebih dari 2% per tahun.
  • 6. 3. Pada tahapan ketiga, pola umum negara dunia ketiga terbagi menjadi dua pola besar yang masing-masing terjadi pada dua kelompok negara-negara berkembang yaitu: a) Untuk kelompok pertama aneka metode modern pengendalian dan pengurangan tingkat kematian yang dikombinasikan dengan meningkatnya taraf hidup secara merata berhasil menurunkan tingkat kematian dan tingkat kelahiran, sehingga berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk secara cepat. Contohnya adalah negara Korea Selata, Taiwan, Malaysia, Meksiko, Kenya, dan lain-lain. b) Namun, beberapa negara-negara dunia ketiga masih termasuk dalam kelompok “gagal”. Pada awalnya tingkat kematian dikelompok negara ini berhasil diturunkan, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya penurunan tersebut terhenti sebagai akibat dari tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolut, rendahnya taraf hidup, dan juga mewabahnya penyakit AIDS. Sementara itu, tingkat kelahiran tetap saja tinggi sehingga laju pertumbuhan pun tinggi. Meskipun fertilitas menurun, tetapi masih sangat tinggi diantara negara berkembang lainnya. Contohnya adalah negara yang kebanyakan berlokasi di kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur-Tengah.
  • 7. BAB IV SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA- NEGARA BERKEMBANG: MODEL MALTHUS DAN MODEL RUMAH TANGGA A. Teori Jebakan Populasi Malthus Sekitar 200 tahun lalu, Malthus yang merupakan seorang pendeta mengajukan sebuah teori tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang masih banyak dipercayai oleh para ahli sampai saat ini. Dalam bukunya “Esay on the Principle of Population” terbitan tahun 1798 yang merumuskan sebuah konsep tentang pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing retrurn). Gambaran umumnya bahwa jumlah pertumbuhan populasi mengikuti deret ukur atau penggandaan: 1,2,4,6,8,,,dst setiap 30 atau 40 tahun, kecuali jika hal tersebut direndam oleh bencana seperti kelaparan dan bencana lainnya. Pada saat yang bersamaan,karena adanya proses pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu faktor produksi yang jumlahnya tetap, yaitu tanah maka persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung: 1,2,3,4,5,,,dst. Bahkan karena lahan yang semakin sempit maka kontribusi marjinalnya semakin terhadap total produksi pangan semakin menurun.Oleh karena pertumbuhan pengadaan pangan tidak bisa mengimbangi pertumbuhan populasi penduduk maka pendapatan perkapita semakin menurun sampai sedemikian rendahnya sehingga segenap populasi harus bertahan hanya cukup untuk mengganjal perut dan itupun untuk jumlah populasi tertentu. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan pembatasan jumlah kelahiran. Dengan konsep Malthus ini dia dipandang sebagai “bapak” atau pelopor gerakan modern pengendalian kelahiran.Dengan gagasan pola hidup pas-pasan, para ahli menyebutnya sebagai “jebakan populasi Malthus (Malthusian population trap)”. B. Kelemahan-Kelemahan Model Malthus Model jebakan populasi Malthus merupakan sebuah teori sederhana dan menarik mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Sayangnya, model tersebut didasarkan pada sejumlah asumsi yang ternyata terlampaui simplistis dan
  • 8. hipotesis yang diajukannya juga tidak terbukti secara empiris. Kita dapat melontarkan kritik terhadap model ini atas dasar dua alasan pokok, yaitu: 1. Melupakan atau tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak kemajuan teknologi dalam mengimbangi berbagai kekuatan negatif yang bersumber dari ledakan pertambahan penduduk. Sejarah pertumbuhan ekonomi modern sangat diwarnai oleh adanya kemajuan-kemajuan teknologi yang pesat dalam berbagai macam bentuk inovasi dan penemuan-penemuan penting di bidang sosial, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Aspek utama dari pranata pertumubuhan modern ternyata bukan skala penghasilan yang terus menyusut (decreasing returns to scale) seperti dikemukakan Malthus, melainkan skala penghasilan yang terus meningkat (increasing returns to scale). 2. Kritik mendasar kedua terhadap model Malthus bertumpu pada asumsi yang digunakannya, yaitu bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di suatu negara memiliki hubungan langsung dengan tingkat pendapatan per kapita dari negara yang bersangkutan. Menurut asumsi ini dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi tinggi-rendahnya pertumbuhan penduduk bukanlah tingkat pendapatan per kapita atau tingkat pendapatan agregat, melainkan bagaimana pendapatan tersebut didistribusikan. C. Teori Mikro Ekonomi Fertilitas Rumah Tangga:  Negara Maju  Mengadopsi teori perilaku konsumen konvensional. Anak dianggap sebagai barang konsumsi (tidak memberi keuntungan).  Permintaan anak merupakan pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut mengorbankan pilihan (barang) lain.  Keinginan punya anak dipengaruhi oleh income, harga anak (biaya hidup) dan keinginan mengkonsumsi barang lain (efek substitusi dan pendapatan). 1. Permintaan terhadap anak berhubungan positif dengan pendapatan 2. Permintaan terhadap anak berhubungan negative terhadap harga relative (biaya pemeliharaan) anak serta preferensi untuk barang-barang lain. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: nxtPPYfC xxcd ,...,1),,,,( 
  • 9. Keterangan: Cd = Permintaan akan anak Y = Pendapatan RT Pc = Harga neto anak Px = Harga barang lain tx = Preferensi terhadap barang lain Dalam kondisi-kondisi yang normal (atau situasi neoklasik), dapat mengharapkan bahwa: artinya, makin tinggi pendapatan, maka permintaan akan anak meningkat. artinya, makin tinggi biaya pemel;iharaan anak, permintaan akan anak menurun. artinya, makin tinggi harga barang-barang lain, permintaan akan anak meningkat. artinya, makin tinggi preferensi untuk barang-barang lain, permintaan akan anak menurun.  Negara Berkembang  Anak memberi keuntungan, sebagai barang investasi tenaga kerja (utk menggarap lahan), atau investasi hari tua (Outflow biaya riil & Opp.Cost membesarkan anak sampai selesai pendidikan; Inflow anak mulai bekerja sampai tak terhingga).  Masyarakat miskin, masa tuanya sangat tergantung kepada anak, sehingga semakin banyak anak semakin terjamin masa tuanya. 0   c d P C 0   x d P C 0   x d t C 0   Y Cd
  • 10. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan anak di negara berkembang, yaitu: 1. Harga atau biaya opportunitas (OC) dan penghasilan keluarga ybs. a) OC: waktu yg dihabiskan (ibu) utk mengurus anak sehingga tidak bisa melakukan kegiatan yang produktif. b) biaya pendidikan anak. 2. Kultur dan psikologis: keputusan memiliki (2 atau 3) anak dianggap sbg barang konsumsi. Permintaan anak tidak responsif terhadap perubahan harga relatif. D. Permintaan akan Anak di Negara-negara Berkembang Tingkat permintaan terhadap anak dipengaruhi oleh “harga” atau “biaya oportunitas” dari kepemilikan anak-anak, serta oleh tingkat penghasilan keluarga yang bersangkutan. Anak, bagi masyarakat miskin dipadang sebagai suatu investasi ekonomi yang nantinya akan diharapkan suatu “hasil” baik dalam bentuk tambahan tenaga kerja maupun sebagai sumber finansial orang tua di usia lanjut. Namun, dibanyak negara berkembang dijumpai pulaadanya faktor penentu yang berdifat kultural dan psikologis yang sangat mempengaruhi keputusan keluarga dalam menentukan jumlah anak, sehingga dua atau tiga anak yang pertama harus dianggap sebagai “barang konsumsi”yang tingkat perminttaanya tidaklah begitu responsif terhadap perubahan harga relatif. Jadi, mekanisme penentuan jumlah anak dalam teori ekonomi fertilitas yang berlaku di negara-negara berkembang khusus untuk anak-anak tambahan (marginal children), secara umum di anggap sebagai suatu bentuk investasi. Dalam memutuskan perlu-tidaknya tambahan anak, para orang tua diasumsikan akan selalu memperhitungkan untung ruginya secara ekonomis. E. Sejumlah Bukti Empiris Serangkaian data statistik yang dilaksanakan di beberapa negara-negara berkembang telah menghasilkan bulti-bukti empiris yang menunjang keberlakuan dan kesahihan teori fertilitas. Sebagai contoh, diperoleh bukti bahwa luasnya kesempatan bagi kaum wanita untuk bekerja diluar rumah, dan anak-anak usia sekolah (khususnya wanita) untuk menikmati bangku sekolah dasar dan menengah ternyata sangat berkaitan erat dengan tingkat
  • 11. fertilitasnya yang relatif rendah. Dengan semakin baiknya tingkat pendidikan kaum wanita, maka mereka semakin berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam penghasilan keuarga sehingga waktu yang khusus mereka sediakan untuk membesarkan anak semakin terbatas, sehingga dengan sendirinya jumlah anak yang mereka inginkan semakin sedikit. Ada juga penelitian yang memberikan bukti-bukti akan adanya hubungan yang kuat antara penurunan tingkat kematian bayi dengan rendahnya tingkat fertilitas. Dengan asumsi bahwasanya keluarga-keluarga hanya menginginkan sejumlah anak, maka peningkatan pendapatan dan meningkatnya tingkat pendidikan wanita akan mengarah kepada perbaikan kualitas pemeliharaan anak sehingga wajar tingkat kematian bayi atau anak menurun tajam. F. Berbagai Implikasi Bagi Pembangunan dan Fertilitas Dampak kemajuan ekonomi sosial dalam menurunkan fertilitas di negara-negara berkembang akan maksimal jika sebagian besar penduduk, terutama golongan penduduk paling miskin, turut serta menikmati hasil-hasil kemajuan tersebut. Secara spesifik, tingkat kelahiran dikalangan penduduk sangat miskin akan menurun apabila: 1. Taraf pendidikan kaum wanita meningkat sehingga peranan dan status mereka pun menjadi lebih baik . 2. Kesempatan kerja untuk kaum wanita di sektor-sektor non pertanian meningkat, sehingga biaya oportunitas ats waktu yang biasanya hanya mereka habiskan guna melakukan berbagai macam fungsi tradisionalnya menjadi lebih tinggi. 3. Penghasilan keluarga meningkat bekat adanya kenaikan upah dan kesempatan kerja bagi suami dan istri. 4. Tingkat mortalitas bayi menurun berkat peningkatan penyediaan berbagai macam pelayanan kesehatan masyarakat semakin baiknaya gizi makanan keluarga, baik untuk ibu maupun anak-anak. 5. Sistem jaminan dan tunjangan hari ua 6. Perluasan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan sehingga orang tua orang tus dapat mensubtitusi keinginan untuk memiliki banyak anak dengan kualitas anak-anak tersebut.
  • 12. BAB V KONSEKUENSI-KONSEKUENSI TINGGINYA TINGKAT FERTILITAS: SEJUMLAH PENDAPAT YANG SALING BERTENTANGAN A. Pertumbuhan Penduduk Bukan Masalah yang Sebenarnya Ada tiga aliran yang berkeyakinan terhadap argumen ini, yaitu: 1. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain. 2. Pertumbuhan penduduk merupakan persoalan palsu yang sengaja diciptakan oleh badan- badan atau lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada negara-negara maju. 3. Bagi kebanyakan negara dan awasan berkembang, pertumbuhan penduduk justru merupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan. Ada masalah lain di balik pertumbuhan penduduk, yaitu: 1. Keterbelakangan (underdevelopment), dimana program keluarga berencana atau pengendalian tingkat kelahiran akan gagal selama keluarga-keluarga miskin tidak mempunyai motivasi yang cukup untuk membatasi sendiri jumlah anak atau anggota keluarganya. 2. Penyusutan Sumber Daya Alam dan Kerusakan Lingkungan, yaitu suatu kombinasi dari meningkatnya kemakmuran, pemborosan serta kebiasaan berkonsumsi secara berlebihan tanpa memikirkan nasib dan kepentingan orang lain yang dilakukan oleh negara-negara kaya dan segelintir orang kaya di negara-negara miskin. 3. Penyebaran Penduduk, pemerintah seharusnya tidak menjadikan upaya penurunan laju pertumbuhan penduduk sebagai prioritas utama, melainkan mengatasi gelombang urbanisasi antara desa-kota dan melaksanakan transmigrasi atau pemindahan penduduk dari wilayah yang terlalu padat ke wilayah-wilayah yang masih relative kosong namun kaya akan sumber-sumber daya alam yang produktif. 4. Rendahnya Posisi dan Status Kaum Wanita, dimana ledakan penduduk merupakan akibat yang alamiah dari begitu terbatasnya kesempatan ekonomi yang dimiliki kaum wanita.
  • 13. B. Pelemparan Persoalan Palsu Secara Sengaja Yaitu suatu rekayasa negative yang dilontarkan oleh negara-negara kaya yang ingin menghambat kemajuan pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan bagi mereka. C. Pertumbuhan Penduduk Itu Perlu Aliran argumentasi ketiga yang lebih konvensional megatakan bahwa pertumbuhan penduduk itu bukanlah merupakan suatu masalah, melainkan justru merupakan unsure penting yang akan memacu pertumbuhan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian akan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomis produksi yang menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya-biaya produksi, dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam jumlah yang memadai sehingga pada gilirannya akan merangsang tingkat output atau produksi agregat yang lebih tinggi lagi. Para ekonom populasi “revisionis” dari aliran pemikiran kontraevolusi neoklasik, misalnya, menyatakan bahwa pasar bebas akan senantiasa mampu mengimbangi kelangkaan yang diakibatkan oleh tekanan-tekanan populasi. Kelangkaan itu akan memacu harga dan sekaligus melontarakan sinyal-sinyal akan perlunya pengembangan teknologi-teknologi produksi baru yang hemat biaya. Pada akhirnya, pasar bebas dan kemurnian ide manusia akan mampu mengatasi setiap persoalan dan kesulitan yang bersumber dari laju pertumbuhan penduduk. Pandangan “revisionis” ini jelas berlawanan dengan argument “ortodoks” tradisional yang menegaskan bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan ancaman serius yang jika tidak dikoreksi secepatnya akan menghambat upaya-upaya pembangunan ekonomi. Pada ujung spectrum lainnya, para penganut aliran neo-Marxis di negara-negara berkembang menegaskan bahwa masih banyak daerah pedesaan di negara-negara Dunia Ketiga yang bahkan kekurangan penduduk, sehingga tanah dan segenap sumber daya yang ada di daerah-daerah itu belum tergarap secara maksimal. Seandainya jumlah penduduknya memadai, maka produksi dari daerah-daerah tersebut dapat menjadi sangat besar.
  • 14. D. Pertumbuhan Penduduk Adalah Masalah yang Sebenarnya Pihak yang mendukung perlunya pembatasan pertumbuhan jumlah penduduk karena konsekuensi ekonomi, social, dan lingkungan yang negative biasanya didasarkan pada salah satu dari ketiga rgumen berikut ini: 1. Argumentasi Garis Keras: Populasi aan Krisi Global merupakan versi ekstrem dari kubu yang meyakini laju pertambahan penduduk sebagai masalah yang nyata. Menurut argument ini langkah terpenting yang harus segera di lakukan oleh “dunia” (Negara berkembang) adalah upaya stabilisasi populasi atau penurunan jumlah penduduk. Usaha drastis disertai paksaan seperti program strelisasi atau peraturan formal yang mengharuskan setiap keluarga hanya berhak beranak satu khusunya bagi Negara yang tingkat kepadatan penduduknya sudah sampai taraf “mengerikan”. 2. Argumentasi Teoretis: Siklus Populasi–Kemiskinan dan Pentingnya Program Keluarga Berencana merupakan argument utama dari orang-orang yang berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk secara cepat menimbulkan berbagai konsekuensi ekonomi yang merugikan. Dengan menggunakan produksi dasar Y=f(K,L,R,T) yakni ouput merupakan fungsi dari (ditentukan oleh) modal, tenaga kerja, sumber daya (bhan mentah atau bahan baku) dan teknologi serta dengan asumsi bahwa ketersedian sumber-sumber daya itu konstan atau bakumaka kita pun akan memperoleh rumus seperti ini: y - l = α (k - l) + t keterangan : y = tingkat pertumbuhan GNP l = tingkat pertumbuhan angkatan kerja α = elastisitas output dari modal (biasanya factor ini ditemukan konstan) t = dampak pertumbuhan teknologi Argument ini tetap bersikeras bahwa penyediaan pelayanan-pelayanan tersebut sangan diperlukan guna memungkinkan setiap Negara mengendalikan laju pertumbuhan pendudknya yang berlebihan secara cepat. Argument ini yakin bahwa tanpa fasilitas- fasilitas Keluarga Berencana upaya peredaan pertambahna penduduk akan berlangsung jauh lebih lambat.
  • 15. E. Argument Empiris: Tujuh Konsekuensi Negatif Dari Pertumbuhan Penduduk yang Pesat 1. Pertumbuhan ekonomi, dengan adanya kenaikan jumlah penduduk yang cepat, cenderung akan menurunkan tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita, karena tingginya tanggungan namun dengan keterbatasan lahan serta sumber daya alam. 2. Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, dimana pertumbuhan penduduk yang cepat cenderung berdampak negative terhadap penduduk miskin, mereka tidak mempunyai lahan atau alat produksi sendiri. Jika ada kebijakan pemerintah dalam hal penghematan dana untuk program kesehatan dan pendidikan, mereka akan menjadi korban utama. Jika keluarga-keluarga miskin ini memiliki banyak anggota , maka memburuknya kemiskinan mereka akan dibarengi dengan memburuknya ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan. 3. Pendidikan, keluarga yang besar dan pendapatan yang rendah mempersempit peluang orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Distribusi anggaran juga akan semakin kecil karena jumlah penduduk yang pesat. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan merosot karena kurangnya modal manusia yang berkompeten. 4. Kesehatan, angka kelahiran yang tinggi cenderung merugikan kesehatan ibu dan anak- anaknya. Jarak kelahiran yang dekat cenderung menurunkan berat badan bayi, dan meningkatkan tingkat kematian bayi dan anak-anak. 5. Ketersediaan bahan pangan, jika penduduk terus bertambah, maka bertambah pula jumlah mulut yang harus disuapi. Sehingga jumlah bahan pangan yang dibutuhkan semakin banyak dan juga menjadi sulit persediaanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. 6. Lingkungan hidup, pertumbuhan penduduk yang pesat ikut memicu pengrusakan lingkungan hidup, yang digunakan sebagai tempat tinggal maupun eksploitasi besar- besaran untuk memeunhi kebutuhan penduduk. 7. Migrasi internasional, kelebihan tenaga kerja serta terbatasnya lapangan kerja yang tersedia pada Negara berkembang memicu adanya migrasi internasional ke Negara- negara maju. Dampaknya negara maju sebagai pihak yang menerima migrasi internasional ini harus memikul biaya sosial dan ekonomi yang timbul dari migrasi ini.
  • 16. BAB VI SASARAN DAN TUJUAN: MENUJU SUATU KONSENSUS Berikut ini merupakan proporsi atau pemikiran pokok yang merupakan komponen utama dalam gagasan yang menjadi konsensus internasional tersebut: 1. Pertumbuhan penduduk bukan merupakan penyebab utama rendahnya taraf hidup masyarakat, kesenjangan pendapatan, atau terbatasnya kebebasan dalam membuat pilihan yang merupakan masalah-masalah pokok negara-negara Dunia Ketiga. 2. Persoalaan kependudukan tidak semata-mata menyangkut jumlah, akan tetapi juga meliputi kualitas hidup dan kesejahteraan materiil. 3. Pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh. Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, sasaran dan tujuan kebijakan yang dapat dimasukkan ke dalam setiap pendekatan yang realistis bagi pemecahan persoalan pertumbuhan penduduk di berbagai negara-negara berkembang, antara lain: A. Di negara-negara atau kawasan yang jumlah penduduk, penyebaran, dan laju pertumbuhannya dianggap sebagai masalah serius, tujuan utama dari setiap strategi untuk membatasi pertumbuhan penduduk harus memperhitungkan variabel jumlah penduduk dan mempertimbangkan segenap kondisi ekonomi da sosial yang melatarbelakangi terjadinya keterbelakangan. Berbagai masalah seperti kemiskinan absolut, ketimpangan pendapatan, pengangguran, keterbatasan kesempatan kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan, kekurangan gizi dan minimnya fasilitas kesehatan harus mendapat prioritas utama. B. Menciptakan keluarga-keluarga berukuran kecil melalui pembangkitan motivasi yang menunjang pembangunan dengan melaksanakan program-program keluarga berencana lengkap dengan penyediaan sarana teknologi dan pendidikan-penyuluhan guna mengendalikan tingkat fertilisasi bagi mereka yang menghendaki. C. Negara-negara maju harus membantu negara-negara berkembang dalam usahanya menurunkan tingkat kelahiran dan kematian, tidak hanya dengan sekedar menyediakan alat- alat kontrasepsi dan dana untuk pembukaan klinik keluarga berencana, akan tetapi dengan cara membatasi kebiasaan menggunakan sumber daya dunia secara berlebihan; memberikan komitmen riil untuk turut menanggulangi kemiskinan, buta huruf, wabah penyakit, dan
  • 17. kekurangan gizi di negara-negara Dunia Ketiga dan yang masi tersisa di negaranya, serta menyadari bahwa dalam setiap retorika maupun pelaksanaan hubungan-hubungan ekonomi dan sosial internasional yang menjadi masalah utama adalah pembangunan, bukan sekedar upaya pengendalian pertumbuhan penduduk. A. Beberapa Pendekatan Kebijakan Dalam rangka mengusahakan penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dunia secara keseluruhan dalam jangka panjang, ada tiga bidang kebijakan yang secara langsung dan tidak langsung mempunyai pengaruh penting terhadap kondisi kependudukan dunia saat ini dan yang akan datang, kebijakan tersebut antara lain: 1. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus yang diajukan oleh pemerintahan negara berkembang untuk mempengaruhi dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Kebijakan-kebijakan yang diajukan pemerintah negara berkembang untuk mempengaruhi dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk ini dilakukan antara lain untuk: a) Mengurangi kemiskinan absolut b) Memperkecil ketidakmerataan pendapatan c) Memperluas kesempatan mengenyam pendidikan, terutama bagi kaum wanita d) Meningkatkan penyediaan lapangan kerja e) Menambah sarana dan prasarana pengobatan preventif yang modern f) Meningkatkan jasa pelayanan kesehatan masyarakat g) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak demi mengurangi tingkat kematian bayi h) Menciptakan jasa pelayanan sosial secara lebih merata bagi semua lapisan penduduk Ada lima cara pokok yang dilakukan pemerintah negara berkembang untuk mengendalikan tingkat fertilitas antara lain adalah: a) Mempengaruhi masyarakat agar memilih pola keluarga kecil melalui kegiatan penerangan melalui media massa dan proses pendidikan. b) Melancarkan program KB dengan menyediakan dukungan pelayanan kesehatan dan alat kontrasepsi. c) Memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi untuk mengurangi jumlah anak per keluarga.
  • 18. d) Memberlakukan peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur jumlah anak dalam satu keluarga dengan dilengkapi sanksi-sanksi tertentu. e) Melakukan berbagai upaya nyata untuk menaikkan status sosial dan ekonomi kaum wanita. 2. Kebijakan umum dan khusus yang diajukan pemerintahan negara maju untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan atas sumber daya dunia yang terbatas serta mendorong distribusi atas keuntungan yang lebih adil dan merata. Pemerintah negara maju dapat membuat aturan mengenai penyederhanaan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat negara maju atau mengendurkan peraturan keimigrasian agar warga negara miskin dan berkembang dapat mencari kehidupan yang lebih baik di negara maju sekaligus meringankan beban negara asalnya. 3. Kebijakan umum dan khusus dari negara maju dan badan bantuan internasional untuk membantu negara berkembang mencapai target kebijakan kependudukan yang tengah mereka upayakan Kebijakan ini antara lain berupa: a) penyediaan bantuan riset untuk mengembangkan metode dan teknologi pengendalian kelahiran seperti pil kontrasepsi, intraurine devices (IUD) modern, dan sebagainya b) penyediaan bantuan keuangan untuk melancarkan program KB, pengembangan sarana pendidikan umum, dan kegiatan penelitian guna merumuskan kebijakan kependudukan nasional yang seefektif mungkin. B. Apa yang Bisa Dilakukan Negara-negara Maju: Sumber Daya, Populasi, dan Lingkungan Global Jika kita melihat masalah kependudukan dari sudut pandang lingkungan dan sumber daya secara global, dan memang seharusnya demikian, maka kita akan semakin merasakan pentingya pertanyaan mengenai hubungan antara jumlah, distribusi penduduk engan pemanfaatan sumber-sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable) di negara- negara maju dan berkembang. Masalah yang kita hadapi bukan semata-mata jumlah penduduk saja, kita juga perlu memperhitungkan dampak-dampak yang akan muncul dari peningkatan kemakmuran serta ketimpangan distribusi pendapatan terhadap penipisan sumber-sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, logam-logam
  • 19. dasar, dan berbagai macam bahan baku berharga lainnya yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Di bidang energi, yang mungkin merupakan sumber daya kedua terpenting dalam suatu masyarakat modern setelah bahan pangan. Pemakaian energi bahan bakar fosil tersebut untuk keperluan pemakaian mobil-mobil pribadi, aneka peralatan rumah tangga, pendingin ruangan-ruangan kantor dan rumah maupun sikat gigi listrik di negara-negara maju merupakan sumber utama penyebaran karbondioksida ke atmosfer yang selanjutnya mengakibatkan kebocoran lapisan ozon dan terciptanyaefek rumah kaca (greenhouse effect) atau pemanasan global. Hal ini berarti bahwa, suplay energi yang tersedia untuk menyuburkan ladang-ladang sempit di negara-negara berkembang menjadi semakin sedikit. Banyak kasus pemborosan sumber daya alam berharga yang langka dan tidak dapat diperbaharui justru di negara-negara maju yang makmur. Itu berarti setiap program yang dirancang untuk menciptakan suatu keseimbangan yang lebih baik atas pemanfaatan sumber daya alam dan jumlah penduduk dengan cara membatasi pertumbuhan penduduk di negara- negara Dunia Ketiga melalui intervensi sosial dan upaya-upaya keluarga berencana, harus melibatkan ketersediaan sumber daya alam yang selanjutnya dapat digunakan oleh negara- negara miskin untuk menjalankan segenap upaya pembangunan ekonomi dan sosial yang sangat mendesak, termasuk upaya-upaya untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduknya. Di samping menyederhanakan gaya hidup dan pola konsumsi, ada satu kebijakan internal yang positif namun tidak begitu disukai, yaitu langkah penting yang dapat ditempuh oleh negara-negara maju dalam upayanya membantu mengurangi masalah kependudukan duni. Kebijakan itu adalah pengenduran atau liberalisasi peraturan-peraturan keimigrasian sehungga penduduk miskin dan kurang terdidik dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin bisa pindah ke Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, sekaligus meringankan beban negara asalnya. Jika migrasi internasional itu dimungkinkan,maka banyak sekali manfaat yang bisa dipetik oleh semua pihak.